PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR
PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN
SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
RUMIRIS LUMBAN GAOL NIM : 81061 81017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR
PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN
SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
RUMIRIS LUMBAN GAOL NIM : 81061 81017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Rumirs Lumban Gaol. Pendidikan Karakter dan Perubahannya di Sekolah Dasar Perguruan Tamansiswa Jl. Amplas No. 17 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.
Penelitian ini didasarkan pada munculnya program pemerintah mengenai pendidikan karakter di dunia pendidikan tahun 2010. Padahal jauh sebelumnya, pendidikan karakter sudah diterapkan oleh salah satu perguruan pendidikan yaitu perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara tahun 1922 di Yogyakarta. Hingga saat ini perguruan Tamansisea memiliki + 198 cabang di Indonesia termasuk di Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan karakter, model pendidikan karakter, dan untuk mengungkapkan perubahan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar Perguruan Tamansiswa Medan yang didirikan tahun 1933.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi dokumen (study document) dan penelitian lapangan (field research). Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan mengumpulkan dan menelaah data-data yang diperoleh dari buku-buku, arsip-arsip dan data-data-data-data yang diperoleh dari internet yang berkaitan dengan ” Pendidikan Karakter dan Perubahannya di sekolah
dasar Perguruan Tamansiswa Medan”. Penelitian lapangan (field research) dilakukan
dengan teknik observasi terhadap sekolah dasar Perguruan Tamansiswa Medan. Selanjutnya data diperoleh melalui wawancara kepada ketua bagian Perguruan Tamansiswa Medan yaitu Ki. Sutarno, S.Pd, dan Sumaryanto sebagai guru staf pengajar selama 33 tahun, orang tua siswa dan masyarakat.
ABSTRACT
Rumiris Lumban Gaol. The education and change it character in elementary school Tamansiswa instituation Jl. Amplas No 17 Medan. Thesis. Postgraduate Program of State University of Medan. 2012.
The study has been done due to appear the government program about the education character in the world education in 2010. Whereas for about education before character education has applying by school the education that is Tamansiswa instituation founder by Ki Hadjar Dewantara on 1922 in Yogyakarta and until this day have branch in Indonesia ± 198 belong in the Nort Sumatera of Medan. The purpose of research about consept character education, style of character education and to state change the execution of character education in elementary school Tamansiswa institution of Medan founder in 1933.
This study was a descriptif research use study document and field research. The first step to do research is with to collect and research of data get from the books, file and data to get from internet relate with “ character education and change in elementary school Tamansiswa insitution of Medan. The field research to do with technic observation toward elementary school Tamansiswa institution of Medan thera are Ki. Sutarno and Sumaryanto as the teacher to along 33 years, the parents belong the student belong society.
PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR
PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN
SUMATERA UTARA
TESIS
D i a j u k a n u n t u k M em en u h i P er sy a r a t a n d a l a m M em p er ol eh Gel a r M a gi st er P en d i d i k a n
P r ogr a m St u d i Pen d i d i k a n D a sa r
Oleh :
RUMIRIS LUMBAN GAOL NIM : 81061 81017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR PERGURUAN TAMANSISWA MEDAN
TESIS
Oleh:
RUMIRIS LUMBAN GAOL
NIM : 8106181017
Diajukan untuk Seminar Tesis
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Phil. Ichwan Azhari , M.Si. Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum.
NIP. 1961011619854031003 NIP. 196710011994021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
PESETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NO. NAMA TANDA TANGAN
1. Dr. Phil. Ichwan Azhari , M.Si.
NIP. 1961011619854031003
(Pembimbing I) ………
2. Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum.
NIP. 196710011994021001
(Pembimbing II) ………
3. Prof.Dr. Siman, M.Pd.
NIP.195501081983031007
(Penguji) ………
4. Dr. Asih Menanti, S.Psi., M.S
NIP. 196006031985032002
(Penguji) ………
5. Dr. Anita Yus, M.Pd. NIP. 195907211986012001
(Penguji) ………
Mahasiswa
Nama : Rumiris Lumban Gaol
NIM : 8106181017
Prodi : Pendidikan dasar
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI……… iv
DAFTAR TABEL……… vi
DAFTAR GAMBAR……….. vii
DAFTAR LAMPIRAN……… viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang……… 1
1.2.Fokus Penelitian……… ….. 9
1.3.Masalah ……….. 11
1.4.Tujuan………. 11
1.5.Manfaat ……….. 12
BAB II . KAJIAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teoritis 2.1.1. Pendidikan Karakter ………... 13
2.1.2. Kebijakan Pemerintah Tentang Pendidikan Karakter … 21
2.1.3. Konsep Pendidikan Karakter di Perguruan Tamansiswa 1. Latar Belakang Berdirinya Tamansiswa….……… 27
2. Konsep Pendidikan Tamansiswa………. 28
3. Pendidikan Karakter di Tamansiswa………... 38
4. Model Pendidikan Karakter di Tamansiswa……... 45
2.2. Dasar Konseptual………... 48
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………... 59
3.2. Subjek Penelitian………... 60
3.3. Teknik Pengumpulan Data……… 61
3.4. Analisis Data……….…………. 65
3.5. Keabsahan Penelitian……… 67
BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1. Perguruan Tamansiswa Medan……….. 69
4.2.Konsep Pendidikan Karakter Perguruan Tamansiswa Medan……….. 78
4.3. Model Pendidikan Karakter Perguruan Tamansiswa…… 89
4.4. Perubahan Model dan Implementasi Pendidikan Karakter Perguruan Tamansiswa Medan……….... 107
4.5. Keterbatasan Penelitian………. 117
BAB V. PENUTUP 5.1. Simpulan……… 119
5.2. Saran……….. 120
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah guru, Jumlah kelas, Jumlah siswa Perguruan Tamansiswa Medan dari Tahun ajaran
1967-2012……….……… 72
Tabel 4.2 Daftar Guru SD Perguruan Tamansiswa Medan Tahun ajaran 2011/2012………..…… 74
Tabel 4.3 Daftar Kepala Sekolah Perguruan Tamansiswa Medan tahun 1933-2012……….…. 75
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana di Perguruan Tamansiswa Medan 2012……. 76
Tabel 4.5 Mata Pelajaran Perguruan Tamansiswa………...…… 77
Tabel 4.6 Angket untuk siswa……… 104
Tabel 4.7 Angket untuk guru……… 105
Tabel 4.8 Angket untuk orang tua……… 106
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1. Ruangan kelas ………... 76
Gambar 4. 2. Perumahan guru ………... 77
Gambar 4. 3. Gedung serba guna……… 77
Gambar 4. 4. Bangunan depan sekolah ……….. 109
Gambar 4. 5. Bangunan sebelah kiri sekolah……….. 109
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……… 120
Lampiran 2 : Contoh Laporan Hasil Siswa (Rapot) ……… 121
Lampiran 3 : Buku Pelajaran Ketamansiswaan ………. 122
Lampiran 4 : Hasil angket………. 124
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tahun 2010, tepatnya pada tanggal 14 Januari 2010, pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan program pendidikan budaya dan
karakter bangsa sebagai gerakan Nasional. Setelah dicanangkan program ini,
beberapa Direktorat Jenderal segera menindaklanjuti dengan menyusun
rambu-rambu penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa. bahkan,
kementerian-kementerian lainpun tidak ketinggalan juga diberi tugas untuk mengembangkan dan
melaksanakan pendidikan karakter di lingkungannya. Di lingkungan Kementerian
Pendidikan telah disusun Desain Induk Pendidikan Karakter. Bahkan Puskur juga
telah membuat rancangan pelaksanaan dengan mengembangkan silabus yang
dikaitkan dengan nilai-nilai karakter bangsa (Sadirman, 2010).
Pemerintah melalui Menteri Pendidikan menerapkan pendidikan karakter
pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Pendidikan
karakter tersebut diwujudkan mulai dari kurikulum sampai dengan membangun
kultur budaya di sekolah.''Pendidikan karakter ini adalah sesuatu yang mendesak
untuk dilakukan saat ini. Targetnya, semua sekolah nantinya harus
menggunakannya,'' ungkap Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad
Nuh di sela peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kantor
Kementerian Pendidikan Nasional (Mediaindonesia,2011).
Zubaedi 2011:72“ Kementerian Pendidikan Nasional mulai tahun 2010/2011
telah melakukan rintisan penyelenggaraan pendidikan karakter pada 125 satuan
Rencananya mulai tahun 2011 semua satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum
negara kesatuan republik Indonesia harus mulai melaksanakan pendidikan karakter”.
Demam pendidikan karakter terjadi di mana-mana. Sejak tahun 2010 hingga
saat ini, hampir setiap pertemuan ilmiah, seperti diskusi, sarasehan, dan seminar,
baik seminar regional, nasional maupun internasional mengambil tema tentang
pendidikan karakter. Tampaknya program pendidikan karakter ini masih akan
menjadi hal penting di masa berikutnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan karakter bagi warga bangsa ini, sehingga sangat tepat pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan pendidikan budaya dan karakter
bangsa.
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meminta
masyarakat Indonesia untuk mengimpelementasikan tema Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) dan Hari Kebangkitan Nasional (Hardiknas) 2011, yakni 'Pendidikan
Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa', dengan sub tema 'Raih Prestasi, Junjung
Tinggi Budi Pekerti'. Pendidikan karakter saat ini sangatlah penting. Pendidikan
karakter sangat menentukan kemajuan peradaban bangsa, yang tak hanya unggul
tetapi juga cerdas. Mengutip filsuf Yunani Aristoteles, Susilo Bambang Yodhoyono
mengatakan bahwa ada dua penentu kemajuan bangsa. Pertama pemikiran dan kedua
karakter(Susilo Bambang Yudhoyono, 2011).
UU no 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan karakter itu sendiri dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Masyarakat kita saat ini sedang mengalami krisis moral atau karakter.
Masalah karakter yang terjadi sekarang ini jauh lebih kompleks dibandingkan
masa-masa sebelumnya. Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran yang sangat serius
dan sangat memprihatinkan saat ini. Krisis moral tidak hanya terjadi pada kalangan
orang dewasa saja, tetapi juga kalangan anak-anak.
Kasus moral para pejabat negara kita saat ini banyak menyalahgunakan
jabatannya dengan melakukan korupsi seperti yang dikemukakan oleh Hartati
(2006:75) bahwa kasus korupsi terhadap deputi keuangan bulog, kasus korupsi
terhadap Bank Bali, kasus korupsi yang tidak melakukan penanaman di atas lahan
proyek hutan tanaman industri (HTI) di Kalimantan Selatan.
Muslich (2010:3) mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei tahun 2002 dan
2006, skor korupsi Indonesia adalah tertinggi di Asia dengan skor 8,16 (dari total
skor 10). Tidak hanya kasus korupsi, tetapi nepotisme dan juga pemakaian narkoba
tidak hanya di periode saat ini bahkan jauh sebelumnya narkoba sudah dikonsumsi
dari kalangan anak-anak sekolah dasar(usia 7-12 tahun) sampai orang dewasa.
Handoyo (2004:20) mengemukakan sesuai data yang diperolah dari Departemen
Kesehatan tahun 1999 sampai tahun 2003, diperkirakan 2-4% (sekitar 4-8 juta jiwa)
jumlah tersebut, 1,3 juta di antaranya terdapat di Jakarta dan 70% dari seluruh
penderita ialah anak-anak muda pada usia sekolah. Jika tahun 1990 jumlah siswa
sebanyak 111 orang di tahun 2003 meningkat menjadi 202.
Kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011, tingkat Sekolah Dasar
(SD), yang terjadi di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya (Jimly, 2011) meningkatnya
pergaulan seks bebas hingga di kalangan pejabat Negara seperti yang disampaikan
oleh komnas perempuan bahkan untuk kasus kekerasan seksual, ada 70.115 kasus
berada di ranah personal, 22.284 kasus berada di ranah publik, dan 1.561 di ranah
Negara (Komnas Perempuan, 2012), maraknya kekerasan rumah tangga dan juga
angka kekerasaan anak-anak dan remaja, perjudian dan minuman keras, tauran antar
pelajar, kejahatan antar teman, pencurian anak remaja, dan penindasan terhadap
orang yang lemah sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat
diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat dianggap
lagi sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan ini telah menjurus kepada
tindakan kriminal.
Kondisi krisis moral ini menandakan bahwa pengetahuan agama dan
pengetahuan moral yang didapatkan di bangku sekolah ternyata belum cukup
berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Banyak pihak
berpendapat bahwa krisis moral yang terjadi saat ini membuktikan bahwa pendidikan
yang ada di bangsa kita belum mampu menciptakan masyarakat yang berkarakter
atau berbudi pekerti.
Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap perbuatan yang tidak
baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia . Hidayatullah (2010:15)
antara lain disebabkan karena bangsa kita telah lama memiliki kebiasaan-kebiasaan
yang kurang kondusif untuk membangun bangsa yang unggul. Oleh karena itu,
semua peran sangat dibutuhkan untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia
agar pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan dan perubahan yang signifikan.
Pendidikan karakter bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang hal yang baik
dan buruk, kemudian membuat hal yang baik menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini
harus dipelihara agar pendidikan di Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya
saing bagi pendidikan lainnya secara global.
Pemerintah melalui kementerian pendidikan sedang menggalakkan
pendidikan karakter saat ini, padahal pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang
baru. Sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan masa reformasi
sudah dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Bahkan tahun 1922,
Perguruan Tamansiswa sudah menerapkan konsep pendidikan yang mengandung
nilai –nilai pendidikan karakter.
Tamansiswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar
Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta. Sejak didirikan,
Tamansiswa sangat berciri khas dengan pendidikan karakter. Ki Hadjar Dewantara
menggunakan kebudayaan dan pendidikan sebagai sarana utama berpartisipasi dalam
perjuangan nasional untuk mencapai kemerdekaan bangsa.
Perguruan Tamansiswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan
pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk
mencapai cita-citanya (Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 1969). Bagi
Tamansiswa, pendidikan bukanlah tujuan, tetapi media untuk mencapai tujuan
Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, sedangkan
merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.
Tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir
batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan
rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab
atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan
susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan Tamansiswa ini sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikannya,
Tamansiswa menyelanggarakan kerja sama yang selaras antartiga pusat pendidikan
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Pusat
pendidikan yang satu dengan yang lain hendaknya saling berkoordinasi dan saling
mengisi kekurangan yang ada. Penerapan sistem pendidikan seperti ini yang
dinamakan sistem Trisentra Pendidikan atau sistem Tripusat Pendidikan.
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara merupakan usaha kebudayaan,
karena melalui pendidikan akan dikembangkan Iptek, Imtaq, Etika, Estetika,Life
skill, dan karya-karya manusia. Konsep dasar Perguruan Tamansiswa adalah konsep
dasar kepribadian, konsep dasar kemasyarakatan, konsep dasar kebangsaan, konsep
dasar kebudayaan, konsep dasar perekonomian dan konsep dasar pendidikan.
Ki Soenarno (2005:99) mengatakan bahwa konsep dasar pendidikan di
Tamansiswa ialah 1). Sistem Tripusat atau Trisentra, yaitu mengharmoniskan tiga
lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat/ pemerintah, 2)
Metode among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih,
pendidikan di Tamansiswa itu, 4) Isinya merupakan pendidikan sepanjang hayat
yaitu kontunyuitas antara pendidikan keluraga, pendidikan sekolah, dan pendidikan
di masyarakat, 5) Bentuk pendidikan adalah perguruan pendidikan dalam arti luas
perpaduan dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah(formal), dan
pendidikan masyarakat(non formal). Tempat belajar merupakan wiyata griya atau
tempat tinggal sekaligus tempat belajar, dan sistemnya adalah pondok asrama, yaitu
siswa dan pamong bersama-sama melakukan kegiatan belajar mengajar di perguruan,
6) Proses pendidikan dengan menggunakan metode among atau Tutwuri handayani,
yang menghindari adanya perintah-paksaan-hukuman dalam mencapai ketertiban dan
kedamaian, 7)Teori pendidikan digunakan teori dasar dan ajar, yaitu sedapat
mungkin pemberian jenis dan materi pendidikan disesuaikan dengan bakat/kodrat
siswa.
Output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian
merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang
berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang
lain. Teladan sesungguhnya memiliki makna sesuatu dari proses mengajar, hubungan
dan interaksi selama proses pendidikan yang kemudian pada hari ini atau masa depan
peserta didik menjadi contoh yang selalu ditiru. Dalam sebuah proses belajar, sadar
atau tidak, maka perilaku seorang guru akan menjadi komunikasi (penyampaian
pesan) paling efektif dan pengaruhnya sangat besar bagi peserta didik. Perilaku inilah
yang akan menjadi teladan bagi kehidupan sosial peserta didik. Secara psikologis,
pengaruh perilaku tersebut adalah pengaruh bawah sadar peserta didik yang akan
muncul kembali saat ia melakukan aktifitas dalam bersikap, bertindak, atau menilai
Proses memindahkan segala keteladanan diri, pengetahuan diri, dan perilaku
professional seorang guru kepada peserta didik membutuhkan teknik. Teknik yang
dimaksud oleh Ki Hajar Dewantara disebuat among, yaitu mendidik dengan sikap
asih, asah dan asuh. Dalam hal ini, guru tidak hanya mampu mengajar, tetapi juga
mampu mendidik. Dalam hal inilah guru juga harus mampu menjadi motivator di
kelasnya.
Konsep pendidikan karakter sudah diterapkan tahun 1922 di perguruan
Tamansiswa, tetapi hal ini seolah-olah merupakan hal yang baru saat ini bagi
pemerintah di dunia pendidikan, sehingga pendidikan karakter merupakan suatu
keharusan untuk dilakukan, pemerintah menganggap bahwa penerapan pendidikan
karakter menghasilkan generasi yang mampu membangun bangsa. Maka dalam hal
ini penulis tertarik untuk menulis masalah pendidikan karakter dan perubahannya di
Perguruan Tamansiswa Medan.
1.2. Fokus Penelitian
Puskur (2009:9) mengatakan ada 18 pembentukan nilai pendidikan karakter
yaitu 1) religuis, 2) jujur,3) toleransi, 4)displin, 5) kerja keras, 6)kreatif, 7) mandiri,
8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12)
mengahargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar
membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli social, 18) tanggung jawab.
Tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir
batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan
rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab
Konsep dasar pendidikan Tamansiswa ialah 1). Sistem Tripusat atau Trisentra
yaitu mengharmoniskan tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat/ pemerintah, 2) Metode among yaitu metode pengajaran dan pendidikan
yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran
meliputi kepala, hati dan panca indera, dan juga Tutwuri Hadayani Tut Wuri
Handayani ialah seorang pendidik harus memberikan dorongan moral dan semangat
belajar dari belakang. 3) Menggunakan teori dasar dan ajar untuk melaksanakan
ketentuan pendidikan di Tamansiswa itu, 4) Isinya merupakan pendidikan sepanjang
hayat yaitu kontinyuitas antara pendidikan keluraga, pendidikan sekolah, dan
pendidikan di masyarakat, 5) Bentuk pendidikan adalah perguruan pendidikan dalam
arti luas perpaduan dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah(formal),
dan pendidikan masyarakat(non formal), 6) Proses pendidikan dengan menggunakan
metode among atau Tutwuri handayani, yang menghindari adanya
perintah-paksaan-hukuman, dalam mencapai ketertiban dan kedamaian, 7) Teori pendidikan digunakan
teori dasar dan ajar, yaitu sedapat mungkin pemberian jenis dan materi pendidikan
disesuaikan dengan bakat/kodrat siswa.
Perguruan Tamansiswa memiliki komitmen yang tinggi untuk membentuk
karakter bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan konsep pendidikan perguruan
Tamansiswa yang telah dipaparkan di atas, maka fokus penelitian yang akan dikaji
yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang disampaikan oleh puskur
adalah konsep pendidikan karakter, model pendidikan karakter dan perubahan dan
implementasi pendidikan karakter yang terkait dengan nilai-nilai pendidikan karakter
yaitu religius, mandiri, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli
1.3. Masalah
Masalah bisa terjadi oleh karena faktor internal ataupun eksternal. Masalah
adalah suatu keadaan dimana adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Adapun masalah yang akan di kaji adalah :
1. Bagaimana konsep pendidikan karakter di sekolah dasar Perguruan
Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan?
2. Bagaimana model pendidikan karakter di sekolah dasar perguruan
Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan?
3. Bagaimana perubahan model dan implementasi pendidikan karakter di
perguruan Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan sejak berdiri sampai
sekarang?
1.4. Tujuan
Adapun tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mendiskripsikan konsep pendidikan karakter di sekolah dasar/
Perguruan Tamansiswa Medan.
2. Untuk mendiskripsikan model pendidikan Karakter di sekolah dasar Perguruan
Tamansiswa Medan.
3. Untuk mengungkapkan perubahan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah
1.5 Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan konstribusi bagi
perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama pada tingkat pendidikan
dasar(SD) khususnya di daerah Sumatera Utara, yaitu:
1. Secara praktis: (a) Pembaca dapat mengetahui bagaimana konsep pendidikan
karakter di perguruan Tamansiswa Medan. (b) Pembaca dapat mengetahui
tentang pendidikan karakter di perguruan Tamansiswa Medan. (c) Peneliti dapat
memberikan informasi yang memadai kepada para pendidik untuk menyadarkan
bahwa untuk membuat siswa berhasil tidak bias hanya pintar secara akademis
tetapi, juga harus dibekali dengan pendidikan karakter.
2. Secara teoritis diharapkan dapat menambah kesadaran dan pengetahuan bagi
orang tua dan para pendidik untuk dapat menerapkan konsep pendidikan karakter
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif analisis untuk menggambarkan tentang konsep pendidikan, model
pendidikan karakter dan perubahannya di perguruan Tamansiswa Medan. Fokus
penelitian ini disesuaikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter terhadap konsep
pendidikan di perguruan Tamansiswa yaitu religuitas, mandiri, demokratis, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab.
5.1 . Simpulan
1. Konsep pendidikan di perguruan Tamansiswa Medan dalam sistem pendidikan
menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter, hasil ini diperoleh berdasarkan hasil
pengamatan melalui observasi, wawancara, angket dan studi dokumen. Penerapan
nilai pendidikan karakter yaitu religiutas, mandiri, demokratis, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab diintegrasikan ke
dalam setiap mata pelajaran, sehingga siswa mampu mengaplikasikan nilai
pendidikan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Model pendidikan karakter melalui Tripusat pendidikan, Teori Trikon, Sistem
pendidikan dan corak pendidikan diterapkan dalam konsep pendidikan
Tamansiswa dalam mencapai visi persatuan Tamansiswa sebagai badan
perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat serta penyelenggaraan
pendidikan dalam arti luas yang mampu dipahami oleh siswa dengan baik
sehingga nilai-nilai pendidikan karakter mudah untuk diaplikasikan dalam
3. Perguruan Tamansiswa mengharuskan setiap guru/pamong harus tamatan dari
Perguruan Tamansiswa dan penempatan pamong di perguruan Tamansiswa di
Medan selalu dikirim dari perguruan Tamansiswa Yogyakarta, tetapi berhubung
dengan perubahan sistem kira-kira tahun 1980-an pamong tidak lagi berasal dari
perguruan Tamansiswa Yogyakarta. jumlah siswa setiap tahun semakin
berkurang, dilihat secara fisik dan mata pelajaran sekolah Tamansiswa seperti
sekolah keagamaan. Dengan adanya perubahan tersebut, maka terjadi perubahan
nilai pendidikan karakter yaitu kemandirian dan tanggung jawab.
5.2. Saran
1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam konsep pendidikan yang diajarkan oleh Ki
Hajar Dewantar membentuk manusia menjadi pribadi yang tangguh secara
pengetahuan dan moral yang siap pakai di masyarakat untuk membangun bangsa.
Kepala sekolah dalam hal ini harus tetap mempertahankan konsep pendidikan ini
bahkan lebih lagi mampu menggali potensi dan mampu mengimplementasikannya
dalam aspek kehidupan pembelajaran siswa sehingga sekolah ini tetap unggul dan
mempunyai ciri khas tersendiri dari sekolah lain.
2. Perguruan Tamansiswa sebagai pelopor pendidikan harus mampu dan bijak
menghadapi perkembangan teknologi sehingga tuntutan perubahan terhadap
kebutuhan sistem pendidikan mampu di atasi tampa meninggalkan konsep
pendidikan yang sudah ada di Perguruan Tamansiswa sehingga siswa mampu
berkompetensi dengan siswa/i dari pihak luar.
3. Kepala sekolah sebagai manager harus mampu mengelola segala aspek yang
keuangan dan seluruh sistem yang berjalan di perguruan tersebut, dan Kepala
sekolah harus bekerja sama dengan guru-guru untuk tetap mensosialisasikan
sekolah tersebut ke masyarakat walaupun sekolah tersebut sudah lama berdiri,
sehingga sekolah ini tetap diminati oleh masyarakat.
4. Nilai-nilai pendidikan karakter kejujuran & keadilan diharapkan menjadi bagian
dari konsep pendidikan perguruan Tamansiswa, sehingga dapat melengkapi dan
memperkuat karakter pendidikan yang sudah diterapkan di perguruan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sudrajat (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/15/konsep- pendidikan-karakter/Diakses) : 5 Desember 2010.
Aunillah Nurla Isna, 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogyakarta: Laksana
Direktorat Jenderal Pendidikan dasar Kementrian Pendidikan Dasar. 2011. Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah. Jakarta : Kementerian Pendidikan Naional
Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta : Grasindo
Fitriana, 2011. Bagaiman Pendidikan Karakter di Negara Lain
?(
http://blog.uny.ac.id/fitriana/2011/07/13/bagaimana-pendidikan-karakter-di-negara-lain/). Diakses 2 Februari 2012
Handoyo Listyarini, 2004. Narkoba Perlukah Mengenalnya?. Yogyakarta: Pakar Raya
Hartati Evi, 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika
Hidayahtullah Furgon,2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Idi Abdullah, 1999. Pengembangan Kurikulum teori dn praktek. Yogyakarta: Gaya Media Pratama.
Jimly, 2011. Contek missal cermin penurunan norma masyarakat
(http://news.detik.com/read/2011/06/15/172745/1661119/10/jimly-contek-massal-cermin-penurunan-norma-masyarakat). Diakses 10 Januari 2012
Kementrian Pendidikan, 2011. Pembelajaran Kontekstual dalam Membangun Karakter Siswa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Ki Hajar Dewantara.1962. Karya Kihajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta : Majelis Luhur Tamansiswa
Komaruddin Ukim & Sukarjo, 2009. Landasan Pendidikan (Konsep dan Aplikasinya). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Komnas Perempuan,2012. 1.561 kasus pelecehan seksual libatkan aparatur Negara
Macaryus Sudarmono. 2009.”Serpih-Serpih Pandangan Ki Hadjar
Dewantara”.Jogyakarta.Malang: Bumi Aksara.
Mediaindonesia,2011(http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/03/222943/293/ 14/Pendidikan-Karakter-Diterapkan-Tahun-Depan).diakses 20 Oktober 2011
Majelis luhur Tamansiswa. 1955. Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta: Kongres Tamansiswa bulan Maret 1955
Majelis luhur Tamansiswa. 1969. Tamansiswa dan Pembaharuan Pendidikan, Yogyakarta: Risalah Konfrensi Persatuan seri pendidikan no.4.
Mohamad Rizki Maulana,2011. Contek Massal Cermin Penurunan Norma Masyarakat(http://news.detik.com/read/2011/06/15/172745/1661119/10/jimly -contek-massal-cermin-penurunan-norma-masyarakat), diakses 6 Maret 2012.
Moleong , Lexi J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Murnir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun karakter anak sejak dari rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
Muslich Masnur, 2010. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Pendidikan. Bengkulu: Kencana.
Prayitno & Belferik, 2010. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan : Pasca Unimed.
Purwanto Ngalim, 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya
Puskur, 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa : Pedoman sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.
Ryadi Agustimus,2011. Pendidikan karakter yang
kontekstual.(http://rumahfilsafat.com/2011/11/23/pendidikan-karakter-yang-kontekstual/). Diakses 10 Februari 2012
Said.Moh, 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah, Surabaya: PT Temprina Media Grafika
Sardiman, 2010. Pendidikan Karakter dan peran pemerintah
Soenarno dkk, 2005. Pendidikan Ketamansiswaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
Sukarjo & Ukim Komaruddin ,2009. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suryabrata Sumadi, 2004. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Susilo Bambang Yudhoyono, 2011. Pendidikan karakter sangat penting. (http://nasional.kompas.com/read/2011/05/20/21473385/SBY.Pendidikan.Kar akter.Sangat.Penting). Diakses 20 Desember 2011.
Suyanto,2010. Pendidikan Karakter menurut Ki Hajar Dewantara
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/PENDIDIKAN%20KARA KTER%20MENURUT%20KI%20HAJAR%20DEWANTORO). Diakses 2 Februari 2012.
Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter.
(http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html). diakses 10 Desember 2011
Zubaedi, 2011. Design Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga pendidikan. Bengkulu: Kencana
Zuchdi Darmiyati, 2011. Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press