• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. Analisis Sistem Berjalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3. Analisis Sistem Berjalan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

55

Analisis Sistem Berjalan

3.1

Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1

Sejarah perusahaan

PT Dos Ni Roha didirikan pada tanggal 16 September 1963 di

Jakarta. PT Dos Ni Roha merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang distribusi obat-obatan. Pada awalnya obat-obatan tersebut

didistribusikan melalui PT Indria. Pada saat itu direktris PT Indria

adalah Ibu Subari. Namun, beliau memberikan kepercayaan kepada E.

Trismitro untuk memimpin PT Indria. Pada saat kepemimpinan E.

Trismitro, PT Indria mendapat kepercayaan oleh beberapa perusahaan

asing seperti PT Ciba, PT Schering, dan PT Hoffman LA Roche untuk

mengimpor obat-obatan ke Indonesia.

Pada tanggal 16 Agustus 1966, PT Dos Ni Roha diakuisisi oleh

E.Trismitro dan sejak tanggal 16 November 1967, semua kegiatan

mengimport dan juga mendistribusikan obat-obatan ditangani oleh PT

Dos Ni Roha, sedangkan PT Indria menjadi sub agen

PT Dos Ni Roha mulai mengalami kemajuan dikarenakan

adanya kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan untuk

penanaman modal asing di Indonesia. Hal itu mengakibatkan beberapa

perusahaan obat-obatan asing seperti PT Schering Indonesia,

melakukan kerja sama dengan PT Dos Ni Roha sebagai mitra kerja.

Kemajuan yang dialami oleh PT Dos Ni Roha semakin terlihat,

dimana pada tahun 1968, perusahaan memiliki beberapa cabang yang

berada di Bandung, Solo, Surabaya, Manado, Medan, dan Semarang

dan ditahun yang sama perusahaan Parke Davis mengadakan kerja

sama dengan PT Dos Ni Roha sebagai distributor bagi perusahaannya.

(2)

Pada awal bulan Desember 1969, Drs. Limandoko bergabung

dengan PT Dos Ni Roha untuk membantu dalam memajukan PT Dos

Ni Roha. Pada tahun 1970, PT Dos Ni Roha mendistribusikan produk

dari perusahaan Ciba , Schering, Parke Davis dan Pfitzer Agric. Di

tahun yang sama juga, PT Perdoni menngundurkan diri sebagai

distributor PT Dos Ni Roha. Sehingga, menjadikan PT Dos Ni Roha

sebagai satu-satunya perusahaan distributor yang mendistribusikan

produk-produk dari perusahaan tersebut. Pada tahun 1974, PT Dos Ni

Roha memperoleh izin Perusahaan Besar Farmasi (PBF) untuk daerah

di Palembang, Ujung Pandang, Pontianak, dan juga Banjarmasin

sehingga secara otomatis PT Dos Ni Roha memiliki cabang di kota

tersebut.

Pada tahun 1980, PT Dos Ni Roha memperluas unit usaha

kerjanya dengan menyalurkan bahan baku obat dan menjadi agen bagi

Medimpex Hongaria serta memiliki izin untuk menyalurkan kapsul

kosong dari Parke Davis Jepang. Perkembangan yang pesat pada

divisi tersebut sehingga dibuatlah sebuah keputusan untuk

memisahkannya dan membentuk perusahaan sendiri dengan nama PT

Ekacitra Dian Persada, dimana Drs. Setiawan Nugroho menjabat

sebagai General Manager.

Pada tanggal 1 April 1983, PT Dos Ni Roha mendapatkan izin

PBF untuk membuka cabang di daerah Denpasar. Kemudian

menyusul empat tahun setelah itu, tepat pada tanggal 1 April 1987,

PT Dos Ni Roha mendapatkan izin PBF untuk membuka cabang di

kota Banjarmasin.

PT Dos Ni Roha terus meningkatkan kinerja perusahaan

sebagai distributor obat-obatan dan hasil terbaik pun diperoleh pada

tahun 1983, dimana PT Dos Ni Roha memperoleh penghargaan Piala

Asia Award sebagai distributor obat-obatan terbaik dari seluruh

Indonesia. Oleh karena itu, semakin banyak perusahaan-perusahaan

yang menjalin kerja sama dengan PT Dos Ni Roha sebagai distributor

bagi produk yang mereka miliki, seperti pada tanggal 1 Agustus 1984,

(3)

dimana PT Dupont X-Ray Film and Chemical yang telah berganti

namanya menjadi PT Sterling Diagnostic Imaging. Kemudian

berlanjut pada tahun 1992, beberapa perusahaan seperti Mediafarma

Labratories, PT Daya Muda Agung, PT AFP Imaging, dan PT Tetra

Werke telah menunjuk PT Dos Ni Roha sebagai distributor bagi

produk mereka.

Semakin banyaknya principal (perusahaan) yang ingin bekerja

sama dengan PT Dos Ni Roha sehingga pada tahun 1994, PT Dos Ni

Roha membentuk divisi marketing unit yang bertugas untuk

menangani produk dari principal. Pada tahun 1995, PT Mugi Lab

telah bergabung dan mempercayakan produknya untuk didistribusikan

oleh PT Dos Ni Roha. PT Dos Ni Roha membuka cabang baru di

Ciputat pada bulan September 1994, kemudian pada tahun 1995 di

darerah Bekasi.

3.1.2

Perkembangan perusahaan

PT Dos Ni Roha merupakan salah satu distributor profesional

terbaik di Indonesia, hal tersebut dapat dicapai atas dasar sistem

manajemen kuat yang dimiliki oleh perusahaan. PT Dos Ni Roha

mencoba untuk meningkatkan kinerja perusahaan mereka sehingga

perusahaan ingin mengimplementasikan sistem ERP ke dalam proses

bisnis mereka agar informasi yang diperoleh bersifat real time. Oleh

karena itu, perusahaan mulai mencari software solution yang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan dan perusahaan telah memilih

menggunakan ERP software solution yang dibuat oleh SAP, dimana

yang digunakan oleh PT Dos Ni Roha adalah SAP R/3 dengan modul

yang terdiri dari modul material management, sales and distribution¸

dan financial and controlling.

PT Dos Ni Roha memulai persiapan implementasi ERP, pada

akhir bulan Desember 2003, dimana untuk melakukan persiapan

tersebut, PT Dos Ni Roha menggunakan jasa konsultan dan jasa

tersebut digunakan hanya selama dua bulan, kemudian lima bulan

selanjutnya PT Dos Ni Roha melakukan persiapan dan juga

(4)

customizing sendiri. Jangka waktu yang diperlukan oleh PT Dos Ni

Roha untuk melakukan implementasi sampai go live yaitu sekitar

tujuh bulan, tepatnya pada bulan Juli 2004.

PT Dos Ni Roha setiap tahunnya mengalami kemajuan yang

signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari penghargaan yang diberikan

pada tahun 2006 oleh Procter & Gamble Indonesia sebagai Top

Performer Distributor untuk bagian Sales, Logistics, IT, Finance, dan

HRD. Gambar di bawah ini merupakan bukti penghargaan yang di

berikan dari P&G.

Gambar 3.1 Top Performer Distributor Award from P&G – 2006

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Saat ini, PT Dos Ni Roha telah memiliki 32 cabang dan 16 sub

cabang yang telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Untuk di

pulau Sumatera, PT Dos Ni Roha telah memiliki 7 cabang, yaitu di

Banda Aceh, Medan, Pekan Baru, Batam, Padang, Jambi, Palembang,

dan Bandar Lampung. Di pulau Jawa, PT Dos Ni Roha telah memiliki

15 cabang, yaitu di Ciputat, Tangerang, Jakarta, Cakung, Bogor,

(5)

Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Kediri,

Malang, Jember, dan Denpasar. Di pulau Kalimantan dan juga

wilayah Indonesia Bagian Timur, PT Dos Ni Roha telah memiliki 9

cabang, yaitu di Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Manado, Palu,

Makassar, Kupang, Jayapura, dan Mataram. PT Dos Ni Roha juga

memilki sub cabang yang tersebar di beberapa wilayah seperti, di P.

Sidempuan, R. Prapat, P. Siantar, Sibolga, Karawang, Serang,

Sukabumi, Tasikmalaya, Tegal, Kudus, Purwokerto, Madiun, Kendari,

Palangkaraya, Balikpapan, dan Bangka. Selain itu, PT Dos Ni Roha

telah bekerja sama dengan 30.994 pharma outlets dan 174.565

consumer outlets yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Saat ini, PT Dos Ni Roha merupakan salah satu perusahaan

distributor terbaik di Indonesia dan kantor pusatnya berada di Gd.

Wisma Indovision 2, JL. Panjang komplek Green Garden Blok A8 No

1, Kedoya Utara – Jakarta Barat.

3.1.3

Visi, misi, moto dan nilai perusahaan

3. 1. 3. 1

Visi per usa haa n

Berkomitmen untuk menjadi distributor terbaik di

bidang yang di pilih baik di bidang perawatan farmasi

dan kesehatan, peralatan medis dan distribusi produk

konsumen.

Mengukur keberhasilan dengan cara melihat distribusi

pangsa pasar atau volume penjualan dan pelayanan

distribusi yang tepat dengan margin yang kompetitif.

3. 1. 3. 2

Misi perusah aa n

Berkomitmen untuk menyediakan layanan distribusi

kelas dunia bagi Indonesia.

Menyadari tanggung jawab moral untuk memastikan

bahwa produk farmasi, alat kesehatan, produk

perawatan

kesehatan

dan

barang

konsumsi

didistribusikan dengan baik di seluruh Indonesia pada

(6)

waktu yang tepat, tepat kuantitas dan kualitas yang

tepat dan biaya yang tepat dengan distribusi yang

efisien.

3. 1. 3. 3

Moto per usah aa n

Service from the HEART (Pelayanan dari Hati)

H : Harmony

E : Emphatic

A : Alliance

R : Responsive

T : Trustworthy

3. 1. 3. 4

Nilai perus ahaan

Strong and solid organization

Dos Ni Roha memiliki organisasi yang kuat dan solid

di dalam perusahaannya, yang bertujuan agar setiap

anggota organisasi dapat merasa nyaman dalam

bekerja di Dos Ni Roha.

Superior sales and distribution

Selain memiliki organisasi yang kuat dan solid, PT.

Dos Ni Roha bertujuan untuk menjadi salah satu

distributor yang dikenal oleh banyak perusahaan, dan

yang memiliki kualitas, yaitu terbukti dengan adanya :

Jaringan distribusi yang luas

Cakupan channel yang luas

Salmon Integrated Distribution Strategy

o

Clear call / frequency / strike

o

Coverage evaluation process

o

Sales Monitoring / Bistro

o

Standard training programs

o

OHD per principal

Key account team

Right information technology

(7)

Tidak hanya pada memberikan pelayanan yang

terbaik bagi para pelanggan, Dos Ni Roha juga

memiliki teknologi informasi handal yang bertujuan

untuk mendukung dalam menjalankan setiap aktivitas

pada proses bisnis. Hal ini diperkuat dengan

tersedianya teknologi informasi yang digunakan oleh

Dos Ni Roha, yaitu menggunakan software SAP

terutama pada modul material management.

Gambar 3.2 Right Information Technology

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.2 merupakan bukti dimana PT Dos Ni Roha

menggunakan teknologi informasi SAP dengan

berbagai modul.

Logistics vision : world class services

Visi logistics Dos Ni Roha yaitu memberikan

pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan.

Pelayanan yang sudah berkelas terbukti dengan :

Right storage (ruang penyimpanan yang baik)

(8)

Gambar 3.3 Central Warehouse – 15,800 sqm

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.3 merupakan central warehouse yang

ada pada PT Dos Ni Roha yang berpusat di

Cakung.

Optimum

inventory

(penyimpanan

yang

optimum)

(9)

Gambar 3.4 Automatic Replenishment for Optimum Inventory

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.4 merupakan DRP / MRP yang ada di

PT Dos Ni Roha.

Right delivery services (pengiriman yang terbaik)

Gambar 3.5 Right Delivery Service

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.5 merupakan pelayanan yang terbaik

yang dimiliki oleh PT Dos Ni Roha.

Service quality : SOP & GDP (pelayanan yang

berkualitas).

(10)

Gambar 3.6 GDP Audit Form

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.6 merupakan GDP yang dimiliki oleh

PT Dos Ni Roha.

Right

processes

(proses

pengiriman

menggunakan teknologi PDA )

o

Logistics

o

PDA technology

Gambar 3.7 Right Logistics Process

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.7 merupakan alur dari pengiriman

barang menggunakan sistem PDA, dimana

terdiri dari inbound dan outbond. Pada saat

barang diterima, staff akan mengecek barang

(11)

sesuai dengan pemesanan terlebih dahulu,

setelah itu barang akan ditempatkan sesuai

dengan jenis barangnya, lalu pada saat

pelanggan memesan barang, maka staff akan

membuatkan

order

pemesanan,

kemudian

barang akan melalui proses picking dan packing,

setalah itu invoice akan dicetak dan kemudian

akan dikirim sesuai dengan alamat pelanggan.

Balanced financial and discount management

Perkembangan keuangan yang terus dikontrol serta

manajemen diskon yang dikelola memiliki tujuan agar

PT Dos Ni Roha tetap komitmen akan visi dan misi

perusahaan, yaitu menjadi distributor terbaik dalam

memberikan pelayanan bagi setiap pelanggan.

New and innovatives services

Pelayanan yang inovatif dikembangkan PT Dos Ni

Roha dalam mempertahankan baik setiap pelanggan

maupun vendor yang sudah memiliki brand ternama.

3.1.4

Produk

Sebagai perusahaan distributor terbesar di Indonesia, PT Dos

Ni Roha telah mendistribusikan banyak produk dari berbagai macam

vendor (principals). Berikut ini adalah produk-produk yang

didistribusikan oleh PT Dos Ni Roha.

Gambar 3.8 Breakdown by Business Division

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Ethical 21% Consumer Health 15% Consumer Food 7% Consumer Non Food / Personal Care 25% OTC 18% Medical 14%

(12)

Gambar 3.8 merupakan pembagian produk-produk yang akan

didistribusikan berdasarkan persentasi di Dos Ni Roha, terdiri dari

Consumer Food, Medical, Consumer Health, OTC (Over The

Counter), Ethical, dan Consumer Non Food/Personal Care.

3. 1. 4. 1

Con s um er food

Pada bagian consumer food, PT Dos Ni Roha

mendistribusikan sebanyak 7%. Berikut ini nama principals

pada consumer food:

San Miguel Corp

PT Wyeth Ind

PT Kraft Indonesia

PT Medan Tropical Canning

PT Pondan Pangan MI

PT Pilato International

3. 1. 4. 2

M edical

Pada bagian medical, PT Dos Ni Roha mendistribusikan

sebanyak 14%, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu

medical supplies, medical equipmentand systems, dan

services.

Medical supplies :

Horiba-ABX Diagnostics

B. Braun Medical Indonesia

Bio/Rad Laboratories

Cawo Photochemische GmbH

CEA Aktiebolag

Medical equipment and systems :

ABX Hematology

B. Braun Medical Indonesia

Drager Medical

Biorad Laboratories

Zoll

(13)

Services :

Total Maintenance Indonesia

3. 1. 4. 3

Cons umer health

Pada consumer health, PT Dos Ni Roha mendistribusikan

sebanyak 15%. Berikut ini nama principals pada consumer

health :

PT Deltomed

PT Pasific Healthcare

PT Nutriscience Pharos

PT Totalcare Nutraceutical

PT. Psific Republic International

PT Jamu Puspo

PT Radiant Sentral Nutrindo

PT Natural Nutrindo

PT. IKONG Pharma

3. 1. 4. 4

OTC (over the count er)

Pada bagian OTC (over the counter), PT Dos Ni Roha

mendistribusikan sebanyak 18%. Berikut ini nama

principals pada OTC (over the counter) :

PT Gratia Husada Farma.

PT SSHL Healthcare Indonesia

PT Actavis Indonesia

PT Gratia Husada Farma

PT Henson Farma

PT Indofarma

PT Medikon Prima Lab

PT Mugi Laboratories

PT Simex Pharmaceutical

PT Vitabiotics Utama

PT Afiat Industri

(14)

3. 1. 4. 5

Ethical

Pada bagian ethical, PT Dos Ni Roha mendistribusikan

sebanyak 21%. Berikut ini nama principals yang ada pada

ethical:

PT Bayer Indonesia

PT Novartis Indonesia

PT Medikon Prima Labs

PT Mugi Laboratories

PT Pharos Indonesia

PT Sandoz Indonesia

PT Lapi Laboratories

PT Vitabiotics Utama Ind

PT Mersi

PT Wyeth Pharma

PT. IFARS Sri Buana

PT. Gracia Pharmindo

PT. Bernofarm

PT. Tobbess Busindo

Corsa Laboratories

3. 1. 4. 6

Con s um er non food / person al care

Pada bagian consumer non food/personal care, PT Dos Ni

Roha mendistribusikan sebanyak 25%. Berikut ini nama

principals pada consumer non food/personal care :

PT J&J Indonesia

PT Dynea Indria

PT Miswak

PT Hoyu Indonesia

PT. Gondowangi

PT Beiersdorf Indonesia

PT L’OREAL Indonesia

PT Rembak

(15)

3.2

Struktur organisasi

Gambar 3.9 Struktur Organisasi PT Dos Ni Roha

(Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)

(16)

Salah satu kunci utama bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya adalah

dengan memiliki susunan atau struktur organisasi yang sudah terorganisir dengan

baik dan juga memiliki tugas dan wewenang yang jelas. Struktur organisasi dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai apa saja tugas dan juga wewenang

yang dimiliki oleh masing-masing karyawan perusahaan serta dapat memberikan

gambaran mengenai hubungan antara atasan dengan bawahan. Gambar 3.9

merupakan gambaran struktur oraganisasi yang ada di PT Dos Ni Roha.

3.2.1

Pembagian tugas dan wewenang

a.

Chief operating officer (COO)

Memiliki tugas dan juga wewenang untuk memberikan arahan

pada bagian supply chain, sales & operation, support, dan

operasional yang terjadi perusahaan.

Memiliki tugas dan wewenang untuk membuatkan keputusan

yang bersifat operasional di perusahaan, khususnya pada

bagian yang berhubungan dengan supply chain, sales &

operation, dan support.

b.

Inventory control (IC)

Merupakan bagian yang memiliki tugas dan wewenang untuk

melakukan pembelian material ke principal

Memiliki tugas dan wewenang untuk mengatur pengalokasian

material ke setiap cabang – cabang perusahaan.

Membuat keputusan yang berkaitan dengan administrasi

barang dan juga yang membuat perencanaan berapa jumlah

kuantitas material yang akan dibeli ke principal.

Memiliki tugas dan wewenang untuk mengawasi segala

aktivitas pergerakan material (moving stock) yang disimpan di

warehouse.

Memiliki tugas dan wewenang untuk mengatur dan juga

mengawasi kegiatan administrasi dari setiap aktivitas

pergerakan material (moving stock).

Mengawasi dan mengkontrol material stock yang disimpan di

warehouse.

(17)

c.

Inventory quality (IQ)

Merupakan divisi yang memiliki tugas dan wewenang untuk

melakukan claim terhadap barang yang memiliki keadaaan

yang rusak atau expired ke principal.

Bagian yang menangani dan juga mengontrol setiap

pegembalian barang retur dari cabang supaya pada saat

mengclaim barang ke principal, sudah sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibuat terlebih dahulu, yaitu

berdasarkan kontrak yang sudah ditandatangani antar kedua

belah pihak.

Divisi yang memiliki tugas dan wewenang untuk meretur

kembali material yang rusak ke principal.

Mengawasi setiap kegiatan adminsitrasi terhadap material

yang akan diretur.

d.

Distribution center / national warehouse (DC)

Bagian yang menerima dan menyimpan material yang telah

dikirimkan oleh principal ke warehouse.

Bagian yang memeriksa kondisi material yang telah dikirim

oleh principal.

Melakukan aktivitas stock opname (yaitu pemeriksaan stock

material yang disimpan di warehouse) secara berkala.

Bagian yang mengirimkan material ke setiap cabang-cabang

perusahaan.

Bagian yang memonitori serta mengawasi setiap kegiatan

pendistribusian antar pulau dan juga material yang diimport

dari luar negeri.

Bagian yang mengawasi dan memonitori kegiatan administrasi

setiap aktivitas pendistribusian material.

(18)

e.

Third party logistic/national logistic

Bagian yang memonitor dan mengelola stock material dan

setiap pergerakan material yang tersimpan di setiap gudang

yang dimiliki oleh cabang.

Bagian yang mengetahui jumlah stock yang tersedia di gudang

cabang dan yang memberitahukan kekurangan material stock

yang ada di cabang ke bagian inventory control (IC).

(19)

3.2.2

Struktur organisasi supply chain management pada PT Dos Ni Roha

Gambar 3.10 Struktur Organisasi Supply Chain Management di PT Dos Ni Roha

(Sumber: IC Manager – PT Dos Ni Roha)

7

(20)

3.2.3

Pihak – pihak di supply chain management PT Dos Ni Roha

Gambar 3.10 merupakan struktur organisasi yang berada di

departemen supply chain management. Pada departemen supply chain

management, terdapat 4 divisi, yaitu inventory control (IC), national

warehouse distribution (DC), national logistic, dan inventory quality

(IQ).

Berikut adalah posisi yang berada pada divisi IC, yaitu :

a.

Inventory control manager

Mengawasi setiap kegiatan pembelian material baik dari

principal dalam negeri dan luar negeri.

Memiliki wewenang untuk memutuskan jumlah material

yang akan dipesan ke principal.

Mengawasi dan memutuskan setiap masalah pada bagian

pembeliaan.

Memonitori setiap pergerakan material (moving stock).

b.

Inventory analyst

Menganalisis berapa jumlah material yang tersimpan di

gudang.

Menganalisis jumlah material yang akan dibeli ke

principal.

Melakukan analisis dalam melakukan pengalokasian

material.

Menganalisis setiap kebutuhan cabang akan material,

dimana setiap permintaan dari cabang harus dianalisis

terlebih dahulu berdasarkan informasi penjualan yang

telah diberikan oleh data analyst.

Melakukan perencanaan atau forecasting.

c.

Import admin

Menangani setiap kegiatan pembelian material yang

diimpor.

d.

Data analyst

Mengolah dan menganalisis setiap data penjualan yang

dimiliki setiap cabang.

(21)

Memberikan informasi mengenai penjualan yang

dilakukan oleh setiap cabang sebagai bahan referensi

dalam melakukan pembelian barang.

e.

Logistic admin

Mengecek setiap dokumen, apakah dokumen tersebut

sesuai dengan material yang diterima pada saat

material akan masuk ke dalam warehouse.

Membantu dalam menginformasikan hal-hal penting

seperti pemindahan material dari satu branch ke

branch lain kepada pihak-pihak tertentu.

f.

Secretary

Menangani setiap kegiatan administrasi yang terjadi di

divisi inventory control.

Berikut adalah posisi yang berada pada divisi national

warehouse distribution (DC), yaitu :

a.

Inbound

Mengecek dokumen apakah sesuai dengan material

yang di terima dan membuat penerimaan material

(MIGO) dengan menggunakan sistem pada saat

menerima material.

Mengalokasikan material dan melakukan stock

transfer ke berbagai branch serta melakukan putway

ke warehouse.

Melakukan pembayaran atau invoice verification setiap

menerima pemesanan material.

b.

Logistic administrator

Mengecek setiap dokumen, apakah dokumen tersebut

sesuai dengan material yang diterima pada saat

material akan masuk ke dalam national warehouse.

Membantu dalam menginformasikan hal-hal penting

seperti pemindahan material dari satu branch ke

branch lain kepada pihak-pihak tertentu.

(22)

c.

Receiving

Menerima dan mengkoordinasikan setiap material yang

akan masuk ke dalam warehouse.

d.

Stock control

Mengontrol setiap stock yang ada di warehouse, dimana

stock control admin yang bertugas dalam mengatur

pengalokasian material seperti storage type, storage

section, dan storage bin, serta melihat apakah stock yang

ada di warehouse sudah mencapai stock maximal, stock

minimal, atau safety stock. Sedangkan putwayer bertugas

dalam melakukan pemindahan material ke dalam

warehouse sesuai dengan storage type, storage section,

dan storage bin yang sudah di kontrol oleh stock control

admin.

e.

Expedition

Bertanggung jawab dalam melakukan ekspedisi

pengiriman material ke berbagai branch baik melalui

jalur darat, jalur laut, maupun jalur udara.

Memprediksi seberapa jauh perjalanan yang akan di

lalui dalam pengirimin material ke berbagai branch.

f.

Checker

Bertanggung jawab dalam pencatatan material yang

keluar maupun yang masuk ke dalam gudang.

Memastikan material yang masuk ataupun keluar

gudang dalam kondisi yang layak, tidak ada cacat.

g.

Pickers

Bertugas dalam melakukan pemindahan material secara

fisik seperti pemindahan dari storage bin ke transportasi

yang akan digunakan untuk pengiriman material dan

sebaliknya, pemindahan dari satu storage bin ke storage

bin yang lain.

(23)

h.

Outbound

Bertanggung jawab untuk memantau dan mengarahkan

semua pengiriman dan mengontrol pergerakan material

dari gudang keluar dan loading.

i.

Delivery

Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengontrolan

warehouse team.

Menganalisis pengiriman pemesanan ke branch atau

customer dari forwarder.

Mengontrol warehouse dan sistem delivery.

j.

Logistic supervisor

Menganalisis total kebutuhan material dan mengatur

penyediaan, pengadaan, dan pengiriman material

sedemikian rupa agar alokasi material di setiap branch

dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan

tepat waktu.

Bertanggung jawab atas penerimaan dan pemrosesan

permintaan material dari setiap branch, dan

mengontrol pengiriman material dari vendor agar

material dapat diterima oleh gudang, sesuai dengan

waktu, kuantitas, kualitas dan biaya yang telah

ditetapkan.

Melakukan perencanaan dan mengkoordinasikan

pengiriman material dari vendor dan atau gudang,

termasuk menentukan ekspedisi dan rute, untuk

memastikan pengiriman dilakukan dengan tepat

waktu dan efisien, serta material yang diterima oleh

setiap branch sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

Mengelola anggaran biaya logistic dan menjaga agar

kegiatan operasional dapat berjalan dengan efisien

dan efektif sesuai anggaran yang telah dialokasikan.

(24)

k.

Forklift operator

Melaksanakan proses pemindahan dan penyimpanan

material dengan forklift untuk menunjang kelancaran

proses pemindahan dan penyimpanan material.

l.

Office helper

Membantu setiap staff ketika mendapat kesulitan

dalam menggunakan sistem SAP.

Mencari solusi ketika staff sedang mengalami

permasalahan pada sistem yang digunakan.

Membantu abbaper dalam menciptakan T-code baru

untuk mempermudah setiap proses bisnis yang ada.

3.2.4

Organizational level in SAP PT Dos Ni Roha

Gambar 3.11 Organizational Levels in Procurement Process PT. Dos Ni Roha

(Sumber: IT Manager – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.11 menggambarkan organizational level dalam

proses procurement yang dijalankan di PT Dos Ni Roha, yaitu :

1.

Client

Client merupakan suatu unit resmi yang ada pada SAP R/3,

dimana terdapat data dan beberapa master records serta kumpulan

(25)

tabel yang independen. Di lihat dari sudut pandang bisnis, client

merupakan representatif dari suatu kelompok korporasi

(corporate group). Dos Ni Roha merupakan client atau tingkatan

hierarki tertinggi dalam sistem SAP/R3 yang diterapkan pada PT

Dos Ni Roha, sehingga semua spesifikasi atau data dimasukkan

pada tingkatan ini, berlaku di semua cabang dan unit organisasi

lainnya.

2.

Company code

Company Code menggambarkan suatu unit yang independenyang

memiliki laporan keuangan sendiri, contohnya : suatu perusahaan

dalam corporate group (client). company code yang ada di Dos

Ni Roha yaitu PT Dos Ni Roha, dimana setiap laporan keuangan

di dalam perusahaan itu di kelola sendiri.Untuk company code PT

Dos Ni Roha yaitu 1000, sedangkan untuk cabang-cabang lainnya

memiliki 4 digit yang berbeda.

3.

Plant

Plant adalah suatu unit organisasi dalam logistik yang

memisahkan berdasarkan struktur perusahaan mulai dari produksi,

pengadaan, plant maintenance, dan perencanaan master. Dos Ni

Roha memiliki 33 plants, dimana 1 plant untuk HO/IC/DC, dan

32 plants untuk cabang. Untuk plant yang berlokasi di Cakung,

memiliki 1 plant untuk DC dan branch, sedangkan untuk HO

akan ditempatkan di plant yang berlokasi di Cakung. PT Dos Ni

Roha juga memiliki 16 sub-branches yang tersebar di Indonesia.

(26)

Gambar 3.12 DNR Offers Complete Coverage of Indonesia

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Berikut ini plant yang ada pada PT Dos Ni Roha dengan company

code 1000 :

1.

0001 : Lokasi Cakung untuk HO/DC/IC

2.

0003 : Lokasi Jakarta (Kemanggisan)

3.

0004 : Lokasi Bandung

4.

0005 : Lokasi Semarang

5.

0006 : Lokasi Solo

6.

0007 : Lokasi Surabaya

7.

0008 : Lokasi Denpasar

8.

0009 : Lokasi Makasar

9.

0010 : Lokasi Manado

10.

0011 : Lokasi Samarinda

11.

0012 : Lokasi Banjarmasin

12.

0013 : Lokasi Pontianak

13.

0014 : Lokasi Bandar Lampung

14.

0015 : Lokasi Palembang

15.

0016 : Lokasi Padang

16.

0017 : Lokasi Medan

17.

0018 : Lokasi Ciputat

18.

0019 : Lokasi Cakung

19.

0022 : Lokasi Jayapura

20.

0023 : Lokasi Palu

(27)

21.

0025 : Lokasi Jambi

22.

0026 : Lokasi Pekanbaru

23.

0027 : Lokasi BandaAceh

24.

0028 : Lokasi Kupang

25.

0029 : Lokasi Malang

26.

0030 : Lokasi Bogor

27.

0031 : Lokasi Tangerang

28.

0032 :Lokasi Cirebon

29.

0033 : Lokasi Jember

30.

0034 : Lokasi Yogyakarta

31.

0035 : Lokasi Batam

32.

0038 : Lokasi Kediri

33.

0039 : Lokasi Mataram

PT Dos Ni Roha juga memiliki 16 sub-branches yang tersebar di

Indonesia, berikut ini sub-branches yang ada di PT Dos Ni Roha :

1.

Lokasi P. Sidempuan menginduk ke Medan

2.

Lokasi R .Prapat menginduk ke Medan

3.

Lokasi P.Siantar menginduk ke Medan

4.

Lokasi Sibolga menginduk ke Medan

5.

Lokasi Karawang menginduk ke Cakung

6.

Lokasi Serang menginduk ke Tangerang

7.

Lokasi Sukabumi menginduk ke Bogor

8.

Lokasi Tasikmalaya menginduk ke Bandung

9.

Lokasi Tegal menginduk ke Semarang

10.

Lokasi Kudus menginduk ke Surabaya

11.

Lokasi Purwokerto menginduk ke Solo

12.

Lokasi Madiun menginduk ke Surabaya

13.

Lokasi Kendari menginduk ke Makasar

14.

Lokasi Palangkaraya menginduk ke Pontianak

15.

Lokasi Balikpapan menginduk ke Samarinda

16.

Lokasi Bangka menginduk ke Pekanbaru

(28)

4.

Storage location

Storage location merupakan unit organisasi sebagai wadah untuk

menampung segala material dalam suatu plant. Storage location

yang ada di dalam Dos Ni Roha memiliki 3 jenis storage, yang

pertama storage type, kedua storage section, dan yang terakhir

storage bin. Berikut merupakan deskripsi dari 3 jenis storage :

Storage type, merupakan tipe penyimpanan secara fisik

yang berfungsi untuk mengetahui jenis barang apa yang

disimpan di dalam gudang, sehingga karyawan atau staff

dengan mudah mendapatkan material yang dibutuhkan

hanya dengan mencari di dalam sistem warehouse

management. misalnya seperti tipe 001, tipe tersebut

merupakan tempat penyimpanan khusus untuk bagian

farmasi atau alat-alat kesehatan.

Storage section, merupakan subdivision dari storage type,

misalnya seperti A01, jenis tersebut merupakan bagian

dari tipe farmasi atau alat-alat kesehatan yang berlokasi di

zone A, sedangkan zone B.

Storage bin, dimana Storage Bin merupakan unit ruang

terkecil yang ada digudang (sering disebut dengan

“Storage Slot”). Di dalam storage bin tersebut berisi

alamat-alamat, dimana setiap alamat berasal dari koordinat

sistem, sehingga karyawan atau staff sering menyebutnya

sebagai koordinat.

Gambar 3.13 merupakan elemen-elemen struktur warehouse yang

ada pada PT Dos Ni Roha, mulai dari plant, storage location,

warehose, dan storage type

(29)

Gambar 3.13 Elements of Warehouse Structure

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

5.

Purchasing organization

Purchasing organization merupakan level organisasi pada SAP

yang bernegosiasi dengan vendor untuk satu atau lebih plant atau

company. Di PT Dos Ni Roha, bagian ini disebut dengan

inventory control. Negosiasi harga dan pembelian material secara

umum dilakukan secara terpusat.

(30)

Gambar 3.14 Purchasing Organization in SAP System pada PT Dos Ni Roha

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.14 merupakan purchasing organization yang ada di

Dos Ni Roha, dimana hanya terdiri dari 2 purchasing

organization yaitu 1000 untuk barang trading dan 2000 untuk

barang non trading.

6.

Purchasing group

Level organisasi pada SAP yang berperan sebagai kunci utama

untuk pembelian. Purchasing group yang ada di Dos Ni Roha

dikenal dengan“buyer group”, yang bertanggung jawab untuk

kegiatan pembelian sehari-hari. Di dalam PT Dos Ni Roha,

memiliki 2 kelompok pembeli utama, yaitu :

(31)

1.

IC (inventory control) berlokasi di kantor pusat, dan bertugas

dalam menangani barang trading, dan jumlah pembelian

dalam kelompok IC akan sebanyak analisis produk.

2.

HO (handle non trading stock) berlokasi di kantor pusat, dan

bertugas dalam menangani barang non trading. Di dalam HO

akan ada 3 kelompok pembelian, yaitu : 201 untuk asset, 202

untuk service, dan 203 untuk office supplies.

Gambar 3.15 Purchasing Group in SAP System pada PT Dos Ni Roha

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.15 adalah klasifikasi purchasing group yang ada di

PT Dos Ni Roha. Hubungan antara purchasing group dengan

IC dan juga HO, yaitu IC/HO merupakan buyer team, yang

memiliki job desk untuk melakukan perencanaan terhadap

stock barang, mengatur pengalokasian stock setiap cabang

yang dimiliki oleh perusahaan, dan juga melakukan proses

pembelian.

(32)

3.3 Proses procurement PT Dos Ni Roha

A

B

(33)

Business Marketing Principal IC DC Branch A B

8

7

F E D

C

(34)

Gambar 3.16 Proses Perencanaan dan Pembelian Material di PT Dos Ni Roha

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

8

8

D

E

F

Business Marketing

Principal

IC

DC

Branch

(35)

Gambar 3.16 menjelaskan mengenai proses procurement yang

berjalan di PT Dos Ni Roha. Calon principal dan divisi business /

marketing PT Dos Ni Roha, terlebih dahulu membuat kontrak yang

berisi mengenai perjanjian masa kontrak, harga barang, dan lain-lain.

Setelah ditandatangani kontrak antara kedua belah pihak, selanjutnya

divisi business / marketing PT Dos Ni Roha akan menginformasikan

ke inventory control (IC) bahwa sudah ada kerjasama antara

perusahaan dengan perusahaan lain (principal), kemudian pihak IC

akan membuat purchase order (PO) ke principal, tetapi terlebih

dahulu IC membuat forecasting.

Setelah pembuatan forecasting telah dilakukan, dilanjutkan

dengan pembuatan MRP pada setiap produk, seperti menentukan

safety stock, maximum stock, dan ROP. Tahapan selanjutnya yaitu

dengan pembuatan purchase requisition (PR), setelah itu PR akan

dikonversikan menjadi PO dan akan dikirimkan ke principal. Terdapat

3 tipe PO, yaitu stock (dimana material yang ada disimpan sebagai

stock di DC, dimana material tersebut diperuntukkan sebagai stock

dan belum dialokasikan ke cabang-cabang perusahaan), cross docking

(dimana material yang dikirimkan dari principal ke DC kemudian

material tersebut akan dialokasikan ke cabang), dan direct (dimana

material dikirim dari principal ke cabang yang bersangkutan tanpa

perlu melalui DC).Principal mengirimkan material yang telah

perusahaan order, bersamaan dengan delivery note yang dibuat

berdasarkan referensi dari PO yang telah dikirimkan ke principal.

Apabila tipe PO yang telah dibuat cross docking atau stock maka

delivery note dan material akan dikirim ke DC (Distribution Center).

Delivery note akan diperiksa dengan material yang telah diterima,

apabila material sesuai dengan delivery note maka delivery note akan

ditandatangani kemudian material tersebut akan menjadi material

stock bagi DC atau material tersebut dialokasikan ke cabang

perusahaan. Namun, bila ditemukan ketidaksesuaian antara material

dengan delivery note maka pihak DC akan menginformasikan hal

tersebut ke pihak IC. Pihak IC yang telah menerima informasi tersebut

kemudian akan mengecek kembali masalah tersebut dengan SOP

(36)

(Standard Operating Procedure) dan apabila ditemukan masalah

maka dapat diajukan claim kepada principal. Namun, claim yang

perusahaan ajukan tidak menjamin akan disetujui oleh pihak principal,

apabila principal menerima claim yang telah perusahaan ajukan maka

akan dilakukan goods return ke principal. Akan tetapi, bila principal

menolak claim yang telah diajukan oleh perusahaan dan ternyata

masalah tersebut disebabkan oleh pihak ketiga (forwader/expedition –

perusahaan jasa pengiriman) makaperusahaan akan mengajukan claim

ke expedition. Claim yang diajukan oleh perusahaan ke expedition

sudah diterima oleh expedition maka perusahaan akan membuat sales

order to forwader kemudian membuat invoice verification. Namun,

bila claim ke expedition tidak diterima maka material tersebut akan

menjadi scrap dan tetap dibuatkan invoice verification. Akan tetapi,

apabila pada saat membuat PO, memiliki tipe directmaka principal

akan mengirimkan delivery note dan material ke cabang tanpa perlu

melewati DC.

(37)

C B A

9

1

9

1

(38)

Principal IC DC Branch Other Branch

A B

C

D

F E

(39)

Gambar 3.17 Proses Penerimaan Material di PT Dos Ni Roha

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

E

F

D

Principal

IC

DC

Branch

Other Branch

9

(40)

Gambar 3.17 menjelaskan bahwa cabang akan melakukan

transaksi dengan customer, hal pertama yang harus dilakukan oleh

cabang adalah memeriksa ketersediaan material yang dimiliki oleh

cabang, apabila cabang memiliki material stock yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan maka cabang dapat membuat sales order.

Namun, bila tidak memiliki stock yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan maka cabang akan membuat stock transfer order (STO)

kepada IC. IC akan memeriksa stock yang ada di distribution center

(DC), apabila stock di DC mencukupi maka akan dialokasikan ke

cabang yang membutuhkan tersebut. Pengalokasian material dari DC

ke cabang akan menghasilkan delivery note, shipping document, dan

shipping document expedition. Pihak DC akan melakukan picking

(mengambil material dari storage bin) kemudian dilanjutkan dengan

melakukan packing (aktivitas dimana material akan dikemas dan siap

untuk dimasukkan kedalam truck container untuk dibawa ke cabang

yang membuat STO), setelah itu material dan dokumen akan

dikirimkan ke cabang, akan tetapi apabila stock di DC tidak

dapatmemenuhi kebutuhan cabang atau cabang yang membutuhkan

tersebut memerlukan material dalam waktu cepat (kondisi urgent)

maka IC akan mengecek ketersediaan material di cabang lainnya.

Material yang ada di cabang lain, tenyata mampu untuk memenuhi

kebutuhan material cabang yang membuat STO. Oleh karena itu, IC

akan menginformasikan kepada cabang tersebut untuk membuat

reservasi baru kemudian menghapus STO, lalu menginformasikan

kepada cabang lain yang memiliki material stock untuk melakukan

moving stock ke cabang yang membutuhkan. Apabila cabang lain

ternyata juga tidak memiliki stock yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan cabang yang membuat STO maka IC akan memeriksa

purchasing budget terlebih dahulu kemudian membuatkan material

planning yang nantinya akan menjadi PO dan akan dikirimkan ke

principal.

Pada saat principal mengirimkan material ke cabang. Terlebih

dahulu pihak cabang akan memeriksa kesesuaian antara material dan

(41)

delivery note yang diterima, apabila terdapat masalah maka akan

diperiksa kembali berdasarkan SOP (Standard Operating Procedure).

Apabila tedapat masalah maka akan dilakukan exchange material ke

principal (bila kesalahan dilakukan oleh pihak principal), tetapi bila

kesalahan dilakukan oleh pihak ketiga (jasa pengiriman) maka akan

dibuat sales order to forwader. Namun, bila masalah yang terjadi

disebabkan oleh pihak perusahaan maka tetap dibuatkan invoice

verification. Apabila tidak terdapat masalah maka material yang telah

diterima oleh DC akan disimpan di gudang kemudian dibuatkan

invoice verification.

3.3.1

Proses perencanaan dan permintaan material

3. 3. 1. 1

Forecas ti ng

Gambar 3.18 Forecasting

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.18 menjelaskan sebelum membuat purchase

order, terlebih dahulu harus melakukan forecasting yang

(42)

dilakukan oleh product analystyang berada dalam divisi

inventory control , yaitu membuat perkiraan akan stock

barang yang dibutuhkan. Perkiraan stock dibuat berdasarkan

data-data hasil penjualan sebelumnya, kemudian divisi

inventory control melakukan perhitungan yang dilakukan

secara manual dengan menggunakan microsoft excel,

setelah itu di upload ke SAP, kemudian procduct analyst

akan mengecek kembali hasil dari forecast yang telah di

upload tersebut, lalu secara otomatis dibuat Automatic

Material Planning. Setiap perkiraan stock yang dimiliki

setiap cabang pasti berbeda-beda dan perhitungan tersebut

dilakukan sepenuhnya di divisi Inventory Control yang

berada di Distribution Center (DC) yang ada di wilayah

Cakung.

Forecasting yang dilakukan di PT Dos Ni Roha sejauh

ini telah berjalan dengan baik, yaitu saat menentukan

berapa jumlah material yang akan dibeli ke principal pada

bulan berikutnya. Forecasting dilakukan setiap bulan oleh

bagian IC, dimana forecasting dihitung berdasarkan

data-data penjualan 2 bulan yang lalu. Dari perhitungan

tersebut akan didapatkan hasilnya yaitu :

1.

Berupa jumlah material yang akan dibeli, sehingga

bagian IC dapat memberikan target penjualan

material tersebut ke setiap cabang perusahaan serta

dapat memberikan target berapa jumlah material

yang akan menjadi stock di DC.

2.

Target penjualan dibulan yang akan datang. Jika

perhitungan forecasting tidak akurat maka dapat

menyebabkan stock mengalami over atau deficit

stock.

(43)

3. 3. 1. 2

Mater ial pla nni ng f or bra nch

Gambar 3.19 Material Planning for Branch

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.19 menjelaskan bahwa material planning untuk

cabang dilakukan oleh allocation planner yang berada di

dalam divisi inventory control. Seorang allocation planner

akan meninjau kembali atau memeriksa stock apa saja

yang diperlukan dari setiap masing-masing cabang.

Allocation planner akan meghitung apakah dengan stock

tersebut dapat memenuhi kebutuhan cabang. Setelah itu

akan dibuatkan purchase requisition (PR) secara otomatis

untuk semua cabang yang dimiliki oleh perusahaan.

(44)

Purchase requisition yang sudah dibuat dapat dicek

kembali apabila masih ada tambahan stock material yang

akan dibeli atau ada kesalahan terhadap perencanaan

pembelian. Kemudian PR yang sudah dibuat tersebut akan

menjadi stock transfer requirements (STR). STR yang

sudah ada kemudian dikonversikan menjadi stock transfer

order (STO) untuk cabang. Setelah STO sudah dibentuk

maka akan diperiksa kembali apakah adanya ketersediaan

barang di DC dengan STO, apabila stock yang ada di DC

tidak mencukupi maka IC akan membuat material

planning dan kemudian membuat purchase order ke

principal. Namun, apabila stock tersedia maka stock dapat

di alokasikan ke cabang-cabang.

IC sudah membuat material planning untuk setiap

cabang dan kemudian secara otomatis akan terbentuk PR

(Purchase Requisition) yang nantinya dokumen tersebut

akan menjadi STR dan akan dikonversikan menjadi STO.

Kekurangan yang dimiliki yaitu :

1.

Adanya transaksi yang tak terduga sehingga stock

yang ada di DC tidak dapat mencukupi kebutuhan

cabang, sehingga hal tersebut memicu IC untuk

membuat material planning, dimana IC akan

membeli material tersebut ke principal. Akan

tetapi, bila stock yang ada di DC dapat mencukupi

setiap kebutuhan material pada setiap cabang maka

material yang berada di DC akan dialokasikan ke

cabang yang dituju.

2.

Perlunya aktivitas material planning for branch,

dikarenakan adanya transaksi yang terjadi di luar

dari perkiraan awal.

(45)

Dengan adanya kekurangan tersebut diharapkan PT

Dos Ni Roha dapat mengatasi masalah ketidaktersediaan

stock yang ada diberbagai cabang, sehingga transaksi

penjualan dapat berjalan dengan lancar.

3. 3. 1. 3

Material plannin g f or DC (Dis tr ib uti on Center)

Gambar 3.20 Material Planning for DC

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.20 menjelaskan bahwa material planning untuk

DC dibuat oleh divisi inventory control. MRP akan dibuat

apabila stock yang ada di DC sudah tidak lagi mencukupi

kebutuhan stock yang ada di cabang. Sistem akan

meninjau kembali hasil dari MRP yang sudah dibuat oleh

inventory

control.

Setelah

MRP

dibentukakan

menghasilkan purchase requisition (PR). PR yang sudah

dibuat masih dapat dirubah. Namun, apabila tidak terjadi

perubahan atau kesalahan pada PR yang sudah dibuat

(46)

maka PR akan dikonversikan menjadi purchase order

(PO) yang akan diberikan kepada principal.

IC sudah membuat MRP yang dimana material tersebut

nantinya diperuntukkan sebagai material stock di DC.

Sebelum mengeksekusi MRP yang nantinya akan menjadi

PR (purchase requsition) lalu menjadi PO (purchase order),

bagian IC diharapkan :

Melakukan peninjauan kembali akan hasil dari MRP, hal

tersebut dilakukan karena bila stock di DC tidak

mencukupi kebutuhan cabang maka akan mengurangi

kegiatan transaksi penjualan yang ada di cabang, hal

tersebut menyebabkan keterlambatan pendistribusian

material dari DC ke cabang karena pihak DC harus

membeli material tersebut ke principal.

Sejauh ini PT Dos Ni Roha sudah menjalankan dengan

baik, karena memiliki perhitungan forecasting yang akurat

pada setiap bulannya.

(47)

3. 3. 1. 4

No n-reg ular br anch requi rem ent

Gambar 3.21 Non-Regular Branch Requirement

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.21 menjelaskan bahwa cabang membuat STO

kemudian IC – allocation planner mengecek ketersediaan

barang. Apabila barang yang dibutuhkan oleh cabang “A”

tersedia maka barang tersebut akan dialokasikan ke

cabang “A”, tetapi apabila barang tersebut tidak tersedia

maka akan dilakukan pengecekan di cabang lain. Ternyata

barang tersebut tersedia di cabang “B” maka akan dibuat

pemesanan baru dan menghapus STO yang telah dibuat

oleh IC. Kemudian IC akan menginformasikan kepada

cabang “B” untuk melakukan moving stock lalu cabang

“B” tersebut akan melakukan stock transfer ke cabang “A”

(48)

yang membutuhkan. Namun, apabila stock tidak tersedia

di cabang- cabang perusahaan maka IC akan mengecek

budget pembelian perusahaan dan melakukan local

&import purchasing.

Proses yang berjalan pada PT Dos Ni Roha sejauh ini

sudah berjalan dengan baik yaitu :

1.

Pada saat jumlah material stock yang ada di

gudang cabang sudah mencapai batas titik ROP

sehingga cabang tidak dapat memenuhi permintaan

stock oleh customer. Hal itu memicu pihak cabang

untuk membuat STO (Stock Transfer Order) yang

nantinya akan dikirimkan kepada pihak IC. akan

tetapi karena material yang dibutuhkan oleh

cabang tidak dapat dipenuhi oleh DC maka pihak

IC akan mengecek stock tersebut di cabang lain.

2.

Terdapat beberapa pertimbangan oleh pihak IC

pada saat meminta cabang lain untuk melakukan

moving stock ke cabang, yaitu jarak antara cabang

yang meminta (receiver) dekat dengan cabang lain

yang nantinya akan melakukan moving stock

(sender), lalu stock yang ada pada cabang lain

(sender) cukup untuk memenuhi kebutuhan stock

cabang

(receiver)

dan

memenuhi

transaksi

penjualan yang ada pada cabang lain (sender).

Terdapat beberapa kekurangan pada aktivitas ini, yaitu :

1.

Pihak cabang (receiver) tidak mengetahui siapa

yang mengirimkan material tersebut (tidak terdapat

history pada aktivitas tersebut) maka diperlukan

adanya tambahan informasi yaitu informasi cabang

mana yang mengirimkan material agar cabang

yang menerima (receiver) mengetahui dan dapat

(49)

mengkonfirmasi

ke

cabang

lain

yang

mengirimkannya (sender) tanpa harus melewati IC.

2.

Tidak adanya dokumen resmi yang menyatakan

bahwa cabang lain (sender) mengalokasikan

mateial ke cabang (receiver), dapat memicu

adanya masalah pada saat melakukan stock opname

pada cabang lain (sender), yaitu terdapat perbedaan

jumlah stock secara fisik dengan jumlah stock pada

sistem, kekurangan tersebut dapat disalahgunakan

oleh bagian gudang. Meskipun material tersebut

digunakan oleh internal perusahaan, akan tetapi

perlu adanya pencatatan yang baik sehingga

kejadian seperti terdapat adanya selisih material

tidak terjadi.

Dengan adanya masalah tersebut, hal yang diharapkan

yaitu :

Adanya history pergerakan barang dari satu cabang ke

cabang lain, sehingga pada saat melakukan stock

opname dan terdapat selisih antara material secara fisik

dengan material yang ada disistem, perusahaan dapat

menemukan apa yang menyebabkan terdapatnya selisih

tersebut.

(50)

3. 3. 1. 5

Purchasi ng f or local trading stock

Gambar 3.22 Purchasing for Local Trading Stock

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar 3.22 menjelaskan bahwa pada saat membeli

barang ke principal, terlebih dahulu harus dibuatkan

material planning berdasarkan forecasting yang sudah

dilakukan dan juga kebutuhan lain diluar dari perencanaan

yang telah dibuat oleh product analyst. Setelah itu, PO

dapat dibuat. Terdapat 3 tipe PO, yaitu “Stock”(material

yang ada disimpan sebagai stock di DC, material tersebut

diperuntukkan sebagai stock dan belum dialokasikan ke

cabang-cabang

perusahaan),“Cross

docking”(material

yang dikirimkan dari principal ke DC kemudian akan

(51)

dialokasikan ke cabang), dan“direct” (material dikirim

dari principal ke cabang yang bersangkutan tanpa perlu

melalui DC). PO yang sudah dibuat masih dapat diubah

atau dihapus. Setelah PO yang dibuat sudah tepat maka

PO tersebut diprint dan dibuat 4 rangkap, yaitu 2 untuk

vendor (principal), 1 untuk IC sebagai arsip, dan 1 untuk

financial. Kemudian product analyst akan mengupdate

purchasing budget perusahaan dan PO tersebut sudah

dapat dikirimkan ke principal.

Seorang product analyst harus mampu menganalisis

kebutuhan material yang ada di DC dan juga cabang agar

tidak terjadi overstock maupun kekurangan stock.

Pembuatan Purchase Order harus sesuai dengan

kebutuhan material yang diperlukan DC maupun cabang.

Hal yang diharapkan yaitu :

Product analyst harus tepat dan akurat dalam membeli

material, sesuai dengan forecasting yang sudah dibuat

maupun permintaan yang sudah ditentukan.

(52)

3.3.2

Proses penerimaan material

3. 3. 2. 1

Goods receipt from pri ncipal (bas ed on PO )

Gambar 3.23 GR from Principal (Cross Docking dan Stock)

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Seperti yang sudah diketahui bahwa perusahaan memiliki

3 tipe PO, yaitu cross docking, direct, dan stock. Oleh

karena itu, pada gambar 3.23 menjelaskan goods receipt

dari principal yang dibuat berdasarkan PO dengan tipe PO,

yaitu cross docking dan stock. Material yang dibeli oleh

perusahaan sudah dikirim dan tiba di DC kemudian akan

dicheck terlebih dahulu berdasarkan delivery note yang

dikirimkan oleh principal. Pengecekan terhadap material

yang sudah tiba dilakukan oleh GR foreman, apabila tidak

ada kesalahan terhadap material yang sudah tiba maka GR

foreman dapat menandatangani delivery

(53)

note yang menyatakan bahwa material dari principal

sudah sesuai dengan PO yang telah dibuat sebelumnya.

Namun, apabila ada ketidaksesuaian material yang tiba

dengan delivery note maka pihak GR foreman dapat

menginformasikan masalah tersebut ke divisi inventory

control.Setelah dilakukan pemerikasaan ulang dan

ditemukan masalah dengan material yang sudah tiba maka

masalah tersebut dapat ditindaklanjuti berdasarkan SOP

(Standard Operating Procedure) yang dimiliki oleh

perusahaan. Namun, apabila setelah ditinjau oleh IC dan

tidak terdapat masalah maka delivery note dapat

ditandatangani.Delivery note yang sudah ditandatangani

kemudian diberikan kepada DC – inbound admin, dimana

akan dilakukan goods receipt (MIGO). Setelah MIGO

dilakukan maka akan dibuat 3 rangkap GR slip, 1 untuk

DC, 1 untuk stock control, dan 1 untuk KA (bagian

keuangan dan administrasi). Apabila tipe PO nya adalah

cross docking dan stock maka barang tersebut akan

disimpan di warehouse dan akan dibuat invoice

verification, tetapi apabila direct maka barang tersebut

akan dialokasikan langsung ke cabang tanpa melewati DC.

Proses yang berjalan sejauh ini sudah berjalan dengan

baik, karena sudah sesuai dengan proedur yang ada,

diantaranya

1.

Pada aktivitas goods receipt akan berkaitan dengan

proses putaway, yaitu proses menempatkan

material ke lokasi storage bin. Pada saat pihak DC

menerima material dari principal, bagian DC akan

mengecek apakah material yang diterima tersebut

merupakan cross docking atau stock. Apabila cross

docking, maka pada saat pihak DC menerima

material tersebut, kemudian material tersebut akan

dialokasikan ke cabang. akan tetapi, apabila

(54)

material tersebut merupakan stock bagi DC, maka

akan dilakukan putaway.

2.

Pada saat melakukan putaway, bagian gudang

harus mengatur tata letak material di gudang.

Sistem akan menunjukkan di storage bin dimana

material tersebut akan disimpan.

Diharapkan peletakan material dilakukan dengan tepat

sehingga pada saat meletakkan material baru, material

yang terdahulu diletakkan di lokasi yang mudah

diambil, hal itu dilakukan untuk mencegah dimana

material lama tersebut terlalu lama tersimpan di gudang.

Gambar 3.24 GR from Principal (Direct)

(Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)

Gambar

Gambar 3.1 Top Performer Distributor Award from P&G – 2006   (Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)
Gambar 3.2 Right Information Technology  (Sumber :Manager IT – PT Dos Ni Roha)
Gambar 3.3 Central Warehouse – 15,800 sqm  (Sumber : IT Manager – PT Dos Ni Roha)
Gambar 3.4 merupakan DRP / MRP yang ada di  PT Dos Ni Roha.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan telaah terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Tatacara

Penelitian ini menjadi penting sebagai upaya sumbangsih pengetahuan kepada pihak sekolah maupun orang tua yang memiliki anak sindroma Down mengenai subjektifitas anak-anak

Bila suhu ruangan lebih rendah dari suhu yang disetel : Pengeringan udara akan bekerja pada suhu yang disetel sedikit lebih rendah dari suhu ruangan.. Fungsi ini akan berhenti

Dengan ergonomi akan dapat meningkatkan produktivitas dan di isisi lain akan memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bekerja sehingga karyawan bisa bekerja dengan

Berdasarkan hasil identifikasi faktor, aktor, sasaran dan kebijakan maka strategi pengembangan sistem produksi pupuk organik pada UPPO di Desa Bangunsari adalah pengelola UPPO bersama

Produk yang akan kami buat cocok dengan iklim relatif di Yogyakarta karena Iklim di Yogyakarta cenderung panas sehingga para penduduk akan sangat memerlukan minuman

mengajarkan bagaimana ia harus melakukan pekerjaannya; mengukur dan menilai hasil kerjanya untuk mendapat keyakinan apakah pelajaran itu telah dipahami dengan

Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) Perkembangan ternak SIPT di Desa Lubuk Bayas sampai tahun 2006 berjumlah 152 ekor (72 ekor induk, 2 ekor pejantan dan 79 ekor anak) dan desa