• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Saat ini, salah satu ponsel yang sangat digemari masyarakat termasuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Saat ini, salah satu ponsel yang sangat digemari masyarakat termasuk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, salah satu ponsel yang sangat digemari masyarakat termasuk masyarakat Indonesia adalah smartphone. “Smartphone, itulah sebutan untuk handphone canggih yang dapat berfungsi hampir sama dengan sebuah PC atau

laptop namun berukuran jauh lebih kecil” (http://id.wikipedia.org). Kemajuan teknologi memberikan kesempatan kepada semua orang untuk hidup lebih mudah.

Kemudahan tersebut digunakan untuk mendapatkan atau menyebarkan informasi yang diinginkan dan memfasilitasi segala kebutuhan konsumen.

Perkembangan yang terjadi terhadap telepon genggam juga semakin mempermudah komunikasi melalui sosial media maupun internet (https://id.wikipedia.org). Riset dari lembaga AC Nielsen yang dipaparkan dalam artikel berita Kristo (2013) yaitu “Posisi Indonesia di Percaturan Teknologi Dunia” ini mencatat 95% pengguna ponsel di Indonesia memanfaatkan alat itu untuk menjelajahi internet. Kita bisa mendapat banyak informasi secara singkat dari sebuah ponsel. (http://inet.detik.com/)

Mulliah dan Stroulia dalam Mehmood dan Shafiq (2015) juga mengemukakan bahwa ponsel telah menjadi sangat penting dan berpengaruh kuat dalam kegiatan sehari-hari dari kehidupan rutinitas sehari-hari. Semua transaksi seperti bisnis, perdagangan, komunikasi dilakukan melalui perangkat telekomunikasi. Perangkat mobile yang berubah menjadi lebih kuat dan mudah

(2)

tersedia sama dengan jaringan nirkabel yang membantu untuk menutupi sebagian besar situasi sehari-hari dan berbagai kerangka kerja perangkat lunak.

Tak dapat dipungkiri lagi, saat ini kebutuhan akan ponsel pintar (smartphone) sudah sangat penting termasuk bagi masyarakat Indonesia. Terlihat dalam artikel berita yang ditulis Reza (2015) yaitu “Google: Orang Indonesia Online 5,5 Jam per Hari”,menurut Henky Prihatna, Country Industry Head Google Indonesia dalam presentasi riset terbaru Google yang menggandeng riset GfK untuk melihat seberapa besar behavior (kebiasaan) pengguna smartphone menggunakan perangkatnya untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Beliau menjelaskan bahwa 61 persen dari 2500 orang masyarakat perkotaan indonesia rupanya `online` dengan menggunakan smartphone-nya dalam total waktu 5,5 jam per hari. Selain itu, menurut Hengky yang dikemukakannya disaat yang sama, hal ini tentunya membuat pandangan masyarakat berubah bahwa smartphone memang telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

(http://tekno.liputan6.com/)

Dengan angka penggunaan internet yang cukup tinggi ini. Lalu, apa sebenarnya yang biasa konsumen lakukan di dunia maya? Terdapat survei yang dilakukan Asosiasi Jasa Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama dengan Pusat Kajian Komunikasi, Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (Puskakom UI) terkait penggunaan internet di Indonesia. Survei ini dikemukakan dalam artikel berita, Mahardy (2015) yaitu “Tiga Fungsi Utama Internet di Indonesia” yang memaparkan bahwa survei menunjukkan ada tiga alasan utama orang Indonesia menggunakan internet, dimana sebesar 72%

(3)

digunakan untuk mengakses sarana sosial dan komunikasi, 65% untuk sumber informasi harian, dan 51% untuk mengikuti perkembangan jaman. Kemudian, riset ini merinci kegiatan yang biasa dilakukan orang Indonesia saat menjelajah dunia maya. Sebanyak 87% untuk berjejaring sosial, 69% untuk mencari informasi, 60% dipakai untuk pesan instan, dan mencari berita terbaru sebesar 60%. (http://tekno.liputan6.com/)

Setiap tahunnya pengguna ponsel semakin meningkat. Hal ini terbukti dari data yang dilansir oleh seorang analis Horace H. Dediu melalui blognya, yang dikemukakan dalam artikel berita Heriyanto (2014) yaitu “Indonesia Masuk 5 Besar Negara Pengguna Smartphone”. Tertulis jika Indonesia menempati peringkat keenam dalam daftar pengguna smartphone terbesar di dunia setelah China, Amerika Serikat, India, Brazil, Jepang dan populasi Android telah lebih satu miliar, sedangkan iOS mencapai 700 juta.Dari pernyataan diatas, Android masih merajai pasar smartphones dunia. Selain itu, smartphone iOS seperti iPhone juga memiliki penjualan yang cukup tinggi. (http://inet.detik.com/)

Saat ini, berbagai perusahaan telepon genggam baik Android maupun iOS telah memunculkan berbagai smartphone yang semakin bervariasi. Setiap peluncuran smartphone terbaru, perusahaan-perusahaan tersebut selalu berlomba- lomba untuk menampilkan hal yang berbeda, unik, dan inovatif yaitu dengan menerapkan strategi keunggulan kompetitif yaitu diferensiasi. Menurut (Kotler dan Armstrong, 2008:62), “diferensiasi yang benar-benar mendiferensiasikan penawaran pasar perusahaan sehingga perusahaan dapat menciptakan nilai

(4)

pelanggan yang tinggi”. Salah satu strategi diferensiasi yang sering dilakukan yaitu diferensiasi produk.

“Diferensiasi produk secara umum merupakan pembedaan suatu produk dengan produk lainnya. Pengertian lain juga tentang diferensiasi produk adalah pembedaan suatu produk dalam suatu perusahaan, agar pihak konsumen dapat memilih produk yang mana, yang mereka inginkan. Yang menjadi alternatif konsumen untuk memilih suatu produk didasari pada warna, kualitas dan harga.

Diferensiasi produk atau pembedaan produk merupakan suatu strategi perusahaan untuk mempromosikan produk yang diproduksinya dengan produk perusahaan pesaingnya.”

(www.ilmumanajemen.com)

Sementara menurut (Schiffman dan Kanuk, 2000:169) menyatakan sebagai berikut:

“most product differentiation strategies are designed to distinguish a product or brand from that of competitors on the basis of an attribute that is relevant, meaningful, and valuable to consumers.

However, many marketers also successfully differentiate their brands on an attribute that may actually be irrelevant to creating the implied benefit, such as a noncontributing ingredient or a color”.

Artinya adalah kebanyakan strategi diferensiasi produk yang dirancang untuk membedakan produk atau merek dari pesaing atas atribut dasar yang relevan, bermakna, dan berharga untuk konsumen. Namun, banyak pemasar juga berhasil membedakan merek mereka pada atribut yang sebenarnya tidak relevan untuk menciptakan manfaat tersirat, seperti unsur yang tak berkontribusi atau warna.

Penjual menghadapi sejumlah kemungkinan diferensiasi, termasuk dari bentuk, keistimewaan, penyesuaian (customization), kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan, dan gaya serta desain menjadi sarana diferensiasi produk yang semakin penting (Kotler & Keller, 2009:8). Pada dasarnya, diferensiasi produk yang dilakukan oleh perusahaan-

(5)

perusahaan smartphone dikarenakan untuk memenuhi permintaan konsumen akan suatu alat yang memudahkan konsumen untuk mengakomodir atau memfasilitasi segala kebutuhannya yaitu dari smartphone; memahami perilaku konsumen; serta mengetahui hal-hal yang dapat membuat konsumen mau untuk membeli produk smartphonenya. Sehingga diferensiasi produk ini diharapkan dapat menarik

perhatian konsumen yang menimbulkan minat untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Assael (1992) definisi minat beli (intention to buy) merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek atau juga merupakan minat pembelian yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.

Selain itu, menurut Setiadi (2013:146-147) menyatakan bahwa “minat beli dibentuk dari sikap konsumen terhadap produk yang terdiri dari kepercayaan konsumen terhadap merek (komponen kognitif/keyakinan) dan evaluasi merek (komponen afektif/perasaan).” Sedangkan menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7), “seseorang menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk memuaskan kebutuhan. Selain itu, banyak keinginan orang juga dibentuk oleh pengaruh sosial, sejarah masa lalu, dan pengalaman konsumsi.”

Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis smartphone, untuk meningkatkan posisinya di pasar, setiap tahunnya Apple (vendor smartphone iOS) terus berinovasi, mengembangkan, dan menciptakan produk baru smartphone yang mengikuti tren dan sesuai kebutuhan pelanggan. Salah satunya pada tanggal 10 September 2015 lalu, Apple kembali meluncurkan dua smartphone terbarunya yaitu iPhone 6S dan iPhone 6S Plus. Sekilas, kedua smartphone ini terlihat sama

(6)

dengan pendahulunya yaitu iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. Dari segi ukuran iPhone 6S dan iPhone 6 Plus masih sebesar 4.7 inch dan 5.5 inch. Namun, perbedaaan tampak pada kedua smartphone ini dengan menghadirkan berbagai keunggulan baru dibanding pendahulunya yaitu pada bodi smartphone, keduanya menggunakan bahan aluminum alloy terbaru dengan kaca pelindung IoN-X.

Dimana menurut Phil Schiller, Senior Vice President Worldwide Marketing Apple tertulis dalam artikel berita Bohang (10/09/2015) yaitu “Ini Spesifikasi Duet iPhone 6s dan 6s Plus” ini mengatakan bahwa kaca IoN-X adalah yang paling kuat yang digunakan dalam industri smartphone (http://tekno.kompas.com/).

Apple juga menambahkan varian warna baru pada iPhone 6S dan iPhone 6S Plus yang terlihat lebih feminim dan cocok untuk konsumen wanita yaitu rose golddan gold. Pada layar, terdapat teknologi 3D Touch. Teknologi tersebut

memungkinkan pengguna menekan, menggulir dan menyentuh layar untuk fungsi berbeda berdasarkan intensitas sentuhan. Saat menekan dengan kekuatan ringan, fungsi yang dimunculkan akan berbeda dengan menekan kuat. 3D Touch memungkinkan pengguna menyentuh layar dari berbagai sisi (multitouch).

Pengguna juga bisa mengimplementasikan gestur "klik kanan" pada mouse di desktop, ke iPhone 6s dan 6s Plus.

Selain itu, mengutip dari artikel berita olehUtomo (10/09/2015) yaitu “Apple Luncurkan iPhone 6S dan iPhone 6S Plus”memaparkan bahwa dari sisi kamera, kedua smartphone ini meningkatkan kualitas pixel kameranya dari versi yang lama, yaitu kamera belakang 12 megapixel dan kamera depannya 5 megapixel dengan teknologi iSight yang mampu menangkap gambar dengan sangat baik.

(7)

Dilengkapi dengan true tone flash yang menghadirkan cahaya natural dan uniknya, dapat menggunakan layar retina pada iPhone 6S dan 6S Plus untuk menjadi lampu flash saat menggunakan kamera depannya. Kamera belakang dari iPhone 6S dan 6S Plus juga dapat digunakan untuk merekam video 4K yang lebih tinggi dari HD video quality. Apple juga memperkenalkan sebuah aplikasi teknologi baru bernama Live Photo pada iPhone 6S dan 6S Plus yaitu cara baru menghidupkan kembali momen favorit Anda. Aplikasi ini pada dasarnya foto 12 megapiksel yang indah. Foto itu juga merekam momen sebelum dan sesudah diambil, lengkap dengan gerakan dan suara (http://teknologi.metrotvnews.com/).

Kedua smartphone ini dijalankan dengan prosesor A9 termutakhir. Jenis ini diklaim memiliki kecepatan CPU 70 persen dan kemampuan olah grafisnya juga dikatakan lebih cepat 90 persen dari prosesor sebelumnya, A8. Serta dilengkapi dengan sistem keamanan Touch ID yang memungkinkan membuka ponsel dan melakukan pembelian dengan Apple Pay hanya dengan menggunakan sidik jari Anda. (www.apple.com)

Terdapat beberapa pesaing dari Apple juga meluncurkan smartphone dikelas premium, yaitu Samsung Galaxy S6 Edge Plus dan Samsung Galaxy Note5. Berikut ini merupakan perbandingan ketiganya:

Tabel 1.1

Perbandingan antara iPhone 6s/iPhone 6s Plus vs Samsung Galaxy S6 Edge Plus vs Samsung Galaxy Note 5

iPhone 6S& 6SPlus Galaxy S6 Edge + Galaxy Note5 Rilis 10 September 2015 13 Agustus 2015 13 Agustus 2015

(8)

Dimensi

138,3 x 67,1 x 7,1mm& 158,2 x

77,9 x 7,3mm

154,4 x 75,8 x 6,9mm

153,2 x 76,1 x 7,6mm

Berat 143 g & 192 g 153 g 171 g

Material Aluminiun Alloy Full Metal Full Metal

Resolusi Layar

4.7” (750 x 1334 pixel, 326 ppi) &

5.5” (1080 x 1920 pixel, 401 ppi)

5.7” 1440 x 2560 pixel (518ppi)

5.7” 1440 x 2560 pixel (518ppi)

Prossesor chip A9 plus

64-bit octa-core Exynos 7420 (4 inti

2,1 GHz dan 4 inti 1,5 GHz)

64-bit octa-core Exynos 7420 (4 inti

2,1 GHz dan 4 inti 1,5 GHz) Kamera 12MP & 5MP 16MP & 5 MP 16MP & 5 MP RAM &

Internal

RAM 2GB;

16GB/64GB/ 128GB

RAM 4GB;

32/64GB

RAM 4GB;

32/64GB Baterai 1810 mAh

&2915mAh 3000 mAh 3000 mAh

Warna Space Gray, Silver, Gold, Rose Gold

Black, Silver Titanium, Gold

Titanium

Black, Silver Titanium, Gold

Titanium

Harga

64GB (Rp12.500.000 –

Rp15.000.000), 128GB (Rp17.000.000 – Rp

18.000.000)

64 GB Rp11.000.000 – Rp

12.000.000

64GB Rp 9.500.000

Sumber: Data Sekunder Yang Diolah, Oktober 2015

Dari perbandingan tabel 1.1, terlihat bahwa secara keseluruhan pesaing iPhone 6S/iphone 6S Plus yaitu Samsung Galaxy S6 Edge Plus dan Samsung

(9)

Galaxy Note 5 jauh lebih unggul hampir disetiap spesifikasinya. Sedangkan, harga jual yang ditetapkan iPhone 6S/iphone 6S Plus jauh lebih tinggi dari pesaingnya.

Bukan kali ini saja Apple menetapkan harga tinggi. Pada setiap produk baru yang diluncurkannya, Apple selalu membuka harga tinggi walaupun spesifikasi smartphone pendahulunya tidak meningkat secara signifikan atau tidak berbeda

jauh dari tipe sebelumnya. Sebelumnya, pada awal kemunculan pendahulunya yaitu iPhone 6 dan iPhone 6 Plus tertulis dalam artikel berita yang ditulis Maulana (29/09/2015), “Penjualan iPhone 6S Sukses Lampaui iPhone 6” bahwa penjualannya secara global mencapai 10 juta unit dalam satu minggu (http://tekno.liputan6.com/).

Sementara,dalam artikel berita oleh Deliusno (20/05/2015), “Satu Bulan, Duo Galaxy S6 Terjual 10 Juta Unit” bahwa dikutip Kompas Tekno dari Sammobile terdapat pernyataan besarnya penjualan pesaingnya saat itu yaitu Samsung Galaxy S6 Edge diutarakan oleh salah satu petinggi Samsung yang tidak mau disebutkan namanya mencapai 10 juta unit dalam waktu satu bulan.

(http://tekno.kompas.com/)

Mengutip artikel dari Kristo (07/09/2015) yaitu “Meski Mahal, Ini Alasan iPhone Tetap Laris”, menurut Ben Wood, Analis di CSS Insight ini mengatakan bahwa selain kekuatan merek dan ekosistem, ada lagi alasan lain iPhone tetap diminati konsumen. Apple terus menambahkan sesuatu untuk menjaga orang agar tetap memakai iPhone, ada musik, aplikasi, aplikasi kesehatan dan sekarang ada Apple Music. Beliau bahkan melihat pengguna iPhone yang memakai Android ingin kembali dan sungguh melihat iPhone(http://inet.detik.com/).

(10)

Melihat beberapa fenomena diferensiasi pada produk yang dilakukan salah satu merek smartphone ternama yaitu Apple pada iPhone 6S/iphone 6S Plus merupakan suatu hal yang baru yang menampilkan smartphone berteknologi canggih. Namun terjadinya ketimpangan harga dimana Apple tetap menetapkan harga jual yang tinggi pada produk barunya tetapi spesifikasi yang dimiliki tidak setinggi dengan yang ditawarkan pesaing. Hal inilah yang menjadi tanda tanya, yang mana apakah pelanggan masih berminat membeli iPhone 6S Plus yang memiliki brand image yang tinggi, tetapi diferensiasi produk yang ditawarkan tidak terlalu besar dengan harga yang mahal. Maka dari itu, ingin diketahui tingkat keefektifan diferensiasi produk kelas atas ini terhadap minat beli pengguna iPhone pada produk iPhone 6S/iphone 6S Plus di wilayah Palembang.

Peneliti terdahulu yang melakukan analisis pengaruh diferensiasi produk terhadap minat beli konsumen diantaranya adalah Tandiono dan Udayana (2009) melakukan penelitian “Analisa pengaruh diferensiasi produk terhadap minat beli konsumen pada boutiquebakery bread talk Supermal Pakuwon Indah Surabaya”, mengungkapkan bahwa minat beli yang meliputi keinginan membeli karena merek, karena pernah mengkonsumsi, karena rekomendasi dari orang lain dan karena informasi dari media massa sangat dipengaruhi oleh diferensiasi produk yang meliputi perceived quality yang dimiliki, harga yang ditawarkan, perluasan lini yang dilakukan, proses pembuatan produk dapat menjadi ide diferensiasi. Dari hasil analisis regresi, untuk keempat faktor diferensiasi yaitu, faktor perceived quality, harga, perluasan lini, dan proses pembuatan produk dapat menjadi ide diferensiasi menunjukkan bahwa pengaruh yang paling besar dan signifikan

(11)

terhadap pembentukan minat beli di boutique bakery BreadTalk Supermal Pakuwon Indah Surabaya Barat adalah proses pembuatan produk dapat menjadi ide diferensiasi.

Pratama dan Andri (2015) yang melakukan penelitian “Pengaruh diferensiasi produk terhadap minat konsumen dalam rangka memenangkan persaingan bisnis jasa asuransi pada PT Prudential Life Assurance Pekanbaru”, yang mengungkapkan bahwa penelitian ini dilakukan di PT Prudential Life Assurance Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap minat konsumen di PT Prudential Life Assurance Pekanbaru. Dari hasil analisis data meliputi uji validitas, reliabilitas, dan regresi linier sederhana, diferensiasi produk dalam penelitian ini meliputi lima komponen baik bentuk, fitur, kualitas kinerja, kualitas, relevansi, dan kehandalan, proses. Masing-masing memiliki indikator terkait dan berpengaruh positif terhadap minat konsumen yang meliputi minat transaksional, minat referensial, minat prefensial, dan minat eksploratif di PT Prudential Life Assurance Pekanbaru.

Susanto dan Rahmi (2013) yang melakukan penelitian “Pengaruh diferensiasi produk dan harga terhadap minat beli pada sepeda fixiedi kota Padang”, mengungkapkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak dari diferensiasi produk dan harga terhadap niat untuk membeli sepeda Fixie di Padang. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis induktif menggunakan beberapa teknik analisis regresi linear berganda. Hipotesis diuji dengan uji t pada α = 0,05. Hasil penelitian

(12)

untuk diferensiasi produk sendiri dari segi bentuk, fitur, kehandalan, ketahanan, mutu, gaya, desain, dan kemudahan untuk diperbaiki menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap minat beli pada Fixie sepeda di Padang yang dibuktikan dengan hasil uji t dari 4,147 lebih besar dari t tabel (1,98472) atau dengan sig 0,000 <0,05. Selain itu, harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat untuk membeli pada Fixie sepeda di Padang. Dari analisis koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS diketahui bahwa besarnya nilai (koefisien determinasi) = 0,374 atau 37,4% berarti kemampuan variabel-variabel bebas secara bersama-sama yaitu diferensiasi produk dan harga dalam menjelaskan minat beli adalah sebesar 37,4% sedangkan sisanya sebesar 62,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi. Variabel lain tersebut bisa saja yaitu iklan, persepsi, saluran distribusi, dan lain sebagainya.

Pentingnya diferensiasi dalam bisnis smartphone saat ini yang semakin banyak pemainnya, maka saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli Konsumen pada iPhone 6s di Wilayah Palembang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Apakah diferensiasi produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada iPhone 6s di wilayah Palembang?

(13)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap minat beli konsumen pada iPhone 6s di wilayah Palembang.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan seperti:

1. Peneliti

Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah mengenai pemasaran serta mengaplikasikan teori/ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

2. Manajemen Perusahaan

Bagi perusahaan Apple Indonesia, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai besarnya pengaruh diferensiasi produk yang dilakukan perusahaan pada produk baru yang diluncurkan yaitu iPhone 6s/iphone 6S Plussehinggadapat menciptakan minat beli konsumen yang tinggi, rendah, atau tetap.

3. Konsumen

Bagi konsumen atau calon pembeli iPhone 6s/iphone 6S Plus, penelitian ini memberikan referensi informasi mengenai produk iPhone 6s/iphone 6S Plus yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

(14)

4. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam mengkaji masalah yang sama sehingga segala kekurangan yang ada pada penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan pada penelitian yang selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini adalah sbb:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini memaparkan teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti seperti definisi produk, diferensiasi produk, minat beli, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel, model penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL& PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil pengumpulan data penelitian, statistik deskriptif, hasil analisis beserta pembahasan sesuai rumusan masalah penelitian.

(15)

BAB V SIMPULAN & SARAN

Bab ini berisikan tentang simpulan yang menjawab rumusan masalah dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah desain usulan dibuat, maka dilakukan evaluasi desain usulan dengan menggunakan metode WEBUSE, hasil nilai dan level usability yang didapatkan pada desain

Cara pengamatan populasi nematoda parasit pada akar dan tanah adalah sebagai berikut: Untuk pengambilan contoh akar tanaman kopi pada petak yang diperlakukan dan petak kontrol

Ratifikasi UNCAC 2003 oleh pemerintah Indonesia yang secara politis menempatkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki komitmen pemberantasan korupsi

(DISPUSIPDA), perpustakaan Batoe Api Jatinangor, perpustakaan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), dan internet. Adapun data yang penulis dapatkan yaitu berupa

prasarana utk mjd kls B Kebijakan khusus utk RS rujukan regional agar dapat dibukakan menu TP sesuai RS Kelas B, dg syarat tersedia SDM &amp; Bangunan &amp; prasarana 2

Pada tahun 2018 penyertaan modal pemerintah kota Bandung hanya di alokasikan ke 1 BUMD, yaitu PDAM Tirtawening, namun penerimaan dari pembiayaan tersebut hanya

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah karakter percampuran pentatonik dan diatonik dalam pementasan musik tradisi Badutan pada kesenian Palupi Laras

Mengetahui hal tersebut, Sekolah Bisnis dan Manajemen– Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) bersama MarkPlus pada OMNI MBA Program 2020, membuat pelatihan Accounting in