• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pola Penyimpanan Obat Pada Instalasi Perbekalan Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Pola Penyimpanan Obat Pada Instalasi Perbekalan Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Pola Penyimpanan Obat Pada Instalasi Perbekalan Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Elly Megasari, Elly Rakhmawati

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur

Email : ellymega@unik-kediri.ac.id

ABSTRACT

Storage of medicines is an activity to save and preserve by placing the drugs received in places considered safe from theft and physical disorders that can damage the quality of medicines.

The purpose of this study is to describe the knowledge of health workers on proper drug storage pattern in Pharmacy Blitar. The method used in this research is descriptive non-experimental studies that illustrate the phenomena that exist and using research what is out there, and lasts current or past. The study was conducted in Pharmaceutical Products Installation Blitar techniques using questionnaires and conducted research in every health centers in Blitar, in this case the same sample population and is the manager of a drug charge in health centers. The results overall knowledge of health workers about good medicine storage as much as 392 with a percentage of 78.4% showed high interpretations. Based on research that has been done, then some suggestions for future research is necessary to study a more holistic storage management of pharmaceutical preparations that include a component on the procurement of drugs, drug distribution, drug availability, expiration and disposition of drugs.

Keywords: Knowledge, Health Workers, Pattern Storage Drugs, Pharmaceutical Products

Installation

(2)

PENDAHULUAN

Penurunan kualitas obat akibat kekeliruan tata laksana penyimpanan, akan sangat berdampak terhadap pengobatan pasien yang mengkonsumsi obat tersebut. Pola Penyimpanan Obat haruslah sesuai dengan standar penyimpanan obat yang telah ditentukan agar tidak cepat mengalami perubahan baik karena faktor fisika maupun kimia dan juga tidak cepat rusak. Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan sebagai Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk mengadakan suatu penelitian guna mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pola penyimpanan obat secara tepat.

Penelitian ini bertujuan Umum: Untuk menganalisa tentang pola penyimpanan obat secara tepat di Instalasi perbekalan Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Tujuan Khusus: Untuk mengetahui teknis cara penyimpanan obat (bentuk, karakteristik, keamanan mekanis) sediaan di Instalasi Pebekalan Farmasi Kabupaten Blitar dan Untuk menganalisa sistem administrasi penyimpanan obat dengan berbagai macam metode (Alfabetis, FEFO, dan FIFO) di Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten Blitar.

Manfaat bagi Petugas IPFK Mendapatkan data secara rutin kelembapan suhu ruangan sesuai yang dipersyaratkan masing-masing obat

agar kualitas atau mutu obat tetap terjaga.

Manfaat bagi Mahasiswa; Dapat memperoleh pengetahuan tentang tata cara pola penyimpanan obat di IPFK.; Manfaat bagi Lembaga IPFK Dapat membantu dan berperan untuk memberikan informasi pola penyimpanan obat pada periode tertentu (periode selama penelitian).

Asumsi penelitian meliputi : Responden jujur dalam memberikan jawaban dari setiap pernyataan yang diberikan dan Pola penyimpanan obat yang benar harus berdasarkan SOP Penyimpanan Obat Instalasi Farmasi Kabupaten Blitar.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan penelitian deskriptif non eksperimen.

Tenaga Kesehatan yang dijadikan sampel adalah personal yang memenuhi kriteria atau syarat inklusi tertentu.

Adapun rencana dalam penelitian ini

antara lain meliputi tahap persiapan yakni

mengajukan ijin untuk melakukan penelitian

kepada instansi terkait, merancang prosedur

penelitian, dan merancang kuesioner. Tahap

pelaksanaan terdiri dari penyebaran kuesioner,

mendokumentasikan data, dan menganalisis

data penelitian.Tahap evaluasi terdiri dari

pengintepretasian data dan menyimpulkan hasil

penelitian berdasarkan standar yang ada.

(3)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengelola obat di Puskesmas Kabupaten Blitar berjumlah 25 personil.

Sampel adalah sebagaian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 201 ). Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengelola obat di Puskesmas Kabupaten Blitar dengan jumlah 25 personil.

Kriteria sampel sebagai berikut :

a. Tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengelola obat di Puskesmas Kabupaten Blitar.

b. Tenaga kesehatan yang berpendidikan baik Apoteker maupun TTK.

Menggunakan metode obsevasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument format yang disusun berisi item- item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau kuesioner. Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan metode observasi. Cara pengumpulan datanya yaitu dengan mendatangi dari satu puskesmas ke puskesmas yang lain di

seluruh Kabupaten Blitar untuk melakukan pengisian kuesioner serta ditunggu disaat menjawab, sebagai instrumen dari penelitian ini.

Tahap-tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden;

2. Mengumpulkan kembali semua angket atau kuesioner yang telah diisi oleh responden;

3. Mengecek kelengkapan data;

4. Menganalisis data yang terkumpul dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.

Selain itu juga bermanfaat mengarahkan kepada pengukuran terhadap variabel – variabel yang bersangkutan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan tenaga kesehatan pada pola penyimpanan obat dan skala interval karena digambarkan dalam bentuk angka.

Definisi Operasional

(4)

Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan pengelompokan data, membuat suatu urutan serta menyederhanakan data sehingga mudah dibaca. Tahapan analisa data dimulai dengan mengelompokan data sesuai dengan variabel yang diteliti. Selain itu juga digunakan cara pemberian skor pada tiap jawaban. Jawaban benar diberi skor (1), salah diberi skor (0). Hasil jawaban responden yang telah diberi nilai, dijumlahkan agar dapat menentukan prosentase untuk mengetahui tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang pola penyimpanan obat di Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten Blitar.

Persentase tersebut dapat ditentukan dengan rumus :

ƩA x 100%

Ʃ B

Keterangan : Ʃ A = Skor Ʃ B = Nilai Total

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas untuk kuesioner yang digunakan sebagai instrument pengumpulan data, telah dijalankan di lokasi yang berlainan dengan lokasi penelitian yaitu di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Sampel terdiri daripada 20 orang yang mempunyai karekteristik yang berbeda dan ada pula yang sama dengan responden yaitu mereka yang bertugas di bidang yankes seorang Apoteker, di bidang Umum seorang perencanan berlatar

belakang Sarjana Kesehatan Masyarakat, di bidang P2PSD beliau berlatar belakang Sarjana Kesehatan Masyarakat M.kes, dibidang Keuangan beliau berlatar belakang Sarjana Ekonomi tetapi pernah bertugas di IPFK.

Uji reliabilitas telah dilakukan untuk melihat indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kuesioner yang digunakan seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan apabila seluruh butir pertanyaan dinyatakan telah valid.

Tabel 3.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas

(5)

Perhitungan total skor dengan rumus:

Dari pelaksanaan uji validitas yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah pertanyaan sebanyak dua puluh buah pada 25 orang responden.

Interpretasinya adalah bahwa dari dua puluh pertanyaan, semua mempunyai nilai t hitung (Total Person correlation) berada diatas nilai t tabel sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semua pertanyaan tersebut valid.

Dalam penelitian ini item pertanyaan pada kuisioner yang sudah valid di uji dengan rumus Alpa Cronbach, dasar pengambilan keputusan adalah reliabel jika nilai alpha > 0,7 (Riwidikdo, 2007). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata r Alpha rata- rata (0,623) lebih besar dibandingkan dengan nilai 0,7, maka dua puluh pertanyaaan tersebut dinyatakan reliabel.

HASIL & PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Dari 25 kuesioner yang disebarkan untuk 25 responden kepada para tenaga kesehatan sebagai pengelola obat yang bertugas di Puskesmas pada Unit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.

1. Data Umum

Hasil dari penelitian ini selanjutnya digambarkan dalam bentuk karakteristik responden dengan jumlah responden adalah 25 tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengelola obat dan berada di puskesmas dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pengelola obat yang berkecimpung dalam penatalaksanaan obat yang dikelola mulai dari penerimaan, penyimpanan sampai pendistribusian agar tidak cepat rusak sebelum masa kadaluarsanya habis dan juga tetap terjamin mutu obat tersebut ke tangan yang menggunakan obat dalam hal ini adalah pasien.

Adapun karateristik responden digolongkn dari segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama bekerja pada instansi tersebut.

Gambaran umum karakteristik responden akan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1 Gambaran Umum Responden berdasarkan Jenis kelamin

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui

bahwa responden yang berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 4 orang atau16%, dan responden

(6)

yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang atau 84%

Tabel 2 Gambaran Umum Responden berdasarkan Usia

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berusia antara 26 s/d 31 tahun sebanyak 12 orang atau 48%, responden yang berusia antara 32 s/d 37 tahun sebanyak 9 orang atau 36%, responden yang berusia antara 38 s/d 43 tahun sebanyak 3 orang atau12%, responden yang berusia antara 44 s/d 49 tahun sebanyak 1 orang atau 4%.

Tabel 3 Gambaran Umum Responden berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan data tabel 4.3 diatas, menurut tingkat pendidikan responden yang mengelola obat dipuskesmas adalah responden lulusan SMA/K sebanyak 2 orang atau 8%, responden lulusan SMF/K sebanyak 6 orang atau 24%, responden lulusan Diploma atau D3 Farmasi sebanyak 11 orang atau 44%, responden lulusan Diploma atau D3 Gizi 1 orang atau 4%, responden lulusan Diploma atau D3 Keperawatan 1 orang atau 4%, responden lulusan Sarjana atau S1 Farmasi sebanyak 0 orang atau tidak ada, sedangkan responden yang berpendidikan Apoteker atau S2 terdapat 4 orang atau 16%.

Tabel 4 Gambaran Umum Responden

berdasarkan Lama dalam Bekerja

(7)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa klasifikasi seluruh responden berdasarkan lamanya bekerja sebagai pengelola obat di Puskesmas tersebut menunjukkan sebanyak 3 orang atau 12% adalah yang menjalani lama dalam bekerja kurang dari 5 tahun, sedangkan pengelola obat yang menjalani lama dalam bekerja antara 5 tahun sampai dengan 15 tahun sebanyak 21 orang atau 84%.

Dan pengelola obat yang menjalani lama dalam bekerja lebi dari 15 tahun terdapat 1 orang atau 4%.

2. Data Khusus

Data khusus dari penelitian ini adalah gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pola penyimpanan obat sebagai tenaga pengelola obat dalam tugas kesehariannya yang selalu berkecimpung melakukan penyimpanan

Berdasarkan tabel 4.5 Tingkat gambaran pengetahuan nakes tentang pola penyimpanan yang bertugas di puskesmas di bawah unit Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten pada dimensi sub variabel teknis cara penyimpanan obat secara karakteristik berdasarkan pada suhu, kelembaban dengan no. Kuesioner 1 sampai dengan 10 mempunyai skor 191 dengan presentase 76,4% yang diinterpretasikan tinggi.

Sedangkan sub variable pada sistem administrasi penyimpanan dengan berbagai macam metode dengan no.kuesioner 11 sampai dengan 20 mempunyai skor 201 dengan presentase 80,4% yang diinterpretasikan sangat tinggi. Maka, kriteria untuk tingkat gambaran pengetahuan nakes tentang pola penyimpanan obat tersebut dapat diinterpretasikan dengan presentase.

Persentase tersebut dapat ditentukan obat supaya tetap berkualitas atau bermutu baik

dan aman sampai ke pengguna obat dalam hal

dengan rumus : Ʃ A

ƩB X 100%

ini pasien, dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan untuk 25 responden pada bulan Desember 2015 ringkasannya adalah sebagai berikut.

Tabel 5 Data Tingkat Pengetahuan Nakes Tentang Pola Penyimpanan Obat

Keterangan : Ʃ A = Nilai Skor Benar

Ʃ B = Nilai Total Skor Maksimal Benar

Hasil tersebut dapat di interpretasikan

dengan prosentase sebagai berikut:

(8)

a. Sangat tinggi = 80%≤ 100%

b. Tinggi = 60%≤ 79%

c. Cukup = 40% ≤ 59%

d. Rendah = 20% ≤ 39%

e. Sangat rendah = 0 % ≤ 19%

Tabel 6 Data Tingkat

Pengetahuan Nakes Secara Keseluruhan

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui secara keseluruhan

variabel pengetahuan tenaga kesehatan tentang penyimpanan obat yang baik sebanyak 392 dengan prosentase 78,4% dengan interpretasi tinggi.

Pembahasan

Pelaksanaan tentang pola penyimpanan obat dilaksanakan pada bulan September - Desember 2016. Penelitian ini berjalan cukup lancar. Mulai melakukan penelitian yaitu dari mendatangi setiap personil untuk menguji validitas kuesioner yang sudah dibuat dengan

cara membaca, meneliti dan mengisi kuesioner tersebut serta mengoreksi kalimat-kalimatnya, 20 personil tersebut mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda- beda yaitu ada yang dari Apoteker, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana Ekonomi, Perawat serta Kebidanan, dari 20 personil tersebut salah satunya adalah pimpinan IPFK yang meminta penambahan jumlah soal dari 15 soal ditambah 5 soal lagi menjadi 20 soal kemudian direkap hasil ujinya, setelah itu diadakan uji validitas dan rehabilitas, apabila sudah dinyatakan valid barulah kuesioner tersebut bisa di sebarkan kepada responden yang dikehendaki.

Dalam melakukan penelitian ini setelah kuesioner dinyatakan valid langkah selanjutnya dengan mendatangi satu persatu responden dan ditunggui pada waktu menjawab kuesioner tersebut, disinilah membutuhkan waktu yang agak lama karena jarak antar puskesmas cukup jauh dan membutuhkan rencana yang tepat untuk supaya bisa bertemu dan melakukan penelitian, serta membawa hasil jawaban dari kuesioner tersebut juga meneliti data-data jangan sampai ada yang kosong atau tidak diisi, perlu dilakukan pengecekan lagi sebelum meninggalkan tempat penelitian yang dilakukan dari puskesmas satu ke puskesmas yang lain atau yang bertempat tinggal dikota bisa dilakukan penelitian tersebut dirumah.

Berdasarkan analisis data dalam penelitian yang

sudah dilakukan maka didapatkan hasil pada

dimensi data gambaran umum responden

berdasarkan usia maka untuk usia 26 s/d 31 tahun

(9)

lebih banyak jumlahnya disebabkan adanya perekrutan tenaga baru sedangkan untuk usia 38 s/d 49 tahun lebih sedikit dikarenakan adanya mutasi keluar kabupaten serta memasuki usia pensiun. Melihat dari hasil penelitian yang dilakukan dengan dikorelasi berdasarkan pendidikannya maka dari semua responden untuk lulusan D3 lebih banyak dikarenakan pada saat terakhir perekrutan tenaga tersebut dipersyaratkan minimal berijazah D3 Farmasi sedangkan untuk lulusan SMF dan yang lain lebih sedikit dikarenakan sisa perekrutan yang lama atau belum dipersyaratkan minimal D3 dan untuk Apoteker hanya diperuntukkan puskesmas dengan rawat inap yang lebih dari 10 tempat tidur. sedangkan pendidikan yang non kefarmasian masih menunggu perekrutan tenaga baru yang berbasis kefarmasian.

Untuk masa kerja kurang dari atau sama dengan 5 s/d 15 tahun lebih banyak dikarenakan adanya perekrutan tenaga baru dan masa kerja lebih dari 15 tahun hanya 1 orang karena sisa perekrutan tenaga yang lama.

Pada dimensi gambaran khusus pada pola penyimpanan obat yang mana dari kuesioner no 1 sampai dengan no 10 dalam sub variable cara penyimpanan obat berdasarkan karakteristik sediaan, bentuk sediaan, mekanis sediaan obat menunjukkan jawaban yang benar sejumlah 191 dari total pertanyaan sebanyak 250 soal ini menunjukkan kategori tinggi 76,4% sedangkan dalam menjawab soal no 11 sampai dengan 20 menunjukkan kategori sangat tinggi 80,4%.

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui secara keseluruhan untuk pengetahuan tenaga kesehatan tentang pola penyimpanan obat yang baik sebanyak 392 dengan prosentase 78,4% menunjukkan interpretasi tinggi.

Untuk hasil dari penelitian ini menunjukkan interprestasi yang tinggi dikarenakan jumlah tenaga yang berbasis kefarmasian serta berdasarkan lama masa kerjanya sudah cukup.

KESIMPULAN

Secara keseluruhan tingkat pengetahuan nakes

tentang gambaran pola penyimpanan obat

menunjukkan kategori Tinggi yaitu 78,4%. Dengan

menunjukkan sub variabel tentang teknis cara

penyimpanan obat berdasarkan karakteristik

sediaan, bentuk sediaan, mekanis sediaan obat

menunjukkan kategori Tinggi 76,4%, juga secara

sub variabel tentang system administrasi

penyimpanan dengan berbagai methode

penggunaan kartu stoc obat, system FEFO dan

FIFO, system alfabetis menunjukkan kategori

sangat tinggi 80,4% Sehingga penyimpanan obat

sudah berjalan dengan baik. Beberapa masukan

untuk penelitian mendatang adalah perlu dilakukan

penelitian yang lebih menyeluruh tentang

pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi yang

mencakup komponen tentang pengadaan obat,

pendistribusian obat, ketersediaan obat, kadaluarsa,

dan pemusnahan obat.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Mohammad. 1987. Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada Universit y Press.

Anonim. (wwwbiofarma.co.id) 2014.

Pentabio Vaksin DTP-HB-Hib.

Bandung : PT. Biofarma

Arikunto, Suharsimi. 2010.

Prosedur Penelitian.

Yogyakarta : Rineka Cipta.

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. 2015.

Modul Pembelajaran

Bimbingan Teknis

Pengelolaan Arsip Pemerintahan Kelurahan / Desa. Surabaya : Badan Perpustakaan dan Kearsipan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. 1995.

Farmakope Indonesia. Edisi IV.Jakarta: Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman supervise dan evaluasi obat public dan perbekalan kesehatan. Jakarta

: Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005.

Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta : Departmen Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.

Pedoman Penggunaan Obat Bebas

Dan Bebas Terbatas. Jakarta : Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009 . Pedoman Pelatihan Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana Imunisasi Di UPK Swasta. Jakarta : Departemen Kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Blitar. Blitar : Dinas Kesehatan

Kartono. 27 Maret 2015. Himbauan Untuk Penyimpanan Produk Ethica Yaitu Epinefrin Injeksi, Oxytocin Injeksi, Methergin Injeksi Agar Sesuai Dengan Ketentuan Yang Benar. Jakarta: PT Ethica Industri Fatrmasi Hariono,Sianturi. Pengukuran Suhu dan

Kelembapan Udara. Jambi : Universitas Jambi

Hartati, Tri. (www.google.com) . 2014.

Hasil Pemeriksaan . Cikarang:

PT.Brataco

Kementrian Kesehatan. 2004 . Pedoman syarat ruang penyimpanan obat.

Jakarta : Kementrian Kesehatan Kementerian Pendayag unaan

Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia.

2012.

Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP). Jakarta : Kemenpan Nana Syaodih 2010. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Notoatmodjo,s. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Hadari Nawawi. 2005. Penelitian

(11)

Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Gambar

Tabel 3.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Tabel  1  Gambaran  Umum  Responden  berdasarkan Jenis kelamin
Tabel 2 Gambaran Umum Responden  berdasarkan Usia
Tabel  5  Data  Tingkat  Pengetahuan  Nakes Tentang Pola Penyimpanan Obat

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya kita akan berkumpul bersama dalam kegiatan Perkemahan Hari Pramuka Jambore Cabang dan Lomba

nantinya pilot akan menemui banyak masalah seperti medan yang berangin, jarak pandang yang hanya mengandalkan kamera saat Quadcopter sudah terbang jauh dan tidak terlihat lagi

2 Yusuf Subagyo. 2012, Makalah CSR disampaikan dalam Workshop posdaya.. Jadi, perilaku dengan sesuai hukum dalam mengejar keuntungan adalah perilaku yang bertanggung jawab

Sedangkan menurut Groonros (1990:27) dalam Ratminto dan Atik (2005:2) pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat

Kemitraan mendorong orang tua dan madrasah dapat bertukar informasi mengenai siswa, dimana informasi tersebut sangat berguna bagi guru untuk mencapai tujuan

Menurut Andriani (2003), berdasarkan hasil penelitiannya terhadap status gizi pada siswa Sekolah Dasar di daerah miskin perkotaan di Bogor, serta menurut Cahyaningrum (2005),

menyadari bahwa pentingnya keberadaan kebudayaan dalam suatu daerah karena kebudayaan merupakan fakta kompleks yang selain memiliki kekhasan pada batas tertentu juga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh variabel pengetahuan dan jarak tempuh terhadap pemanfaatan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal.. Variabel