• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi antar individu atau kelompok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi antar individu atau kelompok"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya suku yang ada di Indonesia dapat mempengaruhi penggunaan bahasa, karena disetiap suku di suatu daerah memiliki bahasa yang berbeda.

Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah yang berbeda. Meski memiliki banyak bahasa daerah yang beragam, bangsa Indonesia tentu memiliki bahasa utama atau biasa disebut bahasa ibu yang digunakan untuk mempesatukan masyarakat Indonesia dari berbagai suku atau ras. Bahasa ibu bangsa Indonesia adalah Bahasa Indonesia.

Sebagian besar dari masyarakat Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi antar individu atau kelompok lain dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Manusia sangat membutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan manusia selalu menggunakan bahasa dalam kegiatan sehari-hari. Menurut Hurlock (dalam Zubaidah, 2004: 462) bahasa meliputi segala bentuk komunikasi yang ada dalam pikiran orang dan perasaan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Komalasari (2019) secara garis besar bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan ekspresi diri, mengadakan integrase dan adaptasi sosial sekaligus menyatakan control sosial.

Sebagai makhluk sosial, manusia perlu bahasa sebagi alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Dengan bahasa seseorang dapat menggungkapkan keinginannya, memberikan dan memperoleh informasi. Taringan (2015: 134) mengemukakan pendapatnya tentang komunikasi, komunikasi adalah kumpulan

(2)

2

dari bermacam-macam tindak, seraingkaian unsur yang memiliki tujuan dan maksud tertentu. Seseorang dapat saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, serta dapat memperoleh pelajaran baru dengan bahasa.

Keith Allan (dalam Kunjana, 2006:52) mengatakan bahwa bertutur merupakan kegiatan yang berdimensi sosial. Kegiatan sosial dapat berjalan dengan baik jika para anggota tutur ikut terlibat dalam proses komunikasi. Dalam komunikasi sehari-hari, sering kali kita melihat proses berkomunikasi berjalan dengan lancar dan tidak jarang juga kita melihat proses komunikasi berjalan tidak lancar. Komunikasi yang berjalan dengan lancar atau baik, misalnya seperti percakapan penjual kosmetik dan pembeli. Penjual kosmetik akan memberikan informasi sebaik mungkin dan juga seinformatif mungkin agar kebutuhan pembeli terpenuhi. Begitu juga dengan pembeli, pembeli akan mengutarakan pertenyaan- pertanyaan agar kebutuhannya terpenuhi sehingga pembeli mendapatkan kosmetik sesuai dengan kebutuhannya. Dalam hal tersebut, telah terjalin kerja sama antara penutur (penjual kosmetik) dan lawan tutur (pembeli), sehingga proses berkomunikasi berjalan dengan lancar.

Dalam proses komunikasi sehari-hari jika tidak berjalan dengan baik bisa memicu kericuan. Misalnya proses komunikasi saat debat. Sering kita melihat perdebatan yang berakhir kericuhan. Penutur tidak memperhatikan kondisi dan situasi lawan tuturnya, sehingga menciptakan suasana panas yang berakhir pertikaian. Hal itu bisa terjadi akibat proses komunikasi tidak didasari dengan prinsip kerja sama.

Agar proses komunikasi atau berinteraksi bisa berjalan dengan baik, pesan disampaikan dan diterima dengan baik oleh anggota tutur perlu adanya kerja sama,

(3)

3

atau biasa disebut dengan prinsip kerja sama percapan. Menurut Grice (1975: 45) dalam kegiatan berkomunikasi ini terdapat beberapa aturan prinsip yang harus diterapkan, agar proses berkomunikasi ini lancar. Maksud dari aturan prinsip yang harus di terapkan dalam komunikasi adalah aturan prinsip kerja sama. Dapat disimpulkan bahwa penerapan aturan prinsip kerja sama dalam sebuah komunikasi sangatlah penting untuk diterapkan agar tidak terjadi salah paham atau salah dalam penangkapan pesan yang di ucapkan oleh lawan bicara maupun pesan yang di tangkap oleh lawan bicara.

Menurut Grice (melalui Wijana, 1996: 46) untuk melalukan prinsip kerja sama semua penutur diharuskan menggunakan 4 aturan yang meliputi: (1) maksim kuantitas: penutur di tuntut untuk memberikan informasi seperlunya saja, (2) maksim kualitas: penutur memberikan informasi yang benar dan didukung dengan bukti yang ada, (3) maksim hubungan atau relevansi: setiap penutur untuk berpartisipasi menyumbangkan informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang tengah diperbincangkan, (4) maksim cara: penutur diharapkan untuk berbicara langsung, tidak mengalihkan pembicaraan dan tidak berlebih-lebihan. Maksim merupakan norma atau kode etik yang menentukan bagaimana pemakaian bahasa dan interprestasinya pada tindak dan lawan tuturnya.

Meski dalam berkomunikasi memiliki kode etik yang sudah ditentukan, masih banyak orang yang melanggar kode etik tersebut. Seseorang dapat dengan sengaja atau tidak sengaja melanggar maksim kerja sama. Seperti contoh dalam dialog politik Mata Najwa Trans7, saat berdiskusi terdapat bintang tamu yang sengaja melanggar maksim relevansi karena ingin menghindar dari pertanyaan yang diberikan oleh Najwa Shibab.

(4)

4

Anggota tutur yang dengan sengaja melanggar maksim kerja sama pasti memiliki fungsi pelanggaran tersebut. Para politikus dengan sengaja melanggar maksim kerja sama dengan berbagai fungsi untuk membanggakan dirinya dan meyakinkan masyarakat bahwa dirinya merupakan sosok calon pemimpin yang hebat. Upaya pelanggaran tersebut dilakukan karena adanya tujuan. Suryani (3:2015) menyatakan bahwa pada situasi tertentu maksim prinsip kerja sama dsengaja dilanggar untuk sebuah tujuan tertentu.

Pelanggaran prinsip kerja sama yang terjadi dalam dialog politik Mata Najwa menarik untuk diteliti, karena saat dalam berdialog sering terjadi fenomena pergantian topik pembicaraan dan hal tersebut disebut melanggar maksim hubungan/relevansi. Seperti contoh dalam episode Ujian Reformasi, Fahri Hamzah selaku narasumber tidak menjawab pertanyaan Najwa Shihab dengan baik.

Dikatakan tidak menjawab pertanyaan dengan baik, karena jawaban yang diberikan Fahri tidak berhubungan dengan pertanyaan Najwa Shihab, hal ini disebut pelanggaran maksim relevansi.

Mata Najwa adalah salah satu program unggulan dari stasiun televisi Trans7. Acara ini dibawakan oleh jurnalis kondang Najwa Shihab. Mata Najwa selalu membahas issue-issue yang tengah terjadi dikalangan masyarakat, baik itu mengenai ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Najwa shihab selalu mengundang tokoh-tokoh yang berkaitan dengan issue yang akan dibahas, guna untuk memperoleh informasi secara langsung.

Alasan peneliti memilih dialog politik Mata Najwa sebagai objek penelitian adalah karena program ini merupakan program unggulan yang secara langsung berani untuk mengungkapkan issue yang tengah terjadi di kalangan masyarakat.

(5)

5

Najwa shihab selaku pembawa acara selalu berani untuk mengulik kebenaran informasi secara langsung terhadap tokoh yang memiliki wewenang atau tanggung jawab terhadap topik masalah yang sedang dibicarakan. Sebagian besar bintang tamu yang pernah di undang merupakan tokoh-tokoh masyarakat, yang tentunya memiliki riwayat pendidikan yang memumpuni. Akan tetapi latar belakang pendidikan tidak berpengaruh dalam pelanggaran maksim prinsip kerja sama, karena seseorang dapat melanggar prinsip tersebut dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Selain itu karena dalam dialog politik program Mata Najwa, para anggota tutur menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, akan tetapi masih terjadi pelanggaram maksim. Hal tersebut merupakan alasan mengapa penulis memilih program Mata Najwa sebagai objek penelitian.

Penelitian serupa sudah pernah dilakukan oleh para penulis sebelumnya, seperti Khairin dari Universitas Gadjah Mada. Dalam jurnalnya yang berjudul

“Prinsip Kerja Sama dan Tindak Tutur pada Film Aku, Kau, dan Kua” pada tahun 2015. Nikma memfokuskan kajiannya pada penerapan prinsip kerja sama, implikatur, serta tindak tutur yang terdapat di film “Aku, Kau, dan Kua”. Melalui cara kerja Pragmatik di setiap akhir dialog atau adegan film tersebut, Nikma dapat membeberkan fakta kesuksesan dari film Aku, Kau dan Kua. Secara garis besar terdapat pelanggaran maksim kuantitas, dan tak banyak pelanggaran maksim kualitas dan maksim cara.

Pada jurnal penelitian lainnya, Ulam Asyifa, Emzir dan Nuruddin yang berjudul “Analisis Linguistik Prinsip Kerja Sama dalam Tuturan Cerita Humor Nawadir Juha Li Al-Athfal” pada tahun 2018. Memfokuskan kajiannya pada pematuhan dan penyimpangan prinsip kerja sama pada tuturan dalam cerita humor

(6)

6

berbahasa Arab “Nawadir Juha Li Al-Athfal”. Dalam penelitiannya terdapat kedisiplinan dan juga penyimpangan penggunaan prinsip kerja sama. Pematuhan dan penyimpangan tersebut terjadi karena kreativitas berbahasa yang dilakukan oleh tokoh dan kejenakaan pemikiran yang dimilikinya.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Natalia (2009) dalam penelitian yang berjudul “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Pada Wacana Politik Gelar Wicara Mata Najwa: Tinjauan Pragmatik”. Dalam penelitiannya Natalia menemukan

pelanggaran maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim hubungan dan maksim cara. Selain itu, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama yang meliputi: keterlibatan seperti latar belakang, sikap penutur, kebiasaan penutur dan lain sebagainya.

Penelitian ini memfokuskan kajian pada bentuk pelanggaran prinsip kerja sama serta fungsi/kegunaan terjadinya pelanggaran yang terjadi dalam dialog politik Mata N ajwa. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengangkat judul penelitian berupa “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Dialog Politik Mata Najwa Trans7”. Adapun alasan peneliti mengangkat judul tersebut yaitu

untuk mengungkapkan bentuk pelanggaran prinsip kerja sama serta fungsi pelanggaran yang dilakukan oleh politikus dalam acara Mata Najwa Trans7, selain itu penelitian ini merupakan penelitian terbaru ditahun ini dan diharapkan bisa menambahkan wawasan ilmu pengetahuan mengenai prinsip kerja sama.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan alasan dasar dilaksankannya sebuah penelitian, karena dengan rumusan masalah peneliti dapat memperoleh kejelasan

(7)

7

sasaran dari sebuah penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian

“Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Dialog Politik Mata Najwa Trans7”

meliputi:

a. Bagaimana bentuk dari penyimpangan/pelanggaran prinsip kerja sama yang terjadi pada dialog politik Mata Najwa Trans7?

b. Bagaimana fungsi terjadinya sebuah penyimpangan/pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada dialog politik Mata Najwa Trans7?

1.3 Tujuan

a. Mendeskripsikan bentuk pelanggaran/penyimpangan prinsip kerja sama yang terjadi pada dialog politik Mata Najwa Trans7

b. Menguraikan fungsi terjadinya pelanggaran/penyimpangan prinsip kerja sama yang terjadi dalam dialog politik Mata Najwa Trans7

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian yang berjudul “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Dialog Politik Mata Najwa Trans7” termasuk dalam penelitian pragmatik, yang fokus menganalisis pelanggaran/penyimpangan prinsip kerja sama yang terjadi pada dialog politik Mata Najwa. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan membantu pengembangan pengetahuan mengenai studi analisis tentang maksim kerja sama.

Maksim kerja sama sangatlah penting untuk diterapkan, demi menunjang kelancaran saat berkomunikasi antar individu maupun kelompok.

Setiap orang yang berbahasa pasti mempunyai tujuan atau pesan yang ingin di

(8)

8

sampaikan, dengan menerapkan maksim kerja sama dapat mempermudah masyarkat tutur dalam berkomunikasi. Selain itu, penelitian ini bisa meningkatkan wawasan pengetahuan tentang prinsip kerja sama.

1.5 Definisi Istilah

Untuk memperjelas isi yang ada dalam penelitian ini maka diperlukan adanya konsep penting, yaitu berupa definisi operasional yang meliputi konsep sebagia berikut:

a. Maksim merupakan norma atau kode etik yang menentukan bagaimana pemakaian bahasa dan interprestasinya pada tindak serta lawan tuturnya.

b. Menurut Grice (melalui Wijana, 1996: 46) untuk melalukan prinsip kerja sama semua penutur diharuskan menggunakan 4 aturan (maksim), yakni:

kuantitas, kualitas, hubungan atau relevansi, dan cara.

c. Dialog politik merupakan percakapan yang membicarakan terkait dengan penyelenggaraan pemerintah dan negara.

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena yang terjadi sangatlah menarik, karena tidak sejalannya dengan keadaan yang seharusnya terjadi yaitu ketika Indeks saham syariah yang disebut dengan Jakarta

Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hasil terjemahan dialog film Le Fabuleux Destin d'Amélie Poulain yang akan

Dan juga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk para orang tua dan orang dewasa lainnya yang peduli dengan perkembangan anak terutama sebagai landasan

Menurut Rahimi & Purwatiningsih (2013) dari pro-kontra akan penerapan fair value, revaluasi aset tetap menjadi topik yang menarik untuk diteliti.

Hal ini menarik untuk diteliti, mengingat begitu penting fungsi strategi dalam menyebarluaskan pesan komunikasi kepada khalayak, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana

Berdasarkan pembahasan dan perbandingan antara teori, topik masalah dan penelitian terdahulu beserta fenomena yang terjadi maka kemudian penulis tertarik untuk melakukan

Fenomena tersebut menarik untuk diteliti lebih jauh, dengan fokus penelitian ini adalah manajemen perpustakaan, yang akan diteliti dalam bentuk penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti kata keterangan, khususnya kata keterangan pengulangan zài ( 再 ) dan yòu ( 又 ) dalam kalimat Bahasa