• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 312012027 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 312012027 BAB III"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dalam pembahasan

skripsi ini, maka dengan ini peneliti mebuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya pengawasan Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga belum efektif dalam melakukan

pengawasan ketenagakerjaan karena dalam hal ini Dinas Ketenagakerjaan dan belum

memiliki data tentang pekerja di Kota Salatiga yang seharusnya mereka bisa melakukan

pendataan, apalagi dalam hal penanganan masalah pekerja anak, padahal jika kita lihat di

lapangan masih banyak pekerja anak yang bekerja tidak sesuai dengan Undang-Undang

yang berlaku, seperti halnya di bengkel, tempat pencucian kendaraan. Adapun dalam

melakukan pengawasan Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga masih mengunakan skala

prioritas sehingga menyebabkan kurang perhatian Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga

terhadap usaha kecil padahal tempat itulah banyak pekerja anak yang melakukan

pekerjaan tidak sesuai dengan yang diamanatkan Undang-Undang sehingga

menyebabkan masih adanya pekerja anak yang berada di Kota Salatiga. Pihak Disnaker

Kota Salatiga di harapkan lebih sering memberi bimbingan terhadap para pelaku usaha,

orang tua, supaya bisa meminimalisir anak yang bekerja di Kota Salatiga.

2. Kendala-kendala yang dihadapai Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga dalam melakukan

pengawasan adalah tidak keterbukaan pengusaha dengan pegawai pengawsan

ketenagakerjaan. Jika pegawai pengawasan melakukan inspeksi secara diam tentunya

(2)

melakuakan suatu perbuatan perbuatan yang tidak sesuai dengan undanng-undang agar

pekerja anak dapat terlindungi dari oknum-oknum pengusaha yang tidak bertanggung

jawab.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis penulis, diharapakan

kepada Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga dalam pengawasan dan upaya-upaya melakukan

pengawsan ketengakerjaan terhadap pekerja anak agar lebih sering melakukan inspeksi lapangan

tanpa menggunakan skala prioritas terhadap usaha kecil sebaiknya di sama ratakan anatar usaha

kecil, menengah, dan besar kerana paling banyak pekerja anak yang bekerja di Kota Salatiga

terdapat pada usaha kecil dan menengah, agar pekerja anak Kota Salatiga bisa mendapat

perlindungan dan tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum pengusaha yang tidak bertanggung

jawab dalam hal ini juga diharapakan kepada Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga agar

memiliki data-data pekerja anak agar dapat melakukan pengawasan secara efektif, dan kedua

orang tua juga harus ikut berperan dalam melakukan pembinaan terhadap anak supaya tidak ikut

berkerja membantu perekonomian keluarga, serta para pelaku usaha diharapkan untuk menolak

para pekerja anak yang mau bekerja di usahanya, sehungga bisa meminimalisir pekerja anak

Referensi

Dokumen terkait

dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2014. tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu

pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja dengan alasan. pekerja tersebut telah melakukan penipuan, pencurian, atau

a) Pertimbangan metodologis karena di Kota Salatiga telah terdapat komunitas punk, dengan demikian untuk menggambarkan keberadaan komunitas punk dan hubungannya

Dalam mewujudkan kota layak anak pada intinya pemerintah pusat dan pemerintah kota salatiga dapat berperan penting dalam merealisasikan Konvensi Hak Anak dan

Pasal 4 “ Bahwa tidak dapat dipungkiri, karena tuntutan keadaan maka anak akan melakukan pekerjaan, untuk itu pengusaha harus memberikan perlindungan terhadap anak yang

Sebelum penulis membahas tentang pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga terhadap peredaran vaksin dalam hal ini bentuk upaya

arsip, sarana transportasi untuk melakukan pengawasan dan peninjauan lokasi. Serta sarana pendukung lapangan tempat parkir untuk para tamu Dinas Perizinan. Kendala Tekhnis :

Sejarah Dinas Ketenagakerjaan Kota Semarang Pada pemerintahan Republik Indonesia Serikat RIS organisasi Kementerian Perburuhan tidak lagi mencakup urusan sosial dan struktur