• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scene Screen Shot Level / Kode Interpretasi Realitas Representasi Ideologi 1. dengan wajah yang pucat dan rambut yang sedikit berantakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Scene Screen Shot Level / Kode Interpretasi Realitas Representasi Ideologi 1. dengan wajah yang pucat dan rambut yang sedikit berantakan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

78

Scene Screen Shot Level / Kode Interpretasi

Realitas Representasi Ideologi

1.

Ibu sedang berada di kamar sendirian, air mata Ibu mengalir kemudian menyuarakan suara- suara bisikan dalam bahasa yang tidak dikenal.

- Penampilan : Ibu di tempat tidur dengan wajah yang pucat dan rambut yang sedikit berantakan - Riasan : Ibu dibuat

menggunakan eyeliner dibawah mata dan bibir yang sangat pucat warna putih.

- Lingkungan : di dalam sebuah kamar tua dekat dengan jam dinding

- Perilaku : Ibu seperti ketakutan dan kesakitan dalam waktu yang bersamaan.

- Dialog : bergumam dalam bahasa yang tidak dikenal - Gerakan : bibir yang bergerak

seperti komat-kamit dan air mata yang menetes dari pipi Ibu.

- Ekspresi : mata Ibu menitikkan air mata menahan rasa sakit. Alis sedikit mengernyit.

- Kamera : Close Up langsung mengarah kepada wajah ibu dari samping

- Lighting : Frontal Lighting langsung diberikan dari awal scene sampai akhir scene

- Editing : cross cutting menampilkan secara runtut adegan dari ibu menangis di tempat tidur dalam satu waktu

- Angle : Eye level, kamera sejajar pada posisi ibu tertidur

- Suara : detik jam dan suara jangkrik

Peneliti melihat bahwa Ibu digambarkan sedang dalam kondisi yang menyedihkan (sakit) , terlihat dari air mata yang mengalir dan riasan yang pucat, berlokasi di kamar dan Ibu sendirian

juga memperkuat

interpretasi bahwa Ibu

sedang mengalami

kesakitan sendirian.

Pengambilan gambar close up dengan frontal lighting

mendukung untuk

memperlihatkan lebih detail kondisi fisik Ibu.

Lampiran 1 : Matriks

(2)

79 2.

Rini datang ke perusahaan rekaman yang mengurus royalti Ibunya, namun tidak mendapatkan apa yang ia perlukan. Rini juga bercerita bahwa dia harus berhenti kuliah karena Ibunya yang sakit keras dan membutuhkan biaya lebih.

- Penampilan : kulit sawo matang dengan rambut hitam terurai kebawah

- Kostum: atasan bunga-bunga ala tahun 80’an

- Riasan : penggunaan make up tipis sedikit pucat serta bentuk alis yang cukup tebal.

- Lingkungan : kantor yang sunyi.

- Perilaku : Rini menunjukkan keresahan dan kekhawatiran seperti menyimpan beban

- Dialog : saat pengurus perusahaan rekaman bertanya

“Kamu tidak kuliah hari ini?”

Rini menjawab “Saya sudah berhenti kuliah pak”. Pengurus perusahaan rekaman kembali bertanya “Sejak kapan?”, Rini hanya terdiam.

- Gerakan : hanya duduk diam sambil memberi tatapan “sedih”.

-Ekspresi : Dahi mengkerut disertai tekukan alis kebawah,

- Kamera : Sorotan Medium close up mengarah kepada Rini mengawali adegan scene ini.

- Lighting : Under lighting diberikan dari awal adegan scene.

- Angle : Eye Level pengambilan gambar diselaraskan 5 – 6 meter dari tanah sejajar dengan posisi Rini yang sedang duduk.

- Editing : Crossing the Axis of Action menampilkan adegan Rini dan petugas label rekaman yang sedang berbicara

- Suara : hanya suara Rini dan petugas rekaman yang sedang berbicara

Rini yang terlihat muram dan dirundung masalah dilihat dari riasan wajah terutama alis yang sedikit miring mengisyaratkan kesedihan. Interpretasi diperkuat dengan raut bibir yang cemberut dan mata yang sayu.

Kamera sempat mengarah pada poster album Ibu dari Rini ketika masih sehat dulu yang bekerja sebagai penyanyi. Diceritakan Ibu Rini sebelum sakit sempat menjadi sukses dan terkenal

serta membantu

perekonomian keluarga.

Namun ketika sakit ekonomi mereka terjatuh sampai akhirnya Rini harus meminta royalti yang masih tersisa dari penjualan album

(3)

80

bibir manyun. Ibunya.

Kostum floral shirt yang identik dengan gaya 80an sesuai keinginan Joko Anwar untuk remake film Pengadi Setan yang terkenal saat tahun 80an. Penulis

juga dapat

menginterpretasikan dari floral shirt yang digunakan oleh Rini adalah baju yang up to date pada jamannya.

Meskipun kondisi ekonomi keluarga Rini sedang jatuh, Rini tetap seorang

perempuan yang

memperhatikan penampilan.

Berikut contoh salah satu penyanyi Nike Ardila yang terkenal pada saat tahun 80 an dengan floral shirt.

(4)

81

Pengambilan gambar secara medium close up dengan under lighting ditujukan untuk menambahkan kesan suram atau sedih dan mempertegas raut mata dan bibir Rini yang sedang sedih. Rini diceritakan harus berhenti kuliahnya karena ibunya sedang saki dan tidak mampu mebiayai kuliahnya lagi termasuk ayahnya.

(5)

82 3.

Rini baru saja tiba di rumah kemudian menyapa Nenek yang sedang menjahit baju di ruang tamu, dan kedua adiknya yang sedang bermain monopoli.

- Penampilan : Nenek yang sedang duduk di kursi roda mengenakan syal.

- Kostum : Ada Rini dengan rok dan floral shirt, kemudian nenek dengan baju tebal dan syal yang melingkar di punggungnya.

- Riasan : Nenek menggunakan riasan natural (tanpa tambahan rias yang berlebihan).

- Lingkungan : di dalam rumah tepatnya di ruang tamu pada saat sore hari terlihat dari lampu yang menyala.

- Perilaku : Nenek yang sabar menjahit celana adik Rini yang bolong untuk kesekian kalinya - Dialog : Rini baru sampai di

rumah menyapa Nenek yang sedang menjahit kemudian bertanya “Bolong lagi nek?

Padahal minggu lalu baru saya jahit.”

- Gerakan : Rini masuk ke dalam

- Kamera : Pembukaan scene diambil dengan take gambar long shot dengan menampilkan situasi ruang tamu rumah Rini.

- Angle : eye level, kamera mengambil adegan sejajar dengan posisi Rini yang sedang berdiri dan nenek yang sedang duduk.

- Lighting : side lighting diberikan dari awal scene sampai akhir

- Suara : suara adik Rini yang sedang bermain monopoli

Patriarki Diceritakan dalam dialog Rini dan Nenek sudah menjahit celana adik Rini yang masih saja bolong sesudah dijahit. Rini dan Nenek sebagai perempuan digambarkan melakukan pekerjaan domestik yaitu menjahit.

Nenek yang memakai syal dan kursi roda menandakan bahwa Nenek juga sedang sakit.

(6)

83 rumah, Nenek sedang menjahit, kedua adik Rini sedang bermain monopoli.

4.

Rini menghampiri ibunya yang memanggil lewat bel untuk memastikan keadaan Ibunya yang sakit. Beberapa saat kemudian setelah Rini bertanya mengenai

- Penampilan : Rini masih dengan tampilan yang sama seperti scene sebelumnya, Ibu tubuhnya terlihat kurus dan wajahnya pucat, rambutnya pun berantakan

- Kostum : Rini masih menggunakan floral shirt dengan bawahan rok ketat diatas lutut Ibu mengenakan terusan panjang dengan warna putih.

- Riasan : Ibu terlihat menggunakan riasan bawah mata berwarna hitam yang cukup tebal serta bedak putih untuk membuat ibu terlihat sangat pucat.

- Lingkungan : Kamar Ibu yang diberikan kelambu .

- Perilaku : Rini terlihat khawatir dan Ibu nampak kesakitan serta

- Kamera : Medium shot mengawali adegan Rini yang menghampiri Ibu di tempat tidur.

- Angle : Eye level, karena gambar dalam scene tersebut diambil 5 – 6 meter diatas tanah (sejajar dengan objek)

- Lighting : Side lighting diberikan untuk mengisi kekosongan cahaya di bagian Rini

- Editing : Overlapping karena ditampilkan adegan secara runtut mulai dari Rini yang menghampiri Ibu kemudian ekspresi Ibu terhadap Rini, begitupun reaksi Rini membalas ekspresi Ibu.

Dengan tampilan ibu yang pucat dan Rini yang memberikan bantuan untuk memastikan bahwa ibu baik-baik saja dapat disimpulkan bahwa Ibu menderita sakit keras. Sakit yang membuat ibu tidak bisa melakukan apapun bahkan untuk bangun dari tempat tidur tidak sanggup.

Lonceng juga diisyaratkan sebagai bentuk usaha Ibu untuk berkomunikasi dengan keluarganya terutama dalam hal meminta bantuan.

Riasan pucat yang tebal serta make up ender eye dominan gelap untuk

(7)

84 keadaan ibunya, ibu

membunyikan lonceng begitu keras seakan menandakan adanya bahaya.

ketakutan.

- Dialog : “Ibu pipis? Ibu laper mau makan?

- Gerakan : Rini sedikit membalikkan badan Ibu untuk memastikan keadaan ibu. Di adegan selanjutnya Ibu melotot dan sedikit kejang

- Ekspresi : mulut ibu menganga, alis Ibu naik, mata Ibu melotot, tubuhnya juga terlihat kaku.

- Suara : Ibu mengeluarkan suara erangan.

memberikan efek sakit dan kurang tidur. Hal tersebut semakin memperkuat pernyataan bahwa ibu sedang sakit keras yang juga menyebabkan susah tidur.

Penggunaan baju putih nantinya akan berpengaruh tentang wujud Ibu saat sudah menjadi hantu, baju terakhir yang digunakan adalah baju yang menyatakan katakter Ibu saat menjadi hantu nantinya.

Di kamar ibu menggunakan kelambu, pada tahun 80an sedang marak penyakit yang disebabkan oleh serangga contohnya malaria.

Kelambu digunakan untuk mengusir seragga seperti nyamuk, namun dalam

(8)

85

beberapa kepercayaan dapat mengusir hantu atau roh jahat.

Overlapping editing dan medium shot berfungsi untuk memperlihatkan beberapa keadaan dalam scene secara detail.

5.

Rini menyiapkan makan malam

- Penampilan : rambut Rini terurai lurus hitam panjang dengan warna kulit sawo matang. Badannya cukup berisi namun tidak mencapai taraf berat badan berlebih.

- Kostum : Rini menggunakan outer merah dan terusan biru.

Sementara adiknya

menggunakan kaos putih dan celana pendek.

- Riasan : hanya riasan tipis yang tidak begitu menonjol di depan kamera.

- Lingkungan : Rini berada di

- Kamera : Medium Shot menunjukkan adegan Rini mempersiapkan makan malam untuk keluarganya.

- Angle : eye level dilakukan saat adegan Rini memasak, low angle dilakukan saat Rini berdialog dengan adiknya.

- Lighting : backlighting untuk mengisi cahaya dibalik punggung Rini untuk memperjelas situasi ruang makan keluarga Rini, underlighting untuk

Patriarki Secara keseluruhan yang ditampilkan adalah Rini yang mempersiapkan dan memasak untuk makan malam.

Perempuan digambarkan dengan mengerjakan tugas tugas di ranah domestik.

Pengambilan gambar diambil secara medium shot untuk memperlihatkan detail gerakan Rini yaitu sedang memotong bahan makanan untuk makan malam.

(9)

86 untuk ketiga adiknya di dapur

sambil berbincang soal hal yang terjadi sesudah kematian.

dapur dekat dengan meja makan.

- Perilaku : Rini sedang memasak untuk makan malam.

- Gerakan : Rini memotong beberapa bahan masakan.

mendukung low angle.

- Editing : Cross cutting menampilkan secara runtut dua adegan dari scene Rini memasak dan saat Rini berdialog dengan adiknya.

Dalam salah satu shot diambil lewat low angle untuk memperlihatkan objek agar terlihat lebih besar, dari shot ini Rini tampak jelas tidak menggunakan riasan khusus, Rini dibuat terlihat senatural mungkin.

6.

Toni yang baru saja pulang dari sekolah, mendengar lonceng dibunyikan oleh Ibu, kemudian Toni menghampiri Ibu di kamar untuk melakukan kebiasaan menyisir rambut Ibu sebelum Ibu tidur.

- Penampilan : Toni terlihat rapi dengan rambut pendek bergelombang dan warna kulit putih. Ibu seperti penampilan sebelumnya yaitu kurus, pucat dan rambut berantakan.

- Kostum : Toni menggunakan seragam sekolah SMA (putih dan abu-abu) kemudian diberikan outer jaket sporty berwana putih.

- Riasan : hanya riasan tipis yang tidak begitu menonjol di depan kamera.

- Lingkungan : Toni berada di

- Kamera : Pada saat Toni menyisir Ibu, gambar diambil secara Medium Shot.

- Angle : Eye Level dilakukan saat adegan Toni menyisir Ibu.

- Lighting : Side Lighting, pencahayaan dilakukan dari sisi Toni yang merupakan Fill Light dari lampu meja.

- Editing : Cross cutting menampilkan secara runtut dua adegan dari scene Toni

Ibu yang sedang sakit memiliki kebiasaan untuk disisiri rambutnya sebelum tidur. Bahkan Toni sempat bertanya mengenai apakah Ibu sudah diseka atau belum.

Peneliti menginterpretasikan bahwa dalam keadaan sakit pun, Ibu masih tetap

perempuan yang

memperhatikan penampilan dan kebersihan.

(10)

87 kamar ibu bersama ibu.

- Perilaku : Toni terlihat tenang menyisiri Ibu yang berbaring di tempat tidur.

- Dialog : “Ibu.. Toni sisirin ya bu... Ibu sudah diseka belum (Toni mencium aroma badan Ibu). Hmmm... sudah wangi ternyata”

- Gerakan : Toni menyisir rambut dan memandang Ibu sambil berbincang-bincang.

- Ekspresi : Toni menatap Ibu sambil tersenyum.

masuk ke kamar kemudian menyisir Ibu.

Peneliti juga menemukan temuan data bahwa jaket (bomber) yang dikenakan oleh Toni adalah salah satu The Greatest 80’s Fashion Trends (pinterest.com) yang berarti bahwa Toni juga memperhatikan penampilan atau mungkin jaket tersebut adalah sisa yang dimiliki saat Ibunya masih terkenal sebagai penyanyi.

(11)

88 7.

Rini hendak mencuci baju namun berhenti di depan kamar Ibu sebentar menyaksikan ayahnya yang baru saja keluar dari kamar ibu.

- Penampilan : Rini dengan rambut panjang terurai dan kulit sawo matang dan wajah

- Kostum : Rini masih menggunakan terusan biru panjang dengan luaran warna merah

- Lingkungan : depan kamar ibu di dekat tangga yang gelap menandakan malam hari karena banyaknya lampu yang dinyalakan

- Perilaku : Rini hanya menatap ayahnya yang baru saja keluar dari kamar ibu dengan keheranan

- Gerakan: Rini membawa serta cucian nya untuk mendekat ke kamar Ibu memastikan apa yang sedang terjadi antara Ibu dan ayahnya.

- Ekspresi : Rini memperlihatkan ekspresi kebingungan dan penasaran.

- Kamera : Scene ini diawali dengan pengambilan gambar secara Long Shot untuk menggambarkan situasi rumah Rini, kemudian pengambilan gambar dilanjutkan dengan Medium Shot untuk memberi detail kegiatan yang dilakukan oleh Rini dan Ayahnya.

- Angle : Pengambilan keseluruhan scene secara Eye Level

- Lighting : Frontal Lighting diberikan dari awal adegan untuk memperjelas kegiatan Rini dan Ayahnya, walaupun masih di set secara Low Lighting untuk mendukung latar waktu di malam hari.

Patriarki Dalam scene ini masih ditunjukkan bahwa pekerjaan domestik seperti mencuci baju dilakukan oleh pemain perempuan yaitu Rini dengan adegan Rini membawa baskom cucian untuk memperkuat statement bahwa dia baru saja atau akan mencuci.

(12)

89

- Editing : Overlapping adegan saat Rini melihat Ayahnya keluar dari kamar, kemudian menghampirinya.

8. - Penampilan : Rini terlihat sama

persis seperti scene sebelumnya, sementara Ibu ditempat tidur terlihat jelas sangat kurus, pucat, rambut berantakan dan lingkarmata yang hitam

- Kostum : Ibu menggunakan terusan putih panjang dengan kerutan di lengan.

- Riasan : disini terdapat 2 riasan, sosok ibu yang digambarkan sehat dengan riasan pucat yang sama hanya saja alis berwarna hitam dibuat tebal dan meruncing kebawah.

- Lingkungan : kamar ibu di malam hari, dilihat dari nyalanya lampu dan warna redup cenderung kebiruan dari

- Kamera : Opening Scene diambil secara Medium

Shot untuk

menggambarkan latar lokasi kamar, dilanjutkan dengan pengambilan gambar secara Medium Long Shot untuk detail pergerakan Rini, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan gambar secara Close Up untuk detail ekspresi wajah Ibu.

- Angle : pengambilan gambar awal scene saat Rini menghampiri Ibu diambil secara Eye Level, pengambilan

Dari adegan ini peneliti melihat bagaimana sosok ibu digambarkan sangat menyeramkan, saat kamera mengarah pada adegan dimana ibu terbaring sakit diatas tempat tidur. Di adegan itu ibu nampak jelas terlihat sakit parah, tubuh yang kurus riasan yang pucat sekali dan rambut yang berantakan, adegan ini didukung oleh high angle yang membuat penonton menyaksikan ibu sebagai objek yang terlihat kecil, lemah, dan terintimidasi (Pratista, 2008, p.06).

(13)

90 Rini bermimpi mendengar lonceng

dari Ibu dan segera menghampiri Ibu di kamar. Kemudian Rini melihat Ibu dalam keadaan berdiri, saat Rini menghampiri sosok Ibu yang berdiri, Ibu sesungguhya di tempat tidur membunyikan lonceng sangat keras. Saat Rini menyaksikan ibu sedang di

jendela.

- Perilaku : rini terlihat cemas dan terkejut saat awalnya menyaksikan ibunya sudah berdiri dan tidak di tempat tidur.

Di sisi lain ibu yang di tempat tidur terlihat ketakutan dan terkejut, sosok jelmaan ibu yang sedang berdiri tampak seperti menyimpan sesuatu dibalik senyumannya.

- Dialog: saat Rini menghampiri ibunya yang terlihat berdiri di tepian kamar, Rini bertanya

“Ibu sudah bisa bangun?”

- Gerakan : Rini berjalan dari pintu kamar menuju sosok Ibu yang berdiri dengan perlahan dan menyentuh pundak ibu yang terlihat berdiri dengan perlahan pula.

- Ekspresi : ekpresi Rini tidak terlihat begitu jelas karena minimnya cahaya, namun

gambar selanjutnya saat Ibu tersenyum juga diambil secara eye level.

Pada saat menunjukan ekspresi Ibu dari tempat tidur ketakutan pengambilan gambar diambil secara high angle.

- Lighting : Frontal Lighting saat adegan Rini menghampiri ibu, side lighting saat adegan Ibu dalam wujud hantu yang tersenyum kemudia wujud Ibu yang terbaring di tempat tidur.

- Editing : adegan awal sampai akhir diedit secara overlapping karena menggabungkan adegan Rini yang menghampiri sosok hantu Ibu yang

Ekspresi yang ditunjukan oleh ibu yang terbaring di tempat tidur memberikan efek dramatis dari sebuah ketakutan karena mata yang melotot dan mulut yang

menganga seakan

menyampaikan suatu pesan.

Berbeda dengan sosok ibu di tempat tidur, ibu yang digambarkan berdiri masih menggunaka terusan putih panjang yang sama dengan yang dikenakan ibu di tempat tidur. Perbedaannya adalah penggunaan veil atau tudung kepala yang sama persis dipakai untuk cover album ibu di opening scene.

(14)

91 ranjang kemudian menoleh dan

menyaksikan sosok perempuan berdiri di sampingnya adalah Ibu dengan kondisi sehat dan menggunakan penutup kepala seperti di cover album Ibunya dan tersenyum.

ekspresi Ibu terlihat jelas saat matanya melotot, dan mulutya menganga seakan ingin berkata sesuatu wajahnya pun terlihat sangat ketakutan. Ekspresi sosok ibu yang sedang berdiri bertolak belakang dengan ibu posisi tidur di tempat tidur. Ibu yang berdiri terlihat tersenyum menyeringai

kemudian tersenyum dan diakhiri dengan ekspresi ketakutan Ibu di tempat tidur.

Veil yang digunakan sama seperti veil yang dipakai oleh pengantin perempuan pada saat acara pernikahan.

Biasanya penggunaan veil pada saat pernikahan merupakan tradisi barat yang akhirnya digunakan juga untuk pernikahan di

Indonesia. Makna

penggunaan veil ini beragam, kepercayaan orang Roma untuk mengusir roh halus. Untuk beberapa

(15)

92

kepercayaan agama seperti kristen dan islam, menandakan kemurnian dan ketaatan. Makna lain penggunaan veil adalah pemindahan kepemilikan dari ayah perempuan tersebut, kepada calon suaminya (refinery29.com).

Peneliti juga menemukan bahwa baju yang dipakai ibu memiliki kemiripan dengan model gaun pengantin 80 an yang popular pada saat itu.

Dilansir dari Buzzfeed yang membuat artikel tentang gaun pengantin 80an.

Berikut gambar-gambar yang mempunyai kemiripan dengan gaun ibu :

(16)

93

Pada tahun 80an gaun pengantin model turtle neck dan kerutan di bagian lengan sangat popular (https://www.buzzfeed.com/l eonoraepstein/27-of-the- most-amazing-80s- weddings-youll-ever-see)

Jadi dapat peneliti simpulkan kostum yang dikenakan ibu menyerupai gaun pengantin 80 an sesuai dengan latar waktu yang diambil untuk film ini.

Senyuman ibu sosok berdiri yang menyeringai juga menambah kesan seram dan sosok angkuh.

9. - Penampilan : ibu masih sama - Kamera : medium long Penekanan adegan ini

(17)

94 Diceritakan sama seperti adegan

sebelumnya hanya saja Rini tidak lagi bermimpi, pada akhirnya sosok Ibu yang berdiri adalah mayat ibunya yang sudah meninggal dalam keadaan sama persis saat dia bermimpi ibunya di tempat tidur dengan mata melotot dan mulut menganga lebar seperti terkejut dan ketakutan akan

seperti penampilan yang dijelaskan sebelumnya kurus pucat dan rambut berantakan - Kostum : ibu menggunakan

terusan putih panjang

- Riasan : ibu menggunakan riasan putih pucat, dengan riasan gelap bawah mata dan bibir putih kering.

- Lingkungan : di kamar ibu saat malam hari.

- Perilaku : Rini terlihat tegang dan ketakutan, ibu nampak meninggal dalam keadaan ketakutan.

- Dialog : “bu.. ibu..”

mengucapkan kata tersebut.

- Gerakan : Rini membangunkan ibu yang tiba tiba terjatuh dalam posisi berdiri kemudian menangis.

- Ekspresi : Ibu terlihat ketakutan karena matanya melotot dan mulut menganga posisi saat

shot untuk

menggambarkan latar lokasi kamar, dilanjutkan dengan pengambilan gambar secara Medium Long Shot untuk detail pergerakan Rini.

- Angle : eye level dilakukan saat pengambilan gambar Rini menghampiri ibunya dilanjutkan dengan low angle pada saat Rini menemukan mayat ibunya sudah terjatuh di lantai kamar

- Lighting : frontal lighting yang tidak begitu terang untuk detail wajah Rini dan dilanjutkan dengan under lighting pada saat adegan mayat Ibu dari Rini sudah tergeletak di lantai - Editing : cross cutting saat

adegan adegan yang

adalah bagaimana ibu digambarkan meninggal dalam keadaan sakit dan menyeramkan. Ekspresi ibu

saat meninggal

menunjukkan betapa dia meninggal dalam kesakitan dan ketakutan tinggi.

Ditambah pengambilan eye level untuk membuat penonton menyaksikan sekaligus merasakan emosi dalam adegan tersebut.

Frontal lighting membantu melihat ekspresi tiap pemain dengan jelas untuk semakin menambah kesan dramatis.

(18)

95

sesuatu. meninggal, begitupun rini yang

terkejut kemudian menangis karena kematian ibunya.

- Suara : tangisan Rini yang sangat keras.

dilakukan secara bergantian baik oleh Rini an Ibu dari Rini dalam waktu yang bersamaan.

10.

Rini sedang mencuci piring di dekat timba air pada siang hari terlihat dari adanya tembusan cahaya matari di lantai.

- Penampilan : Rini dengan rambut terurai dan kulit sawo matang seperti biasa

- Kostum : Rini menggunakan terusan biru muda dengan luaran seperti jaket motif warna-warni stripes.

- Riasan : riasan Rini dibuat natural hanya menggunakan bedak.

- Lingkungan : Rini berada di kamar mandi/sumur yang letaknya di belakang rumah - Perilaku : Rini tampak murung.

- Gerakan : Rini mengambil air di

sumur kemudian

mempersiapkan piring untuk dicuci.

- Ekspresi : ekspresi Rini datar

- Kamera : medium shot mengawali awal adegan saat Rini menghanpiri tempat cuci piring, kemudian medium long shot saat adegan Rini mulai mencuci piringnya.

- Angle : eye level saat

kamera mulai

menggambarkan kegiatan Rini dari awal memasuki tempat cuci piring sampai kegiatan mencuci diambil secara high angle.

- Lighting : under lighting untuk mengisi cahaya saat adegan Rini mencuci piring, side lighting saat pengambilan gambar high

Patriarki Peneliti melihat dalam scene ini perempuan masih digambarkan mengerjakan pekerjaan domestik yaitu mencuci piring. Dengan efek lighting under lighting untuk menambah kesan menyeramkan dalam film horor. Low angle untuk memperbesar objek sehingga menambah kesan detail terhadap apa yang dikerjakan objek.

(19)

96 tidak memunculkan mimik muka tertentu.

angle Rini sedang mencuci.

- Editing : cross cutting untuk adegan Rini memasuki ruangan kemudian dilanjutkan dengan mencuci piring.

11.

Saat itu adik Rini sedang memainkan sebuah kamera mainan, dan saat sedang memainkan kamera tersebut gambar yang muncul adalah sosok ibu dengan gaun putih panjang dan tudung penutup kepala.

- Penampilan : ibu terlihat sehat , dengan rambut panjang tergurai rapi, namun warna kulit ibu terlihat putih pucat.

- Kostum : ibu menggenakan gaun putih panjang dan tudung penutup kepala seperti yang digunakan saat pernikahan.

- Riasan : ibu menggunakan riasan putih pucat penggunaan warna dominan putih kepucatan, alis ibu dibuat tebal.

- Lingkungan : di sebuah ruangan gelap dengan latar belakang hitam.

- Perilaku : ibu terlihat menyeramkan

- Kamera : medium long shot saat menunjukan gambar Ibu

- Angle : eye level saat menggamarakan Ibu mulai dari kepala sampai lutut - Lighting : frontal lighting

tepat saat wujud Ibu muncul.

Dalam scene ini

diperlihatkan sosok ibu

sebenarnya. Ibu

digambarkan dengan gaun pengantin beserta tudung kepala serta memberikan senyum menyeringai yang membuat ibu terlihat menyeramkan. Senyuman yang mendominasi serta tatapan yang tajam dan wajah pucat memperkuat tampilan ibu lebih menyeramkan, ditambah frontal lighting untuk memprkuat detail tampilan ibu yang menyeramkan.

(20)

97 - Ekpsresi : ibu tersenyum

menyeringai dengan tatapan yang tajam kedepan.

12.

Ian sedang bermain petak umpet dengan Nenek, kemudian setelah Ian selesai menghitung Ian berlari ke arah pintu dan menemukan Neneknya di balik pintu tersebut.

Nenek pun akhirnya memeluk Ian.

- Penampilan : Ian adalah anak kecil berbadan sehat dengan rambut hitam lebat serta kulit kuning langsat. Nenek terlihat kurus dan memiliki kulit keriput terutama pada bagian wajah.

Warna kulit Nenek sendiri adalah sawo matang, Nenek juga memiliki kertebatasan fisik sehingga harus duduk di kursi roda.

- Kostum : Ian menggunakan kaos merah serta celana pendek.

Nenek menggunakan baju floral serta syal batik berwarna coklat.

- Riasan : Ian tidak diberi riasan spesifik, begitu pula dengan Nenek.

- Lingkungan : Di halaman belakang rumah.

- Perilaku : Ian dan Nenek terlihat

- Kamera : semua adegan saat Nenek dan Ian berpelukan diambil secara Medium Shot.

- Angle : pengambilan gambar saat adegan berpelukan diambil dengan angle eye level.

- Lighting : Frontal Lighting dengan Low Lighting agar tidak menghilangkan kesan film horor tersebut.

- Editing : crossing the axis action, menampilkan adegan Ian dan Nenek saling bertatapan dan berbicara kemudian berpelukan.

Dari adegan ini peneliti menyimpulkan, Nenek seorang perempuan yang penuh kasih sayang terutama terhadap keluarganya. Dengan keterbatasan yang Nenek miliki, tidak menghentikan Nenek untuk berkomunikasi dan bermain dengan cucunya yang tuna wicara.

Pengambilan gambar Medium Shot bertujuan untuk memberikan detail emosi raut wajah bahagia Nenek saat bermain dengan cucunya Ian.

(21)

98 senang dan nyaman saat bermain dan berpelukan.

- Dialog : Nenek bersorak gembira “yey!”

- Gerakan : Nenek memeluk Ian dan Ian membalas pelukan Nenek.

- Ekpsresi : Ian terkejut dan tertawa sambil melihat Nenek yang terlihat tertawa pula.

13. - Penampilan : Bondi dan Ian

merupakan anak kecil dengan postur tubuh anak kecil pada umumnya. Bondi dan Ian memiliki rambut hitam lebat.

Perbedaannya terletak pada warna kulit keduanya, Bondi dengan warna kulit sawo matang namun Ian memiliki warna kulit kuning langsat.

- Kostum : Ian menggunakan piyama tidur bermotif garis- garis, sementara Bondi menggunakan kaos jenis raglan.

- Kamera : adegan Rini menghampiri kedua adiknya diambil secara Medium Long Shot, kemudian dilanjutkan dengan adegan pelukan diambil secara Medium Shot.

- Angle : pengambilan gambar saat adegan Rini menghampiri adiknya diambil dengan High Angle. Kemudian saat Rini memeluk adiknya diambil

Dari scene ini penulis menginterpretasikan Rini sebagai sosok perempuan

pemberani yang

menghanpiri kedua adiknya untuk memastikan apakah mereka baik-baik saja.

Pengambilan high angle dan low angle membantu memperjelas gambaran emosi pemain dalam adegan tersebut. Tidak hanya pemberani, Rini juga

(22)

99 Bondi dan Ian terbangun dari

tidurnya kemudian mereka berdua pergi ke lorong rumah dan melihat sebuah kain kafan terbang tepat di bawah pigura foto Ibu. Bondi dan Ian pun akhirnya berteriak ketakutan lalu berlari ke arah kamar. Rini yang mendengar teriakan kedua adiknya terbangun dan berlari menuju Bondi dan Ian kemudian memeluknya.

Rini sendiri menggunakan baju tidur berwarna pink bermotif floral.

- Lingkungan : Lorong rumah - Perilaku : Ian dan Bondi terlihat

ketakutan sementara Rini terlihat terkejut dan khawatir akan reaksi kedua adiknya.

- Dialog : Bondi berteriak sambil memeluk Rini “Ada hantu, takut!”, Rini pun membalas

“Gak ada Bondi...” sambil mengusap pundak Bondi.

- Gerakan : Ian menutup mata sedangkan Bondi menutup mata sambil memeluk Rini. Rini mengusap pundak Bondi sambil memeluknya.

- Ekpsresi : Bondi dan Ian menutup mata sambil terlihat ketakutan. Rini terlihat khawatir karena mengernyitkan alis dengan mulut sedikit menganga.

dengan Low Angle.

- Lighting : Side lighting dengan fill light cahaya dari ruangan sebelah lorong.

- Editing : overlapping, saat menampilkan adegan Rini berlari menghampiri kedua adiknya, kemudian Rini memeluk adiknya.

menunjukan sisi kelembutan dengan memeluk Bondi sambil mengusap pundak Bondi dan meyakinkan Bondi bahwa tidak ada hantu di sekitar mereka.

Rini juga memastikan bahwa Ian juga baik-baik saja.

Lighting yang cenderung gelap tetap memberikan efek menyeramkan ala film horror.

(23)

100

14. - Penampilan : Hendra memiliki

warna kulit kuning langsat dengan rambut lurus rapi serta tebal berwarna hitam ala tahun 80-an. Rini sendiri memiliki rambut panjang terurai dengan kulit sawo matang.

- Kostum : Hendra menggunakan polo shirt berwarna putih sedangkan Rini menggunakan kaos ketat berlengan pendek berwarna hijau tua.

- Riasan : Wajah Rini diberi make up yaitu blush on pada pipinya, eye shadow pada matanya serta lipstik berwarna ungu.

- Lingkungan : Kebun

- Perilaku : Hendra berbicara kepada Rini dengan santai namun menunjukan sedikit ke agresivitas saat menawarkan Rini tinggal di rumahnya.

Sementara Rini tetap tenang diam, dan tegas.

- Kamera : Percakapan Rini dengan Hendra diambil secara Medium Shot beberapa juga diambil dengan metode Over the Shoulder Shot.

- Angle : Eye Level dipilih untuk adegan percakapan Rini dan Hendra.

- Lighting : Frontal Lighting selama adegan percakapan berlangsung.

- Editing : Crossing the axis of action dipilih saat editing scene selama percakapan Rini dan Hendra berlangsung.

Dalam adegan ini Hendra berusaha meyakinkan Rini bahwa ada sesuatu yang tidak beres setelah ibunya meninggal, yang akhirnya

membuat Hendra

menawarkan Rini untuk tinggal di rumahnya sementara. Cara Rini mengakhiri dialog dengan menolak tegas ajakan Hendra menunjukkan bahwa Rini adalah seorang perempuan decision maker yang tegas serta teguh pada pendiriannya.

Hendra dengan sedikit paksaan untuk meyakinkan Rini bahwa Rini harus pindah segera, tidak membuat Rini goyah pada pendiriannya untuk bertahan di rumah sampai ayahnya

(24)

101 Rini terlihat sedang berbincang

dengan Hendra yang merupakan anak dari Pak Ustad. Hendra sendiri menjelaskan bahwa Ia melihat sosok perempuan yang muncul di pemakaman Ibu Rini serta rumah Rini kemudian menyarankan Rini untuk berpindah rumah dengan segera.

- Dialog : Hendra menjelaskan pada Rini bahwa mahluk yang diliat dirumah Rini bukan manusia. “Menurutku kalian harus pindah.” “Kami memang harus pindah karena rumah kami sudah digadaikan.” “Maksudku lebih cepat dari itu. Kalian boleh menumpang dulu di rumah kami sebelum bapak kalian pulang.

Rini mengakhiri perbincangan dengan “Tidak, merepotkan.

Terima kasih atas kebaikannya tapi kami akan tetap dirumah sampai bapak kami pulang.”

- Gerakan : Hendra dan Rini berjalan di kebun kemudian mereka berdua saling berhadapan dan saling berbicara sambil bertatap muka.

- Ekpsresi : Hendra tampak tersenyum dan tenang, sedangkan Rini terkadang menunjukkan muka cukup

pulang. Rini mampu mengambil keputusan dan tau apa yang harus dia lakukan dalam pengambilan keputusan tersebut.

(25)

102 bingung diselingi senyuman datar.

15. - Penampilan : Rini masih sama

seperti scene sebelumnya, begitu juga dengan Bondi.

- Kostum : Rini masih sama seperti scene sebelumnya, sementara Bondi menggunakan seragam sekolah dasar (putih merah).

- Riasan : Wajah Rini diberi make up yaitu blush on pada pipinya, eye shadow pada matanya serta lipstik berwarna ungu.

- Lingkungan : Ruang tengah rumah Rini menuju kamar mandi belakang.

- Perilaku : Rini terlihat khawatir, tegang, dan tergesa-gesa.

Sementara Bondi terlihat sangat ketakutan.

- Gerakan : Rini berlari dari ruang tengah menuju kamar mandi kemudian melihat ke arah

- Kamera : pengambilan adegan saat Rini berlari diambil secara Medium Shot dengan teknik gerakan kamera Following mengikuti Rini. Adegan Rini menghampiri Bondi dan memeluk Bondi juga diambil secara Medium Shot.

- Angle : pengambilan gambar saat adegan Rini berlari diambil secara eye

level, kemudian

dilanjutkan saat Rini melihat ke sumur diambil secara low angle, dilanjutkan dengan eye level saat Rini berjalan mundur dari sumur dan memeluk Bondi. Diakhiri dengan high angle saat

Dalam adegan ini Rini sangat responsif dan tanggap, ketika dia mendengarkan teriakan Bondi dari kamar mandi tanpa ragu dan takut Rini bergegas menghampiri Bondi. Kekhawatiran wajah Rini terlihat jelas saat pengambilan gambar secara medium shot.

Ketika Rini sudah sampai di kamar mandi pun, Rini melihat sumber masalah mengapa Bondi berteriak, dalam keadaan ketakutan hal pertama yang dilakukan Rini adalah memeluk Bondi dan segera membawa Bondi menjauh dari kamar mandi.

(26)

103 sumur. Setelah itu Rini menutup mulutnya lalu mundur menghampiri Bondi dan merangkul serta membawa Bondi untuk menjauh.

- Ekpsresi : Rini membelalakkan matanya sambil menutup mulutnya yang menganga karena terkejut, sementara Bondi meringkuk menutup matanya sambil berteriak.

- Suara : Bondi berteriak sangat kencang dan ketakutan.

pengambilan gambar mayat Nenek mengapung.

- Lighting : Frontal lighting saat Rini berlari. Side lighting dengan fill light untuk adegan sisanya.

- Editing : overlapping untuk keseluruhan adegan.

Tindakan berani Rini dan tanggap saat berusaha menenangkan Bondi dan membawa Bondi menjauh membuat peneliti melihat Rini sebagai sosok pemberani dan pelindung bagi keluarganya.

Saat kamera mengarah pada mayat Nenek, pengambilan gambar dilakukan secara high angle. Pengambilan gambar membuat mayat Nenek terlihat kecil, lemah, dan terintimidasi. Nenek terlihat meninggal dalam kondisi mengenaskan.

(27)

104 Rini tiba-tiba mendengar teriakan

Bondi dari arah kamar mandi belakang. Sesampainya Rini di kamar mandi Ia melihat ke dalam sumur di dalamnya terdapat mayat Nenek mengambang.

(28)

105 16.

Rini sedang memastikan keadaan Bondi yang sedang sakit sambil memeluk Ian yang merupakan adik bungsunya.

- Penampilan : Rini masih sama seperti scene sebelumnya, begitu juga dengan Bondi, Ian dan Toni.

- Kostum : Rini dan Bondi masih sama seperti scene sebelumnya.

Toni menggunakan kemeja berwarna hijau ungu dengan motif bergaris-garis berlengan pendek, sedangkan Ian menggunakan shirt putih polos diberi outter cardigan berwarna kuning coklat.

- Riasan : Wajah Rini diberi make up yaitu blush on pada pipinya, eye shadow pada matanya serta lipstik berwarna ungu.

- Lingkungan : Kamar tidur Ian dan Bondi

- Perilaku : Toni, Rini dan Ian terlihat khawatir melihat keadaan Bondi yang terbaring lemah.

- Dialog : Rini menanyakan

- Kamera : Pengambilan gambar diambil secara Medium Long Shot saat adegan Rini beserta ketiga adiknya berkumpul dalam kamar.

- Angle : Eye Level dipilih untuk adegan ini.

- Lighting : Frontal Lighting selama adegan percakapan berlangsung.

Setelah kejadian

meninggalnya Nenek, Rini sebagai kakak tertua dan satu-satunya orang dewasa di rumah tersebut memastikan keadaan Bondi apakah baik-baik saja setalh menemukan mayat Nenek di sumur.

Meskipun terlihat khawatir, Rini tetap berusaha tenang dan meyakinkan Toni bahwa Bondi akan baik-baik saja. Gerakan kecil saat Rini memegang Ian yang merangkul pinggangnya serta mengusap juga menunjukkan sifat kelembutan Rini yang juga melindungi ketiga adiknya.

(29)

106 keadaan Boni pada Toni

“Bagaimana keadaannya?” lalu Toni pun menjawab “udah gak panas sih badannya, cuma dia menggigil”, “shock mungkin dia, aku aja shock” sahut Rini.

- Gerakan : Rini memeluk Ian yang juga memeluk pinggang Rini. Sementara Toni mengompres dahi Bondi yang panas.

- Ekpsresi : Rini menatap Bondi dengan tatapan sedih alis turun kebawah, sementara Ian sedikit merengutkan bibirnya kebawah.

17. - Penampilan : Rini masih sama

seperti scene sebelumnya, begitu juga dengan Hendra.

- Kostum : Rini menggunakan shirt putih bermotif polkadot berlengan pendek, sedangkan Hendra menggunakan polo shirt warna putih diberi dengan outter jaket berwarna coklat berbahan

- Kamera : adegan percakapan diambil dengan Medium Shot.

- Angle : pengambilan angle selama percakapan merupakan eye level.

- Lighting : Frontal lighting dan Side lighting dengan fill light untuk adegan ini.

Dalam dialog percakapan ini, pak Budiman berusaha menjelaskan kepada Rini bahwa ada sesuatu yang salah dengan ibunya. Saat pak Budiman berkata soal seniman kurang bermartabat pada masa ibu nya dan ibu Rini tidak dapat

(30)

107 Rini dan Hendra menghampiri

alamat yang tertera pada surat milik neneknya yang ditulis sebelum Nenek meninggal.

Alamat tersebut merupakan tempat teman lama neneknya yang

beludru.

- Riasan : Wajah Rini diberi make up yaitu blush on pada pipinya, eye shadow pada matanya serta lipstik berwarna ungu kemerahan

- Lingkungan : Di rumah susun tempat teman lama neneknya.

- Perilaku : Rini dan Hendra tampak sangat memperhatikan pembicaraan dari teman lama Neneknya. Diiringi dengan rasa penasaran dan khawatir.

- Dialog : Teman Nenek Rini yang bernama pak Budiman berbincang dengan Rini.

Pak Budiman : “Waktu bapak kamu menikah dengan ibu kamu, Nenek kamu tidak setuju.”

Rini : “Kenapa?”

Pak Budiman : “Pada waktu itu seniman itu kurang bermatabat, dan ibu kamu tidak bisa

Editing : Crossing the axis action untuk adegan percakapan.

memberikan keturunan, wajah Rini tercengang menunjukkan keraguan terhadap pernyataan pak Budiman. Dari dialog “ibu

kamu tidak bisa

memberikan keturunan”

dapat penulis simpulkan

bahwa perempuan

mempunyai kewajiban

untuk memberikan

keturunan dalam berumah tangga.

Hal ini makin didukung oleh dugaan sementara dalam usaha Ibu Rini untuk memberikan keturunan dengan menyembah iblis.

Yang penulis dapat

simpulkan, bahwa

perempuan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan apapun yang

(31)

108 berada di kota tepatnya di rumah

susun. Dari situ Rini mengetahui bahwa ada fakta mengejutkan yang berhubungan dengan ibunya dan kematian ibunya.

memberikan keturunan.”

Dialog dilanjutkan dengan fakta mengejutkan dari pak Budiman.

Pak Budiman : “Nenek kamu percaya ibu kamu tidak berdoa kepada Tuhan.”

Rini : “Jadi berdoa kepada siapa?

Pak Budiman : “Iblis.”

Rini : “Dan bapak percaya ?”

Pak Budiman : “Yang jelas Nenek kamu percaya.”

Rini : “Saya tidak pernah mengerti soal berdoa kepada Iblis, mekanismenya bagaimana? Ini pasti cuma takhayul pak.”

- Gerakan : Rini dan Hendra duduk di sofa memperhatikan ucapan teman Nenek Rini.

- Ekpsresi : Rini mengernyitkan mata dan sesekali sedikit melotot karena ada beberapa fakta yang meyakinkan.

ia mau, termasuk memperoleh keturunan.

Rini tidak menelan mentah- mentah informasi dari pak Budiman, Rini menunjukan kembali sifat tegas dan berpendirian teguh dengan mengakhiri percakapan nya dan mengatakan bahwa semua yang diucapkan oleh pak Budiman adalah takhayul.

Rini tidak menelan mentah- mentah informasi yang diterimanya, bahkan Rini bertanya secara detail tentang mekanisme berdoa kepada iblis. Hal ini membuat Rini menjadi gadis cerdas yang tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal baru. Rini punya

(32)

109

kuasa untuk meyakinkan bahwa informasi yang diterimanya adalah sebuah kebenaran. Dari ekspresi nya meskipun ragu namun ketika waktunya Rini berbicara Rini kembali menunjukan ketegasan dalam wajahnya.

18. - Penampilan : Rini masih sama

seperti scene sebelumnya.

- Kostum : Rini menggunakan terusan panjang putih bermotif polkadot.

- Riasan : Wajah Rini diberi make up yaitu blush on pada pipinya, eye shadow pada matanya serta lipstik berwarna merah muda.

- Lingkungan : Ruang Makan - Perilaku : Rini terlihat

mengkhawtirkan keadaan Bondi, kemudian saat Rini menggiring ketiga adiknya untuk makan bersama Rini

- Kamera : adegan Rini membawa Bondi ke meja makan diambil dengan Long Shot.

- Angle : pengambilan angle selama percakapan merupakan eye level.

- Lighting : Frontal lighting dan Side lighting dengan fill light untuk adegan ini.

- Editing : Crossing the axis action untuk adegan percakapan.

Rini yang menjadi satu- satunya orang dewasa dan kakak tertua dalam keluarga ini membuat ketiga adiknya untuk duduk dan makan bersama di meja makan tanpa terkecuali.

Rini tetap menunjukkan sisi kelembutannya dengan merangkul Bondi perlahan dan membawa Bondi untuk duduk di meja makan.

Dalam keadaan getir, Rini mencoba menenangkan

(33)

110 Rini mengajak Bondi yang sedang

duduk di depan televisi untuk makan bersama di meja makan.

Rini juga memberikan pesan kepada ketiga adiknya sebelum makan malam dimulai.

berusaha menunjukan sikap tegas dan dewasa layaknya seorang pemimpin.

- Dialog : Rini membuka percakapan malam itu dengan perkataan “Mulai sekarang kita harus makan sama-sama, harus saling jaga, sudah tidak ada siapa-siapa lagi selain kita.”

-

Gerakan : Rini pertama menghampiri Bondi yang duduk diam di depan televisi, kemudian menarik Bondi dan membawanya ke meja makan, sesudah itu Rini duduk ditengah diantara adik-adiknya.

- Ekpsresi : Rini menatap Bondi dengan tatapan khawatir alis turun kebawah, sementara tatapan Bondi masih kosong dan wajahnya datar, Ian terlihat ketakutan karena mengernyitkan alis saat melihat Bondi. Saat Rini memberikan nasihat

ketiga adiknya dan membuat keputusan untuk saling menjaga satu sama lain dengan saling bersama.

Rini menggantikan sosok bapaknya yang sedang kerja jauh di luar kota, untuk menjaga dan mengarahkan adik-adiknya.

(34)

111 sebelum makan wajah Rini tidak terlihat begitu tegang namun alisnya menjadi sedikit naik untuk memberikan ketegasan.

19.

Waktu itu Ian tiba-tiba saja menghilang, Rini panik kemudian mencari Ian dan akhirnya menemukannya di dalam kotak

- Penampilan : Rini masih sama seperti scene sebelumnya, begitupun Ian dan Toni.

- Kostum : Rini menggunakan terusan panjang putih bermotif polkadot diberi dengan outter berwarna hijau, ungu dan putih.

Ian menggunakan piyama berwarna biru muda sedangkan Toni menggunakan atasan singlet berwarna putih dan celana panjang berwarna merah.

- Lingkungan : Dapur

- Perilaku : Rini terlihat sedih serta khawatir dengan Ian karena melihat Ian yang tiba- tiba ditemukan di dalam tempat sampah. Ian tampak seperti orang yang bingung.

- Dialog : Rini memberikan

- Kamera : adegan Rini membawa Ian ke meja makan diambil dengan Medium Long Shot.

- Angle : pengambilan angle selama percakapan merupakan eye level.

- Lighting : Frontal lighting dan Side lighting dengan fill light untuk adegan ini.

Editing : Crossing the axis action untuk adegan percakapan.

Rini yang baru saja menemukan Bondi yang ketiduran di sebuah kotak membawa ke meja makan dan memberikan nasihat.

Dari situ penulis dapat menyimpulkan bagaimana Rini meng-handle situasi dan emosi disaat saat tegang.

Rini memeluk Ian dan mengusap pipi Ian, disitu Rini menatap Ian dan meyakinkan Ian bahwa Rini akan menjaga Ian beserta saudaranya yang lain. Tidak hanya menenangkan, Rini mampu memberikan rasa aman terhadap adiknya Ian.

(35)

112 besar di halaman belakang. Rini

membawa Ian ke ruang makan dan memberi nasihat kepada Ian lalu mengakhiri percakapan dengan memeluk Ian.

nasihat kepada Ian “Kau tahu kan kalau ada apa-apa kakak pasti tolong kamu, Toni juga, Bondi juga!”.

- Gerakan : Rini merangkul Ian sambil akhirnya memeluk Ian.

Toni dibelakang bersandar menempelkan satu tangan pada dinding dapur.

- Ekpsresi : Rini menatap Ian sambil memberikan wajah sedih serta khawatir. Ian hanya diam menatap sang Kakak.

20.

Rini mendengarkan penjelasan Ian mengenai tentang apa yang dia pahami setelah membaca majalah

- Penampilan : Rini masih sama seperti scene sebelumnya, begitupun Toni.

- Kostum : Rini menggunakan terusan panjang putih bermotif polkadot diberi dengan outter berwarna hijau, ungu dan putih.

Toni menggunakan atasan singlet berwarna putih dan celana panjang berwarna merah.

- Lingkungan : Kamar Toni

- Kamera : adegan percakapan diambil dengan Medium Close Up.

- Angle : pengambilan angle selama percakapan merupakan eye level.

- Lighting : Frontal lighting dan Side lighting dengan fill light untuk adegan ini.

- Editing : Crossing the axis action untuk adegan percakapan.

Saat Toni dan Rini meributkan soal keterkaitan Ibu mereka dengan sekte pemuja setan yang berkaitan dengan kesuburan, ada satu hal yang memikat perhatian peneliti.

Ungkapan Rini yang menyetujui perbuatan

orang-orang yang

(36)

113 pemberian dari Pak Budiman

mengenai tentang pengabdian pada setan.

- Perilaku : Toni terlihat serius memberikan pemahaman tentang isi dari majalah dari Pak Budiman, sedangkan Rini tampak bingung mendengarkan Toni.

- Dialog : Toni menjelaskan kepada Rini “Di kota-kota ada kelompok sekte pemuja setan yang berhubungan dengan kesuburan. Yang ingin punya anak tapi gak bisa, gabung ke sekte itu lalu punya anak. Rini menjawab “ya bagus dong kalau gitu, kan yang penting punya anak”,

- Gerakan : Toni dan Rini berhadapan satu sama lain dan saling berbicara sambil bertatap muka.

- Ekpsresi : Rini memberikan ekspresi muka mengejek seakan tidak percaya dengan semua yang dibicarakan oleh Toni. Toni

bergabung dalam sekte

tersebut karena

menginginkan adanya anak.

Rini mengiyakan bahwa bagi perempuan adalah hal lumrah jika melakukan apa saja untuk mendapatkan anak, bahkan hal utama menjadi seorang perempuan adalah ‘punya anak’. Yang secara tidak langsung Rini tidak bermasalah jika harus mendapatkan anak dengan cara apapun walau harus mengikuti sekte pemuja setan.

(37)

114 tampak serius.

21.

Di saat Rini menyiapkan makanan untuk Ian, tiba-tiba kursi roda milik mendiang Nenek datang menghampiri dengan sendirinya.

Rini pun terkejut lalu dia mengalihkan pandangannya ke depan dan ternyata dia melihat bayangan mendiang Neneknya yang muncul di kaca lemari.

- Penampilan : Rini masih sama seperti scene sebelumnya, begitupun Ian. Nenek terlihat kurus, pucat dengan rambut panjang terurai berantakan.

- Kostum : Rini menggunakan terusan panjang putih diberi dengan outter berwarna hijau, ungu dan putih. Ian menggunakan piyama berwarna biru muda. Nenek menggunakan terusan bermotif floral.

- Riasan : Nenek menggunakan alis tipis, riasan bawah mata dibuat gelap membentuk kantung mata.

- Lingkungan : Ruang makan - Perilaku : Rini merasa bingung

melihat sikap Ian yang tiba-tiba berubah jadi aneh. Rini pun terkejut setelah mengetahui bahwa kursi roda milik Nenek datang dengan sendirinya.

- Kamera : adegan Rini melihat bayangan Nenek diambil secara medium shot.

- Angle : pengambilan angle pada saat Rini melihat nenek adalah eye level.

- Lighting : Frontal lighting mengarah kepada wajah Nenek.

- Editing : Overlapping dilanjutkan dengan Rini yang melihat Ian yang duduk di meja makan.

Penampakan Nenek yang sekilas di layar kaca yang hanya sekilas seolah mengisyaratkan suatu pesan.

Peneliti merasa meskipun Nenek sudah tiada, Nenek masih tetap berusaha berkomunikasi terhadap keluarganya, ada pesan penting yang ingin disampaikan nenek yang tentu saja berhubungan dengan keselamatan keluarganya.

Hal ini dilihat saat kamera mengarah kepada wajah Nenek yang muncul di layar kaca, tidak ada unsur

menyeramkan atau

mengerikan seperti biasanya hantu yang tiba-tiba muncul.

Nenek terlihat khawatir dan

(38)

115 Bayangan Nenek hanya duduk terlihat sedih dan kesakitan.

- Gerakan : Ian hanya duduk di meja makan sambil menunggu Rini menyiapkan makan. Rini menyiapkan makanan kemudian dia menoleh ke belakang untuk melihat kursi roda milik Neneknya. Bayangan Nenek yang ada pada kaca lemari hanya diam duduk di kursi roda - Ekpsresi : Ian memberikan

ekspresi melongo dan terkejut melihat kursi roda nenek. Rini terlihat ketakutan dengan memberikan ekspresi mata melotot. Nenek terlihat sedih dengan matanya menyipit seakan ingin mengeluarkan air mata.

- Suara : suara sesak nafas Nenek.

sedih, wajahnya pun menahan kesakitan yang mendalam.

Meskipun munculnya nenek hanya sekilas, Nenek sebagai seorang perempuan

tertua berusaha

berkomunikasi dengan Rini cucu perempuan satu- satunya dalam keluarga tersebut.

(39)

116 22.

Ancaman mulai datang, para pengikut sekte mulai bermunculan di halaman rumah Rini, Rinilah orang pertama yang keluar dan meneriakkan lantang kepada orang-orang tersebut untuk pergi dari rumah Rini.

- Penampilan : rambut Rini terlihat berantakan, wajahnya berkeringat.

- Kostum : Rini menggunakan atasan biru dengan dua stripes putih di tengah, dan rok coklat selutut.

- Riasan : Rini menggunakan riasan tipis.

- Lingkungan : Pintu halaman belakang.

- Perilaku : Rini terlihat kesal dan marah.

- Dialog : Rini berteriak ke arah anggota sekte “Mau apa kalian?”

- Gerakan : Rini membuka pintu halaman belakang dengan sedikit bentakan, sambil tetap memegang handle pintu Rini berteriak, diakhiri dengan menutup pintu tersebut sambil dibanting.

- Ekpsresi : Rini menatap tajam

- Kamera : adegan Rini membuka medium long shot.

- Angle : pengambilan angle pada saat Rini membuka pintu adalah eye level.

- Lighting : Frontal lighting mengarah kepada wajah Rini.

- Editing : Overlapping dilanjutkan dengan Rini menutup pintu kemudian kembali pada keluarganya.

Saat situasi semakin menegangkan Rini tidak hanya melindungi adik- adiknya dan ayahnya. Rini masih memberanikan diri untuk menantang para anggota sekte yang semakin berjalan mendekat.

Satu-satunya perempuan yang berani mengeluarkan suara terkerasnya untuk membuktikan bahwa ia tidak takut.

Rini adalah seorang perempuan yang pemberani dan tegas dalam tindakan yang akan ia ambil.

(40)

117 semua anggota sekte yang berdatangan ke rumahnya. Rini mengernyitkan alisnya. Tidak hanya menatap tajam namun Rini melotot dan membuka mulutnya lebar-lebar saat berteriak.

Suara : suara teriakan Rini dan rintik air hujan yang deras.

23.

Rini menghampiri ayahnya dan pak Ustad yang sedang berbincang kemudian menawarkan minuman kepada keduanya.

- Penampilan : Rini terlihat rapi dan cantik dengan rambut hitam terurai kebawah, begitu pula dengan pak Ustad dan ayah Rini terlihat rapi.

- Kostum : Rini menggunakan terusan bermotif floral warna merah maroon, sementara pak Ustad menggunakan atasan cream dan peci coklat, ayah Rini menggunakan kemeja biru dilapisi dengan jaket berwarna coklat.

- Riasan : Rini menggunakan riasan mata yang tipis, alis yang

- Kamera : adegan Rini membuka pintu dan menawarkan minum kepada ayahnya dan pak Ustad diambil dengan medium long shot.

- Angle : pengambilan angle pada saat Rini menawarkan minum adalah eye level.

- Lighting : Frontal lighting mengarah kepada wajah Rini.

- Editing : Overlapping dari Rini datang sampai

Rini yang baru saja datang di rumah melihat meja masih kosong kemudian refleknya menawarkan minuman kepada Pak Ustad dan ayahnya.

Rini masih melakukan tugasnya untuk melayani keperluan ayahnya dan tamu ayahnya, menyiapkan minum dan memberikan minum. Sisi kelembutan Rini mulai muncul saat ia menyentuh pundak ayahnya.

(41)

118 dibentuk rapih dan sedikit tebal, perona pipi sedikit, dengan lipstik berwarna ke unguan.

Sementara pak Ustad dan Ayah Rini hanya riasan tipis tanpa ada penekanan tertentu.

- Lingkungan : ruang tamu rumah keluarga Rini.

- Perilaku : Rini terlihat tenang dan hangat, bapak Rini dan Pak Ustad terlihat sedang berbicara santai.

- Dialog : Rini bertanya kepada ayahnya dan pak Ustad, “Pak Ustad belum minum? Saya bikinkan yah.. Bapak mau minum apa?”

- Gerakan : Rini berjalan menghampiri ayahnya dan pak Ustad, saat menawarkan minum tangan Rini menyentuh pundak ayahnya.

- Ekpsresi : saat menawarkan minuman kepada ayahnya dan

menawarkan minuman.

(42)

119 pak Ustad, Rini tampak tersenyum.

24.

Rini dan keluarganya saat itu sedang bersembunyi dalam kamar.

Dalam kondisi ketakutan, Rini memutuskan untuk mengintip lewat pintu untuk memastikan kejadian apa yang terjadi di luar kamar.

- Penampilan : Rini terlihat berantakan dan sedikit berkeringat karena ketakutan.

- Kostum : Rini menggunakan terusan bermotif floral warna merah maroon.

- Riasan : Rini menggunakan riasan mata yang tipis, alis yang dibentuk rapih dan sedikit tebal, perona pipi sedikit, dengan lipstik berwarna ke unguan.

Sama seperti scene sebelumnya hanya saja riasannya terlihat mulai memudar.

- Lingkungan : ruang tamu rumah keluarga Rini, dan kamar.

- Perilaku : Rini terlihat tegang dan ketakutan.

- Gerakan : Rini membuka pintu perlahan dan sedikit, kemudian mengintip lewat pintu.

- Ekpsresi : mata Rini terbelalak

- Kamera : adegan Rini membuka pintu perlahan diambil secara medium shot.

- Angle : pengambilan angle pada saat Rini membuka pintu adalah eye level.

- Lighting : Frontal lighting mengarah kepada wajah Rini.

- Editing : Overlapping dilanjutkan dengan Rini menutup pintu kemudian kembali pada keluarganya.

Saat Rini dan keluarganya sedang berlindung di sebuah kamar, Rini mengambil keputusan untuk berjalan mendekati pintu dan mengintip.

Semua hal itu dilakukan atas keinginan Rini dan nalurinya untuk melindungi keluarganya, untuk memastikan bahwa apakah akan ada serangan yang datang kembali.

Rini tidak hanya memastikan keadaan diluar, sesudah dia mengintip, Rini bergegas kembali kepada ayah dan kedua adiknya yang tersisa kemudian

berpelukan. Rini

(43)

120 melihat hantu yang mirip sosok Ibu didepannya lewat dengan mulut sedikit menganga.

memastikan semua

keluarganya berada dekat bersamanya.

25.

Saat situasi sedang tegang, keluarga Rini dikejar oleh banyak pocong, tiba-tiba terdengar suara sesak nafas Nenek dan kursi roda yang berjalan sendiri. Dari kaca

- Penampilan : Nenek terlihat kurus dengan rambut berantakan.

- Kostum : Nenek menggunakan atasan putih bermotif floral.

- Riasan : Nenek menggunakan riasan tipis namun terlihat pucat di bagian bibir.

- Lingkungan : ruang tamu rumah keluarga Rini.

- Perilaku : Nenek terlihat menahan kesakitan.

- Gerakan : saat kursi roda Nenek tiba tiba berjalan sendiri, bayangan dari kaca Nenek sedang menahan pintu yang didorong oleh pocong dengan tubuhnya.

- Ekpsresi : Nenek terlihat menyipitkan matanya dan mengkerutkan dahinya seperti

- Kamera : adegan kursi roda Nenek dan Nenek yang menahan pintu diambil medium shot.

- Angle : pengambilan angle pada saat Nenek menahan pintu adalah eye level.

- Lighting : Frontal lighting mengarah kepada wajah Nenek.

- Editing : Overlapping dari Nenek menahan pintu.

Di scene sebelumnya, wajah nenek digambarkan seperti khawatir dan menahan sakit, di scene ini Nenek yang sudah tiada namun tiba-tiba memunculkan dirinya untuk menyelamatkan keluarganya

Peneliti melihat Nenek sebagai perempuan yang sudah meninggal, namun

masih berusaha

berkomunikasi dengan keluarganya. Bahkan kehadiran arwahnya membantu menyelamatkan keluarganya yangs edang terancam.

Nenek berani berdiri dari kursi roda dengan detail

(44)

121 terlihat Nenek berdiri di depan

pintu menahan pocong-pocong tersebut untuk masuk ke rumahnya.

kesakitan.

- Suara : suara sesak nafas Nenek diiringi suara hentakan pintu dari pocong-pocong yang ingin menerobos masuk.

wajah kesakitan menahan pintu untuk menahan pocong-pocong yang

hendak menyerang

keluarganya.

26.

Rini yang saat ini sudah pindah dan tinggal di rumah susun

- Penampilan : Rini terlihat rapi dan cantik dengan rambut hitam terurai kebawah, begitupun juga dengan tetangga barunya.

- Kostum : Rini menggunakan kaos berwarna putih dengan pita berwarna pink pada rambutnya.

Sedangkan tetangganya menggunakan terusan batik berwarna hijau muda.

- Riasan : Rini menggunakan riasan mata yang tipis, alis yang dibentuk rapih dan sedikit tebal, perona pipi yang cukup tebal, dengan lipstik berwarna ke unguan. Begitupun juga dengan tetangga barunya.

- Lingkungan : Pintu depan tepat di rumah susun Rini berada.

- Kamera : adegan Rini membuka pintu medium shot.

- Angle : pengambilan angle pada saat Rini membuka pintu adalah eye level.

- Lighting : Frontal lighting mengarah kepada wajah Rini dan Darminah.

- Editing : Overlapping dilanjutkan dengan Rini menutup pintu kemudian kembali pada keluarganya.

Patriarki Rini menerima masakan dari tetangga perempuannya yang bernama Darminah.

Rini menekankan bahwa hari itu dia hanya memasak telor, sementara Darminah sering sekali memasak dalam jumlah besar sehingga bisa berbagi.

Peneliti melihat perempuan masih terkait dengan pekerjaan memasak, namun sisi keramahan yang ditunjukkan adalah keinginan Darminah untuk berbagi dan Rini menerima tawaran Darminah dengan senyum yang lebar.

(45)

122 bersama dengan keluarganya

mendapatkan sambutan berbentuk pemberian dari tetangganya berupa makanan.

- Perilaku : Rini terlihat sedang santai di rumah begitupun juga dengan tetangganya.

- Dialog : Tetangga baru Rini memberikan sapaan kepada Rini

“Halo, ini aku bawa makanan masakan kelebihan”, Rini pun membalas dengan senang

“Terima kasih bu, kebetulan kami hari ini hanya masak telor”

“Kalau perlu makanan ke rumah aku aja, aku sering masak banyak” Tetangga memberikan tawaran, Rini pun berterima kasih “Terima kasih banyak ya bu”, “sama-sama” ditutup dengan balasan dari tetangga barunya.

- Gerakan : Tetangga baru mengetuk pintu kemudian memberikan rantang makanan kepada Rini, Rini membuka pintu rumah barunya, kemudian cukup terkejut awalnya.

Baik Rini dan Darminah keduanya menggunakan make up meskipun sedang berada di rumah, membuktikan bahwa kedua

perempuan ini

mempedulikan

penampilannya walaupun tidak pergi kemana-mana.

(46)

123 - Ekpsresi : Rini cukup terkejut melihat tetangga barunya datang, sedangkan tetangga barunya memberikan senyuman kepada Rini. Rini pun lantas membalas dengan senyuman pula pada akhirnya.

Gambar

gambar  selanjutnya  saat  Ibu  tersenyum  juga  diambil  secara  eye  level.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai pengaruh senam nifas terhadap involusi uterus dan pengeluaran lokia di wilayah Kerja Puskesmas Cilembang Kota

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

O4 Semua warga sekolah mendapat kemudahan yang sewajarnya dan 100% blok bangunan yang dibuat pendawaian semula dalam keadaan baik dan selesa.. 100% sistem

Bagaimanakah kesiapan peran menjadi orang tua pada ibu primigravida setelah dilakukan aplikasi prenatal class di Desa Dukuh Mencek dan Desa Klungkung Sukorambi

Sembari memimpin pemberian nilai pada matrik, jelaskan bahwa mereka bisa memilih berapa banyak keping (batu, biji-bijian, tutup botol dan sebagainya) yang mereka tempatkan di

pemecahan permasalahan yang harus dimiliki oleh siswa. Metode pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah kegunaannya adalah untuk merangsang berfikir dalam

Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun

Metode clustering menggunakan metode K-Means bisa digunakan untuk mengelompokan nilai mahasiswa dan mengevaluasi hasil belajar mahasiswa setiap semesternya sehingga