• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

(Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

(Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan)

Disusun Oleh:

MUTHIAH RISSA PRATIWI S 541002019

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda

Tangan

Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr., Sp. PA (K)

19490317 197609 1 001 …………. ……….

Pembimbing II Pancrasia Murdani, dr., MHPEd

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

(Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan)

Disusun Oleh:

MUTHIAH RISSA PRATIWI S 541002019

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal: Februari 2012

Dewan Penguji

Jabatan Nama Tanda

Tangan

Tanggal

Ketua Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F, MM

NIP : 196210221995031001 ……… ………

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd

NIP. 196611081990032001 ……… ………

Anggota Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr, Sp.PA (K)

NIP 194903171976091001 ……… ………

P. Murdani, dr.,MHPEd

NIP. 19480512 197903 2001 ……… ………

(4)

PERNYATAAN

Nama : Muthiah Rissa Pratiwi NIM : S541002019

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa PurworejoPada Mata Kuliah Promosi Kesehatan)adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan,

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

MUTHIAH RISSA PRATIWI, NIM S541002019, PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MAHASISWA (Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan)

Tujuan Penelitian: (1) Menganalisa penerapan metode pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan (2) Menganalisa penerapan metode pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan.

Metode Penelitian: Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

yaitu sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh dosen yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi pembelajaran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo yang berjumlah 41 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan (1) kuisioner digunakan untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar, (2) lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir kritis, (3) Wawancara, untuk mendapatkan data awal tentang kondisi pembelajaran sebelum model dan setelah diterapkan model, (4) Diskusi antar dosen tentang refleksi Penelitian Tindakan Kelas.

Hasil Penelitian: Pada siklus 1 diperoleh hasil bahwa 80% mahasiswa mengalami

peningkatan skor motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis, karena metode pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan. Hal ini sudah melebihi indikator penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 50% mahasiswa mengalami peningkatan skor motivasi belajar dan 75% mahasiswa mengalami peningkatan skor kemampuan berpikir kritis. Pada siklus 2 diperoleh peningkatan dan lebih baik dari siklus 1.

Simpulan: (1) Model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan

secara signifikan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan (2) Model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan secara signifikan kemampuan berpikir kritis mahasiwa pada mata kuliah Promosi

(6)

ABSTRACT

MUTHIAH RISSA PRATIWI, NIM S541002019, THE APPLICATION OF QUANTUM LEARNING METHOD IN INCREASING THE STUDENT MOTIVATION AND THE STUDENT CRITICAL THINKING ABILITY (Case Study in Bhakti Putra Bangsa Purworejo Midwifery Academy at Promotion Health Subject)

The Objective of Study: (1) Analyzing the application of Quantum Learning

Method in increasing the student motivation at Promotion Health Subject (2) Analyzing the application of Quantum Learning Method in increasing the student critical thinking ability at Promotion Health Subject.

The Method of Study: Classroom Action Research (CAR) is a controlled

investigation process which is reinvestigated and have the self reflection quality that is done by the lecturers who have a goal to make improvements to the systems, ways of working, processes, contents, competences or learning situation. This research conducted in July 2011 to Oktober 2011. The population of this research is the students in third semester of Bhakti Putra Bangsa Purworejo Midwifery Academy which is amounted to 41 students. The techniques of collecting data used (1) kuisioner is used to collected data about students motivation, (2) check list is used to collected data about students critical thinking, (3) interview is used to get the initial data about the lecturing condition before using quantum learning and after quantum learning has been applied, (4) Discussion, that is the discussions of lecturers about CAR reflection.

The Result of Study: The first cycle result is 80% of student have increase the

motivation and critical thinking ability. It means that the Quantum Learning Method has been able to increase the student motivation and critical thinking ability at Health Promotion subject. The score of student motivation and critical thinking ability at the second cycle is higher than the first.

The Conclusion is: (1) Quantum Learning Method was able making the

significant increase of student motivation at Promotion Health subject (2) Quantum Learning Method was able making the significant increase of students critical thinking ability at Promotion Health subject

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan anugerahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tesis ini dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa (Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan)”.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan pada Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Penyusunan Tesis ini, tentu tidak lepas dari berbagai hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, dorongan dan arahan dari berbagai pihak akhirnya penulis mampu menyelesaikan Tesis ini. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F., MM, selaku Ketua Program Studi Magister kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

(8)

7. Bapak, Ibu dan adik yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik materil maupun moril untuk menyelesaikan Tesis ini.

8. Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penyusunan Tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis merasakan masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tesis ini. Apabila terdapat kesalahan, baik dari segi isi maupun tulisan, penulis mohon kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian demi sempurnanya Tesis ini.

Billahittaufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Surakarta, Februari 2012

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 6

1. Metode Pembelajaran Tandur... .. 6

2. Motivasi Belajar ... 11

3. Kemampuan Berpikir Kritis ... 16

(10)

E. Validitas Data ... 33

F. Teknik Analisa ... 34

G. Indikator Keberhasilan ... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 36

B. Deskripsi Kondisi Awal Proses Belajar Mengajar Mata Kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo ... 42

C. Deskripsi Awal Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa dalam Mata Kuliah Promosi Kesehatan Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo ... 44

D. Pelaksanaan Tindakan ... 44

E. Hasil Penelitian ... 53

F. Pembahasan ... 54

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 56

B. Implikasi ... 56

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ……… 58

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Daftar Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Berdasarkan Jenis Data……….……… ... 30 Tabel 2 Data Mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa

Purworejo……… ... 39 Tabel 3 Rekapitulasi Pra Siklus I Motivasi Belajar

Mahasiswa……….. ... 44 Tabel 4 Rekapitulasi Motivasi Belajar Mahasiswa….……...……… 53 Tabel 5 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Dokumentasi penelitian……….……… ... 60

Lampiran 2 Kontrak Perkuliahan……….……… ... 63

Lampiran 3 Satuan Acara Pembelajaran……….……….……… 68

Lampiran 4 Surat Persetujuan Responden……….……… 73

Lampiran 5 Instrumen Penelitian……….……… 74

Lampiran 6 Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa………….……….……… 80

Lampiran 7 Catatan Lapangan………….……….……… 82

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi, menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat (Astuti, 2010).

Dunia pendidikan yang semakin maju tidak bisa lepas dari peran masyarakat yang sangat kompleks. Oleh karena itu perlu adanya sebuah terobosan baru dalam rangka pembaharuan dan modernisasi dalam pendidikan. Tanpa pendidikan yang memadai maka akan sulit bagi masyarakat untuk mencapai tujuan dan keinginan untuk menuju peradaban yang lebih maju (A’la, 2010).

Untuk menghadapi perubahan dunia yang begitu pesat yang selalu muncul pengetahuan baru tiap harinya, sementara pengetahuan yang lama ditata dan dijelaskan ulang, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membentuk budaya berpikir kritis di masyarakat. Di zaman perubahan yang pesat ini, prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan adalah mendidik anak-anak tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis (Muhfahroyin, 2009).

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Seorang mahasiswa telah dianggap dewasa sehingga diharapkan mampu berpikir kritis untuk mencapai hasil atau mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana. Mahasiswa dapat menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar dengan cara menemukan hal-hal yang baru tanpa paksaan. Sedangkan seorang dosen dalam menyampaikan materi diharapkan mempunyai strategi yang bervariasi agar mahasiswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Penerapan metode pembelajaran yang baik diharapkan akan timbul kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dalam pemecahan masalah (Astuti, 2010).

Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo merupakan satu-satunya Akademi Kebidanan di Purworejo. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang terdiri dari 6 semester. Pada semester 3 terdapat 9 mata kuliah, dimana salah satunya adalah Promosi Kesehatan.

Observasi peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran mata kuliah Promosi Kesehatandi Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo masih bersifat konvensional, yaitu pembelajaran hanya berpusat pada dosen (teacher centered). Pembelajaran konvensional menyebabkan mahasiswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dosen menjelaskan materi dan mahasiswa mencatat apa yang disampaikan dosen. Kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan pengalaman belajar sangat sedikit, hal ini mengakibatkan kurangnya motivasi mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan. Kondisi ini dapat terlihat dari sedikitnya jumlah mahasiswa yang bertanya dan berpartisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dosen, kurangnya keberanian mahasiswa untuk berpendapat yang berbeda dengan dosen,

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3

kecenderungan sikap pasif dan merasa cukup menerima materi yang telah disampaikan dosen. Mahasiswa yang kurang aktif dalam pembelajaran menyebabkan rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis. Mahasiswa yang pasif tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam memecahkan suatu permasalahan yang mencerminkan keterampilan berpikir secara kritis masih rendah.

Metode pembelajaran Quantum Learning merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Bobbi De Porter. Pembelajaran Promosi Kesehatan akan lebih menarik jika dikemas dalam metode pembelajaran Quantum Learning yaitu mahasiswa dapat mengalami langsung situasi pembelajaran yang terkait dengan materi, selain itu pemecahan masalah Promosi Kesehatan dapat membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dalam mencari jawaban atas permasalahan yang ada serta mempermudah mahasiswa menerapkan materi yang dipelajari lebih mendalam dalam kehidupan nyata. Dengan cara ini diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang pada akhirnya dapat tercapainya prestasi belajar sesuai dengan standar ketuntasan (Porter, 2009).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran

Quantum Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan

Berpikir Kritis Mahasiswa (Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan)”.

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Apakah metode pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo?

2. Apakah metode pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui penerapan metode pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

2. Tujuan khusus

a. Menganalisis penerapan metode pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

b. Menganalisis penerapan metode pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan di Akademi kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan ilmu pendidikan orang dewasa (Andagogic).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pimpinan Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian ilmiah tentang teknik pembelajaran kepada mahasiswa.

b. Bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis. c. Bagi Dosen Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian atau data awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat mengembangkan teknik bimbingan yang intensif bagi mahasiswa.

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Metode pembelajaran Quantum Learning

a. Pengertian Metode Pembelajaran Quantum learning

Quantum Learning merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan (Porter, 2011).

b. Tujuan Metode Pembelajaran Quantum learning

Adapun tujuan dari metode pembelajaran Quantum Learning menurut Porter (2011) adalah sebagai berikut.

1) Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. 2) Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.

3) Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.

4) Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir. 5) Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran

c. Keunggulan Metode Pembelajaran Quantum learning

1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. 2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7

3) Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis.

4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.

5) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

6) Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. 7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran.

8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.

9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.

10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.

11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.

12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

(Porter, 2011)

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1) Membutuhkan pengalaman yang nyata

2) Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar 3) Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan siswa

(Porter, 2011)

e. Prinsip Metode Pembelajaran Quantum learning 1) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara

Dalam pembelajaran kuantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.

2) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energy menjadi cahaya mempunyai tujuan.

3) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan

Proses pembelajaran paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari.

4) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran Pembelajaran atau belajar selalu mengandung risiko besar. 5) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan

Segala sesuatu dipelajari sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Dalam pembelajaran Quantum Learning juga berlaku

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

prinsip bahwa pembelajaran lurus berdampak bagi terbentuknya keunggulan.

(Porter, 2011)

f. Manfaat Metode Pembelajaran Quantum learning

Manfaat yang diperoleh dari Quantum Learning menurut Porter (2011) adalah :

1) Sikap positif 2) Motivasi

3) Ketrampilan belajar seumur hidup 4) Kepercayaan diri

5) Sukses (Porter, 2011)

g. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Quantum learning

Porter (2011) menyebutkan bahwa langkah-langkah dalam metode pembelajaran Quantum Learning meliputi TANDUR yaitu:

1) Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat yang akan diperoleh dari pelajaran tersebut bagi guru dan muridnya. Cobalah untuk menumbuhkan suasana yang sangat menyenangkan dan menggembirakan di hati setiap mahasiswa, dalam suasana rileks, tumbuhkan interaksi dengan mahasiswa, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke alam pikiran Anda, yakinkan mahasiswa mengapa harus mempelajari hal tersebut, belajar adalah suatu kebutuhan mahasiswa, bukan suatu keharusan. Jika sudah demikian, maka

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mahasiswa akan dapat menikmati belajarnya.

2) Alami, yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Jangan sampai Anda menggunakan istilah yang asing dan sulit untuk dimengerti, karena ini akan membuat mahasiswa merasa bosan dalam belajar. Unsur alami akan mendorong hasrat alami otak untuk menjelajah.

3) Memberi nama, untuk ini harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi peserta didik. Setelah mahasiswa melalui pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu, mereka kita ajak untuk menulis, memberikan nama apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Setelah itu ajak mereka untuk menempelkan nama-nama tersebut di dinding kelas dan dinding kamar tidurnya.

4) Demonstrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Setelah mahasiswa mengalami belajar sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya karena mahasiswa akan mampu mengingat 90% jika mahasiswa itu mendengar, melihat dan melakukannya. Melalui pengalaman belajar mahasiswa akan mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.

5) Ulangi, yakni tunjukkan kepada para pelajar tentang cara-cara mengulang materi dan menegaskan: “Aku tahu bahwa aku tahu ini!” Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep multi kecerdasan yang

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11

dimiliki oleh setiap mahasiswa.

6) Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian partisipasi dan perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik.

1. Motivasi Belajar

b. Pengertian

Menurut Donald dalam Sardiman (2011) motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

c. Teori Motivasi

Sardiman (2011) menyebutkan bahwa terdapat beberapa teori motivasi, diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Teori Insting

Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Dougall.

2) Teori Fisiologis

Teori ini juga disebut “behaviour theories”. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle for survival.

3) Teori Psikoanalitik

Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsure pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari teori ini adalah Freud.

Sementara Maslow dalam Swansburg (2001) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

1) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya) 3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain) 4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi dan mendapatkan pengakuan)

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

5) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

d. Ciri Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapu kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak criminal, amoral dan sebagainya).

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. e. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Suciati dan Prasetya (2001), beberapa unsure yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Cita-cita dan aspirasi

Cita-cita merupakan factor pendorong yang dapat menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik, karena terwujudnya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Cita-cita yang bersumber dari dalam diri sendiri seseorang akan membuat seseorang melakukan upaya lebih banyak.

2) Kemampuan mahasiswa

Kemampuan mahasiswa akan mempengaruhi motivasi belajar. Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang berkaitan dengan intelektual atau intelegensi. Kemampuan psikomotor juga akan memperkuat motivasi.

3) Kondisi Mahasiswa

Keadaan mahasiswa secara jasmaniah dan rohaniah akan mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmani dan rohani yang sehat akan mendukung pemusatan perhatian dan gairah dalam belajar.

4) Kondisi Lingkungan belajar

Kondisi lingkungan belajar dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, kemasyarakatan dan lingkungan institusi penyelenggara pendidikan. Kondisi lingkungan belajar juga termasuk hal yang penting untuk diperhatikan. Lingkungan yang kondusif juga turut

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15

mempengaruhi minat dan motivasi dalam belajar. 5) Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran

Mahasiswa memiliki perasaan, perhatian, ingatan, kemauan dan pengalaman hidup yang turut mempengaruhi minat danmotivasi belajar baik secara langsung maupun tidak langsung.

6) Upaya dosen dalam membelajarkan mahasiswa

Dosen merupakan salah satu stimulus yang sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi mahasiswa untuk belajar. Kemampuan merancang bahan ajar dan perilaku merupakan bagian dari upaya pembelajaran.

f. Fungsi Motivasi

Berikut ini adalah tiga fungsi motivasi:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang mahasiswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Kemampuan Berpikir Kritis

a. Definisi

Berpikir kritis tidaklah mudah seperti halnya menghafal karena berpikir kritis kita harus menggabungkan kata-kata yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Harsanto (2005) mengemukakan bahwa, berpikir kritis adalah salah satu sisi menjadi orang kritis, pikiran harus terbuka, jelas dan berdasarkan fakta.

Poespoprodjo (1989) mengemukakan bahwa sikap kritis tidaklah berarti suka membantah dan mengkritik, serba suka menentang dan menentang, melainkan berpikir terlebih dahulu, mengidentifikasi duduk perkara, menyelidiki dahulu, tidak begitu saja menerima suatu pendapat atau penjelasan-penjelasan seakan-akan sudah pasti benar atau tergesa-gesa mengambil kesimpulan yang berlaku umum.

Menurut Syah (2005) berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir kritis mahasiswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.

Berpikir kritis menurut Swartz dan Perkins dalam Hassoubah (2004) berarti bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang logis, memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan, menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17

menentukan dan menerapkan standar tersebut, mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain (Johnson, 2007).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau keputusan yang tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan proses menggali, mengenali, dan menilai segala hal yang terkait seperti, nilai-nilai, fakta dan informasi, pengetahuan yang dimiliki dan dibutuhkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Menurut Zaini (2008) tujuan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis diantaranya:

1) Mengembangkan kecakapan menganalisis.

2) Mengembangkan kemampuan yang masuk akal dari pengamatan. 3) Memperbaiki kecakapan menghafal.

4) Mengembangkan kecakapan, strategi dan kebiasaan belajar. 5) Belajar terma-terma/istilah-istilah dan fakta-fakta.

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6) Belajar konsep-konsep dan teori-teori.

7) Meningkatkan kecapakan mengurangi elemen-elemen yang ada dalam terma-terma dan fakta-fakta ilmu pengetahuan.

8) Meningkatkan kecakapan menjabarkan unsur-unsur yang ada dalam sebuah teori ilmu pengetahuan.

b. Indikator Berpikir Kritis

Menurut Ennis dalam Muhfahroyin (2009) ada 12 indikator kemampuan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu:

1) Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan).

2) Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi).

3) Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan).

4) Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi). 5) Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi

dengan orang lain).

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19

1) mengidentifikasi isu,

2) mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur, 3) menyusun kesimpulan implikasi,

4) menyimpulkan motif,

5) menggabungkan unsur-unsur independen untuk menciptakan pola pikir baru (kreativitas),

6) membuat interpretasi asli (kreativitas).

Konsep Dewey dalam Djamarah (2008) tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1) Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah. 2) Masalah itu diperjelas dan dibatasi.

3) Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan. 4) Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, 5) kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk

diterima atau ditolak

6) Penerapan pemecahan masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai penguji kebenaran pemecahan masalah tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi isu (memberikan penjelasan penyebab terjadinya suatu masalah).

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Memberikan pilihan alternatif pemecahan masalah.

4) Menjelaskan alternatif pemecahan masalah yang dipilih, berdasarkan teori yang relevan.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Zuhriyah (2006) dengan judul “Penerapan Metode pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa (Penelitian Terhadap Mahasiswa SMP Miftahul Iman Kota Bandung Tahun Ajaran 2005/2006)”. Jenis penelitian ini adalah one group pretest-postest time series dengan sampel eksperimen yaitu kelas VIII-A SMP Miftahul Iman Kota Bandung Tahun Ajaran 2005/2006 sebanyak 25 orang mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Quantum Learningdapat meningkatkan hasil belajar fisika mahasiswa.

2. Hidayat (2011) dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil Belajar Teknologi

Informasi Dan Komunikasi Mahasiswa Kelas VII SMPN 3 Malang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan strategi pembelajaran Quantum Learning berbantuan web interaktif terhadap hasil belajar mahasiswa. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari tempat pelaksanaannya dan masalah yang diteliti oleh peneliti adalah penerapan metode pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21

C. Kerangka Berpikir

Keterangan : Diteliti Tidak Diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Tindakan Kelas Penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning

Mata kuliah Promosi Kesehatan akan lebih menarik jika dikemas dengan pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan metode pembelajaran Quantum Learning dimana mahasiswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan berdasarkan pengalaman mahasiswa dalam kehidupan sosialnya sehari-hari. Penggunaan metode pembelajaran Quantum

Pembagian kasus pemicu

Berpikir individu (analisis kasus) Metode Pembelajaran

Quantum Learning

Berpasangan/curah pendapat

Hasil kesepakatan

Kemampuan berpikir kritis meningkat Motivasi Meningkat

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id langkah TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) dapat memicu kemampuan berpikir mahasiswa dalam mengolah suatu kasus sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk belajar lebih banyak. Dengan demikian diharapkan metode pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar serta kemampuan berpikir kritis mahasiswa terutama dalam mata kuliah Promosi Kesehatan.

D. Hipotesis Tindakan

1. Metode pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

2. Metode pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh tenaga pengajar yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi pembelajaran (Susilo, dkk, 2009). Peneliti berperan juga sebagai dosen dalam pelaksana tindakan. Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo semester IV. Pemilihan angkatan ini karena mata kuliah Promosi Kesehatan terdapat pada semester IV.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan Oktober 2011.

B. Strategi dan Bentuk Penelitian

Penelitian ini bertujuan memecahkan permasalahan-permasalahan riil yang muncul di kelas dengan cara memberikan suatu tindakan. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Tindakan yang digunakan dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning.

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Arikunto (2009) ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:

1. Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk mahasiswa.

3. Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok mahasiswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari dosen yang sama pula.

Menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh dosen atau dengan arahan dari dosen dilakukan oleh mahasiswa.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh peneliti direncanakan siklus I sampai siklus ke-n masing-masing siklus dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25

interprestasi, serta analisis dan refleksi secara umum masing-masing siklus melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Perencanan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Dosen bersama peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SAP) dan skenario pembelajaran Metode Pembelajaran Quantum Learning. b. Dosen bersama peneliti menentukan instrumen penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan lembar observasi. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning dan mengetahui keaktifan mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun siklus selanjutnya.

c. Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi pengamatan dosen dan mahasiswa, serta pedoman wawancara.

d. Penetapan indikator ketercapaian

Indikator kinerja ketercapaian ditentukan berdasarkan hasil observasi awal peneliti, dengan tujuan untuk melihat perbedaan kondisi awal dengan kondisi setelah dilaksanakan tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi : silabus mata kuliah Promosi Kesehatan,

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id merancang strategi dan skenario pembelajaran yang menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Learning.

b. Rancangan strategi dan skenario penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning adalah sebagai berikut:

1) Dosen membuka proses belajar mengajar.

2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat mahasiswa dengan mengecek kehadiran, kondisi mahasiswa dan kelas.

3) Dosen menyampaikan bahwa metode pembelajaran yang akan digunakan pada materi bahasan pemasangan implan ini adalah Metode Pembelajaran Quantum Learning.

4) Memulai tahap-tahap Metode Pembelajaran Quantum Learning: a) Perencanaan dan persiapan

(1) Dosen memastikan ruang yang cukup untuk Metode Pembelajaran Quantum Learning dan mengecek mahasiswa untuk memastikan bahwa semua mahasiswa dapat melakukan demonstrasi.

(2) Dosen menyampaikan garis besar materi untuk informasi awal mahasiswa tentang materi yang akan dipelajari.

(3) Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran.

(4) Dosen memberikan lembar kerja mahasiswa yang berisi pre test dan kuisioner motivasi. Kemudian masing-masing mahasiswa mengerjakan pre test dan kuisioner tersebut.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27

(5) Dosen menjelaskan bahwa dosen dalam Metode Pembelajaran Quantum Learning ini hanya sebagai observer/pengamat mengawasi jalannya Metode Pembelajaran Quantum Learning, memberi evaluasi dan pengarahan setelah Metode Pembelajaran Quantum Learning berakhir.

(6) Dosen menjelaskan alokasi waktu yang diberikan untuk Metode Pembelajaran Quantum Learning adalah 60 menit.

b) Interaksi

(1) Sebelum Metode Pembelajaran Quantum Learning dimulai dosen bersama peneliti menyampaikan aturan dan langkah-langkah Metode Pembelajaran Quantum Learning yang telah disusun sebelumnya yang digunakan sebagai pedoman jalannya Metode Pembelajaran Quantum Learning.

(2) Dosen melakukan pendekatan dan pengarahan kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat terdorong untuk aktif dalam kegitan Metode Pembelajaran Quantum Learning.

(3) Dosen menyampaikan informasi kepada seluruh mahasiswa yaitu berupa topik permasalahan yang akan dibahas dalam Metode Pembelajaran Quantum Learning untuk tiap-tiap kelompok yang melakukan demonstrasi.

(4) Mahasiswa yang mendapat kesempatan melakukan demonstrasi maju ke depan kelas memulai demonstrasi dengan mempersiapkan setting tempat.

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (5) Ketika Metode Pembelajaran Quantum Learning berjalan dosen

bersama mahasiswa lain yang tidak melakukan demonstrasi sebagai pengamat untuk mahasiswa tiap kelompok diberi lembar pengamatan yang berisi penilaian bagi kelompok yang sedang melakukan demonstrasi.

(7) Dosen menghentikan Metode Pembelajaran Quantum Learning sesuai batas waktu yang ditentukan.

(8) Metode Pembelajaran Quantum Learning berakhir dan dilanjutkan dengan sesi refleksi dan evaluasi.

c) Refleksi dan evaluasi

(1) Dosen mengarahkan mahasiswa sebagai pengamat untuk memberikan penilaian berupa kritik dan saran terhadap demonstrasi yang telah dilakukan.

(2) Dosen memberikan refleksi dan evaluasi terhadap Metode Pembelajaran Quantum Learning yang baru saja berjalan dan memberikan penjelasan pada pembahasan materi agar sesuai dengan tujuan pembalajaran.

(3) Dosen meminta mahasiswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing.

(4) Dosen menanyakan kembali apakah ada pertanyaan atau tanggapan yang ingin disampaikan mahasiswa tentang topik yang dibahas, (5) Pengumpulan hasil observasi tiap kelompok.

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29

(7) Evaluasi pembelajaran dengan tes tertulis. tes tertulis dilakukan dalam bentuk soal uraian untuk agar mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan yang didapat tanpa terpaku pada pilihan jawaban. Tes tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

(8) Dosen menutup kegiatan proses belajar mengajar.

3. Pengamatan

Tahapan ini peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada di dalam pembelajaran dalam kelas di mana tahapan ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan observasi di mana dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Observasi dan interpretasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran mata kuliah Promosi Kesehatan dengan penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning. Hal-hal yang diobservasi meliputi :

a. Kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar b. Keaktifan mahasiswa saat proses belajar mengajar

Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif, di mana peneliti berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif. Peneliti hanya mengamati dan mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran mata kuliah Promosi Kesehatan secara langsung, penelitian menggunakan observasi terstruktur yaitu melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id secara obyektif, yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas mahasiswa selama penelitian tindakan berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat digunakan sebagai bahan menganalisis dan refleksi.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan menganalisis atau mengolah data hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang memerlukan perbaikan dan bagian mana yang sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam melakukan refleksi, peneliti harus bekerjasama dengan dosen sebagai kolaborator. Kemudian peneliti dengan dosen sebagai kolaborator mengadakan diskusi untuk penentuan langkah-langkah untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan. Setelah itu, ditarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat menentukan langkah berikutnya.

Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31

Gambar 2. Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart yang dikutip oleh Susilo (2009) Rencana Tindakan Refleksi Refleksi SIKLUS 3 Refleksi Observasi Pelaksanaan Tindakan Rencana Tindakan SIKLUS 1 SIKLUS 2 Pelaksanaan Tindakan Observasi Pelaksanaan Tindakan Observasi Rencana Tindakan

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Sumber Data dan Teknik Sampling

Penelitian ini melibatkan mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo semester IV dengan jumlah 41 mahasiswa serta dosen pada mata kuliah Promosi Kesehatan. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah Total Sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Disini peneliti berperan sebagai dosen mata kuliah Promosi Kesehatan.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Kepercayaan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan mengamati hasil tes individu, hasil kesepakatan dan observasi. Untuk menguji keabsahan data perlu dilakukan uji kredibilitas dengan cara triangulasi, mulai dari pengkajian, metode dan sumber peneliti.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuisioner digunakan untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar mahasiswa.

b. Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan berpikir kritis mahasiswa selama PBM dengan metode pembelajaran Quantum Learning serta observasi dengan kesesuaian SAP.

c. Wawancara, untuk mendapatkan data tentang kondisi pembelajaran sebelum model dan setelah diterapkan model.

d. Diskusi antara dosen dan observer tentang refleksi PTK.

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33

a. Kuisioner, terdiri dari 18 butir pertanyaan yang dibuat oleh peneliti, sesuai dengan pokok materi.

b. Observasi, dengan menggunakan lembar observasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis mahasiswa sesuai dengan pelaksanaan SAP dalam pembelajaran dan mengamati partisipasi mahasiswa selama pembelajaran. Pembuatan lembar observasi untuk mahasiswa sesuai dengan yang dilakukan oleh mahasiswa dan SAP yang dilakukan sesuai dengan SAP yang diterapkan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo. c. Wawancara, dengan menggunakan panduan wawancara. Peneliti mencatat

hal-hal yang dibicarakan dengan para mahasiswa dan dosen sejawat khususnya dosen Promosi Kesehatan.

d. Diskusi terfokus, dengan menggunakan lembar hasil observasi dan hasil wawancara. Diskusi ini termasuk dalam refleksi proses pembelajaran yang diikuti oleh dosen pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan dan peneliti. Tabel 1. Daftar Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Berdasarkan Jenis Data No Jenis Data Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data Instrumen 1 2 3 Penerapan Metode pembelajaran Quantum Learning Motivasi Kemampuan berpikir kritis - Observer - Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa - Wawancara - Wawancara - Pembagian Kuisioner - Observasi - Panduan wawancara - Panduan wawancara - Kuisioner - Lembar observasi Sumber: Data Primer, 2011

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Validitas Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian agar data yang diperoleh valid adalah teknik triangulasi (triangulation). Menurut Patton (1990) dari empat macam teknik triangulasi yang ada, hanya dengan triangulasi data (sumber) dan metode. Triangulasi data (sumber) dilakukan dengan mengumpulkan data tentang permasalahan dalam penelitian dari berbagai sumber data dengan dokumen yang ada. Validitas akan terjamin dengan baik maka peneliti secara kolaboratif data dalam penelitian ini akan didiskusikan dengan teman sejawat khususnya dosen pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan, yaitu: 1) SAP, 2) hasil observasi dicatat dengan lengkap, jelas dan akurat, 3) observasi dilakukan secara objektif (Susilo dkk, 2009).

F. Teknik Analisa

Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif baik bersifat linier (mengalir) maupun sirkuler, kegiatan dianalisa adalah sebagai berikut.

1. Menelan seluruh data yang sudah dikumpulkan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan mengklarifikasikan.

3. Menyimpulkan dan melakukan verifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap penelitian.

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35

G. Indikator Keberhasilan

Bersumber pada hasil yang diperoleh pada skor motivasi dan hasil observasi kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Minimal 50% dari jumlah mahasiswa mengalami peningkatan skor motivasi dalam metode pembelajaran Quantum Learning.

Minimal 75% dari jumlah mahasiswa mengalami peningkatan skor kemampuan berpikir kritis dalam metode pembelajaran Quantum Learning.

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dan membahas hasil penelitian sebagai berikut:

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah dan Profil Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Dalam mengelola program pendidikan, Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo (Akbid Purworejo) memiliki integritas yang tinggi, jujur, terbuka, menjunjung tinggi etika, moral, dan martabat masyarakat. Akbid Purworejo berdiri berdasarkan Akta Notaris Iriani Hartati, SH, nomor 07, tertanggal 21 Januari 2008 yang telah didaftarkan pada (dan telah memperoleh pengesahan dari) Pengadilan Negeri Purworejo nomor registrasi 09/2008, tanggal 25 Januari 2008 dan telah dilakukan perubahan untuk disesuaikan dengan UU nomor 16 tahun 2001 dan UU nomor 28 tahun 2004 dengan Akte Notaris Iriani Hartati, SH, nomor 16, tanggal 30 Juli 2009 yang telah disyahkan oleh

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37

integritas tersebut adalah: rapat kerja yang dihadiri pengelola, tim pengembangan, dosen dan perwakilan mahasiswa, sosialisasi pada mahasiswa baru baik secara langsung maupun melalui pedoman akademik yang dibagikan. Pertemuan Orang tua/ wali Mahasiswa (POM), audiensi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM) dan mahasiswa semua angkatan, serta melalui tulisan-tulisan yang ditempel maupun dipasang di lingkungan kampus maupun Website Akbid Purworejo (www.akbidpurworejo.ac.id) serta Jurnal Ilmiah yang diterbitkan oleh P3M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Akbid Purworejo: “Jurnal Komunikasi Kesehatan”.

Visi Akbid Purworejo adalah menjadi lembaga pendidikan tinggi kebidanan yang mampu mencetak ahli madya kebidanan yang cerdas, militan dan profesional serta diperhitungkan baik skala lokal maupun nasional pada tahun 2015 guna mewujudkan masyarakat Indonesia sehat.

Misi program studi DIII Kebidanan Akbid Bhakti Putra Bangsa Purworejo adalah :

(50)

38

d. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan civitas akademika agar mampu mencetak ahli madya kebidanan yang cerdas, militan dan profesional.

e. Menjalin kerjasama dalam rangka pengembangan pendidikan kebidanan. Tujuan Akbid Purworejo adalah:

a. Meningkatkan kualitas seleksi calon mahasiswa

b. Pemantapan proses belajar mengajar dan sistem evaluasi

c. Meningkatkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pengguna d. Meningkatkan angka efisiensi edukatif

e. Menurunkan angka putus sekolah (drop out) f. Meningkatkan kemampuan lulusan

g. Meningkatkan penguasaan informasi tentang penelitian baik skala nasional maupun internasional

h. Meningkatkan kuantitas penelitian i. Meningkatkan kualitas penelitian

j. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39

p. Meningkatkan kuantitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pengembangan institusi

q. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur formal maupun non formal

r. Meningkatkan sikap profesional bagi seluruh civitas akademika

s. Meningkatkan kesejahteraan civitas akademika melalui pelayanan kebutuhan dasar maupun pengembangan pribadi

t. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga, instansi-instansi, yang terkait untuk memperluas cakrawala Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

2. Kemahasiswaan

Data mahasiswa pada tahun 2008-2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Data Mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo

Tahun 2008-2011 Tahun Ajaran Calon Pendaftar Semester I Semester 3 Semester 5 Jumlah 2008/2009 2009/2010 2010/2011 40 100 150 23 60 110 - 23 60 - - 23 23 60 110 Sumber: Dokumen Laporan SPMB Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa

(52)

40

4. Data Dosen dan Staf Edukatif

Dosen yang ada di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo sejumlah 10 dosen kebidanan. Staf edukatif terdiri dari 5 orang staf Tata Usaha, 1 orang pustakawan dan 2 orang di UPT Laboratorium.

5. Lama Pendidikan

Lama pendidikan untuk program studi D III Kebidanan Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo adalah 6 semester.

6. Sistem Penyelenggara Pendidikan

Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo menyelenggarakan pendidikan dengan menganut sistem Satuan Kredit Semester (SKS), yaitu suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang dinyatakan dengan beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar, beban penyelenggaraan pendidikan dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS) atas dasar satuan waktu semester. Ketuntasan program studi D III Kebidanan adalah 119 SKS.

7. Kurikulum D III Kebidanan

(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41

KepMendiknas Nomor 232/U/2000 dan KepMendiknas Nomor 045/U/2002. Selain hal tersebut, kurikulum program studi yang saat ini berlaku direncanakan dilakukan peninjauan ulang dengan melibatkan stakeholder. Kurikulum di Akbid Purworejo telah dilakukan peninjauan ulang sebanyak 1 kali yaitu pada tahun akademik 2009/2010.

Pada tahun akademik 2009/2010, setelah 1 tahun berlakunya kurikulum dilakukan peninjauan ulang dalam rangka penyelarasan alur pembelajaran yaitu penyesuaian dari mata kuliah yang fisiologis dilanjutkan ke patologis yang dilakukan secara simultan. Hal tersebut dilakukan dengan menggeser mata kuliah askeb IV yang tadinya berada di semester IV dan V menjadi semester III dan IV. Dengan penyesuaian mata kuliah kompetensi sesuai dengan urutan yang logis akan memudahkan alur fikir mahasiswa. Hal tersebut diharapkan dapat menunjang kegiatan praktek klinik yang dilakukan di lahan pada saat PKK II sehingga target fisiologis dan patologis dapat tercapai tepat pada waktunya. Disamping itu ditambahkan mata kuliah Bahasa Indonesia untuk penulisan tugas akhir dan Kewirausahaan membekali mahasiswa agar nanti setelah lulus mampu

(54)

42

diperlukan strategi-strategi efektifitas dan efisiensi PBM namun tetap berorientasi pada pencapaian target kompetensi.

Dalam rangka pemecahan permasalahan tersebut di atas maka dilaksanakanlah metode pembelajaran yang memperbanyak Skills Lab, Role Play, Diskusi Tutorial maupun seminar kasus setelah selesai kegiatan Field Trip. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa lebih aktif karena bersifat student center learning. Selain itu dilakukan pendistribusian maka kuliah kompetensi untuk dosen tetap, berdasarkan spesialisasi masing-masing. Sedangkan dalam rangka meningkatkan penguasaan skill mahasiswa dibentuklah small group sesuai dengan rasio sarana lab yang tersedia (@ skill = 8 set/kelompok).

B. Deskripsi Kondisi Awal Proses Belajar Mengajar Mata Kuliah Promosi Kesehatan di Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Data yang dikumpulkan untuk menyusun laporan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), wawancara dan hasil pengisian kuisioner.

(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43

mempraktekkan promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan sesuai dengan perkembangan ilmu kebidanan.

Pada tahun ajaran 2011/2012 semester ganjil mata kuliah ini diampu oleh 1 orang pengampu yaitu Muthiah Rissa Pratiwi, S.S.T. Sebelum proses kuliah berjalan, dosen pengampu terlebih dahulu membuat silabus dan RPP.

Observasi awal sebelum dilaksanakan metode pembelajaran Quantum Learning proses pembelajaran di kelas masih bersifat konvensional yaitu pembelajaran hanya berpusat pada dosen (teacher centered). Pembelajaran konvensional menyebabkan siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dosen menjelaskan materi dan mahasiswa mencatat apa yang disampaikan dosen. Kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan pengalaman belajar sangat sedikit, hal ini mengakibatkan kurangnya minat mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan. Kondisi ini dapat terlihat dari sedikitnya jumlah mahasiswa yang bertanya dan berpartisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dosen, kurangnya

keberanian mahasiswa untuk berpendapat yang berbeda dengan dosen,

(56)

44

terhadap proses pembelajaran di semester 3 kelas A menunjukkan bahwa motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa masih kurang.

C. Deskripsi Awal Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa dalam Mata Kuliah Promosi Kesehatan Akademi Kebidanan

Bhakti Putra Bangsa Purworejo

Analisa pencarian fakta mengenai motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dilakukan dengan mengambil beberapa data dari hasil pengisisan kuisioner motivasi belajar dan hasil observasi kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mata kuliah Promosi Kesehatan. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Rekapitulasi Pra Siklus I Motivasi Belajar Mahasiswa

Klasifikasi Motivasi Pra Siklus I

Motivasi Kuat Motivasi Sedang Motivasi Lemah 4 orang 15 orang 22 orang Jumlah 41 orang

(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45

tindakan, yaitu:

1) Model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan

2) Model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan

Sebelum pelaksanaan tindakan, ada beberapa hal terkait perencanaan tindakan yang perlu dibicarakan dengan para observer, antara lain:

1) Sosialisasi dan penyamaan persepsi tentang penelitian tindakan kelas penerapan metode pembelajatran Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan

2) Sosialisasi dan penyamaan persepsi tentang penelitian tindakan kelas penerapan metode pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Promosi Kesehatan

3) Menjelaskan materi yang akan digunakan pada siklus I secara keseluruhan sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut.

(58)

46

d) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempratikkan promosi kesehatan pada ibu hamil

e) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan promosi kesehatan pada ibu bersalin

4) Sosialisasi dalam satu pertemuan RPP 2 x 50 menit

5) Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, seperti laptop, LCD, lembar observasi, RPP dan kuisioner

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu: Sabtu, 15 Oktober 2011 dan Sabtu, 22 Oktober 2011. Materi pada siklus I adalah promosi kesehatan pada bayi, balita, remaja, ibu hamil dan ibu bersalin. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Quantum Learning dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertemuan 1: Sabtu, 15 Oktober 2011 1) Rencana Tindakan

Gambar

Gambar 1.   Kerangka  Konsep  Penelitian  Tindakan  Kelas  Penerapan  Metode  Pembelajaran Quantum Learning
Gambar 2. Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart yang dikutip oleh Susilo (2009) Rencana Tindakan Refleksi Refleksi  SIKLUS 3 Refleksi Observasi Pelaksanaan Tindakan Rencana  Tindakan SIKLUS 1 SIKLUS 2 Pelaksanaan Tindakan Observasi Pelaksanaan Tindakan Observas
Tabel 1.   Daftar  Instrumen,  Teknik  Pengumpulan  Data  dan  Sumber  Data  Berdasarkan Jenis Data
Tabel 2. Data Mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo  Tahun 2008-2011  Tahun  Ajaran  Calon  Pendaftar  Semester I  Semester 3  Semester 5  Jumlah  2008/2009  2009/2010  2010/2011  40  100 150  23 60  110  -  23 60  - -  23  23 60  110
+3

Referensi

Dokumen terkait

Skenario pengujian pada simulasi pengendalian bahan baku produksi menggunakan metode monte carlo dan exponensial adalah skenario yang digunakan untuk menguji kelayakan pada

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

Pemberitaan yang disajikan Kompas juga lebih bersifat langsung (Straight news) dan memperlihatkan pengelolaan pemerintah terkait pariwisata, dibandingkan dengan media

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkah dan rahmatnya serta karunia dan anugrah yang luar biasa dalam hidup saya hingga detik ini,

Dengan mengaplikasikan pendekatan metode six sigma yang menggunakan konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) diharapkan dapat meningkatkan kestabilan

Dalam waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari Hb dapat terisi oleh karbonmonoksida (CO) dalam bentuk COHb ( Carboly Haemoglobin ), dan akibatnya sel darah merah akan kekurangan

Berdasarkan aspek yang ada dalam Pendidikan Jasmani itu sendiri maka dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar Pendidikan Jasmani adalah adanya