• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN INTEGRITAS AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERNYATAAN INTEGRITAS AKADEMIK"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS HUKUM

Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 2803/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/V/2020

FENOMENA ONLINE RAFFLE DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DIKAITKAN DENGAN PASAL 27 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAIMANA TELAH

DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 OLEH

NAMA PENYUSUN : Evan Kurniawan NPM : 2016 200 036 NO. TELEPON : 087876161603

MENYETUJUI Dosen Pembimbing : Agustinus Pohan, S.H., M.S..

USULAN DOSEN PENGUJI : Dr. Rachmani Puspitadewi, S.H., M.Hum.

Nefa Claudia Meliala, S.H., M.H.

USULAN PENULISAN HUKUM

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU KELENGKAPAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM S1 ILMU HUKUM

BANDUNG 2019

(2)

“FENOMENA ONLINE RAFFLE DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DIKAITKAN DENGAN PASAL 27 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAIMANA TELAH

DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 “ OLEH:

Nama Penyusun : Evan Kurniawan NPM : 2016200036

Pembimbing :

Agustinus Pohan, S.H., M.S..

ABSTRAK

Pada masa sekarang ini, teknologi semakin canggih. Masyarakat dengan mudahnya mendapatkan barang yang ia mau dengan transaksi secara online melalui toko online (online shop) di media sosial. Selain adanya transaksi jual beli ada juga yang dinamakan dengan raffle online. Raffle online adalah undian yang dilakukan di media sosial secara langsung atau live. Undian tersebut berhadiah barang atau uang tunai. Dengan adanya hal tersebut mekanisme yang dilakukan oleh toko online serupa dengan praktik perjudian. Dimana dalam perjudian ada yang dinamakan bandar dan juga pemain serta adanya media untuk melakukan perjudian, sedangkan dalam praktik raffle online secara kasat mata memenuhi unsur-unsur perjudian. Dalam raffle online tersebut membuat para pemain mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat yang membuat para pemain ketagihan untuk mengikuti undian tersebut berulang-ulang kali. Maka dari itu raffle online menyebabkan kecanduan para pemain yang mengikutinya. Pada saat ini belum ada yang secara khusus mengatur hal tersebut. Namun, dapat menggunakan pasal perjudian, namun dengan pasal perjudian sebagaimana diatur dalam KUHP adanya perbedaan definisi yang ada dalam KUHP dengan keadaan sekarang. Sehingga harus adanya penyamaan kata agar kata dalam KUHP dapat diterapkan pada kasus ini.

Kata kunci : raffle online, perjudian, judi online

(3)

1

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Disidangkan Pada Ujian Penulisan Hukum Fakultas Hukum

Universitas Katolik Parahyangan

Pembimbing/Pembimbing I

(Agustinus Pohan, S.H., M.S..)

Dekan,

(Dr. Iur. Liona N. Supriatna, S.H., M.Hum.)

(4)

2

PERNYATAAN INTEGRITAS AKADEMIK

Dalam rangka mewujudkan nilai-nilai ideal dan standar mutu akademik yang setinggi-tingginya, maka Saya, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan yang beranda tangan di bawah ini :

Nama : Evan Kurniawan Santoso NPM : 2016200036

Dengan ini menyatakan dengan penuh kejujuran dan dengan kesungguhan hati dan pikiran, bahwa karya ilmiah / karya penulisan hukum yang berjudul:

“FENOMENA ONLINE RAFFLE DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DIKAITKAN DENGAN PASAL 27 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016”

Adalah sungguh-sungguh merupakan karya ilmiah /Karya Penulisan Hukum yang telah saya susun dan selesaikan atas dasar upaya, kemampuan dan pengetahuan akademik Saya pribadi, dan sekurang-kurangnya tidak dibuat melalui dan atau mengandung hasil dari tindakan-tindakan yang:

a. Secara tidak jujur dan secara langsung atau tidak langsung melanggar hak-hak atas kekayaan intelektual orang lain, dan atau

b. Dari segi akademik dapat dianggap tidak jujur dan melanggar nilai-nilai integritas akademik dan itikad baik;

Seandainya di kemudian hari ternyata bahwa Saya telah menyalahi dan atau melanggar pernyataan Saya di atas, maka Saya sanggup untuk menerima akibat-akibat dan atau sanksi-sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Universitas Katolik Parahyangan dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pernyataan ini Saya buat dengan penuh kesadaran dan kesukarelaan, tanpa paksaan dalam bentuk apapun juga.

Bandung, ...

Mahasiswa penyusun Karya Ilmiah/ Karya Penulisan Hukum

( )

Evan Kurniawan Santoso Materai

6000

(5)

3

“FENOMENA ONLINE RAFFLE DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DIKAITKAN DENGAN PASAL 27 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAIMANA TELAH

DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 “ OLEH:

Nama Penyusun : Evan Kurniawan NPM : 2016200036

Pembimbing :

Agustinus Pohan, S.H., M.S..

ABSTRAK

Pada masa sekarang ini, teknologi semakin canggih. Masyarakat dengan mudahnya mendapatkan barang yang ia mau dengan transaksi secara online melalui toko online (online shop) di media sosial. Selain adanya transaksi jual beli ada juga yang dinamakan dengan raffle online. Raffle online adalah undian yang dilakukan di media sosial secara langsung atau live. Undian tersebut berhadiah barang atau uang tunai. Dengan adanya hal tersebut mekanisme yang dilakukan oleh toko online serupa dengan praktik perjudian. Dimana dalam perjudian ada yang dinamakan bandar dan juga pemain serta adanya media untuk melakukan perjudian, sedangkan dalam praktik raffle online secara kasat mata memenuhi unsur-unsur perjudian. Dalam raffle online tersebut membuat para pemain mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat yang membuat para pemain ketagihan untuk mengikuti undian tersebut berulang-ulang kali. Maka dari itu raffle online menyebabkan kecanduan para pemain yang mengikutinya. Pada saat ini belum ada yang secara khusus mengatur hal tersebut. Namun, dapat menggunakan pasal perjudian, namun dengan pasal perjudian sebagaimana diatur dalam KUHP adanya perbedaan definisi yang ada dalam KUHP dengan keadaan sekarang. Sehingga harus adanya penyamaan kata agar kata dalam KUHP dapat diterapkan pada kasus ini.

Kata kunci : raffle online, perjudian, judi online

(6)

4 KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tujuan dibuatnya skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit, Bandung.

Penulis menyadari serta memahami bahwa tanpa bantuan, doa, dan bimbingan dari semua orang akan sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini kepada antara lain : 1 Bapak Agustinus Pohan, S.H., M.S. sebagai dosen pembimbing yang memberikan berbagai

masukan

2 Ibu Dr. Rachmani Puspitadewi, S.H., M.Hum. sebagai dosen pembimbing seminar proposal dari UTS hingga UAS serta sebagai dosen penguji

3 Ibu Nefa Claudia Meliala, S.H., M.H. sebagai dosen pembimbing seminar proposal dari awal semester hingga UAS serta sebagai dosen penguji

4 Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa, motivasi serta materi dalam menyelesaikan pendidikan

5 Teman-teman saya yang membantu serta menemani saya dari awal kuliah hingga selesai yaitu Ricky, Auryn, Reynaldy, Kaleb, Reynaldo, Dityo, Moses, Mario, Acel, Hari, Albert, Daniel, Davin.

6 Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.

Juli 2020 Penulis,

Evan Kurniawan

(7)

5 DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Tinjauan Pustaka 1.5 Metode Penelitan 1.6 Sistematika Penelitian

BAB II PERJUDIAN BERDASARKAN PERATURAN YANG BERLAKU 2.1 Tinjauan Umum Judi

2.1.1 Pengertian Judi 2.1.2 Unsur-Unsur Judi 2.1.3 Macam-Macam Judi 2.1.4 Sejarah Judi Di Indonesia 2.1.5 Sanksi Judi

BAB III RAFFLE ONLINE

3.1.1 Pengertian Raffle Dan Raffle Online 3.1.2 Mekanisme Raffle

3.1.3 Mekanisme Raffle Online Oleh Toko Online Di Media Sosial Instagram 3.1.4 Pengertian Judi Online

3.1.5 Keterkaitan Raffle Online Dengan Judi Online BAB IV PENGECUALIAN DENGAN IZIN

4.1.1 Penafsiran Peraturan Perjudian Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 4.1.2 Perizinan Dalam Praktik Perjudian

4.1.3 Penafsiran Pasal 27 ayat (2) UU ITE

4.1.4 Penerapan Hukum Mengenai Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia

(8)

6 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.1 Kesimpulan 5.1.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

(9)

7 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia. Maka untuk membicarakan hukum kita tidak dapat lepas membicarakannya dari kehidupan manusia.1 Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak faktor yang mengancam kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sendiri terbagi ke dalam berbagai aspek, seperti kebutuhan primer, sekunder, dan juga tersier. Setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder, banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan tersiernya. Barang tersier yang dimaksud dalam penulisan ini adalah barang-barang seperti kaos, celana, sepatu, dan lain-lain yang memiliki harga yang mahal dan juga sedang tren. Pada perkembangan zaman saat ini, banyak orang sangat antusias dengan hadirnya barang-barang yang sedang tren. Hal tersebut mempengaruhi mulai dari anak muda hingga orang dewasa. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan barang seperti sepatu, kaos, celana, kemeja bahkan koper sekalipun. Mereka rela untuk menggelontorkan uang lebih untuk mendapatkan barang-barang yang sedang tren.

Pada 24 Februari lalu saat jalanan di London Inggris dipenuhi para pekerja yang bergegas menuju kantor, di depan 26 Brewer Street, antrean panjang mengular di blok pertokoan. Mereka duduk, berdiri, dan berbicara sembari menunggu toko buka.

Kebanyakan dari para pengantre telah menunggu sejak semalam.. Mereka menanti bukanya toko Palace, sebuah label pakaian streetwear yang lahir di kota itu. Hal serupa juga terjadi di Singapura pada 13 Juli lalu. Ratusan anak muda menunggu dua hari sebelum toko dibuka untuk mengantre produk terbaru dari Supreme x Louis Vuitton collection.

Hanya 350 orang yang berkesempatan membeli produk-produk yang dijual. Antrean sudah mengular sejak 11 Juli, diperkirakan ada 600 orang yang menantikan produk terbaru itu.

Louis Vuitton adalah merk pakaian ternama yang banyak menjual produk dengan harga sangat mahal, sementara Supreme adalah label pakaian streetwear yang sudah banyak dikenal dan tak bisa disebut murah juga.2 Selain yang terjadi di luar negeri, hal tersebut

1 Sudikno, Mengenal Hukum, Yogyakarta, 2005 hlm 1

2 Arman Dhani, “Bagaimana Streetwear Menjadi Barang Mewah”, https://tirto.id/bagaimana-streetwear-menjadi- barang-mewah-cuSJ, diakses pada 26 September 2019

(10)

8 juga terjadi di Indonesia. seperti yang dilansir dalam berita Tribun Jatim seperti berikut Richard Changay dan Rosyidan selaku panitia Sneaker Madness akan mengadakan 'Raffle' dalam event yang berlangsung dua hari mulai 14 hingga 15 Agustus 2017 itu. Rosyidan mengatakan Raffle adalah menjual seneaker collabs maupun limited edition dengan harga retail atau harga normal sesuai harga bandrolnya. Namun, sistem yang digunakannya dengan cara diundi. "Jadi pembeli sepatu tertentu itu membeli tiketnya Rp 10.000,00, kemudian diundi, pemenangnya boleh membeli sepatu dengan harga awal,"

papar Rosyidan. Ia merasa, peminat dari raffle sendiri begitu banyak. Pasalnya, hal tersebut lah yang ditunggu-tunggu dalam event sneaker yang selalu diadakan di setiap kota. Rosyidan mencontohkan, misalnya ada sepatu terbatas dan harganya telah naik namun peminatnya banyak, untuk menarik pengunjung, penyelenggara sengaja mengadakan undian. "Kenapa pengunjung rebutan raffle? Karena sepatu yang didapat dari undian bisa didapat dengan harga awal di secondary market meskipun harga naik,"

sambungnya. Untuk yang diundi pada event itu adalah sneaker Air Jordan 1 Black and Red dan Adidas MND OG. Panitia berencana akan melepasnya dengan harga RP 2.000.000,00.

"Kalau yang dijual di sini sampai Rp 7.000.000,00," tandasnya sembari menunjuk ke teenant.

Dengan adanya fenomena seperti yang telah dipaparkan membuat harga barang- barang tesebut meningkat berkali-kali lipat. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya hukum ekonomi yang berlaku yaitu supply and demand, dimana barang yang disediakan lebih sedikit dari permintaan masyarakat. Untuk mengurangi harga pasar yang sangat tinggi, melihat peluang tersebut muncul mekanisme baru. Mekanisme yang dimaksud adalah raffle. Raffle adalah undian untuk mendapatkan kesempatan membeli benda yang jumlahnya terbatas dengan harga ritel. Untuk mendapatkan kesempatan itu sebelumnya calon pembeli diwajibkan mengikuti persyaratan tertentu.3 Raffle sudah sering digunakan oleh beberapa brand ternama di dunia seperti Nike, Adidas, dan lain-lain. Brand besar tersebut tentunya telah mengetahui syarat-syarat untuk melakukan raffle atau undian.

3 Editor substansial, “Raffle, Budaya Baru Kaum Millenials Pencari Hype”, https://www.substantial.id/2018/12/03/raffle-budaya-baru-kaum-millennials-pencari-hype/, diakses pada 26 September 2019

(11)

9 Raffle yang dilakukan brand besar membuat beberapa orang tertarik mengikuti mekanisme tersebut.

Pada akhir-akhir ini banyak orang membuat Online Raffle melalui Instagram.

Mekanisme yang dilakukan adalah setiap orang membayarkan uang yang telah ditentukan oleh pemilik toko online raffle. Apabila slot yang disediakan telah penuh maka raffle akan dilakukan. Biasanya dilakukan melalui live Instagram. Pemenang yang terpilih boleh memilih untuk mengambil barang yang diundi atau melakukan cashout (tarik tunai). Untuk memperjelas penulis mencoba memberikan contoh, sebuah toko online membuat raffle berupa sepatu Adidas seharga Rp. 5.000.000 atau dapat cashout sebesar Rp. 4.500.000 (biasanya uang yang dapat ditarik atau cashout lebih kecil dari uang yang telah terkumpul).

Toko tersebut membuka 20 slot dengan masing-masing slot seharga Rp. 250.000. Apabila pemenang memilih untuk cashout maka pemenang berhak mendapatkan Rp. 4.500.000 dimana hal tersebut sekilas mirip dengan unsur-unsur judi yang ada dalam pasal 303 ayat (3) KUHP, dan pemilik toko tentunya mendapat keuntungan Rp. 500.000. Bila dikaitkan dengan permainan judi maka pemilik toko dapat dikatakan sebagai bandar dan orang yang membeli slot sebagai pemainnya. Tentunya apabila mengaitkan dengan perjudian maka tidak akan lepas dari hukum pidana. Telah diketahui bahwa hukum pidana merupakan hukum yang mengatur tentang macam perbuatan apa yang dilarang, siapa yang melakukannya, dan apa akibat hukum yang dapat dikenakan bagi barangsiapa yang melanggar ketentuan-ketentuan tersebut.4 Fenomena ini tentunya membuat beberapa orang yang mengikutinya pertama kali akan mengikutinya kembali apabila online raffle tersebut diadakan lagi. Praktik tersebut merupakan peruntungan nasib dimana hal itu merupakan salah satu unsur dalam perjudian. Definisi dari permainan yang digolongkan sebagai judi diatur dalam Pasal 303 ayat (3) KUHP yaitu :

“Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak

4 Hermien Hadiati Koeswadji, “Perkembangan Macam-Macam Pidana Dalam Rangka Pembangunan Hukum Pidana”, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1995), Hal. 1

(12)

10 diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.”

Di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 ayat (1) angka 1 KUHP, undang-undang melarang dilakukannya dua macam perbuatan, masing-masing yakni :5

a. Kesengajaan melakukan sebagai usaha yakni perbuatan-perbuatan menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi

b. Kesengajaan turut serta sebagai usaha dalam usaha menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi

Tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 ayat (1) angka 1 huruf a KUHP itu terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :6

a. Unsur subjektif : dengan sengaja b. Unsur-unsur objektif :

1) barangsiapa

2) Tanpa mempunyai hak untuk itu 3) Melakukan sebagai usaha

4) Menawarkan atau memberikan kesempatan 5) Untuk bermain judi

Dalam pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah Dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 menyebutkan bahwa:

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.”

Sehingga apabila benar bahwa raffle online merupakan permainan judi maka dari itu selain menggunakan pasal 303 KUHP sebagai dasar hukum dimana permainan judi

5 P.A.F. Lamintang, “Delik-Delik Khusus Tindak Pidana-Tindak Pidana Melanggar Norma Norma Kesusilaan Dan Norma-Norma Kepatutan”, (Bandung : Mandar Maju, 1990), hal. 319

6 Ibid.

(13)

11 diatur di dalamnya juga harus menggunakan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik karena raffle online berbasis elektronik sehingga membutuhkan pengaturan yang tepat yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Pasal ini sangat penting dalam pembahasan penulisan ini karena raffle online yang dilakukan berbasi elektronik sehingga dasar hukum atau undang-undang yang tepat untuk dibahas adalah pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 atau UU ITE.

Dengan fenomena tersebut maka penulis mencoba menganalisis apakah raffle yang dilakukan di Instagram dapat dikategorikan sebagai judi online dengan melihat ketentuan dalam Pasal 303 ayat (3) KUHP dan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”) sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Apabila fenomena tersebut dapat dikategorikan dalam perjudian online maka praktik perjudian tersebut perlu ditanggulangi karena perjudian dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kesopanan sehingga akibat dari dilakukannya perbuatan ini membuat ketertiban masyarakat terganggu.

Berdasarkan Pasal 303 KUHP dan Pasal 303 bis KUHP Jo. UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, dinyatakan bahwa semua bentuk perjudian adalah kejahatan.

Selain itu, pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya PP No. 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan UU No. 7 Tahun 1974 yang ditujukan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah agar melarang atau mencabut izin perjudian dalam bentuk dan tujuan apapun. Semua peraturan tersebut dianggap sebagai perangkat hukum yang jelas untuk melarang kegiatan perjudian. Maka dalam hal penegakan hukum serta untuk memelihara ketertiban masyarakat.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam proposal ini yang menjadi rumusah masalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah raffle online yang dilakukan oleh toko online di Instagram dapat

dikategorikan sebagai judi online ?

2. Apakah tindakan yang dimaksud tersebut dapat dikecualikan dengan izin ?

(14)

12 1.3. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ditujukan untuk mengetahui raffle online yang dilakukan oleh toko online di Instagram dapat dikategorikan sebagai judi online atau tidak. Seperti yang telah dibahas dalam latar belakang bahwa pemilik toko mendapat keuntungan berupa uang apabila pemenang yang membeli slot raffle memilih untuk mengambil hadiah berupa uang tunai.

2. Penelitian ditujukan mengetahui apakah raffle online dapat dikecualikan apabila mendapatkan izin sehingga tidak dikategorikan sebagai perjudian.

1.4. Tinjauan Pustaka Raffle Online :

Raffle dalam Bahasa Indonesia adalah undian. Undian dapat diartikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang dipakai untuk menentukan atau memilih (seperti untuk menentukan siapa yang berhak atas sesuatu, siapa lebih dulu, dan sebagainya). Dalam penulisan ini undian atau raffle yang digunakan untuk menentukan atau memilih siapa yang berhak atas sesuatu dilakukan secara online melalui live Instagram.

Perjudian

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) permainan dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan.

Berdasarkan Pasal 303 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana perjudian berbunyi :

“Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin:

1. dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu;

(15)

13 2. dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata-cara;

3. menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencarian.”7

Pasal 303 bis ayat (1) KUHP, berbunyi:

Diancam dengan hukuman penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak sepuluh juta rupiah:8

1. barangsiapa menggunakan kesempatan untuk main judi, yang diadakan dengan melanggar peraturan pasal 303;

2. barangsiapa ikut serta permainan judi yang diadakan di jalan umum atau di pinggirnya maupun di tempat yang dapat dimasuki oleh khalayak umum, kecuali jika untuk mengadakan itu, ada izin dari penguasa yang berwenang.

Ketentuan Pasal 1 UU 7/1974 menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Karena itu, Pasal 542 KUHP yang semula judi di jalanan umum dinyatakan sebagai pelanggaran telah berubah menjadi kejahatan dan diubah menjadi Pasal 303 bis KUHP.

Pasal 303 ayat (3) KUHP yaitu :

“Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.”

7 Pasal 303 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

8 Pasal 303 ayat bis ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(16)

14 Judi menurut Pasal 303 ayat (3) KUHP adalah tiap-tiap permainan, yang mendasarkan pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemain.

Yang juga terhitung masuk main judi ialah pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain.9

Judi Online

Judi online diatur dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang berbunyi Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan, mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.

Ancaman terhadap pelanggarnya diatur dalam Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang berbunyi :

“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.”10

Media Sosial

Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media”

diartikan sebagai alat komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003). Sedangkan kata

“sosial” diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak merupakan “sosial” atau dalam makna

9 Tim Advokat Suara Keadilan, Judi Internet, Sejauh Mana UU ITE Bisa Menjangkaunya ?”, https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl7026/judi-internet--sejauh-manakah-uu-ite-bisa-

menjangkaunya, diakses pada 26 September 2019

10 Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

(17)

15 bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial (Durkheim dalam Fuchs, 2014). Dari pengertian masing-masing kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna dalam proses sosial.11

Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer dalam kalangan pengguna smartphone. Nama Instagram diambil dari kata “Insta” yang asalnya ”Instan” dan “gram”

dari kata “telegram”.12 Jadi Instagram merupakan gabungan dari kata Instan-Telegram.

Dari penggunaan kata tersebut dapat diartikan sebagai aplikasi untuk mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang berupa mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi atau share ke jejaring sosial yang lain. Instagram merupakansalah satu media sosial yang tengah digandrungi banyak orang. Penggunannya pun sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga orangtua. Mulai dari pelajar hingga pebisnis.13 Dalam fenomena yang dibahas dalam proposal ini, media sosial Instagram digunakan sebagai platform untuk melakukan online raffle. Mekanisme online raffle yang dikategorikan sebagai perjudian adalah pemilik akun sekaligus pemilik toko mengunggah aturan raffle beserta hadiah yang akan diundi. Setelah terkumpul peserta raffle maka pemilik akun akan mengundi secara online melalui live Instagram. Pemenang undian dapat memilih untuk mengambil hadiah atau uang tunai sesuai jumlah yang telah ditentukan sebelumnya.

Bandar (Bandar Judi)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bandar dapat diartikan sebagai pemain yang menjadi lawan pemain-pemain lain sekaligus (dalam permainan dadu, rolet, dan sebagainya); orang yang menyelenggarakan perjudian; bandar judi; orang yang mengendalikan suatu aksi (gerakan) dengan sembunyi-sembunyi; orang yang membiayai

11 Mulawarman dan Aldila Dyas Nurfitri, “Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan”, Buletin Psikologi 2017, Vol. 25, No. 1 hal. 37

12 Miliza Ghazali, Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram : Panduan Menjana Pendapatan dengan Facebook dan Instagram, (Malaysia: Publishing House, 2016), Hal. 8.

13 Anugerah Ayu Sendari, “ Instagram Adalah Platform Berbagai Foto Dan Video, Ini Deretan Fitur Canggihnya”, https://www.liputan6.com/tekno/read/3906736/instagram-adalah-platform-berbagi-foto-dan-video-ini-deretan- fitur-canggihnya, diakses pada 26 September 2019

(18)

16 suatu gerakan yang kurang baik; orang yang bermodal dalam perdagangan dan sebagainya;

tengkulak;

Toko Online (Online Shop)

Online shop atau belanja online via internet, adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan penjual atau pihak pembeli secara langsung. Online shop bukan hanya sekedar dianggap sebagai pemilihan dalam berbelanja, melainkan telah menjadi bagian dari adanya perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Pada online shop konsumen bisa melihat barang-barang berupa gambar atau foto-foto atau bahkan juga video.14

1.5 Metode Penelitian

A. Jenis Metode Penelitian

Metode Penelitian yang akan digunakan untuk penelitian proposal oleh penulis adalah dengan metode penelitian hukum Yuridis-Normatif.

Alasan penulis menggunakan metode penelitian hukum yuridis-normatif adalah mengaitkan antara hukum positif yang berlaku dengan kasus yang akan dibahas yaitu apakah online raffle dapat dikategorikan sebagai judi online. Hukum Positif yang berlaku dan akan dibahas adalah Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”) sebagaimana yang telah diubah oleh Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan penulis adalah data sekunder, yaitu adalah data primer yang telah dimuat atau diterbitkan oleh individu atau organisasi lain dalam suatu

14 Chacha Andira Sari, “Perilaku Berbelanja Online Di Kalangan Mahasiswi Antropologi Universitas Airlangga”

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 208

(19)

17 penerbitan tertentu. Sumber data terbagi lagi menjadi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

1.6 Sistematika Penelitian

Dalam penulisan ini akan dibagi dalam 5 bab besar :

Bab 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Tinjauan Pustaka 1.5 Metode Penelitian 1.6 Sistematika Penelitian

Bab 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan meneliti fenomena yang akan dibahas berdasarkan pendapat penulis maupun pendapat ahli yang relevan juga mencantumkan teori dari buku dan jurnal terpercaya.

Bab 3 : HIPOTESA

Dalam bab ini penulis akan memaparkan pendapat sementara penulis atau kesimpulan sementara terhadap fenomena atau permasalahan yang dibahas serta mencantumkan pendapat-pendapat yang relevan berdasarkan sumber yang terpercaya.

Bab 4 : PEMBAHASAN DAN JAWABAN RUMUSAN MASALAH

Dalam bab ini penulis akan membahas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya serta dapat memberikan jawaban berdasarkan teori maupun pendapat ahli yang relevan.

(20)

18 Bab 5 : KESIMPULAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan membuat kesimpulan dari permasalahan dan jawaban masalah yang ada serta memberikan saran.

Kata Penutup

Daftar Pustaka

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan themes yang kurang sesuai dapat menyebabkan tingkat penggunaan cpu pada hosting akan cukup tinggi, terutama jika themes yang di gunakan tidak compatible dengan versi

Sehingga seseorang hanya dapat dipidana bila terdapat peraturan yang sudah ada terlebih dahulu sebelum perbuatan tersebut dilakukan, di mana asas ini disimpangi oleh

Dalam Pasal 18 ayat (3) UU ITE telah disebutkan bahwa dalam hal para pihak tidak menentukan pilihan hukum dalam penyelesaian sengketa yang timbul dari

“Tinjauan Yuridis terhadap Pasal 2 ayat (3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 40/2017 tentang Kredit atau Pembiayaan Kepada Perusahaan Efek dan Kredit atau Pembiayaan Dengan

Oleh karena itu, penelitian ini ditunjukan untuk menganalisa hubungan keagenan yang timbul dalam melakukan perdagangan berjangka komoditi, dengan menganalisis kontrak-kontrak antara

Gambar2Hasil jawaban siswa Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Iik Nurhikmayati, 2017) dalam jurnalnya yang berjudul “Kesulitan Siswa Berpikir Abstrak Matematika

Atas perbuatan tersebut pelaku judi sepakbola online ini bisa dijerat dengan pasal 303 dan 303bis KUHP atau bisa dikenakan hukuman UU ITE pasal 27 ataupun dihukum sesuai pasal

Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan