• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1 No 05 Januari 2015

47 HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA

PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI

(*) Juliati. Email: Juliati_80 @ yahoo.co.id ABSTRACT:

Sectio Caesaria is a way of delivery of a fetus by making an incision in the wall of the uterus through the front wall of the abdomen or vagina. Mobilization is the ability of individuals to move his limbs.

This type of research is descriptive correlation with cross sectional approach that aims to portray how the relationship with the early mobilization patients' recovery post-sectio caesarea in Binjai Army Hospital. The number of sample as many as 30 people.

Chi square analysis results between variables early mobilization patients with post- operative wound healing sectio caesarea have a meaningful relationship that is characterized by the value of p <0.05 (p = 0.006) so that Ho refused and Ha accepted that there is a relationship between early mobilization of the patient wound healing post sectio caesarea.

Expected to health workers especially nurses to always be able to continue to take care of post-operative patients sectio caesarea in order to accelerate the wound healing process and also sought in the prevention of infection.

Keywords: Sectio Caesarea, Early Mobilization ABSTRAK

Sectio Caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. Mobilisasi adalah kemampuan individu dalam menggerakkan anggota tubuhnya.

Jenis penelitian ini ialah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengambarkan bagaimana hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan pasien pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai. Jumlah sampel penelitian sebanyak 30 orang.

Hasil analisis chi square antara variabel mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pasien pasca operasi sectio caesarea mempunyai hubungan yang bermakna yang ditandai dengan nilai p < 0,05 (p = 0,006) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yakni ada hubungan antara mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka pasien pasca sectio caesarea.

(2)

Vol. 1 No 05 Januari 2015

48 Diharapkan kepada tenaga kesehatan khusunya perawat agar senantiasa dapat terus menerus melakukan perawatan pada pasien pasca operasi sectio caesarea agar mempercepat proses penyembuhan luka dan turut berupaya dalam pencegahan infeksi.

Kata Kunci : Sectio Caesarea, Mobilisasi Dini

(3)

Vol. 1 No 05 Januari 2015

49 PENDAHULUAN

Latar belakang

Sectio Caesarea merupakan kelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan insisi pada persalinan Sectio Caesarea ini menyebabkan luka sayat yang harus diperhatikan derajat kesembuhan lukanya karena resiko tinggi terjadi infeksi, rupture uteri dan pendarahan.

Salah satu yang berperan dalam penyembuhan luka adalah mobilisasi dini yang dipercaya dan terbukti meningkatkan proses penyembuhan luka. Apabila mobilisasi dini tidak dilakukan sesegera mungkin akan dapat mengaibatkan terjadinya komplikasi yaitu thrombosis dan tromboemboli (Shella Christina dkk, 2012).

Sectio Caesarea merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus. Resiko penyebeb bedah harus dipertimbangkan. Pendelegasian yang tidak tepat, fasilitas yang tidak adekuat dan komunikasi yang buruk menjadi penyebab perawatan di bawah standar dan memerlukan perbaikan (Eny Meiliya, 2008). Mobilisasi atau aktivitas adalah kemampuan orang untuk bergerak secara bebas mudah dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan aktivitas (Sujono dkk, 2012).

Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana mobilisasi dini pasien pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai.

b. Untuk mengetahui bagaimana penyembuhan luka pasien pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai.

c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pasien pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai.

Manfaat Penelitian Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan mengenai pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi yang dapat digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan.

Bagi Perawat

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif corelasional. Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan pasien pasca sectio caesarea.

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul, 2007). Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil berdasarkan sampel yang ditemui saat di lapangan (accidental sampling) yakni sebanyak 30 orang.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahian suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2007). Untuk menguji validitas, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Pendapat orang yang ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun (Riduwan,

(4)

Vol. 1 No 05 Januari 2015

50 2007). Setelah dilakukan uji validitas oleh

salah seorang dosen keperawatan di STIKes Putra Abadi Langkat Stabat, didapatkan hasil bahwa instrumen penelitian yang digunakan telah valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Setelah dilakukan uji validitas instrumen, maka untuk mengetahui tingkat kepercayaan instrumen maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun pada waktu yang bebeda (Setiadi, 2007). Menurut Nazir (2009) suatu bagian alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya serta stabil dan dapat dihandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berkali-kali maka akan memberikan hasil yang relatif sama.

Uji reliabilitas penelitian ini akan dilakukan terhadap responden yang telah memenuhi kriteria sampel peneliti. Kemudian jawaban dari responden diolah dengan menggunakan program SPSS 17.00. Bila dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach’s alpha 0,71 maka insrumen dinyatakan reliabel (Polit & Hungler, 2009).

Reliabilitas instrumen dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Insani Stabat, dengan pasien yang mengalami operasi section caesarea di rumah sakit tersebut sebagai responden yang berjumlah 15 orang perawat.

Hasil reliabilitas instrumen mobilisasi dini yang di dapatkan setelah dilakukan pengolahan data yakni sebesar 0.767 dan instrumen penyembuhan pasca sectio caesarea sebesar 0,718, yang artinya kuesioner telah reliabel.

HASIL

Berdasarkan dapat dilihat bahwa mobilisasi dini pasien pasca section caesarea mayoritas dilaksanakan oleh pasien dengan kategori efektif yakni sebanyak 23 responden (76,7%) dan minoritas dengan kategori tidak efektif dengan jumlah responden 7 orang (23,3%).

Berdasarkan hasil diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kesembuhan luka pasien pasca operasi sectio caesarea mayoritas dapat dikatakan sembuh yakni sebanyak 21 responden (70%) dan terdapat 9 orang responden yang penyembuhan lukanya tidak sembuh yakni sebanyak 9 responden (30%).

Dari hasil tabel silang antara variabel mobilisasi dini yang dilakukan pasien pasca section caesarea dengan penyembuhan operasi pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai , di dapat bahwa mobilisasi dini dengan kategori efektif menghasilkan luka pasca sectio caesarea tergolong sembuh sebanyak 19 orang responden dan tingkat mobilisasi yang tidak efektif menghasilkan keadaan luka pasca operasi yang tidak sembuh juga sebanyak 5 orang responden.

Pada analisa bivariat menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan dan tingkat masing-masing variabel yaitu variabel bebas dianalisis dengan variabel terikat. Hasil analisis antara variabel mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pasien pasca operasi sectio caesarea mempunyai hubungan yang bermakna yang ditandai dengan nilai p < 0,05 (p = 0,006) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yakni ada hubungan antara mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka pasien pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai.

PEMBAHASAN Mobilisasi Dini

Berdasarkan hasil diatas, dapat dilihat bahwa mobilisasi dini pasien pasca sectio caesarea mayoritas dilaksanakan oleh pasien dengan kategori efektif yakni sebanyak 23 responden (76,7%) dan minoritas dengan kategori tidak efektif dengan jumlah responden 7 orang (23,3%).

Mochtar (2007) menyatakan mobilisasi segera secara bertahap sangat berguna untuk

(5)

Vol. 1 No 05 Januari 2015

51 kesembuhan pasien. Pada hari kedua pasien

dapat didudukkan selama 3 menit dan diminta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai dengan batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus menambahkan kepercayaan diri pada penderita bahwa ia mulai sembuh. Kemudian posisi tidur telentang dimulai menjadi setengah duduk (posisi semi fowler).

Selanjutnya secara berturut-turut hari demi hari pasien dianjurkan belajar duduk selama satu hari, belajar berjalan dan kemudian belajar sendiri pada hari ke 3 sampai ke 5 pasca bedah.

Menurut Kasdu (2008) yang menyatakan bahwa dengan mobilisasi dini diharapkan ibu nifas dapat menjadi lebih sehat dan lebih kuat, selain juga dapat melancarkan pengeluaran lochea, membantu proses penyembuhan luka akibat proses persalinan, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan serta meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi air susu ibu (ASI) dan pengeluaran sisa metabolisme.

Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea

Berdasarkan Tabel 4.2. diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kesembuhan luka pasien pasca operasi section caesarea mayoritas dapat dikatakan sembuh yakni sebanyak 21 responden (70%) dan terdapat 9 orang responden yang penyembuhan lukanya tidak sembuh yakni sebanyak 9 responden (30%).

Pada penyembuhan luka yang tidak baik dapat dilihat dari terjadinya infeksi pada luka tersebut. Potter dan Perry 2005 menyatakan bahwa Infeksi luka operasi biasanya tidak terjadi sampai hari ke 4 atau ke 5 setelah operasi. Klien mengalami demam, nyeri tekan, dan nyeri pada daerah luka serta jumlah sel darah putih klien meningkat. Tepi luka terlihat mengalami inflamasi. Jika

terdapat drainase, maka drainase berbau dan purulen, sehingga menimbulkan warna kuning, hijau, atau coklat tergantung pada jenis organisme penyebab

Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka Pasien Pasca Sectio Caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai Pada analisa bivariat menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan dan tingkat masing-masing variabel yaitu variabel bebas dianalisis dengan variabel terikat. Hasil analisis antara variabel mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pasien pasca operasi sectio caesarea mempunyai hubungan yang bermakna yang ditandai dengan nilai p < 0,05 (p = 0,006) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yakni ada hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pasien pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2015.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Angriani, dkk (2014), berdasarkan hasil Uji Chi-square (Fisher’s Exact Test) didapatkan nilai P = 0,009, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Salewangeng Maros.

Menurut asumsi peneliti, mobilisasi dini sangat bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah, membantu proses pemulihan, mencegah terjadinya infeksi yang timbul karena gangguan pembulu darah balik serta mencegah perdarahan lebih lanjut. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka, Involusi uterus tidak baik, apabila tidak dilakukan mobilisasi secara dini karena dapat menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.

(6)

Vol. 1 No 05 Januari 2015

52 Salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi kesembuhan luka adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini merupakan faktor yang dapat mempercepat pemulihan luka pasien post operasi sectio caesarea dan mencegah komplikasi post operasi Banyak keuntungan yang dapat diraih dari latihan mobilisasi dini di tempat tidur dan berjalan pada periode dini post operasi, mobilisasi dini sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot di seluruh tubuh, gangguan sirkulasi darah dan gangguan peristaltik. Proses penyembuhan luka dikatakan baik apabila tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti rubor, dolor, kalor, tumor, dan gangguan fungsi laesa.

Hal ini sesuai dengan teori Ancheta (2008) menyatakan bahwa mobilisasi secara bertahap sangat berguna untuk proses penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi serta trombosis vena. Bila terlalu dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap yang diikuti dengan latihan adalah hal yang paling dianjurkan.

Hasil Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shella Christina pada tahun 2012 berjudul

“Mobilisasi Dini Berhubungan Dengan Peningkatan Kesembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea” berdasarkan hasil uji Chi-square mendapatkan tingkat kemaknaan 0,014 yang berarti terdapat hubungan mobilisasi dini pasien Post Operasi Sectio Caesarea dengan tingkat kesembuhan luka.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hairul Bariah (2010), tentang efektitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien post op sectio caesarea di RSUD Dr. Pirngadi Medan juga mendapatkan hasil bahwa mobilisasi dini efektif terhadap penyembuhan pasien post operasi sectio caesarea khususnya pada penyembuhan luka operasi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Mayoritas mobilisasi dini yang dilakukan pasien dengan turut serta peran perawat di Rumah Sakit Tentara Binjai dapat dikategorikan efektif yakni sebanyak 23 responden (76,7%).

2. Mayoritas keadaan luka pasien pasca operasi sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai dapat dikategorikan sembuh yakni sebanyak 21 responden (70%).

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pasien pasca sectio caesarea di Rumah Sakit Tentara Binjai 01.07.02 ditandai dengan nilai p value = 0,006.

Saran

1 Bagi Penelitian Keperawatan

Kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya dan diharapkan dapat menjadi tambahan referensi serta menambah pengetahuan mengenai adanya mobilisasi dini yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka terhadap pasien post operasi sectio caesarea.

2 Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan kepada tenaga kesehatan khusunya perawat agar senantiasa dapat terus menerus melakukan perawatan pada pasien pasca operasi sectio caesarea agar mempercepat proses penyembuhan luka dan turut berupaya dalam pencegahan infeksi.

3. Bagi Rumah Sakit

penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan mobilisasi dini tetap karena berpengaruh

(7)

Vol. 1 No 05 Januari 2015

53 terhadap proses penyembuhan luka.

Maka diharapkan kepada Rumah Sakit Tentara Binjai untuk membuat Standar Operasional Prosedur mengenai aktivitas mobilisasi dini pada pasien pasca sectio caesarea khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. Aziz. (2007). Riset Keperawatan

& Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika

Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi Enam. Jakarta: Rineka Cipta.

________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi Enam. Jakarta: Rineka Cipta.

Bariah, Khairul. (2010). Efektivitas Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Pasien Pasca Sectio Caesarea Di RSUD Dr. Pirngadi

Medan. Diambil pada

http://repository.usu.ac.id tanggal 13 Maret 2013.

Bobak. (2008). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hidayat, A & Uliyah, M. (2009).

Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika

Jitowiyono, S. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi Pendekatan Nanda, NIC, NOC. Yogyakarta: Nuha Medika Kasdu, Dini. (2008). Operasi Caesar

Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.

Lubis, Hidayat. (2014). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012). Direktorat Bina Kesehatan Ibu Akan Lakukan Assessment Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu di 20 Kabupaten/Kota. Diambil di www.depkes.go.id pada tanggal 25 Februari 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, tumpuan juga turut terarah kepada ahli-ahli masyarakat setempat yang lain yang berpengetahuan luas tentang sistem perlindungan diri masyarakat Kedah tradisional daripada

Dapatan daripada kajian ialah: bentuk kata sapaannya berbagai-bagai sesuai dengan kondisi sosial dan angkubah sosial daripada orang yang disapa; bentuk bahasa lain yang

Karakteristik berdasar Lama Usaha yang dilakukan Responden Berdasarkan hasil penelitian, lama waktu yang digunakan untuk berusaha bagi pelaku sektor informal adalah sebagai

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak yang telah berperan serta baik secara langsung maupun

Hasil klasifikasi daerah rawan gelombang tinggi selama bulan Februari (gambar 4.15) mempunyai pola yang hampir sama dengan bulan Januari, dimana klasifikasi sangat tinggi

Menurut uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pasta gigi yang mengandung SLS lebih tinggi dalam meningkatkan pH saliva secara signifikan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai

Berdasarkan nilai absorbansi isolat uji yang diperoleh menunjukkan isolat-isolat rizobakteri mampu memproduksi IAA dengan produksi tertinggi dihasilkan oleh isolat