• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 692008015 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 692008015 Full text"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

2

1. Pendahuluan

Wayang adalah seni dekoratif yang merupakan ekspresi kebudayaan nasional. Di samping merupakan ekspresi kebudayaan nasional juga merupakan media pendidikan, media informasi dan media hiburan. Wayang sebagai media pendidikan terutama pendidikan mental karena di dalamnya terdapat unsur-unsur pendidikan mental dan watak seperti masalah keadilan, kebenaran, kejujuran, kepahlawanan, kesusilaan, psikologi, filsafat dan berbagai problema watak manusiawi yang sukar diungkapkan atau dipecahkan[1].

Pertunjukan wayang kulit telah diakui UNESCO sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Namun, cerita wayang kini semakin tertinggalkan. Generasi muda sekarang jauh lebih kenal karakter kartun / komik jepang daripadakesenian wayang yang merupakan warisan leluhur sendiri.Kartun Jepang baik berupa komik atau film telah mewarnaikehidupan anak muda hingga mereka mulai akrab dengan namanamamakanan atau mungkin budaya yang berlaku sehari-hari[2]. Padahal wayang kulit adalah budaya nasional yang harus diketahui oleh generasi muda saat ini.

Wayang kulit sarat dengan nilai-nilai pendidikan, kebudayaan dan filosofi, salah satu cerita wayang kulit yang padat akan nilai-nilai tersebut adalah “Semar Maneges”. Lakon "Semar Maneges" mempunyai nilai positif mengenai arti kehidupan dan pembenahan diri dari keburukan. Namun, bagi sebagian besar generasi muda belum pernah mendengar, membaca, maupun melihat pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”.

Upaya yang pernah dilakukan untuk memperkenalkan kesenian wayang kulit adalah melalui buku seperti Ensiklopedi Wayang Indonesia terbitan Senawangi serta buku cerita mengenai wayang dengan lakon tertentu[3]. Namun, upaya ini dinilai belum efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan perancangan sebuah media komunikasi visual yang tepat dimana media tersebut dapat dirancang dengan lebih menarik dan edukatif.

Maka berdasarkan rekomendasi dari Bapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang di kota Salatiga, muncul gagasan untuk merancang sebuah media berupa buku cerita yang mengangkat cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” yang diharapkan dapat memberikan solusi alternatif dalam memperkenalkan kesenian wayang kulit kepada generasi muda khususnya siswa SMP. Penggunaan dwi bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa diharapkan dapat memperluas sasaran pasar tetapi tidak meninggalkan Bahasa Jawa sebagai pengingat bahwa kesenian wayang kulit berasal dari tanah Jawa.

(2)

3

2. Kajian Pustaka

Penelitian Terdahulu

Buku Gatotkaca Tanding adalah salah satu buku cerita yang mengangkat cerita wayang kulit[4]. Buku ini kurang memiliki daya tarik karena satu-satunya ilustrasi yang ada pada buku ini hanya terdapat pada halaman sampul buku. Buku cerita ini lebih mengarah pada novel wayang kulit dimana seluruh isi buku didominasi oleh teks. Penggunaan kertas HVS sebagai media cetak buku cerita ini juga menjadi salah satu hal yang mengurangi daya tarik buku.

Buku cerita lain yang mengangkat cerita wayang kulit adalah buku Dendam Dewi Gendari karya Herjaka, Hs[5]. Buku ini memuat salah satu cerita wayang kulit dengan menampilkan ilustrasi wayang kulit di dalamnya. Namun, kurangnya mutu bahan kertas yang digunakan serta isi buku yang kurang interaktif menjadi kekurangan pada buku ini dalam memperkenalkan kesenian wayang kulit pada generasi muda khususnya siswa SMP.

Selain itu, terdapat buku Lembar Kerja Siswa Bahasa Jawa untuk siswa SMP yang memuat cerita-cerita wayang[6]. Namun, pemakaian kertas buram serta tidak adanya ilustrasi mengenai isi cerita membuat cerita wayang menjadi kurang menarik.

Keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah dengan adanya penggunaan teknik pop-up sehingga dapat membuat buku cerita menjadi lebih menarik. Perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges" yang dibuat berbasis grafis cetak ini berisi gambar dan teks, merupakan salah satu media komunikasi yang dirancang untuk membantu memperkenalkan dan melestarikan kesenian wayang kulit pada generasi muda terutama siswa SMP. Penyajian cerita secara menarik, edukatif dan interaktif diharapkan mampu menarik minat siswa SMP untuk lebih mengenal dan mendalami kesenian wayang kulit.

Komunikasi visual adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan

menggunakan bahasa rupa yang disampaikan melalui media dengan tujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga mengubah target audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan[7].

Media pembelajaran adalah media baik berupa cetak maupun elektronik yang digunakan agar anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan atau sikap. Media pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat grafis atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Buku pop-upmerupakan sebuah buku yang memilikibagian yang dapat

bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi.Sekilas pop-up hampir sama dengan origami dimana kedua seniini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau demikian origamilebih memfokuskan diri pada menciptakan objek atau bendasedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekaniskertas yang dapat membuat gambar tampak secara lebih berbedabaik dari sisi perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga dapatbergerak yang disusun sealami mungkin[8].

(3)

4

merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki[7].

Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif atau psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan. Warna merupakan bagian terpenting dalam desain grafis karena setiap desain yang kita buat dengan warna tertentu pasti memiliki arti tersendiri[7].

Ilustrasi adalahseni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong[7].

Layout adalah usaha untuk menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur

komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik[7].

“Semar Maneges” adalah salah satu cerita wayang yang masuk dalam kategori lakon carangan. Lakon carangan adalah suatu lakon yang direkayasa atau disadur yang lepas dari cerita pokok. Lakon-lakon yang terdapat dalam Serat Pedalangan Ringggit Purwa karya Mangkunegara VII dan diterbitkan olah Balai Pustaka (1930-1936), terdiri dari lakon pokok, lakon sempalan, dan lakon carangan[9]. Cerita utama dalam Semar Maneges adalah Semar yang bertapa demi mendekatkan diri kepada Sang Hyang Wenang dalam upayanya mendapatkan pencerahan untuk mengatasi kemelut dalam kerajaan Amarta serta mengatasi pertikaian antara Pandawa dan Kurawa.

Kerajaan Astina adalah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Duryudana, seorang Kurawa. Sedangkan kerajaan Amarta adalah kerajaan yang dipimpin oleh Yudistira, seorang Pandawa. Meskipun Prabu Duryudana telah memiliki kerajaan sendiri, Prabu Duryudana selalu ingin menghancurkan para Pandawa dan kerajaannya.

Alkisah, di kerajaan Amarta tengah terjadi kekacauan karena pusaka Jimat Kalimasada milik Yudistira menghilang. Selain itu, Semar selaku pamong Pandawa juga pergi entah kemana.

Sementara itu, di Kerajaan Astina, Prabu Duryudana tengah mengadakan pertemuan dengan Resi Bisma, Kartamarma dan Patih Sengkuni. Kala itu Prabu Duryudana sedang terbakar iri karena melihat Kerajaan Amarta yang dipimpin oleh Pandawa semakin berkembang dan makmur.Patih Sengkuni membujuk Prabu Duryudana untuk menyerang Pandawa. Namun, Resi Bisma menasehati Prabu Duryudana agar menghindari perang. Namun karena rasa isi terhadap Pandawa telah begitu menguasai hati Prabu Duryudana, akhirnya ia tidak mengindahkan nasehat Resi Bisma dan justru menuruti kata-kata Patih Sengkuni.

Tidak berapa lama kemudian, datanglah Prabu Kalimantara dari Kerajaan Miderputihan hendak mempersunting Dewi Lesmanawati, putri dari Prabu Duryudana. Prabu Duryudana bersedia menerima lamaran Prabu Kalimantara terhadap putrinya, namun dengan syarat, yaitu agar Prabu Kalimantara membantunya menghancurkan Pandawa.Demi cintanya pada Dewi Lesmanawati, Prabu Kalimantara pun setuju untuk membantu menghancurkan Pandawa.

(4)

5

meninggalkan Bima di kerajaan sendirian. Bima pun menemui Kresna untuk meminta nasehat.Setelah mendapatkan nasehat dari Kresna, Bima dan Kresna punpergi mencari kakak dan saudara-saudaranya. Namun, di tengah perjalanan di tengah hutan, Bima dan Kresna dihadang oleh Buta Cakil yang merupakan suruhan dari Prabu Kalimantara.Bima pun bertarung dengan Buta Cakil dan mengalahkan Buta Cakil. Lalu datanglah Buta Rambut Geni. Bima pun melawan Buta Rambut Geni, tetapi Bima kalah.

Buta Rambut Geni pun memanggil dua raksasa yang lain, yaitu Buta Terong dan Buta Endog. Namun, ternyata bala bantuan bagi Bima dan Kresna datang. Para Punakawan yaitu Bagong, Petruk dan Gareng kemudian membantu Bima dalam menghadapi para raksasa.Setelah keempat raksasa berhasil dikalahkan, Bima dan Kresna pun melanjutkan perjalanan.

Sementara itu, di daerah Tlogo Dwipa tampak Semar tengah bertapa.Sukma Semar yang sebenarnya adalah Batara Ismaya kemudian keluar menghadap Sang Hyang Wenang, penguasa kahyangan. Batara Ismaya pun mengungkapkan kesedihannya melihat kekacauan di kerajaan Amarta.Sang Hyang Wenang kemudian menasehati dan memberikan Wahyu Pancadarma kepada Batara Ismaya untuk mengatasi kekacauan di Kerajaan Amarta.

Setelah mendapatkan Wahyu Pancadarma, sukma Batara Ismaya kemudian masuk kembali ke raga Semar.Semar pun memutuskan untuk kembali ke Kerajaan Amarta, tetapi tidak disangka, ternyata Yudistira justru telah terlebih dahulu menemukannya. Yudistira pun meminta agar Semar kembali ke Kerajaan Amarta karena kekacauan yang tengah terjadi. Namun di tengah-tengah pembicaraan, Bima dan Kresna justru datang menemukan Yudistira, saudara-saudaranya dan Semar. Lalu Semar pun memberikan Wahyu Pancadarma pada Yudistira untuk mengatasi masalah tersebut.

Para Pandawa, Kresna dan Semar pun berjalan pulang menuju ke Kerajaan Amarta. Belum sempat mereka melangkah, tiba-tiba datang Prabu Kalimantara menghadang dan ingin menyerang Yudistira. Lalu, seperti yang telah Semar nasehatkan kepada Yudistira, ia tidak melawan Prabu Kalimantara. Ia justru menyembah Prabu Kalimantara dan sontak Prabu Kalimantara jatuh dan kalah. Seketika itu pula, Jimat Kalimasada muncul.Kembalinya Jimat Kalimasada menunjukkan bahwa Yudistira telah berhasil menerapkan Wahyu Pancadarma.

Sementara itu, Bima justru pergi menemui Prabu Duryudana yang merupakan dalang dari penyerangan Prabu Kalimantara dan para raksasa terhadap dirinya. Bima menyerang Prabu Duryudana, Kartamarma dan Patih Sengkuni secara bersamaan. Namun, tiba-tiba Semar datang dan menghentikan Bima supaya tidak terjadi Baratayudha (perang saudara). Semar mengingatkan Bima mengenai Wahyu Pancadarma. Bima pu sadar dan memutuskan untuk kembali ke Kerajaan Amarta.Bima dan Semar pun kembali ke Kerajaan Amarta yang kini telah kembali pulih setelah pusaka Jimat Kalimasada kembali dan seluruh rakyat mendapatkan Wahyu Pancadarma[10].

3. Metode Penelitian dan Perancangan

(5)

6

hanya menetapkan sasaran desain tahap pertama. Sasaran desain tahap berikutnya ditetapkan berdasarkan keputusan tahap sebelumnya, demikian selanjutnya hingga keputusan akhir desain (final desain) dicapai (Jones, 1979)[11]. Alur model

adaptive strategy atau strategi adaptif akan digambarkan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Model Adaptive Strategy[11]

Tahapan-tahapan pada adaptive strategy adalah sebagai berikut:

- Brief

Brief merupakan catatan singkat mengenai rancangan desain yang akan dibuat. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan jenis produk yang akan didesain.

- Tahap 1 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menindaklanjuti rancangan desain yang telah ditetapkan pada brief. Penetapan ini didasarkan pada hasil wawancara dengan narasumber, yaitu Bapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang dari kota Salatiga. Melalui wawancara tersebut didapatkan yang hasil sebagai berikut: a. Buku ceritayang direkomendasikan dibuat adalah buku cerita wayang kulit

dengan lakon "Semar Maneges" untuk siswa SMP. Hal ini dikarenakan lakon "Semar Maneges" mempunyai nilai positif mengenai arti kehidupan dan pembenahan diri dari keburukan.

b. Target audience buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges" ini adalah siswa SMP. Hal ini dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan siswa SMP mengenai kesenian dan kebudayaan wayang kulit terutama mengenai cerita "Semar Maneges".

- Tahap 1 diproses

Setelah menetapkan sasaran desain yang akan dibuat,hal yang selanjutnya dilakukan adalah mengumpulkan data verbal dan non-verbal mengenai cara pembuatan buku cerita serta data verbal dan non-verbal mengenai cerita wayang kulit terutama lakon "Semar Maneges" beserta tokoh-tokoh yang berperan di dalam cerita ini.

- Tahap 2 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa dan mengidentifikasi hasil keluaran tahap 1. Pada tahap ini dilakukan penetapan tokoh, layout dan desain halaman buku cerita.

- Tahap 2diproses

Pada tahap ini dilakukan adalah pembuatan sketsa desain tokoh, layoutserta desain halaman buku cerita. Pembuatan sketsa didasarkan pada data yang telah dikumpulkan, yaitu meliputi warna, bentuk, serta filosofi yang terkandung dalam setiap detail tokoh.

(6)

-7

-- Tahap 3 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa hasil keluaran tahap 2 untuk kemudian menetapkan sasaran desain tahap 3. Sasaran desain tahap 3 yang ditetapkan adalah desain akhir tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita.

- Tahap 3diproses

Pada tahap ini, sketsa desain tokoh, layoutserta desain halaman buku cerita ditetapkan sebagai sketsa desain akhir yang kemudian dibuat secara digital dengan menggunakan sarana softwaregrafis. Pada tahap ini pula, proses pewarnaan tokoh, layout,serta desain halaman buku cerita diproses.

- Tahap 4 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hasil desain pada tahap 3 direvisi untuk menyempurnakan elemen-elemen yang diinginkan, seperti pengaturan teks dan gambar serta warna yang menjadi dominasi halaman buku cerita. Hasil revisi akan ditetapkan sebagai desain akhir buku.

- Tahap 4diproses

Pada tahap ini, dilakukan revisi desain tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita yang mencakup gambar, warna, tata letak teks, serta layout. Revisi

dilakukan secara digital dengan menggunakan sarana softwaregrafis.

- Tahap 5 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, ditetapkan bentuk akhir buku cerita yang telah didasarkan padadesain tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita.

- Tahap 5diproses

Pada tahap ini, buku cerita dicetak dan dirangkai sesuai desain akhir yang telah ditetapkan. Saat proses pengembangan selesai maka desain kemudian siap untuk dicetak sebagai dummy.

Metode Pengumpulan Data

Wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait mengenai pembuatan

buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges" untuk siswa SMP. Pihak yang terkait tersebut adalah dalang wayang kulit yang berasal dari kota Salatiga, yaitu Bapak Gideon Tarwo. Dari wawancara ini didapatkan hasil yaitu data-data sebagai sumber informasi.

Observasi/penelitian lapangan bertujuan untuk memperoleh gambaran

lengkap tentang media komunikasi visual berupa buku cerita tentang wayang kulit yang telah ada di pasaran sejauh ini.

Metode Perancangan

(7)

8

Gambar 2Tahapan perancangan buku cerita

Proses Perancangan Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh dalam buku cerita “Semar Maneges” merupakan tokoh-tokoh wayang kulit berdasarkan gagrak Surakarta. Tokoh-tokoh ini dirancang berdasarkan buku Seni Kriya Wayang Kulit karya S. Haryanto[12].

Tokoh Protagonis: Semar

Proses pembuatan desain tokoh Semar berdasarkan pada tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap coloring serta tahap

texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3Scanning, tracing,coloringdan texturing tokoh Semar

Desain tokoh Semar seperti pada Gambar 3 dirancang dengan filosofi warna sebagai berikut:

 Hitam: kuat, kokoh dan mistik.

 Putih: suci, jujur, bersih, kebenaran, keadilan dan kebaikan.  Kuning-orange: keceriaan, optimis dan harapan.

 Hijau: kemakmuran dan menyatu dengan alam.

Tokoh Antagonis: Prabu Duryudana

Proses pembuatan desain tokoh Prabu Duryudana berdasarkan pada tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap

(8)

9

Gambar 4Scanning,tracing, coloringdan texturing tokoh Prabu Duryudana

Desain tokoh Prabu Duryudana seperti pada Gambar 4 dirancang dengan filosofi warna sebagai berikut:

 Hitam: kuat, kokoh dan mistik.

 Merah: Kemarahan, kebencian, dendam, semangat dan keberanian.

Tokoh Tritagonis: Sang Hyang Wenang

Proses pembuatan desain tokoh Sang Hyang Wenang berdasarkan pada tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap

coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar5.

Gambar 5Scanning, tracing, coloring dan texturing tokoh Sang Hyang Wenang

Desain tokoh Sang Hyang Wenang seperti pada Gambar 5 dirancang dengan filosofi warna sebagai berikut:

 Emas: mulia, kedudukan yang tinggi, murni, kemakmuran dan optimis.  Coklat: bumi, kenyamanan, rendah hati dan kehangatan.

Rancangan Desain Halaman Buku Cerita

Desain halaman buku cerita yang terdapat pada buku cerita wayang kulit ini antara lain: halamancover atau sampul buku cerita, halaman instruksi, halaman galeri tokoh dan halaman isi.

Rancangan halaman cover atau sampuladalah terdiri dari halaman depan dan belakang dari buku cerita. Halaman ini memuat judul buku, ilustrasi judul buku, serta nama penulis dan pembuat buku, seperti terlihat pada Gambar 6.

(9)

10

Rancangan halaman instruksi memuat cara penggunaan buku cerita,

seperti terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7Rancangan halaman instruksibuku cerita

Rancangan halaman galeri tokoh memuat seluruh tokoh yang terdapat dalam cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges".Halaman ini memuat nama tokoh, gambar tokoh, serta penjelasan mengenai tokoh, seperti terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8Rancangan halaman geleri tokoh di dalambuku cerita

Rancangan halaman isi terdiri dari beberapa halaman dengan beberapa

layoutyang memuatseluruh isi cerita. Rancangan layoutpada halaman isi dapat dilihat seperti pada Gambar 9.

Gambar 9Rancangan halaman isi buku cerita

Perancangan Media

Buku cerita “Semar Maneges” akan didistribusikan kepada SMP-SMP yang ada di Kota Salatiga, perpustakaan di Kota Salatiga serta diperjualbelikan melalui toko buku konvensional maupun online shop.

4. Hasil Implementasi dan Pembahasan

(10)

11

ini adalah siswa SMP dengan rentang usia 12 sampai dengan 15 tahun. Konsep desain akan dituangkan melalui tipografi, warna, ilustrasi dan layout buku cerita.

Tipografi atau typeface yang digunakan untuk teks narasi dan balon kata dalam buku cerita adalah huruf Sans Serif, jenis huruf yang menampilkan kesan simpel,muda dan mudah dibaca.Sebagian besar teks dalam buku cerita menggunakan huruf Candy Round BTN.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890,./?!-

“&

Sedangkan huruf yang digunakan untuk judul buku menggunakan huruf Decoratif yang dibuat dengan mengadaptasi bentuk aksara Jawa. Jenis huruf ini menampilkan kesan etnik Jawa dan kuno.

Hasil Desain Halaman Buku Cerita

Desain halaman cover terdiri menjadi tiga bagian, yaitu bagian depan, tengah dan belakang. Desain halaman cover bagian depan dirancang untuk menonjolkan Semar sebagai tokoh utama sehingga ilustrasi Semar ditempatkan pada bagian tengah halaman dengan ukuran yang mendominasi. Kemudian disusul dengan ilustrasi dua belah kubu yaitu kubu Prabu Duryudana yang ditempatkan pada bagian kiri bawah dan kubu Pandawa yang ditempatkan pada bagian kanan bawah. Hal ini dikarenakan pada pagelaran wayang, tokoh-tokoh yang ditempatkan pada bagian kiri dalang dikonotasikan sebagai tokoh antagonis sedangkan tokoh-tokoh yang ditempatkan pada bagian kanan dalang dikonotasikan sebagai tokoh protagonis. Bagian tengah halaman cover memuat judul buku serta nama pencipta buku. Sedangkan pada bagian belakang halaman cover memuat sinopsis singkat dari isi buku cerita “Semar Maneges” dengan dilengkapi ilustrasi dua kubu yang sedang berhadapan. Selain itu, pada bagian bawah dari halaman

cover bagian belakang juga mencantumkan keterangan bahwa buku ini disarankan untuk dikonsumsi anak-anak di atas 12 tahun, buku ini menggunakan dua bahasa pengantar serta dilengkapi tongkat magnet di dalamnya. Hasil desain halaman

cover buku cerita dapat dilihat seperti pada Gambar 10.

Gambar 10Hasil desain halaman cover buku cerita

Berdasarkan Gambar 10, secara keseluruhan desain halaman covermenggunakan beberapa warna sebagai berikut:

Blue C: 7 M: 100 Y: 100 K: 2

Brown C: 0 M: 69 Y: 100 K: 0

(11)

12

Warna blue atau biru digunakan sebagai warna dasar dari cover buku cerita karena warna biru mempunyai makna ketenangan, keheningan, ketulusan serta meng gambarkan warna langit. Hal ini disesuaikan dengan judul buku cerita yaitu “Semar Maneges” dimana kata “maneges” mempunyai arti bertapa atau diam merenung. Sedangkan warna dark brown dan brown digunakan sebagai warna pada judul buku cerita. Warna coklat dan gradasi coklat digunakan untuk memberikan kesan etnik Jawa pada judul buku cerita. Selain itu, warna coklat memberikan kesan nyaman dan keyakinan.

Desain halaman instruksi memuat cara penggunaan buku cerita. Desain halaman ini menggunakan dominasi warna coklat dan turunannya., seperti terlihat pada Gambar 11.

Gambar 11Hasil desain halaman instruksi.

Halaman galeri tokohmemuat seluruh tokoh yang terdapat dalam cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges". Warna coklat dan emas digunakan untuk menciptakan kesan etnik dan kuno pada halaman galeri tokoh ini. Halaman ini memuat nama tokoh, gambar tokoh, serta penjelasan mengenai tokoh, seperti terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12Hasil desain halaman isi galeri tokoh bagian Pandawa.

Halaman isi terdiri dari beberapa halaman dengan beberapa desain

layoutyang memuatseluruh isi cerita. Gambar 13 merupakan hasil desain halaman isi yang menggambarkan tentang dua kerajaan yang secara fisik terlihat sama tetapi mempunyai suasana yang berbeda.

Gambar 13Hasil desain halaman isi buku cerita yang menggambarkan dua kerajaan.

(12)

13

dipilih karena identik dengan Jawa serta melambangkan kehidupan keluarga dimana terdapat tiang-tiang “soko guru” yang menopangnya. Sedangkan pohon beringin dipilih karena mempunyai ciri fisik besar, kuat dan rimbun. Desain pada halaman ini juga dibedakan menjadi sisi kanan dan kiri, dimana sisi kanan diisi dengan ilustrasi Kerajaan Amarta yang dipimpin oleh Pandawa yang selalu berlangit cerah dan berawan putih yang merupakan gambaran dari ketenangan dan kedamaian. Sedangkan sisi kiri diisi dengan ilustrasi Kerajaan Astina yang dipimpin olah Prabu Duryudana yang selalu berlangit merah dan berawan hitam yang merupakan gambaran dari kemarahan, dendam, iri hati dan kejahatan.

Gambar 14 merupakan salah satu hasil desain halaman isi yang menggambarkan keadaan di dalam istana Kerajaan Amarta. Desain pada halaman ini memperlihatkan bagian dalam istana dengan sebuah jendela besar dengan langit biru cerah dan awan putih.

Gambar 14Hasil desain halaman isi buku cerita dengan setting istana Kerajaan Amarta.

Gambar 15 merupakan salah satu hasil desain halaman isi yang menggambarkan keadaan saat Prabu Duryudana sedang mengadakan pertemuan dengan adik, paman dan patih kerajaan di dalam pendopo istana. Halaman ini didominasi dengan ilustrasi langit merah dan awan hitam dengan beberapa tiang pendopo.

Gambar 15Hasil desain halaman isi buku cerita dengan setting pendopo Kerajaan Astina.

Gambar 16 adalah salah satu hasil desain halaman yang menggambarkan keadaan saat Pandawa berada di hutan. Halaman ini didominasi dengan ilustrasi hutan yang penuh pepohonan rimbun dan dengan latar belakang langit biru.

Gambar 16Desain halaman buku cerita dengan setting hutan.

(13)

14

Gambar 17Desain halaman buku cerita Punakawan datang membantu Bima.

Gambar 18 menggambarkan keadaan saat Semar sedang bertapa di dalam hutan. Sukma Semar yang merupakan Batara Ismaya digambarkan memancarkan semburat cahaya kuning keemasan dan berada di atas awan. Desain pada halaman ini menggunakan teknik pop-up yaitu folding pada bagian atas.

Gambar 18Desain halaman buku cerita saat Semar sedang bertapa.

Gambar 19 menggambarkan keadaan saat Bima mencoba menyerang Prabu Duryudana, Patih Sengkuni dan Kartamarma. Setting tempat yang digunakan adalah pendopo Kerajaan Astina. Desain halaman ini didominasi dengan warna merah karena disesuaikan dengan setting tempat.

Gambar 19Desain halaman buku cerita saat Bima melawan Prabu Duryudana.

Gambar 20 merupakan desain halaman terakhir yang menggambarkan kepatuhan rakyat kepada rajanya, sehingga rakyat digambarkan dalam posisi menyembah hormat pada raja. Desain tokoh-tokoh dengan kedudukan yang lebih tinggi digambarkan dengan pakaian bermotif tertentu dan mengenakan aksesoris tertentu. Sedangkan desain untuk rakyat biasa digambarkan dengan memakai pakaian berwarna coklat tanpa mengenakan aksesoris.

(14)

15

5. Hasil Pengujian

Setelah tahap implementasi selesai, tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk mengetahui seberapa jelas dan tepat perancangan buku cerita. Adapun pengujian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif sehingga diharapkan buku cerita yang dirancang sesuai dengan cerita dan materi untuk siswa SMP.

Pengujian oleh Bapak Gideon Tarwo

Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan melalui wawancaradenganBapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang Salatiga yang telah merekomendasikan cerita “Semar Maneges”. Hasil yang pengujian yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Cerita yang diangkat sesuai dengan inti cerita “Semar Maneges”. 2. Tokoh-tokoh dalam buku cerita “Semar Maneges”sesuai dan menarik. 3. Buku cerita menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.

Pengujian oleh Guru SMP di Kota Salatiga

Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan dengan memberikan kuisoner kepada beberapa guru SMP yang ada di Kota Salatiga. Sebelum melihat hasil perancangan buku cerita, responden akan mengisi kuisioner A.

Tabel 1 Hasil Kuisioner A oleh Guru SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER A A B C D E TOTAL

Apabila Anda melihat pagelaran wayang kulit dengan

menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, apakah Anda mengetahui alur cerita pada pagelaran wayang kulit tersebut?

4 7 16 3 0 30

6 Apakah Anda pernah mendengar cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”? 2 6 5 9 8 30

7

Selain melihat pagelaran wayang kulit secara langsung, apakah Anda pernah melihat buku yang menceritakan cerita-cerita wayang kulit?

4 6 17 3 0 30

8 Apakah Anda pernah membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”? 0 0 9 2 19 30

9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, Anda mengetahui jalan ceritanya? 2 6 2 1 19 30

10 Apakah Anda mengetahui inti dari cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”? 2 6 1 2 19 30

TOTAL 31 61 110 32 66 300

(15)

16

Berdasarkan Gambar 21, diperoleh hasil 10% guru SMP di Kota Salatiga menjawab sangat mengenal kesenian wayang kulit,20% menjawab mengenal, 37% persen menjawab cukup mengenal, 11% menjawab tidak mengenal dan 22% menjawab tidak mengenal sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengenal, B = Mengenal, C= Cukup Mengenal, D = Tidak Mengenal, E = Tidak Mengenal Sama Sekali. Pertanyaan No 2, 5, 9 dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Pertanyaan No 3, 6, 7 dan 8 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Sering, B = Sering, C = Cukup Pernah, D = Jarang, E = Tidak Pernah. Sedangkanuntuk Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E =Tidak Mengerti Sama Sekali. Setelah selesai mengisi kuisioner A, siswa SMP di Kota Salatiga akan diberikan hasil perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, kemudian akan membacanya. Selesai membaca buku cerita, siswa akan mengisi kuisioner B.

Tabel 2 Hasil Kuisioner B oleh Guru SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER B A B C D E TOTAL

1

Selain dengan melihat pagelaran wayang kulit, apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges” Anda dapat menikmati cerita wayang kulit? 6 19 5 0 0 30

2

Bila dibandingkan dengan buku cerita tentang wayang kulit yang pernah Anda baca, apakah buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu Anda dalam mengetahui jalan cerita dari buku tersebut?

5 21 4 0 0 30

3 Apakah buku cerita dengan bantuan gambar dan ilustrasi dapat membantu Anda dalam mengetahui inti dari cerita tersebut? 5 22 3 0 0 30

4

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” dalam dua bahasa dapat membantu Anda dalam mengerti isi dari buku cerita tersebut?

3 21 6 0 0 30

5

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, Anda mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam buku cerita tersebut?

3 18 9 0 0 30

6

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, Anda mengetahui karakter setiap tokoh yang berperan dalam buku cerita tersebut?

2 15 11 2 0 30

7

Setelah membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik dengan cerita-cerita wayang kulit?

2 11 17 0 0 30

8

Setelah melihat ilustrasi tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik untuk mengenal tokoh-tokoh wayang kulit?

5 6 15 4 0 30

9

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, Anda mengetahui nilai-nilai filosofi dalam buku cerita tersebut?

4 14 12 0 0 30

10

Setelah membaca dan memperagakan tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik untuk mempelajari kesenian wayang kulit?

4 14 11 1 0 30

(16)

17

Gambar 22 Diagram Hasil Kuisioner B oleh Guru SMP di Kota Salatiga

Berdasarkan Gambar 22, diperoleh hasil 13% guru SMP di Kota Salatiga menjawab sangat menikmati buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, 54% menjawab menikmati, 31% persen menjawab cukup menikmati, 2% menjawab tidak menikmati dan 0% menjawab tidak menikmati sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Menikmati, B = Menikmati, C= Cukup Menikmati, D = Tidak Menikmati, E = Tidak Menikmati Sama Sekali. Pertanyaan No 2 dan 3 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Membantu, B = Membantu, C= Cukup Membantu, D = Tidak Membantu, E = Tidak Membantu Sama Sekali. Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E =Tidak Mengerti Sama Sekali. Pertanyaan No 5, 6 dan 9 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak Mengetahui, E =Tidak Mengetahui Sama Sekali. Sedangkan pertanyaan No 7, 8 dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Tertarik, B = Tertarik, C= Cukup Tertarik, D = Tidak Tertarik, E =Tidak Tertarik Sama Sekali.

Pengujian oleh siswa SMP di Kota Salatiga

Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan dengan memberikan kuisoner kepada beberapa siswa SMP yang ada di Kota Salatiga. Sebelum melihat hasil perancangan buku cerita, responden akan mengisi kuisioner A.

Tabel 3 Hasil Kuisioner A oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER A A B C D E TOTAL

1 Apakah Anda mengenal kesenian wayang kulit? 3 13 13 0 1 30 2 Apakah Anda mengetahui cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”? 0 0 1 18 11 30

3 Apakah Anda pernah melihat pagelaran wayang kulit? 0 2 18 6 4 30

4 Apakah Anda mengerti bahasa yang digunakan dalam pagelaran

wayang kulit? 1 3 14 7 5 30

5 Apabila Anda melihat pagelaran wayang kulit dengan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, apakah Anda mengetahui alur cerita pada pagelaran wayang kulit tersebut?

1 1 10 17 1 30

6 Apakah Anda pernah mendengar cerita wayang kulit dengan

lakon “Semar Maneges”? 1 0 3 10 16 30

7 Selain melihat pagelaran wayang kulit secara langsung, apakah Anda pernah melihat buku yang menceritakan cerita-cerita wayang kulit?

0 1 12 9 8 30

8 Apakah Anda pernah membaca buku cerita wayang kulit dengan

(17)

18

9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui jalan ceritanya? 0 0 2 12 16 30

10 Apakah Anda mengetahui inti dari cerita wayang kulit dengan

lakon “Semar Maneges”? 0 0 2 11 17 30

TOTAL 6 20 77 92 105 300

Gambar 23 Diagram Hasil Kuisioner A oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

Berdasarkan Gambar 23, diperoleh hasil 2% siswa SMP di Kota Salatiga menjawab sangat mengenal kesenian wayang kulit,6% menjawab mengenal, 26% persen menjawab cukup mengenal, 31% menjawab tidak mengenal dan 35% menjawab tidak mengenal sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengenal, B = Mengenal, C= Cukup Mengenal, D = Tidak Mengenal, E = Tidak Mengenal Sama Sekali. Pertanyaan No 2, 5, 9 dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Pertanyaan No 3, 6, 7 dan 8 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Sering, B = Sering, C = Cukup Pernah, D = Jarang, E =Tidak Pernah. Sedangkanuntuk Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E =Tidak Mengerti Sama Sekali. Setelah selesai mengisi kuisioner A, siswa SMP di Kota Salatiga akan diberikan hasil perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, kemudian akan membacanya. Selesai membaca buku cerita, siswa akan mengisi kuisioner B.

Tabel 4 Hasil Kuisioner B oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER B A B C D E TOTAL

1 Selain dengan melihat pagelaran wayang kulit, apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges” Anda dapat menikmati cerita wayang kulit? 7 12 11 0 0 30

2 Bila dibandingkan dengan buku cerita tentang wayang kulit yang pernah Anda baca, apakah buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu Anda dalam mengetahui jalan cerita dari buku tersebut?

13 10 7 0 0 30

3 Apakah buku cerita dengan bantuan gambar dan ilustrasi dapat

membantu Anda dalam mengetahui inti dari cerita tersebut? 9 12 9 0 0 30

4 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” dalam dua bahasa dapat membantu Anda

dalam mengerti isi dari buku cerita tersebut? 4 16 8 2 0 30

5 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, Anda mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam buku cerita tersebut?

6 12 10 2 0 30

(18)

19

7 Setelah membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges”, apakah Anda tertarik dengan cerita-cerita wayang kulit?

5 9 15 1 0 30

8 Setelah melihat ilustrasi tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik untuk

mengenal tokoh-tokoh wayang kulit? 5 6 15 4 0 30

9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, Anda mengetahui nilai-nilai filosofi dalam buku cerita tersebut?

4 7 17 2 0 30

10 Setelah membaca dan memperagakan tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah

Anda tertarik untuk mempelajari kesenian wayang kulit? 2 5 21 2 0 30

TOTAL 62 100 123 15 0 300

Gambar 24 Diagram Hasil Kuisioner B oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

Berdasarkan Gambar 24, diperoleh hasil 21% siswa SMP di Kota Salatiga menjawab sangat menikmati buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, 33% menjawab menikmati, 41% persen menjawab cukup menikmati, 5% menjawab tidak menikmati dan 0% menjawab tidak menikmati sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Menikmati, B = Menikmati, C= Cukup Menikmati, D = Tidak Menikmati, E = Tidak Menikmati Sama Sekali. Pertanyaan No 2 dan 3 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Membantu, B = Membantu, C= Cukup Membantu, D = Tidak Membantu, E = Tidak Membantu Sama Sekali. Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E = Tidak Mengerti Sama Sekali. Pertanyaan No 5, 6 dan 9 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Sedangkan pertanyaan No 7, 8 dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Tertarik, B = Tertarik, C= Cukup Tertarik, D = Tidak Tertarik, E = Tidak Tertarik Sama Sekali.

Dari hasil evaluasi melalui penyebaran kuisioner maka kesimpulan yang didapat adalah:

 Sebagian besar guru SMP di Kota Salatiga mengenal kesenian wayang kulit, sedangkan sebagian besar siswa SMP di Kota Salatiga belum mengenal kesenian wayang kulit apalagi cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”.

 Siswa SMP di Kota Salatiga tidak mengetahui dan tidak mengerti cerita wayang kulit karena jarang melihat pegelaran wayang kulit, membaca buku cerita wayang dan tidak mengerti bahasa pengantar pegelaran wayang kulit.

(19)

20

 Gambar dan ilustrasi dapat membantu guru dan siswa SMP dalam mengenal cerita “Semar Maneges”.

 Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada buku cerita “Semar Maneges” dapat membantu guru dan siswa SMP dalam memahami isi cerita.  Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga mengetahui tokoh-tokoh dan karakter

setiap tokoh yang tedapat dalam cerita wayang pada buku cerita “Semar Maneges”.

 Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga cukup tertarik untuk mengenal cerita-cerita wayang, tokoh wayang kulit, danmemperlajari kesenian wayang kulit.

6. Simpulan

Buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu siswa SMP di Kota Salatiga dalam mengetahui jalan cerita, inti cerita, tokoh-tokoh yang berperan di dalam cerita, karakter setiap tokoh dan nilai filosofi yang terkandung di dalam cerita “Semar Maneges”. Buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” disajikan dalam desain menarik karena terdiri dari teks dengan dua bahasa pengantar yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, gambar dan ilustrasi serta menggunakan teknik pop-up yang membantu siswa dalam memperagakan setiap tokoh wayang kulit yang ada. Pengembangan buku cerita wayang kulit ke depan diharapkan dapat diberi tambahan audio seperti elektronic book yang saat ini sedang berkembang serta bisa dikembangkan untuk cerita-cerita wayang yang lainnya.

7. Pustaka

[1] Soekatno, B.A., 2006,MengenalWayang Kulit Purwa, Semarang: Aneka Ilmu.

[2] Pitaloka, RR. Ardiningtyas, 2007,Membumi Citrakan Seni WayangPada Generasi Muda, Jakarta.

[3] Tim Penulis, 1999, Ensiklopedi Wayang Indonesia, Jakarta: Senawangi. [4] Kresna, Ardian, 2009, Gatotkaca Tanding, Jakarta: Diva Press.

[5] Herjaka, Hs, 2005, Dendam Dewi Gendari, Yogyakarta: Kanisius.

[6] Djumarijah, Wulan Susanti, Nurmiyasih, dkk., 2013, Gayatri, Yogyakarta: Mustika Aji.

[7] Kusrianto, Adi, 2009, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi.

[8] Montanaro, Ann, 1987,A Concise History of Pop-up and Movable Books,

United Kingdom: London Publisher S.

[9] Soetarno, 1995, Wayang Kulit Jawa, Sukoharjo: Cendrawasih.

[10] Ki Dhalang Anom Suroto, 2008, Pagelaran Wayang Kulit Lakon Semar Maneges, Aini Record.

[11] Sarwono, Jonathan, dan Hary Lubis, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi.

Gambar

Gambar 1 Model Adaptive Strategy[11]
Gambar 3Scanning, tracing,coloringdan texturing tokoh Semar
Gambar 6 Rancangan halaman coverdepan dan belakang buku cerita
Gambar 8.  Gambar 8Rancangan halaman geleri tokoh di dalambuku cerita
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pencarian informasi yang dilakukan oleh calon pembeli ketika bertransaksi secara online tidak hanya informasi produk

Perubahan sampah sayuran menjadi bioetanol yang dilakukan pada penelitian ini melalui dua tahapan yaitu: perubahan sampah sayuran (polisakarida / selulosa) menjadi

 Tingkat Ratio Perbandingan Parkir di T-Plaza adalah 1 : 2 Dimana setiap 2 Unit Hunian mendapatkan 1 Slot Parkir , dan sistem parkir yang akan digunakan adalah dengan cara

Hasil penelitian ini adalah bahwa proses penyerapan kata dalam bahasa Indonesia dari bahasa Inggris pada wacana rubrik “Politik dan Hukum”, sur at kabar Satelitpost edisi

Analisis uji chi-square memperoleh nilai p-value =0,034 yang artinya terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja, dan nilai OR sebesar 5,19 yang

DENGAN KATA LAIN HARI YANG SEKARANG INI ADALAH HARINYA MANUSIA, SEDANG HARI YANG DIMAKSUD DALAM FIRMAN TUHAN ITU TENTU HARINYA TUHAN DALAM HAL INI DIJELASKAN DALAM AL-QUR’AN BAHWA

1) Pelanggaran keempat dikenakan sanksi atas alasan sebagaimana dikenakan sanksi 6 (enam) bulan. 2) Pelanggaran kedua dikenakan sanksi atas alasan sebagaimana dikenakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kertas arsip dan kondisi arsip Hoge Regering yang telah disimpan lama serta merekomendasikan tindakan selanjutnya