• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP MELATI BINJAI T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP MELATI BINJAI T.A. 2013/2014."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ” Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS dan Tipe Jigsaw pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di Kelas VIII SMP Melati Binjai T.A. 2013/2014” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Mulyono, S.Si., M.Si., Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si., dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(3)

v

Ardiansyah, Ricky Padola dan sepupu penulis Riski Fitri Novalina Hasibuan, Nurainun Ervina Hasibuan, Rosmasanti Marlina Hasibuan, Rejeki Indah Harahap, Riska Dewinta Sari Ritonga. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Azwar Arief, S.Pd selaku Kepala SMP Swasta Melati Binjai dan Ibu Fitri Indriyani, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di SMP Swasta Melati Binjai yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada c5q ‘Latif Rusdi Batubara’, Khadijah Lubis selaku orangtua kedua bagi penulis dan sahabat-sahabat terbaik penulis Rismawati, Octavia Nasution, Chardiana Wulandari, Eka Wahyuni, Futry Kesuma Wardani, Fathia Ayu Ningtyas, Amsal Azizun Siregar dan teman-teman seperjuangan Imam Prayogo, Fitria Kalsum, Sri Sukandi Wiratama, Intan Pertiwi Harahap, Suriani, Siti Rahmi Ritonga, Rahmad Idris Hasibuan, Nurfitri Anggraini Batubara, beserta teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas Eks’09 Matematika dan Dik B’09 Matematika yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2013 Penulis,

(4)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TSTS DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

DI KELAS VIII SMP MELATI BINJAI T.A. 20 13/2 0 14

FITRIA SELLY (NIM. 409311015)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan tipe Jigsaw pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII SMP Melati Binjai T.A. 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Melati Binjai T.A. 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas dipilih 2 kelas secara acak yaitu kelas VIII3 sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen I dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dan kelas VIII5

sebanyak 37 siswa sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dimana kedua kelas ini yang dijadikan sampel dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda yaitu untuk melihat hasil belajar siswa. Sebelum tes ini ditetapkan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu diujicobakan yakni di SMP Swasta Budisatrya Medan untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal.

Dari analisa data didapat nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen I sebesar 3,6667 dan nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen II sebesar 3,5405. Dari hasil analisis data pre-test kelas eksperimen I diperoleh L0 < Ltabel

yaitu 0,1034 < 0,1477, dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh L0 < Ltabel

yaitu 0,1211 < 0,1457. Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test tidak terdapat perbedaan kedua varians atau kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel yaitu 1,0404 <

1,9686.

Nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 8,3889 dan nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen II sebesar 7,5135. Dari hasil analisis data post-test kelas eksperimen I diperoleh L0 < Ltabel yaitu 0,1371 < 0,1477, dan data

post-test kelas eksperimen II diperoleh L0 < Ltabel yaitu 0,1338 < 0,1457. Sehingga

disimpulkan data post-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data post-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel yaitu 1,1423 < 1,9686.

Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel

yaitu 2,508 > 1,996. Hal ini berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Diagram x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Hasil Belajar 9

2.1.3. Pembelajaran Matematika 10

2.1.4. Model Pembelajaran 12

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS 19

2.1.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 23

2.2. Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar 29

2.3. Teori Belajar Yang Mendukung 43

2.4. Kerangka Konseptual 45

2.5. Penelitian Yang Relevan 47

2.6. Hipotesis 48

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 49

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 49

3.2.1. Populasi 49

3.2.2. Sampel 49

3.3. Variabel Penelitian 50

3.4. Definisi Operasional 51

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 51

3.6. Prosedur Penelitian 52

(6)

vii

3.7.1. Validitas Tes 53

3.7.2. Reliabilitas Tes 55

3.7.3. Tingkat Kesukaran Tes 56

3.7.4. Daya Pembeda Tes 57

3.7.5. Kisi-Kisi Tes 59

3.8. Teknik Analisis Data 60

3.8.1. Menghitung Rata-Rata Skor 61

3.8.2. Menghitung Standart Deviasi 61

3.8.3. Uji Normalitas 61

3.8.4. Uji Homogenitas 62

3.8.5. Uji Hipotesis 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 65

4.1.1. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 65 4.1.2. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 66

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 69

4.2.1. Uji Normalitas Data 69

4.2.2. Uji Homogenitas Data 70

4.2.3. Pengujian Hipotesis 71

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 71

4.4 Temuan Penelitian 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 77

5.2. Saran 77

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 2.2. Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan Akademik 18 Tabel 3.1. Desain Penelitian 51

Tabel 3.2. Klasifikasi Validitas Tes 54

Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Tes 56

Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Tes 57

Tabel 3.5. Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Tes 58

Tabel 3.6. Tabel Kisi-Kisi Pre-Test 59

Tabel 3.7. Tabel Kisi-Kisi Post-Test 60

Tabel 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 65 Tabel 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 67 Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Kedua Kelas 68 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 70

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Ilustrasi Model Pembelajaran Kooperatif TSTS 19 Gambar 2.2. Ilustrasi Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 24

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

TSTS (Two Stay Two Stray) (RPP I) 80

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

TSTS (Two Stay Two Stray) (RPP II) 85

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa TSTS (LKS I) 90

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa TSTS (LKS II) 96 Lampiran 5. Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa TSTS (LKS I)

dan (LKS II) 103

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Jigsaw (RPP I) 105

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Jigsaw (RPP II) 112

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS I) 119 Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS II) 121 Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS III) 124 Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS IV) 126 Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS V) 129 Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS VI) 132 Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS VII) 135 Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa Jigsaw (LKS VIII) 138 Lampiran 16. Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa Jigsaw

(LKS I, II, III, IV) dan (LKS V, VI, VII, VIII) 141

Lampiran 17. Pre-Test 143

Lampiran 18. Kunci Jawaban Pre-Test 144

Lampiran 19. Post-Test 145

Lampiran 20. Kunci Jawaban Post-Test 146

Lampiran 21. Lembar Jawaban Tes 147

Lampiran 22. Lembar Validasi Tes Diagnostik 148

Lampiran 23. Tabulasi Data Perhitungan Validitas Tes 149

Lampiran 24. Perhitungan Validasi Tes 151

Lampiran 25. Tabulasi Data Perhitungan Reliabilitas Tes 154

Lampiran 26. Perhitungan Reliabilitas Tes 156

Lampiran 27. Tabulasi Data Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 158 Lampiran 28. Perhitungan Tingkat Kesukatan Tes 160 Lampiran 29. Tabulasi Data Perhitungan Daya Pembeda Tes 162

Lampiran 30. Perhitungan Daya Pembeda Tes 164

Lampiran 31. Rangkuman Analisis Butir 167

Lampiran 32. Tabel Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan

Akademik yang Ditinjau Dari Hasil Pre-Test 169 Lampiran 33. Tabulasi Data Pre-Test dan Post-Test 172

Lampiran 34. Data Pre-Test dan Post-Test 176

Lampiran 35. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians

(10)

x

Lampiran 36. Perhitungan Uji Normalitas 182

Lampiran 37. Perhitungan Uji Homogenitas 186

Lampiran 38. Perhitungan Uji Hipotesis 191

Lampiran 39. Dokumentasi Penelitian 193

Lampiran 40. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 201 Lampiran 41. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 202 Lampiran 42. Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors 203

Lampiran 43. Tabel Distribusi Nilai F 204

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi kemajuan suatu bangsa. Untuk mencapai kemajuan harus ada upaya yang sungguh-sungguh baik dari lembaga resmi pemerintah atau masyarakat pada umumnya. Dengan kerja sama yang baik maka akan tercipta kemajuan yang diharapkan.

Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah upaya pemerintah dalam mencerdaskan bangsa dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, mewujudkan masyarakat yang maju dan makmur yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (2) untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun demikian, untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut tidak semudah yang dibayangkan, berbagai upaya harus dilakukan untuk mewujudkannya.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah berupaya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional dengan melalui berbagai cara, antara lain dengan menyempurnakan sistem pendidikan nasional sebagaimana telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.

Di dalam dunia pendidikan, matematika memegang peranan yang cukup penting. Banyak yang telah disumbangkan matematika untuk kemajuan peradaban manusia. Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni (2008:1) menyatakan:

(12)

2

matematika diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan bekerja sama”.

Mengingat besarnya peranan matematika, maka tak heran jika pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang mulai dari prasekolah (TK), SD, SMP, SMA, sampai pada perguruan tinggi. Bahkan matematika dijadikan salah satu tolak ukur kelulusan siswa melalui diujikannya matematika dalam ujian nasional.

Ada banyak alasan tentang pentingnya matematika. Sebagaimana menurut Cornellius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas (2) sarana untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman, 2009:253) juga mengatakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Besarnya peranan matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran matematika. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan. Seperti yang diungkapkan Soekisno (2009) (http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html) :

(13)

3

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah banyak siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari, seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252): “Dari berbagai bidang studi yang diajar disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2007:5-6): “Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung Teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif”. Nurhayani (2008) (http:/www.depdiknas.go.id) juga menyatakan bahwa

“Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru dikelas. Kenyataannya menunjukkan selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru sehingga model yang digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang bervariasi”.

Senada dengan hal di atas, dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru bidang studi matematika SMP Melati Binjai yaitu Fitri Indriyani, S.Pd diperoleh keterangan bahwa kegiatan pembelajaran matematika selama ini masih bersifat teacher oriented. Sekitar 70% kegiatan pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Menurut beliau, hal itu dikarenakan kemampuan dasar matematika yang dimiliki anak masih rendah. Model pembelajaran yang bersifat teacher oriented ini juga terjadi saat pembelajaran materi operasi hitung bentuk aljabar. Beliau juga menambahkan bahwa materi operasi bentuk aljabar merupakan materi yang dianggap siswa cukup sulit.

Kemudian penulis juga melakukan tes diagnostik di SMP Melati Binjai dengan menggunakan 5 soal essay test diketahui dari 35 siswa kelas VIII4 tahun

(14)

4

dengan baik (memperoleh nilai ≥ 65) sedangkan 62,86% (sebanyak 22 orang) siswa lainnya tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik (memperoleh nilai < 65). Dari lembar jawaban siswa, penulis mendapati bahwa hasil dari tes tersebut masih jauh dari harapan yang diinginkan. Hal tersebut dapat menjadi salah satu contoh lemahnya hasil belajar siswa dan model pembelajaran yang guru gunakan sebelumnya kurang efektif.

Selain model pembelajaran teacher oriented yang biasa digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga sering ditemukan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru, walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham pada materi yang diajarkan guru. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana belajar di mana siswa mendapatkan kesempatan berinteraksi satu sama lain. Salah satu usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan kondusif.

Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif, model pembelajaran yang dapat melibatan siswa secara aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Isjoni (2009:15-16) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat.”

Dimana di dalam model pembelajaran kooperatif itu merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, dimana dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Slavin (dalam Isjoni, 2009:15): “Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.”

(15)

5

”Dalam belajar kooperatif, siswa belajar bersama sebagai suatu tim untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama”. Dalam kooperatif learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.”

Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif , diantaranya adalah model kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dan tipe Jigsaw. Model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa bekerja sama dalam kelompok berempat. Setelah berdiskusi, dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke dua kelompok yang lain dan dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS (Two Stay Two Stray) ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang lain. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerja sama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.

(16)

6

siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.”

Hal ini senada dengan pendapat Lie (2008:69):

“Model pembelajaran Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.”

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS dan Tipe Jigsaw pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di Kelas VIII SMP Melati Binjai T.A. 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah peneletian ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. 3. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.

4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

(17)

7

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe Jigsaw pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII SMP Melati Binjai T.A. 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe Jigsaw pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII SMP Melati Binjai T.A. 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah: 1. Bagi Siswa

- Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. - Meningkatkan minat belajar matematika siswa.

- Meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Melati Binjai.

4. Bagi peneliti lain

(18)

77 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe Jigsaw pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII SMP Melati Binjai T.A. 2013/2014.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) ataupun Jigsaw sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) ataupun Jigsaw sebagai model pembelajaran yang diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.

3. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

(19)

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, M., Cholik., dan Sugijono, (2007), Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2A Semester 1, Erlangga, Jakarta.

Agus, Nuniek Avianti., (2007), Mudah Belajar Matematika untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah 2, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Ambarita, J., (2005), Strategi Belajar Mengajar Matematika, FMIPA UNIMED, Medan.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharmisi., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Armanto, Dian., (2009), Matematika Menjadi Pelajaran Menyenangkan,

http://p4mriunimed.wordpress.com/2009/10/07/matematika-menjadi-pelajaran-menyenangkan/, (diakses Maret 2013)

Astuty, (2009), Teori Pembelajaran Vygotsky, http://xpresiriau.com/artikel-

tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-vygotsky-dalam-cooperative-learning/, (diakses Maret 2013)

FMIPA Unimed., (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Isjoni., (2009), Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran, Media Persada, Medan.

Lie, Anita., (2008), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

(20)

79

Nurhayani., (2008), Proses Pembelajaran, http:/www.depdiknas.go.id, (diakses Mei 2013)

Purwanto., (2009), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Sihombing, W.L., (2012), Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah), FMIPA UNIMED, Medan.

Soekisno., (2009), Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika, http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan

komunikasi-matematika.html, (diakses Maret 2013)

Slameto., (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E., (2008), Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik), Nusa Media, Bandung.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono., (2010), Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Sumiati., dan Asra., (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.

Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Tim MKPBM., (2011), Pengertian Pembelajaran Matematika, http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/

pengertian-pembelajaran-matematika.html, (diakses Maret 2013)

Gambar

Gambar 2.1.  Ilustrasi Model Pembelajaran Kooperatif TSTS

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA. JURUSAN

menjadi perhatian utama adalah masalah pertumbuhan ekonomi yang

This study aims to determine the influence of tree architecture models Stone for Castanopsis argentea and Petit for Michelia Montana on stemflow, throughfall, surface runoff,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kelayakan dari aspek lingkungan dan tekno-ekonomi dari proses produksi yang telah dikembangkan pada penelitian terdahulu..

Bengawan Solo Hulu 3 , Tugas Akhir, Program Studi Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedudukan hukum etnis Rohingya dan perlindungannya menurut Hukum Pengungsi Internasional serta untuk mengetahui pemenuhan

Tujuan penelitian ini untuk : (1) Mengetahui pengaruh komposisi dan struktur mikro daerah las hasil repair welding dengan metode pengelasan TIG dengan perlakuan