• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Plyometric 1. Definisi

Latihan Pliometrik adalah latihan dengan memanfaatkan berat badan power (Utomo,2018). Latihan pliometrik bertujuan untuk meningkatkan eksplosif power, selain itu pliometrik merupakan latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Latihan Plyometric berasal dari Negara Eropa Timur,yang dikenal sebagai latihan lompat (jumping training). Latihan Pliometrik adalah salah satu latihan yang favorit yang dilakukan oleh pelatih saat ini,terutama bagi olahraga yang membutuhkan daya ledak otot tungkai atau otot lengan ( Lubis,2005). Menurut chu latihan pliometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat.

2. Manfaat Fisiologis

Latihan Pliometrik adalah metode latihan untuk meningkatkan power otot dalam bentuk isometrik dan isotonik (eksentrik-konsentrik) yang mempergunakan pembebanan dinamik (Kusnanik, 2012). Latihan pliometrik adalah suatu pelatihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat dari respon pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat dan pelatihan pliometrik dapat dikatakan pelatihan yang mempunyai ciri gerak eksplosif (Kusnanik, 2012)

(2)

3. Indikasi Plyometric

a. Kekuatan otot meningkat b. Flexibilitas meningkat c. Kecepatan meningkat 4. Kontraindikasi Plyometric

a. Demam

b. Cedera pada ekstremitas atas dan bawah

c. Adanya fraktur pada ekstremitas atas dan bawah d. Penyakit kardiovaskuler

5. Teknik Latihan Plyometric a. Double leg speed hop

Double leg speed hop merupakan bentuk latihan pliometrik yang bertujuan untuk mengembangkan kecepatan dan power otot tungkai dan pinggul, khususmya kerja otot-otot gluteal, hamstring , quadrise , quadriceps, dan gastrocnemius dengan kecepatan tinggi dan penuh tenaga (Sartono, 2018).

Mulai dengan posisi badan berdiri dengan setengah jongkok, kedua kaki diregangkan selebar bahu, kemudian meloncat keatas dengan selanjutnya mendarat dengan kedua kaki (Graha, 2010). Dari uraian kegiatan diatas peneliti dapat mengambil langkah latihan double leg hops sebagai berikut:

1) Posisi awal: Berdiri dan posisi kedua tangan disamping badan, bahu condong kedepan melebihi lutut. Usahakan posisi punggung lurus danpandangan kedepan.

(3)

2) Pelaksanaan: Loncatlah kedepan menggunakan ekstensi pinggul dangerakan lengan untuk mendorong ke depan.Setelah mendarat kembali lagi ke posisi awal dan memulai loncatan berikutnya. 3) Sewaktu pendaratan diusahakan sesingkat mungkin untuk

melakukan loncatan berikutnya. b. Side jump sprint

Menurut Marino (2010) Side Jump Sprint adalah salah satu model latihan yang menggunakan bangku rendah, atau objek yang serupa untuk diloncati dan kerucut digunakan sebagai garis finish. Ini merupakan latihan kombinasi mulai dari Lateral Jump hingga lari cepat penuh dalam jarak tertentu.

Adapun cara melakukan latihan ini sebagai berikut:

1) Posisi awal : berdiri tegak dengan kedua kaki dan setengah bungkuk

2) Pelaksanaan: mulailah meloncat ke kanan dan ke kiri.setelah mendarat pastikan langsung kembali loncat ke arah sebalikanya. 6. Dosis

a. Double leg speed hop : Lakukan 3-6 set, jumlah repetisi 8-10 kali, dan waktu istirahat 2 menit diantara set (Khusuma, 2011 ).

b. Side jump sprint : latihan ini 3-6 set, jumlah loncatan 8-10 kali dengan 1-2 menit istirahat disetiap jeda set (Khusuma, 2011).

B. Konsep Endurance 1. Definisi

(4)

Menurut Mutohir dan Maksum (2007) daya tahan umum adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas terus menerus selama lebih dari 10 menit. istilah ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau kerja. Menurut Sukadiyanto (2011) daya tahan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekolompok otot dalam jangka waktu yang tertentu, sedangkan ketahanan adalah sistem energi kemampuan organ – organ tubuh dalam jangka waktu tertentu. Daya tahan umum atau cardiorespiratory adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, pernafasan dan peredaran darah, secara efektif dan efisien dalam menjalankan terus menerus. Yang melibatkan kontrasi sejumlah otot-otot besar dengan intensitas yang cukup lama .

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Endurance a. Umur

Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa adalah usia 18 – 40 tahun, dewasa madya adalah 41 – 60 tahun, dewasa lanjut > 60 tahun (Ilfa, 2010). Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun

(5)

Menurut Cipto Surono mengatakan bahwa berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan yang diinginkan seseorang berbeda-beda hal itu tergantung pada tinggi badan, jenis kelamin, komposisi tubuh.Seseorang yang mempunyai tulang yang besar dan otot yang besar cenderung lebih berat jika dibandingkan dengan yang berperawakan kecil, tetapi sebenarnya seseorang yang lebih kecil bisa jadi membawa lebih banyak lemak otot mungkin lemah dan kurang berkembang (Erika, 2016).

c. Tinggi Badan

Dalam buku tes dan pengukuran olahraga Widiastuti (2011) mengemukakan tinggi badan adalah jarak vetikal dari lantai keujung kepala (vertex). Tinggi badan merupakan faktor penting di dalam berbagai cabang olahraga. Kemampuan otot- otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau mendekati maksimal untuk mengangkat beban.

d. Jenis kelamin

Jenis kelamin memiliki peran dalam menentukan ukuran dan kekuatan. Secara kualitatif, tekanan maksimum kontraksi otot laki-laki dan perempuan relatif sama yakni berkisar antara 3-4kg/cm2. Adapun kekuatan kualitatif pada perempuan seperti curah jantung, ventilasi paru, dan kekuatan otot berkaitan dengan massa otot bervariasi antara 66,6% dan 75% dari

(6)

kekuatan kualitatif laki-laki. Sebelum pubertas berlangsung, kekuatan kualitatif laki-laki dan perempuan tidak memiliki perberbedaan yang signifikan. Namun setelah pubertas, laki-laki menjadi lebih kuat dari perempuan. Perempuan memiliki kemampuan lower respiratory exchange ratio yang lebih rendah dibandingkan laki-laki pada latihan daya tahan submaksimal, sehingga terjadi oksidasi lemak dan karbohidrat pada tingkat yang lebih rendah pula. Perempuan memiliki kurang lebih 52% dan 66% kemampuan laki-laki pada bagian tubuh atas dan bawah secara berturut-turut. Pada laki-laki terdapat otot tipe SO yang lebih memiliki area lebih besar dibandingkan pada perempuan.

3. Pengukuran Endurance (Bleep test)

a) Bleep test dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik, yang dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama semakin cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, berarti kemampuan maksimalnya pada level bolak-balik tersebut.

b) Waktu setiap level 1 menit.

c) Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali bolak balik.

d) Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8 kali bolak-balik.

e) Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9 kali bolak-balik, dan seterusnya.

(7)

f) Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan terdengar tanda bunyi 1 kali.

g) Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start. Dengan aba-aba “siap ya”, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis batas hingga satu kaki melewati garis batas. h) Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis

batas, tetapi untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat lari sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah sebaliknya.

i) Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut. ( Habibah, 2016).

j) Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk cooling down (Fardi,2010)

C. Bulutangkis

1. Denifisi Bulutangkis

Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga diindonesia, olahraga ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat baik didalam negeri maupun diluar negeri (Wiliyanto, 2018). Bulutangkis adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang untuk tunggal atau dua pasangan untuk ganda yang mengambil posisi berlawanan dilapangan yang dibagi dua dan dibatasi oleh jaring (Aksan, 2012). Olahraga bulutangkis memiliki karakter olahraga cepat sehingga

(8)

pemain harus memiliki kualitas fisik, teknik, taktis, dan mental yang baik untuk memenangkan permainnan (Nugroho, 2015).

Bulutangkis adalah salah satu permainan olahraga paling populer di indonesia, bahkan diseluruh dunia, permainan yang menggunakan banyak kemampuan fisik dengan gerakan cepat dan pukulan keras yang dilakukan dalam hitungan detik dari aksi unjuk rasa panjanng, keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam bulu tangkis diantaranya adalah bagaimana memegang raket, sikap berdiri, gerakan kaki, dan memukul kok (Subarjah, 2010).

2. Teknik Gerakan Dalam Bulutangkis

Pada permainan bulutangkis ada beberapa teknik pukulan yang harus dikuasai. Dinata (2006) mengemukakan ada beberapa jenis pukulan yang harus dikuasai seperti service, Lob, dropshot, smash, netting, underhand, dan drive.Teknik – teknik itu meliputi

a. Service

Service dapat dilakukan dengan tiga cara sebagai berikut.

(9)

1) Servis panjang (long service).

Servis panjang dilakukan dengan memukul kok dari bawah dan diarahkan ke bagian belakang atas lapangan permainan lawan (Dinata,2006.

2) Servis pendek (short service).

Servis pendek diarahkan ke bagian depan lapangan lawan dan biasanya dilakukan pada permainan ganda (Dinata,2006). 3) Flick service.

Flick service adalah cara yang dilakukan seperti servis pendek, namun pada saat hampir menyentuh kok secara tiba-tiba pergelangan tangan dilecutkan sehingga laju shuttlecock menjadi kencang dan melambung ke bagian belakang daerah servis. Jenis servis ini banyak digunakan pada permainan ganda (Dinata,2006).

b. Pukulan Lob

Pukulan lob dapat dilakukan baik dari bawah atau dari atas kepala. Pukulan lob sangat penting bagi pola pertahanan ataupun pola penyerangan (Dinata,2006)

(10)

c. Pukulan Drive

Pukulan ini dalam bulutangkis biasa digunakan untuk menekan lawan atau untuk tidak memberikan kesempatan kepada lawan mendapatkan bola-bola melambung sehingga lawan tidak mendapat kesempatan menyerang dengan pukulan overhead (Dinata,2006).

Gambar 2.4; Pukulan Drive ( Budiwanto 2013)

d. Pukulan Dropshot

Pukulan dropshot dalam permainan bulutangkis dilakukan dengan tujuan menempatkan bola secepatnya dan sedekat-dekatnya dengan net pada lapangan lawan. Dropshot dapat dilakukan dari bagian atas dan bagian bawah. Dropshot atas terdiri atas dua macam, yaitu dropshot penuh dengan arah yang menukik tajam dan digunakan pada permainan tunggal, dan dropshot potong, yaitu gerakan raket menyentuh bola tanpa menahan gerak tersebut (Dinata,2006).

(11)

e. Smash

Smash adalah pukulan yang dilakukan dengan cepat dan sekeras-kerasnya ke arah bawah lapangan lawan (Dinata,2006).

Gambar 2.6 : Pukulan Smash ( Budiwanto 2013)

f. Pukulan Netting / Permainan Net (Net Play)

Pukulan-pukulan dalam permainan net merupakan pukulan-pukulan yang sangat sulit dalam permainan bulu tangkis. Hal ini dikarenakan permainan net ini banyak memerlukan kecermatan dengan penuh perasaan (feeling), Faktor tenaga tidak diperlukan sama sekali, akan tetapi perasaan tenang sangat menentukan keberhasilan pukulan net (Dinata,2006).

Gambar 2.7 : Pukulan Netting ( Budiwanto (2013)

3. Komponen – Komponen Fisik Dalam Bulutangkis

Mardiko (2014) menuliskan komponen fisik dalam yang terpenting dalam olahraga bulutangkis sendiri ialah :

(12)

a. Daya tahan (endurance)

Daya tahan atau endurance terbagi menjadi dua golongan yaitu daya tahan otot dan daya tahan umum. Daya tahan otot ialah kemampuan seseorang untuk menggunakan otot atau sekelompok otot untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu relatif lama dengan beban tertentu, dan daya tahan umum adalah kemampuan sesorang untuk menggunakan sistem jantung, pernafasan dan peredaran darah secara terus menerus dalam waktu yang lama yang melibatkan kontraksi otot – otot besar dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama( Mardiko,2010).

b. Kecepatan (speed)

Speed atau kecapatan adalah kemampuan seseorang untuk menempuh sesuatu jarak dengan cepat dalam waktu sesingkat-singkatnya, dapat juga diartikan melakukan gerakan yang sama secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkatnya ( Kurniawan,2012 ).

Kecepatan dibutuhkan oleh seorang atlet bulutangkis yang bisanya dimanfaatkan untuk menutup lapangan atau mengajar shuttlecock ke segala arah (Mardiko,2010).

c. Fleksibilitas (flexibility)

Fleksibilitas atau flexibility ialah seberapa jauh sendi dapat digunakan dengan normal atau seberapa jauh kita dapat menjangkau, membungkuk dan berbalik rentang gerakan atau pergerakan range of motion disekitar sendi atau sendi tertentu ( Walker, 2011).

(13)

Pada pemain bulutangkis fleksibilitas digunakan pada saat pengambilan bola jauh yang memerlukan langkah-langkah terkadang hingga harus melakukan gerak “split” (Mardiko,2010). d. Daya ledak otot (power)

Daya ledak otot atau power adalah kekuatan maksimum otot yang dikeluarkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Mardiko,2010). Daya ledak ialah kemampuan otot untuk berkontraksi secara maksimal dan cepat dalam mengatasi sebuah hambatan (Sudewa,2015) Permainan bulutangkis membutuhkan power untuk melakukan pukulan yang keras serta digunakan dalam melakukan lompatan yang diseratai pukulan (jump smash) (Mardiko,2010).

Gambar

Gambar 2.2 : Servis (  Budiwanto 2013)
Gambar 2.3: Pukulan Lob (  Budiwanto 2013)
Gambar 2.4; Pukulan Drive (  Budiwanto 2013)
Gambar 2.6 : Pukulan Smash ( Budiwanto 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Dokumen Prakualifikasi yang dikumpulkan peserta dilakukan pada : Hari/ Tanggal : Diumumkan selanjutnya.. Waktu :

Dalam GSYK terdapat narasi yang menarik dan memang perlu dibahas karena memuat petunjuk tentang kewajiban-kewajiban pendeta Siwa- Buddha sehingga tindakan pendeta

Para praktisi mendapatkan bahwa mereka tetap dapat mengobati pasien atau klien yang sakit sepanjang hari dan energy (aji tapak husada) akan tetap mengalir sekuat

Sedangkan pada pengolahan data variabel diperoleh nilai DPMO,Cp dan Cpk untuk proses shaping pada spesifikasi panjang adalah 800, nilai Cp yaitu 1.11, dan nilai Cpk

Presiden Recep Tayyip Erdogan, memberikan banyak kemudahan kepada pengungsi Suriah. Erdogan dikenal sebagai pendukung Revolusi Suriah untuk menumbangkan Presiden Bashar

We have just looked at some samples of exploratory writing in different forms—a class journal, a personal journal, a private letter—and noticed that such writing has

Terima kasih Bapak Nanang, berkat bimbingan, saran, dukungan dan kesabaran yang Bapak berikan kepada saya dan anak-anak bimbingan yang lain, saya dan teman-teman dapat

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung refrigeration cycle comprising evaporator , compressor , condenser ,. and expansion valve can be