• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP PANGERAN ANTASARI LABUHAN DELI T. A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP PANGERAN ANTASARI LABUHAN DELI T. A. 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

M. TAUFIQ LUBIS NIM. 061244110039

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP

Pangeran Antasari Labuhan Deli T. A. 2012/2013”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun material sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan sepenuh hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku dosen

Pembimbing Skripsi dan Ketua Prodi Pendidikan Matematika yang telah banyak

memberikan bantuan berupa arahan, bimbingan, dan saran kepada penulis guna

kesempurnaan skripsi ini. Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd., Bapak Dr. Edi

Syahputra, M.Pd., dan Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd. sebagai dosen penguji

yang telah memberi masukan mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Dr. M.

Manullang, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik beserta seluruh Bapak dan

Ibu Dosen serta staff pegawai FMIPA Unimed. Terima kasih buat Bapak

Armansyah M.Pd. selaku kepala sekolah dan Bapak Rahmanan Dalimunthe, M.Si

serta Bapak Muhammad Nur, S.Pd selaku guru matematika, dan juga kepada

seluruh Bapak/Ibu guru dan staff pegawai SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli

yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. Teristimewa penulis

sampaikan terima kasih kepada ayahanda Fachruddin Syam Lubis (Alm) dan

ibunda Lilik Pendyarikah (Alm) yang telah banyak memberi kasih sayang. Meski

raga kalian telah berkalang tanah, namun jiwa kalian memberi motivasi penulis

untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik. Kepada ketiga kakak penulis Dyah

Sukmawati Lubis, S.Pt, Lelly Lubis, A.Md, dan Titik Prihatin yang telah banyak

memberikan dukungan, nasehat, dan doa selama penulis menjalani perkuliahan

sampai penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Tak lupa juga kepada

(4)

v

Khaidir, Faisal Komanda, Prima, Maida Syafitri, dan semua mahasiswa jurusan matematika terutama stambuk ’06 kelas reguler B. Ucapan terima kasih juga penulis berikan terkhusus buat abangda Rusdi yang telah banyak memberi

dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi

ini, namun kemungkinan masih banyak kekurangan dalam skripsi ini baik dari

segi isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam upaya

peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan,

Penulis,

M. Taufiq Lubis

(5)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS

DAN BALOK DI KELAS VIII SMP PANGERAN ANTASARI LABUHAN DELI T. A. 2012/2013

M. Taufiq Lubis (061244110039)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli tahun ajaran 2012/2013.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli yang berjumlah 29 orang dan objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan metode penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, siswa diberi tes awal dan di setiap akhir siklus diberikan tes pemahaman konsep. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII mulai dari tes awal sampai tes pemahaman konsep. Banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 9 dari 29 orang (31,03%) dengan rata-rata kelas 56,03. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan metode penemuan terbimbing menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 17 dari 29 orang (58,62%) dengan rata-rata kelas 67,31. Sedangkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus II adalah 25 dari 29 orang (86,21%) dan rata-rata kelas 80,03. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.

(6)

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Hakekat Belajar dan Mengajar 8

2.1.2. Belajar Konsep 9

2.1.3. Konsep dalam Matematika 10

2.1.4. Pemahaman Konsep 12

2.1.5. Metode Mengajar 16

2.1.6. Metode Penemuan Terbimbing 19

2.1.6.1. Tahapan Metode Penemuan Terbimbing 21

2.1.6.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing 23

2.1.7. Materi Pelajaran Kubus dan Balok 24

2.2. Kerangka Konseptual 30

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 32

3.2.1.Subjek Penelitian 32

3.2.2. Objek Penelitian 32

3.3. Jenis dan Pendekatan Penelitian 32

3.4. Definisi Operasional 33

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.6. Alat Pengumpul Data 36

3.6.1. Tes Pemahaman Konsep 36

3.6.2. Lembar Observasi 39

3.7.Teknik Analisis Data 39

(7)

3.7.1. Reduksi Data 39

3.7.2. Interpretasi Hasil 39

3.7.3. Menarik Kesimpulan 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 43

4.1.1.1. Permasalahan I 43

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan (Perencanaan Tindakan I) 49

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 50

4.1.1.4. Observasi I 51

4.1.1.5. Analisis Data I 51

4.1.1.6. Refleksi I 61

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 62

4.1.2.1. Permasalahan II 62

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan (Perencanaan Tindakan II) 63

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 64

4.1.2.4. Observasi II 65

4.1.2.5. Analisis Data II 66

4.1.2.6. Refleksi II 67

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71

5.1. Kesimpulan 71

5.2. Saran 71

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa 38

Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan Siswa 40

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Diagnostik 44

Tabel 4.2. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 1 44

Tabel 4.3. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 2 45

Tabel 4.4. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 3 46

Tabel 4.5. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 4 47

Tabel 4.6. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 5 48

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 52

Tabel 4.8. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 1 (a) 53

Tabel 4.9. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 1 (b) 54

Tabel 4.10. Data Kesalahan Tes pemahaman Konsep Siswa Nomor 1 (c) 54

Tabel 4.11. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 2 56

Tabel 4.12. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 3 57

Tabel 4.13. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 4 59

Tabel 4.14. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 5 60

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alur Metode Penemuan Terbimbing 21

Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH 24

Gambar 2.3. Jaring-Jaring Kubus ABCD.EFGH 25

Gambar 2.4. Balok ABCD.EFGH 26

Gambar 2.5. Jaring-Jaring Balok ABCD.EFGH 27

Gambar 2.6. Kubus Berukuran s x s xs 28

Gambar 2.7. Balok Berukuran p x l x t 28

Gambar 2.8. Kubus Berukuran 1 x 1 x 1 29

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 36

Gambar 4.1. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Siswa Setiap Siklus 68

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 71

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 75

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa I 79

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II 86

Lampiran 5. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 91

Lampiran 6. Lembar Validasi Soal Tes Diagnostik 92

Lampiran 7. Tes Diagnostik 94

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 95

Lampiran 9. Pendoman Penskoran Tes Diagnostik 97

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep I 99

Lampiran 11. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I 100

Lampiran 12. Tes Pemahaman Konsep I 101

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep I 102

Lampiran 14. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep I 106

Lampiran 15. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep II 107

Lampiran 16. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II 108

Lampiran 17. Tes Pemahaman Konsep II 109

Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep II 110

Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep II 113

Lampiran 20. Lembar Obserbasi I 114

Lampiran 21. Lembar Observasi II 116

Lampiran 22. Penjelasan Skala Penilaian Lembar Observasi 118

Lampiran 23. Skor Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setiap Siklus 123

Lampiran 24. Analisis Hasil Tes Diagnostik 124

Lampiran 25. Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep I 125

Lampiran 26. Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep II 126

Lampiran 27. Analisis Hasil Observasi I 127

Lampiran 28. Analisis Hasil Observasi II 129

(11)

Lampiran 29. Lembar Validator 131

Lampiran 30. Lembar Dokumentasi Penelitian 132

Lampiran 31. Surat Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi 133

Lampiran 32. Surat Izin Observasi 134

Lampiran 33. Surat Permohoman Izin Penelitian 135

Lampiran 34. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas 136

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Metematika merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan di bidang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sebagaimana dikemukakan oleh H. J.

Sriyanto (2007:11) bahwa: “Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi

perkembangan peradaban manusia. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu

pesat dewasa ini tidak terlapas dari peranan matematika. Boleh dikatakan landasan sains dan teknologi adalah matematika”.

Selanjutnya Cornelius (dalam M. Abdurrahman 1999:251) menyatakan

alasan perlunya matematika dengan mengatakan bahwa:

“Alasan perlunya matematika adalah karena matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreatifitas, serta sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya kita”.

Namun kenyataannya, pendidikan metematika di Indonesia masih

memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini

didukung oleh pernyataan Zainurie (2007) yaitu sebagai berikut:

“Banyak orang bilang “Mutu Pendidikan Indonesia”, terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Menurut saya hal ini tidak salah karena banyak data yang mendukung opini ini, seperti :

Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.

Hasil penelitian Tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukan, Indonesia menempati peringkat ke-39 dari 41 negara pada kategori literatur matematika.”

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMMS) yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada 2003

(dalam Zainurie, 2007) menyimpulkan, “Jumlah jam pengajaran matematika di

(13)

Sebagai contoh, para siswa sekolah menengah pertama di Indonesia

rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika dalam satu tahun. Sementara di

Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Namun, hasil

penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006 itu

menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut.

Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411.

Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 =

menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Waktu yang dihabiskan siswa

Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia

masih jauh di bawah rata-rata dibandingkan dengan kemampuan matematika di

negara lain. Oleh karena itu, diperlukan usaha serius untuk memperbaiki sistem

maupun proses pendidikan dalam rangka membenahi proses dan hasil belajar

matematika siswa.

Materi kubus dan balok adalah salah satu materi pelajaran matematika di

kelas VIII SMP. Materi ini bukan materi yang baru bagi siswa karena sebelumnya

sudah dipelajari di tingkat sekolah dasar. Akan tetapi, pada topik ini masih banyak

siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

Dari hasil wawancara dengan salah satu guru matematika di SMP Pangeran

Antasari Labuhan Deli diperoleh keterangan bahwa bagi sebagian besar siswa di

SMP tersebut, matematika merupakan pelajaran yang kurang disenangi. Mereka

merasa sulit untuk memahami rumus dan penerapannya dalam soal. Siswa

umumnya mengerti pada saat guru menjelaskan materi di kelas, akan tetapi ketika

dihadapkan pada penyelesaian soal-soal, mereka banyak melakukan kesalahan.

Kemudian kepala sekolah SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli

mencoba menjelaskan masalah ini dengan mengatakan bahwa pembelajaran yang

hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dan masih berpusat

pada guru menyebabkan tidak diperolehnya pengalaman untuk memahami kosep

(14)

3

Di sekolah proses mengajar masih sangat bergantung pada metode

ceramah, siswa yang pasif, jawaban yang benar diterima tanpa melihat prosesnya,

sedikit tanya jawab, dan sisanya mencatat dari papan tulis, lalu menghapalnya.

Meskipun telah lama kita menyadari bahwa belajar memerlukan

keterlibatan secara aktif orang yang belajar, kenyataan masih menunjukkan

kecenderungan yang berbeda. Dalam proses pembelajaran masih tampak adaya

kecenderungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Proses pembelajaran

masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih

berpusat pada guru. Peserta didik dapat dikatakan hanya mendengarkan

penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan

materi hanya sebatas produk dan sedikit proses. Salah satu penyebab yang

dijadikan alasan adalah padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan

berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Oleh karena itu, hendaknya dilakukan perubahan paradigma atau

reorientasi terhadap proses pembelajaran. Perubahan paradigma atau reorientasi

terhadap proses pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan dari pembelajaran

yang mekanistik ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif, berdasarkan

penalaran, masalah, dan pemecahan masalah yang sifatnya terbuka, berpusat pada

siswa, mendorong siswa untuk menemukan kembali, serta membangun

pengetahuan dan pengalaman siswa secara mandiri.

Untuk dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik, perlu dipilih

pengajaran yang sesuai dan dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide,

keterampilan, nilai, cara berpikir, dan dapat membuat siswa ikut serta dalam

proses belajar. Seperti yang dikatakan Joyce dan Weil (dalam Syaiful Sagala,

2009:176) bahwa : “Hakekat mengajar atau “teaching” adalah membantu para

pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk

mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana belajar.”

Salah satu alternatif yang ditempuh oleh guru dalam upaya meningkatkan

(15)

langsung siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai

fasilitator mempunyai peran yang sangat strategis dalam proses pembelajaran.

Sebagai pengelola pembelajaran, guru harus mampu mengorganisir dan

menggali potensi-potensi siswa dalam pembelajaran agar terjadi interaksi yang

optimal, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Dimyati dan Mudjiono (2006:117) menyatakan :

“Guru hendaknya tidak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada siswa. Guru hendaknya mengajar untuk membelajarkan siswa dalam konteks belajar, yaitu bagaimana belajar mencari, menemukan, dan meresapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.”

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar

untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun ruang kubus

dan balok adalah dengan menerapkan metode penemuan terbimbing yaitu metode

penemuan yang berpusat pada siswa. Metode penemuan terbimbing merupakan

suatu proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan sendiri

konsep-konsep matematika melalui serentetan pengalaman belajar yang lampau. Siswa

secara aktif terlibat di dalam menemukan suatu prinsip dasar matematika,

sehingga siswa akan memahami konsep dengan baik, ingat lebih lama, dan

membuat siswa dapat berpikir secara abstrak. Di samping itu, metode penemuan

terbimbing juga dapat melatih keberanian siswa untuk mengemukakan

pendapatnya tentang konsep yang telah ia temukan. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan Padiya (2008) bahwa : “Penemuan terbimbing dirumuskan sebagai

proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif menguji dan menafsirkan berbagai persoalan secara ilmiah”.

Dengan metode penemuan terbimbing ini, siswa diharapkan dapat

berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah dari bahan yang sedang

(16)

5

B. Suryosubroto (1997:163) mengatakan :

“Penggunaan metode mengajar yang sesuai merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang salah satunya dengan menggunakan metode penemuan, karena metode penemuan ini melibatkan siswa dalam belajar, berpikir, dan mengingat lebih lama”.

Metode penemuan terbimbing ini bertolak dari pandangan bahwa siswa

sebagai subjek dan objek dalam belajar mempunyai kemampuan dasar untuk

berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Proses

pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa

untuk melakukan kegiatan belajar. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi

informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Seperti yang dikatakan oleh

Syaiful Sagala (2009:196) bahwa :

“Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru”.

Oleh karena itu, melalui metode ini diharapkan pemahaman konsep siswa

akan berkembang apabila mereka ikut serta dalam kegiatan matematika, sehingga

masalah benar-benar dipahami dan diselesaikan oleh siswa melalui

pengembangan berpikir deduktif.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli T. A. 2012/2013”

1.2. Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi

masalah yaitu :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Kemampuan matematika siswa di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata

(17)

3. Matematika merupakan pelajaran yang kurang disenangi siswa.

4. Kurangnya pemahaman konsep siswa sekolah menengah pertama dalam

menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi kubus dan balok

yang disebabkan kecenderungan siswa menghapal konsep, bukan

memahaminya.

5. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar.

6. Pemilihan strategi dan metode yang kurang efektif dalam pembelajaran

matematika yang meminimalkan keterlibatan siswa sehingga berpengaruh pada

lemahnya pemahaman konsep matemaika siswa dalam menyelesaikan soal.

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan metode penemuan

terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada meteri kubus dan

balok di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli tahun ajaran 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode penemuan

terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada

materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli tahun

ajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah penerapan metode penemuan terbimbing dapat

meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi kubus dan balok

(18)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika,

khususnya pada materi kubus dan balok.

Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan

metode pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah

Sebagai informasi bagi sekolah untuk mengetahui sejauh mana metode

penemuan terbimbing dapat menigkatkan pemahaman konsep siswa dalam

menyelesaikan soal-soal.

4. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin

(19)

71

bahwa pengajaran melalui metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa pada materi kubus dan balok. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan hasil tes pemahaman konsep matematika yang diberikan pada akhir

setiap siklus. Pada akhir siklus I diperoleh hasil tes dari 29 siswa yaitu terdapat 17

orang siswa (58,62%) telah mencapai syarat ketuntasan belajar secara klasikal,

dimana nilai rata-rata siswa adalah 67,31. Sedangkan pada akhir siklus II

diperoleh data bahwa terdapat 25 orang siswa (86,21%) telah mencapai syarat

ketuntasan belajar secara klasikal, dimana nilai rata-rata siswa yang diperoleh

sebesar 80,03.

5.2. Saran

Adapun beberapa saran yang diajukan sebagai upaya meningkatkan

pemahaman konsep matematika siswa adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, saat melakukan pembelajaran pada materi kubus dan balok

disarankan menggunakan metode penemuan terbimbing dengan bantuan

alat peraga dan lembar aktivitas siswa sebagai alternatif untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2. Bagi sekolah, disarankan agar menyediakan media alat peraga dalam

pembelajaran matematika sebagai perantara konsep matematika. Selain

itu sebaiknya kepala sekolah menyarankan kepada guru-guru

menggunakan metode penemuan terbimbing dengan bantuan alat peraga

dan lembar aktifitas siswa.

3. Bagi siswa dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep disarankan

mengikuti pembelajaran melalui metode penemuan terbimbing dengan

bantuan alat peraga agar siswa lebih aktif dan lebih berani

mengungkapkan pendapatnya.

4. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk materi lain atau dapat dibandingkan

(20)

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka

Cipta: Jakarta.

Anderson dan Krathwohl. 2001. The Cognitive Process Dimension Of The Revisea Version Of Bloom’s Taxonomi in The Cognitive Domain: The Lost Journal of Ven Polypheme. http://www.enpolypheme.com/bloom.html

(diakses 10 Juni 2011)

Ansari, B. 2008. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Seribu Pena:

Jakarta.

Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Aryani. 2005. Keberagaman Pada Anak. Rineka Cipta: Jakarta.

Atmajaya. 2010. Meningkatkan Pemahaman Konsep Urutan Bilangan Siswa

Sekolah Dasar Melalui Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik.

http://lib.atmajaya.ac.id (diakses 8 Juni 2011)

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswin Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta: Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

2009. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan. FMIPA Universitas Negeri

Medan: Medan.

(21)

Ibrahim dan Nur. 2008. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing.

http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-penemuan-terbimbing.html (diakses 5 Juni 2011)

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali Press: Jakarta.

Kusaeri. 2012. Konsepsi dan Teori Terbentuknya Konsepsi.

http://blog-kusaeri.blogspot.com/2012/10/konsepsi-dan-teori-terbentuknya-konsepsi

.html (diakses 24 Agustus 2013)

Marpaung, Yansen. 2007. Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika.

http://www.republika.co.id (diakses 15 Juni 2011)

Mastie dan Johson. 2009. Pembelajaran Kontekstual. http://www.idonbiu.com/

2009/05perbedaan-perbedaan-kontekstual.html (diakses 10 Juni 2011)

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Padia. 2008. Metode Penemuan Terbimbing. http://p4tkmatematika.org/download

/ppp /PPP_Penemuan_Terbimbing.pdf (diakses 5 Juni 2011)

Poerwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia: Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka

Cipta: Jakarta.

Siswono, T. Y. E dan Netti Lastiningsih. 2006. Matematika 2 SMP dan MTs untuk

Kelas VIII. Esis: Jakarta.

Soegito. 2003. Kemampuan Pasar Mengajar. Sinar Baru: Bandung.

Soejadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Departemen

Pendidikan Nasional: Jakarta.

Sriyanto, H. J. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Indonesia Cerdas:

(22)

74

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya:

Bandung.

Sukardi. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta:

Jakarta.

Syarifuddin. 2004. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika.

http://syarifartikel.blogspot.com (diakses 6 Juli 2011)

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbut: Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media

Group: Jakarta.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara:

Jakarta.

Winke, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Media Abad: Yogyakarta.

Wu, H. 2011. The Mis-Education of Mathematics Teacher. http://www.ams.org/

notices/201103/rtx110300372p.pdf (diakses 25 Agustus 2013)

Zainurie. 2007. Pakar Matematika Bicara tentang Prestasi Pendidikan

Gambar

Gambar 2.1. Alur Metode Penemuan Terbimbing

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Program ini kami menghasilkanm output berupa variasi kue bolu yang dicampur dengan buah lokal. Dengan Output ini dapat diperoleh pendapatan dan juga pengalaman bisnis

mengelompok dan tersebar berdasarkan letak dan luas kepemilikan lahan, serta keragaman pola wanatani pada berbagai topografi lahan; (3) Pengelolaan hutan rakyat

Berdasarkan hasil di atas, tujuan peneli- tian yang hendak dicapai adalah untuk menge- tahui ada dan tidaknya perbedaan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa yang

Dengan demikian kesan yang didapatkan siswa tentang materi yang sedang dipelajari akan lebih kuat, yang ada pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar

Tokoh perempuan utama dalam keempat novel ini secara ekonomi tidak digambarkan sebagai pihak yang kekurangan, begitu pula dalam kehidupan sosial, jauh sebelum kehadiran

Menggunakan Leaflet dan Metode Ceramah Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan Dini Ditinjau Dari Jenis Kelamin Di Desa Sumberjo Jombang. Komisi Pembimbing I:

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERA:. GURU DAN

Penelitian ini pada dasarnya ingin menjawab kritikan pedas dari masyarakat selaku pengguna jasa pendidikan, terhadap keberadaan lembaga pendidikan khususnya