• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah yang berkaitan dengan termoregulasi dan keseimbangan cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang melakukan latihan saat suhu udara panas. Bahkan level dehidrasi paling rendah akan mengganggu kapasitas latihan dan mencegah atlet untuk mencapai penampilan yang maksimal (Maughan dan Murray, 2001). Pada banyak olahraga tim, kehilangan cairan tubuh, terutama karena sekresi keringat dapat terjadi selama pertandingan. Sebagai contoh pada kondisi udara normal penurunan cairan tubuh selama pertandingan sepak bola sekitar 2 liter dan pada kondisi yang ekstrim penurunan cairan tubuh dapat lebih tinggi (Maughan, 2000).

Perubahan cairan tubuh dapat berefek negatif pada penampilan selama pertandingan berlangsung (Maughan, 2000). Dehidrasi yang parah dapat berpotensi fatal, olahraga pada keadaan dehidrasi memicu peningkatan suhu tubuh dengan cepat dan serangan sakit panas (Maughan dan Murray, 2001). Penurunan transfer panas dari otot ke kulit mengakibatkan peningkatan suhu inti (Brouns, 2002). Kemampuan mengatur aliran darah yang tinggi di kulit merupakan faktor kunci untuk membatasi peningkatan suhu inti yang terjadi selama latihan dalam kondisi panas, dan status hidrasi memiliki peran penting dalam proses ini (Maughan, 2000).

Status hidrasi dapat dilihat dari penanda darah dari hidrasi. Dalam

kondisi terkontrol (latihan, suhu, perawakan), kebanyakan penanda plasma

(2)

dapat mengukur perubahan hidrasi. Penurunan volume plasma sebanding dengan level dehidrasi, namun besarnya perubahan kurang nyata pada atlet yang menyesuaikan diri terhadap panas. Perubahan volume plasma dapat diperkirakan dari hemoglobin dan hematokrit, namun keakuratan pengukuran sangat memerlukan kontrol untuk perawakan, posisi lengan, suhu kulit dan faktor yang lain (Cheuvront dan Sawka, 2005).

Status hidrasi tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara asupan air dan air yang hilang dari tubuh. Berkeringat merupakan respon fisiologis normal melibatkan pembatasan kenaikan suhu tubuh dengan meningkatkan penguapan panas, namun kehilangan keringat dalam jumlah yang signifikan berakibat dehidrasi dan penipisan elektrolit jika kehilangan tersebut tidak digantikan (Maughan, 2000). Perbedaan utama dalam konsentrasi elektrolit adalah kalium dan natrium. Kalium adalah ion utama pada intraseluler.

Natrium dan klorida adalah elektrolit utama pada keringat dan ion utama pada ekstraseluler. Oleh karena itu natrium dan klorida dapat dianggap sebagai elektrolit osmotik aktif yang paling penting (Brouns, 2002; Maughan, 2000).

Hidrasi setelah aktivitas fisik sebaiknya bertujuan untuk memperbaiki kehilangan cairan yang terakumulasi selama latihan atau pertandingan.

Idealnya selama 2 jam, rehidrasi sebaiknya mengandung air untuk mengembalikan status hidrasi, karbohidrat untuk mengembalikan simpanan glikogen, dan kecepatan rehidrasi elektrolit. Berdasarkan volume dan osmolalitas, cairan terbaik yang diminum setelah aktivitas fisik untuk menggantikan cairan yang hilang dari keringat sebaiknya bukan dari air.

Mengkonsumsi hanya air saja menurunkan osmolalitas yang membatasi

(3)

keinginan untuk minum dan dapat meningkatkan output urin. Menambahkan CHO pada larutan rehidrasi dapat meningkatkan percepatan absorbsi intestinal dari natrium dan air dan mengembalikan simpanan glikogen. (Casa et al., 2000).

Air kelapa telah diteliti secara intensif sejak perkenalannya pada komunitas ilmiah tahun 1940-an. Pada bentuk alami, air kelapa adalah minuman yang menyegarkan dan bergizi yang dikonsumsi secara luas terkait keuntungannya terhadap kesehatan. Air kelapa juga dipercaya dapat digunakan sebagai alternatif penting untuk rehidrasi oral dan juga untuk hidrasi intravena pasien di daerah terpencil (Yong et al., 2009). Air kelapa dapat digunakan sebagai rehidrasi oral pasien dengan diare untuk menggantikan kehilangan cairan dari saluran gastrointestinal. Air kelapa mengandung natrium, kalium, klorida dan glukosa sebagai cairan rehidrasi (Saat et al., 2002).

Produk utama dari pohon siwalan (Borassus flabellifer) adalah nira

yang dapat diperoleh dengan menyadap ujung dari yang sedang berbunga,

seperti yang dilakukan dengan gula palm yang lain dan, sedikit serupa

dengan kelapa (Janick dan Robert, 2006). Nira siwalan dapat dikonsumsi

langsung sebagai minuman segar (Tambunan, 2010). Nira siwalan pada

keadaan segar rasanya manis, berbau harum, jernih, dan tak berwarna. Rasa

manis nira disebabkan oleh tingginya kadar gula (kurang lebih 12%). Nira

mengandung karbohidrat yang terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa

(Suseno dkk, 2000). Menurut Sholikhah (2010) nira siwalan mengandung

gula antara 10 – 15%.

(4)

B. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana pengaruh pemberian air nira siwalan (Borassus flabellifer L.) kemasan dan air kelapa (Cocos nucifera L.) kemasan terhadap kadar hematokrit?

2. Apakah ada perbedaan pengaruh pemberian air nira siwalan (Borassus flabellifer L.) kemasan dan air kelapa (Cocos nucifera L.) kemasan terhadap kadar hematokrit?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kadar hematokrit kelompok yang diberikan air siwalan (Borassus flabellifer L.) dan air kelapa (Cocos nucifera L.).

2. Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian air nira siwalan (Borassus flabellifer L.) kemasan dan air kelapa (Cocos nucifera L.) kemasan terhadap rehidrasi dengan pendekatan nilai hematokrit.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk mengaplikasikan teori- teori yang telah diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi tentang

jenis minuman elektrolit alami yang baru serta dapat menciptakan industri

baru dalam bidang pangan.

(5)

3. Bagi atlet

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis minuman elektrolit alami yang dapat dikonsumsi oleh atlet ataupun digunakan sebagai pertimbangan oleh para pelatih.

4. Bagi perkembangan ilmu

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan air siwalan sebagai minuman elektrolit.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang serupa dengan penelitian ini belum pernah dilaksanakan, namun terdapat penelitian sejenis yang pernah dilakukan, yaitu

1. Rehydration after Exercise with Fresh Young Coconut Water, Carbohydrate-Electrolyte Beverage and Plain Water oleh Saat et al.

(2002). Penelitian ini merupakan penelitian menyilang bertujuan untuk

mengetahui keefektifan dari air kelapa muda segar, dan minuman

elektrolit-karbohidrat dibandingkan dengan air putih untuk rehidrasi

seluruh tubuh dan pengembalian volume darah selama dua jam periode

rehidrasi diikuti aktivitas yang memicu dehidrasi. Aktivitas yang dilakukan

berupa lari pada treadmill dengan intensitas 60% VO

2max

selama 90

menit pada lingkungan panas (31,1±0,03°C, 51,4±0,1% rh). Konsumsi

air kelapa, minuman alami sama efektifnya dengan konsumsi minuman

karbohidrat elektrolit yang digunakan sebagai referensi minuman untuk

rehidrasi seluruh tubuh.

(6)

2. Penanganan Rehidrasi Setelah Olahraga dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L.), Air Kelapa ditambah Gula Putih, Minuman Suplemen, dan Air Putih oleh Bahri et al. (2012). Pada penelitian ini diteliti efektivitas air kelapa dan air kelapa ditambah dengan gula putih dipelajari untuk mengatasi dehidrasi dibandingkan terhadap minuman suplemen “X”

yang beredar di pasaran. Dalam penelitian ini atlet diminta untuk berlari pada 75% VO

2max

selama 1 jam sehingga mengalami dehidrasi. Hasil dari penelitian ini adalah indeks rehidrasi air kelapa paling mendekati nilai optimum atau paling baik dalam mengganti cairan tubuh setelah berolahraga, dibandingkan terhadap air kelapa ditambah gula putih dan minuman suplemen “X”.

3. Rehydration with Sodium-Enriched Coconut Water After Exercise Induced Dehydration oleh I Ismail, R Singh, dan RG Sirisinghe (2007).

Penelitian ini merupakan penelitian cross over untuk mengetahui keefektifan air putih, sport drink, air kelapa muda, dan air kelapa muda yang diperkaya natrium untuk rehidrasi tubuh dan pengembalian volume plasma setelah dilakukan latihan yang menyebabkan dehidrasi. Latihan yang dilakukan adalah lari 65% VO

2max

pada suhu lingkungan 32,06±0,02°C dengan kelembaban relatif 53,32±0,17% selama 90 menit.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsumsi air kelapa muda yang

diperkaya natrium sama efektifnya dengan konsumsi komersial sport

drink untuk rehidrasi seluruh tubuh setelah dilakukan latihan yang

menyebabkan dehidrasi namun dengan toleransi cairan yang lebih baik.

(7)

4. Comparison of Coconut Water and A Carbohydrate-Electrolyte Sport

Drink on Measures of Gydration and Physical Performance in Exercise-

Trained Men oleh Kalman et al. (2012). Penelitian ini merupakan

penelitian dengan desain cross-over bertujuan untuk membandingkan

air kelapa, air minum, dan minuman olahraga berkarbohidrat-elektrolit

terhadap hidrasi dan tes penampilan fisik pada laki-laki yang terlatih

berolahraga. Sebanyak 12 orang laki-laki yang terlatih berolahraga

melakukan treadmill selama 60 menit untuk mendapatkan kondisi

dehidrasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan antara air kelapa, air minum dan minuman olahraga

berkarbohidrat-elektrolit terhadap efek rehidrasi dan tes penampilan

fisik.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diketahui hasil perolehan skor berdasarkan jumlah jawaban yang benar, kepada mahasiswa diberikan strategi-strategi reading comprehension yang terdiri dari

Model sebelumnya tentang model konseptual menghasilkan pendugaan bahwa faktor Customer Relationship Marketing yaitu variabel dari Ikatan, Empati, Timbal Balik, Kepercayaan,

Berdasarkan keadaan tersebut, pendapatan rumah tangga nelayan yang menggunakan kapal motor dan sampan jika digabungkan dari usaha penangkapan dan di luar usaha penangkapan

1 Senin 07.15 TEE112 Elektronika Dasar 3 Prapto Nugroho, S.T., M.Eng., D.Eng. Kendali

12 Persamaan yang terkait dengan penelitian tersebut adalah menggunakan teori al-dakhil, adapun yang membedakannya adalah kitab tafsir yang digunakan, yaitu

(1988), dalam kondisi sosial dan ekonomi yang sangat diwarnai oleh peranan dunia usah, maka mau tidak mau peran dan juga kedudukan koperasi dalam masyarakat akan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua dari varietas kelapa

Hasil analisa dengan menggunakan metode RULA adalah untuk sisi kanan dan kiri masih dapat diterima namun, perlu diadakan perubahan karena dapat menimbulkan