• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERDA NO 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS RUMAH TANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PERDA NO 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS RUMAH TANGGA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

11

PENERAPAN PERDA NO 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

SAMPAH SEJENIS RUMAH TANGGA

Siti Nurjanah, Siti Fatimah*, Fakultas Hukum Universitas Tridharma Balikpapan

* Dosen Fakultas Hukum Universitas Tridharma Balikpapan

ABSTRAK

Dari hasil penelitian dilapangan tentang upaya yang dilakukan untuk meminimalisir pelanggaran terhadap Perda No 15 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga disimpulkan sebagai berikut a) Merevisi Perda No 13 Tahun 2015 yang sudah tidak sesuai dengan permasalahan persampahan di Kota Balikpapan ini;b) Pemerintah seharusnya lebih mengutamakan pembinaan masyarakat Kota Balikpapan dengan mengutamakan tipiring;c) Menjadikan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sebagai sumber daya yang memiliki nilai tambah;d) Melakukan pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jemis,jumlah,dan / atau sifat sampah;e) Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan lingkungan, kenyamanan , dan kebersihan;f) Pemberian dan penyediaan fasilitas pengelolaan sampah bagi setiap orang atau badan usaha yang mengelola sampah sesuai dengan pengelolaan yang di tetapkan dalam Perda.Adapun rekomendasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: a) Kepada Pemerintah daerah Kota Balikpapan lebih menekan pelaksanaan kebijakan teknis,pembinaan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan sampah: b) Kepada masyarakat agar lebih merasa bertanggung jawab akan kebersihan lingkungan di Kota Balikpapan; c) Kepada Instansi pemerintah yg berwenang lebih sering melakukan penyuluhan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah.d).Menyediakan media peningkatan kesadaran dan kepahaman akan kecenderungan kondisi lingkungan bagi setiap pihak, baik dari kalangan masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah, untuk senantiasa memelihara dan menjaga kulaitas lingkungan hidup Kota Balikpapan serta mendukung upaya pembangunan berkelanjutan.

Kata Kunci: Pengelolaan sampah, Perda, Permasalahan Sampah,sampah rumah tanggga

ABSTRACT

From the results of research in the field about the efforts made to minimize violations of Regional Regulation No. 15 of 2015 concerning Management of Household Waste and Types of Household Waste, it can be concluded as follows: a) Revising Regional Regulation No. 13 of 2015 which is no longer in accordance with the waste problem in Balikpapan City;b) The government should prioritize the development of the people of Balikpapan City by prioritizing tipiring; c) Making household waste and similar household waste a resource that has added value; d) Sorting in the form of grouping and separating waste according to the type, amount, and / or the nature of the waste; e) Waste transportation equipment must meet the requirements of safety, environmental health, comfort, and cleanliness; f) Provision and provision of waste management facilities for every person or business entity that manages waste in accordance with the management stipulated in the Regional Regulation. recommendations from results The research is as follows: a) The local government of Balikpapan City places more emphasis on the implementation of technical policies, guidance and law enforcement against waste management violations: b) For the community to feel more responsible for environmental cleanliness in the City of Balikpapan; c)To government agencies that have the authority to carry out counseling and increase community participation in the field of environment and waste management. d). Provide media to increase awareness and understanding of environmental trends for every party, both from the community, the business world and the government, to always maintain and maintain the environmental quality of the City of Balikpapan and support sustainable development efforts.

Keywords: Waste management, local regulations, waste problems, household waste

(2)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

12 PENDAHULUAN

Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ketahun menyebabkan kebutuhan akan barang pokok seperti sandang dan pangan terus meningkat.

Dampak peningkatan aktifitas manusia, lebih lanjut mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Permasalahan ini dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan fisik dan sosial masyarakat. Hal ini diakibatkan karena volume sampah yang dihasilkan tidak dibarengi dengan sistem pengelolaan sampah yang memadai.

Sampah telah menjadi masalah klasik bagi setiap negara karena berkaitan dengan kondisi lingkungan negara itu sendiri. Tidak heran bila banyak negara mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.

Di Indonesia sendiri, masalah sampah juga merupakan masalah yang tidak mudah diselesaikan. Walaupun pemerintah telah menggalakkan program bank sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang ada, namun masalah lingkungan dan sampah Indonesia masih tetap ada. Permasalahan dalam pengelolaan sampah ini juga terjadi di kota Balikpapan. Berdasarkan catatan BPS Balikpapan,jumlah penduduk kota minyak sebanyak 688.318 jiwa (sumber:

Tribunnews.com). Bahwa rata-rata dikatakan 70,31% pertambahan penduduk di Kota Balikpapan disebabkan oleh faktor migrasi dalam hal ini yaitu penduduk pendatang.

Kota Balikpapan memiliki luas wilayah sebesar 503,3 km²,dengan jumlah 6 kecamatan, dan 34 kelurahan. Sumber sampah yang terdapat di Kota Balikpapan berasal dari rumah tangga, pasar dan perusahaan. Sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah bagi kehidupan dan kesehatan lingkungan, terutama kehidupan manusia.

Apabila sampah tidak dikelola dengan baik masalah estetika dan kenyamanan yang merupakan gangguan bagi pandangan mata, selain itu sampah yang terdiri atas berbagai bahan organik dan

anorganik apabila telah terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar, merupakan sarang atau tempat berkumpulnya berbagai binatang yang dapat menjadi vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoa, kucing, anjing liar dan sebagainya. Juga merupakan sumber dari organisme patogen, sehingga akumulasi sampah merupakan sumber penyakit yang akan membahayakan kesehatan masyarakat terutama yang bertempat tinggal dekat dengan lokasi pembuangan sampah.

Berdasarkan Perda No 10 tahun 2004 yang telah mengatur tentang membuang sampah pada tempatnya,pada waktunya dan prinsip-prinsip pengelolaan telah membudaya begitu luas oleh masyarat Balikpapan. Namun, untuk meningkatkan pengelolaan sampah dari rumah tangga sampai kepada pembuangan akhir di butuhkan peraturan baru yang di harapkan mampu mengurangi banyaknya permasalahan tentang sampah di Kota Minyak ini, yaitu Perda No 13 Tahun 2015 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.

Dalam pengelolaan sampah juga tidak terlepas dari perilaku warga,terutama ibu- ibu rumah tangga yang membuang sampah justru di atas pukul 06.00 wita. Akibat tidak tertibnya atau banyaknya warga yang membuang sampah di luar jam yang telah di tentukan, maka banyak sekali tempat sampah (TPS) yang sebelumnya telah dibersihkan oleh petugas alih-alih bersih malah kembali dipenuhi sampah.

Meskipun sudah ada sanksi tipiring dan denda paling banyak Rp 50 juta atau kurungan paling lama enam bulan,tampaknya pelaksanaannya masih belum maksimal dan harus di revisi agar kota Balikpapan mampu menghadapi tuntutan sebagai kota yang layak huni, Bersih Indah Aman dan Nyaman.

Oleh karena itu, sampah telah menjadi permasalahan Kota Balikpapam sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

(3)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

13 RUMUSAN MASALAH

1. Upaya apa yang dilakukan untuk meminimalisir pelanggaran terhadap PERDA No 13 Tahun 2015 Kota Balikpapan?

2. Bagaimana penerapan sanksi untuk pelanggaran PERDA No 13 Tahun 2015 Kota Balikpapan ?

PEMBAHASAN

Upaya Yang dilakukan untuk meminimalisr pelanggaran terhadap PERDA No.13 Tahun 2015 kota Balikpapan dianalisis berdasarkan kondisi kota Balikpapan saat ini sebagai berikut:

1. Tingkat kepadatan penduduk di Balikpapan relative tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk rata-rata 1.222 jiwa/km2. Secara umum kecamatan di wilayah pusat kota yaitu Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Kota dan Kecamatan Balikpapan Tengah memiliki kepadatan 7.072 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk di tiga wilayah kecamatan ini masuk kategori tinggi (5.000-10.000 jiwa/km). Sedangkan Kecamatan Balikpapan Utara dengan luas 13.216,62 Ha atau 132,17 km2, dengan 6 Kelurahan memliki total jumlah penduduk sebesar 2.015 jiwa.(id.m.wikipedia.org).

Wilayah Kampung Timur,Kecamatan Balikpapan Utara Kelurahan Samarinda Baru termasuk wilayah yang mendapatkan pelayanan pemerintah dalam pelayanan kebersihan, namun pelayanan ini belum optimal, mengingat begitu besarnya jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tersebut, dan masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan juga banyak di jumpai rumah tangga yang tidak melakukan pengelolaan sampah, secara garis besar hal ini di duga oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat yang meliputi ketidak tahuan masyarakat, faktor kebiasaan dan sikap masyarakat sendiri yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Analisis Univariat

Tabel Jumlah Penduduk dan Timbunan Sampah 2016-2018

Tahun Jumlah penduduk (jiwa)

Sampah (Ton/hari 2016 615,574 443,21 2017 625,968 450,70 2018 636,012 457,93 Sumber: DLH Kota Balikpapan

Berdasarkan tabel, meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan diberbagai sektor di Kota Balikpapan sejatinya berdampak terhadap laju perekonomian kota yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun disisi lain, pertumbuhan tersebut akan berimbas pada meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat. Dan hal ini tentu mengakibatkan pula meningkatnya pula jumlah timbulan sampah yang dihasilkan tiap harinya.

Potensi timbulan sampah Kota Balikpapan terbesar adalah sisa makanan sebesar 38,30% dan bersumber dari rumah tangga sebanyak 375,22 ton/hari, berdasarkan Review Master Plan Persampahan dan Penyusunan Site Plan TPA Sampah Manggar Tahun 2017, komposisi timbulan sampah Kota Balikpapan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar Komposisi Timbulan Sampah Kota Balikpapan

Sumber: DLH Kota Balikpapan

Sedangkan sumber sampah Kota Balikpapan berdasarkan survey JICA, 2014 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

(4)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

14 Gambar Sumber Sampah Kota Balikpapan

Sumber: DLH Kota Balikpapan

Peningkatan jumlah timbulan sampah akan berpengaruh pada umur teknis Tempat Pemroresan Akhir Sampah (TPAS) Manggar Kota Balikpapan. Bila tidak ada langkah serius pengelolaan sampah melalui pengurangan dan penanganan sampah dari sumbernya, maka nantinya dibutuhkan lebih banyak lahan untuk perluasan TPAS dan anggaran operasional yang tinggi.

Jumlah Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup

Komitmen Pemerintah Kota Balikpapan dalam pengelolaan lingkungan hidup merupakan perwujudan visi misi Kota Balikpapan. Dalam Tabel menunjukkan adanya peningkatan anggaran yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun anggaran 2016, anggaran pengelolaan lingkungan hidup sebesar Rp. 36.256.984.250,-, meningkat menjadi Rp. 49.627.778.381,- ,pada tahun 2017, dan pada tahun 2018 meningkat lagi menjadi Rp. 51.623.160.600,-.

Gambar berikut ini menvisualisasikan jumlah dan kenaikan anggaran pengelolaan lingkungan hidup dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Gambar visualisasikan jumlah dan kenaikan anggaran pengelolaan lingkungan

hidup dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Mengenai rincian kenaikan anggaran pengelolaan lingkungan hidup pada dua tahun terakhir yang meliputi:

a) Kegiatan konservasi dan perlindungan sumber daya alam.

b) Kegiatan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

c) Kegiatan peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

d) Kegiatan pengembangan kinerja pengelolaan persampahan.

Partisipasi Masyarakat

Menurut Cohen dan Uphoff dalam Harahap (2001), partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yangdilakukan, dalam pelaksanaan program dan pengambilan keputusan untuk berkontribusi sumberdaya atau bekerjasama dalam organisasi atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program pembangunan dan evaluasi program pembangunan.

Di Balikpapan dalam program pengelolaan sampah melibatkan partisipasi masyarakat dengan pola 3R yaitu reduce atau mengurangi jumlah sampah, reuse atau memanfaatkan sampah kembali, dan recycle atau mendaur ulang sampah.

Pengelolaan sampah bertujuan untuk mengurangi sampah yang menumpuk dan menambah pendapatan masyarakat dengan cara mendaur ulang sampah anorganik dan organik menjadi kompos. Partisipasi masyarakat perlu diperhatikan karena merupakan kunci keberhasilan program 3R dan untuk meningkatkan rasa kepedulian serta sense of belonging warga terhadap lingkungan. Namun, pengelolaan sampah 3R ini pelaksanaannya kurang maksimal, karena sebagian masyarakat kurang pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah di wilayah studi.

Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/penampungan sampah

(5)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

15 dari sumber timbunan sampah sampai

ketempat pengumpulan sementara/stasiun pemindahan atau sekaligus ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Salah satu permasalahan di dalam aspek teknis operasional yang umumnya masih dijumpai adalah terbatasnya jumlah peralatan persampahan (termasuk didalamnya peralatan pengumpulan), pemeliharaan yang belum terencana dengan baik serta belum adanya metode operasi yang sesuai. Secara lebih mendetail permasalahan-permasalahan yang umumnya dijumpai pada sistem pengumpulan ini adalah:

1. Penggunaan waktu kerja yang tidak efisien karena keterlambatan mulai bekerja, lamanya waktu memuat dan membongkar, hilangnya waktu dan lain lain.

2. Penggunaan kapasitas muat yang tidak tepat, misalnya terlalu penuh pada rit 1 dan kosong pada rit berikutnya. Muatan yang terlalu penuh membuat kendaraan cepat rusak

3. keJeJenis pewadahan yang tidak tepat, tidak seragam dan standar sehingga memperlambat proses pengumpulan sampah oleh petugas pengumpul.

4. Rute pelayanan yang belum optimum, sehingga tidak diperoleh penghematan waktu untuk operasi pengumpulan

5. Tingkah laku petugas dan kerja sama masyarakat yang kurang baik, sepertimisalnya kerjasama antara petugas dan masyarakat serta effisiensi kerjapetugas kurang baik.

6. Aksebilitas yang kurang baik, seperti misalnya jalan-jalan yang terlalu sempit, kondisi jalan yang rusak, kemacetan dan lain-lain.

Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan sasaran mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut.

Menurut Bu Endang Bagian Penegakan di kantor SATPOL PP Kota Balikpapan, Persyaratan alat pengangkut sampah antara lain adalah:

1. Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring.

2. Tinggi bak maksimum 1,6 m.

3. Sebaiknya ada alat ungkit.

4. Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui.

5. Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.

Keterangan: Foto yang menunjukkan pengangkutan sampah yang dilakukan pekerja DLH pada pukul 09:23 WITA,dimana tidak begitu banyak sampah yang menumpuk dan berserakan dan terlihat bahwa masyarakat di daerah ini taat dan patuh dalam membuang sampah pada waktu yang telah ditentukan oleh Pemerintah kota Balikpapan.

Pembuangan Sampah

Membuang sampah sembarangan dan tidak pada jam yang telah ditentukan Pemerintah masih menjadi hal biasa yang dilakukan. Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun – daun, plastik, kain bekas, karet dan lain – lain.

Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Bila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara.

(6)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

16

Keterangan : Foto yang menunjukkan aktifitas masyarakat yang membuang sampah tidak pada jamnya , yang menyebabkan sampah kembali menumpuk dan banyak sampah yang tidak di letakkan ke dalam bak sampah sehingga nampak berserakan.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah TPS Pasar Kampung Timur ini, banyak sekali yang tidak memperdulikan ketentuan dalam membuang sampah atau bisa disebut tidak memperdulikan Perda yang berlaku saat ini.

Berikut adalah Dampak Sampah Rumah Tangga:

1. Dampak dari pembuangan Limbah organic yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang tidak sedap (lebih busuk).

2. Dampak dalam kesehatan: dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit, contoh: penyakit diare, kolera, penyakit jamur, sampah beracun.

penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.

3. Eutrofikasi: perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis.

4. Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan, Karena tidak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut.MDengan menerapkan sistem 3R dalam pengelolaan sampah rumah

tangga bisa berdampak positive bagi lingkungan. Bukan saja lingkungan rumah tangga tetapi bagi lingkungan sekitar. Apalagi maraknya isu global warming yang sudah menjadi masalah dunia yang harus kita selsaikan bersama.

Oleh karena itu banyak sekali manfaat yang di hasilkan dari sistem 3R terhadap sampah rumah tangga. Karena sampah tidak selalu akan menjadi barang sisa yang tidak bermanfaat bagi manusia apabila kita mau menjaga lingkungan sekitar.

Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai

1. Dasar Hukum

1) Peraturan Wali Kota Nomor 8 Tahun 2018, tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai.

2) Peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Pengurangan Produk/kemasan Plastik Sekali Pakai.

2. Latar Belakang

1) Banyaknya sampah plastik sebesar 14,41%.

2) Berbahayanya sampah plastik terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

3) Sampah plastik yang berpotensi besar menjadi sampah laut.

4) Tidak efektifnya pemberlakuan plastik berbayar.

3. Manfaat:

1) Mengurangi timbulan sampah plastik;

2) Meningkatkan peran aktif masyarakat dan pelaku usaha dalam pembatasan sampah plastik.

3) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan derajat kesehatan masyrakat.

4) Mengurangi sampah di laut.

Penerapan Sanksi untuk pelanggaran PERDA No 13 Tahun 2015 Kota Balikpapan dalam implemntasinya tidak semata-mata untuk menindak para pelanggar namun lebih diutamakan

(7)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

17 pembinaan pada masyarakat agar diperoleh

keasadaran warga kota Balikpapan tentang pentingnya pengelolaan sampah Pembinaan terhadap masyarakat apabila terjadi pelanggaran dilakukan oleh SATPOL PP Kota Balikpapan berperan sebagai Intansi Pemerintah yang melakukan penegakan langsung oleh pelanggaran Peraturan Daerah No 13 Tahun 2015 ini.

Sesuai wawancara dan hasil penelitian penulis di Kantor SATPOL PP Kota Balikpapan atas pertanyaan mengapa Perda No 15 tahun 2015 ini tidak terlalu diperhatikan dan ditegakkan di masyarakat saat ini, penyebabnya terdiri dari beberapa factor,di antaranya adalah :

a. Masalah kemanusiaan.

b. Denda yang sangat besar.

c. Perda No 15 Tahun 2015 perlu dilakukan revisi dan peninjauan kembali.

d. Tidak mengutamakan tipiring.

Artinya Instansi terkait pada saat ini lebih menormalkan masyarakat dengan mengutamakan pembinaan. Karena sanksi administrative pada Perda saat ini sangat tidak relevan dan tidak logis mengingat besarnya denda yang di tetapkan.

Dan pada akhirnya Perda tidak berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan oleh Pemerintah Kota Balikpapan.

Diharapkan Pemerintah segera melakukan revisi yang lebih baik dengan mengutamakan tipiring agar Perda lebih sesuai dengan kemampuan dan keadaan masyarakat Kota Balikpapan.

PENUTUP A. Kesimpulan

Menurut kesimpulan penulis,upaya yang dilakukan untuk meminimalisir pelanggaran terhadap Perda No 15 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga adaalah:

1) Merevisi Perda No 13 Tahun 2015 yang sudah tidak sesuai dengan permasalahan persampahan di Kota Balikpapan ini.

2) Pemerintah seharusnya lebih mengutamakan pembinaan masyarakat Kota Balikpapan dengan mengutamakan tipiring.

3) Menjadikan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sebagai sumber daya yang memiliki nilai tambah.

4) Melakukan pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jemis,jumlah,dan / atau sifat sampah.

5) Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan lingkungan, kenyamanan , dan kebersihan.

6) Pemberian dan penyediaan fasilitas pengelolaan sampah bagi setiap orang atau badan usaha yang mengelola sampah sesuai dengan pengelolaan yang di tetapkan dalam Perda.

B.Saran

1) Kepada Pemerintah daerah Kota Balikpapan lebih menekan pelaksanaan kebijakan teknis,pembinaan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan sampah.

2) Kepada masyarakat agar lebih merasa bertanggung jawab akan kebersihan lingkungan di Kota Balikpapan.

3) Kepada Instansi pemerintah yg berwenang lebih sering melakukan penyuluhan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah

4) .Menyediakan media peningkatan kesadaran dan kepahaman akan kecenderungan kondisi lingkungan bagi setiap pihak, baik dari kalangan masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah, untuk senantiasa memelihara dan menjaga kulaitas lingkungan hidup Kota Balikpapan serta mendukung upaya pembangunan berkelanjutan.

5) Kepada Pemerintah Daerah Kota Balikpapan agar menambah Tenaga Pengawas Lingkungan Hidup yang kompeten.

6) Kepada seluruh masyarakat Kota Balikpapan wajib mengelola sampah dengan prinsip 3R.

(8)

Universitas Tridharma

Research Lembaran Publikasi Ilmiah Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021 E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064

18 DAFTAR PUSTAKA

Aboejoewono, Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya, (Jakarta:

Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus, 1985).

A.Bandura, Social Learning Theory, (Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1977).

Adang Hambali dan Bambang Q-Anees, Pendidikan Karakter Berbasis Al- Qur’an, (Bandung: Simbiosa Pekatama Media, 2008).

Alex. S, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.

Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) Aris Sustiyono, SH dan Kurdiyono, Studi Tingkat Kesadaran Masyarakat Kota Yogyakarta Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup,

http://www.jogjakarta.go.id/app/modules/

banner/images/1222102800.volume 2.pdf. diakses tanggal 24 Mei 2014.

Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah (Keuntungan Ganda Lingkungan Bersih dan Kemapanan Finansial, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press)

Bimo, Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar).

Cecep Dani Sucipto, Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, (Jakarta:

Goysen Publishing, 2009)

Wibisono, Anatomi dan Profil Konglomerat Bisnis Indonesia, (Management dan Usahawan Indonesia, Desember, 1989).

Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Jika menilik sejarah keberpihakan komunitas yang memperjuangkan keberadaan kaum proletar, maka komunitas Punk di Salatiga seharusnya hanya mengenakan kaos ala

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Peraturan Menteri Pekerjaan

Selanjutnya PP Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga pada pasal 1 (1) menjelaskan sampah rumah tangga

Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa waktu yang digunakan untuk menyimak lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk berbicara, membaca,

Dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Batang, terdapat mata pelajaran sejarah wajib atau sejarah Indonesia dan mata pelajaran sejarah pilihan yaitu sejarah

Dilihat dari segi teknis perlakuan dengan padat penebaran 2 ekor/liter merupakan perlakuan yang paling efisien, karena memiliki laju pertumbuhan pertumbuhan bobot harian,

Bila kadar hormon dalam darah telah mencukupi untuk mengahasilkan efek yang dimaksud, kenaikan hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. lebih jauh dicegah oleh umpan