23 A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol selain kelompok eksperimental.
Rancangan ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara wajar. Apabila dalam post test ternyata kedua kelompok itu berbeda, mungkin perbedaannya bukan hanya disebabkan oleh perlakuan, tetapi juga oleh variabel lain yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti (Nursalam, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penyinaran infra merah terhadap waktu flatus pada pasien post SC dengan anestesi spinal dengan menggunakan metode post test only control design, yaitu dengan memberikan perlakuan pada satu kelompok dan yang lain tidak, kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol (Sugiyono, 2009).
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
X1 = waktu flatus dengan penyinaran infra merah X2 = waktu flatus tanpa penyinaran
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien post SC dengan anestesi spinal di ruang cempaka RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Jumlah kasus pasien sc setiap bulan rata-rata 40 sampai dengan 45 kasus. Populasi study yang akan penulis ambil sebanyak 40 kasus.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin Penyinaran infra merah
Pada kel. eksperimen
Tidak dilakukan penyinaran pada
kel. kontrol
X 1
X 2
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. (Sugiyono,2007)
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2007). Pengambilan sampel ini berjumlah 40 responden, yang terdiri dari 20 responden kelompok kontrol, dan 20 responden kelompok eksperimen.
Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan, kriteria ini berupa kriteria inklusi, merupakan batasan karakter pada subjek penelitian, sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, hal ini disebut kriteria eksklusi (Saryono, 2008). Berikut ini kriteria tersebut:
a. Kriteria inklusi.
1) Subjek penelitian adalah pasien post SC dengan anestesi spinal yang sedang menjalani perawatan di ruang Cempaka RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
2) Subjek penelitian yang bersedia menjadi responden dalam penelitian.
b. Kriteria eksklusi.
1) Pasien post SC yang alergi atau sensitif terhadap penyinaran infra merah
2) Pasien post SC yang mempunyai luka di daerah samping abdomen.
3) Pasien post SC yang sudah mengalami flatus sebelum dipindahkan ke ruang Cempaka.
4) Pasien post SC yang diberikan terapi tambahan alinamin injeksi.
5) Pasien post SC dengan komplikasi.
C. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Waktu flatus Waktu flatus pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Observasi Waktu flatus pasien dalam menit
Ratio
2. Penyinaran infra merah
Melakukan penyinaran pada kelompok eksperimen selama 30 menit dengan jarak 40 s/d 60 cm dan tidak melakukannya pada kelompok kontrol
Observasi Dilakukan dan tidak dilakukan
Nominal
D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di ruang Cempaka RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan tanggal 1 Desember 2013 sampai dengan 31 Desember 2013.
E. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mendapat rekomendasi dari Kepala Program Pendidikan S1 Keperawatan FIKES Muhammadiyah Semarang dan mengajukan permohonan ijin kepada BAPPEDA Kabupaten Pekalongan yang tembusannya disampaikan kepada Direktur RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan, peneliti mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapat persetujuan yang kemudian dijadikan sebagai subjek penelitian.
Peneliti memperhatikan aspek etika responden dengan menekankan masalah etika yang meliputi (Nursalam, 2008):
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan pada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Pasien yang diberikan penyinaran akan beresiko mengalami iritasi, masalah ini
akan diatasi oleh peneliti dengan pengaturan jarak dan waktu penyinaran, dan melakukan pemantauan yang seksama terhadap perubahan pada kulit pasien.
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.
c. Risiko
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden.
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya jika mereka seorang klien.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan.
Peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.
c. Informed consent.
Merupakan persetujuan antara peneliti dan responden dengan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilaksanakan.
Tujuan informed consent yaitu subjek mengerti maksud dan tujuan dari peneliti. Bila responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden. Informed consent akan diberikan kepada responden atau keluarganya sebelum pasien dilakukan penyinaran.
3. Prinsip keadilan
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil.
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikutsertaanya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.
b. Hak dijaga kerahasiaanya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaannya. Peneliti tidak menuliskan nama responden pada lembar observasi dan hanya diberikan kode atau nomor responden.
F. Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Lembar observasi yang didalamnya tercatat:
a. Kode responden (kelompok kontrol dan eksperimen) b. Melakukan penyinaran pada kelompok eksperimen
c. Mencatat waktu flatus pasien setelah dilakukan penyinaran
2. Alat ukur, antara lain lampu infra merah, steteskop, serta pengukur waktu (jam). Alat-alat ukur data di atas penulis anggap sudah melalui uji validitas
dan reabilitas dari pabrik, sehingga penulis tidak perlu melakukan pengujian lagi.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek (data) yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam 2008). Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam melakukan pengumpulan data adalah:
1. Setelah mendapatkan izin dan rekomendasi dari berbagai institusi terkait, peneliti melakukan pendekatan kepada Direktur RSUD Kraton dan menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian agar proses pengambilan data dapat dengan mudah dilaksanakan
2. Peneliti memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi
3. Kemudian peneliti mengadakan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan, manfaat dan peran serta mereka selama penelitian.
Peneliti menjamin kerahasiaan responden dan responden berhak menolak menjadi responden. Bila responden menyetujui maka peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden 4. Peneliti menjelaskan tentang penyinaran infra merah kepada pasien dan
keluarga.
5. Memberikan penyinaran infra merah pada pasien.
6. Mencatat waktu flatus pasien.
H. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian dilakukan dengan melalui tahap–tahap berikut (Hastono 2001):
1. Editing
Editing yaitu melakukan pemeriksaan kelengkapan data, diantaranya adalah memeriksa nama dan kelengkapan identitas responden. Memeriksa kelengkapan data artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data, dan memeriksa macam isian data untuk mengetahui ketidaksesuaian antara item dalam instrumen dengan yang dikehendaki peneliti.
2. Coding
Coding yaitu melakukan pemberian kode untuk memudahkan pengolahan dan memberikan skor (scoring) terhadap item–item yang tidak diberikan skor.
3. Proccessing
Pemprosesan dilakukan dengan cara memasukkan data-data ke program komputer untuk dianalisis.
4. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan itu dimungkinkan terjadi saat melakukan entry data ke komputer.
I. Teknik Analisis Data 1. Univariat
Analisis univariat yaitu menganalisis variabel–variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya.
Analisis univariat ini dilakukan pada tiap–tiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini analisis digunakan untuk mengetahui proporsi masing- masing variabel yaitu waktu flatus pasien post SC dengan anestesi spinal yang dilakukan penyinaran infra merah, dan waktu flatus pasien post SC dengan anestesi spinal yang tidak dilakukan penyinaran infra merah.
2. Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penyinaran infra merah terhadap waktu flatus pada pasien post SC dengan anestesi spinal. Kedua data yang akan dianalisa berjenis numerik, yaitu waktu flatus pasien kelompok eksperimen dan waktu flatus pasien kelompok kontrol yang dinyatakan dalam jam atau menit. Kedua kelompok inipun tidak berpasangan, maka penulis berencana menggunakan uji parametrik independen sample t - test bila data berdistribusi normal, dan uji non parametrik Mann-Whitney bila distribusi data tidak normal.
Rumus t-Test yang digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel tidak berpasangan adalah:
x1 : Rata-rata sampel 1 x2 : Rata-rata sampel 2
s1 : Simpangan baku sampel 1 s2 : Simpangan baku sampel 2 s12 : Varians sampel 1
s22
: Varians sampel 2
n1 : Jumlah subyek sampel 1 n2 : Jumlah subyek sampel 2
J. Keabsahan Data
Dalam pelaksanaan penelitian, kadang peneliti terbentur dengan kondisi- kondisi sebagai berikut:
1. Penyinaran infra merah berisiko menimbulkan iritasi, masalah ini akan diatasi oleh peneliti dengan pengaturan jarak dan lamanya penyinaran serta pemantauan yang intensif.
n s n s
x
t
x
2 2 2
1 2 1
2 1
2. Ada kemungkinan responden mengatakan sudah flatus padahal belum, untuk memastikan pasien sudah flatus, maka observer juga mengkaji peristaltik usus pasien.
3. Penelitian ini tidak menjelaskan perbedaan percepatan peristaltik usus responden yang dilakukan penyinaran dengan responden yang tidak dilakukan penyinaran.