• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI DAN KEDUDUKAN CONTROLLER PADA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN TUGAS AKHIR. Diajukan Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FUNGSI DAN KEDUDUKAN CONTROLLER PADA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN TUGAS AKHIR. Diajukan Oleh:"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI DAN KEDUDUKAN CONTROLLER PADA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN

PEMERINTAH KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

F A D E L M U H A M M A D 1 2 2 1 0 1 0 1 7

G u n a M e m e n u h i S a l a h S a t u S y a r a t u n t u k M e n y e l e s a i k a n P e n d i d i k a n p a d a P r o g r a m D i p l o m a I I I

F A K U L T A S E K O N O M I D A N B I S N I S UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : Fadel Muhammad

NIM : 122101017

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : FUNGSI DAN KEDUDUKAN CONTROLLER

PADA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN

(3)

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAh SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penulis mampu menyelesaikan kuliah yang diakhiri dengan tugas akhir. Tidak lupa pula penulis sampaikan salawat beriring salam atas junjungan dan suri tauladan sekalian alam Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapat safa’atnya.

Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan guna melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara oleh sebab itu penulis mengambil judul “FUNGSI DAN KEDUDUKAN CONTROLLER PADA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN”.

Penulis mempersembahkan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam- dalamnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Reky Mazhan dan ibunda Sri Murni yang tiada henti-hentinya memberikan motivasi dengan penuh kesabaran, kasih sayang, serta memberikan bantuan moril, material dan do’a dalam menyelesaikan study dan penulisan tugas akhir ini.

Selama penulis kuliah di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara hingga selesainya tugas akhir ini penulis banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang diterima, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Bapak Fadli SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama perkuliahan di Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh pegawai Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan yang telah berpatisipasi dan membantu peneliti dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

6. Buat seluruh keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan studi dan penyelesaian tugas akhir ini.

Medan, 05 Mei 2016 Penulis

Fadel Muhammad

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 7

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7

B. Kegiatan Usaha Perusahaan ... 8

C. Struktur Organisasi ... 11

D. Uraian Tugas ... 13

E. Kinerja Usaha Terkini ... 17

F. Rencana Perusahaan ... 19

BAB III. PEMBAHASAN ... 22

A. Fungsi Controller Dalam Perusahaan ... 25

B. Sistem Pengendalian Internal ... 29

C. Penyelewengan dan Penyimpangan Sejenisnya ... 34

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN

(6)

A. Latar Belakang

Struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur:

1) Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individu dalam kelompok kerja (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).

2) Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.

3) Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

4) Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi atau letak kekuasaan pembuat keputusan.

5) Ukuran satuan kerja, menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

6) Laporan Keuangan untuk memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Ini sangat memungkinkan efektivitas kerja yang menghasilkan produktivitas kerja.

(7)

Agar struktur organisasi dapat mendukung pencapaian tujuan hendaknya mengandung 3 (tiga) hal, yaitu:

1) Cara (sistem) Pendelegasian Tugas dan Wewenang

Pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas memungkinkan tenaga kerja mengetahui tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dan yang menjadi tanggung jawabnya. Tenaga kerja juga akan mengetahui ruang lingkup wewenang yang dimilikinya atau tugas-tugas yang akan dilaksanakannya. Dengan kondisi kerja tersebut tenaga kerja mengetahui sumber pemberi delegasi tugas dan tempat melaporkan hasilnya. Cara atau sistem pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas tidak akan menyebabkan dualisme dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.

2) Koordinasi

Jika pendelegasian tugas dan wewenang sudah jelas maka keadaan tersebut harus diikuti oleh koordinasi, sebab setiap individu maupun bagian dalam organisasi perusahaan sudah mengetahui posisi, tugas, wewenang yang dimiliki. Dengan kata lain koordinasi diperlukan untuk mengatur kondisi tersebut.

3) Komunikasi

Agar koordinasi dapat diterapkan, maka perlu komunikasi yang bermanfaat untuk mendekatkan setiap tenaga kerja maupun kelompok kerja. Hal tersebut dimaksudkan untuk saling memberikan informasi antara tenaga kerja maupun kelompok kerja. Dalam hal ini, komunikasi ini memungkinkan semua aspek hubungan antara lini yang ada.

(8)

Untuk tujuan ini, maka Pejabat Penatausahan Keuangan Pemerintah Kota Medan dipilih sebagai tempat penelitian dengan tugas akhir “Fungsi dan Kedudukan Controller pada Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, diperoleh suatu masalah yang akan dihadapi yaitu “ bagaimana pelaksanaan dan kedudukan cntroller dan apakah fungsi dan kedudukan controller telah efektif dilaksanakan dalam Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan “.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis fungsi dari kedudukan controller serta kedudukan controller telah efektif yang dilaksanakan dalam Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukan penelitian yang dapat diperoleh penulis dari hasil penelitian melalui Laporan Skripsi Minor ini adalah :

1) Bagi Penulis

Penulis mampu memahami tugas dan wewenang pegawai pejabat pentausahaan keuangan pemerintah kota medan sebagai penerapan Ilmu

(9)

Perkuliahan dan Praktek dilapangan khususnya pada objek – objek penelitian ini.

2) Bagi perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan setiap pengambilan langkah untuk perencanaan dan penyusunan serta pengawasan biaya operasional pemerintahan pada masa yang akan datang, sehingga pemerintahan dapat mengalami perkembangan.

3) Bagi Pembaca

Bagi pembaca dan pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis berikutnya. Dalam hal ini pembaca menjadikan kritis terhadap semua kebijakan pemerintahan terutama di sektor keuangan pemerintahan.

Faktor yang memungkinkan yang lainnya adalah mencegah Kolusi, Korupsi dan Nepotisme atau biasa disebut KKN agar pembangunan suatu daerah bisa berjalan secara efektif dan efisien untuk memakmurkan masyarakat.

(10)

PEMERINTAH KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas Pejabat Penatausahaan Keuangan

PPK adalah akronim dari Pejabat Penatausahaan Keuangan. PPK merupakan salah satu kuasa pengelolaan keuangan daerah. Pengertian dari PPK dapat ditelusuri pada pasal 1 angka 21 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, “Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD”. PPK sebagai salah satu kuasa pengelolaan keuangan daerah hanya diatur di dalam PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011. Sedangkan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara tidak mengatur PPK.

PPK ditunjuk dan ditetapkan oleh kepala SKPD dengan Keputusan Kepala SKPD. Penetapan PPK oleh kepala SKPD dalam rangka, kepala SKPD melaksanakan wewenang atas penggunaan anggaran yang dimuat dalam DPA- SKPD. Fungsi utama PPK SKPD adalah melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. Hal ini sesuai dengan pasal 14 ayat (1) PP Nomor 58

(11)

Tahun 2005, dan pasal 13 ayat (1) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011. Selain melaksanakan fungsi utama sebagai penatausahaan keuangan daerah, PPK mempunyai tugas sebagaimana yang diatur di dalam pasal 14 ayat (2) PP Nomor 58 Tahun 2005 dan pasal 13 ayat (2) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, sebagai berikut:

1) meneliti kelengkapan SPP-LS yang diajukan oleh PPTK;

2) meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK;

3) meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

4) melakukan verifikasi SPP;

5) menyiapkan SPM;

6) melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

7) menyiapkan laporan keuangan SKPD.

B. Kegiatan Pejabat Penatausahaan Keuangan

PPK SKPD di dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dilarang merangkap jabatan maupun melaksanakan tugas lainnya. Jabatan dan tugas lainnya yang dilarang yaitu merangkap sebagai bendahara, PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan), dan pejabat yang melakukan tugas pemungutan

(12)

penerimaan negara/daerah. Hal ini sesuai dengan pasal 14 ayat (3) PP Nomor 58 Tahun 2005 dan pasal 13 ayat (3) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011,

“Pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK”.

Selain itu beberapa ketentuan yang mengatur tugas dan fungsi PPK SKPD sebagaimana yang diatur di dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, antara lain:

1) Pasal 204 (1), “Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh bendahara pengeluaran guna memperoleh persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD”;

2) Pasal 208, “Permintaan pembayaran belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan pembiayaan oleh bendahara pengeluaran SKPKD dilakukan dengan menerbitkan SPP-LS yang diajukan kepada PPKD melalui PPK-SKPKD”;

3) pasal 209 (4), “Dokumen yang digunakan oleh PPK-SKPD dalam menatausahakan penerbitan SPP mencakup register SPP-UP/GU/TU/LS”;

Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji.

(13)

4) Pasal 210, “(1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS yang diajukan oleh bendahara pengeluaran; (2) Penelitian kelengkapan dokumen SPP (SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh PPK-SKPD; (3) Dalam hal kelengkapan dokumen yang diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak lengkap, PPK-SKPD mengembalikan dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi”;

5) Pasal 214, “(1) Dokumen-dokumen yang digunakan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dalam menatausahakan pengeluaran perintah membayar mencakup: a. register SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS; dan b.

register surat penolakan penerbitan SPM; (2) Penatausahaan pengeluaran perintah membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh PPK-SKPD;

6) Pasal 221, “Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang disampaikan, PPK-SKPD berkewajiban: a. meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan; b. menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan per rincian obyek; c. menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran per rincian obyek; d. menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode sebelumnya; e.

meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan; f. menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan per rincian obyek.

(14)

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan tata kerja direksi dibentuk berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Prinsip dasar penyusunan organisasi dan tata kerja direksi berlandaskan pada : (a) Adaptif dan antisipatif terhadap perubahan.

(b) Pemberdayaan dan Pendelegasian wewenang.

(c) Kerja kelompok ( Team Work ).

(d) Orientasi pada hasil dan kualitas.

(e) Pemerataan beban tugas dan tanggung jawab.

(f) Semangat pelayanan.

(g) Efektivitas dan efisiensi.

2) Direksi bersama Dewan Pengawas secara berkala akan selalu mengevaluasi struktur organisasi dan tata kerjanya agar sesuai kebutuhan perusahaan, visi, misi dan strategi perusahaan. Dimana tugasnya secara umum antara lain :

(a) Memberikan masukan pertimbangan atau saran-saran dalam menetapkan kebijakan atau keputusan direksi.

(b) Mengkoordinasikan dan membina kepala Divisi dan Pimpinan Wilayah, sesuai bidang dan wilayahnya.

Setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar biasanya mempunyai struktur organisasi untuk dapat dijadikan sebagai pengawasan maupun pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing unit.

Ini adalah pola dimana manajemen organisasi yang dikelola oleh pemerintahan kota medan bisa berjalan sesuai harapan masyarakat dan dapat dirasakan semua.

(15)

D. Uraian Tugas

Adapun uraian dari beberapa tugas beserta fungsinya pada organisasi yang ada di Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan adalah sebagai berikut :

Kantor wilayah medan :

(a) Fungsional Humas dan Hukum

Fungsi ; merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kehumasan, protocol dan hukum di kantor wilayah dan kantor cabang.

Tugas :

a) Mengkoordinasikan penyebaran informasi perusahaan baik kedalam maupun keluar perusahaan.

b) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan kehumasan dan hukum di Kantor Wilayah.

c) Menyelenggarakan dan memproses masalah-masalah hukum, peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan.

d) Menyelenggarakan aktivitas kerja fungsional humas dan hukum.

(b) Fungsional ahli taksir

Kegiatan penatausahaan keuangan mempunyai kepentingan pengendalian terhadap pelaksanaan Anggaran dan Belanja Daerah, mengingat adanya otorisasi yang telah diberikan melalui penetapan ke

(16)

dalam peraturan daerah dan pengesahannya oleh pejabat yang berwenang. Anggaran, sepanjang yang berkenaan dengan pelaksanaan.

Di dalam pelaksanaan APBD dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan dari pengurusan keuangan yang dilaksanakan oleh bendaharawan, belum seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan gejala-gejala sebagai berikut :

a. Masih terdapat kesalahan-kesalahan pencatatan pada buku kas umum.

b. Terlambatnya pengiriman SPJ yang menyebabkan kelancaran penyediaan dana pada unit kerja sering terhambat, penatausahaan pada bagian keuangan tidak dapat tepat waktu.

c. Pengendalian keuangan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena data keuangan belum dapat siap setiap saat dibutuhkan , dalam arti angka-angka yang tertera di dalam buku belum tentu benar.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kurangnya efektivitas pelaksanaan APBD khususnya dalam pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah yang dikelola oleh bendaharawan baik rutin maupun pembangunan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu suatu penatausahaan keuangan daerah yang efektif.

Namun yang menjadi permasalahan adalah bagaimana cara pemecahan masalah yang dapat diharapkan untuk mewujudkan suatu penatausahaan keuangan daerah yang efektif yang merupakan salah satu fungsi dalam pelaksanaan APBD.

(17)

(c) Fungsional Teknologi Informasi

Fungsi : Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan database serta pengelolaan perangkat lunak jaringan dan pengelolaan teknis perangkat keras dalam lingkup Pemerintah Kota.

Tugas :

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Fungsional teknologi informasi.

2. Mengawasi pelaksanaan tugas fungsional teknologi informasi.

3. Menyelenggarakan aktivitas kerja dalam mengelola database, mengelola perangkat lunak jaringan dan mengelola teknis perangkat keras.

(d) Bagian Keuangan

Fungsi : Mengawasi pelaksanaan kerja dalam hal mengurusperbendaharaan, membuat kebijakan, dan membina Pemerintah Kota di bidang keuangan.

Tugas :

1. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan dan mengembangkan sistem akuntansi, verifikasi dokumen keuangan dan penyajian laporan keuangan.

2. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan dan mengawasi pengembangan dan pemeliharaan system akuntansi, serta pemeriksaan dan pengevaluasian kebenaran

(18)

maupun kewajaran dokumen keuangan Pemerintah Kota Medan. Di dalam hal ini harus ada sistem pengawasan yang lebih terhadap Laporan Keuangan Pemerintahan Kota Medan.

(e) Bagian Sumber Daya Manusia

Fungsi : Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengawasi pelaksanaan administrasi kepegawaian, pengembangan pegawai, gaji dan kesejahteraan untuk Pemerintah Kota Medan.

Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan serta mengendalikan pengembangan sumber daya manusia, administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai. Di dalam hal ini harus ada sistem pengawasan yang lebih terhadap Laporan Keuangan Pemerintahan Kota Medan. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan dan mengembangkan sistem akuntansi, verifikasi dokumen keuangan dan penyajian laporan keuangan. Tata Usaha Keuangan adalah tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standar tertentu serta prosedur-prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi aktual di bidang keuangan. surat/laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan penerimaan uang yang disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD), dan laporan pertanggungjawaban penggunaan uang.

(19)

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab yang ketiga ini, penulis mencoba untuk menguraikan data teoritis yang diperoleh dari Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan.

Adapun pokok bahasan antara lain sebagai berikut :

A. Penatausahaan Keuangan Daerah

Pada prinsipnya kegiatan tata usaha keuangan daerah dapat dibagi atas dua jenis, yaitu Tata Usaha Umum dan Tata Usaha Keuangan.

1) Tata Usaha Umum adalah menyangkut kegiatan surat menyurat, mengagenda, mengekspedisi, menyimpan surat-surat penting atau mengarsipkan kegiatan dokumentasi lainnya.

2) Tata Usaha Keuangan adalah tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip- prinsip, standar-standar tertentu serta prosedur-prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi aktual di bidang keuangan.

Dokumen yang digunakan pada prosedur Penatausahaan Keuangan Daerah berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keaungan Daerah, diantaranya sebagai berikut :

(20)

1. Anggaran Kas;

Yaitu dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Yaitu dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

3. Buku Kas Umum Daerah;

Yaitu tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar pengeluaran daerah.

4. Rekening Kas Umum Daerah;

Yaitu rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.

5. Surat Pertanggungjawaban (SPJ);

Yaitu surat/laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan penerimaan uang yang disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD), dan laporan pertanggungjawaban penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang persediaan kepada kepala Satuan Kerja

(21)

Perangkat Daerah (SKPD) melalui Pejabat Pengelola Keuangan (PPK- SKPD) paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

6. Bukti penerimaan dan pengeluaran lain yang sah. Yaitu bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran lain yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Dokumen/arsip merupakan endapan informasi terekam yang selain mencerminkan segala aktivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta kehidupan kebangsaan juga menjadi bukti otentik dan terpercaya sebagai bahan pertanggungjawaban nasional yang sekaligus menjadi identitas jati diri bangsa.(Widjaja, 2002:64).

B. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBD adalah suatu anggaran daerah. Definisi ini menunjukkan bahwa suatu anggaran daerah, termasuk APBD, memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci;

2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan;

3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka;

4. Periode anggaran, biasanya satu tahun.

Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan

(22)

perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategik yang telah dibuat. Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.

Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama pemerintahan, merupakan sebuah proses yang rumit dan mengandung muatan politis yang cukup signifikan. Berbeda dengan penyusunan anggaran di perusahaan swasta yang muatan politisnya relatif lebih kecil. Bagi organisasi sektor publik seperti pemerintah, anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana publik yang dibebankan kepadanya. Suatu organisasi sektor publik dikatakan mempunyai kinerja atau performa yang baik jika segala aktivitasnya berada dalam kerangka anggaran dan tujuan yang ditetapkan. Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.

Melalui proses anggaran kinerja, pemerintah kota/kabupaten menetapkan keluaran dan hasil dari masing-masing program dan pelayanan. Kemudian pemerintah daerah membuat target pencapaiannya. Secara umum prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja didasarkan pada konsep Value for Money (Ekonomis, Efisiensi, dan Efektifitas) dan prinsip tata pemerintahan yang baik termasuk

(23)

adanya pertanggungjawaban para pengambil keputusan atas penggunaan uang yang dianggarkan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan indikator yang telah ditetapkan. Apa saja yang yang meanjadi keputusan, sudah menjadi hak mutlak yang harus di jalankan sesuai hasil rapat yang sudah di buat dengan demikian baik Pemerintah daerah diharuskan menetapkan anggaran kinerja karena memudahkan pengambilan keputusan dalam menentukan prioritas tujuan, sasaran, program, kegiatan dan belanja, memudahkan dalam mengkomunikasikan prioritas Pemerintah Daerah kepada masyarakat, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan anggaran, dan mematuhi peraturan perundangan yang disyaratkan pemerintah pusat.

Berdasarkan pasal 64 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok Pemerintahan Daerah, maka pada era orde baru, APBD dapat didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan pemerintah daerah, dimana pada satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah selama satu tahun anggaran tertentu, dan di pihak lain menggambarkan perkiraan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.

Sebelumnya pada era orde lama, terdapat pula definisi APBD sebagai rencana pekerjaan keuangan (financial workplan) yang dibuat untuk suatu jangka waktu ketika badan legislatif (DPRD) memberikan kredit kepada badan eksekutif (kepala daerah) untuk melakukan pembiayaan guna kebutuhan rumah tangga daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar (grondslag) penetapan

(24)

anggaran, dan yang menunjukkan semua penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi. Pada era reformasi, bentuk dan susunan APBD telah mengalami dua kali perubahan. Pada awalnya, susunan APBD (berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1975) terdiri atas anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Anggaran Rutin dibagi lebih lanjut menjadi pendapatan dan belanja rutin, demikian pula anggaran pembangunan dibagi lebih lanjut menjadi pendapatan dan belanja pembangunan.

Susunan demikian kemudian mengalami perubahan dengan dikeluarkannya beberapa peraturan pada kurun waktu tahun 1984-1988.

Dalam bentuk APBD yang baru, pendapatan juga dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain daerah yang sah. Selanjutnya, belanja dibagi kedalam empat bagian, yaitu belanja aparatur negara, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Belanja aparatur daerah diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal/pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi tiga, yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal. Pembiayaan adalah sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran atau alokasi surplus anggaran. Pembiayaan dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan, yaitu sumber penerimaan dan pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan berupa penerimaan daerah merupakan sisa lebih anggaran tahun sebelumnya, penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan, dan transfer dari dana

(25)

cadangan. Sedangkan sumber pembiayaan berupa pengeluaran daerah terdiri atas pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun yang sedang berlangsung. (Abdul Halim, 2007) Semua sudah diatur dalam UU yang mengatur untuk itu agar bisa dijalani sebagaimana mestinya.

Setiap perangkat daerah yang mempunyai tugas memungut atau menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan intensifikasi pemungutan pendapatan tersebut. Dalam pelaksanaan APBD, semua manfaat yang bernilai uang berupa komisi, rabat, potongan, bunga atau nama lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa dan dari penyimpanan dan atau penempatan uang daerah merupakan pendapatan daerah dan dianggarkan dalam APBD.

Pendapatan daerah disetor sepenuhnya tepat pada waktunya ke kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD dan ditempatkan dalam lembaran daerah. Tindakan dimaksud tidak termasuk penerbitan surat keputusan yang berkaitan dengan kepegawaian yang formasinya sudah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan anggaran apabila rancangan APBD tidak atau belum disetujui oleh DPRD.

Untuk setiap pengeluaran atas beban APBD diterbitkan Surat Keputusan Otorisasi atau surat keputusan lainnya yang disamakan dengan itu oleh pejabat yang berwenang. Surat Keputusan Otorisasi merupakan dokumen APBD yang

(26)

menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD. Pembebanan APBD tersebut harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. Bukti dimaksud antara lain kuitansi, faktur, surat penerimaan barang, perjanjian pengadaan barang dan jasa. Laporan Pertanggungjawaban harus dibuat secara transparan dan akuntabel untuk bisa di revisi oleh instansi yang terkait.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1994, pada buku Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD tentang pelaksanaan APBD yang berbunyi :

“Tahap mengurangi wewenang atau tanggung jawab Atasan langsung/Pemimpin Proyek, selambat-lambatnya tanggal 10 tiap bulan. Bendaharawan mengirimkan Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Rutin (SPJR) dan Surat Pertanggungjawaban Pembangunan (SPJP) tentang pengurusan uang untuk dipertanggungjawabkan (UUDP) yang lalu kepada Kepala Daerah”

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, menerangkan bahwa Pelaksanaan APBD yaitu :

1. Semua penerimaan daerah wajib disetor seluruhnya ke Rekening Kas Umum Daerah.

2. Pengeluaran atas beban APBD dalam satu tahun anggaran hanya dapat dilaksanakan setelah APBD tahun anggaran yang bersangkutan ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

(27)

3. Dalam hal peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam poin 2 tidak disetujui DPRD, untuk membiayai keperluan setiap bulan pemerintah daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar realisasi APBD tahun anggaran sebelumnya. Anggaran ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan inovasi yang tinggi agar pembangunan di pemerintahan daerah tersebut dapat menempuh angka 90%. Masyarakat pun bisa merasakan hasil yang di buat pemko.

4. Kepala SKPD menyusun dokumen pelaksanaan anggaran untuk SKPD yang dipimpin berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan oleh kepala daerah.

5. Pengguna anggaran melaksanakan kegiatan sebagaimana tersebut dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan.

6. Pengguna anggaran berhak menguji, membebankan pada mata anggaran yang disediakan dan memerintahkan pembayaran tagihan atas beban APBD.

7. Pembayaran atas tagihan yang dibebankan APBD dilakukan oleh bendahara umum daerah.

8. Pembayaran atas tagihan yang dibebankan APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa diterima.

9. Daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai kebutuhan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

(28)

10. Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada poin 8 dapat bersumber dari penyisihan atau penerimaan APBD kecuali dari DAK, pinjaman daerah dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu.

11. Penggunaan dana cadangan dalam satu tahun anggaran menjadi penerimaan pembiayaan APBD dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

12. Dana cadangan ditempatkan dalam rekening tersendiri dalam Rekening Kas Umum Daerah.

13. Dalam hal dana cadangan yang belum digunakan sesuai dengan peruntukkannya, dana tersebut dapat ditempatkan dalam fortopolio yang memberikan hasil tetap dengan resiko rendah.

14. Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain atas dasar prinsip saling menguntungkan.

15. Kerjasama dengan pihak lain tersebut ditetapkan dengan peraturan daerah.

16. Anggaran yang timbul akibat dari kerjasama tersebut dicantumkan dalam APBD.

17. Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan belanja dari APBD yang belum tersedia anggarannya.

18. Belanja tersebut selanjutnya diusulkan dalam rencana perubahan APBD dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran.

(29)

19. Perubahan APBD ditetapkan selambat-lambatnya tiga bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran.

20. Perubahan APBD hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.

Menurut Widjaja (2002:396) dalam bukunya yang berjudul “Otonomi Daerah dan Daerah Otonom” menyebutkan bahwa untuk tercapainya sasaran, target, tujuan dan disiplin pelaksanaan APBD, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam rangka desentralisasi dicantumkan dalam APBD dan dikelola sesuai dengan ketentuan pengelolaan keuangan daerah yang berlaku;

b. Semua transaksi keuangan daerah baik penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah harus disertai dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan dilaksanakan melalui Kas Daerah;

c. Setiap orang yang diberi wewenang menandatangani dan atau mengesahkan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD, bertanggung jawab atas kebenaran dan akibat dari penggunaan bukti tersebut;

d. Walaupun anggaran belanja yang disediakan merupakan batas tertinggi pengeluaran, tanpa mengurangi pencapaian target dan sasaran yang ditetapkan, didalam realisasi keuangannya diupayakan agar tidak seluruhnya dihabiskan;

(30)

e. Tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBD, tidak dapat dilakukan sebelum APBD ditetapkan dalam Peraturan Daerah dan ditempatkan dalam Lembaga Daerah. Tindakan tersebut dikecualikan terhadap biaya-biaya tetap seperti gaji pegawai, tunjangan, ongkos listrik, telepon, gas dan air minum;

f. Pemerintah Daerah dapat menunjuk LSM/Badan Non-Pemerintah Daerah untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan proyek tertentu.

Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. Bukti tersebut harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud. Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam lembaran daerah. Pengeluaran kas tersebut tidak termasuk untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib yang ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.

Dasar pengeluaran anggaran belanja tidak terduga yang dianggarkan dalam APBD untuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan. Pengeluaran belanja untuk tanggap darurat berdasarkan kebutuhan yang diusulkan dari instansi/lembaga berkenaan setelah mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta menghindari adanya tumpang tindih pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah didanai

(31)

dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Pimpinan instansi/lembaga penerima dana tanggap darurat harus bertanggung jawab atas penggunaan dana tersebut dan wajib menyampaikan penggunaan kepada atasan langsung dan kepala daerah. Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.

C. Peranan Penatausahaan Keuangan

Pelaksanaan APBD yang diwujudkan dalam pengurusan administrasi dan pengurusan bendaharawan akan mengakibatkan adanya arus dokumen, arus barang dan arus uang. Dengan adanya arus dokumen, arus barang dan arus uang inilah perlu adanya penatausahaan keuangan.

Tata usaha memegang peranan yang sangat penting karena melalui tata usaha segala keterangan yang menyangkut kegiatan organisasi secara teratur dicatat dan dihimpun. Kumpulan keterangan yang berupa angka-angka dan kata- kata merupakan unsur data yang kemudian data tersebut diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang dapat dipergunakan oleh orang yang membutuhkannya.

Pada prinsipnya penyusunan anggaran merupakan suatu bagian proses

(32)

disusun menurut prosedur yang telah ditetapkan tentu akan direalisasikan.

Pelaksanaan realisasi anggaran akan melibatkan berbagai sumber dari organisasi pemerintahan. Setelah anggaran direalisasikan kemudian dibuat laporannya sehingga dapat digunakan untuk melihat dan menilai efektivitas pelaksanaan anggaran. Efektivitas menurut Anthony, Deardean, Benford (1976:183) dalam buku Management Control System yang diterjemahkan oleh Agus Maulana adalah ssebagai berikut :

“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus dicapai. Efektivitas pelaksanaan anggaran merupakan kesesuaian antara keluaran (output) dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk dapat melihat efektivitas pelaksanaan anggaran dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasi dari pelaksanaan anggaran tersebut. Semakin kecil penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara anggaran dengan realisasinya maka semakin efektif pula pelaksanaan anggaran”.

Untuk mencapai efektivitas pelaksanaan anggaran diperlukan suatu pengelolaan yang memadai. Pengelolaan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dimana ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Tata cara atau prosedur pelaksanaan sistem penatausahaan keuangan daerah sangat penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah mengingat perkembangan volume kegiatan dari tahun ke tahun terus meningkat, yaitu dengan melakukan : 1) Mempersiapkan buku-buku untuk pencatatan kegiatan pelaksanaan anggaran

belanja

(33)

2) Pencatatan dalam Buku Kas Umum dan Buku Kepala/Buku Pembantu 3) Pengolahan tanda-tanda bukti untuk menyusun Surat Pertanggungjawaban 4) Penyimpanan uang dan dokumen-dokumen.

Jadi peranan penatausahaan keuangan daerah dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan APBD adalah untuk melihat perkembangan volume kegiatan baik beban Anggaran Rutin maupun Anggaran Pembangunan dari tahun ke tahun dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah.

D. Fungsi Controller pada Perusahaan

Pada fungsi ini, controller melakukan pengujian dan pengkoreksian terhadap rencana-rencana yang disampaikan oleh setiap bagian didalam pemerintah kota medan untuk memastikan rencana-rencana tersebut realistis dan akurat. Hal ini dilakukan untuk menetapkan kebijaksanaan dalam usaha untuk mencapai tujuan pemerintahaan.

1. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan meliputi kegiatan keseluruhan yang dilaksanakan dalam pemerintahan. Fungsi ini akan efektif dan efisien apabila mengalami peristiwa penyimpangan dan penyelewengan yang terjadi dalam pemerintahaan, kemudian baru dapat ditentukan solusi untuk mengatasinya.

Fungsi pengawasan akuntabilitas meruapakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ pemerintahan. Sehingga pengelolaan pemerintahan terlaksana secara efektif.

Akuntabilitas dapat dicapai melalui pengawasan efektif yang

(34)

(Dewan Pengawas dan Kepala Badan ). Dewan pengawas melakukan tugas pengawasan dan memberi nasehat. Kepala Badan bertanggung jawab dalam pengurusan keuangan pemerintahan. Defenisi Controller yang dikemukakan oleh Mockler dalam Handoko (1989:239) berikut ini telah memperjelas unsure-unsur proses pengawasan.

Controller (Pengawasan) Manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menetukan dan mengukur penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

Prinsip Akuntabilitas dapat di implementasikan di Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan antara lain :

1. Pembagian Tugas yang Tegas antar Organ Pemerintahan seperti Kepala Badan memiliki tugas memimpin dan mengurus keuangan pemerintahan sesuai dengan maksud dan tujuan pemerintahan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan serta memelihara dan mengurus kekayaan Pemerintahan. Kemudian Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pengurusan keuangan pemerintahan yang dilakukan oleh Kepala Badan serta memberi nasehat kepada Kepala Badan termasuk mengenai rencana pengembangan, rencana kerja dan Anggaran Dasar dan lainnya.

(35)

Pemberdayaaan Satuan Pengawasan Internal beserta Komite Audit secara Optimal sehingga dapat melaksanakan audit yang independent dan sehat. Dalam Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan dimana satuan pengawasan atau controller bertugas membantu Kepala Badan Pengelolahan Keuangan Daerah didalam melakukan penilaian atas system pengendalian manajemen dan pelaksanaannya serta memberikan rekomendasi dan saran perbaikan.

Berdasarkan tugas-tugas yang telah dikemukakan, terlihat bahwa tugas controller sangat luas dalam kegiatan intern pemerintahan maupun kegiatan ekstern. Fungsi controller terhadap pemerintahan antara lain :

(a) Pengawasan ( Controlling ) (b) Akuntansi ( Accounting ) (c) Pelaporan ( Reporting )

(d) Tanggung Jawab Utama Lainnya.

Anggaran mempunyai peranan penting dalam setiap perusahaan/organisasi, maka setiap individu yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan perusahaan terlebih dahulu harus memahami betul apa itu anggaran dan manfaat anggaran itu sendiri.

Menurut Darsono dan Purwanti (2008:1) penganggaran merupakan proses penyusunan anggaran, yang dimulai pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi, penyusunan secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada

(36)

Menurut Sunarto dan Herawati (2004:2) penganggaran merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi laporan keuangan.

Penganggaran merupakan komitmen manajemen yang terkait dengan harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

Deskripsi dari perencanaan operasi perusahaan diwujudkan dalam suatu bentuk laporan yang dikenal dengan anggaran. Menurut Munandar (2000:1) anggaran dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun secara sistematis meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit atau satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu yang akan datang. Menurut Nafarin ( 2008:11) anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu pada umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.

Menurut Sunarto dan Herawati (2004:2) anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Menurut Adisaputro dan Asri (2003:6) anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Anggaran juga dapat diartikan semua rencana kegiatan (planning)

(37)

yang dinyatakan dalam satuan uang, selama satu periode tertentu biasanya satu tahun.

Pengertian kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian kinerja, sebagai berikut Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Sedarmayanti (2011:260) mengungkapkan bahwa, kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan). Menurut Wibowo (2010 : 7) mengemukakan bahwa, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Mangkunegara (2009 : 75) mengemukakan bahwa indikator kinerja, yaitu :

1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.

(38)

3. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan oleh beberapa faktor-faktor. Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Menurut Timple dalam Mangkunegara (2006:15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal . Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan.

Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam individu pegawai maupun dari luar individu.

Tinggal bagaimana kebijakan organisasi mampu menyelaraskan antara faktor- faktor tersebut. Anggaran ( Budget ) berfungsi sebagai tools of management dalam

(39)

mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan. Menurut Adisaputro dan Asri ( 2003:23) anggaran mempunyai tiga fungsi utama dan umum, yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai alat manajemen untuk mengendalikan dan mengarahkan setiap kegiatan dalam perusahaan agar senantiasa mengacu atau berpedoman kepada rencana yang dibuat.

2. Sebagai alat manajemen yang berfungsi untuk mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan aktivitas atau kegiatan dalam perusahaan.

3. Sebagai sistem manajemen dengan tujuan agar setiap pelaksanaan kegiatan senantiasa dikendalikan dan diarahkan kepada rencana yang ditetapkan untuk mencapai sasaran atau hasil yang telah ditentukan dalam rencana itu.

Anggaran sebagai suatu sistem dapat pula dijadikan sebagai sarana komunikasi dan koordinasi antarbagian yang telah disusun secara bersama-sama untuk diterapkan dan direalisasikan demi kepentingan bersama. Dalam prakteknya banyak perusahaan yang beroperasi tanpa membuat suatu anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas kerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha.

Menurut Munandar (2000:10) manfaat anggaran adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman kerja dengan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

(40)

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan.

3. Sebagai alat pengawasan kerja dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, sehingga dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja.

Selain itu, manfaat anggaran menurut Sunarto dan Herawati (2004:5) adalah sebagai berikut :

1. Sebagai perencanaan terpadu atau sebagai alat merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh.

2. Sebagai pedoman pelaksanaan perusahaan yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun menengah. Di samping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik.

3. Sebagai alat pengkoordinasian yang dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Oleh karenanya, sistem anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antar bagian ( divisi ) secara keseluruhan.

4. Sebagai alat pengawasan kerja dalam menentukan standar pemahaman yang realistis dan analisis yang seksama terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

(41)

5. Sebagai alat evaluasi perusahaan untuk menerapkan standar yang relevan dan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang ditempuh agar pekerjaan diselesaikan dengan baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan.

Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan sebagai salah satu instansi pemerintah yang menjalankan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang ada di Kota Medan khusus nya di daerah Medan sangat membutuhkan proses penganggaran guna menjalankan kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan harus memahami betul apa-apa saja fungsi dan manfaat dari anggaran tersebut sehingga apa yang menjadi tujuan dari instansi dapat tercapai dengan baik.

Menurut Sunarto dan Herawati(2004:2) penganggaran merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi laporan keuangan.

Penganggaran merupakan komitmen manajemen yang terkait dengan harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

Deskripsi dari perencanaan operasi perusahaan diwujudkan dalam suatu bentuk laporan yang dikenal dengan anggaran. Menurut Munandar (2000:1) anggaran dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun secara sistematis meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit atau satuan

(42)

moneter dan berlaku untuk jangka waktu yang akan datang. Menurut Nafarin ( 2008:11) anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu pada umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.

Menurut Sunarto dan Herawati (2004:2) anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Menurut Adisaputro dan Asri (2003:6) anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Anggaran juga dapat diartikan semua rencana kegiatan (planning) yang dinyatakan dalam satuan uang, selama satu periode tertentu biasanya satu tahun.

Perusahaan yang cenderung memandang ke depan akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukan pada masa yang akan datang sehingga dalam pelaksanaannya perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegang pada rencana yang telah disusun sebelumnya. Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mulyadi (2001 : 502) dalam bukunya Akuntansi Manajemen fungsi anggaran adalah :

(43)

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetakan biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan.

6. Manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

7. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

Sesuai dengan fungsinya anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.

2. Fungsi Akuntansi

Dalam Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan Controller berfungsi dengan baik karena mengawasi, agar penyelewengan akuntansi dapat dijalankan sesuai dengan pedoman kebijakan pengelolaan keunagan yang di keluarkan oleh Kemendagri. Hal ini memungkinkan informasi keuangan yang ada dalam laporan keuangan tersebut dapat dipercaya data

(44)

akuratnya. Anggaran merupakan cetakan biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Fungsi Pelaporan

Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan Controller berperan dalam menyampaikan laporan yang bersifat informasi yang akurat.

Karena hal ini menyangkut data yang lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Laporan tersebut dijadikan suatu rekomendasi untuk pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan aktifitas untuk mencapai tujuan pemerintahan. Kepala Badan wajib menyampaikan kepada Dewan Pengawas yaitu :

(a). Laporan berkala yang berisi pokok-pokok hasil kerjanya berdasarkan penugasan Dewan Pengawas ( Controller ) sesuai tugas Kepala Badan yang dilaporkan setiap Tiga bulan sekali kecuali ditentukan lain oleh Dewan pengawas.

(b) Laporan khusus yang berisi temuan yang diperkirakan dapat mengganggu kegiatan pemerintahan. Laporan khusus wajib disampaikan kepada Dewan Pengawas selambat-lambatnya Sepuluh hari sejak tanggal temuan diketahui.

4. Fungsi Kode Etik

Dalam setiap pemerintahan yang berskala besar, Dewan Pengawas (Controller) harus mentaati kode etik yang berlaku. Dimana kode etik controller tersebut antara lain :

1. Loyal terhadap profesinya, setia terhadap pemerintahan dan tidak terlibat dalam kegiatan yang melanggar hukum.

(45)

2. Jujur, objektif dan dapat dipercaya dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.

3. Menghindari kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan Pemerintahan atau dapat mempengaruhi objektivitas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Tidak menerima imbalan atau hadiah yang dapat mempengaruhi pendapat professional diluar dari yang sudah ditetapkan sebagai penghargaan atas pelaksanaan tugasnya.

4. Memberikan pendapat dengan menggunakan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung pendapat tersebut serta tidak menggunakan informasi yang berkaitan dengan pemerintahan untuk keuntungan pribadi.

5. Sistem Pengendalian Internal

Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan harus menetapkan system Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan Keuangan Pemerintahan. Sistem Pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Lingkungan pengendalian internal dalam pemerintahan yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari :

a. integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai b. filosofi dan gaya manajemen.

c. cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab.

d. pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia dan

(46)

f. Segala kebijakan di atur dalam Pemerintahan

2. Pengkajian dan pengelolaan risiko yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko yang relevan.

3. Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan pemerintahan pada setiap tingkat dan unit dlam struktur organisasi pemerintahan, antara lain mengenai kewenangan, otoritas, verifikasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap asset pemerintahan.

4. Suatu laporan keuangan dikatakan relavan apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan.

5. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

6. Penyelewengan dan Penyimpangan Sejenisnya

Dalam hal ini, penulis akan membahas tentang penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dalam Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan. Dimana Pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk melarang setiap bentuk penyelewengan dan senantiasa menerapkan prosedur yang wajib diikuti berkaitan dengan temuan, pengakuan, pelaporan, penyelidikan dan penyidikan terhadap kecurigaan adanya penyelewengan.

(47)

Menurut pemerintah yang termasuk dengan penyelewengan adalah : 1. Ketidakjujuran

2. Penggelapan

3. Pemalsuan atau pengubahan data-data yang dikelola oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan

4. Pemalsuan atas catatan akuntansi pemerintahan atau laporan keuangan.

5. Penanganan dan pelaporan transaksi pemerintahan yang dilakukan tidak sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku

6. Pemalsuan atas catatan akuntansi pemerintahan atau laporan keuangan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan lain yang merugikan.

7. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah metode regresi 2SLS atau metode regresi dua tahap. Metode ini untuk mengetahui apakah variabel independen (Hutang Dana Bagi Hasil, realisasi Pendapatan Asli Daerah, Realisasi APBD, Belanja Daerah) secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen (defisit APBN), namun melalui variabel perantara (pertumbuhan ekonomi). Sehingga model persamaannya adalah sebagai berikut :

Y=a0+a1X1+a2X2+a3X3+e Dimana

Y = Defisit APBD

X1 = Dana Bagi Hasil

(48)

X3 = Belanja Daerah A0 = Konstanta

A1,2,3 = Koefisien Regresi

E = Error Term

Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukan kedalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji statistik untuk pengujian hipotesis. Pelaksanaan APBD yang diwujudkan dalam pengurusan administrasi dan pengurusan bendaharawan akan mengakibatkan adanya arus dokumen, arus barang dan arus uang. Dengan adanya arus dokumen, arus barang dan arus uang inilah perlu adanya penatausahaan keuangan.

Tata usaha memegang peranan yang sangat penting karena melalui tata usaha segala keterangan yang menyangkut kegiatan organisasi secara teratur dicatat dan dihimpun. Kumpulan keterangan yang berupa angka-angka dan kata- kata merupakan unsur data yang kemudian data tersebut diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang dapat dipergunakan oleh orang yang membutuhkannya.

Pada prinsipnya penyusunan anggaran merupakan suatu bagian proses perencanaan laba dan pengendalian yang menyeluruh. Anggaran yang telah disusun menurut prosedur yang telah ditetapkan tentu akan direalisasikan.

(49)

Pelaksanaan realisasi anggaran akan melibatkan berbagai sumber dari organisasi pemerintahan. Setelah anggaran direalisasikan kemudian dibuat laporannya sehingga dapat digunakan untuk melihat dan menilai efektivitas pelaksanaan anggaran. Kumpulan keterangan yang berupa angka-angka dan kata-kata merupakan unsur data. Dalam hal peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam poin 2 tidak disetujui DPRD, untuk membiayai keperluan setiap bulan pemerintah daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar realisasi APBD tahun anggaran sebelumnya. Masyarakat pun bisa merasakan hasil yang di buat pemko. Pemerintah daerah diharuskan menetapkan anggaran kinerja karena memudahkan pengambilan keputusan dalam menentukan prioritas tujuan, sasaran, program, kegiatan dan belanja, memudahkan dalam mengkomunikasikan prioritas Pemerintah Daerah kepada masyarakat, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan anggaran, dan mematuhi peraturan perundangan yang disyaratkan pemerintah pusat.

Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan sebagai salah satu instansi pemerintah yang menjalankan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang ada di Kota Medan sangat membutuhkan proses penganggaran guna menjalankan kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan harus memahami betul apa-apa saja fungsi dan manfaat dari anggaran tersebut sehingga apa-apa saja fungsi dan manfaat dari anggaran tersebut sehingga apa yang menjadi tujuan dari instansi dapat tercapai dengan baik.

(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian, keterangan dan evaluasi yang telah dikemukakan di atas mengenai Fungsi dan Kedudukan Controller pada Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan, maka dapat menarik kesimpulan, bahwa :

1. Pelaksanaan dan kedudukan controller dapat berjalan dengan baik apabila pemerintah daerah mempunyai Dewan Pengawas dan Pemeriksa untuk menjaga kestabilan dan kebenaran atas data dari pihak penatausahaan keuangan tersebut.

2. Dalam Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan, pejabat penatausahaan keuangan harus mempunyai keahlian yaitu pejabat keuangan harus mempunyai keahlian di pengembangan sistem akuntansi agar penyajian laporan keuangan dan dokumen keuangan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3. Bahwa yang melaksanakan tugas controller pada Pejabat Penatausahaan Keuangan Pemerintah Kota Medan yaitu Dewan Pengawas dan Kepala Bagian Penatausahaan itu sendiri beserta pegawai yang terkait bidang itu.

4. Untuk melaksanakan fungsi dan kedudukan controller pada Pejabat Penatausahaan Keuanagan Pemerintah Kota Medan, setiap pegawai harus memiliki manajemen organisasi yang baik, terkhusus di dalam aspek komunikasi.

5. Keharmonisan antar pegawai adalah salah satu faktor agar tetap produktif .

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian pada graf khusus dan hasil operasinya meliputi graf prisma, antiprisma, graf join , cartesian product , crown product , tensor product , graf shackle , dan

2) Kampanye politik adalah kampanye yang menyampaikan pesan- pesan kepada masyarakat agar masyarakat memperolej informasi.. tentang apa dan bagaimana suatu partai,

untuk mengendalikan perusahaan asuransi. Di antaranyanya adalah instrumen.. perizinan yang harus dimiliki oleh setiap usaha asuransi. Perizinan ini menjadi. penting karena dengan

Dinamik merupakan sebuah arsitektur yang terkesan bergerak dinamis identik dengan gerak yang diinginkan untuk menjadi aktivitas bangunan yaitu gerak dan kedinamikan positif

aspirasi politik, demokrasi sebagai hasil kontigensi konflik, konsekuensi pilihan konstitusional sebagai refleksi pemikiran Tocqueville, konstitusionalisme dan kritiknya

PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB PRIBADI DAN SOSIAL ANAK MELALUI PENERAPAN MODEL HELLISON.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada jawaban rumusan masalah nomer 1 dan 2 peneliti menggunakan rata-rata hasil belajar dari kemampuan mendeskripsikan energi panas dan bunyi serta sifat-sifatnya

PON XIX BANDUNG (JAWA BARAT) 18-28 September 2016 - Cabang Olahranga BRIDGE 1 Pasangan Putra - Putri DKI, Sementara Memimpin.. Buletin Hari ke-2 Senin, 19