• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MURID KELAS V SD INPRES LANTEBUNG KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MURID KELAS V SD INPRES LANTEBUNG KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : LILIS LESTARI

10540 8830 13

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

(2)
(3)
(4)

Kuperuntukan Karya sederhana ini untuk kedua orang tuaku yang tercinta sebagai tanda buktiku kepadanya yang selalu mendukungku untuk bisa sampai di perguruan tinggi, serta keluarga besarku, saudarahsaudariku, sahabatku yang senantiasa Menyanyagiku

(5)

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh Hj. Rosleny Babo dan H.Abdul Hamid Mattone.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar..

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Sampel yang diselidiki adalah murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive samping. Variabel yang diukur adalah kedisiplinan belajar dan prestasi belajar.

Untuk variabel kedisiplinan belajar menggunakan angket yang disebarkan pada ke 30 orang murid yang terpilih sebagai responden penelitian. Sedangkan variabel Prestasi belajar didapat dari nilai/hasil rapor dari peserta didik tersebut.

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar peserta didik kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar secara kualitatif dikategorikan cukup baik dengan skor rata-rata 67,16 dan prestasi belajar secara kuantitatif dikategorikan cukup baik dengan rata-rata 78,63. analisis korelasi sederhana digunakan dalam menguji hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Hasil berikut: didapat bahwa nilai r 0,860 lebih besar dari pada nilai r 0,361. Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data lebih tinggi atau lebih besar dari pada nilai .

Kata Kunci : Kedisiplinan Belajar, Prestasi Belajar

(6)

i

Penulis mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar” dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah swt sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat teratasi.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, Ayahanda Jabal dan Ibunda Hj Mintang. HD yang telah rela berkorban tanpa pamrih dan penuh kasih sayang dalam membesarkan, mendidik serta mendoakan keberhasilan penulis, yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas dalam penyelesaian skripsi ini.

Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya dan penghargaan kepada Dra. Hj. Roslaeny B, M.Si pembimbing

vii

(7)

ii penulis selama penyusunan skripsi berlangsung.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Dr. H Abd Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, serta seluruh dosen dan staf pegawai prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekahi penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar serta staf guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan, dan bimbingan selama penulis mengadakan penelitian di SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada murid-murid kelas V yang telah aktif berpartisipasi selama penulis melakukan penelitian.

Penulis juga haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada sahabat-sahabatku yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu serta rekan seperjuangan mahasiswa S1 PGSD Unismuh Makassar angkatan

viii

(8)

iii

Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin, yarrobal ’alamin.

Makassar, Juni 2017

Penulis

viiiviii

(9)

iv

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PENGESAHAN………... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING………... iii

SURAT PERNYATAAN……… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… .. v

ABSTRAK……….. vi

KATA PENGANTAR………….………. .. vii

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………... x

DAFTAR GAMBAR………. . xi

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 6

(10)

v

4. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar... 9

5. Pengertian Prestasi ... 12

6. Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Perestasi Belajar ... 14

7. Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar 19 B. Kerangka Pikir ... 21

C. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

B. Variabel Penelitian... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Definisi Operasional ... 25

E. Populasi dan Sampel ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data... 27

G. Teknik Analisis Data... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 34

B. Pembahasan………. 43

x

(11)

vi DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

(12)

vii

3. 1. Keadaan Populasi ... 30

3. 2. Keadaan Sampel... 31

4. 1. Statistik Deskriptif skor Kedisiplinan Belajar ... 34

4. 2. Distribusi Frekuensi Presentasi Belajar Murid... 35

4. 3. Statistik Deskriptif Skor Kedisiplinan Belajar ... 36

4. 4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Murid ... . 37

4. 5. Data Hasil Kedisiplinan Belajar dengan Presentasi Belajar Murid.. 38

4. 6. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Kedisplinan Belajar dan Prestasi Belajar... . 40

xiii

(13)

viii

Gambar Judul Halaman

2. 1. Kerangka Pikir ... 27 3. 1. Desain Penelitian... 29

xiiii

(14)

ix

LAMPIRAN 1 : Kisi-Kisi Angket Kedisiplinan Belajar Angket Kedisiplinan Belajar

Nilai/Hasil Rapor

LAMPIRAN 2 : Data Hasil Penelitian

LAMPIRAN 3 : Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian

LAMPIRAN 4 : Tabel Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Belajar Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Murid

LAMPIRAN 5 : Tabel Nilai r Prodik Moment LAMPIRAN 6 : Daftar Hadir Murid

LAMPIRAN 6 : Dokumentasi

ix

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang yang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap.

Berhasil tidaknya proses belajar mengajar (pendidikan) tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali semacamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran harus diterima siswa, maupun saran dan prasarana.

Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan prilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola prilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji,2002).

Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Sikap disiplin dalam belajar sangat diperlukan untuk mewujudkan suatu proses belajar yang baik. Sikap

1

(16)

kedisiplinan dalam belajar akan lebih mengasah keterampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan, Karena murid belajar menurut kesadarannya sendiri serta murid akan selalu termotivasi untuk selalu belajar, sehingga pada akhirnya murid akan lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal dari materi yang diberikan.

Belajar dengan kedisiplinan yang menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan murid dalam belajar, yang pada akhirinya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar murid. Kedisiplinan adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan kedisiplinan seseorang menjadi yakin bahwa kedisiplinan akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya.

Setelah berprilaku kediplinan, seseorang akan dapat merasakan bahwa kedisiplinan itu pahit tetapi buahnya manis. Kedisiplinan memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang. Sepintas bila kita mendengar kata kedisiplinan maka yang selalu terbanyang usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan.

Padahal tidak demikian, sebab kedisiplinan bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Artinya kata kedisiplinan itu tidak terkandung makna sekatan, tetapi juga latihan. Untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka tidak berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan.

(17)

Berdasarkan pengamatan penelitian di SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar menunjukan bahwa adanya permasalahan terhadap tingkat kedisiplinan para murid baik itu prilaku kedisiplinan mereka di sekolah maupun di rumah. Perilaku kedisiplinan di sekolah adalah menaati peraturan sekolah, mengerjakan tugas yang diberikan guru, tenang dalam mengikuti pelajaran dll. Sedangkan perilaku dirumah adalah teratur dalam belajar, menyiapkan buku pelajaran. Menurut peneliti semua perilaku kedisiplinan disekolah maupun dirumah dapat mempengaruhi pada pencapaian prestasi belajar murid khususnya terhadap prestasi belajar mata pelajaran.

Oleh karena itu penelitian bermaksud mengambil permasalahan pada faktor kedisiplinan belajar. Kedisiplinan belajar murid yang baik atau dapat dikatakan tinggi akan dapat mendorong murid meraih prestasi tinggi pula. Dengan pemberian penjelasan yang terus menerus disertai dengan perbaikan di sana sini termasuk dalam mengatur diri anak dalam mengikuti tata dalam pengelolaan pengajaran prestasi murid akan meningkat. Namun kenyataannya, tingkat kedisiplinan belajar murid disekolah antara murid yang satu dengan yang lain berbeda karena ada diantara murid yang kurang kedisiplinan belajarnya.

Hal ini terdapat di SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Mereka mengabaikan tanggung jawabnya sebangai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakan seperti : tidak menaati peraturan sekolah, tidak mengajarkan tugas yang diberikan oleh guru, Dll. Salah satu hal yang mendasari kedisiplinan berdasarkan murid adalah timbulnya kesadaran murid

(18)

untuk mau melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pelajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar?”.

C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Bagi akademisi dapat menjadi bahan informasi, masukan serta pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar (Prodi PGSD) dalam upaya meningkatkan mutu mahasiswa program studi tersebut.

b. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar

(19)

sehingga dapat memberikan masukkan kepada guru juga murid, serta diharapkan dapat menjadi desain penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi murid, dengan adanya informasi itu dapat memotivasi mereka untuk lebih disiplin lagi dalam belajar, sehingga mereka memiliki prestasi yang memuaskan.

b. Bagi guru, dapat menanamkan kedisiplinan belajar kepada murid agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

c. Bagi peneliti, agar dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi.

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian prilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Hofges (Helmi,1996) mengatakan bahwa “disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau sekelompok orang yang bernilai untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan”. Sedangkan (Sukadji, 2002) Mengatakan bahwa “disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral”. Selanjutnya dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia) disiplin adalah tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb) atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib, dsb). “Kemudian Johar Pertama, Nursisto (1986 : 14) Mengatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan dan atau ketertiban. Dan Singodimedjo ( Sutrisno, 2009)

6

(21)

mendefinisikan disiplin sebagai sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peratuaran yang berlaku disekitarnya.

Dari kelima pendapat diatas di dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap yang kondisi seseorang atau sekelompok orang yang tercipta dan terbentuk melalui proses bimbingan yang bertujuan menanamkan prilaku yang baik, menaati norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, dan ketertiban yang telah ditetapkan.

2. Macam-macam disiplin

Pada dasarnya disiplin muncul dari kebisaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya, macam-macam disipin juga terbagi menjadi

a. Disiplin dalam menggunakan waktu

Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.

b. Disiplin dengan pribadi

Apabila dianalisi maka disiplin menganggap beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau ditinggakan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin dari merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu perna meninggalkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa c. Disiplin sosial

Pada hakekatnya disiplin sosial adalah disiplin dari dalam kaitannya

(22)

dengan masyarakat. Contoh perilaku disiplin sosial adalah melaksanakan kerja bakti, senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagainya.

3. Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenalkan secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda, walaupun secara praktis masing-masing kita sudah sangat memahami apa yang dimaksud dengan belajar tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari pemahaman yang beragam tersebut, berikut akan dikemukakan berbagai definisi belajar menurut para ahli.

Slameto (2013: 2) Mengatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya Winkel (1997: 53) Mengatakan bahwa

“belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam mengetahui, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, Perubahan itu bersifat secara relative constant”. Kemudian Hamalik (1983:28) mendifinisikan “belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seorang yang dinyakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berbakat pengalaman dan pelatihan”.

Dan bagi Gagne (1989) Mengatakan bahwa “belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah lalu”. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui intruksi. Intruksi yang

(23)

dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Dan Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut : Cronbach menberikan definisi :”Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar adalah memperlihatkan perubahan

dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. Harold Spears memberikan batasan : “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to linten, to follow direction”. “Belajar adalah mengamati, membaca, berisiniasi,

mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan”. Dan Geoch, mengatakan, :”Learning is a change in performance as a result of practice “Belajara adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau perubahan tingkah laku atau penampilan dalam diri seseorang, dengan serangkaian kegiatan misanya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

4. Prinsip Disiplin Belajar

Menurut prinsip-prinsip belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku lainnya, yakni dengan Reward (Ganjaran/memberi hadiah atau Mengganjar) dan Punishment (hukuman/memberi hukuman), dengan perilaku perilaku yang mengakibatkan hukuman, ia senantiasa berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang berlu ia perbuat.

Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan

(24)

menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu. Timbulnya aneka ragam pendapat para ahli tersebut diatas adalah fenomena perselisihan yang wajar, karena adanya perbedaan titik pandang.

Selain itu, perbedaan antara situasi belajar dengan situasi dengan belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan.

Situasi belajar menulis, misalnya tentu tidak sama dengan situasi belajar matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah “berubah” dan tingkah laku, belajar disiplin memendang bahwa otak manusia terdiri dari sejumlah daya yang beraneka ragam, belajar disiplin pada prinsipnya adalah melatih daya-daya mental tersebut.

Mendisiplinkan Murid bertujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran sehingga mereka mentaati segala peraturan yang ditetapkan Guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin diri (selfdescifline), guru harus mampu membantu peserta didik.

Berdasarkan uraian-uraian di atas yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Seorang guru yang baik dapat memberikan keteladanan berupa sikap, tindakan atau perbuatan, tutur kata, perilaku atau kepribadian di kelas maupun diluar

(25)

kelas sesuai dengan tata krama yang berlaku sehingga dapat membentuk watak yang baik pada diri seseorang.

b. Guru harus mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang sebaik-baiknya sehingga dapat menimbulkan rasa simpatik bagi anak - anak didiknya.

c. Guru yang baik adalah guru yang melaksakan ibadah keagamaan, mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan siapapun, memiliki moralitas yang tinggi, menggunakan bahasa yang sopan, bersikap ramah, menghargai potensi anak, kreatif, dan obyektif, berpenampilan selalu rapi, sopan, bersih dan disiplin.

d. Tujuan motifasi seorang guru adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan kurikulum sekolah.

e. Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan merupakan alat mencapai tujuan dalam suatu sistem pendidikan.

f. Keteladanan seorang guru dapat menimbulkan Disiplin minat disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

5. Bentuk-Bentuk Disiplin Belajar Murid

Disiplin tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan melalui suatu proses belajar yang pada akhirnya membentuk kekuatan dalam diri untuk berbuat tanpa paksaan. Dalam membentuk dan memberikan disiplin pada anak, ada empat unsur penting yaitu : “Hukum peraturan yang berfungsi sebagai pedoman penilaian, sanksi atau hukuman bagi pelanggaran peraturan itu, Hadiah untuk perilaku atau

(26)

usaha yang baik, Konsisten, mencakup ketiga asfek di atas, hadiah itu sendiri ada dua macam, yaitu hadiah yang datang dari luar ( extrinsik) seperti pujian, dan hadiah yang datang dari dalam diri sendiri (intrinsik ) yaitu perasaan puas karena mengetahui bahwa respons yang diberikan terhadap suatu stimulus adalah tepat dan benar.

Dari unsur disiplin di atas, semuanya sangat penting ditanamkan kepada anak. Dimana jika murid melakukan kebiasaan-kebiasaan dan tindakan-tindakan maka guru perlu mengawasinya.

Sebagaimana dijelaskan oleh M. Ngalim Purwanto sebagai berikut:

“Jadi dengan sendirinya maksud ganjaran itu ialah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang, karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan”.

Selanjutnya pendidikan bermaksud juga supaya dengan ganjaran itu anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya.”Akan tetapi jika seseorang murid melanggarnya, maka seorang guru perlu memberi hukuman itu hendaknya agar murid dapat merubah perbuatannya yang tidak baik menjadi baik, sebagaimana dijelaskan oleh Balnadi Sutadipura sebagaiberikut:“Jika dalam usaha membentuk sianak didik kita itu terpaksa memberi hukuman, maka syarat-syarat berikut hendaknya kita perhatikan.

Agar masalah disiplin ini bisa tertanam pada seluruh siswa, personal sekolah dalam membina disiplin tidak cukup hanya disaat berlangsungnya proses belajar mengajar di dalam kelas saja, namun perlu mencapai beberapa cara

(27)

pendekatan misalnya pada kesempatan upacara, lewat perayaan-perayaan, kegiatan extrakurikuler atau kegiatan lainnya.

Terdapat tiga cara di dalam menanamkan disiplin yang umum digunakan antara lain :

1. Otoriter : Peraturan dan Pengaturan yang keras untuk melaksanakan yang diinginkan.

2. Permisif : Memberikan sedikit disiplin atau tidak disiplin secara tidak membimbing anak untuk tidak berperilaku.

3. Demokratis : Menggunakan penjelasan, mengapa peraturan itu dibuat dan memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya.

Dari ketiga cara menanamkan disiplin kepada anak hanya metode demokratislah yang baik digunakan, karena metode ini dapat membantu anak untuk mengerti mengapa peraturan itu dibuat, dan diberi penjelasan tentang peraturan yang harus dipatuhi dalam kata-kata yang dapat dimengerti dan murid diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka tentang peraturan itu.

Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap murid, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu murid dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila murid memiliki sikap disiplin. Jadi murid yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.

(28)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

1) Disiplin adalah sikap mental tertentu, untuk mengetahui dan mengikuti aturan 2) Disiplin dilandasi dengan pengetahuan tentang aturan perilaku bagi kehidupan

manusia, yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3) Disiplin menyangkut sikap gerakan yang teratur, dan sikap tingkah laku yang menunjukkan kesungguhan yang diharapkan timbul dari dalam hati untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya ataupun diucapkannya.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut teori Gestal, Belajar merupakan suatu proses perkembangan.

Artinya bahwa secara kodrat jiwa akan mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan suatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut.

a. Faktor internal; faktor yang berasal dari dalam diri murid, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

1. Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu atau kurang baik, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat,mudah pusing, ngantuk jika badannya lemas, kurang darah ataupun ada gangguan- gangguan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

2. Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh, cacat disini dapat berupa buta, setengah buta,

(29)

tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain, keadaan tubuh yang cacat akan mempengaruhi belajarnya.

3. Kelelahan

Kelelahan ditandai dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, kelelahan terjadi karena kekacauan subtansi sisi pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu.

b. Faktor eksternal

Selain karakteristik murid atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar murid. Dalam hal ini. Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nasional.

1. Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal murid akan mempengaruhi belajar murid. Lingkungan murid yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar murid, paling tidak murid kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau memimjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimiliki.

b) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar, ketengangan keluarga, sifat-sifat orangtua, pengelolaan keluarga, semuanya dapat

(30)

memberi dampak terhadap aktivitas belajar murid. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak kakak, atau adik yang harmonis akan membantu murid melakukan aktivitas belajar dengan baik.

c) Lingkungan sosial sekolah

Seperti guru, administrasi dan teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seseorang murid. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi murid untuk belajar lebih baik di sekolah, maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya dan peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih yang tidak sesuai dengan bakatnya.

2. Lingkungan nonsosial a) Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungaan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar murid, sebaliknya bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung proses belajar murid akan terhambat.

b) Fakor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama handware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Sofwere seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah buku panduan dan lain sebagianya.

(31)

7. Pengertian prestasi

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat mencapai pada saat atau priode tertentu. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai murid dalam proses pembelajaran, prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor yang kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan. Jadi prestasi adalah hasil pengukuran dan penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, hutuf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada priode tertentu berikut adalah definisi prestasi menurut para ahli.

Muray dalam Beck (1990 : 290) mendifinisikan prestasi sebagai berikut :” To Overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well as possible”. Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih

kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. “prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985 :40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1997 : 110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan fisikomotorik.

Winkel (1997 : 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan

(32)

usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993: 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Powerwanto (1986 : 28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “ hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagiman yang dinyatakan dalam raport”. Selanjutnya Winkel (1997 :162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang murid dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.

Sedangkan menurut S.Nasution (1996 : 17) prestasi belajar adalah :

“kesempurnaan yang dicapai sesorang dalam berfikir, merasa dan membuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif dan fisikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki murid dalam menerima, menolak Dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar murid dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar murid.

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(33)

Untuk mencapai prestasi belajar murid sabagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

a. Faktor yang terdapat dalam diri murid (Faktor intern)

Faktor intern adalah faktor yang timbul dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis.

Untuk lebih jelasnya, pengaruh diri masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyusuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayangnya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan salah satu aspek penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seseorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau diatas normal, maka secara potensi ia dapat mencapai presentasi tinggi.

(34)

2. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan. Menurut Soegarda Poerbakawatja, bakat adalah benih dari satu sifat, yang baru akan tampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang. Dari pendapat di atas jelaskan bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai sesuatu hasil akan prestasi yang baik.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut crow dan crow, minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung tertarik pada orang, benda, kegiatan atau apapun bisa berupa pengalaman yang efektif yang bisa dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Minat berpengaruh besar terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat murid di dalam menerima pelajarn di sekolah murid diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki murid merupakan

(35)

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

4. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting, karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan murid untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Munurut pandangan Hilgard, motivasi adalah suatu keadaan dalam individu yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut atkinso, motivasi merupakan fungsi variable tugas dan diposisi individu untuk berusaha mencapai keberhasilan atau menghindari kegagalan. Dan motivasi sering mengacu pada faktor-faktor yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku.

b. Faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern)

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar dari diri murid, yaitu beberapa pengalaman- pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umunnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (2013:60) faktor ekstern yang dapat

(36)

mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Keadaan keluarga

Keluarga mempunyai pengaruh baik terhadap keberhasilan belajar murid, apabilah keluarga khususnya orang tua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktifitas belajar anaknya. Hal ini memungkingkan diri anak untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya bila orangtua acuh tak acuh terhadap aktivitas belajar anak, biasanya anak sukar atau tidak memiliki semangat belajar, sehingga sukarnya diharapkan ia dapat mencapai prestasi maksimal. Hal ini yang dapat mempengaruhi hasil belajar anak adalah suasana rumah yang ramai dan gaduh atau suasana yang tegang karena orang selalu berselisih pendapat antara satu dengan yang lain dapat mengganggu konsentrasi anak pada waktu belajar.

2. Keadaan sekolah

Hubungan guru dengan murid yang kurang baik karena suatu pengalaman, hubungan murid dengan guru yang tidak menyenangkan, tujuan pelajaran yang ditetapkan ada di atas kemampuan murid, semaunya dapat mempengaruhi belajar dan hasil belajar murid di samping itu guru yang kurang atau tidak menyadari peranan di dalam membantu proses belajar murid-muridnya.

Oleh sebab itu kepada para guru dituntun untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkannya, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.

3. Keadaan lingkungan masyarakat

(37)

Masyarakat banyak sekali mempengaruhi kesukaan belajar anak, terutama anak-anak sebaiknya. Apabila anak-anak yang sebaya di sekiratnya merupakan anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaiknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak- anak nakal yang berkeliaran tidak menentu, anak pun dapat terpengaruh pula.

Sering kali kita jumpai bahwa teman bergaul anak dapat membawanya ikut-ikutan dan bergiat dalam bidan-bidang tertentu yang baik ada mamfaatnya. Sehingga hal tersebut tidak jarang mengalahkan belajarnya. Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar murid di atas, faktor kemampuan murid besar sehingga pengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki murid, juga ada faktor lain ; seperti motivasi belajar, minat, bakat, faktor fisik dan psikis. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk diteliti seberapa jauh kontribusi/sumbangan yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar murid. Adanya pengaruh dari dalam diri murid merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadari. murid harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya. Sungguh pun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung pada lingkungan salah satu lingkungan belajar yang paling demikian mempengaruhi hasih belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(38)

9. Hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar

Pada dasarnya prestasi belajar setiap orang itu berbeda, antara orang yang satu dengan yang lainnya itu tidak sama. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya faktor yang ada dalam diri individu (faktor intern) dan faktor di luar individu (faktor ektern). Dengan adanya kedua faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingat prestasi seseorang. Disamping kedua faktor tersebut, masih ada faktor lainya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang, misalnya disiplin dalam belajar. Dalam belajar atau mempelajari sesuatu itu tidak hanya dalam waktu yang singkat dan cepat, tetapi perlu untuk meluangkan waktu sedikit setiap hari untuk belajar dan itu juga harus konsisten. Dengan demikian, maka dapat membuat seseorang menjadi disiplin waktu dalam belajar.

Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan murid untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara murid dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. Dengan tujuan agar setiap individu memiliki disiplin jangka panjang. Yaitu displin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu.

Kedisiplinan belajar murid dapat terjadi secara optimal bila pihak sekolah dan para pendidik (guru) melakukan perbaikan proses belajar mengajar yang menjadikan murid itu memiiki tingkat yang sama, sama-sama mencari ilmu

(39)

tanpa ada diding pemisah yang menghalangi. Sehingga antara guru dan murid itu akan tercipta saling kerjasama. Dan murid pun menjadi semangat dalam belajar karena murid tidak merasa lebih rendah dari pada guru mereka.

Dengan adanya disiplin diri dalam belajar yang tertanam dalam diri setiap murid, hal ini akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif dalam belajar.

Dengan adanya disiplin belajar yang baik bagi murid untuk berkreasi dan berprestasi. Sehingga, bila murid itu telah memiliki disiplin waktu dalam belajar diri mereka untuk belajar. Dengan adanya disiplin waktu yang telah bertanam dalam diri mereka, maka mereka akan terdorong untuk berprestasi. Dengan adanya disiplin diri tersebut, biasanya akan mendatangkan keberhasilan dan kesuksesan bagi diri murid, sehingga murid akan mampu untuk menunjukkan prestasi yang bagus dan memuaskan.

Sedangkan murid yang tidak memiliki disiplin diri dalam belajar, biasanya hal ini akan membuat mereka menjadi orang yang lambat dalam menankap perjalan yang diajarkan. Tanpa adanya disiplin dalam belajar, hal ini akan membuat murid menjadi kurang semangat dalam belajar. Dan tanpa disiplin dalam belajar tentu akan membuat murid mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga keadaan ini akan berakibat pada prestasi belajar yang akan menunjukan hasil yang kurang memuaskan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa, murid yang memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka cenderum memiliki prestasi belajar yang lebih baik.

Sedangkan murid yang tidak memiliki kedisplinan dalam belajar, mereka cenderum memiliki prestasi belajar yang kurang atau rendah dibandingkan murid

(40)

yang memiliki kesiplinan dalam belajar. Oleh karena itu, setiap murid harus memiliki kedisiplinan dalam belajar agar mereka bisa memiliki prestasi yang bagus.

B. Kerangka Pikir

Dispilin belajar berkaitan dengan prestasi belajar. Diantara faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berkaitan dengan siswa itu sendiri misalnya bakat, minat, intelegensi dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan hasil belajar yaitu perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Disiplin belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang murid dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang ditentukannya di sekolah disiplin besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. murid yang disiplin terhadap mata pelajaran tertentu akan mempelajari dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran dan bahkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam beajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari mata pelajaran tertentu. Disiplin berhubungan erat dengan motivasi.

Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Disiplin merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Arti penting disiplin dalam kaitannya dengan prestasi belajar adalah disiplin yang

(41)

memudahkan terciptanya konsentrasi mencegah gangguan dari luar, memperkuat pelekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, memperkecil kebosanan belajar, belajar diri sendiri sehingga hasil belajar menjadi baik.

Untuk lebih jelasnya skema kerangka piker dapat dilihat pada gambar berikut;

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang diteliti . Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

KEDISiPLINAN BELAJAR

FAKTOR LAIN : Keluarga Sekolah Lingkungan Dll.

 Rajin

 Keaktifan dalam proses pembelajaran

 Memiliki motivasi atau kemampuan

 perhatian

PRESTASI BELAJAR

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan ex post facto dengan jenis penelitian yaitu korelasi penelitian yang mengungkap Hubungan variabel Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu kedisiplinan belajar sebagai variabel X dan prestasi belajar sebagai variabel Y.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Desain Korelasional, suatu alat statistik yang dapat digunakan pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menetukan tingkat Hubungan Antara Dua Variabel.

Kedua variabel tersebut di atas diteliti melalui metode survei dengan prosedur melakukan penyebab angket kepada murid untuk memperoleh data tentang kedisiplinan dan melakukan studi dukumentasi terhadap prestasi data hal ini dilakukan kepada murid SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea kota Makassar.

Semakin tinggi skor yang diperoleh pada dua variabel di atas maka tinggi pula hubungan kedisiplinan dan prestasi belajar murid SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

28

(43)

Desain penelitian ini digambarkan keterhubungannya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :

Gambar 3.2 Desain Penelitian Di mana:

X = kedisiplinan belajar Y = prestasi belajar D. Definisi Operasional

1. Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan murid untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara murid dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah.

2. Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai, simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setia anak pada priode tertentu.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Pupulasi adalah sekelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Saifuddin Azwar, 2007 : 77) dalam penelitian ini sebagai populasi adalah murid kelas I sampai VI SD Inpres Lantebung Kota Makassar.

X Y

24

(44)

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah

1. I 27

2. II 22

3. III 30

4. IV 40

5. V 30

6. VI 43

Jumlah 192 Siswa

(Sumber: Tata usaha SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar tahun 2016/2017)

2. Sampel

Sukandarrumidi (2004: 50) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Sampel penarikan digunakan teknik “Purporsive sampling” yaitu menentukan sampel yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian. Sampel acak (purposive sample) ialah sampel yang diperoleh dari pengambilan sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil dan menetapkan sampel berdasarkan kelas atau kelompok sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dari jumlah populasi sebanyak 192 murid maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas V di SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar tahun ajaran 2016/2017 dimana kelas yang digunakan peneliti keseluruhannya berjumlah 30 murid. Sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

(45)

Tabel 3.2 Keadaan Sampel

No Kelas Jumlah

1. V 30

Jumlah 30 Siswa

(Sumber:Tata usaha SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar tahun 2016/2017)

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket

Angket adalah alat pengulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden (S. Margano, 2005).

Intruksi angket yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Jumlah angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data tentang disiplin belajar adalah 12 soal

b. Bentuk angket, setiap pernyataan item angket terdisi atas 4 alternatif jawaban yaitu selalu (SL) dengan skor : 3, kadang-kadang (KK) dengan skor: 2, jarang (JR)dengan skor : 1, tidak perna (TP) dengan skor : 0.

2. Dokumentasi

Digunakan untuk mengumpukan data mengenai kedisplinan murid.

Nilai/Rapor prestasi belajar murid dilihat dari rata-rata hasil belajar satu semester dalam tahun pelajaran 2017.

(46)

G. Teknik Analisi Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic deskriptif dan analisis statistic korelasi product moment untuk pengujian hipotesis, yang sebelumnya didahului dengan uji persyaratan analisis uji normalitas data.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi unruk mendeskripsikan atau bemberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya.

Analisis deskriptif ini untuk menggambarkan kedisiplinan belajar dan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalantea Kota Makassar. Dengan membuat table distribusi frekuensi dan persentase dengan rumus persentase untuk memperoleh gambaran umum mengenai kedisiplinan belajar dan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, maka dilakukan perhitungan rata-rata skor kedua variabel dengan rumus sebagai berikut :

∑Xi

= n

(Sugiyono,2008 : 49)

Keterangan :

Me = Mean (Rata-rata)

∑ = Epsilon (Jumlah) Xi = Nilai X ke I sampai n

Me

(47)

N = Jumlah sampel 2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis tentang hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar sebagai berikut :

r

xy N ∑ XY – ∑ X ∑ Y ) N ∑ 2-( ∑ X) N ∑ 2-( ∑ Y)X Y }

Keterangan :

R = Koefisien korelasi X dan Y N = Jumlah responder sebagai sampel X = Kedisiplinan belajar

Y = Prestasi belajar

∑x = Jumlah nilai variabel kedisiplinan belajar

∑y = Jumlah nilai variabel prestasi belajar

∑xy = Hasil kali variabel X dan Y

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terhadap murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar tentang hubungan antara kedisiplinan belajar dan dengan perestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Dapat di analisasi berdasarkan data yang yang menulis peroleh melalui instrumen angket dengan analisis statistik deskriptif dan hasil presentasi murid dengan melihat nilai/hasil rapor dan analisis korelasi moment untuk pengujian hipotesis penelitian.

1. Hasil Analisis Statistik Deskritif

Hasil analisis stasistik deskritif yang diperoleh berdasarkan skor masing- masing variabel penelitian ini, dapat dilihat sebagai berikut.

a. Kedisiplinan Belajar

Hasil analisis deskriptif yang berkaitan dengan skor variabel kedisiplinan belajar disajikan pada tabel berikut dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.1: Statistik Deskriptif Skor Kedisiplinan Belajar Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel 30

Skor tertinggi 76

Skor terendah 60

34

(49)

Rentang Skor 16

Skor rata-rata 67,16

Standar deviasi 5,09

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata kedisiplinan belajar adalah 67,16 dari skor total yang mungkin dicapai yakni 100 atau secara kualitatif dikategorikan cukup baik dan skor tertinggi yang mencapai 76, skor terendah 60 dengan standar deviasi 5,09 dan rentang skornya 16 (Lampiran). Jadi, berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, maka diklasifikasikan atas lima kategori yaitu, tidak baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Belajar Murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Interval Kedisiplinan Belajar Frekuensi Persentase

50-55 Tidak baik 0 0%

56-61 Kurang baik 6 20%

62-67 Cukup baik 8 26,67%

68-73 Baik 12 40%

74-80 Sangat baik 4 13,33%

Jumlah 30 100%

Sumber : Hasil analisis angket

(50)

Berdasarkan tabel 4.2 pada distribusi frekuensi kedisiplinan belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar menunjukkan bahwa dari 30 murid kelas V yang di jadikan sampel dalam penelitian terhadap 0 orang (0%) memiliki kedisiplinan belajar dalam kategori tidak baik, disusul dengan kategori kurang baik sebanyak 6 orang (20%), serta kategori cukup baik yaitu sebanyak 8 orang (26,67%), selanjutnya kategori baik sebanyak 12 orang (40%) dan kategori sangat baik sebanyak 4 orang (13,33%) dalam kedisiplinan belajar murid dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dalam kategori baik.

b. Nilai/Hasil Prestasi

Hasil analisis deskriptif yang berkaitan dengan skor variabel prestasi belajar disajikan pada tabel 4.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.3: Statistik Deskriptif Skor Prestasi Belajar Statistik Nilai Statistik

Ukuran sampel 30

Skor tertinggi 83

Skor terendah 76

Rentang skor 7

Skor rata-rata 78,63

Standar deviasi 1,24

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata prestasi belajar adalah

(51)

78,63 dari skor total yang mungkin dicapai yakni 100 atau secara kualitatif dikategorikan cukup baik dan skor tertinggi yang dicapai 83, skor terendah 76 dengan standar deviasi 1,24 dan rentang skornyya 7 (Lampiran). jadi, berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar cukup baik dalam prestasi belajarnya.

Selanjutnya hasil distribusi frekuensi hasil prestasi murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, maka diklasifikasikan atas lama kategori yaitu, tidak baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Murid Kelas V SDInpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

Interval Presentasi Belajar Frekuensi Persentase (%)

74-75 Tidak Baik 0 0%

76-77 Kurang baik 2 6,67%

78-79 Cukup Baik 24 80%

80-81 Baik 3 10%

82-83 Sangat baik 1 3,33%

Jumlah 30 100%

Sumber : Hasil analisis dokumentasi

Berdasarkan tabel 4.4 pada distribusi frekuensi prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar mengajukan bahwa dari 30 murid kelas V yang dijadikan sampel dalam penelitian tidak terdapat seorangpun yang memiliki prestasi belajar yang tidak baik, kemudian

(52)

dengan kategori kurang baik sebanyak 2 orang (6,67%), serta kategori cukup baik yaitu sebanyak 24 orang (80%), selanjutnya kategori baik sebanyak 3 orang (10%) dan kategori sangat baik sebanyak 1 orang (3,33%) dalam prestasi belajar. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dalam kategori cukup baik.

Pada tabel 4.2 dan tabel 4.4 diatas menyajiakan hasil kemajuan kedisiplinan belajar dan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistic deskriptif yaitu : “Koefisien Product Moment”.

2. Pengujian Hipotesis

Pada bagian terdahulu telah dikemukakan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan rumus korelasi product moment.

Tabel 4.5 : Data Hasil Penelitian Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Murid Kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

KODE SAMPEL KEDISIPLINAN PRESTASI BELAJAR

01 65 79

02 63 78

03 65 79

04 68 79

05 60 79

06 68 78

07 65 79

08 76 78

(53)

09 73 81

10 63 78

11 60 78

12 60 79

13 65 78

14 70 78

15 68 77

16 72 76

17 72 78

18 68 78

19 74 83

20 72 78

21 74 79

22 60 78

23 65 80

24 65 80

25 70 79

26 60 78

27 68 79

28 60 79

29 76 78

30 70 78

(54)

Dari tabel 4.5 dapat ditindak lanjuti guna mencari koefisien korelasi antara kedisplinan belajar sebagai variabel X terhadap prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar sebagai variabel Y .

Tabel 4.6 : Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Kedisiplinan Belajar dan Prestasi Belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar KODE

SAMPEL

X Y XY

01 65 79 4225 6241 5135

02 63 78 3969 6084 4914

03 65 79 4225 6241 5135

04 68 79 4624 6241 5372

05 60 79 3600 6241 4740

06 68 78 4624 6084 5304

07 65 79 4225 6241 5135

08 76 78 5776 6084 5928

09 73 81 5329 6561 5913

10 63 78 3969 6084 4914

11 60 78 3600 6084 4680

12 60 79 3600 6241 4740

13 65 78 4225 6084 5070

14 70 78 4900 6084 5460

15 68 77 4624 5929 5236

(55)

16 72 76 5184 5776 5472

17 72 78 5184 6084 5616

18 68 78 4624 6084 5304

19 74 83 5476 6889 6142

20 72 78 5184 6084 5616

21 74 79 5476 6241 5846

22 60 78 3600 6084 4680

23 65 80 4225 6400 5200

24 65 80 4225 6400 5200

25 70 79 4900 6241 5530

26 60 78 3600 6084 4680

27 68 79 4624 6241 5372

28 60 79 3600 6241 4740

29 76 78 5776 6084 5928

30 70 78 4900 6084 5460

2015 2359 136093 185541 158462

Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel di atas,dapat diketahui sebagai berikut :

n = 30

∑x = 2015

∑y =2359

∑x² = 136093

(56)

∑y² = 185541

∑xy = 158462

∑(x)² = 406225

∑(y)² = 5564881

Selanjutnya, dapat dicari koefisien antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus korelasi Product moment dengan rumus sebagai berikut :

r

hitung N ∑ XY – ∑ X ∑ Y ) N ∑ 2-( ∑ X) N ∑ 2-( ∑ Y)X Y }

r

hitung 30 158462 - 2015 (2359 )

30 136093 - 4060225 30 185541 - (5564881)}

r

hitung 4753860 - 4753385

4082790 - 4060225 5566230 - 5564881}

r

hitung 475 22565 1349

r

hitung 475

r

hitung 475

r

hitung 0,860

Hasil analisis data memperlihatkan bahwa dari 30 jumlah murid yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh nilai r sebesar 0,860

Untuk mengetahui nilai pengujian hipotesis penelitian maka nilair dibandingkan dengan nilai r pada taraf 5%. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

(57)

1. Apabila nilair lebih besar dari padar maka hipotesis diterima.

2. Apabila nilair lebih kecil dari padar maka hipotesis ditolak.

3. Nilai r yang digunakan sebagai pembanding yaitu diketahui dengan cara mencari nilai yang berada pada titik pertemuan antara kepercayaan 5% dan N:30.

Setelah nilai-nilai dihubungkan berdasarkan analisis data diatas, maka terlihat bahwa nilai olahan data kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar adalah 0,860 karena tidak ada N = 30 dalam tabel nilai-nilai r product moment, maka diambil N yang mendekati dari nilai signifikan 5% yaitu sebanyak 0,361.

Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data lebih tinggi atau lebih besar dari pada nilai r maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan terdapat hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar belajar dengan hasil olahan data dari hubungan kedisiplinan belajar dan prestasi belajar dengan nilai 0,860 lebih besar dari nilair product moment yaitu 0,361.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif menggunakan bahwa kedisiplinan belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar secara umum termasuk kategori baik. hal ini dibutuhkan dengan tingginya frekuensi atau persentase murid yang memiliki skor hasil pengisian angket kedisplinan belajar yang termasuk kategori cukup

(58)

baik, selain itu fakta tersebut juga didukung dengan skor rata-rata kedispilinan belajar (67,16) yang diperoleh berada pada interval nilai 68-73 atau kategori baik.

Selanjutnya hasil analisis statistik deskiptif juga menunjukkan bahwa prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar secara umum termasuk kategori cukup baik. Hal ini juga dibuktikan dengan tingginya frekuensi atau persentase murid yang memiliki nilai prestasi belajar yang termasuk kategori cukup baik. selain itu, fakta tersebut juga didukung dengan skor rata-rata prestasi belajar (78,63) yang diperoleh berada pada interval nilai 78-79 atau kategori cukup baik.

Pengungkapan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar maupun prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar belum mencapai kategori sangat baik. Pada dasarnya disebabkan oleh kedisiplinan belajar murid yang dimilki belum ditumbuhkan secara terhadap pencapaian prestasi belajar.

Setelah nilai-nilai dihubungkan berdasarkan analisis data diatas, maka terlihat bahwa nilai analisis data lebih tinggi atau lebih besar dari pada nilai r , maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan terdapat hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dengan hasil olahan data dari nilai kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid dengan nilai 0,860 lebih besar dari nilai tabel product moment yaitu 0,361.

(59)

BAB V KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasrkan hasil penelitian mengenai hunbungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut :

Terdapat hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dengan nilai r 0,860 lebih besar dari pada nilai r 0,361. Artinya, semakin baik kedisiplinan belajar murid dalam proses pembelajaran akan semakin positif hubungannya dengan prestasi belajar, dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima atau ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar murid kelas V SD Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

B. SARAN

Berdasarkan hasil peneliti dan pembahasan yang diuraikan diatas, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada para guru agar senantiasa menumbuhkan faktor pikologi belajar murid berupa dorongan atau kedisiplinan belajar murid karena salah satu faktor penentu keberhasilan belajar para pemerhati pendidikan dalam merancang metode dan didaktik mengajar agar mutu pendidikan nasional lebih meningkat.

45

(60)

2. Upaya peningkatan prestasi belajar murid sebaiknya dilakukan dengan melibatkan murid dalam proses pembelajaran sehingga muncul kemandirian dan keaktifan murid dalam proses pembelajaran, serta keberanian murid untuk mengeluarkan pendapat.

3. Kepada pembaca yang budiman agar dapat membuat penelitian yang lebih bagus dari sekarang dan juga dengan hasil penelitian ini dapat membantu para peneliti-peneliti selanjutnya untuk selalu mencari hal-hal yang baru untuk diteliti dan untuk pengembangan diri pribadi, kelompok dan untuk masa-masa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa akar kayu bayur yang ditambahkan pada nira aren berfungsi sebagai pengawet tuak sehingga menyebabkan kadar alkohol

bahwa sehubungan dengan adanya eskalasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Blitar dan dengan dikeluarkannya Instruksi Menteri Dalam Negeri

GCS 4/5/6, tanda-tanda vital: tekanan darah: 120/80 mmHg; nadi: 80x/menit; suhu: 36˚C; respiratori rate: 20x/menit; kekuatan tonus otot: ekstremitas kiri dengan nilai 1

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor internal yang bersumber pada diri murid dan faktor eksternal yang

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia murid Kelas V SD Inpres Baera Kecamatan Balusu Kabupaten

Variabel kesulitan belajar yang disebarkan pada ke 36 Siswa yang terpilih sebagai responden penelitian dengan menggunakan angket terdapat 6 orang dalam kategori sangat

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki

Design sistem pakar diagnosa penyakit dan hama buah durian telah dilakukan menggunakan UML (Unifed Modeling Leanguagde), dan berdasarkan desain tersebut berikut adalah