• Tidak ada hasil yang ditemukan

Populasi yang digunakan didalam penelitian ini yaitu calon pelanggan CV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Populasi yang digunakan didalam penelitian ini yaitu calon pelanggan CV"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019), metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan. Penelitian ini meneliti variabel bebas yaitu e-WOM terhadap variabel terikat purchase intention melalui variabel medasi brand awareness.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2019) menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki batasan kualitas dan karakteristik yang dibutuhkan oleh peneliti untuk dapat dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan didalam penelitian ini yaitu calon pelanggan CV. Kuraku Indonesia di media Facebook dengan jumlah sebanyak 194 orang.

Menurut Sugiyono (2019) menjelaskan, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik non-probability sampling. Jenis non-probability sampling yang dipilih adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan (Sugiyono, 2019). Adapun kriteria tersebut yaitu calon pelanggan CV.Kuraku Indonesia yang

(2)

32 mengikuti halaman fanspage di media Facebook. Sedangkan untuk jumlah sampel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus Slovin yaitu rumus sampel untuk populasi yang diketahui jumlahnya (Siregar, 2013:133) sebagai berikut:

𝓃 = 𝑁

1+(𝑁 ℯ2)

𝓃 = ukuran sampel N = ukuran populasi ℯ = batas kesalahan (5%)

𝓃 = 𝑁

1 + (𝑁 ℯ2)

𝓃 = 194

1 + (194 𝑥 0,052) 𝓃 = 130

Berdasarkan perhitungan sampel di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan yaitu sebanyak 130 calon pelanggan.

3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data (Sugiyono, 2016:225), dimana dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan angket kuesioner yang langsung disebarkan langsung ke sampel penelitian ini. Yaitu calon pelanggan CV. Kuraku Indonesia yang mengikuti halaman fanspage di media Faceebook. Sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung kepada pengumpul data, misalkan melalui orang

(3)

33 lain atau berupa dokumen (Sugiyono,2016:225), data sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui jurnal penelitian sebelumnya, buku, atau laporan.

Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan skala Likert, dimana skala ini digunakan bila peneliti ingin mengukur tentang suatu topik, pendapat, atau pengalaman secara keseluruhan. Dalam pengembangannya, skala Likert kemudian digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu potensi atau permasalahan suatu objek (Sugiyono, 2017:165). Tingkat persetujuan skala Likert dalam penelitian ini terbagi dalam 5 pilihan dari Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS), yang dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 3.1 Skala Likert pada Kuesioner Penelitian

Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup Setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Sumber: Sugiyono (2017)

3.4 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu e-WOM, value co-creation, dan purchase intention. Definisi operasional masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut:

(4)

34

Tabel 3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Devinisi Operasional

Variabel

Indikator Sumber

e-WOM Pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh pelanggan tentang suatu produk atau perusahaan, yang ditujukan untuk pelanggan lainnya melalui internet

1. Postingan di fanspage media sosial dapat mengarahkan pembelian produk/ merek yang tepat.

2. Postingan konsumen di fanspage media sosial memberikan pengetahuan tentang produk yang memberikan kesan baik.

3. Postingan konsumen di fanspage media sosial memberikan kumpulan informasi mengenai produk.

4. Postingan konsumen di fanspage media sosial memberikan keyakinan atas keputusan pembelian sebuah produk

Kunja dan GVRK (2018)

Value Co- creation

Penciptaan nilai bersama oleh perusahaan dan konsumen yang memungkinkan konsumen untuk menggabungkan pengalaman produk atau layanan sesuai dengan konteks konsumen

1. Memberi saran

2. Menyampaikan kebutuhan 3. Menemukan solusi 4. Keterlibatan 5. Penciptaan solusi

Cheung et al., (2020)

Purchase Intention

Bentuk dari perilaku

konsumen yang

berkeinginan untuk membeli atau memilih sebuah produk yang

didasari oleh

pengalaman, penggunaan dan keinginan konsumen atas suatu produk

1. Minat beli konsumen pada produk dengan jumlah like, comment, dan share yang banyak

2. Minat beli yang tinggi dibandingkan dengan produk lain di pasar

3. Minat beli pada waktu yang akan datang

Kunja dan GVRK (2018)

Sumber: data diolah, 2021

(5)

35 3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan meminta kesediaan pelanggan CV.

Kuraku Indonesia yang tergabung dalam fanspage di Facebook untuk mengisi angket secara daring secara online menggunakan google form. Bentuk kuisioner adalah angket tertutup dimana responden menjawab pernyataan berdasarkan pilihan jawaban yang telah disediakan peneliti dengan menggunakan pengukuran Skala Likert.

3.5.1 Partial Least Square (PLS)

Menurut Abdillah & Hartono (2015) Partial Least Square (PLS) merupakan teknik olah data statistika multivariat yang melakukan perbandingan antara variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelelitian ini, pengolahan data yang diperoleh dan analisis data menggunakan bantuan software Smart PLS versi 3.0 dan dilakukan dengan tiga tahap yaitu, analisis outer model, analisis inner model dan pengujian hipotesis.

3.5.2 Analisis Outer Model

Pada tahap pengujian outer model, terdapat dua pengujian yang dilakukan, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Fungsi analisis outer model untuk menspesifikasikan hubungan antara indikator-indikator dengan variabelnya. Outer model juga disebut sebagai pengujian untuk mengukur validitas dan reliabilitas

suatu data penelitian yang dilakukan dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan (Abdilah & Hartono, 2015, p.188). Terdapat empat metode untuk menguji validitas dan reliabilitas indikator reflektif, sebagai berikut :

(6)

36 1. Convergent Validity, pengujian ini digunakan untuk melihat nilai loading factor pada setiap indikator. Nilai loading factor ini menunjukan seberapa

kuat hubungan atau korelasi dengan variabel latennya. Nilai loading factor minimal 0,7 atau p-value <0,05. Akan tetapi sering terjadi bahwa nilai loading factor tidak mencapai 0,7. Oleh karena itu, nilai loading factor antara

0,4-0,7 harus dipertimbangkan dan dianalisis lagi sebelum dihapus dan nilai yang dibawah 0,4 harus di eliminasi atau di hapus dari model. Bila indikator yang memiliki nilai loading factor antara 0,4-0,7 dihapus, maka akan dapat meningkatkan nilai dari AVE dan composite reliability. AVE digunakan untuk melakukan pengujian validitas suatu konstruk. Konstruk dikatakan valid bila memiliki nilai AVE di atas 0,5.

2. Discriminant Valdity, pengujian ini digunakan untuk mengetahui nilai cross loading factor setiap indikator terhadap variabel laten yang dituju, dan

variabel laten lainnya. Cara yang digunakan untuk melihat nilai loading factor pada variabel laten yaitu variabel yang dituju harus lebih besar

daripada nilai loading pada variabel laten lainnya. Jika hubungan atau korelasi antara item pengukuran dan konstruk memiliki nilai cross loading yang lebih besar, maka item pengukuran tersebut menunjukan validitas diskriminan yang baik.

3. Composite Reliability, kriteria pengujian ini yaiu data yang memiliki nilai composite reliability di atas 0,7 menunjukan makna bahwa data tersebut memiliki reliabilitas yang baik. Composite reliability dinikai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi dari konstruk penelitian.

(7)

37 4. Cronbach’s Alpha, digunakan untuk menguji reliabilitas, nilai reliabilitas pada setiap indikator dapat dikatakan baik jika memiliki nilai cronbach’s alpha di atas 0,6.

3.5.3 Analisis Inner Model

Inner model merupakan model structural mengenai hubungan sebab akibat

antar variabel laten (Abdillah & Hartono, 2015, p. 188). Untuk menguji atau mengevaluasi Inner model dilakukan dengan melihat presentasi varian yang dijelaskan menggunakan tiga kriteria untuk mengukur kekuatan prediksi model, yaitu sebagai berikut :

1. Koefisien Determinasi (R2) , nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mempredikasi dan melihat seberapa besar kontribusi dari pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian.

Kriteria nilai koefisien determinasi (R2) yang baik adalah di antaa 0 dan 1.

2. Path Coefficient (Koefisien Jalur)

Path coefficient adalah metode yang digunakan untuk melihat adanya

signifikansi dan kekuatan hubungan, serta untuk menguji hipotesis.

Rentang nilai pada path coefficient adalah antara -1 dan +1, yang memiliki arti bahwa jika nilai semakin mendekati +1, maka hubungan kedua variabel itu semakin kuat, begitu juga sebaliknya. Jika koefisien positif, maka pengaruhnya positif (berbanding lurus), jika negatif maka pengaruhnya juga negatif (atau berbanding terbalik).

(8)

38 3.5.4 Uji Hipotesis

Setelah merumuskan dan menetapkan hipotesis penelitian, maka perlu dilakukan uji statistik untuk dapat mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak. Uji hipotesis adalah pernyataan berupa dugaan dari hubungan antara dua variabel atau lebih yang berasal dari teori konseptual yang relevan dan dapat diuji (Sekaran & Bougie, 2016, p.83) Cara menguji hipotesis dalam PLS adalah dengan nilai t-statistik yang dilihat melalui tabel path coefficient.

Jika hasil t-statistik memiliki nilai signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara parsial. Namun jika hasil nilai signifikansi > 0,05 maka dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

3.6 Pengaruh Mediasi

Pengaruh mediasi variabel intervening pada hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuji dengan menggunakan uji Sobel (Ghozali, 2016). Uji Sobel dilakukan untuk menguji kekuatan dari pengaruh tidak langsung variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (Z). Perhitungan koefisien tidak langsung dilakukan dengan mengalikan pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel intervening (a), dengan pengaruh langsung variabel intervening terhadap variabel dependen (b).

(9)

39

Value Co- creation

Purchase Intention H3

e-WOM H1

H2

H4

Gambar 3.3 Model Pengaruh Tidak Langsung Sumber: data diolah, 2021

Selanjutnya signifikansi koefisien tidak langsung (a.b) diuji dengan menggunakan statistik uji t sebagai berikut:

ab

t ab

= SE

Dimana:

a = koefisien pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel intervening b = koefisien pengaruh langsung variabel intervening terhadap variabel dependen

SEab= standar error pengaruh tidak langsung

2 2 2 2 2 2

ab a b a b

SE = b SE +a SE +SE SE

Jika nilai statistik uji t yang dihasilkan lebih besar dari 1,96, maka disimpulkan bahwa variabel intervening memediasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono (2009:14) Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

Menurut Sugiyono (2011:8) metode kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Menurut Sugiyono (2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

Menurut Sugiyono (2017:7) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Menurut (Sugiyono, 2018:8) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada