• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah selama Agustus 2016 sebesar 97,20 persen, turun 0,72 persen dibandingkan NTP bulan Juli 2016. Hal ini disebabkan oleh penurunan NTP subsektor tanaman pangan (1,45 persen) dan tanaman perkebunan rakyat (0,03 persen).

 Indeks harga yang diterima petani (It) turun 1,22 persen, lebih tinggi dari penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,34 persen.

 NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 107,08 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 92,13 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) sebesar 104,48 persen, turun 1,22 persen dibandingkan Juli 2016 yang sebesar 105,70 persen.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 124,93 atau turun 0,39 persen, yang disebabkan oleh menurunnya indeks harga kelompok bahan makanan (1,01 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,14 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,04 persen).

o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007

No. 03/09/62/Th.X, 1 September 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Selama Agustus 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,20 Persen

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk kegiatan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP semakin kuat daya beli petani.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) tanpa

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

(2)

lebih mencerminkan kemampuan daya beli hasil produksi rumah tangga tani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi.

Grafik 1

Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Agustus 2015 – Agustus 2016

Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga terhadap barang/jasa di wilayah perdesaan selama Agustus 2016 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Kalimantan Tengah menurun 0,72 persen, yaitu dari 97,92 di Juli 2016 menjadi 97,20 di Agustus 2016. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,22 persen, relatif lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani yang juga menurun 0,34 persen.

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas hasil pertanian yang dihasilkan petani. Dibandingkan bulan sebelumnya, indeks harga yang diterima petani menurun 1,22 persen selama Agustus 2016. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya It pada tiga subsektor meliputi tanaman pangan sebesar 2,24 persen, perikanan sebesar 0,35 persen, dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,30 persen.

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi oleh komponen pengeluaran rumah tangga terhadap fluktuasi harga barang dan jasa, baik untuk keperluan konsumsi maupun memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama Agustus 2016 menurun 0,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh menurunnya Ib pada semua subsektor meliputi tanaman pangan sebesar 0,44 persen, hortikultura sebesar 0,34 persen, perikanan

90,00 95,00 100,00 105,00 110,00 115,00 120,00 125,00

It Ib NTP

(3)

sebesar 0,33 persen, peternakan sebesar 0,32 persen, dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,29 persen.

Tabel 1

NTP Menurut Subsektor dan Perkembangannya Juli - Agustus 2016

Kelompok dan Sub Kelompok Juli 2016 Agustus 2016 %

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 98,13 96,68 -1,45

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 100,90 98,81 -2,09

c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 122,38 120,14 -2,24

- Padi 122,87 120,48 -2,39

- Palawija 113,81 114,38 0,57

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,71 124,27 -0,44

- Indeks Konsumsi RumahTangga 125,47 124,87 -0,60

- Indeks BPPBM 121,28 121,59 0,31

2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 105,86 107,08 1,22

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 119,07 120,00 0,93

c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,80 130,94 1,14

- Sayur-sayuran 114,59 117,69 3,10

- Buah-buahan 134,73 135,29 0,56

- Tanaman Obat 140,38 137,43 -2,95

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,61 122,27 -0,34

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,06 124,65 -0,41

- Indeks BPPBM 109,00 109,12 0,12

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 92,16 92,13 -0,03

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 100,80 100,47 -0,33

c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,32 113,02 -0,30

- Tanaman Perkebunan Rakyat 113,32 113,02 -0,30

d. Indeks Harga yang DibayarPetani (Ib) 122,96 122,67 -0,29

- Indeks Konsumsi RumahTangga 125,31 124,93 -0,38

- Indeks BPPBM 112,42 112,48 0,06

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 98,33 99,57 1,24

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 107,39 108,35 0,96

c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 117,82 118,99 1,17

- Ternak Besar 124,59 125,86 1,27

- Ternak Kecil 112,02 112,37 0,35

- Unggas 114,21 116,23 2,02

- Hasil Ternak 130,23 130,82 0,59

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119,82 119,50 -0,32

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,05 124,51 -0,54

- Indeks BPPBM 109,71 109,82 0,11

(4)

Kelompok dan Sub Kelompok Juli 2016 Agustus 2016 % Perubahan

(1) (2) (3) (4)

5. Perikanan

a. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 106,51 106,51 0,00

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 115,32 114,85 -0,47

c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,11 128,76 -0,35

- Penangkapan 134,94 134,59 -0,35

- Budidaya 118,00 117,64 -0,36

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 121,22 120,89 -0,33

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,40 126,75 -0,65

- Indeks BPPBM 111,96 112,11 0,15

5.1 Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 111,55 111,50 -0,05

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 120,95 120,35 -0,60 c. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 134,94 134,59 -0,35

- Penangkapan Perairan Umum 134,35 132,47 -1,88

- Penangkapan Laut 135,24 135,67 0,43

d. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 120,97 120,71 -0,26

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,31 126,68 -0,63

- Indeks BPPBM 111,56 111,84 0,28

5.2 Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 96,97 97,04 0,07

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 104,70 104,47 -0,23 c. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 118,00 117,64 -0,36

- Budidaya Air Tawar 118,10 117,73 -0,37

- Budidaya Air Payau 116,65 116,39 -0,26

d. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 121,69 121,23 -0,46

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,57 126,87 -0,70

- Indeks BPPBM 112,70 112,61 -0,09

Gabungan/Provinsi Kalimantan Tengah

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,92 97,20 -0,72

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) 105,70 104,48 -1,22

c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,23 119,01 -1,22

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,78 122,44 -0,34

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,42 124,93 -0,49

- Indeks BPPBM 113,75 113,90 0,15

3. NTP Menurut Subsektor

Penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,72 persen selama Agustus 2016, secara umum dipengaruhi oleh penurunan nilai tukar subsektor tanaman pangan sebesar 1,45 persen dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,03 persen. Pada subsektor tanaman pangan, penurunan nilai tukar terutama berasal dari menurunnya perolehan petani pada subkelompok padi sebesar 2,39 persen.

Sementara pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, penurunan nilai tukar berasal dari menurunnya perolehan petani pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat seperti karet dan sawit sebesar 0,30 persen. Meskipun secara umum nilai tukar subsektor perikanan relatif stabil, namun

(5)

pada perikanan tangkap juga menunjukkan penurunan sebesar 0,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Disisi lain, terjadi kenaikan nilai tukar pada subsektor peternakan sebesar 1,24 persen dan hortikultura sebesar 1,22 persen. Pada subsektor peternakan, kenaikan nilai tukar berasal dari meningkatnya perolehan petani pada semua subkelompok baik ternak, unggas maupun hasil ternak.

Sementara pada subsektor hortikultura, kenaikan nilai tukar terutama berasal dari meningkatnya perolehan petani pada subkelompok sayuran sebesar 3,10 persen dan buah-buahan sebesar 0,56 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

4. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)

Nilai tukar usaha rumah tangga pertanian mengalami penurunan sebesar 1,22 persen, yakni dari 105,70 di Juli 2016 menjadi 104,48 di Agustus 2016. Relatif lebih tingginya NTUP dibandingkan NTP yang hanya sebesar 97,20 selama Agustus 2016, mengindikasikan bahwa secara umum tingkat pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan tingkat nilai tukar dari waktu ke waktu.

Tabel 2

Inflasi/Deflasi Perdesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Agustus 2016

Kelompok Pengeluaran Agustus 2015

Desember 2015

Juli 2016

Agust 2016

Inflasi Agust 2016

Laju Inflasi Tahun Kalender

2016

Inflasi Tahun ke

Tahun

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Konsumsi Rumah Tangga 121,20 122,91 125,42 124,93 -0,39 1,64 3,08

1 Bahan Makanan 123,51 126,35 130,29 128,97 -1,01 2,07 4,42

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

dan Tembakau 119,42 120,92 126,41 126,36 -0,04 4,50 5,81

3 Perumahan 115,27 115,43 117,94 118,78 0,72 2,91 3,05

4 Sandang 117,97 119,19 121,10 121,35 0,21 1,82 2,87

5 Kesehatan 116,19 117,22 119,67 120,24 0,47 2,57 3,48

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah

raga 111,98 112,72 114,18 114,36 0,16 1,45 2,13

7 Transportasi, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan 126,74 126,69 118,00 117,83 -0,14 -6,99 -7,03

5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Menurut Kelompok Pengeluaran

Perubahan indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga di perdesaan pada hakekatnya mencerminkan tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi di wilayah perdesaan secara umum. Dilihat dari kelompok pengeluaran rumah tangga, terjadi deflasi sebesar 0,39 persen selama Agustus 2016.

Kondisi ini dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga pengeluaran konsumsi rumah tangga pada

(6)

kelompok bahan makanan sebesar 1,01 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,04 persen.

Laju inflasi hingga bulan Agustus 2016 tercatat 1,64 persen, yang didominasi oleh tingginya tingkat inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 4,50 persen.

Dibandingkan tingkat inflasi pada bulan yang sama tahun sebelumnya, inflasi selama Agustus 2016 sebesar 3,08 persen juga masih didominasi oleh kelompok pengeluaran tersebut sebesar 5,81 persen.

Tabel 3

Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan di Perdesaan Agustus 2015 - Agustus 2016

Tahun Bulan Inflasi

Bulanan

Laju Inflasi Tahun Kalender

Inflasi Tahun ke Tahun

(1) (2) (3) (4) (5)

2015 Agustus 0,18 2,29 6,66

September -0,27 2,01 5,60

Oktober 0,20 2,21 5,83

November 0,43 2,65 2,59

Desember -0,41 0,42 3,99

2016 Januari 0,38 0,38 4,04

Februari -0,10 0,28 4,58

Maret 0,55 0,84 4,82

April -0,41 0,42 3,99

Mei 0,41 0,84 3,42

Juni 0,28 1,12 3,12

Juli 0,91 2,04 3,67

Agustus -0,39 1,64 3,08

Selama setahun terakhir, tingkat inflasi tertinggi terjadi di Juli 2016 yaitu sebesar 0,91 persen.

Inflasi terendah terjadi di Agustus 2015 yaitu sebesar 0,18 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Desember 2015 dan April 2016 masing-masing sebesar 0,41 persen. Deflasi selama April 2016 disebabkan oleh adanya kebijakan penurunan harga BBM bersubsidi. Sementara itu, rata-rata laju inflasi tahun kalender hingga Mei 2016 masih di bawah 1,00 persen. Namun demikian, sejak Mei 2016 mulai merangkak naik hingga mencapai 2,04 persen di Juli 2016 dan menurun di Agustus 2016 sebesar 1,64 persen. Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, tingkat inflasi yang cukup tinggi terjadi selama Triwulan III tahun 2015. Sedangkan memasuki tahun 2016, tingkat inflasi masih berada di bawah 5,00 persen.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Fifendy et al .(2011) menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen dapat menghasilkan mutu nata yang lebih baik dibanding dengan

Yang dimaksud dengan kebutuhan salesman adalah kemudahan salesman dalam memproses data pesanan terutama pada saat outlet menanyakan sudah berapa besar jumlah

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Berkaitan dengan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti sebuah metode belajar tari yang sebenarnya dari dulu sudah digunakan dalam proses belajar

Jurnal al-Idārah | 14 Strategi manajemen SDM Islami dalam meningkatkan kinerja karyawan di CV Adeeva Group Besuk Wirowongso Jember dapat meningkatkan kinerja karyawannya

Dan hal ini sudah dibuktikan dan diterapkan oleh kepala di MTs Madinatussalam Kec. Percut Sei Tuan. Dan sesuai dengan data yang ada serta hasil dari wawancara

Di antara konsep integrasi keilmuan berdasarkan paradigma keilmuan yang dikembangkan oleh beberapa UIN di Indonesia yang penulis kaji dalam tulisan ini adalah

Buku Saleh Ritual Saleh Sosial, merupakan Buku yang dikarang oleh K.H. Buku ini menceritakan tentang gambaran kehidupan masyarakat di era sekarang. Kultur dongeng dalam masyarakat