• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesalahan Siswa SMP dalam Pemecahan Masalah yang Berhubungan dengan Teorema Pythagoras Ditinjau dari Teori Newman T1 202014901 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesalahan Siswa SMP dalam Pemecahan Masalah yang Berhubungan dengan Teorema Pythagoras Ditinjau dari Teori Newman T1 202014901 BAB II"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Identifikasi Kesalahan a. Konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak

suatu obyek. Penggunaan konsep diharapkan dapat menyederhanakan pemikiran

dengan menggunakan suatu istilah.Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Setiawan,

2015) adalahrancangan, ide, atau pengertian yang diabstraksi dari peristiwa konkret.

MenurutNasution (2008) suatu konsep diungkapkan apabila seseorang dapat menghadapi

bendaatau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telahbelajar

konsep. Pendapat Nasution dipertegas oleh Soedjadji (2000) yang manyatakanbahwa konsep

adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasiatau penggolongan yang

pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau uraiankata.Pengertian konsep juga

diungkapkan oleh Bahri (2008) yakni satuan arti yangmewakili sejumlah obyek yang memiliki

ciri yang sama. Orang yang memiliki konsepmampu mengadakan abstraksi terhadap

obyek-obyek yang dihadapi, sehingga obyek-obyekobyek-obyek digolongkan dalam golongan tertentu.Bruner dalam

Ormrod (2008) menjelaskan bahwa sebuah konsep dapat mengklasifikasikan objek dan peristiwa

yang sama sehingga membuat kehidupan lebihsederhana dan lebih mudah dipahami. Begitu juga

dengan Slavin (2011) mengartikankonsep sebagai gagasan abstrak yang digeneralisasi dari

contoh-contoh spesifik.Misalnya bola merah, pensil merah, dan kursi merah semuanya

mengilustrasikankonsepsederhana “merah”. Konsep juga dijelaskan sebagai abstraksi dari ciri -ciri sesuatu yangmempermudah komunikasi antarmanusia dan memungkinkan manusia untuk

berpikirsehingga dengan konsep-konsep dapat mempermudah dan menyimpulkan

informasi(Santrock, 2007).Konsep dilabeli dengan serangkaian objek, simbol, atau kejadian yang

memilikikarakteristik sama, atau sifat penting. Sebuah konsep merupakan susunan nyata

ataurepresentasi kategori yang membuat orang-orang mampu mengenali contoh-contoh danyang

bukan contoh kategori. Konsep-konsep mencakup objek konkret atau ide-ideabstrak (Schunk,

2012).

(2)

6

menganggap bahwa konsep merupakan ide atau gagasan yang diklasifikasikan

berdasarkan karakteristik yang sama agar mudah dipahami.

b. Konsepsi dan Msikonsepsi

Menurut Berg (Hidayati, 2012) konsepsi adalah tafsiran dari suatu konsep ilmu.

Contoh pada konsep hambatan yang didefinisikan dan diberikan hubungannya dengan

konsep-konsep lainnya menurut ilmu mutakhir. Setiap siswa mempunyai tafsiran dari

konsep hambatan dalam pikirannya dan tafsiran itu dapat berbeda untuk setiap siswa.

Sedangkan konsepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Setiawan, 2015) adalah

pengertian, pendapat, rancangan, cita-cita, dan sebagainya yang telah ada di pikiran.

Menurut Berg (Hidayati, 2012) miskonsepsi merupakan pertentangan konsep yang

dipahami seseorang dengan konsep yang dipakai oleh pakar ilmu yang bersangkutan.

Penyebab terjadinya miskonsepsi adalah dari pengalaman sehari-hari ketika berinteraksidengan

lingkungan sekitar, faktor lain bisa juga disebabkan oleh guru yang mengajarmatematika. Setiap

guru memiliki kemungkinan mengalami miskonsepsi sebagaimanadinyatakan oleh Berg bahwa

siswa, mahasiswa, guru, dosen maupun peneliti dapatterkena miskonsepsi.Menurut Muhadi

(2008) miskonsepsi dapat terjadi karena ada gagasan atau ideyang didasarkan pada pengalaman

yang tidak relevan. Biasanya seseorang yangmiskonsepsi akan cenderung sulit membentuk

konsep-konsep yagn benar.Penelitian ini mengacu pada pendapat Berg yang menyatakan bahwa

beberapaornag memiliki konsepsi yang berbeda-beda karena pemikiran atau pengalamannya

dancara penafsiran seseorang itu berbeda-beda. Sedangkan miskonsepsi merupakan

suatukonsepsi yang berbeda dengan ketentuan yang telah dikemukakan oleh para ahli.

c. Tipe-tipe kesalahan

Tipe-tipe Kesalahan Menurut Newman (Clement, 1980)

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soalsoal

matematika menurut Newman (Clement, 1980) antara lain adalah yang pertama, reading error

yaitu kesalahan membaca, siswa melakukan kesalahan dalam membaca kata-kata penting dalam

pertanyaaan atau siswa salah dalam membaca informasi utama, sehingga siswa tidak

menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan soal. Reading comprehesion difficulty

yaitu kesalahan jenis kedua dalam memahami soal. Siswa sebenarnya sudah dapat memahami

(3)

7

tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan. Transform error yaitu kesalahan

jenis ketiga yang disebut juga kesalahan transformasi. Siswa gagal dalam memahami soal-soal

untuk diubah ke dalam kalimat matematika yang benar. Weakness in proses skill yaitu kesalahan

jenis keempat yang disebut juga kesalahan dalam keterampilan proses. Siswa dalam

menggunakan kaidah atau aturan sudah benar, tetapi melakukan kesalahan dalam melakukan

penghitungan atau komputasi. Encoding error yaitu kesalahan jenis kelima yang disebut juga

kesalahan dalam menggunakan notasi. Siswa dalam hal ini melakukan kesalahan dalam

menggunakan notasi yang benar. Corelles error yaitu kesalahan keenam yang disebut juga

kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat. Kesalahan dalam proses penyelesaian sering

dijumpai dalam menyelesaikan soal matematika. Tabel indikator tipe-tipe kesalahan menurut

[image:3.612.85.538.186.566.2]

Newman ( Clement, 1980) dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Indikator Kesalahan Menurut Newman ( Clement, 1980)

No Tipe Kesalahan Indikator

1 Kesalahan membaca ( Reding error )

a.Kesalahan dalam membaca kata-kata penting dalam pertanyaan; b.Siswa salah dalam membaca informasi utama;

c.Siswa tidak menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan soal.

2 Kesalahan memahami soal ( Reading Comprehesion difficulty)

a.Siswa sebenarnya sudah dapat memahami soal, tetapi belum menangkap informasi yang terkandung dalam pertanyaan;

b.Siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan.

3 Kesalahan transformasi (Transform error)

a.Siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah kedalam kalimat matematika yang benar.

4 Kesalahan keterampilan proses (Weakness in proses skill)

a.Siswa dalam menggunakan kaidah atau aturan sudah benar; b.Kesalahan dalam melakukan penghitungan atau komputasi.

5 Kesalahan Notasi ( Encoding error)

a.Kesalahan dalam menggunakan notasi.

6 KesalahanKecerobohan (Corelles error)

a.Kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat.

Berdasarkan tipe-tipe kesalahan yang telah disebutkan oleh beberapa peneliti lain, maka

masih terdapat keanekaragaman kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika mengerjakan

soal-soal yang diberikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe-tipe kesalahan menurut

Newman, untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII A SMP Negeri 7

(4)

8

2. Tinjauan Materi Pythagoras

Teorema Pythagoras berlaku untuk segitiga siku berlaku jumlah kuadrat sisi

[image:4.612.94.533.139.599.2]

siku-sikunya sama dengan kuadrat hipotenusanya.

Gambar 1. Bagian-Bagian segitiga siku-siku

Adapun bagan perhitungan pada segitiga siku-siku menggunakan teorema Pythagoras

adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Bagan Rumus Menghitung Panjang Pada Segitiga Siku-Siku

3. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait analisis kesalahan yang dilakukan

siswa dalam memecahkan masalah matematika terkait teorema Pyhtagoras. Penelitian yang

dilakukan oleh Rahayuningsih dan Qohar (2014), menyatakan masih terdapat kesalahan yang

dilakukan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Malang dalam mengerjakan soal cerita sistem

(5)

9

tahapan pemahaman, siswa tidak menuliskan bagian yang diketahui atau ditanyakan, salah dalam

menuliskan bagian tersebut atau tidak lengkap dalam menuliskannya. Pada tahapan transformasi,

siswa salah dalam memisahkan, salah dalam menyusun persamaan, dan salah dalam

penyelesaiannya. Pada tahap kemampuan proses, siswa masih melakukan kesalahan, yaitu tidak

melakukan tahapan matematis dan salah dalam memanipulasi variabel atau bilangan, sedangkan

pada tahap akhir, yaitu penulisan jawaban, kesalahan yang dilakukan siswa adalah tidak lengkap

dalam menuliskan jawaban akhir dengan tidak menuliskan keterangan sesuai dengan yang

diminta soal.

Penelitian dari Arif, dkk (2015) menyatakan bahwa masih adanya kesalahan yang

dilakukan siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember mengenai materi terkait soal cerita

matematika pokok bahasan teorema Pythagoras berdasarkan kesalahan Newman. Berdasarkan

hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa siswa melakukan (1) kesalahan membaca soal

sebesar 43%, berupa kesalahan menuliskan kata kunci dan tidak dapat mengilustrasikan gambar

dengan tepat, (2) kesalahan memahami soal sebesar 46%, dengan tidak menuliskan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan (3) kesalahan transformasi soal sebesar 49%, berupa

kesalahan penggunaan rumus (4) kesalahan keterampilan proses sebesar 55%, berupa kesalahan

dalam perhitungan dan (5) kesalahan penulisan jawaban akhir sebesar 61%, berupa kesalahan

penulisan kesimpulan soal.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Seto,dkk (2013), terkait analisis kesalahan hasil

belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kendal dalam menyelesaikan soal jarak pada bangun ruang

dengan prosedur Newman. Berdasarkan analisis hasil penelitian diketahui bahwa dalam

menyelesaikan soal dengan prosedur Newman tidak ada satupun subjek penelitian yang

melakukan jenis kesalahan membaca. Jenis kesalahan memahami masalah dilakukan oleh 4

subjek penelitian. Penyebabnya adalah karena ilustrasi yang salah. Jenis kesalahan transformasi

tidak ada yang melakukannya. Jenis kesalahan kemampuan memproses dan penulisan jawaban,

dilakukan oleh tiga subjek penelitian. Penyebabnya adalah karena salah dalam memanipulasi

aljabar dan kurang cermat dalam menulis

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mulyadi,dkk (2015), menyebutkan bahwa

ditemukannya kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi luas permukaan bangun

ruang berdasarkan analisis Newman. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh

(6)

10

adalah kesalahan transformasi dan kesalahan kesimpulan yaitu masing-masing 27,91%,

kemudian kesalahan proses penyelesaian 25,58%, kesalahan pemahaman 13,95%, dan yang

terkecil adalah kesalahan membaca yaitu 4,65%. Masing-masing jenis kesalahan menurut

Newman’s Error Analysis (NEA) kesalahan paling banyak disebabkan karena tidak

mengetahui konsep, kemudian karena miskonsepsi dan yang paling sedikit karena

mengetahui konsep. (2) Pada kemampuan spasial sedang persentase kesalahan terbesar

adalah kesalahan transformasi dan kesalahan kesimpulan yaitu masing-masing 32,35%,

kemudian kesalahan proses penyelesaian 29,41%, sedangkan persentase kesalahan yang terkecil

adalah pada kesalahan pemahaman dan kesalahan membaca yaitu masing-masing sebesar 2,94%.

4. Kerangka Berpikir

Pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum sebagai pedoman dalam proses

pembelajaran. Kurikulum ini disusun dan dimaksudkan untuk membantu kelancaran dalam

perkembangan pendidikan di Indonesia. Namun, terlepas dari tujuan tersebut, padatnya

kurikulum yang ada memberikan kesulitan tersendiri bagi para pendidik. Kesulitan tersebut salah

satunya adalah pendidik harus menyelesaikan target pembelajaran berdasarkan kurikulum yang

ada tepat pada waktunya.

(7)

11

Salah satu dampak yang paling menonjol adalah proses pembelajaran yang konvensional.

Hal ini dikarenakan, target waktu yang minim dengan bahan pembelajaran yang padat

mengakibatkan pendidik kesulitan dalam melakukan inovasi-inovasi baru yang tentu saja

memerlukan waktu yang cukup banyak. Pembelajaran yang konvensional dan sering kali

tergesa-gesa, tentu saja mengakibatkan siswa menjadi tidak memahami makna atas materi yang

dipelajari. Kurangnya pemahaman siswa tentu akan berdampak langsung pada hasil tes yang

diberikan. Hasil dari evaluasi tentu saja akan terlihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan

siswa dalam mengerjakan soal.

Sehingga di sini peneliti berusaha untuk menganalisis tipe-tipe kesalahan yang dilakukan

siswa dan peneliti turut menganalisis hal-hal apa yang melatarbelakangi kesalahan-kesalahan

siswa untuk meminimalisasikan kesalahan yang sama pada pembelajaran berikutnya. Adapun

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Kesalahan Menurut Newman ( Clement, 1980)
Gambar 1. Bagian-Bagian segitiga siku-siku

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dua tahapan yaitu tahapan pertama yaitu tahapan dengan dilakukan ekstraksi ciri dan preprocessing dengan mengambil beberapa contoh data suara hukum

Sumber Data : Dokumentasi MTs Raudhatun Nasihin 2015 Dari tabel di atas dapat dipahami, bahwa keadaan sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Raudhatun Nasihin desa Aremantai

[r]

Nilai koefisien regresi ini menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel konsentrasi kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan komposisi dewan komisaris terhadap

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

Bagi sekolah, dengan adanya hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan masukan dan pertimbangan sebagai salah satu bahan alternatif dalam kemajuan semua mata

(2) Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam kebijakan pemerintah dalam penataan ruang kota berbasis lingkungan di Kota Bandar Lampung adalah kondisi wilayah sebagai

Dari perspektif ini, dikaji bagaimana pemanfaatan website resmi sebagai media penyampaian informasi dan pelayanan publik sejalan dengan usaha pencapaian visi dan misi