• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LOGARITMA DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANGURURAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LOGARITMA DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANGURURAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA

MATERI LOGARITMA DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANGURURAN TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Oleh:

Agriva Situmorang NIM 409111006

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala

rahmat dan berkatNya kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Logaritma di Kelas X SMA Negeri 1 Pangururan Tahun Ajaran 2013/ 2014 ”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak

Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.

Drs. Motlan, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs.

Yasifatia Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,

M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. M.

Panjaitan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Ibu Faiz Ahyaningsih, M.Si,

dan Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd yang telah memberikan masukan dan

saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi

ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. S. Siahaan, M.Pd

sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen

beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah

membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah

Marhuasas Simbolon, ST.MM, Bapak Wakil Kepala Sekolah Drs. Hotman

Sipayung, MM., B. Hutauruk, S.Pd dan Ibu K.H Nadeak, S.Pd serta seluruh guru

SMA Negeri 1 Pangururan yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta

(4)

yang luar biasa bagi penulis serta dana kepada saya dalam menyelesaikan studi di

Unimed, buat kekasih tercinta Horas Nadeak yang selalu memberi semangat, doa,

dan senyuman dalam pengerjaan skripsi ini, kepada adik- adikku yaitu Juan Ponce

Situmorang, James Pandu Situmorang, Rumenta Aprina Situmorang, seluruh

keluarga Situmorang dan Lumbantobing yang selalu senantiasa berdoa dan

memberikan dorongan. Tidak lupa pula penulis menyampaikan terimakasih

kepada teman-teman yang selalu memberikan motivasi bagi penulis yaitu Hebri, Epi, Eva, Ita, Rotua dan semua teman sekelas DIK A’09. Ucapan terimakasih juga kepada teman - teman UKKMK St. Martinus Unimed, teman – teman kos

Pardamean 120 buat Toman, Anastasia, Frima, Ka Maruh, Shelpy dan Melva

yang memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Penulis,

(5)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA

MATERI LOGARITMA DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANGURURAN TAHUN AJARAN

2013 / 2014

Agriva Situmorang (NIM 409111006) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada materi logaritma kelas X SMA Negeri 1 Pangururan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi logaritma. Subjek penelitian adalah siswa kelas X – 3 dan X – 4 SMA Negeri 1 Pangururan yang masing – masing berjumlah 40 orang.

Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal, angket motivasi dan setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar dan angket motivasi. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan motivasi dan hasil belajar pada materi logaritma di kelas X SMA Negeri 1 Pangururan mulai dari tes awal, angket motivasi awal, tes hasil belajar siklus I dan II, serta angket motivasi setelah pembelajaran STAD siklus I dan II. Hasil analisis data pada siklus I (kelas X – 4) setelah pembelajaran STAD, banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 30 dari 40 orang (75%) dan rata – rata kelas 74,25. Hasil analisis data pada siklus II setelah pembelajaran STAD (kelas X – 3) sebanyak 40 orang siswa, terdapat 35 orang siswa (87,50%) telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 5 orang siswa (12,5%) belum tuntas belajar dengan rata – rata kelas 77,875. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.

Hasil analisis data angket pada siklus I (kelas X – 4) setelah pembelajaran STAD, rata – rata tingkat motivasi belajar siswa sebesar 79,25% (kategori cukup). Hasil analisis data angket pada siklus II (kelas X – 3) setelah pembelajaran STAD, rata – rata tingkat motivasi belajar siswa sebesar 80,28% (kategori tinggi). Berdasarkan kriteria motivasi belajar maka pembelajaran ini telah mencapai target peningkatan motivasi yaitu apabila nilai angket motivasi siswa ≥ 80 %.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Pembatasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Hasil Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2. Hasil Belajar 10

2.1.3 Cara Menilai Hasil Belajar Matematika 11

2.1.4 Motivasi Belajar 13

2.1.4.1 Pangertian Motivasi Belajar 13

2.1.4.2 Klasifikasi Motivasi 15

2.1.4.3 Aspek – aspek Motivasi Belajar 16

2.1.4.4 Indikator Motivasi Belajar 17

(7)

2.1.4.6 Hubungan Keberhasilan Belajar dan Motivasi 19

2.1.4.7 Teknik Memotivasi 20

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif 21

2.1.5.1 Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif 21

2.1.5.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif 22

2.1.5.3 Prosedur Pembelajaran Kooperatif 27

2.1.5.4 Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 27

2.1.5.5 Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif Model STAD 29

2.1.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD 31

2.2 Materi Ajar 33

2.3 Contoh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 34

2.4 Penelitian Relevan 36

2.5 Kerangka Konseptual 37

2.6 Hipotesis Tindakan 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian 39

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 39

3.2.1 Subjek Penelitian 39

3.2.2 Objek Penelitian 40

3.3 Jenis Penelitian 40

3.4 Alat Pengumpul Data 40

3.4.1 Tes 40

3.4.2 Angket 41

3.4.3 Observasi 41

(8)

3.5 Prosedur Penelitian 42

3.5.1 Siklus I 42

3.5.1.1 Permasalahan 42

3.5.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 42

3.5.1.3 Pelaksaan Tindakan I 43

3.5.1.4 Observasi I 43

3.5.1.5 Analisis Data I 44

3.5.1.6 Refleksi I 44

3.5.2 Siklus II 44

3.6 Teknik Analisis Data 46

3.6.1 Reduksi Data 46

3.6.2 Paparan Data 46

3.6.3 Simpulan Data 46

3.6.3.1 Menentukan Ketuntasan Belajar Siswa 46

3.6.3.2 Menganalisis Hasil Observasi 47

3.6.3.3 Menghitung Tingkat Motivasi Belajar Siswa 49

3.6.3.4 Penarikan Kesimpulan 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 52

4.1.1. Siklus I 52

4.1.1.1. Tahap Permasalahan I 52

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I) 57

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 58

4.1.1.4. Observasi I 60

4.1.1.5. Analisis Data I 60

(9)

4.1.1.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran I 65

4.1.1.5.3. Analisis Data Hasil Angket Motivasi Belajar I 66

4.1.1.6. Refleksi I 67

4.1.1.7. Peningkatan Nilai Kelompok Siklus I 67

4.1.2. Siklus II 68

4.1.2.1. Permasalahan II 68

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 68

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 70

4.1.2.4. Observasi II 72

4.1.2.5. Analisis Data II 73

4.1.2.5.1. Analisis Data Hasil Belajar II 73

4.1.2.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran II 73

4.1.2.5.3. Analisis Data Hasil Angket Motivasi Belajar II 74

4.1.2.6. Refleksi II 74

4.1.2.7. Peningkatan Nilai Kelompok Siswa Siklus II 75

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 76

4.2.1 Peningkatan Nilai Rata – rata 76

4.2.2 Peningkatan Jumlah Siswa 77

4.2.3 Peningkatan Rata – rata Motivasi Belajar 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 80

5.2. Saran 81

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 fase 26

Tabel 2.2 Penghitungan Perkembangan Skor Individu 30

Tabel 2.3 Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok 31

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Angket Motivasi 41

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Observasi 48

Tabel 3.3 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 48

Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase untuk Skor Hasil Angket 50

Tabel 4.1 Data Kesalahan Siswa Kelas X Pada Tes Awal Soal Nomor 1 53

Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa Kelas X Pada Tes Awal Soal Nomor 2 53

Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa Kelas X Pada Tes Awal Soal Nomor 3 54

Tabel 4.4 Data Kesalahan Siswa Kelas X Pada Tes Awal Soal Nomor 4 55

Tabel 4.5 Data Kesalahan Siswa Kelas X Pada Tes Awal Soal Nomor 5 56

Tabel 4.6 Data kesalahan siswa kelas X – 4 tes hasil belajar I Nomor 1 60

Tabel 4.7 Data kesalahan siswa kelas X – 4 tes hasil belajar I Nomor 2 61

Tabel 4.8 Data kesalahan siswa kelas X – 4 tes hasil belajar I Nomor 3 63

Tabel 4.9 Data kesalahan siswa kelas X – 4 tes hasil belajar I Nomor 4 64

Tabel 4.10 Data kesalahan siswa kelas X – 4 tes hasil belajar I Nomor 5 64

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 66

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas 45

Gambar 4.1. Deskripsi Peningkatan Rata – rata kelas pada siklus I dan II 77

Gambar 4.2 Deskripsi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa 78

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 84

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 88

Lampiran 3. Kisi-Kisi Tes Awal 92

Lampiran 4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 93

Lampiran 5. Lembar Validitas Tes Awal 94

Lampiran 6. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar 98

Lampiran 7. Lembar Validitas Angket Motivasi 102

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa I Siklus I 106

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa II Siklus I 111

Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa I Siklus II 116

Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa II Siklus II 120

Lampiran 12. Tes Awal 123

Lampiran 13. Tes Hasil Belajar I 124

Lampiran 14. Tes Hasil Belajar II 125

Lampiran 15. Angket Motivasi Belajar 126

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 128

Lampiran 17. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 129

Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 131

Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Awal 133

Lampiran 20. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 111

Lampiran 21. Pedoman Penskoran Angket Motivasi 135

Lampiran 22. Nama – Nama Validator 136

Lampiran 23. Hasil Validasi Tes Awal 137

Lampiran 24. Hasil Validasi Tes Hasil Belajar I 138

Lampiran 25. Hasil Validasi Angkat Motivasi 139

Lampiran 26. Hasil Pengolahan Tes Awal I dan Pengelompokan 140

Lampiran 27. Hasil Angket Motivasi Awal Kelas X – 4 142

(14)

Lampiran 29. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 148

Lampiran 30. Hasil Pengolahan Tes Hasil Belajar I 154

Lampiran 31. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 156

Lampiran 32. Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus I 157

Lampiran 33. Peningkatan Nilai Kelompok Siswa Siklus I 159

Lampiran 34. Hasil Pengolahan Tes Awal II dan Pengelompokan 160

Lampiran 35. Hasil Angket Motivasi Awal Kelas X – 3 162

Lampiran 36. Lembar Observasi II 164

Lampiran 37. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 168

Lampiran 38. Hasil Pengolahan Tes Hasil Belajar II 174

Lampiran 39. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 176

Lampiran 40. Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus II 177

Lampiran 41. Peningkatan Nilai Kelompok Siswa Siklus II 178

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena

pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang.

Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian

peristiwa yang kompleks (Hudojo,1988:1). Peristiwa tersebut merupakan

rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu bertumbuh

sebagai pribadi yang utuh.

Pendidikan matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di

setiap jenjang pendidikan. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan

yang tujuan pelajarannya adalah agar siswa mampu menguasai konsep – konsep

dan mengaitkan antarkonsep serta mampu menggunakan konsep- konsep itu

dalam metode ilmiah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari.

Hudojo (1988:1) menyatakan :

Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karena itu kegiatan belajar dan mengajar matematika seyogyanya juga tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain. Karena peserta didik yang belajar matematika itupun berbeda – beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar haruslah diatur sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar dan hakekat matematika.

Hudojo (1988:2) juga menyatakan :

Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para matematikawan, apa yang disebut matematika itu. Sasaran penelahaan matematika tidaklah konkrit, tetapi abstrak. Dengan mengetahui sasaran penelahaan matematika, kita dapat mengetahui hakekat matematika yang sekaligus dapat kita ketahui juga cara berpikir matematik itu.

Walau tidak terdapat satu pengertian tentang matematika yang tunggal dan

disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika namun dapat terlihat adanya

(16)

2

matematika secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah :

1. Memiliki objek abstrak 2. Bertumpu pada kesepakatan 3. Berpola pikir deduktif

4. Memiliki simbol yang kosong dari arti 5. Memperhatikan semesta pembicaraan 6. Konsisten dalam sistemnya

Daryanto (2012 : 240) menyatakan bahwa : “Mata pelajaran matematika

perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk

membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis

dan kreatif serta kemampuan bekerja sama”. Dalam membelajarkan matematika

kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama

dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung

satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran

maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik

(siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan

matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi

pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan

pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Baik atau tidaknya suatu

pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya,

kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik

(siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan

sumber – sumber belajar yang ada.

Hudojo (1988:4) menyatakan bahwa : “seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang itu”. Karena itu untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya

proses belajar materi matematika.

Agar terjadi proses belajar seseorang haruslah diberi motivasi belajar,

yaitu dalam bentuk motivasi insentif (ganjaran). Jenis motivasi ini memungkinkan

peserta didik berusaha mencapai tujuan yang ditetapkan. Ini berarti kegiatan

dilakukan terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan. Kadang –kadang kita tidak

(17)

3

demikian itu, kita perlu mengatur situasi dan kondisinya sehingga memungkinkan

peserta didik mencapai tujuan belajar yang dikehendaki. Pemberian motivasi

merupakan langkah persiapan untuk suatu kegiatan belajar. Motivasi belajar yang

kuat akan mendorong peserta didik untuk berkonsentrasi dengan baik sehingga

dapat menunjang proses belajar selanjutnya.

Pada observasi yang peneliti lakukan pada Selasa (28/5/2013) di SMA

Negeri 1 Pangururan, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang

studi matematika yang mengajar di kelas X diperoleh informasi bahwa hasil

belajar matematika siswa di kelas X masih jauh dari apa yang diharapkan. Dari

hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa secara umum kondisi siswa di

kelas X adalah memiliki pemahaman konsep yang masih kurang, motivasi belajar

yang kurang, pasif dalam pembelajaran, memiliki kemampuan komunikasi

matematika yang rendah yang ditandai dengan kebanyakan siswa mengalami

kesulitan menuangkan ide-ide mereka baik dengan tulisan maupun secara lisan,

kelas yang diam tanpa suara dan lain sebagainya. Kondisi ini diduga menjadi

penyebab rendahnya hasil belajar siswa.

Selain meneliti hasil belajar, peneliti juga membagikan angket mengenai

motivasi siswa dalam belajar matematika kepada 40 siswa. Dari hasil angket ini

diperoleh bahwa rata – rata tingkat tanggung jawab siswa sebesar 58,57% ,

keuletan dalam menghadapi kesulitan belajar matematika sebesar 60,12%, usaha

untuk unggul sebesar 60,5%, mandiri sebesar 55%, usaha mencari solusi untuk

memecahkan masalah sebesar 59,31% dan harapan untuk berhasil dalam belajar

sebesar 66,17%. Dari enam indikator yang ditentukan, maka rata – rata motivasi

siswa secara klasikal sebesar 59,94%. Data ini menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Pangururan tergolong rendah. Dari tanya

jawab dengan siswa X, mereka kurang minat dalam belajar matematika. Hal itu

dikarenakan materinya yang sulit, proses pembelajaran kurang menarik sehingga

motivasi siswa untuk belajar kurang.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa model pembelajaran

kooperatif STAD belum pernah diterapkan. Selama ini pembelajaran yang

(18)

4

berjalan monoton, tidak ada kelompok yang membuat terjadinya kolaborasi antara

guru dan siswa.

Sesuai dengan uraian di atas, ada kesenjangan antara motivasi dan hasil

belajar. Motivasi belajar siswa sudah tergolong sedang padahal hasil belajar yang

mereka capai masih tergolong rendah. Dalam keadaan seperti ini, peran guru

sangat diharapkan untuk menerapkan model pembelajaran yang berdampak

motivasi dan hasil belajar seimbang, yaitu selain pemberian motivasi yang sudah

mantap supaya lebih meningkat lagi, kiranya juga bisa membuat hasil belajar

meningkat. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD.

STAD (Student Teams Achievement Divisions) atau Kelompok Belajar

Siswa merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling baik

untuk permulaan bagi para guru yang baru menerapkan model pembelajaran

kooperatif. Teknik STAD bukanlah aktivitas satu waktu yang dirancang untuk

berjalan di kelas dari waktu ke waktu, tetapi merupakan pengganti pengajaran

tradisional yang bisa digunakan sebagai cara pengorganisasian kelas yang

permanen untuk mengajarkan berbagai macam subjek pelajaran secara efektif.

STAD menekankan penggunaan tujuan kelompok dan keberhasilan kelompok,

yang hanya bisa dicapai jika semua anggota kelompok itu mempelajari objek yang

sedang diajarkan. Dengan demikian, dalam STAD, tugas para siswa bukanlah

melakukan sesuatu tetapi mempelajari sesuatu sebagai sebuah kelompok, dimana

kerja kelompok dilakukan sampai semua anggota kelompok menguasai materi

yang sedang dipelajari itu.

Penelitian tentang metode pembelajaran kooperatif (Slavin, 1990) telah

menunjukkan bahwa penghargaan kelompok dan tanggung jawab perseorangan

merupakan unsur mendasar bagi pengaruh kerjasama berdasarkan pada

pencapaian keterampilan. Selain itu, ada alasan bagus untuk percaya bahwa jika

para siswa diberi penghargaan setelah melakukan pekerjaan yang lebih baik dari

sebelumnya, mereka akan lebih terpacu untuk belajar daripada jika mereka diberi

(19)

5

penghargaan atas kemajuan yang dicapai bisa memberi keberhasilan dan tidak

terlalu sulit maupun terlalu mudah untuk dicapai siswa.

Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling

mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang

diajarkan guru. STAD memiliki pengaruh positif pada banyak hasil penting selain

pencapaian kemampuan (dalam Sharan,2012 : 8). Salah satunya adalah hubungan

antar ras. Penelitian STAD telah mencatat tentang tambahan signifikan dalam

penghargaan-diri, menyukai kelas, kehadiran dan perilaku siswa. Pelaksanaan

metode ini dapat meningkatkan partisipasi karena siswa belajar melalui kelompok

diskusi, pada kegiatan diskusi menuntut siswa untuk berpartisipasi dan terlibat

secara aktif dalam tim untuk mendapatkan skor yang tinggi bagi masing- masing

kelompok.

Alasan menggunakan STAD dikarenakan pada proses pembelajaran

dengan STAD, masing- masing kelompok termotivasi untuk berkompetisi secara

aktif dalam kegiatan diskusi. Melalui STAD membuat hubungan antara siswa

yang biasa – biasa saja dengan siswa yang memiliki kemampuan matematikanya

bagus atau tinggi. Pada pelaksanaan STAD dituntut adanya hubungan kerja sama

yang baik serta keterampilan siswa dengan kelompoknya sehingga siswa dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

Salah satu materi pelajaran Matematika di tingkat SMA adalah logaritma.

Dari tanya jawab dengan siswa di SMA Negeri 1 Pangururan seputar materi

matematika, salah satu materi pelajaran Matematika di tingkat SMA adalah

logaritma. Siswa beranggapan materi ini termasuk materi yang sulit karena siswa

kurang mampu mengerjakan soal untuk mempelajarinya sehingga tak heran

banyak siswa yang belum mencapai KKM dan kurang berminat belajar

matematika. Ketidaktuntasan ini bisa diakibatkan model pembelajaran

konvensional yang masih diterapkan guru yang mengakibatkan siswa pasif dan

memposisikan siswa sebagai pendengar dan penerima. Akibatnya, siswa tidak

terlatih untuk berpikir mandiri dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.

SMA Negeri 1 Pangururan merupakan salah satu sekolah negeri yang

(20)

6

setiap tahun penerimaan siswa baru. Pada observasi yang dilakukan di sekolah ini

tepatnya di kelas X-3, peneliti menemukan masalah mengenai motivasi dan juga

hasil belajar siswa di kelas X-3. Hasil wawancara dengan salah satu guru

matematika di sekolah tersebut mengatakan bahwa hasil belajar siswa masih

rendah. Hal ini didukung oleh nilai – nilai siswa yang masih belum mencapai

KKM. Selain itu, motivasi belajar siswa juga rendah. Hal ini didukung dari tanya

jawab dengan siswa X-3 yang menyatakan bahwa matematika kurang diminati

dan juga didukung dari hasil angket yang peneliti berikan saat observasi tersebut.

Melihat masalah yang terjadi di sekolah SMA Negeri 1 Pangururan yaitu

motivasi belajar dan hasil belajar yang rendah, serta pembelajaran kooperatif

STAD yang belum pernah dipraktekkan, ditambah karena materi logaritma

termasuk materi yang sulit, peneliti tertarik untuk membuat upaya atau usaha agar

masalah tersebut dapat dipecahkan. Dengan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk

melaksanakan penelitian dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI

DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD PADA MATERI LOGARITMA DI KELAS X SMA NEGERI 1

PANGURURAN TAHUN AJARAN 2013 / 2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah antara lain :

1. Proses pembelajaran di sekolah masih berjalan monoton

2. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa

3. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

4. Kurangnya motivasi belajar siswa

5. Pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi

(21)

7

dibatasi hanya untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada

materi logaritma di SMA Negeri 1 Pangururan T.A 2013 / 2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar pada materi logaritma ?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran tipe

STAD dalam kaitan menghasilkan hasil belajar pada materi logaritma ?

3. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran tipe STAD pada materi logaritma ?

4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar pada materi

logaritma.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model

pembelajaran tipe STAD dalam kaitan menghasilkan hasil belajar pada materi

logaritma.

3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan

model pembelajaran tipe STAD pada materi logaritma.

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model

(22)

8

1.6 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

yaitu :

1. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran

dengan tujuan agar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

2. Bagi Siswa

Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran matematika

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam pembelajaran

(23)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Strategi penerapan model kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa yaitu :

 Tahap Penyampaian Tujuan dan Motivasi : Guru menyampaikan tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran logaritma dan

memotivasi siswa untuk belajar.

 Tahap Pembagian Kelompok : Siswa dibagi ke dalam beberapa

kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4 siswa.

 Tahap Presentasi dari Guru : Guru menjelaskan materi logaritma dengan

terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai.

 Tahap Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) : Siswa belajar dalam

kelompok yang telah dibentuk. Guru membagikan LKS kepada setiap

kelompok. Selama kelompok bekerja, guru melakukan pengamatan,

memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.

 Tahap Kuis (Evaluasi) : Setelah selesai tindakan, guru mengevaluasi

hasil belajar melalui pemberian tes hasil belajar tentang materi logaritma.

Siswa mengerjakan soal secara mandiri dan tidak diperbolehkan bekerja

sama. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan skor dasarnya 70 (sesuai

dengan KKM di sekolah).

 Tahap Penghargaan Prestasi Tim : Setelah pelaksanaan kuis, guru

memeriksa hasil kerja siswa. Guru memberikan penghargaan pada

kelompoknya dapat hasil terbaik.

2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran tipe STAD

pada materi logaritma yaitu pada siklus I (kelas X – 4) persentase aktivitas

belajar siswa sebesar 62,6% (kategori cukup aktif) dan pada siklus II (kelas

(24)

81

3. Peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

tipe STAD pada materi logaritma dapat dilihat dari peningkatan rata – rata

motivasi belajar yaitu 79,25 (kategori cukup) pada angket motivasi belajar

siklus I menjadi 80,28% (kategori tinggi) pada angket motivasi belajar

siklus II.

4. Peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat dilihat dari peningkatan nilai rata – rata kelas

pada tes hasil belajar 74,25 di kelas X – 4 (siklus I) dengan tingkat

ketuntasan belajar klasikal 75% menjadi 77,875 pada tes hasil belajar di

kelas X – 3 (siklus II) dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 87,50%.

5.2 Saran

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan materi logaritma hendaknya

guru dapat melakukan pengajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe

STAD, dimana dengan kerjasama antar siswa yang heterogen dapat saling

melengkapi untuk mempelajari materi yang sulit.

2. Kepada siswa, diharapkan untuk lebih aktif, bekerja sama dengan teman

sekelompok agar diperoleh hasil yang lebih baik.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang

sama dengan penelitian ini, disarankan mengembangkan penelitian ini

dengan kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan memodifikasi

Gambar

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Peneliti juga menyarankan agar pengasuh panti asuhan lebih memberikan perhatian, dukungan dan kesempatan kepada anak- anak yang memiliki derajat resilience rendah

Rancangan penelitian ini menggunakan data primer dengan metodesurvei dan pengukuran langsung di lapangan.Pengumpulan data dilakukan di daerah pantai dan perairan dengan

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui angket yang telah dibagikan kepada mahasiswa fakultas hukum UMS tahun angkatan 2003 s/d 2006 selaku responden, sebanyak 100 angket,

Untuk industri tekstil skala kecil biasanya para pekerjanya berasal dari daerah setempat, jarak industri tidak terlalu jauh dengan rumah para pekerja tersebut dan dapat ditempuh

Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sediaan gel penyembuh luka dengan ekstrak daun mengkudu dan gelling agent karbopol 940 yang dapat memiliki sifat fisik dan

2013 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan

Departemen teknik Elektro Universitas Sumatera Utara USU