• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Kelengkapan Saluran

(2)

Sambungan Persil

• Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

• Bentuk:

– Saluran terbuka – Saluran tertutup

• Dibuat terpisah dari saluran air bekas (grey

water)

(3)

Street Inlet

• Street inlet adalah lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung dan

menyalurkan air hujan yang berada di

sepanjang jalan menuju ke dalam saluran

• Pada penggunaan saluran terbuka tidak

diperlukan street inlet, karena ambang

saluran yang ada merupakan bukaan

bebas

(4)

Street Inlet

• Peletakan:

– Pada tempat yang tidak memberikan gangguan terhadap lalulintas jalan maupun pejalan kaki

– Pada daerah yang rendah dimana limpasan air hujan menuju ke arah tersebut

– Pada tempat dimana air yang masuk melalui street inlet harus dapat secepatnya menuju ke dalam

saluran

– Jumlah street inlet harus cukup untuk dapat

menangkap limpasan air hujan pada jalan yang

bersangkutan dengan spacing memakai rumus:

(5)

Street Inlet (Gully inlet)

• Inlet untuk surface runoff yang berasal dari jalan dan daerah berkedap (paved area)

• Ukuran, jumlah dan jarak street inlet akan menentukan genangan yang terjadi saat hujan

• Letak:

– Titik terendah (tipikal)

– Sepanjang jalan (dekat trotoir) – Jarak antar street inlet 50 m

(standar)

– Luas daerah kedap 200m2

W L 280 s

=

L=jarak street inlet (m)

s = kemiringan longitudinal jalan(%)

W = lebar daerah catchment area (m2)

(6)

Street Inlet (type)

• Gutter Inlet:

– Bukaan horizontal dimana air jatuh kedalamnya

– Kapasitas dihitung terhadap lebar yang tegak lurus aliran serta depressionnya, dimana

penambahan V (legokan) akan memberikan

kapasitas yang cuku besar

(7)

Street Inlet (GUTTER INLET)

(8)

Street Inlet (Gutter Inlet) - 1

• Qo = kapasitas gutter inlet (m3/detik)

• Z = kemiringan potongan melintang jalan (m/m)

• n = koefisien kekasaran Manning = 0,016

• S = kemiringan longitudinal Gutter (m/m)

• dc = kedalaman aliran di dalam Gutter (m) =

3 8 2

1

56 ,

0 s d c n

Qo = Z

d ZW

d

c

= + 4

1

(9)

Street Inlet (Gutter Inlet) - 2

Tinggi air pada jalan (d)

Dimana:

• d = kedalaman air (mm) pada ¼ lebar jalan

• D = jarak antara street inlet (m)

• I5 = intensitas hujan (mm/jam)  PUH = 5 tahun

• S = kemiringan jalan (bilangan) 2

, 0

5 ,

)

0

. 0474 (

,

0 S

I d = D

• I50  klas I  saluran tepi I25

• I25  klas II  saluran tepi I10

• I10  klas III  saluran tepi I5

(10)

Street Inlet (Curb Inlet) - 1

• Bukaan vertikal dimana air masuk kedalamnya

• Kapasitasnya dihitung terhadap panjang bukaan

– Penambahan legokan (depression)  penambahan yang cukup berarti

2 3 2 3

. 36 , 0

. 2 , 0

d L g

Q

d L g

Q

=

=

 British unit

 Metric unit

Q = kapasitas curb inlet (cfs)

L = lebar bukaan curb (ft)

g = gravitasi

d = kedalaman total air didalam gutter (ft)

(11)

Street Inlet (Curb Inlet) - 2

• Kapasitas lubang bukaan pada curb inlet

– Dihitung dengan rumus

– Menggunakan nomogram  lebar curb 1,0 m

• Perencanaan (Gutter Inlet dan Curb Inlet)

• Kapasitas diturunkan 10 – 30%

• Penurunan tergantung pada kondisi jalan dan

tipe inlet

(12)

Street Inlet (CURB INLET)

(13)

Faktor Reduksi dalam Penentuan Kapasitas Inlet

Kondisi jalan Tipe inlet

Prosentase dari

kapasitas teoritis yang diizinkan

Sump Curb 80%

Continouns grade Curb 80%

Continouns grade Deflector 75%

Sumber: BUDP – Drainage design for Bandung, 1978

(14)

Manhole - 1

• Fungsi

– Sebagai bak kontrol  pemeriksaan dan pemeliharaan saluran

– Untuk memperbaiki saluran jika terjadi kerusakan

– Melengkapi struktur jika terjadi perubahan dimensi

– Sebagai ventilasi

– Sebagai terjunan (drop manhole) saluran

tertutup

(15)

Manhole - 2

• Penempatan

– Titik dimana terletak street inlet, belokan, pertemuan saluran, dan diawal serta akhir gorong-gorong

– Saluran yang lurus dan panjang  penempatannya tergantung diameter saluran

Diameter saluran (cm) Jarak (m)

(standar luar negeri)

Jarak (m)

(standar Indoensia)

20 – 50 50 – 70 10 – 25

60 - 100 75 – 100 25 – 75

100 – 200 100 – 150 75 – 150

200 150 - 200 150 - 200

Sumber: Bobbitt, Sewerage and Sewage Treatment, 1969

(16)

Manhole - 3

• Pertimbangan:

– Pembebanan konstruksi – Pembiayaan

– Kemudahan pelaksanaan

 Bentuk segi empat atau lingkaran

• Tutup manhole

– Terbuat dari beton bertulang

– Pemasangan harus rata dengan muka jalan – Dilengkapi dengan pegangan

• Tangga

– Tertanam pada dinding dan terbuat dari cast iron – Jarak tangga 30 – 50 cm dan lebar 30 – 40 cm

(17)

Bangunan Terjunan

• Fungsi

– Mencegah terjadinya penggerusan pada badan saluran  kecepatan melebihi

kecepatan maksimum

• Jenis (tergantung kondisi tanah)

– Terjunan tegak  faktor kesediaan tanah terbatas  batas ketinggan jatuh 0,05 m

– Terjunan miring  daerah jarang penduduk

dan debit pengaliran yang besar

(18)

Terjunan Tegak

(19)

Terjunan Tegak - 1

• Dn = angka terjunan

• q = debit persatuan lebar dari ambang terjunan (m3/dt/m)

• g = gravitasi (m/det2)

• H = tinggi terjunan (m)

• Q = debit aliran (m3/detik)

• b = lebar saluran (m)

do g

b do q Q

gH Dn q

.

3 2

=

=

=

(20)

Terjunan Tegak - 2

• Ld = panjang terjunan

• Dp = kedalaman air dibawah terjunan (m)

• D1 = kedalaman sebelum terganting lompat

• D2 = kedalaman sesudah terjadi lompatan air

• Lj = panjang lompatan air (m)

) 1 (

9 , 6

30 ,

4

2

27 , 0

d d

L H Dn Ld

=

=

(21)

Terjunan Miring

(22)

Terjunan Miring - 1

• Pada tipe ini digunakan ekstra sempadan untuk melindungi sisi saluran dan kolam olakan

40 , 0 ,

1 .

2

2

= ±

+

=

=

C h

H

Z H H

C S

g v

K = tinggi emersi (m)

D = tinggi torumam (b)

Z = beda tinggi air sebelum dan sesidah cianjur

S = tinggi air pada bagian yang miring

R = radius kelengkapan dasar kolam olakan

r = radius perlengkapan punggu

L = panjang kolam olajan

(23)

Terjunan Miring - 2

Z H H

a

Z H

D

20 , 0

42 , 1 60

, 0

=

+

= 3

4 3

1 〈 〈 H

Z

3 10

4 〈 〈 H

Z

Z H H

a

Z H

D

20 , 0

42 , 1 60

, 0

=

+

=

H r 2

≥ 1 L = D = R

(24)

Gorong-gorong (1)

• Bangunan perlintasan karena adanya saluran yang melintasi jalan

• Perencanaan

– Didasarkan atas besarnya debit pengaliran

– Disesuaikan dengan keadaan saluran dan sifat hidrolisisnya

– Batas kecepatan 1 m/detik

• Pemeliharaan

– Terbebas dari endapan lumpur

– Batas kecepatan dalam gorong-gorong lebih besar

atau sama dengan kecepatan self cleansing

(25)

Gorong-gorong (2)

• Kehilangan tekanan pengaliran penuh di dalam gorong-gorong

4 ) 1

2 (

2

A bL P

g n

h = V + +

∆H = perbedaan tinggi muka air dimuka dan dibelakang gorong- gorong (m)

V = kecepatan air dalam gorong-gorong (m/detik)

g = gaya gravitasi (m/detik)

L = panjang gorong-gorong (m)

A = luas penampang basah gorong-gorong (m2)

n = koefisien konsentrasi pada perlengkapan gorong-gorong dimana

b = koefisien gesekan pada dinding gorong-gorong dimana 0005078 )

, 01989 0 ,

0 ( 50 ,

1 d

b = + )

4

0005078 ,

01989 0 ,

0 ( 50 ,

1 R

b = +

Gorong-gorong bulat

Gorong-gorong persegi

(26)

Gorong-gorong (3)

• Konstruksi dibuat dari pipa beton

• Kedalaman air, d = 0,8 x diameter gorong- gorong

• Perhitungan menggunakan nomogram

Manning (Monogram K1 dan K2)

(27)

Gorong-gorong

(28)

Perubahan Saluran (Transition) - 1

• Fungsi

– untuk melindungi saluran dari kerusakan yang mungkin timbul akibat perubahan bentuk atau luas potongan melintang saluran

• Struktur berupa head wall yang lurus atau seperempat lingkaran dengan sudut

perubahan saluran 12,5

0

dari sisi saluran

(perubahan maksimum)

(29)

Perubahan Saluran (Transition) - 2

• Kehilangan energi akibat perubahan tinggi kecepatan (head velocity) dan akibat

gesekan

– Keadaan pengecilan

– Keadaan pembesaran

y v

v

C h C h

h

Y ' = +

1

. = ( 1 +

1

)

v v

v

C h C h

h

Y ' = −

0

. = ( 1 −

0

)

C1 = harga koefisien inlet yang tergantung tipe head wall 0,3 untuk tipe lurus dan 0,15 untuk tipe seperemat silinder

C0 = harga koefisien outlet yang tergantung tipe head wall 0,05 untuk tipe lurus dan 0,25 untuk tipe seperempat silinder

(30)

Perubahan Saluran (Transition) - 3

• Perencanaan

– Saluran tertutup berbentuk bulat (pipa buis beton)

• Perubahan saluran terjadi pada manhole

– Saluran terbuka

• Transition yang digunakan tipe stream line

(31)

Pertemuan Saluran (Junction)

• Pertemuan dua saluran atau lebih dari arah yang berbeda pada suatu titik

• Ketinggian saluran tidak selalu sama  kehilangan tekanannya sulit

diperhitungkan

(32)

Belokan

• Terjadi karena adanya perubahan arah aliran atau keadaan medan tidak memungkinkan.

• Kehilangan tekanan akibat belokan dinding = h

b

= K

b

(v

2

/2g)

• Dimana Kb adalah Koefisien belokan yang merupakan fungsi dari:

• Perbandingan antara radius belokan dan radius/lebar saluran

• Sudut belokan saluran

• NRe dan kekasaran relatifnya

(33)

Belokan-2

• Nilai Kb :

– Sudut 90

o

= 0,40 – Sudut 45

o

= 0,32

• Untuk saluran tertutup yang direncanakan, belokan

diperlengkapi dengan manhole

(34)

Out-fall

• Merupakan ujung saluran air hujan yang ditempatkan pada sungai atau badan air penerima lainnya

• Struktur out-fall ini hampir sama dengan struktur bangunan terjunan, karena

biasanya titik ujung saluran terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari muka air

badan air penerimanya

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul Gambaran Penggunaan Antibiotika Pada Balita Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Islam Kustati

dengan arus kendaraan yang cepat, dan tidak ada tempat parkir untuk kendaraan pembeli yang aman dan nyaman. Saluran air hujan kota yang

Herbisida formula Unihaz 5 lebih efektif dalam mengendalikan gulma air di rawa tadah hujan, rawa payau dan saluran drainase, dan berbeda tidak nyata dengan penggunaan glifosat dosis