• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Sementara itu menurut Oemar Hamalik (2006: 154) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Abin Syamsuddin Mahmu, (2002:157) juga menjelaskan belajar adalah konsep belajar yang menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku pribadi seseorang berdasarkan pengalaman tertentu. Dari beberapa pendapat tersebut dapat simpulkan bahwa Belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang melalui latihan dan pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan sehingga memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Setelah melakukan kegiatan belajar, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang di inginkan.

(2)

7

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar 2.1.1.2.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Menurut Slameto (2010: 54) faktor intern membahas tentang tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1. Faktor Fisiologis (jasmaniah)

Faktor-faktor fisiologis meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga dan ibadah (Slameto,2010:

54).

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi seseorang. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, Kesiapan, dan Cara belajar.

a. Inteligensi atau kecerdasan siswa

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang

(3)

8

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Jadi intilegensi siswa sangat berpengaruh terhadap kemajuan dalam belajar (Slameto, 2010: 56).

b. Motivasi

Menurut Slameto (2010: 58) motivasi sangat erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto,2010: 57).

d. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Baharudin 2008: 24).

e. Bakat

Menurut Hilgard dalam Slameto (2010: 37) bakat adalah kemampuan untuk belajar. Menurut Muhibbin (2003:136) bakat adalah kemampuan

(4)

9

potensial yang dimilki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilanpada masa yang akan datang.

2.1.1.2.2 Faktor Eksternal

Selain faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga mempengaruhi proses belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 60) faktor eksternal dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga diantaranya yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anak berpengaruh terhadap kemauan belajar anak. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar, tidak mau tau bagaimana kemajuan belajar anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.

b. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang tua dan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudara atau anggota keluarga

(5)

10

yang lain turut memperngaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, atau diliputi kebencian. Sebetulnya relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara mendidik orang tua. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik antar keluarga anak tersebut.

c. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gadu dan ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar.

d. Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekomomi orang tua erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu dan belajarnya ikut terganggu.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar diantaranya yaitu metode mengajar, kurikulum, metode belajar dan tugas.

a. Metode mengajar

Metode mengajar mempengaruhi belajar, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misal karena guru kurang persiapan dan kurang mengasai bahan pelajaran sehingga guru terebut

(6)

11

menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa tidak senang dengan mata pelajaran. Atau bisa juga guru mengajar dengan metode ceramah saja, siswa menjadi bosan dan pasif. Sedangkan menurut Purwanto (2004: 104) faktor guru dan cara mengajar merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru mengajar juga menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberiakn kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikullum yang kurang baik berpengaruh pada belajar.

c. Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar tepat akan efektif pula hasil belajar siswa.

3. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, diantaranya sebagai berikut:

(7)

12 a. Mass Media

Mass media misalnya TV, koram, komik dll, semuanya itu beredar di dalam masyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.

b. Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa begitu juga sebaliknya.

Dari penjelasan diatas faktor internal dan faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap belajar dan hasil belajar siswa. Selain itu metode yang digunakan oleh guru pada saat mengajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Karena metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar.Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami pembelajaran (Nana Sudjana,2005:3). Hasil belajar menurut Nasution(2006:36) adalah hasil dari suatu interaksi belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

(8)

13

hasil belajar. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari upaya yang telah dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku, baik perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dari beberapa pendapat tersebut dapat simpulkan hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setelah terjadinya proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar yang ingin dicapai adalah aspek kognitif.

Menurut Bloom (dalam Anderson dan Krathwohl, 2010:39-43) Revisi ranah kognitif taksonomi Bloom dibedakan menjadi 2 jenis dimensi besar yaitu dimensi pengetahuan, dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan dibedakan dalam empat jenis/dimensi yaitu: pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognif, sedangkan dimensi proses kognitif terdiri dari 6 (enam dimensi) yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Dimensi proses kognitif ini masing-masing diklasifikasikan dalam kategori-kategori.

1. Kategori-kategori Dalam Dimensi Proses Kognitif

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:44-45) Dimensi kedua dari revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi proses kognitif yang terdiri dari 6 (enam) dimensi proses yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

a. Mengingat

Mengingat adalah mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Jika tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan kemampuan untuk

(9)

14

meretensi materi pelajaran, maka kategori proses kognitif yang tepat adalah mengingat.

b. Memahami

Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses-proses Kognitif meliputi: menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan yaitu melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau penyelesaian masalah.

d. Menganalisis

Menganalisis adalah melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.

f. Mencipta

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau membuat suatu produk yang orisinal.

Berikut adalah tabel revisi taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

(10)

15 Bagan 2.1.

Ringkasan Perubahan Struktural dari Kerangka Pikir Asli ke Revisi.

Dimensi tersendiri

Pengetahuan Mengingat

Komprehensi Memahami

Aplikasi mengaplikasikan

Analisi Menganalisis

Sintesi Mengevaluasi

Evaluasi Mencipta

Hasil Belajar dalam penelitian ini hanya sampai pada kategori menganalisis.

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen, Slavin dalam Isjoni (2009: 15). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di kehidupan masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan

Dimensi pengetahuan

Dimensi Proses Kognitif

(11)

16

meningkatkan motivasi produktivitas dan perolehan belajar (Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 5). Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran,di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran (Robert E.Slavin, 2011: 4).

Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan ketrampilan- ketrampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Johnson dalam Trianto,2009:57). Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur yang harus diperhatikan. Lima Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif menurut Johnson dalam Trianto (2009:60) antara lain:

1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa.

Pada pembelajaran kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.

Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil dalam suksesnya kelompok.

2. Interaksi antar siswa semakin meningkat.

Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa.

Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk

(12)

17

sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok.

3. Tanggung jawab individual.

Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan siswa tidak hanya sekedar mengandalkan pada hasil kerja teman sekelompoknya.

4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.

Pada pembelajaran kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa juga dituntut untuk belajar berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5. Proses kelompok.

Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan tugas dengan dengan anggota kelompok lain secara kompak, maka mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara bersama- sama yang beranggotakan 5 orang atau lebih dengan struktur kelompok heterogen, di mana para siswa dapat saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui beberapa metode pembelajaran.

(13)

18

2.1.4 Metode Pembelajaran Group Investigation dan Jigsaw 2.1.4.2 Pengertian Metode

Menurut Suwardi (2007:61) Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:740).

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2002:260) metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

2.1.4.3 Pengertian Pembelajaran

Menurut Nazarudin (2007:163) pembelajaran adalah suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreatifitas siswa.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono 2002:24-25). Sedangkan menurut Aunurrahman (2011:14) pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran, dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk memiliki sikap terbuka dan sabar agar dapat memahami siswanya.

(14)

19 2.1.4.4 Pengertian Metode Pembelajaran

metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan (M. Sobri Sutikno, 2009:88). Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas dalam menyajikan bahan pelajaran (Sagala, S.

(2003:169). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan hubungan atau interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.4.5 Metode Group Investigation 2.1.4.5.1 Pengertian group investigation

Menurut Eggen dan Kauchak dalam Maimunah (2005: 21) Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi suatu topik. Metode GI melibatkan siswa sejak perencanaan , baik dalam seleksi topik maupun cara mempelajarinya melalui proses investigasi yang mendalam. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skill). Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam

(15)

20

pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi (Hamdani, 2011: 90). Metode GI merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil di mana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok dan kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka di kelas (Suyatno, 2009: 56).

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan Group investigasi adalah strategi belajar kooperatif yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam seleksi topik maupun cara mempelajarinya melalui proses investigasi, melakukan diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi.

2.1.4.5.2 Langkah-langkah pelaksanaan Group investigation

Langkah-langkah pelaksanaan Group investigation menurut beberapa ahli adalah:

Slavin

(Tukiran, dkk. 2011:76)

Hamdani (2010: 91)

Suyatna (2009: 123-124) 1. Mengidentifikasikan

topik dan mengatur murid ke dalam

kelompok, aktifitas yang dilakukan;

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-

1. Seleksi topik Siswa memilih berbagai sub topik.

Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok- kelompok yang

berorientasi pada tugas.

Anggota kelompok terdiri atas dua hingga

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.

2. Guru menjelaskan maksud

pembelajaran dan tugas kelompok.

(16)

21 saran.

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.

d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi.

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari a. Para siswa

merencanakan bersama mengenai apa yang dipelajari.

b. Siswa melakukan pembagian tugas,siapa melakukan apa.

3. Melaksanakan investigasi a. Para siswa

mengumpulkan informasi,

menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

b. Tiap anggota kelompok

berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

enam orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.

2. Merencanakan kerja sama. Siswa beserta guru merencanakan berbagai topik dan sub topik yang telah dipilih dari seleksi topik (langkah 1).

3. Implementasi Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (2).

Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan

ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar

sekolah.

4. Analisi dan sintesis Siswa menganalisis dan menyintesis berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah

3. Guru memanggil para ketua para ketua kelompok untuk satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.

4. Setiap kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan.

5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara ketua

menyampaikan hasil pembahasan

kelompok.

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.

7. Evaluasi

8. Penutup

(17)

22 kelompoknya.

c. Para siswa saling berdiskusi,

mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan.

4. Menyiapkan laporan akhir:

a. Anggota kelompok menentukan pesan- pesan esensial dari proyek mereka.

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan mempresentasikan.

c. Wakil-wakil kelompok

membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

5. Mempresentasikan laporan akhir:

a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

b. Bagian presentasi tersebut harus dapat

(3) dan merencanakan untuk meringkas dan penyajian menarik di depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu

perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok

dikoordinasikan oleh guru.

6. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi setiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai satu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup setiap siswa secara individu atau kelompok atau keduanya.

(18)

23

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai langkah-langkah metode group investigation, maka dalam melaksanakan penelitian di SMP N 1 Bergas menerapkan langkah dari Hamdani. Alasan mengapa tidak menggunakan langkah dari Slavin karena minimnya waktu untuk penelitian, sementara itu langkah menurut Suyatna kurang jelas karena hanya disebutkan secara ringkas.

2.1.4.5.3 Kelebihan dan kekurangan metode Group investigation

Pembelajaran metode group investigation mempunyai kelebihan dan kelemahan. Berikut kelebihan dan kelemahan metode group investigation:

a. Kelebihan metode Group investigation (Setiawan,2006:9) : a. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.

b. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.

c. Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.

d. Belajar menghargai pendapat orang lain.

e. Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan.

melibatkan siswa lain secara aktif.

6. Evaluasi Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

(19)

24

f. Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

b. Kekurangan Group Investigation yaitu (Setiawan, 2006:9).:

a. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.

b. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

c. Tidak semua topik cocok dengan metode pembelajaran GI, metode pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri.

d. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

2.1.4.6 Metode Jigsaw

2.1.4.6.1 Pengertian Metode Jigsaw

Jigsaw adalah salah satu dari metode pembelajaran kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005:246). jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan oleh Ellot Aronson dan kemudian diadaptasi oleh slavin. Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan

(20)

25

berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli.

Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri (Ibrahim, 2001:21).

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori konstruktivisme, pada dasarnya pendekatan kontruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa secara individu menemukan dan menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan dan merevisinya bila perlu (Soejadi dalam Teti Sobri,2006:15).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan metode jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi dalam kelompok asal dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen dan kemudian dibentuk kelompok ahli. Kelompok ahli dibentuk sesuai dengan topik yang sama kemudian berdiskusi tentang topik tersebut.

Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asaln dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya kepada kelompok asal.

2.1.4.6.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode jigsaw

Dalam penerapan metode jigsaw, adapun langkah-langkah metode jigsaw menurut beberapa ahli. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan metode jigsaw menurut beberapa ahli.

(21)

26

Langkah-langkah pelaksanaan jigsaw menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Aronson dalam Kunandar (2007 : 365)

Trianto (2007: 56-57) 1. Kelompok asal yaitu:

a. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil 3-6 siswa.

b. Guru memberikan tugas sesuai materi yang diajarkan.

c. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada didalamnya.

2. Kelompok ahli yaitu:

a. Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah

kelompok ahli sesuai dengan tugas yang telah disiapkan oleh guru.

b. Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari tugas yang telah dipahami kepada kelompok asal.

d. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal.

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa.

2. Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok.

3. Semua kelompok mempelajari materi ajar yang telah diberikan oleh guru.

4. Kelompok ahli bertemu dan

memebahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masinguntuk membantu kelompoknya.

6. . Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual

(22)

27 e. Secara bergiliran masing-masing siswa menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli.

f. Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara

keseluruhan, masing-masing kelompok melaporkan hasilnya (melakukan presentasi) dan guru memberi klarifikasi.

Dari teori yang telah diuraikan oleh beberapa ahli mengenai langkah- langkah metode jigsaw, maka dalam melaksanakan penelitian di SMP N 1 Bergas menggunakan metode jigsaw menurut Aronson, dibandingkan dengan langkah pelaksanaan metode jigsaw menurut Trianto pelaksanaan metode jigsaw menurut Aronson lebih detail. Karena dalam langkah metode jigsaw Aronson menyebutkan secara rinci seperti misalnya tugas atau materi untuk kelompok asal dan kelompok ahli. Sementara Trianto hanya menyebutkan Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok sehingga kurang mudah dipahami.

2.1.4.6.3 Kelebihan dan kekurangan metode jigsaw

Kelebihan dan kelemahan metode jigsaw menurut Ibrahim dkk,(2000) adalah:

1). Kelebihan metode jigsaw

a. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif.

b. Menjalin atau mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa.

c. Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa.

(23)

28

d. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru.

2). Kekurangan metode jigsaw yaitu:

a. Memerlukan waktu yang relatif lama.

b. Tidak efektif untuk siswa yang banyak.

c. Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru.

d. Memerlukan persiapan yang matang.

2.1.5 Perbedaan Metode Group Investigation dan Metode Jigsaw Metode Group Investigation Metode Jigsaw 1. Mengidentifikasikan topik dan

mengatur murid ke dalam kelompok, aktifitas yang dilakukan;

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan

1) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil.

Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Kalau dalam materi yang akan dipelajari ada 4 topik maka kelompok terbagi menjadi 4. Jika dalam satu kelas ada 32 orang maka setiap kelompok beranggotakan 8 siswa.

Keempat kelompok itu sesuai dengan 4 topik yang ada yang biasa disebut kelompok asal (home

(24)

29 siswa dan harus bersifat heterogen.

d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.

teams).

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari

a. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang dipelajari.

b. Bagaimana mempelajarinya, siswa melakukan pembagian tugas.

c. Siapa melakukan apa

(pembagian tugas).

d. Untuk kepentingan apa sehingga topic ini harus diinvestigasi.

2) Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok.

Setiap siswa dalam setiap kelompok bertanggungjawab mempelajari teks yang diterimanya dari guru. Teks yang dibagikan pada siswa disesuaikan dengan topic pada masing-masing kelompok. Tiap siswa dalam kelompok mendalami konsep pada teks yang telah diterimanya.

3. Melaksanakan investigasi a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan.

b. Tiap anggota kelompok

3) Langkah selanjutnya adalah membentuk kelompok ahli (expert teams). Jumlah kelompok ahli sesuai topic yang ada dan setiap kelompok ahli beranggotakan 8

(25)

30 berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.

c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan.

siswa yang berasal dari masing- masing kelompok kecil. Jadi dalam satu kelompok ahli beranggotakan dari keempat kelompok asal yang berbeda topik-topiknya.

4. Menyiapkan laporan akhir a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasinya.

c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana- rencana presentasi.

4) Setelah terbentuk kelompok ahli, diberikan waktu dan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.

Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan mereka memahami topik yang sementara dipelajarinya.

5. Mempresentasikan laporan akhir:

a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan audience secara

5) Setelah diskusi di kelompok ahli selesai, selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal. Setelah mereka kembali ke kelompk asal lalu diberikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Kegiatan

(26)

31 aktif.

c. Audience mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.

6.Evaluasi

a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topic tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran yang tinggi.

6) Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan review atas topic yang telah dipelajari bersama.

Perbedaan dari kedua metode tersebut adalah dalam pembelajaran menggunakan metode jigsaw membentuk dua kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kemudian dalam mengerjakan materi dengan

(27)

32

metode jigsaw siswa lebih menguasai karena siswa berdiskusi didalam dua kelompok. Sementara itu dalam metode group investigation siswa melakukan investigasi baik itu melalui tv, koran, internet dll. Setelah melakukan investigasi siswa membuat laporan dan mempresentasikan hasil laporan.

2.1.6 Penelitian yang Relevan

Berikut ini beberapa peneletian yang relevan degan penelitian ini yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti (2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti berjudul Studi Eksperimen pengaruh Teknik Kooperatif metode Jigsaw dan Metode Struktural Number Head Together Terhadap Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VII Semester Genap Di SMP Negeri Wuryantoro Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui prestasi belajar siswa dari aspek kognitif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Wuryantoro tahun ajaran 2009/2010. Sample terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII C sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode jigsaw dan siswa kelas VII D sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Struktural Number Head Together. Analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji t- dua pihak.

(28)

33

Hasil penelitian dapat disimpulkan: adanya perbedaan prestasi belajar PKn menggunakan metode Jigsaw dengan prestasi blejara Pkn dengan menggunakan metode Struktural Number Head Together pada aspek kognitif. Hal tersebut ditunjukkan dengan thitung > ttabel = 4,744 > 1,995.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti terletak pada penggunaan variabelnya baik variabel bebasnya maupun variabel terikatnya. Metode penelitiannya juga sama yaitu eksperimen.

Perbedaannya terletak pada tempat dan waktu penelitian. Populasi penelitian adalah siswa kelas siswa kelas VII SMP N 2 Wuryantoro sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati mengambil judul

“Perbedaan Pengaruh Metode Group Investigation Pada Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Cebongan 02 Salatiga Semester II Tahun 2011/2012”.

Metode yang digunakan yaitu eksperimen semu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Va dan Vb SD Cebongan 02. Kelas Va sebagai kelas eksperimen dan kelas Vb sebagai kelas control. Analisis perbedaan menggunakan analisis uji T-test dengan bantuan spss 16. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas 95,23 kontrol sebesar 92,22 dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,205 > 0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen sehingga tidak ada

(29)

34

pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan metode group investigation pada hasil belajar IPA siswa kelas V SD Cebongan 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati terletak pada penggunaan variabelnya baik variable bebasnya maupun variable terikatnya. Metode penelitiannya juga sama yaitu quasi eksperimen. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian, tempat dan waktu penelitian. Subjek penelitian Yeni Susilowati adalah Siswa Kelas V SD Cebongan 02 Salatiga sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa klas VII SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang.

(30)

35 2.1.7 Kerangka Berfikir

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan metode pembelajaran GI dan Jigsaw, Secara teori metode pembelajaran GI merupakan jenis pembelajaraan kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam

 Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya.

 Mendorong siswa untuk berfikir kritis

 Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.

 Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

 siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan

 bekerja secara sistematis

 merencanakan dan

mengorganisasikan pekerjaannya

 mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat

 Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

Hasil belajar kurang baik

Hasil belajar lebih baik Metode Group

Investigation

Metode Jigsaw Proses Pembelajaran

(31)

36

ketrampilan proses kelompok (group process skill).Sedangkan metode pembelajaran Jigsaw siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Dalam metode jigsaw siswa dibagi menjadi kedalam kelompok asal dan kelompok ahli. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu yang diberikan, kemudian menjelaskan pada anggota kelompok asalnya. Kedua metode tersebut sama-sama mengarahkan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa berdiskusi dan mempresentasikan tentang apa yang mereka dapat.

Tetapi metode pembelajaran Jigsaw lebih baik dalam perbedaan pengaruh hasil belajar siswa dibanding metode GI, ini dikarenakan metode Jigsaw memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan Metode GI Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum, akibatnya metode GI kurang mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.1.8 Hipotesis

Ada perbedaan pengaruh metode group investigation dan metode jigsaw terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar rupiah (kurs), dan jumlah uang yang beredar secara simultan berpengaruh

Bank Mandiri (tbk) dan Perusahaan Listrik Negara untuk yang belum publik Sedangkan 2 perusahaan mendapatkan poin 3 yaitu ada relatif rinci tetapi tidak disertai dengan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap data yang diperoleh dari RS PKU Muhammadiyah Sruweng, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS

Return bagi pihak investor merupakan salah satu parameter untuk menilai seberapa besar keuntungan suatu saham, investor yang akan berinvestasi dipasar modal terlebih dahulu

Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas maka tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan peningkatan tarif impor gula putih terhadap kesejahteraan

Ketuntasan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Karas pada mata pelajaran biologi ditinjau dari pemenuhan Standar Nasional Pendidikan sudah baik, namun

Pelabuhan Gwadar terletak dekat Selat Hormuz, yang menyalurkan sekitar sepertiga dari perdagangan minyak dunia, Gwadar menjadi access point perdagangan Tiongkok, tidak

Riwayat Penyakit Sekarang: pasien hemaptoe sering panas lebih dari dua minggu sering batuk yang disertai dengan darah, anoreksia, lemah, dan berkeringat banyak pada malam