• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 1989-2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 1989-2010."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

DI KECAMATAN MEDAN MARELAN

TAHUN 1989-2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DARLIANA SIREGAR 071233320012

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Darliana Siregar, Nim. 071233320012. Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Marelan Tahun1989-2010. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perubahan luas penggunaan lahan Kecamatan Medan Marelan tahun 1989-2010, (2) Jenis dan agihan perubahan penggunaan lahan Kecamatan Medan Marelan tahun 1989-2010, (3) Kesesuaian penggunaan lahan dengan RTRW Kota Medan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Marelan. Populasi penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan yang tampak dan dapat dikenali pada foto udara. Sampel yang digunakan adalah berupa poligon-poligon, dimana poligon ini mewakili seluruh unit penggunaan lahan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, observasi dan komunikasi langsung.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan

Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Dalam rangka

memenuhi syarat tersebut, dilakukan penelitian yang berjudul “Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 1989-2010”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak dijumpai kekurangan. Dengan segala keterbukaan penulis menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Hasil skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED.

2. Bapak Drs. Restu, M.S. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si. Selaku Ketua di Jurusan Pendidikan Geografi

dan Dosen Penguji.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si. Selaku Sekretaris di Jurusan Pend.Geografi sekaligus sebagai

Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji yang telah banyak membimbing penulis

selama mengikuti studi di jurusan Pendidikan Geografi.

5. Ibu Dra.Elfayetti, M.P Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan dorongan semangat

kepada penulis.

6. Bapak Drs. Nahor Simanungkalit, M.Si. selaku Dosen Penguji yang banyak

(7)

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Tata Usaha di Jurusan Pendidikan Geografi serta sluruh

Staf Fakultas Ilmu Sosial yg telah banyak membantu.

8. Bapak Hajat Siagian yang telah banyak membantu pelulis dalam pengurusan segala

Adminisrtasi Akademik yang berhubungan dengan skripsi ini.

9. Bapak Camat Kecamatan Medan Marelan yang telah banyak memberi informasi dan

bantuan bagi penulis.

10.Teristimewa kepada kedua orang tua yang saya sayangi dan cintai : Ayahanda Z.

Siregar beserta Ibunda Z. L. Hutabarat yang segenap jiwa raganya selalu memenuhi

kebutuhan spiritual dan materialku, membimbing aku saat aku terpuruk dan selalu

memberikan aku semagat hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kupersembahkan karyaku segalanya untukmu sebagaimana dari pengorbanan mu

merawat dan mendidik aku. Terimakasih buat cinta, kasih sayang, dukungan serta

bimbinganmu padaku.

11.Juga Teristimewa buat Tulang saya Drs. Ali Nurman, M.Si. dan Nantulangku Fadilla

yang selama ini memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

12.Buat Ibu Anik Juli Dwi Astuti, S.Si, M. Sc. Dan Bapak M. Ridha Syafii Damanik,

S.Pi, M.Sc. yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

13.Buat Abangku yang saya banggakan (Heddy Siregar) dan Adik-adikku (Nurmaita

Siregar dan Dolly Syahputra Siregar) yang saya sayangi dan saya banggakan.

14.Buat Abangku Ali Akbar Nasution yang selalu memotivasi dan memberikan semangat

kepada penulis.

15.Buat teman-teman Pendidikan Georgafi Stambuk 2007 Khususnya Kelas B Ekstensi

dan rekan-rekan mahasiswa kelas A dan B Regular, juga A Ekstensi, terimakasih atas

(8)

16.Buat teman seperjuangan Ku (Winda Lestari, Anni Sihite, Maris Sirait, Widia

Ningsih, Nurfadila, Lestari Hutasoit, Novrianto Nadeak, Bangka Wali, Debby,

Mujianah, Murni Ida Ulina Aritonang, dan Kawan-kawan yang lainya) yang selalu

mengajariku dan memotivasi kepada penulis.

17.Buat Adik-adik Stambuk 08 terutama M. Arif Nst, Nirwana Manullang, Rina

Naenggolan, dan Tika Sianturi, terimakasih atas dukungannya dan motivasinya

(9)
(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vii

PENGESAHAN KEASLIAN ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teori... 7

B. Penelitian Yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

(11)

x

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisa Data ... 28

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 29

A. Kondisi Fisik ... 29

B. Kondisi Non Fisik ... 33

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal 1 Klasifikasi Liputan Lahan/ Penggunan Lahan Menurut Malingreau

dan Christiani,1981 ... 11

2 Sistem Klasifikasi Pengunaan Lahan Kota ... 18

3 Luas Kecamatan Medan Marelan Dirinci Menurut Luas Kelurahan

Tahun 2010 ... 31

4 Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 33

5 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan

di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 34

6 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Medan Marelan

Tahun 2010 ... 36

7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan

Medan Marelan Tahun 2010 ... 37

8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan Medan Marelan

Tahun 2010 ... 38

9 Penggunaan Lahan Tahun 1989 dan 2010 serta Perubahan Penggunaan

Lahan di Kecamatan Medan Marelan ... 50

10 Jenis dan Luas Perubahan Penggunaan Lahan Hasil Overlay Peta

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berpikir ... . 25

2. Peta Kecamatan Medan Marelan ... 30

3. Peta Lokasi Penelitian ... . 42

4. Peta Perencanaan Wilayah Kecamatan Medan Marelan... 44

5. Foto Udara Kecamatan Medan Marelan ... . 45

6. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Marelan Tahun 1989... 47

7. Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 48

8. Diagram Perbandingan Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 1989 dan Tahun 2010 ... . 51

9. Peta Overlay Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Marelan Tahun 1989-2010... 53

10. Contoh Penggunaan Lahan Ruang Terbuka Hijau Berubah Menjadi Lahan Pemukiman ... . 55

11. Contoh Penggunaan Lahan Pertanian Berubah Menjadi Pemukiman ... . 56

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal 1. Data Dokumentasi dari Daerah Penelitian ... . 65

2. Lembar Persiapan Kerja Lapangan (Observasi) ... 65

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan kota-kota di Indonesia meningkat pesat setelah tahun

1980-an. Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk kota tahun

1980-1995 mencapai 5,17% per tahun (BPS, 1996), dan rencana-rencana

pengembangan dari para perencana kota. Tingginya tingkat pertumbuhan

penduduk kota disebabkan oleh besarnya jumlah perpindahan penduduk dari

daerah pedesaan ke daerah perkotaan dan perubahan status desa dari pedesaan ke

daerah perkotaan.

Berdasarkan data statistik, penduduk Indonesia tahun 1980-1995 yang

bertempat tinggal di perkotaan berjumlah 32,8 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi

69,9 juta jiwa pada tahun 1995 (BPS, 1996). Angka ini menunjukkan telah terjadi

pertambahan penduduk perkotaan 37,8 juta jiwa dalam masa 15 tahun. Sejalan

dengan pertambahan penduduk di perkotaan menyebabkan kebutuhan penduduk

meningkat, terutama kebutuhan lahan untuk permukiman dan tempat berusaha.

Akibatnya terjadi perubahan penggunaan lahan yang dipadati oleh bangunan

rumah mukim dan tempat berusaha.

Selain faktor pertambahan penduduk, faktor ekonomi penduduk dapat

mempercepat perubahan penggunaan lahan di perkotaan, seperti lahan untuk

pertanian secara ekonomis kurang produktif dibandingkan jika lahan tersebut

digunakan untuk lahan industri, perdagangan, jasa dan usaha lainnya.

Kondisi fisik seperti letak geografis suatu kota, aksesibilitas, topografi,

(16)

penggunaan lahan. Lahan-lahan yang lerengnya datar dan aksesibilitasnya baik

cenderung berubah lebih cepat dibandingkan dengan lahan yang lerengnya

bergelombang atau berbukit dan aksesibilitasnya kurang baik.

Perubahan penggunaan lahan menyebabkan perubahan secara fisik dan

juga terkait dengan perubahan non fisik, seperti berubahnya kegiatan penduduk

dari pertanian ke non pertanian akibat berkurangnya lahan pertanian. Perubahan

dari aspek fisik menyangkut perubahan luas lahan, pemadatan, perkembangan

fisik secara vertikal, maupun pertambahan luas kota ke daerah pinggiran.

Perubahan dari aspek fisik atau tidak selalu membawa dampak baik

terhadap pembangunan jika tidak ditangani secara baik. Berkurangnya lahan

terbuka menjadi lahan terbangun di daerah resapan air dapat menimbulkan bahaya

banjir. Pembangunan permukiman baru dapat menimbulkan masalah limbah

rumah tangga disekitarnya.

Masalah-masalah yang timbul akibat perubahan fisik ini mendesak para

perencana kota untuk dapat segera mengatasinya. Untuk mengatur perkembangan

kota-kota di Indonesia, pemerintah Kabupaten/Kotamadya telah menyusun

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kotamadya (RTRWK). Pada dasarnya

rencana tata ruang disusun sebagai usaha mengatur penggunaan lahan kota, tetapi

perubahan penggunaan lahan kota yang relatif cepat dibeberapa daerah

menyebabkan rencana tata ruang yang disusun tidak terlaksana. Untuk itu

diperlukan penyajian data dalam bentuk peta mutakhir yang dapat digunakan

untuk mendeteksi perubahan penggunaan lahan di kota, sehingga kepentingan

(17)

Pembuatan peta yang mutakhir bila dilakukan berdasarkan pengukuran di

lapangan akan membutuhkan waktu, tenaga, biaya yang relatif besar dan kondisi

perkotaan yang lalu lintasnya ramai serta bangunan yang padat (Sutanto, 1979).

Untuk mengatasi hal ini perlu dicari alternatif lain sehingga dapat mengurangi

kerja lapangan, waktu, tenaga dan biaya yang lebih murah.

Salah satu alternatif untuk mengatasi pengadaan peta adalah dengan

memanfaatkan data hasil teknologi penginderaan jauh yaitu foto udara, karena

foto udara dapat menyajikan gambaran lengkap obyek dan gejala yang tampak di

permukaan bumi mirip dengan keadaan sebenarnya di medan (Sutanto, 1986).

Perubahan penggunaan lahan dapat diamati dari foto udara dan peta penggunaan

lahan tahun yang berbeda.

Selain teknik penginderaan jauh untuk pengolahan data keruangan dapat

digunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis adalah

seperangkat sistem yang berbasis computer yang mampu untuk memasukkan,

mengelola (memberi dan mengambil kembali), memanipulasi, dan analisis data

dan memberikan uraian (Aronoff, 1989).

Penggunaan SIG saat ini telah banyak digunakan untuk studi daerah

perkotaan, karena dalam studi perkotaan pemetaan dan analisis keruangan

merupakan keperluan yang sangat mendasar di dalam pengelolaan kota. Melalui

SIG data yang diperoleh dari teknologi penginderaan jauh berupa hasil interpretasi

foto udara maupun dari lapangan yang telah berupa peta diproses dengan cara

menumpangsusunkan peta pada dua waktu pemotretan yang berbeda serta

(18)

Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu Kecamatan yang ada di

kota Medan memiliki luas 44,47 Km2. Jumlah penduduknya pada tahun 2004

adalah 107.925 jiwa, pada tahun 2010 meningkat menjadi 126.619 jiwa (BPS,

2010). Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2004 dan tahun 2010 menunjukkan

pertambahan penduduk dalam waktu 6 tahun mencapai 18.698 jiwa, rata-rata

3116 jiwa per tahun atau 2,56% per tahun. Ini merupakan angka pertumbuhan

penduduk yang tinggi. Dampak dari pertambahan penduduk di Kecamatan Medan

Marelan akan membutuhkan pengadaan lahan atau peningkatan beberapa fasilitas

seperti: permukiman, tempat perbelanjaan, sarana pendidikan, rumah sakit, lahan

industri , lahan jasa, jalan, tempat beribadah, dan tempat rekreasi.

Menurut keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Medan dan Walikota

Medan memutuskan dan menetapkan Peraturan Daerah Kota Medan tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2008-2028. Dalam Pasal 37,

Medan Marelan merupakan pengembangan kawasan perumahan dan pemukiman.

Kemudian dalam Pasal 42, kawasan Medan Marelan juga dikembangkan sebagai

kawasan wisata sekaligus berfungsi sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau) yaitu

30% dari luas Medan Marelan. Dan dalam Pasal 43, kawasan Medan Marelan

juga difungsikan sebagai kawasan pertanian atau kawasan agropolitan dengan luas

200 Ha, Bappeda (2008).

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan di

daerah Kecamatan Medan Marelan yang dapat diidentifikasi adalah terjadi

perubahan penggunaan lahan kota yang pesat dan sulit dikendalikan karena

(19)

penggunaan lahan yang terjadi tidak dapat diketahui seberapa luas untuk tiap unit

penggunaan lahan. Belum ada data komprehensif mengenai intensitas dan

frekuensi perubahan penggunaan lahan. Pemetaan perubahan penggunaan lahan

secara terestrial memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang tidak sedikit. Belum

tersedia data digital tentang penggunaan lahan dilihat dari aspek intensitas, luas,

dan jenis penggunaan lahan. Serta banyak penggunaan lahan yang tidak sesuai

lagi dengan RTRW Kota Medan.

C. Pembatasan Masalah

Daerah perkotaan berkembang secara cepat, terutama perkembangan

penduduk, aktivitas, dan fisik kota. Perkembangan ini akan memunculkan

sejumlah persoalan ketika dihadapkan pada kenyataaan luas wilayah kota yang

terbatas. Kebutuhan ruang untuk melakukan berbagai aktivitas dan sarana

pendudukung lainnya mendorong intensitas perubahan bentuk dan luas

penggunaan lahan. Belum tersedia data digital tentang penggunaan lahan dilihat

dari aspek intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan. Serta banyak penggunaan

lahan yang tidak sesuai lagi dengan RTRW Kota Medan.

D. Perumusan Masalah

Pada penelitian perubahan penggunaan lahan yang akan dilakukan ini

ditetapkan tiga permasalahan yang penulis anggap penting, yakni :

1. Bagaimana perubahan luas dan jenis penggunaan lahan di Kecamatan

Medan Marelan Tahun 1989-2010?

2. Bagaimana agihan perubahan penggunaan lahan dilihat dari aspek

intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan di Kecamatan Medan Marelan

(20)

3. Apakah perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Medan Marelan masih

sesuai dengan tata ruang yang ditetapkan RTRW Kota Medan Tahun

2008-2028?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini mempunyai beberapa tujuan, yakni :

1. Untuk mengetahui informasi perubahan penggunaan lahan dilihat dari

aspek luas dan jenis penggunaan lahan di Kecamatan Medan Marelan

Tahun 1989-2010.

2. Memetakan agihan perubahan penggunaan lahan dilihat dari aspek

intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan di Kecamatan Medan Marelan

Tahun 1989-2010.

3. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi di

Kecamatan Medan Marelan Tahun 1989-2010 yang disesuaikan dengan

tata ruang yang ditetapkan RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028.

F. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah teori bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang

perubahan penggunaan lahan di tempat dan waktu yang berbeda.

2. Memberikan informasi perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian

sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan

kebijakan arahan penggunaan lahan atau kebijakan keruangan yang

realistis.

3. Untuk menambah wawasan bagi peneliti dalam hal perubahan penggunaan

(21)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Dalam rentang waktu 21 tahun terjadi perubahan penggunaan lahan di

Kecamatan Medan Marelan berupa pertanian menurun 1166,44 Ha,

pemukiman naik 1115,76 Ha, ruang terbuka hijau menurun 33,80 Ha, fasilitas

umum dan sosia naik 10,22 Ha, perdagangan naik 38,68 Ha, industri naik

35,58 Ha, dan yang tidak berubah yaitu ruang terbuka non hijau 38,24 Ha dan

gudang 12,01 Ha. Sehingga dapat disimpulkan faktor yang yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Medan Marelan

yaitu tingginya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya yang mengakibatkan

kebutuhan tempat tinggal dan kebutuhan pangan ikut meningkat.

2. Dalam rentang waktu 21 tahun terjadi penurunan luas penggunaan lahan di

Kecamatan Medan Marelan yaitu penggunaan lahan berupa ruang terbuka

hijau mengalami penurun luas yaitu berubah menjadi lahan pemukiman

sebesar 33,80 Ha sedangkan kepemilikan lahan adalah milik pemerintah Kota

Medan yang diperuntukkan masyarakat sebagai pemukiman di atas lahan

pemerintah (lahan sengketa). Penggunaan lahan berupa Pertanian mengalami

penurunan luas yang sangat tinggi yaitu berubah menjadi lahan pemukiman

sebesar 1081,96 Ha, kemudian berubah menjadi lahan industri sebesar 35,58

Ha, selanjutnya berubah menjadi fasilitas umum dan sosial sebesar 10,22 Ha

dan lahan pertanian berubah menjadi lahan perdagangan sebesar 38,68 Ha.

Dan agihan atau persebarannya terjadi di Kelurahan Labuhan Deli terjadi

(22)

Pulau 376, 10 Ha, Kelurahan Terjun 425,12 Ha, dan Kelurahan Tanah Enam

Ratus 253,70 Ha.

3. Berdasarkan hasil interpretasi foto udara tahun 1989, dan peta penggunaan

lahan tahun 2010 terlihat jelas bahwa bentuk ruang terbuka hijau dengan luas

21,13% tidak sesuai lagi dengan jumlah yang ditetapkan RTRW Kota Medan

yaitu 30% dari luas Kecamatan Medan Marelan. Hal tersebut tidak sejalan

dengan kebijakan pemerintahan Kota Medan dan RTRW Kota Medan.

Pengembangan kawasan Kecamatan Medan Marelan seharusnya harus dijaga

kesesuaiannya untuk kawasan wisata sekaligus berfungsi sebagai RTH (Ruang

Terbuka Hijau). Tetapi ada juga yang masih sesuai dengan RTRW Kota

Medan yaitu penggunaan lahan pertanian atau agropolitan yang harus tetap

dijaga pemanfaatannya.

B. Saran

1. Diharapkan kepada Pemerintah dan masyarakat setempat lebih

memperhatikan penggunaan lahan di Kecamatan Medan Marelan, terutama

pada penggunaan lahan RTH (Ruang Terbuka Hijau) untuk dijaga dan

dilestarikan seiring pertambahan penduduk.

2. Pemerintah harus sepenuhnya menerapkan perencanaan kota dalam mengelola

lingkungan khususnya wilayah RTH (Ruang Terbuka Hijau).

3. Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat melakukan penghijauan daerah

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Tatat Sutarman. 1992. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arronof, S. 1989. Geographic Information System : A Management Pers- pective. Ottawa Canada: WDL Publication.

Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia.

________. 1976. Interpretasi Foto Udara dan Studi Kekotaan, Yogyakarta: Pascasarjana Fakultas Geografi UGM.

Biro Pusat Statistik (BPS). 1996. Penduduk Indonesia 1995 Hasil Survey

Penduduk Antar Sensus 1995.

Daldjoeni, N. 1999. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Alumni.

Ernawati, Nani. 2008. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun 1996-2005. Thesis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Handoyo, Surita. 1999. Perubahan Pemilikan Lahan dan Pendapatan Masyarakat

Akibat Pembangunan Waduk Sermo di Desa Hargo Wilis Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: Majalah Fakultas

Geografi UGM Yogyakarta.

Howard, Jhon A. 1996. Penginderaan jauh Untuk Sumberdaya Hutan Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Malingreau. 1979. Penggunaan Lahan Pedesaan, Penafsiran Citra untuk

Inventarisasi dan Analisa Pusat Pendidikan Interpretasi, Citra Penginderaan Jauh dan Survey Terpadu. Bulak Sumur: UGM.

(24)

Rayes, Luthfi. 2006. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Yogyakarta: Andi.

Sandy, I Made. 1987. Penggunaan Tanah di Indonesia. Jakarta: Dirjen Agraria.

Silalahi, S. B. 1977. Penggunaan Tanah dan Penyebaran Tanah Kritis di Provinsi

Sumatera Utara. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Bogor: Pasca Sarjana. IPB Bogor.

Suhadi, P. dan B. Saiful. Studi Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta Tahun 1987-1996 Berdasarkan Foto Uadara. Thesis. UGM.

Susilowati, Diah. Penerapan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisa Perubahan Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Wilayah Kali Surabaya). Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1. Cet. 3, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Sutanto. 1977. Studi Kota dengan Foto Udara, Yogyakarta: Pascasarjana Fakultas Geografi UGM.

Tri, A. Mahendra 2007. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Pemukiman di Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun 1999-2004. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

DEPARTMENT OF SUNNI THEOLOGY ALIGARH MUSLIM UNIVERSITY. ALIGARH (INDIA)

Proporsi tepung ubi jalar ungu dan tepung beras merah yang berbeda pada produk flakes berpengaruh terhadap sifat kimiawi flakes, yaitu kadar air, total

Hubungan luar tetap dijalankan dengan jajahan takluk dan negeri naungannya serta kuasa-kuasa luar seperti Portugis yang menjadi seterunya. Hubungan itu masih bersifat

Internet adalah teknologi yang mengantarkan manusia untuk sampai pada kehidupan virtual yang merupakan kehidupan ke duanya ( second life ). Pada masyarakat Indonesia,

Babak Perempat Final dan Semifinal : Mezzanine Corner Ciputra World Surabaya Babak Final : Atrium Ciputra World Surabaya (depan Hypermart)..

Menghasilkan suatu usulan Rancangan Kawasan Pariwisata Pada Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura sebagai generator pembangkit ekonomi dalam bidang pariwisata dengan

UNAIR NEWS : “Bagi saya, prestasi paling menonjol selama studi adalah dapat menyelesaikan praktik kerja profesi psikologi di Puskesmas dengan baik.” Begitulah yang diucapkan

Dari hasil uji tekan disimpulkan bahwa material kaca tidak layak untuk dipakai sebagai sustitusi agregat kasar pada campuran beton., karena kaca tidak