• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETWO STAY TWO STRAYTERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA

Oleh :

Febry Noviana Rambe NIM 409331015

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Terhadap Aktivitas dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan

Hidrokarbon Kelas X SMA”. Adapun penyusunan skripisi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Drs. Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar

proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga

penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada bapak.,dan ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M. Si., yang telah memberikan

masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih disampaikan kepada ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si. selaku Dosen

Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala sekolah MAS

Budaya Cikampak yaitu Bapak Margono, S.Pd yang telah memberikan izin

penelitian di sekolah yang bersangkutan, ibu Navri selaku guru kimia dan

adik-adik siswa/i yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian

berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta

Ayahanda H. Nasyaruddin Rambe yang selalu jadi inspirasi dan kebanggaan.

Ibunda Hj. Nursaniah Sagala, S.Pd yang curahan kasih sayang dan doanya tak

pernah berhenti. Adik-adik tersayang Zelvia Zahara Rambe dan Abd. Fattah. Z

Rambe pemberi motivasi dan semangat.Terima kasih untuk cinta yang tak pernah

(3)

iv

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman

seperjuangan Rini Syahfitri, Zuraida H. Psb, Dewi Isnaini, Hilma, Mia A. Lubis,

Yusuf A. Hsb dan seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Eks’09 yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan nasihat, menjadi sahabat

yang terbaik dan memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di

Unimed, dan kepada Tri Suwarti, Syasa, Habibi, Aditya, Saddam juga

teman-teman PPLT SMA Al Ma’shum Kisaran yang telah memotivasi, memberi

masukan dan arti pertemanan kepada penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Febry Noviana Rambe

(4)

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Aktivitas Belajar 8

2.1.3. Hasil Belajar 11

2.1.4. Model Pembelajaran 14

2.1.5. Model Kooperatif 14

2.1.6 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif

TipeTwo Stay Two Stray(TSTS) 18

2.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

(5)

vi

2.1.9. Hidrokarbon 22

2.2. Kerangka Konseptual 32

2.3. Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.2.1. Populasi Penelitian 35

3.2.2. Sampel Penelitian 35

3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 35

3.3.1. Variabel Penelitian 35

3.3.2. Instrumen Penelitian 36

3.4. Rancangan Penelitian 36

3.5. Teknik Pengumpulan Data 38

3.6. Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 44

4.1.1. Uji Validitas 44

4.1.2. Daya Pembeda 44

4.1.3. Indeks Kesukaran 44

4.1.4. Uji Reliabilitas 44

4.2. Analisis data Hasil Penelitian 45

4.2.1. Menghitung Rata-rata Nilai Pre-test dan Post-test 45

4.2.2. Uji Normalitas Data 46

4.2.3. Uji Homogenitas 46

4.2.4. Uji Hipotesis 47

4.2.5. Peningkatan Hasil Belajar 48

4.2.6. Aktivitas Siswa 49

(6)

vii

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema DiskusiTSTS 14

Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian 32

Gambar 4.1. Diagram Persentase Peningkatan Hasil Belajar 49

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran kooperatif 16

Tabel 2.2. Rumus molekul dan nama alkana dengan

jumlah atom 24

Tabel 2.3. Nama, rumus struktur dan rumus molekul

senyawa alkena 26

Tabel 2.4. Nama, rumus struktur dan rumus molekul

senyawa alkuna 27

Table 3.1. Rancangan Penelitian 35

Tabel 4.1. Rata-rata hasil belajar 45

Tabel 4.2. Hasil uji Normalitas 46

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas 47

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 48

Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa 48

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 60

Lampiran 3. Kisi-kisi soal instrument test 102

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 103

Lampiran 5. Kunci Jawaban Test 110

Lampiran 6. Kisi - Kisi Instrumen Tes Setelah Di Validasi 111

Lampiran 7. Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 114

Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Divalidasi 117

Lampiran 9. Tabel Validitas Tes 118

Lampiran 10. Perhitungan Validitas Tes 119

Lampiran 11. Tabel Uji Daya Beda 122

Lampiran 12. Perhitungan Uji Daya Beda 124

Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 126

Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 127

Lampiran 15. Tabel Reabilitas Tes 128

Lampiran 16. Reliabilitas Tes 129

Lampiran 17. Hasil Belajar Siswa 131

Lampiran 18. Standar Deviasi Dari Data Pretest Dan Postest 135

Lampiran 19. Uji Normalitas 137

Lampiran 20. Uji Homogenitas 141

Lampiran 21. Data Gain Kelas Eksperimen dan kontrol 143

Lampiran 22 Uji Normalitas Gain 147

Lampiran 23. Standar Deviasi Gain 151

Lampiran 24. Uji Hipotesis 152

Lampiran 25. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 153

Lampiran 26. Pedoman Penskoran Observasi 154

Lampiran 27. Tabel Aktivitas Siswa 155

Lampiran 28. Data Aktivitas Belajar Siswa 163

Lampiran 29. Uji Hipotesis Regresi 164

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua

tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

(Trianto, 2009)

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia sangat bergantung pada kualitas

pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa

karena pendidikan sebagai akar pembangunan bangsa. Berhasilnya pembangunan

di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang

yang lainnya. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang

ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai carapun ditempuh untuk memperoleh

pendidikan baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal .

Berkembangnya pendidikan sudah pasti berpengaruh terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini dapat terlihat

dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

sekarang ini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang

ini tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu kimia yang banyak menghasilkan

temuan baru dalam bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, kimia

ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting karena salah satu

syarat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berhubungan dengan ilmu

pengetahuan alam (IPA) yang di dalamnya termasuk kimia.

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

(11)

2

teknologi, di samping ilmu pengetahuan yang lain. Sampai saat ini pembelajaran

kimia yang ada di sekolah pada umumnya belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Pembelajaran kimia di SMA membutuhkan penanganan khusus

untuk memperoleh hasil yang lebih baik, khususnya materi hidrokarbon.

Pokok bahasan hidrokarbon merupakan materi kimia yang diberikan

kepada siswa kelas X semester genap. Hidrokarbon membahas tentang cara

penentuan tata nama, membedakan rumus alkana, alkena, dan alkuna, serta

penentuan isomer yang secara keseluruhan pokok bahasan hidrokarbon ini

memiliki karakteristik pemahaman konsep, yang membuat siswa cenderung

menghapal dan pemahaman akan konsep tersebut kurang. Sehingga menyebabkan

siswa menganggap kimia rumit dan tidak diminati. Karena kurangnya minat dan

tidak memahami materi pelajaran menyebabkan siswa malas mengikuti

pembelajaran sehingga tidak ada aktivitas maupun karakter yang terbentuk dari

siswa ketika proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari

guru tanpa ada respon dan pertanyaan dari siswa. Jadi aktivitas siswa sangat

rendah saat proses belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MAS Budaya

Cikampak diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat

konvensional sehingga guru kimia selalu mendominasi dalam proses belajar

mengajar. Disamping itu guru juga jarang menggunakan media dan sesekali

mengadakan praktikum. Sehingga siswa pada umumnya hanya mendengarkan

penjelasan dari guru tanpa adanya aktivitas yang berarti, yang dapat meningkatkan

kreativitas siswa.

Pada kenyataannya, siswa menginginkan guru mengajar dengan metode

yang lebih bervariasi sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang

menyenangkan dan mengasyikkan. Siswa juga mengharapkan suasana kelas yang

lebih rileks dan tidak kaku. Maka itu, menurut Sagala (2012) bahwa ”Guru perlu

(12)

3

dan tepat sehingga kegiatan belajar yang efektif dan efisien dapat berlangsung

sesuai tujuan yang diharapkan”.

Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu diupayakan pemecahannya,

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif, yang dapat

meningkatkan minat, semangat, kemampuan untuk dapat bekerja bersama teman

dalam menemukan suatu permasalahan, dan kegembiraan siswa serta dengan

sendirinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun model pembelajaran yang perlu dikembangkan yang diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan bekerja sama

memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya dan saling

mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-temannya yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif. Seperti yang dikatakan Ibrahim

(2000) dalam bukunya bahwa “Teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih

unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan pengalaman-pengalaman

belajar individual atau kompetitif”.

Adapun model pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah model

pembelajaran kooperatif tipeTwo Stay Two Stray (TSTS). TSTS merupakan suatu

teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu yang strukturnya dalam satu

kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai

pemberi informasi bagi tamunya dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok lain

secara terpisah. Pada model pembelajaran ini, guru memberi kesempatan kepada

siswa dalam kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok

lainnya. Dengan demikian, siswa akan belajar sambil bekerja dan berinteraksi satu

sama lain. (Lie, 2010)

Alasan peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah

strategi pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray menitikberatkan pada

kerjasama yaitu dengan adanya kelompok, sehingga dalam kegiatannya dapat

memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi

(13)

4

Penyajian materi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain

bersama kelompoknya diharapkan mampu memberikan sumbangan pada

peningkatan motivasi siswa agar lebih bersemangat dan berminat dalam belajar

kimia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian Dwi Gusti Nola (2012), model pembelajaran

kooperatif teknikTwo Stay Two Stray (TSTS) dapat mencapai ketuntasan belajar

siswa kelas X-6 SMA N 12 Pekanbaru semester genap tahun pelajaran 2012/2013

pada pokok bahasan struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia. Melalui

perlakuan penelitian dan data yang diperoleh mengalami peningkatan persentase

siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari 16,67% menjadi 44,44%. Sedangkan

Hasil penelitian Arif (2009) menunjukkan bahwa siswa kelas VII D SMP Negeri 1

Singosari mengalami peningkatan aspek kognitif dan aspek afektif, setelah diberi

tindakan berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Two Stay

Two Stray (TSTS). Peningkatan aspek kognitif ditandai dengan meningkatnya

nilai rata-rata siswa dari sebelum tindakan 62 meningkat pada siklus I menjadi 72

dan meningkat pada siklus II menjadi 80 serta meningkat pada siklus III menjadi

88. Peningkatan nilai rata-rata aspek afektif dari siklus I sebesar 76 meningkat

menjadi 83 pada siklus II dan meningkat menjadi 91 ada siklus III.

Berdasarkan latar belakang masalah maka perlu dilakukan penelitian

tentang pembelajaran kooperatif. Untuk itu calon peneliti mengadakan penelitian

dengan mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Aktivitas dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X SMA”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain:

1. Metode pembelajaran kurang bervariasi.

2. Minat belajar kimia siswa yang masih kurang.

(14)

5

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS.

2. Penelitian ini dilakukan di kelas X MAS Budaya Cikampak, Labusel.

3. Materi yang diajarkan adalah Hidrokarbon

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)lebih tinggi dari pada

hasil belajar menggunakan pembelajaran konvensional ?

2. Apakah ada hubungan aktivitas yang ditimbulkan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap peningkatan hasil belajar

siswa ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) apakah lebih

tinggi dari pada hasil belajar kimia yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

2. Mengetahui hubungan aktivitas dengan peningkatan hasil belajar siswa

kelas X yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipeTwo Stay Two

(15)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi siswa

Memberikan peluang kepada siswa untuk dapat belajar dengan strategi

pembelajaran yang berbeda, sehingga siswa dapat mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Manfaat bagi Guru

Memberikan masukan atau bahan referensi kepada guru mengenai strategi

dan model pembelajaran untuk dilaksanakan pada pengajaran yang efektif.

3. Manfaat bagi Mahasiswa Calon Peneliti

Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada

masa mendatang serta meningkatkan pemahaman tentang model

pembelajaran TSTS dalam pembelajaran Kimia.

4. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang

baik dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipeTwo Stay Two Stray (TSTS)

Model pembelajaran kooperatif tipeTwo Stay Two Stray (TSTS) merupakan

pembelajaran yang membentuk kelompok belajar dengan sistem tamu dan

tuan rumah yang saling berbagi informasi hasil diskusi materi. Dengan

struktur kelompok kooperatif seperti tipetwo stay two strayini dapat

memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk saling berbagi

informasi dengan kelompok-kelompok lain. (Lie, 2010)

2. Aktivitas

Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara

(16)

7

dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau ke- mahiran yang sifatnya

tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. (Gie, 1985)

3. Peningkatan Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajar. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk

dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal

ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami materi bahan ajar dengan

(17)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar siswa melalui model belajar kooperatif tipe TSTS (Two Stay

Two Stray) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa melalui

pengajaran secara konvensional pada materi Hidrokarbon. Hal ini

ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen

lebih besar dari pada hasil belajar kimia kelas kontrol, yaitu 57% dan 30%.

2. Secara statistik dengan menggunakan uji-t dua pihak disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dari hasil

pengujian hipotesis dimana thitung> ttabel yaitu thitung= 3,334> ttabel= 1,664.

3. Dari data perhitungan regresi (hubungan hasil belajar dengan aktivitas

siswa), koefisien bernilai positif pada kelas Eksperimen.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru diharapkan dapat memperbaiki model pembelajaran di sekolah

sehingga dapat mengacu peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah

khususnya dengan menerapakan model pembelajaran koperatif tipe TSTS

(Two Stay Two Stray)

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

pembelajaran model koperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) ini, agar

lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran ini

(18)

54

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Bahrul. (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afktif

SiswaKelas VII D SMP Negeri 1 Singosari . Skripsi, Jurusan Fisika

FMIPA Universitas Negeri Malang

Arikunto, Suharsimi., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi

Aksara, Jakarta.

Dzamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Hasibuan, F, N., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan

Hidrokarbon Di Man 1 Medan,Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,

Medan

Hasibuan, V. A., (2011), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Hasil_Akhir_PTK_Lengkap_dari_Cover_Lampiran._KTI_Online_2009.I_Ktut_T riana_Bali (diakses pada januari 2013)

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan

Komunikasi Antar Peserta Didi,. Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Istarani.,(2011),58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan.

Justiana, S. dan Muchtariadi, (2006), Chemistry For Senior High School,

Yudhistira, Jakarta.

Justiana, Sandri dan Muchtaridi., (2009),Kimia 1, Yudistira, Jakarta.

Lie, Anita., (2010), Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning

di Ruang-Ruang kelas, P.T Grasindo, Jakarta.

Nola, Dwi Gusti. (2012). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (Tsts) Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa Pada

(19)

55

(http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1382/1/JURNAL%20DWI %20GUSTI%20NOLA.pdf)

Purba, Michael., (2006),Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Rachmawati, (2007),Kimia 1 SMA dan MA Untuk Kelas X,Erlangga, Jakarta.

Sagala, Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran,Alfabeta, Bandung

Sanjaya, Wina, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta

Silitonga, Pasar Maulim., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian,

FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, Agus., (2009), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM,

Pestaka Belajar, Surabaya

Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo,

Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan

Gambar

Gambar 2.1. Skema Diskusi TSTS
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan konsentrasi HPMC yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada konsentrasi lazim dan berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada ketiga formula

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

This research was conducted over six months and comprised three stages (Figure. 1): (1) AM isolatation, propagation and identification (Chruz, 1991), from soil collected

Judul : perubahan perilaku seksual beresiko di kalangan pengguna NAP2A melalui model pemberdayaan pendidik komunitas (studi eksperimen penanggulangan penyalahgunaan NAP2A

The objective of this research is to find out if there is any significant difference of English speaking ability between boarding and non-boarding school of the

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Dalam rangka memecahkan perilaku yang menyimpang dari para aktor pemegang peran baik itu lembaga pelaksana aturan, pengelola parkir, petugas parkir dan pengguna jasa