• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAMIC FINANCE SUMMIT 2021 PROSPEK DAN TANTANGAN EKONOMI SYARIAH DI ERA NEW NORMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISLAMIC FINANCE SUMMIT 2021 PROSPEK DAN TANTANGAN EKONOMI SYARIAH DI ERA NEW NORMAL"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAMIC FINANCE SUMMIT 2021

“PROSPEK DAN TANTANGAN EKONOMI

SYARIAH DI ERA NEW NORMAL”

Dr. Friderica Widyasari Dewi, SE, MBA

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas

(2)

Rank

Country

1

Malaysia

2

Saudi Arabia

3

UAE

4

Indonesia

5

Jordan

6

Bahrain

7

Kuwait

8

Pakistan

9

Iran

10

Qatar

11

Oman

12

Turkey

13

Nigeria

14

Sri Lanka

15

Singapore

TOP 15 GLOBAL ISLAMIC

ECONOMY INDICATOR 2020

Rank Country

1 Malaysia

2 Singapore

3 UAE

4 Indonesia

5 Turkey

6 Iran

7 South Africa

8 Pakistan

9 Brunei

10 Russia

Rank Country

1 UAE

2 Turkey

3 Indonesia

4 Malaysia

5 Spain

6 Italy

7 Bangladesh

8 Canada

9 France

10 Iran

HALAL FOOD

MODEST

FASHION

Rank Country

1 Malaysia

2 Saudi Arabia

3 UAE

4 Jordan

5 Bahrain

6 Indonesia

7 Kuwait

8 Pakistan

9 Qatar

10 Nigeria

Rank Country

1 Malaysia

2 UAE

3 Singapore

4 Iran

5 Egypt

6 Indonesia

7 France

8 South Africa

9 Turkey

10 Tunisia

ISLAMIC

FINANCE

PHARMA &

COSMETICS

Rank Country

1 Malaysia

2 UAE

3 Turkey

4 Thailand

5 Tunisia

6 Indonesia

7 Azerbaijan

8 Jordan

9 Singapore

10 Albania

Rank Country

1 UAE

2 Malaysia

3 Singapore

4 United Kingdom

5 Indonesia

6 Brunei

7 Bahrain

8 Lebanon

9 Kuwait

10 Netherlands

MUSLIM-FRIENDLY TRAVEL

MEDIA &

RECREATION

(3)

STRATEGI DASAR

STRATEGI UTAMA

TARGET CAPAIAN

VISI

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Indonesia yang Mandiri, Makmur, dan Madani dengan

Menjadi Pusat Ekonomi Syariah Terkemuka Dunia

Peningkatan Skala Usaha Ekonomi Syariah

Halal Value

Chain

Ekonomi

Digital

Usaha Mikro,

Kecil, dan

Menengah

Keuangan

Syariah

Peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia

Penguatan Kapasitas Riset dan Pengembangan (R&D)

Penguatan Fatwa, Regulasi dan Tata Kelola

Peningkatan Kesadaran Publik

Peningkatan Peringkat

Islamic Economic Index Kemandirian EkonomiPeningkatan Peningkatan IndeksKesejahteraan

(4)

Visi Ekonomi Syariah

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Dengan melihat potensi yang ada, Indonesia mampu menggerakkan ekonomi dengan kekuatan domestik,

terutama sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu, makna “Mandiri” adalah Indonesia yang tidak

bergantung kehidupannya dengan negara lain, terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama

Islam sangat memungkinkan untuk mempunyai kegiatan ekonomi yang dimobilisasi oleh masyarakat madani. Dengan demikian, Indonesia dengan visi ekonomi “Madani” adalah manifestasi

nilai-nilai agama ke dalam kegiatan ekonomi.

Kemakmuran adalah tujuan utama dari sebuah tatanan ekonomi nasional. Ekonomi yang “Makmur” berarti menyejahterakan rakyat dan mereduksi ketimpangan

ekonomi. Dalam konteks kenegaraan, ekonomi yang makmur dimulai dengan pertumbuhan industri halal

yang pesat.

MANDIRI

MADANI

MAKMUR

Visi Ekonomi Syariah adalah menjadikan Indonesia yang

MANDIRI

,

MAKMUR

, dan

MADANI

dengan Menjadi Pusat Ekonomi Syariah Terkemuka Dunia. Perumusan visi ini juga didasari oleh keinginan untuk menjadikan industri halal dan ekonomi syariah sebagai penopang perekonomian nasional, serta menjadi bagian penting dalam mewujudkan aspirasi bangsa sebagai negara yang adil, makmur, dan berdaulat.

(5)

Target Capaian dan Indikator Utama Keberhasilan

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

VISI

Indonesia yang Mandiri,

Makmur, dan Madani

dengan Menjadi Pusat

Ekonomi Syariah

Terkemuka Dunia

Target Capaian :

Peningkatan Peringkat dalam Islamic

Economic Index Global dan Nasional

Target Capaian :

Peningkatan Skala Usaha Ekonomi

Syariah

Indikator Utama :

1. Peningkatan skala usaha di bidang ekonomi syariah

2. Kenaikan pangsa pasar keuangan syariah

Target Capaian :

Peningkatan Kemandirian Ekonomi

Target Capaian :

Peningkatan Indeks Kesejahteraan

Indikator Utama :

1. Masuk ke dalam peringkat lima besar Global Islamic Economic Index

2. Mencapai kinerja memuaskan dalam indeks ekonomi dan keuangan syariah nasional

Indikator Utama :

1. Pengembangan indeks maqasid syariah baik nasional maupun global 2. peningkatan kesejahteraan dengan

menggunakan ukuran-ukuran tersebut

Indikator Utama :

1. Peningkatan kontribusi atau share ekspor industri halal terhadap PDB Indonesia

2. Peningkatan swasembada pangan dan energi melalui penurunan share impor industri strategis

(6)

Membangun kawasan industri halal dan halal hub

di berbagai daerah sesuai dengan comparative advantage masing masing

daerah unggulan. Memperkuat infrastruktur untuk meningkatkan efektivitas dan standarisasi proses sertifikasi halal di Indonesia Meningkatkan jangkauan (outreach) melalui sosialisasi/edukasi publik halal lifestyle

Program Insentif bagi lokal dan global player untuk

berinvestasi dalam mendukung

perkembangan HVC secara komprehensif

Memperkuat kerja sama dan pengakuan internasional untuk memperluas pasar produk

halal Indonesia, melalui standardisasi dan harmonisasi dengan dibentuknya international

halal center di Indonesia

Strategi Utama I : Penguatan Halal Value Chain

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Strategi untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah terkemuka dunia adalah penguatan rantai nilai halal (halal value chain). Di dalamnya

terdapat sejumlah industri yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat Muslim yang terbagi menjadi beberapa klaster.

ENERGI TERBARUKAN

PARIWISATA HALAL

FARMASI DAN

KOMESTIK HALAL

FASHION MUSLIM

MEDIA & REKREASI

HALAL

MAKANAN & MINUMAN

HALAL

HALAL

VALUE

CHAIN

Program

Utama

Cluster

(7)

Peningkatan kuantitas dan kompetensi SDMIndustri media dan rekreasi halal nasional

yang menjadi andalan di pasar ekspor ❖ Terbentuknya pusat media dan rekreasi,

proses produksi, serta saluran distribusi melalui teknologi Industri 4.0

Kemudahan akses pembiayaan

Penguatan Pasar Fashion Muslim Dalam Negeri

Market Driver Produk Fashion MuslimKolaborasi dan Sinergi dengan Sektor Halal

Value Chain Lainnya

Penguasaan Pasar Ekspor Industri Fashion Muslim

Halal Value Literation

Menjadi market driver produk kesehatan dan kosmetik halal

Konsolidasi Pasar Dalam NegeriSinergi dengan produsen internasional

untuk pengembangan produk

❖ Wisata Keluarga dengan Integrasi Alam, Budaya, dan Pusat Perbelanjaan Terpadu. ❖ Wisata Berkualitas Internasional dengan

Harga Terjangkau

Intensifikasi Promosi dengan Media Sosial dan E-Commerce

Pengembangan Kelembagaan Pariwisata Halal

Peningkatan kuantitas dan kompetensi SDMTerciptanya Industri energi terbarukan

nasional

Inovasi untuk pengembangan industri dan kolaborasi dengan industri lain

Kemudahan akses pembiayaan

Implementasi teknologi untuk produksi, distribusi, komersialisasi dan promosi ❖ Peraturan yang mendukung ekosistemPenguatan Pasar Dalam Negeri

Diversifikasi pasar tujuan ekspor & spesialisasi produk

Memperkuat dan Meningkatkan efektifitas institusi terkait halal industri

Penguatan ekosistem Value Chain halal food dengan teknologi industri 4.0

Strategi Utama Pengembangan Cluster Halal Value Chain

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

MEDIA & REKREASI

HALAL

MAKANAN & MINUMAN

HALAL

FASHION MUSLIM

PARIWISATA HALAL

FARMASI DAN

(8)

Membangun national halal fund (NHF) yang bertujuan

untuk mendukung pengembangan industri halal di Indonesia secara

spesifik

Pembentukan islamic inclusive financial board

(IIFSB) yang berperan dalam menentukan standar regulasi dan pengawasan pada bidang

keuangan sosial dan inklusif serta mendorong industri halal di Indonesia

Integrasi Sektor ZISWAF, Fiskal, dan Komersial

Pembentukan bank BUMN syariah yang saat ini sudah

dilakukan dengan terbentuknya Bank Syariah

Indonesia (BSI)

Pengembangan framework dan indikator bagi kebijakan moneter, makroprudensial, dan

makroekonomi

Strategi Utama II : Penguatan Keuangan Syariah

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Strategi untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah terkemuka dunia adalah penguatan rantai nilai halal (halal value chain). Di dalamnya terdapat sejumlah industri yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat Muslim yang terbagi menjadi beberapa klaster.

ZAKAT DAN WAKAF

JAMINAN SOSIAL

PASAR MODAL SYARIAH

PERBANKAN SYARIAH

KEUANGAN

SYARIAH

Program

Utama

Cluster

(9)

Milestone Pasar Modal Syariah 1997 - 2021

Source: Bursa Efek Indonesia, OJK

1997

2000

2002

2006

2013

2015

2016

2017

2018

REKSADANA

SYARIAH JAKARTA ISLAMIC INDEX SUKUK REGULASI PASAR MODAL SYARIAH

ETF SYARIAH

1. RDN SYARIAH

2. POJK 15 Prinsip Syariah 3. POJK 16 ASPM

4. POJK 17 Saham Syariah 5. POJK 18 Sukuk

6. POJK 19 Reksa Dana Syariah 7. POJK 20 EBA Syariah

8. POJK 53 Akad 1. POJK 30 KIK-DIRE 2. POJK 61 Manajer Investasi Syariah 1. ZAKAT SAHAM 2. POJK 35 tentang daftar efek syariah 1. FATWA DSN-MUI NO 124 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu

2. POJK 3 SUKUK (PERUBAHAN)

2019

1. WAKAF SAHAM 2. POJK 33 tentang reksa dana syariah

2012

1. Peraturan no

II.K.1 Daftar Efek

Syariah (REVISI)

2. Peraturan no IX.A.14 AKAD

2021

2011

1. FATWA DSN-MUI NO 80 tentang

Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas

2. INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)

3. SHARIAH ONLINE TRADING SYSTEM

1. FATWA DSN-MUI NO 137

tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Efek Bersifat Ekuitas di Bursa Efek

2. POJK 5 Ahli Syariah Pasar

(10)

55% 8% 34% 3% 38% 62% 35% 52% 10% 2%1% 34% 5% 28% 14% 20% 59% 22% 11% 6% 3%

OCCUPATION

AGE

INCOME

EDUCATION

GENDER

Category Assets Portion

Employee IDR274 tn 34% Housewife IDR60 tn 5% Student IDR15 tn 28% Enterpreneur IDR299 tn 14% Others IDR206 tn 20%

Category Assets Portion

<= 30 yrs IDR38 tn 59% 31 - 40 yrs IDR87 tn 22% 41 - 50 yrs IDR144 tn 11% 51 - 60 yrs IDR196 tn 6% >60 yrs IDR437 tn 3%

Category Assets Portion

<= IDR10 mn IDR113 tn 35% IDR10 - 100 mn IDR148 tn 52% IDR100 - 500 mn IDR194 tn 10% IDR500 jt - 1 bn IDR150 tn 2% > IDR1 bn IDR177 tn 1%

Category Assets Portion

Women IDR211 tn 38% Men IDR648 tn 62%

Category Assets Portion

<= High School IDR168 tn 55% D3 IDR33 tn 8% S1 IDR444 tn 34% >S1 IDR98 tn 3%

Source : KSEI

Demografi Investor Ritel Didominasi oleh Generasi Millenial

Berasarkan usia, sebanyak 59% dari total investor ritel masih berusia di bawah 30 tahun. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi strategi dalam kegiatan pemasaran, literasi maupun edukasi.

(11)

Source : KSEI

Sebaran Investor Ritel Masih Berpusat di Pulau Jawa

Potensi pengembangan pasar ritel di Indonesia masih sangat besar, terutama untuk investor di luar Pulau Jawa.

Jawa* 2020 Aug 21 Investor 71.82% 69.95% Asset (Rp trillion) 2,847 3,323 94.03% 94.86% Sumatera 2020 Aug 21 Investor 15.48% 16.47% Asset (Rp trillion) 69.1 73.1 2.28% 2.09% Kalimantan 2020 Aug 21 Investor 4.98% 5.36% Asset (Rp trillion) 87.17 80.0 2.88% 2.28% Sulawesi 2020 Aug 21 Investor 3.58% 3.89% Asset (Rp trillion) 11.1 11.9 0.37% 0.34% Bali, NTT, NTB 2020 Aug 21 Investor 3.17% 3.35% Asset (Rp trillion) 10.54 12.01 0.36% 0.34%

Maluku & Papua 2020 Aug 21 Investor 0.97% 0.96% Asset (Rp

trillion) 2.93 3.08 0.10% 0.09% *Termasuk investor DKI Jakarta

(SID : 16.15%; Asset 84,11% senilai Rp2,946 triliun

(12)

Potensi Investasi Syariah yang Sangat Besar di Indonesia

Regulasi terkait pasar modal syariah saat ini :

Source: Bursa Efek Indonesia, OJK

Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, artinya memiliki potensi pasar investasi syariah terbesar di dunia. Dengan berkembangnya produk-produk investasi di pasar keuangan dalam satu dekade terakhir, pemerintah sejauh ini telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Dukungan Pemerintah terhadap Pasar Modal Syariah

Pengembangan Pasar Modal Syariah (PMS) yang dilakukan

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada prinsipnya mendukung

strategi pengembangan dari OJK untuk menjadi industri

syariah yang memberikan kontribusi signifikan terhadap

ekosistem ekonomi dan keuangan nasional.

Empat arah pengembangan Pasar Modal Syariah

yang

dilaksanakan BEI berupa :

1.

Program literasi dan inklusi pasar modal syariah untuk

memperkuat basis investor syariah ritel.

2.

Program pengembangan efek dan instrumen syariah

untuk memperluas produk pasar modal syariah.

3.

Program pengembangan infrastruktur pasar modal

syariah untuk memperkuat layanan dan landasan

hukum/fatwa.

4.

Program penguatan sinergi dengan stakeholders pasar

modal syariah.

5.

Pemanfaatan teknologi untuk edukasi investasi syariah.

PERATURAN OJK TERKAIT

PASAR MODAL SYARIAH

FATWA DSN-MUI TERKAIT

PASAR MODAL SYARIAH

11

24

3

27%

8

73%

POJK Sharia Guidelines / Principles POJK Sharia Securities

6

25%

18

75%

Fatwa Panduan Investasi Syariah Fatwa Efek Syariah

(13)

Pertumbuhan Pasar Modal Syariah

Source: OJK

Kapitalisasi Pasar

Saham Syariah (ISSI)

Sukuk Korporasi

Outstanding

Reksa Dana Syariah

NAB

1,968

3,345

2011

2020

2011

2020

5.56

74.37

2011

2020

6 T

30 T

70%

416%

1,238%

(14)

Total Investor Pasar Modal Syariah

Jumlah Saham Syariah

Kapitalisasi Pasar Saham Syariah

(Rp Triliun)

Pertumbuhan Pasar Saham Syariah

12,283 23,207 44,536 68,599 85,891 100,266

2016

2017

2018

2019

2020 Jul 21

Source: Bursa Efek Indonesia

Total investor syariah per akhir Juli 2021 mencapai lebih dari 100 ribu, atau meningkat 17% dibandingkan dengan akhir tahun 2020 sebesar 85 ribu. Sementara dari jumlah, saham syariah masih mengungguli saham konvensional dengan total mencapai 427 saham. Meski demikian, kapitalisasi pasar saham syariah masih berada di bawah kapitalisasi pasar saham kovensional.

331

365

399

429

424

427

206

201

220

239

289

313

2016 2017 2018 2019 2020 Jul 21 Sharia Stocks Conventional Stocks

3,

249

3,70

5

3,

667

3,

745

3,

345

3,44

0

2,

473

3,

347

3,

356

3,

520

3,

625

3,

899

2016 2017 2018 2019 2020 Jul 21 Sharia Mkt Cap Conventional Mkt Cap

(15)

Memperkuat nilai kesyariahan pada pasar modal syariah

Mendukung pendanaan infrastruktur dan pengembangan

halal value chain

Mengembangkan produk pasar modal syariah yang

inovatif dan berdaya saing, serta menjadi pilihan

masyarakat

Industri pasar modal syariah yang berkontribusi signifikan dalam

ekosistem ekonomi dan keuangan nasional

VISI

MISI

Beberapa Program di Tahun 2021

SCF

Pendanaan industri halal dengan

memanfaatkan SCF serta penyusunan SEOJK

terkait SCF.

ESG

Pengembangan produk pasar modal

Syariah berbasis ESG dan filantropi.

Kompetensi Pelaku

Peningkatan kompetensi pelaku melalui

penyusunan modul kompetensi Syariah.

Visi dan Misi Pasar Modal Syariah 2020 - 2024

(16)

ARAH I : Pengembangan Produk

ARAH II : Penguatan&

Pengembangan Infrastruktur

ARAH III : Peningkatan Literasi &

Inklusi

ARAH IV : Penguatan Sinergi dengan

Pemangku Kepentingan

Program

1. Pengembangan Produk Pasar Modal Syariah

Berbasis Socially Responsible Investment

(SRI)

2. Peningkatan Ragam Produk Investasi Pasar

Modal Syariah

Program

1. Penguatan Pengaturan terkait Pasar Modal

Syariah

2. Pemanfaatan Teknologi Finansial (Tekfin)

untuk Mendukung Pasar Modal Syariah

3. Peningkatan Peran dan Kapasitas

Kelembagaan Syariah di Pasar Modal

Program

1. Peningkatan Pemahaman Pelaku Industri

tentang Pasar Modal Syariah

2. Literasi dan Inklusi kepada Masyarakat

mengenai Pasar Modal Syariah

Program

1. Sinergi Regulator/Otoritas terkait dalam

rangka Harmonisasi Kebijakan Pasar Modal

Syariah

2. Sinergi dengan Industri dan Pihak Terkait

dalam rangka Pengembangan Industri Halal

Source: OJK

Arah Pengembangan Pasar Modal Syariah 2020-2024

(17)

Sinergi dengan Lembaga Keuangan, Institusi Pendidikan, dan

Regulator

Pengembangan Asuransi Syariah untuk Seluruh Masyarakat

Diversifikasi Produk dan Pendalaman Pasar Jaminan Sosial

Syariah

Penguatan Pendanaan Perbankan Syariah

Penguatan Proses Manajemen Perbankan Syariah.

Penguatan Pembiayaan Perbankan Syariah.

Peningkatan Awareness tentang Zakat dan Wakaf

Penguatan Ekosistem Zakat dan Wakaf

Penguatan Integrasi Kelembagaan Institusi Zakat dan Wakaf

Pembentukan ekosistem pengelolaan zakat dan wakaf yang

terintegrasi

Pembentukan konektivitas yang erat dari zakat dan wakaf

dalam mendukung sektor riil khususnya industri halal

Penguatan Integrasi dengan Lembaga Keuangan dan Institusi

Lain

Diversifikasi Produk pada Pasar Modal Syariah

Pemberian Insentif untuk Mendorong Industri Halal

Value Enhancement pada Pasar Modal Syariah

Pendalaman Pasar Keuangan

Strategi Utama Pengembangan Cluster Keuangan Syariah

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

ZAKAT DAN WAKAF

JAMINAN SOSIAL

(18)

Program edukasi untuk usaha mikro yang dibarengi oleh riset tentang bentuk dan cakupan program edukasi apa saja yang dibutuhkan oleh pelaku

usaha mikro agar bisa naik kelas

Fasilitas pembiayaan terintegrasi untuk UMKM di mana antara usaha

mikro, kecil, dan menengah perlu mendapatkan channel dan fasilitas pembiayaan yang berbeda-beda, agar

tepat sasaran

Database UMKM yang dimulai dengan pengumpulan data dari unit masyarakat terkecil yaitu rukun

tetangga

Strategi Utama III : Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peranan strategis dalam pembangunan ekonomi bangsa. Selain dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, usaha semacam ini juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Dengan penerapan teknologi digital, UMKM diperkirakan mampu tumbuh dengan pesat.

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Program

(19)

Pengembangan teknologi tepat guna dan mutakhir untuk meningkatkan efisiensi produk halal dan mendorong

transformasi digital UMKM

Pembentukan fasilitas inkubator untuk memfasilitasi tumbuhnya perusahaan

startup yang dapat memperkuat national halal Value Chain dan memiliki

cakupan global

Sistem informasi yang terintegrasi untuk traceability produk halal

Strategi Utama IV : Penguatan Ekonomi Digital

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Pengembangan teknologi tepat guna dan mutakhir untuk meningkatkan efisiensi produk halal, misalnya melalui halal marketplace dan sistem pembayaran syariah. Pertumbuhan bidang ekonomi digital dapat dilihat melalui pertumbuhan dua subsektor, yaitu e-commerce dan fintech. Keduanya menunjukkan pertumbuhan yang

menjanjikan selama beberapa waktu terakhir

Program

Utama

(20)

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS SDM

1. Peningkatan Efektivitas dan Keterlibatan Para Pelaku Industri Ekonomi Syariah dalam memperbaiki Kualitas SDM

2. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM pada Lembaga Pendidikan Berbasis Ekonomi Syariah

3. Peningkatan Kualitas SDM pada Lembaga Sosial atau Sosial Keagamaan Ekonomi Syariah

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas pada SDM Keuangan Syariah 5. Pengembangan SDM, kerangka regulasi dan produk industri

halal yang berbasis pada riset

PENGUATAN FATWA, REGULASI DAN TATA KELOLA 1. Penyusunan regulasi induk ekonomi syariah

2. Pengupayaan terwujudnya fatwa ekonomi syariah yang mencakup kebutuhan pasar keuangan syariah

3. Perbaikan regulasi sektoral untuk institusi ekonomi syariah 4. Penciptaan kerangka hukum yang membangun hubungan

antara pembiayaan industri halal dan lembaga keuangan

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Strategi Dasar dalam Pengembangan Ekonomi Syariah

Sebagai prasyarat terwujudnya halal Value Chain yang dapat menjadi komponen penting dalam mendorong perkembangan ekonomi syariah dan perekonomian nasional, ekosistem yang baik, integratif dan efisien sangat penting untuk dikembangkan. Ekosistem yang dimaksud adalah sistem yang menyambungkan rantai nilai halal secara menyeluruh.

PENINGKATAN KESADARAN PUBLIK MELALUI LITERASI DAN EDUKASI

1. Program literasi halal nasional 2. Peningkatan efektivitas literasi publik

PENGUATAN KAPASITAS RISET DAN PENGEMBANGAN 1. Penguatan database terkait literasi, pendidikan dan R&D

ekonomi syariah.

2. Penguatan R&D di masing-masing sektor dengan

pendekatan yang lebih komprehensif dan multiperspektif. 3. Penguatan halal Value Chain industri halal dengan

teknologi industri 4.0

4. Pembangunan Halal Center untuk Pengembangan Industri Halal yang Terintegrasi

(21)

Kesimpulan

Pertumbuhan penduduk muslim di Indonesia maupun

Dunia

Target pasar dan kebutuhan terhadap produk dan

layanan syariah di Indonesia

Perkembangan teknologi, media sosial, dan

ecommerce yang sangat pesat

Kemudahan dalam akses alternatif pembiayaan

berbasis syariah

Dukungan penuh dari Pemerintah dan Regulator

dalam mengembangkan ekonomi syariah

Pemanfaatan teknologi yang relatif masih rendah

Persaingan dengan produk dari luar Indonesia

Literasi terkait ekonomi syariah di masyarakat

Kualitas maupun kuantitas SDM terkait ekonomi syariah

Akses menuju pasar internasional

P E L U A N G

T A N T A N G A N

Literasi (kesadaran dan edukasi publik), sumber daya manusia (SDM) serta riset dan pengembangan (R&D) merupakan bagian penting dalam ekosistem dan strategi

dasar pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. SDM yang baik berawal dari literasi, atau informasi dan kesadaran, mengenai suatu konsep. Kesiapan SDM

merupakan salah satu modal dasar dalam menghadapi perkembangan ekonomi global yang ditandai dengan ekonomi yang disruptif dan revolusi industri 4.0. SDM

tersebut juga harus memiliki kemauan untuk terus bersaing dan berinovasi melalui riset dan pengembangan. Hal ini menunjukkan urgensi sisi literasi, SDM dan

R&D karena pengembangan ekonomi syariah melalui industri riil halal tidak bisa berdiri sendiri tanpa sumber daya manusia yang berkompeten. Oleh karena itu,

dibutuhkan fondasi (strategi dasar) yang kuat sebelum membangun pilar-pilar kokoh (strategi utama) untuk mencapai visi ekonomi syariah.

(22)

THANK YOU

PT BRI Danareksa Sekuritas

Gedung BRI II Lt 23, Jl. Jend. Sudirman Kav 44-46

Jakarta Pusat 10210 – Indonesia

Phone 021-50914100

(23)
(24)

Value Chain

: Makanan & Minuman Halal

(25)

Aspek

Peluang

Tantangan

Permintaan dan Pasar

1. Pertumbuhan jumlah umat Muslim Indonesia dan dunia

2. Target pasar di Indonesia sangat besar

3. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi

makanan halal

1. Produk mulitinasional yang mulai menggarap sektor makanan

halal

2. Akses ke pasar internasional masih kecil

3. Kurangnya riset mengenai pergerakan pasar, segmentasi dan

selera pasar

Teknologi dan Informasi

1. Perkembangan teknologi yang pesat

2. Bekembangnya e-commerce dan media

Pemanfaatan teknologi informasi masih rendah

Regulasi

Dukungan pemerintah terhadap industri makanan dan halal secara

umum melalui UU no 33 tahun 2014

Kebijakan pemerintah pusat dan daerah masih belum selaras.

Kerja sama dengan sektor lain

1. Peluang co-branding dengan sektor pariwisata halal

2. Peluang co-marketing dengan sektor media dan rekreasi

1. Asymmetric information antar sektor

2. Birokrasi kerja sama antar sektor

Pembiayaan

1. Semakin banyak platform alternatif pembiayaan

2. Peluang kolaborasi dengan lembaga perbankan dan keuangan

syariah

3. Semakin banyaknya skema pembiayaan yang ramah IKM (KUR,

LPEI, Ventura)

1. Lembaga keuangan kurang memahami seluk beluk industri

kreatif

2. Lembaga pembiayaan masih membutuhkan jaminan yang

tangible, seperti: ijazah, sertifikat, dan terutama business

plan, yang kebanyakan belum bisa dipenuhi oleh pelaku usaha

Riset dan Pengembangan

Kerja sama riset dengan badan penelitian pangan, universitas dan

perusahaan

1. Kurangnya riset mengenai uji bahan pangan halal

2. Ketersediaan database industri makanan dan minuman halal

terbatas

Peluang

&

Tantangan

: Makanan & Minuman Halal

(26)

Value Chain

: Pariwisata Halal

(27)

Peluang

&

Tantangan

: Pariwisata Halal

Source : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 – 2024

Aspek

Peluang

Tantangan

Permintaan dan Pasar

1. Pertumbuhan jumlah Muslim Indonesia dan dunia

2. Pertumbuhan pendapatan kelas menengah muslim

3. Berkembangya penggiat pariwisata halal

4. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam menerapkan gaya hidup

halal

1. Berkembangnya pariwisata halal di negara-negara Muslim

maupun nonmuslim di dunia

2. Branding pariwisata halal skala internasional masih lemah

3. Kualitas sarana prasarana pariwisata halal di negara-negara

pesaing relatif lebih baik

Teknologi dan Informasi

1. Berkembangnya digitalisasi pada industri pariwisata secara umum

2. Bekembang dan semakin inovatifnya media informasi

Pemanfaatan teknologi informasi di industri pariwisata halal

masih rendah

Regulasi

1. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pariwisata halal

2. Adanya peraturan daerah terkait pariwisata halal di beberapa

provinsi

3. Berjalannya koordinasi beberapa lembaga/ kementerian dalam

pengembangan pariwisata halal

4. Sudah terdapat strategi dan kebijakan pemerintah terkait dengan

pengembangan industri pariwisata dan pariwisata halal.

1. Belum terdapat induk hukum tertinggi yang mengatur

pelaksanaan pariwisata halal di Indonesia

2. Belum ada regulasi khusus yang mewajibkan lembaga

keuangan syariah memberikan pembiayaan kepada industri

halal

Pembiayaan

1. Semakin berkembang dan variatifnya pembiayaan syariah

2. Peluang kolaborasi mendapatakan pembiayaan dari perbankan dan

penerbitan sukuk

3. Pengembangan dan implementasi skema asuransi syariah untuk

perjalanan wisata komersiil

Lembaga keuangan syariah belum memiliki target pembiyaan

khusus terhadap industri halal, termasuk pariwisata halal.

Riset dan Pengembangan

1. Adanya sekolah khusus pariwisata yang juga mengajarkan

pariwisata halal

2. Mulai berkembangnya riset tentang pariwisata halal

1. Kurangnya riset mengenai segmentasi dan preferensi pasar

terhadap pariwisata halal di Indonesia

(28)

Value Chain

: Fashion Muslim

(29)

Aspek

Peluang

Tantangan

Permintaan dan Pasar

1. Pertumbuhan jumlah umat Muslim Indonesia dan dunia

2. Target pasar di Indonesia sangat besar

3. Berkembangya komunitas hijab dan desainer

4. Kesadaran masyarakat untuk memakai pakaian yang menutup

aurat sudah sangat tinggi

1. Akses ke pasar internasional masih kecil

2. Kompetisi dengan produk fashion muslim dari brand luar

dengan harga yang lebih murah

Teknologi dan Informasi

1. Perkembangan teknologi yang pesat

2. Bekembangnya e-commerce dan media

Pemanfaatan teknologi informasi masih rendah

Regulasi

1. Dukungan pemerintah terhadap industri fashion muslim secara

umum maupun khusus

2. Melalui Perpres No. 2 Tahun 2015 dimana Kebijakan umummnya

adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan

berkelanjutan antara lain melalui pengembangan ekonomi kreatif

3. Sudah terdapat roadmap, strategi, dan kebijakan pemerintah terkait

industri fashion dan fashion Muslim

4. Regulasi hak kekayaan intelektual (HAKI) yang prosedurnya sudah

disederhanakan.

Kebijakan pemerintah pusat dan daerah masih belum selaras.

Pembiayaan

1. Semakin banyak platform alternatif pembiayaan

2. Peluang kolaborasi dengan lembaga perbankan dan keuangan

syariah

3. Semakin banyaknya skema pembiayaan yang ramah IKM (KUR,

LPEI, Ventura)

1. Lembaga keuangan kurang memahami seluk beluk industri

kreatif

2. Lembaga pembiayaan masih membutuhkan jaminan yang

tangible, seperti: ijazah, sertifikat, dan terutama

business

plan, yang kebanyakan belum bisa dipenuhi oleh pelaku usaha

Riset dan Pengembangan

Kerja sama riset dengan berbagai sekolah mode

yang ada

1. Kurangnya riset mengenai

2. pergerakan pasar, segmentasi dan selera pasa

Peluang

&

Tantangan

: Fashion Muslim

(30)

Value Chain

: Media & Rekreasi Halal

(31)

Aspek

Peluang

Tantangan

Demografi

60% dari 237 juta penduduk Indonesia berada dalam usia produktif

(15-55 tahun), dan 27% adalah generasi muda (16-30) tahun.

Pendidikan kreatif dan peningkatan kapasitas tenaga kerja

kreatif.

Permintaan Pasar

Tumbuh dan berkembangnya media dan rekreasi halal

Jumlah layar bioskop yang hanya 10% dari jumlah total

kabupaten/kota di Indonesia

Teknologi dan Informasi

Meningkatnya penetrasi pemanfaatan gadget terhadap aplikasi yang

tertanam di dalamnya

1. Kuantitas dan kualitas apps developer yang belum memadai

2. Belum meratanya konektivitas internet di setiap daerah

3. Biaya internet yang masih mahal

4. Lembaga keuangan tidak tertarik untuk investasi dikarenakan

tingginya resiko

Budaya

Banyaknya jumlah seni pertunjukan baik tradisi maupun kontemporer

yang selama ini dikreasikan.

1. Terbatasnya ruang pertunjukan

2. Belum adanya regulasi yang membedakan antara media dan

rekreasi halal dengan yang tidak

Peluang

&

Tantangan

: Media & Rekreasi Halal

(32)

Value Chain

: Farmasi & Kosmetik Halal

(33)

Aspek

Peluang

Tantangan

Permintaan dan Pasar

1. Pertumbuhan jumlah umat Muslim Indonesia dan dunia

2. Target pasar di Indonesia sangat besar

3. Meningkatnya tren konsumsi produk kecantikan

1. Produk mulitinasional mulai menggarap sektor kosmetik halal

2. Akses ke pasar internasional masih kecil

3. Kurangnya riset mengenai pergerakan pasar, segmentasi dan

selera pasar

4. Kosmetik palsu yang beredar di pasaran

5. Tingginya ketergantungan industri terhadap bahan baku

impor

Teknologi dan Informasi

1. Perkembangan teknologi yang pesat

2. Bekembangnya e-commerce dan media

Pemanfaatan teknologi informasi masih rendah

Regulasi

1. Dukungan pemerintah terhadap industri halal secara umum melalui

UU no 33 tahun 2014

2. Terdapat strategi dan kebijakan pemerintah terkait dengan farmasi

dan kosmetik halal yang diusung kementerian dan lembaga terkait

1. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah masih belum selaras.

2. Belum adanya panduan dan ketentuan untuk infrastruktur

yang dapat menunjang produksi farmasi halal.

Kerja sama dengan sektor lain

1. Peluang co-branding dengan sektor pariwisata halal

2. Peluang co-marketing dengan sektor media dan rekreasi

1. Asymmetric information antar sektor

2. Birokrasi kerja sama antar sektor

Pembiayaan

1. Semakin banyak platform alternatif pembiayaan

2. Peluang kolaborasi dengan lembaga perbankan dan keuangan

syariah

3. Semakin banyaknya skema pembiayaan yang ramah IKM (KUR,

LPEI, Ventura)

1. Lembaga pembiayaan masih membutuhkan jaminan yang

tangible, seperti: ijazah, sertifikat, dan terutama business

plan, yang kebanyakan belum bisa dipenuhi oleh para pelaku

usaha

Riset dan Pengembangan

Kerja sama riset dengan badan penelitian, universitas dan perusahaan

1. Kurangnya riset serta tindak lanjut mengenai uji bahan

kosmetik dan farmasi halal

2. Ketersediaan database industri farmasi dan kosmetik halal

terbatas

Peluang

&

Tantangan

: Farmasi & Kosmetik Halal

(34)

Value Chain

: Perbankan Modal Syariah

(35)

Aspek

Peluang

Tantangan

Sumber Daya Manusia 1. Populasi dan pertumbuhan masyarakat Muslim Indonesia.2. Program studi ekonomi syariah bermunculan di Universitas Negeri atau

swasta dapat memasok kebutuhan bank syariah akan SDM yang mumpuni. Kurangnya tenaga kerja yang spesifik menguasai industri perbankan syariah.

Regulasi dan Tata Kelola

1. Terdapat dukungan regulasi/master plan dari regulator.

2. Pemerintah dan unsur regulator memiliki visi masing-masing dalam pengembangan ekonomi syariah.

3. Regulasi terkait industri halal dan social Islamic finance merupakan peluang bagi bank syariah untuk dapat meningkatkan aspek pendanaan dan

memperluas segmen/alokasi pembiayaan. 4. Program-program pemerintah

1. Berbagai kebijakan/rencana induk pemerintah dan otoritas terkait belum terintegrasi dan tersinergikan dengan baik.

2. Belum ada keselarasan visi dan misi dari regulasi yang terdapat pada masing-masing master plan/blueprint yang dibuat antardepartemen atau regulator.

Riset dan Pengembangan

1. Meningkatnya jumlah program studi terkait perbankan syariah di tingkat perguruan tinggi.

2. Terdapat berbagai lembaga riset/training yang fokus pengembangan ekonomi syariah.

3. Bemunculannya hasil-hasil riset dari PTS/PTN yang membuka program studi syariah.

Kurangnya tenaga akademisi terkait industri perbankan syariah.

Literasi

1. Dukungan regulator untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah, khususnya perbankan

2. Literasi keuangan yang dilakukan ke berbagai segmen masyarakat.

3. Literasi dapat digunakan sebagai alat untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat akan perbankan syariah dalam upaya memperbesar market size perbankan syariah.

1. Penetrasi sektor perbankan syariah masih rendah.

2. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk bank syariah masih rendah.

Data dan Teknologi 1. Unit usaha syariah dapat memanfaatkan teknologi yang dimiliki bank induk.2. Berkembangnya financial technology (fintech) sebagai sarana pengembangan industri perbankan syariah.

1. Lembaga keuangan kurang memahami seluk beluk industri kreatif

2. Lembaga pembiayaan masih membutuhkan jaminan yang tangible, seperti: ijazah, sertifikat, dan terutama business plan, yang kebanyakan belum bisa dipenuhi oleh pelaku usaha

Peluang

&

Tantangan

: Perbankan Syariah

(36)

Value Chain

: Pasar Modal Syariah

(37)

Aspek

Peluang

Tantangan

Ekosistem

(Regulasi, Modal, Teknologi, Riset & Pengembangan)

1. Infrastuktur dan legal framework yang kuat dalam mendorong industri pasar modal syariah

2. Dukungan pemerintah terhadap value chain industri halal melalui instrumen sukuk negara

3. Integrasi ASEAN dengan MEA menciptakan peluang-peluang bagi para pelaku industri pasar modal syariah Indonesia untuk ekspansi atau kerja sama di ASEAN.

4. Teknologi finansial (tekfin) memberikan kemudahan Industri pasar modal syariah untuk melakukan penetrasi pasar ke semua level masyarakat

1. Kerangka regulasi sudah kuat dan rumit, tetapi terkadang tidak dapat ditegakkan secara penuh karena kurangnya sanksi bagi ketidakpatuhan, sehingga sebagian manfaat dari regulasi tersebut hilang.

2. Belum optimalnya pemerintah dalam mencari potensi pengembangan infrastruktur dan fasilitas sektor halal industri di setiap daerah Indonesia yang merupakan potensi masuknya pasar modal dalam sektor pembiyaan melalui sukuk

3. Laju perkembangan Tekfin akan menjadi ancaman bagi industri pasar modal syariah jika tidak melakukan adaptasi dengan laju

perkembangannya yang saat ini di revolusi industri 4.0.

4. Integrasi ASEAN dengan MEA – menjadi ancaman bagi industri pasal modal syariah di Indonesia jika fondasi dan infrastruktur keuangan syariah tidak kuat dibangun oleh shareholder dan stakeholder terkait.

Peluang

&

Tantangan

: Pasar Modal Syariah

(38)

Value Chain

: Jaminan Sosial

(39)

Aspek

Peluang

Tantangan

Literasi 1. Perkembangan middle class Muslim (MCM) di Indonesia2. Indonesia memiliki penduduk mayoritas Muslim di dunia

1. Indeks literasi asuransi syariah tahun 2017 sebesar 2,5 persen dan indeks inklusi sebesar 1,9 persen.

2. Persebaran geografis yang luas dengan variasi level pengetahuan mengenai konsep asuransi dan Syariah

Sumber Daya Manusia Dari sisi pengambil kebijakan, pemerintah sudah membuat peta jalan SJSN, namun pertumbuhan lembaga asuransi dan dana pensiun belum melakukan banyak inovasi

Kurangnya komitmen manajemen untuk mengembangkan asuransi syariah (Global Takaful Report, 2017)

Teknologi 1. Integrasi pembayaran iuran asuransi dengan marketplace2. Pemasaran melalui media yang efisien Initial cost untuk investasi teknologi yang tinggi

Regulasi

1. Infrastruktur kelembagaan mendapat perhatian dari pemerintah untuk melengkapi UU SJSN

2. Adanya upaya dari regulator

3. Adanya pengembangan seperangkat peraturan yang kuat dan harmonis antarlembaga

4. Dukungan melalui peraturan otoritas jasa keuangan tentang asuransi syariah dan dana pensiun berbasis Syariah

1. Belum ada kewajiban regulasi bagi institusi jaminan sosial nasional untuk mengembangkan skema syariah dalam produknya

2. Rendahnya dukungan politik terhadap pengembangan asuransi syariah, apabila dibandingkan dengan Malaysia. (Global Takaful Report, 2017)

Peluang

&

Tantangan

: Jaminan Sosial

(40)

Value Chain

: Zakat dan Wakaf

(41)

Aspek

Peluang

Tantangan

Awareness Zakat: Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang cukup baik mengenai zakaWakaf: Masyarakat sudah cukup familiar dengan konsep wakaf harta tidak

bergerak

Wakaf:

Masih terbatasnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai wakaf, khususnya mengenai wakaf uang dan wakaf dengan uang

R&D dan Teknologi

Zakat:

1. Sudah terdapat Pusat Kajian Strategis oleh BAZNAS (Puskas Baznas) 2. Secara umum sudah banyak BAZNAS dan LAZ pada tingkat nasional yang

menggunakan platform digital untuk mempermudah penghimpunan Wakaf:

1. Sudah mulai adanya inisiasi kegiatan wakaf yang memanfaatkan platform digital (seperti tabung wakaf dan kitawakaf.com)

Zakat:

1. Masih kurang optimalnya penggunaan teknologi dalam zakat terutama pada BAZNAS dan LAZ tingkat daerah

Wakaf:

1. Belum adanya Pusat Kajian Strategis BWI

2. Pemanfaatan teknologi seperti layanan multipayment pada LKS dan e-commerce serta layanan wakaf online masih belum dilakukan secara optimal

Regulasi & Kelembagaan

Zakat:

1. Sudah terdapat UU Pengelolaan Zakat No. 23 tahun 2011.

2. Sudah terdapatnya regulasi pendukung, seperti standar pengelolaan zakat, misalnya zakat core principle.

3. Sudah terdapat berbagai lembaga pendukung, seperti Asosiasi Pengelola Zakat (Forum Zakat) dan organisasi sejenis lainnya.

Wakaf:

1. Sudah terdapatnya UU Wakaf No. 41 tahun 2004.

2. Sudah adanya waqf core principles (WCP) sebagai panduan pengelolaan wakaf.

Zakat

1. Masih kurangnya aturan-aturan teknis untuk menjalankan regulasi terkait zakat, seperti aturan teknis untuk mengaudit lembaga zakat.

2. Kurangnya sinergi antar berbagai lembaga terkait zakat.

3. Perlunya berbagai penyempurnaan pada UU Wakaf No 41 tahun 2004 4. Masih terbatasnya peran dan dukungan untuk Badan Wakaf Indonesia

(BWI)

5. Masih terbatasnya kelembagan pendukung, termasuk sinergi dan harmonisasi antar berbagai lembaga terkait wakaf

SDM

Zakat:

1. Masih rendahnya kualitas (kompetensi dan profesionalitas) dan kuantitas SDM, kecuali di beberapa OPZ besar.

Wakaf:

1. Masih rendahnya kualitas (kompetensi dan profesionalitas) dan kuantitas SDM, kecuali di beberapa lembaga pengelola dana wakaf besar.

2. Masih banyaknya jumlah nazir perseorangan

Peluang

&

Tantangan

: Zakat dan Wakaf

Referensi

Dokumen terkait

pengaruh secara parsial antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada KUD Gondanglegi. Berdasarkan hasil analisis statistik dapat diketahui bahwa terdapat

Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat peningkatan keterampilan pengasuhan positif orangtua anak berkebutuhan khusus melalui metode pelatihan helping parents with

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat variasi penghambatan antarbakteri antagonis yang akan digunakan dalam program pengendalian hayati penyakit lincat��� Hampir separuh isolat

Ruas jalan Kabupaten Agam.Jalan yang dinaikan statusnya di kabupaten agam terdiri dari jalan Padang-Koto Gadang-Palembayan dan jalan Tanjung Ampalu- Bukit Bual-Si

Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2008) yang berjudul ”Penerapan Strategi Active Learning Type Firing Line Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar

Berdasarkan surat kontraktor PT/CV. Nomor : ……….., tanggal ……… Perihal Permohonan Tambah Kurang Volume dan / atau Jenis Pekerjaan dan / atau Penambahan/pengurangan

Model matematika dari magnetohidrodinamik fluida mikrokutub tak tunak pada lapisan batas yang mengalir melewati bola teriris yang diperoleh dari hasil penurunan persamaan

4 Tahun 2009 yang mengatur mengenai mekanisme penggantian pimpinan komisi pemberantasan korupsi yang diujikan terhadap UUD NRI 1945, jika dirunut dari original intent, tafsir