• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu acuan penulis agar dapat melakukan penelitian dengan melalui penelitian terdahulu yang mana peneliti dapat memperbanyak teori dan referensi yang dapat memperlancar dalam proses penelitian. Sehingga dengan adanya penelitian terdahulu dapat digunakan untuk menelaah penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.

Adapun beberapa hasil penelitian dari peneliti terdahulu sebagai berikut:

1. Suherni Susilawati (UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten) dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Kebudayaan Islam Pada Materi Proses Lahirnya Dinasti Bani Abbasiyah Berbasis Multimedia Interaktif”, dari hasil penelitian yang dilakukan tentang “Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Kebudayaan Islam Pada Materi Proses Lahirnya Dinasti Bani Abbasiyah Berbasis Multimedia Interaktif”, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar sejarah kebudayaan Islam berbasis multimedia interaktif yang dikembangkan dapat memberi kemudahan pada siswa dalam pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan bahan ajar sejarah kebudayaan islam berbasis multimedia dan untuk melihat apakah alat tersebut layak digunakan apa tidak dapat ditentukan melalui penailaian para ahli media dan materi yang telah ditentukan penelitian ini jenis penelitian kulitatif semi kuantitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian R&D, sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, amgket dan penilaian ahli, sedangkan dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis isi dan analisis deskriptif.

2. Khoirotun Nisa’ (UIN Malang) dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Putra putri Lamongan”. Penelitian tentang “Penggunaan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Putra putri Lamongan” dapat disimpulkan bahwa

(2)

10

siswa secara antusias dalam mengikuti pembelajaran sejarah kebudayaan islam, tampak aktif mengikuti pembelajaran, tampak antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru serta siswa juga sering bertanyaan mengenai materi yang kurang difahami. Sehingga siswa menjadi aktif di kelas dan membuat kelas menjadi hidup (tidak sepi).

Penelitian ini tergolong kedalam penelitian kualtitatif dengan pendekatan induktif. Penelitian ini memperoleh data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan dalam menganalisis data menggunakan analisis data bersifat kualitatif yang mana uraian data tertulis dari dokumen, data uraian hasil wawancara dan uraian dari hasil pengamatan.

3. Depki Elnanda (IAIN Batu Sangkar) dengan judul “Pengembangan Multimedia Interaktif Pada Mata Pelajaran SKI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Perguruan Thawalib Putri Padang Panjang”, dari hasil penelitian yang dilakukan tentang “Pengembangan Multimedia Interaktif Pada Mata Pelajaran SKI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Perguruan Thawalib Putri Padang Panjang” dapat disimpulkan bahwa hasil validitas multimedia interaktif menggunakan software macromedia director mx pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi dinasti Ayyubiyah di kelas VIII MTs Thawalib Putri Padang Panjang yang dinilai oleh validator dinyatakan sangat valid dengan perolehan hasil validasi secara umum sebanyak 91,25%. Sedangkan uji reliabilitas instrumen multimedia interaktif menghasilkan koefisien sebesar 0.725 maka koefisien kategori reliabilitasnya pada kategori kuat.

Selanjutnya hasil efektivitas produk multimedia interaktif diperoleh hasil analisis lebih besar dari pada taraf 1% = (3.758 > 1. 303) dan pada taraf 5% = (3.758 > 1.684). Pada taraf signifikan 1% dan 5% dapat dinyatakan Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nihil (Ho) ditolak.

Sehingga dapat dikatakan pada taraf 1% dan 5% terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia interaktif dengan yang tanpa menggunakan multimedia interaktif.

Selanjutnya hasil uji motivasi belajar siswa dengan menggunakan

(3)

11

kuesioner respon siswa tentang motivasi belajar siswa memperoleh nilai rata-rata 86.58 maka hasil analisis angket tersebut dinyatakan berada pada kriteria sangat tinggi. Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian kualitatif semi kuantitatif, sedangkan pendekatannya menggunakan R&D.

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, angket, wawancara dan test dalam pengumpulan datanya.

4. Euis Sofi (MTsN 1 Model Pandeglang) dengan judul

“Pembelajaranberbasis E-Learning Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri”. Penelitian tentang “Pembelajaranberbasis E-Learning Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri” dapat disimpulkan bahwa Antara e-learning dengan prestasi belajar terdapat hubungan yang fungsional karena e-learning memudahkan siswa belajar dimanapun dan kapanpun serta dapat meningkatkan keahlian, motivasi dan aktifitas belajar siswa. Sehingga penerapan e-learning diharapkan dapat membuat prestasi seperti yang diinginkan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data pada peneltian ini menggunakan wawancara dan observasi partisipatif. Sedangkan analisis datanya menggunakan model interactive, model aktifitas data reduction dan conclusion drawing.

5. Elsa May Wijaya (UIN Malang) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar SKI Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di MTsan-Nur Bululawang”, penelitian tentang

“Pengembangan Bahan Ajar SKI Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di MTsan-Nur Bululawang”

dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII-G MTs An-Nur Bululawang dibuktikan dengan perolehan hasil rata-rata pre-test65 dan post-test 81,9 dan dengan diterimanya hipotesis alternatif dengan perhitungan t-Tabel lebih besar dari t-hitung yakni 10,92 > 2,060. Penggunaan bahan ajar secara interaktif dapat mempermudah pembelajaran karena didukung oleh berbagai aspek seperti suara, video, animasi, teks dan grafik. Penelitian ini

(4)

12

tergolong kedalam jenis penelitian kualitatif semi kuantitatif dengan metode pendekatan penelitian research and development (R & D). Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawncara, angket dan test perolehan hasil belajar.

6. Widya Rahmawati (UIN Malang) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Multimedia Auto Play untuk Peningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas X MAN Malang di Kota Batu”. Penelitian tentang “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Multimedia Autoplay untuk Peningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas X MAN Malang di Kota Batu” dapat disimpulkan bahwa implementasi multimedia autoplay pada pelajaran sejarah kebudayaan islam pada Madrasah Aliyah kelas X b mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Perolehan peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari : (a) Perolehan hasil belajar siswa pada post test > pre test (51,16% > 51,16%), yang artinya prestasi belajar siswa meningkat setelah menerapkan media pembelajaran multimedia autoplay, (b) Hasil uji t manual menghasilkan df/db = 28, dengan table pada taraf signifikansi mencapai 5% = 2.05 dengan perbandingan besar t-hitung dan t-tabel, yang menghasilkan t- hitung > t-tabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan pengembangan media auto play dengan hasil belajar siswa yang menghasilkan prestasi belajar siswa meningkat. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif semi kualitatif, sedankan pendekatan penelitian ini menggunakan R & D. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan wawancara, angket dan test hasil belajar.

Analisis data penelitian ini adalah analisis isi pembelajaran, analisis uji-T dan analisis deskriptif.

7. Dwi Kurnia Suci (UIN Raden Intan Lampung) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran SKI Materi Al Khulafa’ar Rasyidun Berbasis Power Point Add-Ins Ispring Suite 8 Kelas VII di MTs Asa’adah Global Islamic School”. Penelitian tentang “Pengembangan Media

(5)

13

Pembelajaran SKI Materi Al-Khulafa’ar Rasyidin Berbasis Power Point Add-Ins Ispring Suite 8 Kelas VII di MTs Asa’adah Global Islamic School” dapat dismpulkan bahwa media power point Add-Ins Inspiring Suite 8 bisa dikatakan layak digunakan untuk pelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan materi Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin karena siswa dan guru menjadi tertarik menggunakan media power point Add-Ins Inspring Suite 8 pada pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif semi kualitatif dengan pendekatan R & D. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, angket (kuesioner) dan observasi.

Sedangkan penelitian ini menggunakan analisis data dengan 2 metode, diantaranya yaitu metode data kualitatif disertai masukan validator pada tahap masukan dan validasi dari ahli materi, Bahasa dan media. Sedangkan metode data kuantitatif pada penelitian ini, analisis datanya menggunakan gambaran hasil pengembangan produk yang berupa media pembelajaran interaktif power point add-ins inspring suite 8.

8. Rosni (MAN 1 Bone) dengan judul “Pengaruh Teknik Pembelajaran Berbasis Multimedia terhadap Efektivitas Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bone”. Penelitian tentang

“Pengaruh Teknik Pembelajaran Berbasis Multimedia terhadap Efektivitas Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bone” dapat disimpulkan bahwa implementasi multimedia di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bone menghasilkan respon positif cukup tinggi dikarenakan pada saat guru sejarah kebudayaan Islam menggunakan pada pembelajaran sejarah kebudayaan Islam menghasilkan respon positif dari para siswa yang sangat tertarik dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Selain itu, pembelajaran sejarah kebudayaan Islam menjadi efektif, menarik dan kreatif ketika menggunakan bantuan multimedia. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bone adalah buku atau modul, papn tulis, laptop, LCD, power point, atlas dan film slide. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif empirisme (prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh dari

(6)

14

pengamatan dan perilaku orang-orang yang diteliti secara langsung).

Penelitian ini menggunakan pendekatan teologis normatif, psikologis, pedagogis, historis dan sosiologis. Sedangkan penelitian ini dalam pengumpulan datanya menggunakan field research (penelitian lapangan secara langsung), yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

9. Zulvia Trinova & Nini (UIN Imam Bonjol Padang) dengan judul

“Pemanfaatan Film sebagai Media Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTsN Model Padang”. Penelitian tentang “Pemanfaatan Film sebagai Media Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di MtsN Model Padang” dapat disimpulkan bahwa Media film dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam membuat peserta didik termotivasi dalam belajar serta mereka menjadi lebih mudah memahami materi ajar yang disampaikan dengan media film. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian field research deskriptif, sedangkan teknik perolehan datanya adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengolahan data penelitian ini menggunakan penyajian data, reduksi data dan kesimpulan mengenai manfaat film sebagai media pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di Mts model Padang. Data penelitian yang terkumpul kemudian diproses, dipilih atas dasar reliabilitas dan validitasnya.

10. Abrar Hafizh & Ridho Bayu Yefterson (Univ. Negeri Padang) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Menggunakan Windows Movie Maker dalam Pembelajaran Sejarah (Materi Pelajaran:

Awal Masuk dan Berkembang Agama Islam di Indonesia). Penelitian tentang “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Menggunakan Windows Movie Maker Dalam Pembelajaran Sejarah (Materi Pelajaran: Awal Masuk dan Berkembang Agama Islam di Indonesia) dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sejarah berbasis Video Movie Maker merupakan sumber belajar yang layak untuk digunakan. Hasil penilaian uji validitas dari ahli media pembelajaran menunjukkan bahwa media pembelajaran sejarah berbasis Video Movie Maker merupakan sumber belajar yang layak untuk digunakan. Hal ini

(7)

15

terlihat dari hasil penilaian yang diberikan oleh ahli materi pembelajaran sejarah, ahli media pembelajaran sejarah dan guru ahli materi Sejarah Indonesia. Sehingga media pembelajaran sejarah berbasis Video Movie Maker sebagai sumber belajar layak digunakan untuk diuji cobakan kepada peserta didik untuk melihat kepraktisannya. Artinya media pembelajaran sejarah berbasis Video Movie Maker yang telah diuji cobakan sangat praktis digunakan dalam pembelajaran Sejarah Indonesia terutama pada materi “Awal Masuk dan Berkembang Agama Islam di Indonesia. Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian kualitatif semi kuantitatif dengan model penelitian pengembangan (research &

development) dengan menghasilkan media pembelajaran berbasis video movie maker. Teknik perolehan data dalam penelitian ini bisa didapatkan oleh dua jenis data kualitatif yaitu memperoleh data melalui penilaian tambahan atau saran dari validator, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian dengan skala likert. Sedangkan dalam menganalisis data adalah melalui menganalisis uji validasi dengan teknik skor rata-rata penilaian evaluator pada tiap item.

2.2. Tinjauan Pustaka

a.) Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan oleh guru, siswa dan bahan ajar yang berada pada suatu lingkungan belajar. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran yaitu suatu proses usaha yang dilakukan oleh guru dalam memberikan bantuan kepada siswa agar bisa belajar dengan baik.

Menurut Warsita, pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk membuat siswa dapat belajar atau suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk membelajarkan siswa.15 Dalam pendapat lain, pembelajaran juga dapat diartikan

15 Bambang Warsita, Tekhnologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: 2008), 85.

(8)

16

sebagai proses dalam memberikan bimbingan atau bantuan dalam melakukan proses belajar yang ditujukan kepada siswa.16

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah kebudayaan Islam merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam memberikan bimbingan pengetahuan dalam suatu tempat atau lingkungan belajar yang mempelajari tentang proses perjalanan perkembangan hidup umat muslim dari masa ke masa dalam menciptakan, mengembangkan dan menyebarluaskan agama islam yang berkaitan dengan mencakup segala hal tentang ibadah, muamalah, berperilaku serta menjalankan aturan kehidupan yang diadasari dan sesuai dengan ajaran Islam.

2. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam mempunyai beberapa tujuan yang melatar belakangi adanya pembelajaran sejarah kebudayaan islam, yaitu:

1.) Mengenal dan mengetahui alur perjalan peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kebudayaan islam.

2.) Mengetahui tempat dan nama tokoh bersejarah yang telah berjasa memperjuangkan islam dalam masa perkembangan islam.

3.) Mengetahui dan memahami wujud peninggalan bersejarah dalam kebudayaan islam dari masa awal ke masa selanjutnya.

4.) Pengetahuan sejarah dapat membuat iman menjadi berkembang, mensucikan moral, meningkatkan rasa kepemimpinan dan membuat siswa untuk berpedoman pada kebenaran.

5.) Pembelajaran sejarah akan menjadi contoh yang baik sebagai pembinaan tingkah laku manusia secara sempurna untuk kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan melatih untuk mengikuti dan berperilaku sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW.17

3. Fungsi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

16 Aprida, Darwis , “Belajar dan Pembelajaran,” FITRAH: KAJIAN ILMU- ILMU KEISLAMAN , Vol. III No.2 (Desember, 2017), 337.

17 Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang:1999), 222.

(9)

17

Terdapat 3 fungsi dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam, yaitu:

1.) Fungsi Edukatif

Fungsi edukatif ini maksudnya adalah dalam mempelajari sejarah, siswa akan diajarkan beberapa hal mengenai penegakan nilai, prinsip dan sikap yang baik dan islami untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.) Fungsi Keilmuan

Fungsi keilmuan mengandung pengertian bahwa dalam mempelajari sejarah kebudayaan islam, siswa akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang memadai tentang perjalanan islam pada masa lampau dan kebudayaannya.

3.) Fungsi Transformasi

Fungsi transformasi dimaksudkan bahwa sejarah mengandung sumber yang sangat penting dalam susunan perubahan perkembangan masyarakat dari masa ke masa. Bisa juga dapat diartikan fungsi ini mengandung pengertian bahwa dalam mempelajari sejarah, siswa akan dapat mengetahui dan memahami perubahan perkembangan masyarakat dari masa ke masa baik dari segi sifat, perilaku, pemikiran atau cara hidup mereka.

Selain 3 fungsi tersebut, terdapat beberapa fungsi belajar sejarah kebudayaan Islam tingkat Madrasah Tsanawiyah yaitu:

(1) Memberi pengenalan kepada siswa berupa peristiwa bersejarah yang telah terjadi pada zaman Rasulullah SAW dalam menerapkan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an serta strategi-strategi dakwah yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada masa itu.

(2) Membuat siswa ikut terlibat secara emosional dalam kisah- kisah cerita masa lampau, terutama mengenai konsistensi para tokoh yang telah berjasa pada masa memperjuangkan aturan dan akidah ajaran islam dengan segala tantangan dan

(10)

18

permasalahan yang disebabkan berasal dari umat islam sendiri maupun dari luar umat islam.

(3) Meneruskan keilmuan yang telah menjadi budaya para tokoh Islam dengan segala keterampilan dan kemampuan yang telah dihasilkan disertai pemikiran kritis atas segala hal yang berhubungan dengan keilmuan.

(4) Memberikan suatu penghargaan atau penilaian yang setara atas segala pemikiran, pandangan dan karya yang telah berhasil dihasilkan oleh para ulama terdahulu. Sehingga tidak sampai terjebak pada romantisme masa lampau yang tidak berfungsi dalam menyelesaikan permasalahan – permasalahan modern umat islam saat ini.

(5) Memberikan gambaran suatu proses masuknya islam di Indonesia dengan kecerdasan para ulama terdahulu yang telah mengembangkan islam sehingga tidak memerlukan waktu yang cukup lama islam dapat memasuki wilayah Indonesia tanpa adanya perlawanan dan dapat mengambil makna dari proses perkembangan islam yang telah terjadi di Indonesia ini.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Sampai saat ini mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam hanya dianggap sebagai mata pelajaran yang hanya mempelajari seputar kebudayaan Islam (history of Islamic culture). Tetapi, sesuai perkembangan kurikulum pembelajaran saat ini, mata pelajaran sejarah kebudayaan islam mempelajari mengenai seputar agama Islam dan kebudayaannya. Sehingga, kurikulum mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam saat ini tidak hanya mempelajari tentang sejarah kekuasaan atau sejarah raja-raja saja, tetapi juga akan mempelajari mengenai sejarah berkembangnya ilmu agama, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang telah dikembangkan dalam sejarah Islam. Kemudian para tokoh yang dijabarkan dalam bahan ajar tersebut tidak hanya Nabi, para sahabat dan raja, tetapi juga akan dijabarkan mengenai para ulama, cendekiawan dan filsuf. Faktor sosial tersebut diangkat kedalam bahan ajar sejarah

(11)

19

kebudayaan islam saat ini bertujuan untuk melengkapi dan memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa.

Kurikulum sejarah kebudayaan Islam disusun secara berurutan sesuai kejadian, misalnya: pada tingkat Madrasah Tsanawiyah, bahan ajar yang dipelajari adalah mengenai sejarah dan perkembangan islam pada masa dinasti Umayah, Abbasiyah dan al – Ayyubiyah.

Ruang lingkup sejarah kebudayaan Islam tingkat Madrasah Tsanawiyah tercantum dalam buku siswa sejarah kebudayaan Islam:

pendekatan saintifik kurikulum 2013, yang dituliskan oleh Yunadi, dkk yaitu sebagai berikut:18

Tabel 2. 1 Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam No. Kelas VII

1. Kearifan Nabi Muhammad SAW

2. Kesuksesan Nabi Muhammad SAW melakukan perubahan 3. Khulafaur Rasyidin

4. Dinasti Bani Umayah

5. Perkembangan Kebudayaan Islam Dinasti Bani Umayah

No. Kelas VIII

1. Jejak Peradaban Dinasti Abbasiyah 2. Ilmuwan Muslim Dinasti Abbasiyah 3. Peradaban Emas Dinasti Umayah 4. Jejak Peradaban Dinasti Ayyubiyah

5. Kegelimangan Peradaban Dinasti Ayyubiyah

No. Kelas IX

1. Islam Nusantara

2. Semangat Tokoh Kerajaan Islam Nusantara

18 Yunadi, Sejarah Kebudayaan Islam: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarta: Kemenag, 2014), 25

(12)

20

3. Ketulusan Penyebar Islam Nusantara 4. Kemenarikan Islam Nusantara

5. Penghargaan Terhadap Tradisi dan Upacara Adat Kesukuan Nusantara

5. Karakteristik Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Pembelajaran sejarah kebudayaan islam biasa disebut pembelajaran sejarah karena menceritakan kejadian atau peristiwa di masa lampau. Berikut ini karakteristik pembelajaran sejarah, yaitu:

(a) Bersifat peristiwa

Sejarah dikatakan bersifat peristiwa karena berisi menceritakan peristiwa di masa lalu. Sifat peristiwa sejarah mengandung tiga unsur yaitu: hakekat, makna serta keunikan peristiwa.

(1) Hakekat dan makna peristiwa

Peristiwa yang dijadikan sebagai topik kajian ilmu sejarah yaitu peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan manusia secara langsung, mempunyai rmakna yang sangat penting serta berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan manusia secara secara luas. Sehingga dapat dipahami bahwa sejarah merupakan suatu ilmu yang mendalami tentang kehidupan manusia, maksudnya ilmu yang mempelajari pengalaman dan perjuangan manusia di masa lalu.

(2) Keunikan peristiwa

Ilmu sejarah juga mengandung peristiwa yang unik.

Maksudnya mempunyai ciri khas atau beda dengan yang lain, atau bisa dikatakan bahwa peristiwa tersebut berhubungan dengan individu, lembaga, kondisi, gagasan dan pendapat.

Unsur-unsur peristiwa tersebut akan dijadikan bahan pertanyaan dalam penelitian. Sehingga dari peristiwa tersebut akan muncul tema penelitian mengenai sejarah.

(b) Perspektif waktu

(13)

21

Suatu penelitian dan penulisan sejarah berpedoman pada periodisasi. Peristiwa yang dikaji harus benar-benar jelas ruang lingkup temporalnya.

(c) Bersifat fakta

Pencatatan sejarah harus sesuai fakta yang terjadi. Karena fakta sejarah merupakan hasil dari pemilihan sifat fakta, sehingga fakta tersebut akan dikategorikan menjadi fakta yang bersifat kuat atau lemah.19

6. Manfaat Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Dalam mempelajari sejarah kebudayaan Islam, terdapat manfaat yang dapat diperoleh oleh siswa dalam mempelajari ilmu sejarah kebudayaan Islam, yaitu:

(a) Meningkatkan kecintaan terhadap budaya Islam yang mana merupakan hasil perjuangan umat muslim pada zaman dahulu.

(b) Memahami segala hal yang merupakan hasil dari pemikiran dan hasil perjuangan para ulama sebagai teladan atau panutan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

(c) Menanamkan kesadaran kepada generasi muslim selanjutnya tentang rasa dan sikap tanggung jawab dalam kemajuan dunia Islam

(d) Memberikan pemahaman kepada generasi muslim selanjutnya dari setiap peristiwa agar dapat meneladani perjuangan para tokoh terdahulu untuk memperbaiki diri mereka sendiri, masyarakat, bangsa serta untuk kemajuan Islam di masa depan.

(e) Menanamkan sikap optimis dan memotivasi agar dapat mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai oleh umat dan para tokoh Islam bersejarah terdahulu.20

b.) Multimedia dalam Pembelajaran

a. Pengertian multimedia dalam pembelajaran

19 Rusydi Suliaman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2014), 24.

20 Kuntowijoyo, Ilmu Sejarah (Yogyakarta:1995), 76.

(14)

22

Multimedia dapat digunakan dalam banyak bidang. Multimedia dapat masuk dan menjadi alat bantu yang menyenangkan. Hal ini terjadi karena terdapat banyak komponen-komponen dan kemudahannya yang dapat digunakan dalam banyak bentuk yang bervariasi. Salah satu bidang yang menggunakan bantuan multimedia adalah bidang pendidikan. Multimedia sangat dibutuhkan di sekolah karena multimedia membuat pembelajaran menjadi lebih lengkap dan lebih menarik. Multimedia dapat menjadi alat pengajaran elektronik yang dapat membantu guru dalam mengajar.21

Perkembangan ilmu dan tekhnologi, membawa perubahan pula pada learning atau bahan belajar. Sebelum berkembangnya tekhnologi komputer, bahan belajar yang digunakan dalam dunia pendidikan adalah semua yang bersifat printed material, misalnya buku, modul, makalah, majalah, koran, tabloid, jurnal hand out, leaflet, buklet dan semua bahan ajar yang berbentuk media cetak.

Pembelajaran interaktif berbasis komputer atau biasa disebut pembelajaran berbasis multimedia merupakan suatu pembelajaran yang memiliki nilai lebih dibanding bahan pembelajaran yang menggunakan media cetak biasa. Pembelajaran interaktif dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar dengan motivasi yang tinggi karena ketertarikannya pada sistem multimedia yang mampu menyajikan tampilan teks, gambar, video, suara dan animasi.22

Menurut Priyanto, pembelajaran berbasis multimedia adalah suatu pembelajaran yang menggunakan media yang berisi program (software) bersifat interaktif yang terdiri dari gabungan teks, gambar, grafis, animasi, audio dan video yang disusun menggunakan program aplikasi dan ditampilkan melalui komputer.23 Sedangkan

21 Iwan Binanto, Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya, (Yogyakarta:2010), 3-4.

22 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung:2012), h.38.

23 Dwi Priyanto, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer,” PEMIKIRAN ALTERNATIF KEPENDIDIKAN, Vol. XIV No.1 (April, 2009), 3.

(15)

23

menurut Linda & Robin, media pembelajaran multimedia adalah suatu alat yang mampu menmbuat tampilan presentasi menjadi dinamis dan adanya perpaduan tampilan berupa teks, grafik, animasi, audio dan video.24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran multimedia adalah Media pembelajaran multimedia adalah suatu alat yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat menampilkan materi pembelajaran berupa perpaduan antara teks, gambar, audio, video, animasi, grafik yang ditampilkan secara dinamis melalui bantuan komputer.

Adanya multimedia dalam pembelajaran diharapkan dapat mengatasi hambatan atau permasalahan dalam belajar peserta didik terutama yang berhubungan dengan keterbatasan sumber belajar sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Misal:

adanya CD pembelajaran yang bersifat interaktif menjadi salah satu sumber belajar yang bisa digunakan secara mandiri oleh peserta didik.25

Proses belajar mengajar dapat berjalan maksimal jika peserta didik merespon secara aktif sehingga dapat memunculkan hasil belajar. Pada proses kegiatan belajar mengajar menggunakan multimedia, menyebabkan peserta didik lebih berkonsentrasi dalam belajar sehingga mereka lebih aktif dalam belajar. Adanya multimedia dalam pembelajaran membuat guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik serta dapat meningkatkan interaksi antara guru dan peserta didik selama pembelajaran, guru dapat menarik perhatian peserta didik dalam memahami pelajaran dengan dengan baik, merubah pembelajaran dari teacher centered (berpusat pada guru) menjadi student centered (berpusat pada peserta didik) serta dapat meningkatkan pemahaman peserta didik yang awalnya salah

24 Linda, Robin, Pengantar multimedia untuk media pembelajaran, (Jakarta:

Purnama Cahaya, 2001), 30.

25 Bardi Jailani, “Pengembangan Multimedia Berbasis Komputer untuk Pembelajaran Matematika bagi Siswa,” INOVASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Vol. II No.1 (April, 2015), 54

(16)

24

menjadi benar. Pembelajaran berbasis multimedia dapat mempercepat kemampuan belajar peserta didik karena multimedia membuat peserta didik untuk tetap bisa belajar kapanpun dan dimanapun mereka berada jadi tidak hanya terpaku pada satu sumber (guru) tetapi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya menjadi lebih baik, kreatif dan inovatif. Sudut fokus peserta didik terhadap materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui mendesain situasi eksternal lingkungan belajar mereka menjadi lebih menarik dengan bantuan media pembelajaran multimedia.26

b. Pemanfaatan Multimedia dalam Proses Pembelajaran

Dalam pembelajaran berbasis multimedia, menurut priyanto, terdapat manfaat yang diperoleh dalam pembelajaran yang menggunakan bantuan media multimedia, yaitu: (1) peserta didik akan mampu bekerja secara mandiri dan secara kelompok kecil sesuai kemampuan yang mereka miliki, sehingga media multimedia juga dapat membuat peserta didik berfikir kritis dan kreatif dalam memecahkan sutu problema secara individu ataupun kelompok, (2) media pembelajaran multimedia membuat pembelajaran materi baru yang bersifat simulasi interaktif menjadi lebih efektif dalam pencapaian (pengajarannya) sehingga peserta didik memperoleh suatu pengalaman belajar yang menarik, (3) Dalam penilaian yang ada, akan muncul respon balik yang lebih cepat dari peserta didik sehingga guru segera mengetahui kemampuan mereka pada suatu materi tertentu sehingga dapat digunakan sebagai penilaian sumatif, (4) ) Pembelajaran dengan teknik pemecahan suatu masalah akan membuat peserta didik berusaha secara mandiri menyelesaikan permasalahannya dengan materi yang sama bersama temannya. Hal

26 Ade Haerullah, “Penggunaan Multimedia dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Siswa Kelas VIII MTs LPM Pastina Kabupaten Kepulauan Sula,” EDUBIO TROPIKA, Vol. II No.1 (April, 2014), 149.

(17)

25

tersebut berguna agar mereka mampu mengatasai suatu permasalahan yang terdapat pada materi selanjutnya. 27

Beberapa bentuk multimedia yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:

a) Multimedia Presentasi

Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi- materi yang bersifat teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar. Media ini cukup efektif karena menggunakan multimedia proyektor (LCD) yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Terdapat beberapa kelebihan dari multimedia presentasi ini, yaitu:

(1) Dapat menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik.

(2) Dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, gambar, grafik dan suara (sound) menjadi kesatuan penyajian yang terintegrasi.

(3) Dapat mengakomodasi siswa sesuai dengan modalitas belajar mereka, terutama bagi yang memiliki tipe belajar visual, auditif, kinestetik dan sebagainya.

(4) Materi pembelajaran menjadi lebih mudah dikembangkan khususnya mengenai membaca dan mendengarkan menjadi lebih mudah.

b) Sarana Simulasi

Program software saat ini telah berkembang begitu cepat dan canggih. Program-program komputer saat ini menampilkan tampilan yang dapat mengefektifkan proses pembelajaran.

misalnya: program multimedia berbasis komputer ini dikembangkan dengan ditambah software tertentu yang dapat digunakan sebagai sarana simulasi pelatihan keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya pada materi tentang perkembangan

27 Dwi Priyanto, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer,” PEMIKIRAN ALTERNATIF KEPENDIDIKAN, Vol. XIV No.1 (April, 2009), 5.

(18)

26

Islam pada masa dinasti umayah, maka dapat ditayangkan film atau video animasi tentang kisah perkembangan Islam pada masa dinasti umayah.

c) Video Pembelajaran

Video bersifat interaktif memberikan pembelajaran kepada siswa melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.28 c. Kelebihan & Kelemahan Pembelajaran Multimedia

Secara teknis, media pembelajaran memiliki fungsi sebagai sumber belajar yang berada di luar diri siswa yang dapat memudahkan belajar secara individu maupun kelompok. Media pembelajaran juga dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber belajar siswa. Sehingga saat ini munculah suatu program yang bernama program multimedia interaktif yang sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran karena cukup efektif dalam meningkatkan hasil dan motivasi siswa dalam belajar. Berikut ini kelebihan dan kekurangan media multimedia, yaitu:

1) Kelebihan multimedia dalam pembelajaran

(1) Bersifat interaktif. Maksudnya pada saat siswa mengoperasikan program ini, siswa akan menjadi terlibat secara auditif, visual dan kinetik. Sehinggga akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran.

(2) Memberikan rasa afeksi secara individual. Karena program ini dibentuk dengan tujuan pembelajaran siswa secara mandiri, kebutuhan siswa secara individu menjadi terancang, khususnya kebutuhan bagi siswa yang lambat dalam memahami pembelajaran. karena program ini akan membuat siswa menjadi tidak mudah lupa dan tidak membosankan berada dalam proses belajar mengajar.

28 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta:2008), 150.

(19)

27

(3) Meningkatkan motivasi belajar. Siswa termotivasi karena adanya kebutuhan siswa yang dirancang dengan baik, sehingga siswa akan termotivasi terus dalam belajar.

(4) Mampu memberikan umpan balik (respon) secara cepat terhadap hasil belajar yang dilakukan siswa.

2) Kekurangan multimedia:

(1) Pengembangannya diperlukan adanya tim yang professional.

(2) Pengembangan memerlukan waktu yang cukup lama.

d. Perangkat Multimedia dalam Pembelajaran

Mencapai pembelajaran yang berkualitas, dibutuhkan pengembangan media pembelajaran. Pengembangan multimedia yang berkualitas dibutuhkan suatu tim yang terdiri dari beberapa ahli, yaitu: (1) para akademisi sebagai penyaji materi, (2) perancang pembelajaran sebagai membentuk pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, (3) animator atau ahli pembuat grafis sebagai pembuat ilustrasi animasi, (4) produser sebagai menyediakan audio, klip video dan programmer.

Secara singkat, multimedia mempunyai perangkat sebagai berikut: (a) CD–ROM, DVD-RW atau DVD-ROM yang berfungsi memutar film atau lagu dari CD atau DVD. Alat tersebut sangat penting dimiliki jika komputer atau laptop dihubungkan multimedia, (b) Sound, yaitu alat yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara agar suara yang dihasilkan dari CD atau media yang lain didengarkan melalui speaker, (c) Speaker, yaitu alat yang digunakan untuk mengeluarkan bunyi yang dihasilkan oleh sound system.29

e. Jenis-Jenis Media Multimedia dalam Pembelajaran

Multimedia dalam pembelajaran terdiri dari 2 jenis, yaitu multimedia non interaktif dan multimedia interaktif. Multimedia non interaktif, membuat siswa bertindak secara pasif dan hanya melihat

29 Wuwuh Asrining Surasmi, “Pemanfaatan Multimedia untuk Mendukungkualitas Pembelajaran,” Prosiding Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) VIII, (Universitas Terbuka Convention Center: Surabaya), 600

(20)

28

adegan yang ditampilkan secara berurutan, sedangkan multimedia interaktif membuat siswa bertindak secara aktif mengikuti adegan yang sedang diputar. sehingga guru dapat memberikan pembelajaran berbentuk simulasi dan permainan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh guru. Bentuk penggunaan model pembelajaran multimedia interaktif dapat berupa permainan (games), drill, simulasi dan tutorial.

Multimedia mempunyai 4 bagian yang penting didalamnya, yaitu (1) komputer atau laptop yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar yang dapat berinteraksi dengan guru dan siswa, (2) link yang menghubungkan antara guru dengan informasi- informasi yang dibutuhkan untuk mensukseskan pembelajaran, (3) alat navigasi sebagai petunjuk guru untuk mencari informasi yang saling terhubung, (4) multimedia menyediakan tempat untuk guru dalam mengumpulkan, memproses dan mendiskusikan informasi yang tercipta dari ide atau pemikiran guru.30

f. Format Multimedia dalam Pembelajaran

Multimedia pembelajaran bisa dikelompokkan menjadi beberapa format, yaitu:

(a) Tutorial. Maksudnya materi yang ditampilkan berupa layaknya tutorial. Seperti tutorial yang dilakukan oleh guru. Informasi yang ditampilkan berupa teks dan gambar yang bergerak atau diam. Kemudian seusai penayangan ditampilkan, diberikan beberapa pertanyaan agar dapat dievaluasi sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki sesuai hasil yang diperoleh dalam menjawab pertanyaan.

(b) Drill dan practice. Maksudnya multimedia dalam pembelajaran bertujuan melatih pengguna agar mempunyai kemampuan keterampilan atau memperdalam penguasaan suatu konsep.

30 Wuwuh Asrining Surasmi, Pemanfaatan Multimediauntuk Mendukungkualitas Pembelajaran, Jurnal Prosiding Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) VIII, (Universitas Terbuka Convention Center: Surabaya), 601

(21)

29

(c) Simulasi. Maksudnya yaitu multimedia dimaksudkan untuk mencoba menyamakan maksud materi yang diajarkan dengan peragaan layaknya yang ada di dunia nyata, misalnya dalam mensimulasikan bentuk-bentuk perilaku tercela, maka ditayangkan peragakan berupa sikap tercela yang dilakukan oleh animasi. Format simulasi ini, mencoba memberikan pengalaman problema secara riel di dunia nyata yang biasanya ada hubungannya dengan suatu akibat, seperti sifat akibat dari melakukan sifat tercela tersebut.

(d) Percobaan atau Eksperimen. Format ini hamper sama dengan simulasi. Namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan eksperimen. Seperti kegiatan yang dilakukan pada kegiatan pelajaran IPA atau biologi. Pada format ini dapat membuat guru dapat menjelaskan suatu fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang dilakukan secara tidak nyata.

(e) Permainan. Maksudnya permainan yang ditampilkan tertuju pada proses pembelajaran. sehingga dengan adanya format ini diharapkan adanya aktifitas pembelajaran sambal bermain.31

31 Ibid.

Referensi

Dokumen terkait

Posisi Bergendaal Koffie berdasarkan analisis SAP berada pada posisi Aman (Favourable), posisi ini industri Bergendaal Koffie memiliki kekuatan tertentu yang tidak

[r]

Berdasarkan hasil pengujian residu antibiotika , diperoleh hasil bahwa keseluruhan sampel susu sapi segara yang diperiksa bebas dari residu antibiotika yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan lulusan PS S-1 Biologi FMIPA-UT dalam aspek: profil sebaran lulusan, tingkat kepuasan lulusan terhadap

Perusahaan dengan jumlah yang lebih tinggi dari anggota komite audit dengan kualifikasi pascasarjana dan frekuensi pertemuan komite audit berhubungan dengan biaya audit

Namun demikian umur tanaman memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap rasio daun batang.Sementara interaksi perlakuan tinggi potong dan umur tanaman

Tujuan penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu bagaimana cara mengurangi hambatan berjalan anak cerebral palsy, bagaimana penggunaan parallel bars dengan

(5) Setelah mengadakan penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka dan ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan, calon penanam modal mengajukan permohonan