• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Plesteran Dinding Proyek Masjid Mibas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Plesteran Dinding Proyek Masjid Mibas"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JCEBT, Vol 7 (No 1) Maret 2023 ISSN 2549-6379 (Print) ISSN 2549-6387 (Online)

JCEBT

(Journal of Civil Engineering, Building and Transportation)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jcebt

Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Plesteran Dinding Proyek Masjid MIBAS

Ferdatama Gama Bagaskara1)*, Budi Priyanto2)

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Koresponden*, Email: D100190036@student.ums.ac.id

Abstract

A qualified workforce is required in construction projects to achieve the desired results because high worker productivity, especially in construction projects, significantly impacts project results. Plastering and plastering walls is a job that requires productive workers. This study aims to determine the productivity coefficient of plastering work and compare it with SNI 2837-2008. This research was conducted in the field through direct observation. This observation was made to collect the preliminary information needed to calculate the plastering work's productivity on the MIBAS Mosque development project. 66.06 m2/day for the foreman, 6.60 m2/day for the builder, and 13.47 m2/day for the helper are the average results of the analysis of the productivity coefficients of plastering and plastering on the MIBAS Mosque construction project. SNI productivity results are 45.45 m2/day for the foreman, 50 m2/day for the head mason, 5 m2/day for the mason, and 2.5 m2/day for the helper. As a result, the difference between the foreman's share is +20.61 m2/day, the foreman's share is +16.06 m2/day, the mason's share is +4.10 m2/day, and the helper's share is +8.47 m2/day. If there is a plus sign, it means that the result is higher than specified by SNI 2837 – 2008.

Keywords: work force; MIBAS Mosque; SNI 2837-2008

Abstrak

Tenaga kerja yang berkualitas diperlukan dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil yang diinginkan karena produktivitas pekerja yang tinggi, khususnya dalam proyek konstruksi, memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil proyek. Plesteran dan acian dinding adalah salah satu pekerjaan yang menuntut pekerja produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui koefisien produktivitas pekerjaan plesteran dan membandingkannya dengan SNI 2837-2008. Penelitian ini dilakukan di lapangan melalui observasi langsung. Pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi primer yang dibutuhkan untuk menghitung produktivitas pekerjaan plesteran yang dilakukan pada proyek pembangunan Masjid MIBAS. 66,06 m2/hari untuk mandor, 6.60 m2/hari untuk tukang, dan 13,47 m2/hari untuk pembantu tukang merupakan hasil rata-rata dari analisis koefisien produktivitas plesteran dinding dan acian pada proyek pembangunan Masjid MIBAS. Hasil produktivitas SNI yaitu 45,45 m2/hari untuk mandor, 50 m2/hari untuk kepala tukang, 5 m2/hari untuk tukang, dan 2,5 m2/hari untuk pembantu tukang. Hasilnya, selisih bagian mandor +20,61 m2/hari, bagian kepala tukang +16,06 m2/hari, bagian tukang +4,10 m2/hari, dan bagian pembantu tukang +8,47 m2/hari. Bila ada tanda plus, berarti hasilnya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh SNI 2837 – 2008.

Kata Kunci: Tenaga kerja; Masjid MIBAS; SNI 2837-2008

PENDAHULUAN

Produktivitas merupakan faktor penting dalam industri konstruksi. Kapasitas

tenaga kerja untuk menghasilkan barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu dikenal sebagai produktivitas karyawan.

Tingkat produktivitas proyek dipengaruhi

(2)

213 oleh sejumlah faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi elevasi dinding terhadap produktivitas plesteran dan acian dinding. Pekerja di proyek Masjid MIBAS diamati sebagai bagian dari penelitian ini. Produktivitas karyawan ditentukan dengan menggunakan pengolahan data observasi.

Temuan studi tersebut mencakup produktivitas harian karyawan.

Membandingkan nilai produktivitas dengan SNI 2837-2008. Penelitian ini menggunakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengumpulkan data.

Observasi ini bertujuan untuk menilai produktivitas pembangunan Majid MIBAS di PT.TukangBangun dan mengumpulkan informasi primer untuk mengukur skala proyek pembangunan Masjid MIBAS.

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan indikasi perbandingan produktivitas plesteran dan acian di lapangan serta memberikan informasi terkait perbandingan produktivitas plesteran dan acian di lapangan. Untuk menghitung harga upah per m2 bangunan, kalikan harga upah perhari dengan koefisien produktivitas atau indeks dalam satuan hari kerja (OH). Oleh karena itu, untuk menghitung harga satuan pekerjaan dinding terlebih dahulu perlu diketahui tingkat indeks atau koefisien produktivitasnya. (Imam Soeharto, 1995).

Menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan teknik teknis terbaik dengan sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek secara tepat waktu, hemat biaya, dan keselamatan pekerja dikenal sebagai manajemen proyek (Husen, 2009 hal.2).

Dalam proses actual, seorang pemimpin dengan otoritas dalam organisasi proyek mengelola dan mengarahkan semua alat dan sumber daya yang tersedia saat ini sesuai dengan standar kinerja proyek dalam hal biaya, kualitas waktu, dan keselamatan pekerja yang telah ditetapkan sebelumnya, agar mencapai hasil yang terbaik. Untuk meminimalkan penyimpangan, setiap langkah proses

penyusunan direncanakan dengan cermat dan tepat. Anggaran merupakan perkiraan biaya berdasarkan gambaran bangunan (sketsa) pada suatu bangunan, dan biaya merupakan output utama dari pembangunan gedung sesuai dengan kebutuhan yang ada. Rencana anggaran biaya adalah kumpulan rencana yang menguraikan secara spesifik dan tata cara pembangunan gedung (Jhon, 1992).

Produktivitas adalah cara yang baik untuk mengukur seberapa sukses dan efisien sebuah proyek dijalankan. Produktivitas secara umum didefinisikan sebagai rasio input terhadap output, dimana input diukur dalam orang-jam (OJ) atau orang- hari (OH), dan output adalah jumlah total pekerjaan, diukur dalam unit yang berbeda tergantung pada jenis pekerjaan yang diukur.

Produktivitas = V W

Berikut faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja menurut Sinungan (2007):

1. Kuantitas atau jumlah pekerjaan yang ada dalam proyek.

2. Tingkat.keahlian tenaga.kerja.

3. Latar belakang budaya dan pendidikan, yang meliputi bagaimana pola asuh dan lingkungan pekerja mempengaruhi pendidikan formal mereka.

4. Kapasitas tenaga kerja untuk mengevaluasi situasi yang muncul dalam pekerjaan mereka dan sikap moral yang digunakan dalam situasi ini.

5. Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang dijalaninya.

6. Usia, keahlian, dan jenis kelamin tenaga kerja.

Sumber daya yang digunakan dalam konstruksi meliputi bahan, alat, tenaga kerja, uang dan metode. Bahan yang digunakan selama konstruksi berhubungan langsung dengan desain bangunan yang diinginkan. Selama fase konstruksi, penghematan material dapat dilakukan pada tahap penyedian,

(3)

214 penanganan, dan pemrosesan. Pilihan alat yang tepat akan mempengaruhi kecepatan konstruksi dan distribusi material baik arah horizontal dan vertical yang efisien.

Salah satu sumber daya yang sulit dikelola adalah tenaga kerja. Karena tidak ada dua pekerja yang sama dalam hal metode konstruksi yang digunakan, maka upah yang diberikan bervariasi tergantung kemampuan masing-masing pekerja.

Manajer proyek bertugas mengatur waktu konstruksi dan memilih teknik konstruksi yang tepat (Ervianto, 2005, p. 215). Dalam menetukan besarnya koefisien upah tenaga kerja ada beberapa hal yang perlu diketahui diantaranya :

1. Produktivitas tenaga kerja (hasil kerja)

2. Jumlah pekerja 3. Watu pekerjaan

Untuk menghitung nilai koefisien upah tenaga kerja menggunakan rumus sebagai berikut :

Koefisien Upah Tenaga kerja =

Banyaknya material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam satu unit pekerjaan merupakan analisis bahan atau material. Rumus dibawah ini digunakan untuk menghitung nilai koefisien material dalam suatu proyek:

Koefisien bahan =

Analisis upah dan bahan diperlukan untuk menentukan harga satuan pekerjaan, yang terdiri dari harga satuan upah dan harga satuan bahan. Satuan analisis untuk pemeliharaan pekerjaan ditetapkan dalam satuan analisis per hari. Satuan analisis yang digunakan untuk analisis material adalah m3 (meter kubik), m2 (meter persegi) untuk menghitung luas, m (meter) untuk menghitung panjang (Ibrahim, 2009 hal.133). Menghitung volume setiap bahan dan biaya yang terkait merupakan pengertian dari anailisa bahan atau material untuk suatu pekerjan (Ibrahim, 2009 hal.134). Harga satuan bahan adalah daftar harga satuan

untuk setiap bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi yang digunakan untuk memperkirakan jumlah bahan dan biaya yang dibutuhkan. Ini juga berfungsi sebagai pengali untuk harga satuan pekerjaan. Menghitung kebutuhan tenaga kerja dan biaya untuk suatu pekerjaan disebut dengan menganalisis upah suatu pekerjaan (Ibrahim, 2009 hal.136). Harga satuan upah adalah daftar harga satuan tiap pekerja atau harga upah tiap pekerja pada tiap pekerjaan konstruksi, untuk menghitung banyaknya biaya yang dibutuhkan pada suatu pekerjaan. harga satuan upah merupakan suatu nilai yang berupa faktor pengali untuk satuan harga pekerjaan. Untuk harga satuan pekerjaan (tenaga kerja dan upah material), koefisien harga satuan mewakili nilai dalam bentuk faktor pengali. Angka-angka koefisien yang terdapat dalam buku analisa dari pecahan- pecahan atau angka-angka satuan untuk upah kerja dan bahan. Kedua faktor ini digunakan untuk menganalisa harga (biaya) yang diperlukan untuk mendukung harga satuan bangunan.

Analisis baru koefisien harga satuan dengan berbagai versi dikembangkan dari berbagai anggapan dan temuan dari pengamatan lapangan yang dilakukan oleh para ahli dan pihak terkait. Analisa SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah peraturan pemerintah di Indonesia yang menggunakan hasil kajian penelitian yang dilakukan oleh para ahli di pusat penelitian dan pengembangan permukiman sebagai penunjang upaya pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengefektifkan alokasi anggaran.

Dana pembangunan serta rumusan untuk menentukan harga satuan untuk setiap jenis pekerjaan. Berikut ini merupakan satuan analisa yang digunakan dalam analisis ini:

1. m3 (meter kubik) untuk menghitung isi

2. m2 (meter persegi) untuk menghitung luas

(4)

215 3. m ( meter panjang) untuk menghitung

panjang

Dalam tiap jenis pekerjaan yang terdapat dalam analisa ini tercantum nilai koefisien yang paten. Ada dua macam kelompok angka koefisien dalam analisa yaitu:

1. Pecahan atau angka satuan untuk bahan

2. Pecahan atau angka satuan untuk upah kerja

Setelah memasang batu bata atau membuat beton, dinding rumah diselesaikan dengan plester dinding dan acian. Proses finishing yang bertujuan untuk menutupi permukaan dinding agar lebih halus, bersih, dan rata disebut dengan plester dinding. Sementara, acian adalah proses yang digunakan untuk menghaluskan dinding yang sudah diplester. Plester dinding dan acian menggunakan berbagai jenis bahan. Pasir pasang, air, dan semen digunakan untuk plester dinding. Sedangkan adonan acian cukup mencampurkan semen dan air saja.

Kedua proses ini dilakukan secara manual, atau dengan tangan. Karena itu ada biaya yang harus dikeluarkan untuk mengerjakannya.

METODE PENELITIAN

Data yang dikumpulkan untuk pengambilan data dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung.

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung dilapangan oleh pengamat. Data yang dibutuhkan yaitu :

a. Jumlah tenaga kerja

b. Volume pekerjaan yang dikerjakan perhari

c. Jumlah bahan yang dipakai perhari

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang didapat dari instansi terkait, studi-studi yang pernah dilakukan.

Data yang diambil meliputi :

a. Data proyek yang diambil dari dokumen kontrak

b. Arsip-arsip jurnal terdahulu Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalis. Teknik analisis data merupakan analisis terhadap data yang telah disusun atau yang telah diperoleh dari lapangan.

Dalam penelitian ini terdapat alur analisis yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Data tenaga kerja yang diteliti adalah tenaga kerja yang bekerja pada pekerjaan dinding yang meliputi pekerjaan plesteran dan acian dinding yang terdiri dari beberapa kelompok kerja. Pekerjaan plesteran dan acian dinding :

Mandor : 1

Kepala Tukang : 1

Tukang : 10

Tenaga : 5

Jumlah tenaga kerja yang terlibat merupakan jumlah tenaga kerja untuk masing–masing golongan tenaga kerja pada pekerjaaan plesteran dan acian dinding. Penggolongan tenaga kerja dibagi menjadi empat macam yaitu mandor, kepala tukang, tukang dan pekerja. Dengan menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja pekerjaan plesteran dan acian sebagai berikut :

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Lapangan

Hari ke Luasan (m2) Tenaga Tukang Kepala Tukang Mandor

1 59,26 5 9 1 1

2 71,12 4 7 1 1

3 74,18 4 7 1 1

(5)

216

4 83,74 4 8 1 1

5 73,18 6 9 1 1

6 48,04 6 7 1 1

Tabel 2. Rekapitulasi Koefisien di Lapangan

Hari ke Luasan (m2) Tenaga Tukang Kepala Tukang Mandor

1 59,26 0,0843 0,1151 0,01687 0,01687

2 71,12 0,056 0,098 0,01406 0,01406

3 74,18 0,053 0,094 0,01348 0,01348

4 83,74 0,047 0,095 0,01194 0,01194

5 73,18 0,081 0,0122 0,01366 0,01366

6 48,04 0,124 0,145 0,02081 0,02081

Rata-rata koefisien 0,07421 0,0932 0,015137 0,015137

Keterangan : Dalam satu hari pekerjaan pada plesteran dan acian dinding adalah 7 jam kerja efektif. Setelah mendapatkan koefisien produktivitas yang ada di lapangan, selanjutnya membandingkan

dengan SNI 2837-2008 yang sudah ditetapkan. Beriktu adalah tabel perbandingan koefisien produktivitas di lapangan dengan SNI 2837-2008 :

Tabel 3. Perbandingan antara SNI dengan Lapangan Tenaga Kerja Satuan Koefisien Produktivitas

SNI 2837-2008 Lapangan Mandor

OH

0.022 0,015137

Kepala Tukang 0.02 0,015137

Tukang 0.4 0,0932

Tenaga 0.2 0,07421

Pada perhitungan selanjutnya akan dianalisis perbandingan hasil produktivitas yang didapat di lapangan dengan produktivitas pada SNI 2837- 2008. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Produktivitas =

Sehingga, didapatkan perhitungan produktivitas SNI 2837-2008 dan lapangan sebagai berikut :

Tabel 4. Produktivitas SNI 2837-2008 Mandor 45.45 m2/hari Kepala Tukang 50.00 m2/hari

Tukang 2.50 m2/hari

Tenaga 5.00 m2/hari

Tabel 5. Produktivitas Lapangan

Mandor 66,06 m2/hari

Kepala Tukang 66,06 m2/hari

Tukang 6,60 m2/hari

Tenaga 13,47 m2/hari

(6)

217 Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja di lapangan lebih tinggi dibandingkan dengan SNI 2837-2008. Sedangkan produktivitas tenaga kerja di lapangan

lebih rendah dibandingkan dengan SNI 2837-2008. Dibawah ini merupakan tabel selisih perbandingan SNI 2837-2008 dengan lapangan :

Tabel 6. Selisih Perbandingan Antara SNI 2837-2008 dengan Lapangan Tenaga Kerja Satuan Produktivitas

Selisih Hasil Lapangan SNI 2837-2008

Mandor

m2/hari

66,06 45.45 20,61

Kepala Tukang 66,06 50.00 16,06

Tukang 6,60 2.50 4,10

Tenaga 13,47 5.00 8,47

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari temuan penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya : Luasnya 66,06 m2/hari untuk mandor, 6.60 m2/hari untuk tukang, dan 13,47 m2/hari untuk pembantu tukang merupakan hasil rata-rata dari analisis koefisien produktivitas plesteran dinding dan acian pada proyek pembangunan Masjid MIBAS. Hasil produktivitas SNI yaitu 45,45 m2/hari untuk mandor, 50 m2/hari untuk kepala tukang, 5 m2/hari untuk tukang, dan 2,5 m2/hari untuk pembantu tukang. Hasilnya, selisih bagian mandor +20,61 m2/hari, bagian kepala tukang +16,06 m2/hari, bagian tukang +4,10 m2/hari, dan bagian pembantu tukang +8,47 m2/hari. Bila ada tanda plus, berarti hasilnya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh SNI 2837 – 2008.

DAFTAR PUSTAKA

Ervianto, W. I. (2005). Manajemen proyek konstruksi edisi revisi. Yogyakarta: Andi.

Je, K. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Pada Proyek Peningkatan Jalan Raja-Maunori Kabupaten Nagekeo. TEKNOSIAR, 8(1), 25-34.

John, W. N. (1992). Rencana Anggaran Biaya Bangunan, Penerbit CV. Asona Jakarta.

Puraro, E. R., & Iskandar, T. (2019). Analisis Perbandingan Koefisien Upah Kerja dan Bahan Pekerjaan Dinding Bata Ringan antara Aktualisasi dan SNI 2016. Student Journal Gelagar, 1(1), 15-23.

Raharjo, S., Paramita, P. D., & Warso, M. M. (2016).

Pengaruh Kemampuan Kerja, Pengalaman Dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dengan Kompetensi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus d KUD “PATI KOTA” K b Pati). Journal of management, 2(2).

Referensi

Dokumen terkait

Dari Teks Luk 20.27 40, dan juga masih banyak teks lain yang berbicara tentang kehidupan sesudah kematian, menjadi jelas buat kita bahwa, orng akan hidup dalam

[r]

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah implementasi dan evaluasi kinerja routing protokol wireless sensor wireless berbasis efisiensi daya dengan

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang berjudul “Pengaruh Konsep Diri, Motivasi Berprestasi dan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan

[r]

Pengendalian Hama Tanaman dengan Manggunakan Pestisida Nabati Salah satu alternatif untuk menggantikan penggunaan pestisida kimia yang banyak menimbulkan dampak

Mencermati atas Gambar-I (Profil Sungai), dapat ditelusuri bahwa struktur sungai pada hakekatnya merupakan komponen (elemen) atau bagian dari morfologi sungai, yang