• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN, SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN, SUMATERA UTARA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KARAKTER DAN

PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR

PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN

SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

RUMIRIS LUMBAN GAOL NIM : 81061 81017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENDIDIKAN KARAKTER DAN

PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR

PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN

SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

RUMIRIS LUMBAN GAOL NIM : 81061 81017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Rumirs Lumban Gaol. Pendidikan Karakter dan Perubahannya di Sekolah Dasar Perguruan Tamansiswa Jl. Amplas No. 17 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

Penelitian ini didasarkan pada munculnya program pemerintah mengenai pendidikan karakter di dunia pendidikan tahun 2010. Padahal jauh sebelumnya, pendidikan karakter sudah diterapkan oleh salah satu perguruan pendidikan yaitu perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara tahun 1922 di Yogyakarta. Hingga saat ini perguruan Tamansisea memiliki + 198 cabang di Indonesia termasuk di Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan karakter, model pendidikan karakter, dan untuk mengungkapkan perubahan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar Perguruan Tamansiswa Medan yang didirikan tahun 1933.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi dokumen (study document) dan penelitian lapangan (field research). Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan mengumpulkan dan menelaah data-data yang diperoleh dari buku-buku, arsip-arsip dan data-data-data-data yang diperoleh dari internet yang berkaitan dengan ” Pendidikan Karakter dan Perubahannya di sekolah

dasar Perguruan Tamansiswa Medan”. Penelitian lapangan (field research) dilakukan

dengan teknik observasi terhadap sekolah dasar Perguruan Tamansiswa Medan. Selanjutnya data diperoleh melalui wawancara kepada ketua bagian Perguruan Tamansiswa Medan yaitu Ki. Sutarno, S.Pd, dan Sumaryanto sebagai guru staf pengajar selama 33 tahun, orang tua siswa dan masyarakat.

(6)
(7)

ABSTRACT

Rumiris Lumban Gaol. The education and change it character in elementary school Tamansiswa instituation Jl. Amplas No 17 Medan. Thesis. Postgraduate Program of State University of Medan. 2012.

The study has been done due to appear the government program about the education character in the world education in 2010. Whereas for about education before character education has applying by school the education that is Tamansiswa instituation founder by Ki Hadjar Dewantara on 1922 in Yogyakarta and until this day have branch in Indonesia ± 198 belong in the Nort Sumatera of Medan. The purpose of research about consept character education, style of character education and to state change the execution of character education in elementary school Tamansiswa institution of Medan founder in 1933.

This study was a descriptif research use study document and field research. The first step to do research is with to collect and research of data get from the books, file and data to get from internet relate with “ character education and change in elementary school Tamansiswa insitution of Medan. The field research to do with technic observation toward elementary school Tamansiswa institution of Medan thera are Ki. Sutarno and Sumaryanto as the teacher to along 33 years, the parents belong the student belong society.

(8)

PENDIDIKAN KARAKTER DAN

PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR

PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN

SUMATERA UTARA

TESIS

D i a j u k a n u n t u k M em en u h i P er sy a r a t a n d a l a m M em p er ol eh Gel a r M a gi st er P en d i d i k a n

P r ogr a m St u d i Pen d i d i k a n D a sa r

Oleh :

RUMIRIS LUMBAN GAOL NIM : 81061 81017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR PERGURUAN TAMANSISWA MEDAN

TESIS

Oleh:

RUMIRIS LUMBAN GAOL

NIM : 8106181017

Diajukan untuk Seminar Tesis

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Phil. Ichwan Azhari , M.Si. Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum.

NIP. 1961011619854031003 NIP. 196710011994021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

(10)

PESETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO. NAMA TANDA TANGAN

1. Dr. Phil. Ichwan Azhari , M.Si.

NIP. 1961011619854031003

(Pembimbing I) ………

2. Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum.

NIP. 196710011994021001

(Pembimbing II) ………

3. Prof.Dr. Siman, M.Pd.

NIP.195501081983031007

(Penguji) ………

4. Dr. Asih Menanti, S.Psi., M.S

NIP. 196006031985032002

(Penguji) ………

5. Dr. Anita Yus, M.Pd. NIP. 195907211986012001

(Penguji) ………

Mahasiswa

Nama : Rumiris Lumban Gaol

NIM : 8106181017

Prodi : Pendidikan dasar

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang……… 1

1.2.Fokus Penelitian……… ….. 9

1.3.Masalah ……….. 11

1.4.Tujuan………. 11

1.5.Manfaat ……….. 12

BAB II . KAJIAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teoritis 2.1.1. Pendidikan Karakter ………... 13

2.1.2. Kebijakan Pemerintah Tentang Pendidikan Karakter … 21

2.1.3. Konsep Pendidikan Karakter di Perguruan Tamansiswa 1. Latar Belakang Berdirinya Tamansiswa….……… 27

2. Konsep Pendidikan Tamansiswa………. 28

3. Pendidikan Karakter di Tamansiswa………... 38

4. Model Pendidikan Karakter di Tamansiswa……... 45

2.2. Dasar Konseptual………... 48

(12)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………... 59

3.2. Subjek Penelitian………... 60

3.3. Teknik Pengumpulan Data……… 61

3.4. Analisis Data……….…………. 65

3.5. Keabsahan Penelitian……… 67

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1. Perguruan Tamansiswa Medan……….. 69

4.2.Konsep Pendidikan Karakter Perguruan Tamansiswa Medan……….. 78

4.3. Model Pendidikan Karakter Perguruan Tamansiswa…… 89

4.4. Perubahan Model dan Implementasi Pendidikan Karakter Perguruan Tamansiswa Medan……….... 107

4.5. Keterbatasan Penelitian………. 117

BAB V. PENUTUP 5.1. Simpulan……… 119

5.2. Saran……….. 120

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah guru, Jumlah kelas, Jumlah siswa Perguruan Tamansiswa Medan dari Tahun ajaran

1967-2012……….……… 72

Tabel 4.2 Daftar Guru SD Perguruan Tamansiswa Medan Tahun ajaran 2011/2012………..…… 74

Tabel 4.3 Daftar Kepala Sekolah Perguruan Tamansiswa Medan tahun 1933-2012……….…. 75

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana di Perguruan Tamansiswa Medan 2012……. 76

Tabel 4.5 Mata Pelajaran Perguruan Tamansiswa………...…… 77

Tabel 4.6 Angket untuk siswa……… 104

Tabel 4.7 Angket untuk guru……… 105

Tabel 4.8 Angket untuk orang tua……… 106

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1. Ruangan kelas ………... 76

Gambar 4. 2. Perumahan guru ………... 77

Gambar 4. 3. Gedung serba guna……… 77

Gambar 4. 4. Bangunan depan sekolah ……….. 109

Gambar 4. 5. Bangunan sebelah kiri sekolah……….. 109

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……… 120

Lampiran 2 : Contoh Laporan Hasil Siswa (Rapot) ……… 121

Lampiran 3 : Buku Pelajaran Ketamansiswaan ………. 122

Lampiran 4 : Hasil angket………. 124

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tahun 2010, tepatnya pada tanggal 14 Januari 2010, pemerintah melalui

Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan program pendidikan budaya dan

karakter bangsa sebagai gerakan Nasional. Setelah dicanangkan program ini,

beberapa Direktorat Jenderal segera menindaklanjuti dengan menyusun

rambu-rambu penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa. bahkan,

kementerian-kementerian lainpun tidak ketinggalan juga diberi tugas untuk mengembangkan dan

melaksanakan pendidikan karakter di lingkungannya. Di lingkungan Kementerian

Pendidikan telah disusun Desain Induk Pendidikan Karakter. Bahkan Puskur juga

telah membuat rancangan pelaksanaan dengan mengembangkan silabus yang

dikaitkan dengan nilai-nilai karakter bangsa (Sadirman, 2010).

Pemerintah melalui Menteri Pendidikan menerapkan pendidikan karakter

pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Pendidikan

karakter tersebut diwujudkan mulai dari kurikulum sampai dengan membangun

kultur budaya di sekolah.''Pendidikan karakter ini adalah sesuatu yang mendesak

untuk dilakukan saat ini. Targetnya, semua sekolah nantinya harus

menggunakannya,'' ungkap Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad

Nuh di sela peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kantor

Kementerian Pendidikan Nasional (Mediaindonesia,2011).

Zubaedi 2011:72“ Kementerian Pendidikan Nasional mulai tahun 2010/2011

telah melakukan rintisan penyelenggaraan pendidikan karakter pada 125 satuan

(17)

Rencananya mulai tahun 2011 semua satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum

negara kesatuan republik Indonesia harus mulai melaksanakan pendidikan karakter”.

Demam pendidikan karakter terjadi di mana-mana. Sejak tahun 2010 hingga

saat ini, hampir setiap pertemuan ilmiah, seperti diskusi, sarasehan, dan seminar,

baik seminar regional, nasional maupun internasional mengambil tema tentang

pendidikan karakter. Tampaknya program pendidikan karakter ini masih akan

menjadi hal penting di masa berikutnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya

pendidikan karakter bagi warga bangsa ini, sehingga sangat tepat pemerintah melalui

Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan pendidikan budaya dan karakter

bangsa.

Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meminta

masyarakat Indonesia untuk mengimpelementasikan tema Hari Pendidikan Nasional

(Hardiknas) dan Hari Kebangkitan Nasional (Hardiknas) 2011, yakni 'Pendidikan

Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa', dengan sub tema 'Raih Prestasi, Junjung

Tinggi Budi Pekerti'. Pendidikan karakter saat ini sangatlah penting. Pendidikan

karakter sangat menentukan kemajuan peradaban bangsa, yang tak hanya unggul

tetapi juga cerdas. Mengutip filsuf Yunani Aristoteles, Susilo Bambang Yodhoyono

mengatakan bahwa ada dua penentu kemajuan bangsa. Pertama pemikiran dan kedua

karakter(Susilo Bambang Yudhoyono, 2011).

UU no 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter

(18)

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan karakter itu sendiri dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Masyarakat kita saat ini sedang mengalami krisis moral atau karakter.

Masalah karakter yang terjadi sekarang ini jauh lebih kompleks dibandingkan

masa-masa sebelumnya. Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran yang sangat serius

dan sangat memprihatinkan saat ini. Krisis moral tidak hanya terjadi pada kalangan

orang dewasa saja, tetapi juga kalangan anak-anak.

Kasus moral para pejabat negara kita saat ini banyak menyalahgunakan

jabatannya dengan melakukan korupsi seperti yang dikemukakan oleh Hartati

(2006:75) bahwa kasus korupsi terhadap deputi keuangan bulog, kasus korupsi

terhadap Bank Bali, kasus korupsi yang tidak melakukan penanaman di atas lahan

proyek hutan tanaman industri (HTI) di Kalimantan Selatan.

Muslich (2010:3) mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei tahun 2002 dan

2006, skor korupsi Indonesia adalah tertinggi di Asia dengan skor 8,16 (dari total

skor 10). Tidak hanya kasus korupsi, tetapi nepotisme dan juga pemakaian narkoba

tidak hanya di periode saat ini bahkan jauh sebelumnya narkoba sudah dikonsumsi

dari kalangan anak-anak sekolah dasar(usia 7-12 tahun) sampai orang dewasa.

Handoyo (2004:20) mengemukakan sesuai data yang diperolah dari Departemen

Kesehatan tahun 1999 sampai tahun 2003, diperkirakan 2-4% (sekitar 4-8 juta jiwa)

(19)

jumlah tersebut, 1,3 juta di antaranya terdapat di Jakarta dan 70% dari seluruh

penderita ialah anak-anak muda pada usia sekolah. Jika tahun 1990 jumlah siswa

sebanyak 111 orang di tahun 2003 meningkat menjadi 202.

Kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011, tingkat Sekolah Dasar

(SD), yang terjadi di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya (Jimly, 2011) meningkatnya

pergaulan seks bebas hingga di kalangan pejabat Negara seperti yang disampaikan

oleh komnas perempuan bahkan untuk kasus kekerasan seksual, ada 70.115 kasus

berada di ranah personal, 22.284 kasus berada di ranah publik, dan 1.561 di ranah

Negara (Komnas Perempuan, 2012), maraknya kekerasan rumah tangga dan juga

angka kekerasaan anak-anak dan remaja, perjudian dan minuman keras, tauran antar

pelajar, kejahatan antar teman, pencurian anak remaja, dan penindasan terhadap

orang yang lemah sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat

diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat dianggap

lagi sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan ini telah menjurus kepada

tindakan kriminal.

Kondisi krisis moral ini menandakan bahwa pengetahuan agama dan

pengetahuan moral yang didapatkan di bangku sekolah ternyata belum cukup

berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Banyak pihak

berpendapat bahwa krisis moral yang terjadi saat ini membuktikan bahwa pendidikan

yang ada di bangsa kita belum mampu menciptakan masyarakat yang berkarakter

atau berbudi pekerti.

Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap perbuatan yang tidak

baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia . Hidayatullah (2010:15)

(20)

antara lain disebabkan karena bangsa kita telah lama memiliki kebiasaan-kebiasaan

yang kurang kondusif untuk membangun bangsa yang unggul. Oleh karena itu,

semua peran sangat dibutuhkan untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia

agar pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan dan perubahan yang signifikan.

Pendidikan karakter bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang hal yang baik

dan buruk, kemudian membuat hal yang baik menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini

harus dipelihara agar pendidikan di Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya

saing bagi pendidikan lainnya secara global.

Pemerintah melalui kementerian pendidikan sedang menggalakkan

pendidikan karakter saat ini, padahal pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang

baru. Sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan masa reformasi

sudah dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Bahkan tahun 1922,

Perguruan Tamansiswa sudah menerapkan konsep pendidikan yang mengandung

nilai –nilai pendidikan karakter.

Tamansiswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar

Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta. Sejak didirikan,

Tamansiswa sangat berciri khas dengan pendidikan karakter. Ki Hadjar Dewantara

menggunakan kebudayaan dan pendidikan sebagai sarana utama berpartisipasi dalam

perjuangan nasional untuk mencapai kemerdekaan bangsa.

Perguruan Tamansiswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan

pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk

mencapai cita-citanya (Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 1969). Bagi

Tamansiswa, pendidikan bukanlah tujuan, tetapi media untuk mencapai tujuan

(21)

Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, sedangkan

merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.

Tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir

batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan

rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab

atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan

susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan Tamansiswa ini sejalan

dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikannya,

Tamansiswa menyelanggarakan kerja sama yang selaras antartiga pusat pendidikan

yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Pusat

pendidikan yang satu dengan yang lain hendaknya saling berkoordinasi dan saling

mengisi kekurangan yang ada. Penerapan sistem pendidikan seperti ini yang

dinamakan sistem Trisentra Pendidikan atau sistem Tripusat Pendidikan.

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara merupakan usaha kebudayaan,

karena melalui pendidikan akan dikembangkan Iptek, Imtaq, Etika, Estetika,Life

skill, dan karya-karya manusia. Konsep dasar Perguruan Tamansiswa adalah konsep

dasar kepribadian, konsep dasar kemasyarakatan, konsep dasar kebangsaan, konsep

dasar kebudayaan, konsep dasar perekonomian dan konsep dasar pendidikan.

Ki Soenarno (2005:99) mengatakan bahwa konsep dasar pendidikan di

Tamansiswa ialah 1). Sistem Tripusat atau Trisentra, yaitu mengharmoniskan tiga

lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat/ pemerintah, 2)

Metode among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih,

(22)

pendidikan di Tamansiswa itu, 4) Isinya merupakan pendidikan sepanjang hayat

yaitu kontunyuitas antara pendidikan keluraga, pendidikan sekolah, dan pendidikan

di masyarakat, 5) Bentuk pendidikan adalah perguruan pendidikan dalam arti luas

perpaduan dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah(formal), dan

pendidikan masyarakat(non formal). Tempat belajar merupakan wiyata griya atau

tempat tinggal sekaligus tempat belajar, dan sistemnya adalah pondok asrama, yaitu

siswa dan pamong bersama-sama melakukan kegiatan belajar mengajar di perguruan,

6) Proses pendidikan dengan menggunakan metode among atau Tutwuri handayani,

yang menghindari adanya perintah-paksaan-hukuman dalam mencapai ketertiban dan

kedamaian, 7)Teori pendidikan digunakan teori dasar dan ajar, yaitu sedapat

mungkin pemberian jenis dan materi pendidikan disesuaikan dengan bakat/kodrat

siswa.

Output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian

merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang

berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang

lain. Teladan sesungguhnya memiliki makna sesuatu dari proses mengajar, hubungan

dan interaksi selama proses pendidikan yang kemudian pada hari ini atau masa depan

peserta didik menjadi contoh yang selalu ditiru. Dalam sebuah proses belajar, sadar

atau tidak, maka perilaku seorang guru akan menjadi komunikasi (penyampaian

pesan) paling efektif dan pengaruhnya sangat besar bagi peserta didik. Perilaku inilah

yang akan menjadi teladan bagi kehidupan sosial peserta didik. Secara psikologis,

pengaruh perilaku tersebut adalah pengaruh bawah sadar peserta didik yang akan

muncul kembali saat ia melakukan aktifitas dalam bersikap, bertindak, atau menilai

(23)

Proses memindahkan segala keteladanan diri, pengetahuan diri, dan perilaku

professional seorang guru kepada peserta didik membutuhkan teknik. Teknik yang

dimaksud oleh Ki Hajar Dewantara disebuat among, yaitu mendidik dengan sikap

asih, asah dan asuh. Dalam hal ini, guru tidak hanya mampu mengajar, tetapi juga

mampu mendidik. Dalam hal inilah guru juga harus mampu menjadi motivator di

kelasnya.

Konsep pendidikan karakter sudah diterapkan tahun 1922 di perguruan

Tamansiswa, tetapi hal ini seolah-olah merupakan hal yang baru saat ini bagi

pemerintah di dunia pendidikan, sehingga pendidikan karakter merupakan suatu

keharusan untuk dilakukan, pemerintah menganggap bahwa penerapan pendidikan

karakter menghasilkan generasi yang mampu membangun bangsa. Maka dalam hal

ini penulis tertarik untuk menulis masalah pendidikan karakter dan perubahannya di

Perguruan Tamansiswa Medan.

1.2. Fokus Penelitian

Puskur (2009:9) mengatakan ada 18 pembentukan nilai pendidikan karakter

yaitu 1) religuis, 2) jujur,3) toleransi, 4)displin, 5) kerja keras, 6)kreatif, 7) mandiri,

8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12)

mengahargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar

membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli social, 18) tanggung jawab.

Tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir

batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan

rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab

(24)

Konsep dasar pendidikan Tamansiswa ialah 1). Sistem Tripusat atau Trisentra

yaitu mengharmoniskan tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat/ pemerintah, 2) Metode among yaitu metode pengajaran dan pendidikan

yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran

meliputi kepala, hati dan panca indera, dan juga Tutwuri Hadayani Tut Wuri

Handayani ialah seorang pendidik harus memberikan dorongan moral dan semangat

belajar dari belakang. 3) Menggunakan teori dasar dan ajar untuk melaksanakan

ketentuan pendidikan di Tamansiswa itu, 4) Isinya merupakan pendidikan sepanjang

hayat yaitu kontinyuitas antara pendidikan keluraga, pendidikan sekolah, dan

pendidikan di masyarakat, 5) Bentuk pendidikan adalah perguruan pendidikan dalam

arti luas perpaduan dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah(formal),

dan pendidikan masyarakat(non formal), 6) Proses pendidikan dengan menggunakan

metode among atau Tutwuri handayani, yang menghindari adanya

perintah-paksaan-hukuman, dalam mencapai ketertiban dan kedamaian, 7) Teori pendidikan digunakan

teori dasar dan ajar, yaitu sedapat mungkin pemberian jenis dan materi pendidikan

disesuaikan dengan bakat/kodrat siswa.

Perguruan Tamansiswa memiliki komitmen yang tinggi untuk membentuk

karakter bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan konsep pendidikan perguruan

Tamansiswa yang telah dipaparkan di atas, maka fokus penelitian yang akan dikaji

yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang disampaikan oleh puskur

adalah konsep pendidikan karakter, model pendidikan karakter dan perubahan dan

implementasi pendidikan karakter yang terkait dengan nilai-nilai pendidikan karakter

yaitu religius, mandiri, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli

(25)

1.3. Masalah

Masalah bisa terjadi oleh karena faktor internal ataupun eksternal. Masalah

adalah suatu keadaan dimana adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Adapun masalah yang akan di kaji adalah :

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter di sekolah dasar Perguruan

Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan?

2. Bagaimana model pendidikan karakter di sekolah dasar perguruan

Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan?

3. Bagaimana perubahan model dan implementasi pendidikan karakter di

perguruan Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan sejak berdiri sampai

sekarang?

1.4. Tujuan

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mendiskripsikan konsep pendidikan karakter di sekolah dasar/

Perguruan Tamansiswa Medan.

2. Untuk mendiskripsikan model pendidikan Karakter di sekolah dasar Perguruan

Tamansiswa Medan.

3. Untuk mengungkapkan perubahan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah

(26)

1.5 Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan konstribusi bagi

perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama pada tingkat pendidikan

dasar(SD) khususnya di daerah Sumatera Utara, yaitu:

1. Secara praktis: (a) Pembaca dapat mengetahui bagaimana konsep pendidikan

karakter di perguruan Tamansiswa Medan. (b) Pembaca dapat mengetahui

tentang pendidikan karakter di perguruan Tamansiswa Medan. (c) Peneliti dapat

memberikan informasi yang memadai kepada para pendidik untuk menyadarkan

bahwa untuk membuat siswa berhasil tidak bias hanya pintar secara akademis

tetapi, juga harus dibekali dengan pendidikan karakter.

2. Secara teoritis diharapkan dapat menambah kesadaran dan pengetahuan bagi

orang tua dan para pendidik untuk dapat menerapkan konsep pendidikan karakter

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif analisis untuk menggambarkan tentang konsep pendidikan, model

pendidikan karakter dan perubahannya di perguruan Tamansiswa Medan. Fokus

penelitian ini disesuaikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter terhadap konsep

pendidikan di perguruan Tamansiswa yaitu religuitas, mandiri, demokratis, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab.

5.1 . Simpulan

1. Konsep pendidikan di perguruan Tamansiswa Medan dalam sistem pendidikan

menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter, hasil ini diperoleh berdasarkan hasil

pengamatan melalui observasi, wawancara, angket dan studi dokumen. Penerapan

nilai pendidikan karakter yaitu religiutas, mandiri, demokratis, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab diintegrasikan ke

dalam setiap mata pelajaran, sehingga siswa mampu mengaplikasikan nilai

pendidikan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Model pendidikan karakter melalui Tripusat pendidikan, Teori Trikon, Sistem

pendidikan dan corak pendidikan diterapkan dalam konsep pendidikan

Tamansiswa dalam mencapai visi persatuan Tamansiswa sebagai badan

perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat serta penyelenggaraan

pendidikan dalam arti luas yang mampu dipahami oleh siswa dengan baik

sehingga nilai-nilai pendidikan karakter mudah untuk diaplikasikan dalam

(28)

3. Perguruan Tamansiswa mengharuskan setiap guru/pamong harus tamatan dari

Perguruan Tamansiswa dan penempatan pamong di perguruan Tamansiswa di

Medan selalu dikirim dari perguruan Tamansiswa Yogyakarta, tetapi berhubung

dengan perubahan sistem kira-kira tahun 1980-an pamong tidak lagi berasal dari

perguruan Tamansiswa Yogyakarta. jumlah siswa setiap tahun semakin

berkurang, dilihat secara fisik dan mata pelajaran sekolah Tamansiswa seperti

sekolah keagamaan. Dengan adanya perubahan tersebut, maka terjadi perubahan

nilai pendidikan karakter yaitu kemandirian dan tanggung jawab.

5.2. Saran

1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam konsep pendidikan yang diajarkan oleh Ki

Hajar Dewantar membentuk manusia menjadi pribadi yang tangguh secara

pengetahuan dan moral yang siap pakai di masyarakat untuk membangun bangsa.

Kepala sekolah dalam hal ini harus tetap mempertahankan konsep pendidikan ini

bahkan lebih lagi mampu menggali potensi dan mampu mengimplementasikannya

dalam aspek kehidupan pembelajaran siswa sehingga sekolah ini tetap unggul dan

mempunyai ciri khas tersendiri dari sekolah lain.

2. Perguruan Tamansiswa sebagai pelopor pendidikan harus mampu dan bijak

menghadapi perkembangan teknologi sehingga tuntutan perubahan terhadap

kebutuhan sistem pendidikan mampu di atasi tampa meninggalkan konsep

pendidikan yang sudah ada di Perguruan Tamansiswa sehingga siswa mampu

berkompetensi dengan siswa/i dari pihak luar.

3. Kepala sekolah sebagai manager harus mampu mengelola segala aspek yang

(29)

keuangan dan seluruh sistem yang berjalan di perguruan tersebut, dan Kepala

sekolah harus bekerja sama dengan guru-guru untuk tetap mensosialisasikan

sekolah tersebut ke masyarakat walaupun sekolah tersebut sudah lama berdiri,

sehingga sekolah ini tetap diminati oleh masyarakat.

4. Nilai-nilai pendidikan karakter kejujuran & keadilan diharapkan menjadi bagian

dari konsep pendidikan perguruan Tamansiswa, sehingga dapat melengkapi dan

memperkuat karakter pendidikan yang sudah diterapkan di perguruan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sudrajat (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/15/konsep- pendidikan-karakter/Diakses) : 5 Desember 2010.

Aunillah Nurla Isna, 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogyakarta: Laksana

Direktorat Jenderal Pendidikan dasar Kementrian Pendidikan Dasar. 2011. Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah. Jakarta : Kementerian Pendidikan Naional

Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta : Grasindo

Fitriana, 2011. Bagaiman Pendidikan Karakter di Negara Lain

?(

http://blog.uny.ac.id/fitriana/2011/07/13/bagaimana-pendidikan-karakter-di-negara-lain/). Diakses 2 Februari 2012

Handoyo Listyarini, 2004. Narkoba Perlukah Mengenalnya?. Yogyakarta: Pakar Raya

Hartati Evi, 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika

Hidayahtullah Furgon,2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Idi Abdullah, 1999. Pengembangan Kurikulum teori dn praktek. Yogyakarta: Gaya Media Pratama.

Jimly, 2011. Contek missal cermin penurunan norma masyarakat

(http://news.detik.com/read/2011/06/15/172745/1661119/10/jimly-contek-massal-cermin-penurunan-norma-masyarakat). Diakses 10 Januari 2012

Kementrian Pendidikan, 2011. Pembelajaran Kontekstual dalam Membangun Karakter Siswa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

Ki Hajar Dewantara.1962. Karya Kihajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta : Majelis Luhur Tamansiswa

Komaruddin Ukim & Sukarjo, 2009. Landasan Pendidikan (Konsep dan Aplikasinya). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Komnas Perempuan,2012. 1.561 kasus pelecehan seksual libatkan aparatur Negara

(31)

Macaryus Sudarmono. 2009.”Serpih-Serpih Pandangan Ki Hadjar

Dewantara”.Jogyakarta.Malang: Bumi Aksara.

Mediaindonesia,2011(http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/03/222943/293/ 14/Pendidikan-Karakter-Diterapkan-Tahun-Depan).diakses 20 Oktober 2011

Majelis luhur Tamansiswa. 1955. Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta: Kongres Tamansiswa bulan Maret 1955

Majelis luhur Tamansiswa. 1969. Tamansiswa dan Pembaharuan Pendidikan, Yogyakarta: Risalah Konfrensi Persatuan seri pendidikan no.4.

Mohamad Rizki Maulana,2011. Contek Massal Cermin Penurunan Norma Masyarakat(http://news.detik.com/read/2011/06/15/172745/1661119/10/jimly -contek-massal-cermin-penurunan-norma-masyarakat), diakses 6 Maret 2012.

Moleong , Lexi J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Murnir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun karakter anak sejak dari rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Muslich Masnur, 2010. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Pendidikan. Bengkulu: Kencana.

Prayitno & Belferik, 2010. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan : Pasca Unimed.

Purwanto Ngalim, 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya

Puskur, 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa : Pedoman sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Republik Indonesia (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.

Ryadi Agustimus,2011. Pendidikan karakter yang

kontekstual.(http://rumahfilsafat.com/2011/11/23/pendidikan-karakter-yang-kontekstual/). Diakses 10 Februari 2012

Said.Moh, 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah, Surabaya: PT Temprina Media Grafika

Sardiman, 2010. Pendidikan Karakter dan peran pemerintah

(32)

Soenarno dkk, 2005. Pendidikan Ketamansiswaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.

Sukarjo & Ukim Komaruddin ,2009. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Suryabrata Sumadi, 2004. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Susilo Bambang Yudhoyono, 2011. Pendidikan karakter sangat penting. (http://nasional.kompas.com/read/2011/05/20/21473385/SBY.Pendidikan.Kar akter.Sangat.Penting). Diakses 20 Desember 2011.

Suyanto,2010. Pendidikan Karakter menurut Ki Hajar Dewantara

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/PENDIDIKAN%20KARA KTER%20MENURUT%20KI%20HAJAR%20DEWANTORO). Diakses 2 Februari 2012.

Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter.

(http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html). diakses 10 Desember 2011

Zubaedi, 2011. Design Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga pendidikan. Bengkulu: Kencana

Zuchdi Darmiyati, 2011. Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press

Gambar

Tabel 4.1  Jumlah guru, Jumlah kelas, Jumlah siswa Perguruan
Gambar  4. 1. Ruangan kelas ……….........................................................
Grafika Sardiman,  2010. Pendidikan Karakter dan peran pemerintah

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan Soff Skill secara menyeluruh; dan (5) Meningkatknya jalinan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait secara berkelanjutan, baik secara lokal, regional, nasional,

banyak terjadi pada pasien terinfeksi HIV karena melemahnya permeabilitas sawar darah otak sehingga monosit lebih mudah melewati sawar darah otak dibandingkan individu

Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah, pikiran yang kedua adalah

Hasil Prediksi Nilai Keterampilan Menulis Dialog Sesuai Unggah- ungguh Berdasarkan Skor Tes Penguasaan Tingkat Tutur Bahasa Jawa dan Skor Angket Minat Menulis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang dilakukan secara lisan tidak diperbolehkan di dalam peraturan

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini telah dilakukan pengujian terhadap spesimen baja HQ 709 dengan tujuan untuk mengetahui struktur mikro, kekerasan dan

Hasil pengamatan terhadap populasi kepik penghisap polong pada pertanaman kedelai varietas Anjasmoro menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada petak dengan pola