• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) PADA GENERATOR SET CATERPILLAR DAN PERKINS DI PABRIK BATURAJA 1 PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) PADA GENERATOR SET CATERPILLAR DAN PERKINS DI PABRIK BATURAJA 1 PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

143

OPTIMALISASI ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) PADA GENERATOR SET CATERPILLAR DAN PERKINS DI PABRIK BATURAJA 1

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

Akhmad Taufiqqurrahman1, Iskandar Lutfi2, Evelina3 Program Studi Sarjana Terapan Tenik Elektro

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Email : taufiqqurrahman@semenbaturaja.co.id

ABSTRACT

As the main source of electrical energy (PLN), it is not always guaranteed the continuity of its distribution, sometimes there will be a disconnection which may be caused by a disturbance in the transmission or distribution system. As a preventive measure to anticipate this incident, a backup energy source is needed as an emergency power backup from the Generator Set (Genset). Currently, the transfer from the main energy source (PLN) to a backup energy source (Genset) is carried out automatically using the Automatic Transfer Switch (ATS) in the event of a disruption / disconnection of the energy supply from the main source. . Starting Automatic is a transfer system for loads from the main source (PLN) to the reserve source (Genset). If the main source (PLN) disturbs (out), the load will automatically be supplied from the reserve source (Genset).

When the load is supplied from the main source (PLN), the reserve source (Genset) will not work.

Keywords : ATS, Genset, Starting Automatic ABSTRAK

Sebagai Sumber Energi Listrik utama (PLN), tidak selamanya terjamin dalam kontinuitas penyalurannya, adakalanya akan terjadi pemutusan yang kemungkinan disebabkan oleh gangguan pada sistem transmisi ataupun sistem distribusi. Sebagai langkah preventif untuk mengantisipasi kejadian tersebut, diperlukan sumber energy cadangan sebagai emergency power backup dari Generator Set (Genset). Saat ini pemindahan dari sumber energy utama (PLN) ke sumber energy cadangan (Genset) dilakukan secara otomatis dengan menggunakan Automatic Transfer Switch (ATS) apabila terjadi gangguan/terputusnya suplai energy dari sumber utama. . Starting Automatic merupakan suatu sistem pemindahan (Transfer) untuk Beban dari sumber utama (PLN) ke sumber Cadangan (Genset). Apabila pada sumber utama (PLN) terjadi gangguan (Padam) maka secara otomatis beban akan di suplai dari sumber cadangan (Genset).

Ketika beban di suplai dari sumber utama (PLN) maka sumber cadangan (Genset) tidak akan bekerja.

Kata kunci : ATS, Genset, Starting Automatic

(2)

144 PENDAHULUAN

Pada saat terjadi pemutusan sumber energy listrik oleh PLN karena gangguan pada system transmisi atau distribusinya, maka disaat itu juga dibutuhkan segera Supply cadangan energy listrik. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kerugian-kerugian ketika listrik PLN padam. Dapat dibayangkan ketika pabrik sedang beroperasi normal dengan kapasitas penuh, tiba-tiba terjadi gangguan pemutusan aliran energy listrik dimana beberapa titik aliran proses adalah critical point (titik kritis) yang meng-handling beban ribuan ton dengan temperature operasi dikisaran 1400 – 1500 oC. Secara otomatis kita harus mencari Supply listrik dari sumber yang lain sebagai emergency power backup seperti Generator-Set (Genset) untuk mengatasi sementara semua kondisi kedaruratan sampai diperoleh pemulihan sumber listrik utama yang disuplai oleh PLN.

Pada proses pemindahan sumber energi listrik dari PLN ke Genset dapat memakan waktu yang bisa berdampak luas dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Untuk mengatasi hal ini perlu memasang panel Automatic Transfer Switch.

Dan untuk mengatasi kendala waktu pengoperasiannya agar tidak tertunda dapat digunakan satu Starting Automatic, kemudian Genset mengambil alih Supply tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya. Kontrol Automatic tersebut biasanya disebut Starting Automatic untuk Genset sebagai standby unit atau sistem Interlok PLN – Genset.

METODOLOGI PENELITIAN Persiapan Umum & Tinjauan Pustaka

Bentuk persiapan yang dilakukan untuk penunjangan program ini yaitu persiapan administratif seperti pembuatan kerangka laporan, pembuatan monitoring dan evaluasi program, dan juga persiapan lain yang bertujuan untuk lebih menata pelaksanaan program agar dapat terlaksana dengan baik.

Review Desain System

Pada tahap ini, pembuatan alat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu meliputi review alat sesuai dengan kerangka drawing dan wiring yang telah disiapkan sebelumnya. Dan juga penambahan setting pada system relay dan ATS agar dapat beroperasi dengan optimal sesuai dengan setting yang ditentukan.

Simulasi dan Pengujian

Pengujian dilakukan pada alat secara dua tahap. Pada tahap pertama pengujian dilakukan pada setiap komponen dan program. Pengujian tahap kedua dilakukan secara keseluruhan baik komponen, program, alat dan mekanik.

Penerapan System

Pada tahap ini alat sudah berhasil dibuat secara keseluruhan dan siap untuk melakukan penerapan dengan melakukan simulasi.

Monitoring dan Evaluasi

Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui ketercapaian tujuan dari program yang dilaksanakan, sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan menjadi lebih baik lagi. Evaluasi dilakukan dengan diskusi cara satu kelompok dan juga dosen pembimbing.

TINJAUAN PUSTAKA Defenisi

Generator Set terdiri atas Mesin Engine (Motor Penggerak) dan juga Generator/Alternator. Mesin ini menggunakan bahan bakar berupa Solar (Mesin Diesel) atau dapat juga menggunakan Bensin, sedangkan untuk Generatornya sendiri merupakan sebuah gulungan kawat yang di buat dari tembaga yang terdiri atas kumparan statis atau stator dan di lengkapi pula dengan kumparan berputar atau rotor.

Dalam proses kerjanya, menurut ilmu fisika, Engine memutar Rotor dalam sebuah Generator yang selanjutnya hal

(3)

145

ini menimbulkan adanya Medan Magnet pada bagian kumparan Generator.

Selanjutnya Medan Magnet ini kemudian akan melakukan interaksi dengan Rotor yang kemudian akan berputar dan akan menghasilkan sebuah arus listrik Generator set merupakan permesinan bantu berfungsi untuk menyuplai segala kebutuhan listrik sesuai dengan kebutuhannya. Perencanaan dan pemilihan kapasitas generator harus mampu memenuhi kebutuhan listrik dalam operasionalnya. Selain itu, pemilihan generator juga harus memperhatikan keefektifan daya generator yang dipilih.Oleh karena itu, maka dilakukanlah perhitungan ulang kapasitas generator berdasarkan keadaan di lapangan, dengan menggunakan Load Factor peralatan motor yang sudah ada serta Log Book generator yang merupakan pencatatan tegangan, frekuensi, arus, serta cos phi generator pada tiap-tiap kondisi operasional [1].

Pada Jurnal yang ditulis Mohammad Suharto, Rancang bangun sistem Automatic Transfer Switch (ATS) dan Automatic Mains Failure (AMF) PLN dan generator set berbasis modul Deep Sea Electronics 4520 MKII. Modul Deep Sea Electronics 4520 MKII adalah peralatan elektromekanik yang dapat dikendalikan dan difungsikan untuk memindahkan posisi sumber tenaga listrik, dari jaringan utama (PLN) ke sumber tenaga listrik cadangan (genset) ketika pasokan listrik dari jaringan utama terputus. Sistem terdiri rangkaian daya, rangkaian kontrol modul DSE 4520, rangkaian interlock PLN dan genset, rangkaian kontrol non essential load, modul DSE 4520 MKII, pilot lamp, relai, kontaktor, selector switch, emergency stop dan Current Transformer (CT). Dari hasil pegujian diperoleh adanya selisih hasil pembacaan tegangan, frekuensi, arus dan cos phi antara modul DSE 4520 MKII dibandingkan dengan multimeter dan clamp meter. Selisih tegangan sebesar 0.88Vac, frekuensi 0.016Hz, arus 0.08A dan cos phi 0.06. Non essential load tidak aktif saat genset menyuplai beban. ATS dan AMF akan mencatu tegangan dari bus sistem ke

beban ketika tegangan berada pada keadaan normal yaitu 220 volt, dan mencatu frekuensi dari bus sitem ke beban ketika frekuensi genset pada keadaan normal yaitu 50 Hz. Proses down time yang dibutuhkan genset untuk mensuplai beban setelah starting adalah 11 detik [2].

Diesel engine (mesin diesel) adalah salah satu mesin yang dapat merubah energy panas (hasil pembakaran) menjadi energi mekanik (gerak), sebagai bahan bakarnya menggunakan minyak yang berkadar rendah (solar) dan untuk membakar minyak tersebut menggunakan udara bertekanan tinggi.

Untuk membangkitkan listrik sebuah mesin diesel menggunakan generator dengan system penggerak tenaga disel atau yang biasa dikenal dengan Genset.

Pada mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 Arm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.

Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Pada genset diesel engine digunakan sebagai sumber tenaga generator (Prime Mover Generator). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energy mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator [3].

Teori Dasar

Starting Automatic adalah suatu alat pemindah (Transfer) Supply untuk beban dari sumber utama (PLN) ke Genset. Jika terjadi gangguan dari Supply utama yaitu PLN maka kontrol Starting Automatic akan bekerja. Supply utama PLN dan Supply utama Genset bekerja secara Interlock, maksudnya jika sumber utama on maka Supply cadangan tidak bisa mensuplai beban [4]. Starting Automatic ini merupakan sistem penyaluran daya secara

(4)

146 Automatic yang berfungsi untuk

menjaga kelangsungan penyaluran daya ke beban dengan dua buah penyuplai Automatic [5]. Apabila penyuplai utama telah kembali normal, maka secara Automatic unit Stop pada Genset akan terhubung dan dengan penundaan waktu tertentu Starting Automatic akan bekerja dan akhirnya diSupply kembali oleh penyuplai utama (PLN) [6].

Sistem

Sistem pada Optimalisasi ATS Generator Set Caterpillar dan Perkins berbasis TDR ini di lengkapi dengan beberapa komponen yaitu MCB, Relay, Timer, Kontaktor dan komponen pendukung lainnya.

Gambar 1. Diagram Blok ATS PLN Genset

Gambar 2. Diagram Alir (Flowchart) Optimalisasi ATS

Diagram blok pada gambar 1 menjelaskan bahwa PLN menjadi sumber energy utama beban pabrik Baturaja 1, namun ketika terjadinya Troble pada PLN maka kontaktor pada ATS secara Automatic akan mengalihkan sumber daya PLN ke Genset. Prinsip kerja dari rancangan tersebut berdasarkan System Interlock sehingga penyaluran energi listrik akan menalami gangguan yang tidak lama untuk kemudian segera di- recovery dengan sumber energy cadangan (power backup system) Genset. Adapun Diagram Alir (Flowchart) pada Perancangan ATS ditunjukkan pada gambar 2 memberikan gambaran tentang alur kerja optimalisasi ATS yang akan diuji.

Rangkaian Kontrol Automatic Transfer Switch

Optimalisasi dimulai dengan mereview gambar rangkaian kontrolnya, dari rangkaian kontrol tersebut dapat diketahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan Kontrol Automatic Transfer Switch. Maka dari itu didapatlah gambar rangkaian kontrol starting seperti gambar 3 dan 4, gambar 5 untuk gambar peralatan kontrol Automatic Transfer Switch untuk ACB genset dan ACB dari transformator PLN, serta gambar 6 untuk ACB genset Caterpillar dan Perkins Pabrik 1 PTSB.

Gambar 3. Rangkaian Kontrol ATS Pada Genset Perkins dan Caterpillar Pabrik 1 PTSB Halaman 1

Gambar 4. Rangkaian Kontrol ATS Pada Genset Perkins dan Caterpillar Pabrik 1 PTSB Halaman 2 Selesai

Identifika si Sistem dan

Reviewing dan analisa sistem Pengujian & Analisa

ATS

Alat berfu ngsi ? Mulai

Data hasil Pengujian

N

Y

(5)

147

Keterangan :

ACB MG Q01 = ACB 3 phasa sumber PLN ACB MG Q02 = ABC 3 Phasa sumber genset

UVT = Under Voltage Trip RP = Relay Prioritas PLN RSG = Relay Start Genset TR = Timer Relay

Gambar 5. Rangkaian Kontrol Starting Automatic pada Genset Caterpillar dan perkins Pabrik 1 PTSB

Gambar 6. ACB Genset Caterpillar dan Perkins Pabrik 1 PTSB

Pada gambar 5 dapat kita lihat di sebelah kiri untuk kontrol Automatic Transfer Switch ini menggunakan 1 buah MCB yang berfungsi sebagai pengaman kontrol ACB genset. 1 buah relay 220 VAC (RQ01) yang berfungsi sebagai trigger closing ACB genset dan 1 buah Timer Relay yang berfungsi sebagai penunda waktu closing ACB Genset. Di bagian kanan pada gambar 5 terlihat juga 1 buah MCB sebagai pengaman kontrol ACB PLN, Relay Priorotas PLN (RP) yang berfungsi sebagai pendeteksi source PLN sehingga pada saat sumber tegangan dari PLN hilang maka Relay RP ini akan memutus source relay RSG (Relay Start Genset) dan anak kontak NC relay RSG akan memerintahkan Timer Relay pada Panel kontrol genset untuk start genset setelah 10 detik.

Apabila sumber tegangan PLN menyala, maka kontak NC Relay RP memutus kontrol ke ACB genset sehingga ACB

genset akan otomatis open kembali dan ACB PLN akan closing. Anak kontak NC relay RSG tadi akan putus dengan jeda waktu 10 detik akan memerintahkan genset untuk stop operasi.

Rancangan Panel Starting Automatic

Gambar 7. Rangkaian kontrol Starting Automatic Genset Caterpillar dan Perkins Pabrik 1 PTSB

Pada gambar 7 terlihat Rancangan Panel Starting Automatic dan komponen- komponen pada panel. Pada panel kontrol terdapat MCB 1 fasa yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian kontrol. 2 buah relay 220 VAC yang berfungsi sebagai sinyal tanda supply dari genset dan genset dalam keadaan starting.

Gambar 8. Tampilan Pintu Panel Genset

Caterpillar dan Perkins Pabrik 1 PTSB Pada pintu panel terdapat lampu tanda (Indikator), dimana lampu tanda (Indikator) dipasang di pasang dengan tiga warna, yaitu warna biru berfungsi sebagai tanda Supply dari PLN, lampu tanda selanjutnya berwarna kuning berfungsi sebagai tanda Supply dari Genset dan lampu tanda yang terakhir yaitu berwarna merah berfungsi sebagai tanda Genset dalam keadaan Starting.

(6)

148 Di bawah Lampu Tanda (Indikator)

terdapat beberapa alat ukur seperti Voltmeter, Amperemeter, cosphimeter dan frequencymeter. Voltmeter dapat menunjukkan tegangan yang dihasilkan Dan dibawah Alat Ukur HMI kontrol yang berfungsi memonitor proses awal start genset hingga switching ke beban.

PEMBAHASAN

Pengujian dan Analisa Sistem Automatic Transfer Switch

Pada saat sumber tegangan listrik dari pln mati (blackout), source pln UVT (Under Voltage Trip, interlock mechanical ACB) ACB pln hilang dan secara otomatis ACB pln akan trip(open) dan juga source pln relay RP(relay perioritas pln) hilang, anak kontak NC relay RP yang nantinya akan menghubungkan source dari genset untuk coil UVT ACB incoming genset (ACB beban), sehingga status mechanical ACB incoming genset ready to close (jika UVT ACB incoming genset mendapat source dari genset), pada waktu bersamaan anak kontak NO relay RP juga akan memutus source relay RSG(relay start genset), sehingga anak kontak NC relay RSG akan memerintahkan timer ON delay Modul Deep Sea Electronics genset utk menghitung mundur selama 10s utk start genset, Setelah 10s, maka genset akan start dan Modul Deep Sea Electronics akan memerintahkan genset mencapai frekuensi (50Hz) dan tegangan (400vac 3 phasa). setelah tercapai, Modul Deep Sea Electronics akan memerintahkan closing ACB output genset dengan jeda selama 10s, setelah ACB output genset closing, UVT pada ACB incoming genset mendapat source dari genset dan timer closing ACB incoming genset menghitung mundur selama 10s, setelah terpenuhi maka ACB incoming genset akan closing dan beban akan mendapatkan sumber listrik dari genset.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah di lakukan yaitu pada saat PLN Off perbandingan antara Setting TR Genset yang di gunakan pada perancangan ini dengan Stopwath, maka di dapatlah

hasil perbandingan seperti pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Data Pengujian Pada Saat PLN Off

No Setting TR Genset

Pengukuran dengan Stopwatch 1 10 detik 10,82 detik 2 15 detik 14,88 detik 3 20 detik 19,98 detik

Pengujian selanjutnya yaitu perbandingan antara TDR yang dengan stopwatch, maka di dapatlah hasil perbandingan seperti pada table 2 berikut ini.

Tabel 2. Data Pengujian Pada Saat Genset On

No

Setting TR Genset On

Beban

Pengukuran dengan Stopwatch 1 10 detik 9,97 detik 2 15 detik 15,03 detik 3 20 detik 19,99 detik

Setelah didapat hasil pengujian saat beban di Supply oleh Genset, dilanjutkan dengan pengujian saat PLN kembali On, maka di dapatlah hasil seperti pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Data Pengujian Pada Saat PLN On

No Setting TR Off Genset

Pengukuran dengan Stopwatch 1 10 detik 10,07 detik 2 15 detik 14,99 detik 3 20 detik 20,03 detik

Pengujian kontrol Automatic Transfer Switch ini dilakukan berdasarkan kondisi :

1. Kondisi ON/OFF Genset.

2. Kondisi Beban diSupply PLN.

3. Kondisi Beban di Supply Genset.

Dalam pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kerja rangkaian control Automatic Transfer Swtich pada saat pemindahan Supply telah bekerja secara optimal sesuai dengan setting waktu yang kita tentukan. Pada pengujian dimana pada saat Supply PLN mengalami gangguan (mati), maka anak kontak Normally Close (NC) RSG akan menutup dan akan menghubungkan rangkaian kontrol

(7)

149

untuk menstarter Genset, sehingga Genset akan beroperasi.

A. Kondisi On / Off Genset

Pada saat Genset On normal (Berbeban), maka dilakukan pengukuran tegangan antara fasa-netral yaitu sebesar 230 – 245 Volt, ketika Supply PLN padam Genset tidak akan langsung hidup karena anak kontak TR1 akan berkerja dengan waktu yang telah di set 10 detik sebagai waktu tunda starting, guna untuk mengantisipasi apakah PLN akan hidup kembali atau tidak. Setelah genset start (hidup) anak kontak TR2 akan bekerja dengan waktu yang diset selama 10 detik untuk pemindahan Supply beban ke Genset setelah Genset bekerja stabil. Sedangkan Off Genset akan bekerja apabila sumber PLN kembali hidup secara normal. Pada saat PLN menyala, maka Anak kontak RP dan TR3 akan bekerja. TR3 yang berfungsi memberi waktu tunda selama 10 detik untuk Stop Genset. Waktu Stop Genset sengaja diberi waktu tunda selama 10 detik yang berfungsi untuk mengantisipasi apabila PLN mengalami gangguan kembali sehingga tidak setiap sebentar Genset start, karena untuk Start membutuhkan daya batrai yang besar.

B. Kondisi Beban di Supply PLN

Dalam pengujian kondisi beban di Supply PLN didapat hasil pengukuran arus fasa R 617 A, fasa S 605 A dan fasa T 620 A dengan tegangan 389 Volt. Pada saat pengujian, semua rangkaian berjalan sesuai fungsinya. Untuk pemindahan Supply kebeban juga diberi waktu tunda yaitu pada TR3 dimana apabila suplai PLN kembali hidup maka beban juga tidak langsung hidup karena terkadang Supply PLN juga belum stabil, jika Supply PLN langsung diberi beban maka beban yang digunakan juga akan cepat rusak karena arus yang tidak stabil. Sedangkan pada PLN dan Genset terdapat perbedaan fasa sehingga apabila langsung dipindahkan dari rangkaian daya Genset ke PLN akan terjadi bunga api atau terjadi hubung singkat, dan waktu tunda PLN di Set selama 10 detik pada TR3.

C. Kondisi Beban di Supply Genset Dalam pengujian kondisi beban di Supply oleh Genset, pengujiannya masih sama dengan pengujian pada kondisi beban di Supply oleh PLN. Pada saat Supply PLN gangguan (padam), maka anak kontak NC RP akan menutup. Lalu anak kontak TR1 akan bekerja untuk men-Starting genset dengan waktu tunda 10 detik setelah PLN padam.

Setelah genset hidup, genset tidak langsung dibebani karena untuk membebani Genset diberi waktu tunda 10 detik pada TR2 tujuannya untuk mengamankan beban agar beban tidak mengalami kerusakan karena arus Genset yang tinggi atau arus yang melebihi kapasitas beban itu hingga membuat beban cepat rusak.

Gambar 8. Pembebanan Genset Perkins Pabrik 1 PTSB

Starting Automatic

Rangkaian Starting ini bekerja secara Interlock yaitu apabila Supply PLN padam maka RGS akan memerintahkan TR1 untuk menghitung mundur delay start genset selama 10 detik sedangkan TR2 bekerja untuk pemindahan Supply kebeban dari PLN ke Genset dengan jeda waktu 10 detik. Dari gambar 5 diperlihatkan sumber utama masuk ke Starting melalui terminal Incoming dari PLN dan sumber cadangan masuk ke Starting melalui terminal Incoming dari Genset. Sedangkan Supply ke beban dari Starting disambungkan pada terminal Outgoing.

Untuk menyambungkan beban dengan sumber digunakan komponen MCB 1 fasa dan Relay Ketika beban tersambung dengan PLN maka Relay PLN (RP) akan bekerja. Untuk kontaktor Genset tidak akan bisa aktif, karena sebelum disambungkan ke terminal Coil kabel kontrol disambungkan ke anak kontak

(8)

150 NC RP apabila RP bekerja maka anak

kontaknya akan membuka dan juga berfungsi untuk mendeteksi apabila PLN padam. Sedangkan ketika beban tersambung dengan sumber cadangan (Genset) maka kontaktor yang bekerja adalah Relay Genset (RGS). Pada kondisi Automatic yang harus dipenuhi pada sistem ini adalah ketika PLN padam maka Supply ke Relay control PLN padam sehingga anak kontak NC Relay kembali keposisi normal, sehingga Relay PLN memerintahkan TR untuk menghitung waktu mundur selama 10 detik dan memerintahkan Genset untuk start. Barulah beban dapat di Supply dari Genset. Namun apabila suplai PLN telah hidup, maka anak kontak NC RP kembali terbuka sehingga beban kembali di Supply dari PLN.

KESIMPULAN

1. Pada pengujian pada saat sumber PLN Off, terdapat selisih antara jeda waktu starting genset berdasarkan setting pada timer relay dan dari hasil pengukuran menggunakan stopwatch yaitu sebesar 0,01 – 0,18 detik.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perbedaan waktu mekanis timer dengan waktu yang sesungguhnya dan masih masuk dalam toleransi waktu normal.

2. Optimalisasi ATS berbasis Relay dan Time Delay Relay (TDR) terbukti dapat bekerja dengan beberapa kondisi pre-setting secara optimal dalam proses pemindahan pasokan sumber energy.

3. Panel Starting adalah suatu alat pemindah (Transfer) Supply untuk beban dari sumber utama (dalam hal ini PLN) ke Genset. Apabila PLN hidup kembali, maka Genset akan mati.

Apabila tegangan salah satu fasa dari Genset hilang maka RGS Genset tidak akan bekerja dan beban tidak akan di Supply dari Genset. Rangkaian kontrol dan daya Starting berjalan dengan baik.

REFERENSI

Budi Saputro (2017), Analisis Keandalan Generator Set sebagai Power Supply Darurat Apabila Power Supply PLN Mendadak Padam di Morodadi Poultry Shop Blitar, Blitar https://ejournal.unisbablitar.ac.id/i ndex.php/qua/article/view/239/21 8

Mohammad Suharto, Sujono (2018).

Rancang Bangun Sistem Automatic Transfer Switch (ATS) dan Automatic Mains Failure (AMF) PLN dan Genset Berbasis Modul Deep Sea Electronics 4520 MKII , Bogor Sumardjati, Prih dkk. 2008. Teknik

Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1.

Departemen Pendidikan Nasional.

Suhadi, dkk (2008). Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1.

DepartemenPendidikan Nasional.

Standar Nasional Indonesia 2000.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta: Yayasan PUIL Waluyanti, Sri,dkk. (2008). Alat Ukur

dan Teknik Pengukuran Jilid 1.

Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Gambar 3. Rangkaian Kontrol ATS Pada Genset Perkins  dan Caterpillar Pabrik 1 PTSB Halaman 1
Gambar 7. Rangkaian kontrol Starting Automatic Genset  Caterpillar dan Perkins Pabrik 1 PTSB
Gambar 8. Pembebanan Genset Perkins Pabrik 1 PTSB

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1) Kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok adalah cukup tinggi, artinya kompetensi karyawan PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok sudah

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 35 orang konsumen, hasil penilaian yang dicapai untuk pertanyaan pertama adalah 108, hal ini menunjukkan bahwa kualitas penampilan staff

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pakan terhadap laju pertumbuhan dan deposisi logam berat pada ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V) di

Untuk kinerja penumpang berdiri, jumlah terbesar penumpang berdiri di ruang tunggu dalam pada kondisi SOP adalah sebesar 131 orang, pada kondisi real sebesar 38 orang,

KESIMPULAN Berdasarkan data dan pembahasan dalam penelitian yang dilaksanakan melalui pendampingan In dan On guru-guru perwakilan MPMP Jenjang SMA/SMK 14 Kabupaten/Kota Dinas

Berdasarkan penelitian, pedagang Pasar Ngaliyan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa barokah menurut pedagang pasar Ngaliyan dibagi kedalam tiga

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa polimer termoplastik LLDPE dapat digunakan sebagai binder dalam pembuatan komposit magnet berbahan dasar