• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Android.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Android."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKHIR

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

(2)
(3)

iii

RINGKASAN

Metode Ishihara adalah metode yang digunakan untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna. Metode Ishihara dalam tes buta warna umumnya dilakukan secara manual oleh seorang petugas medis, sehingga masyarakat hanya dapat melakukan pengujian tes buta warna di rumah sakit atau klinik. Penelitian ini melakukan uji coba untuk mengimplementasikan Metode Ishihara pada platform Android dengan menggunakan bahasa pemrograman java dan database SQLite sebagai media penyimpanan data histori tes. Penerapan metode Ishihara di platform Android diharapkan dapat membantu masyarakat untuk melakukan pengujian tes buta warna sejak dini, disamping itu penggunaan smartphone berbasis Android telah berkembang di masyarakat, sehingga pemanfaatan aplikasi dapat digunakan secara luas. Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan input jawaban yang telah diatur pada aturan metode Ishihara, dapat disimpulkan bahwa metode Ishihara berhasil diterapkan pada perangkat Android dan berhasil mendiagnosa jenis mata normal, buta warna merah hijau, buta warna protanopia, buta warna deutanopia, dan buta warna total.

(4)

iv

ABSTRACT

Ishihara method is a methods used to quickly determine an abnormality of color blindness. Ishihara method of color blind test is generally done manually by a medical officer, so that people can only do testing of color blind tests in a hospital or clinic. This research tested for implementing the method of Ishihara on the Android platform using the Java programming language and database SQLite as data storage media. Ishihara method application on the Android platform is expected to help the people to conduct testing color blindness test early on, in addition to use of Android-based smartphones has grown in the society, so that use of the application will be used widely. Based on the results of experiments using the input answers on the rules of Ishihara method, it can be concluded that the method of Ishihara successfully applied on Android devices and successfully

to diagnose the type of normal eye, red green color blindness, protanopia color blindness, deutanopia color blindness and total color blindness.

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. State of the Art ... 4

2.2. Fisiologi Mata ... 4

2.3. Pengelihatan Warna ... 5

2.4. Buta Warna ... 6

2.5. Metode Ishihara dalam Tes Buta Warna ... 9

2.6. Java ... 11

2.7. Eclipse ... 12

2.8. Android ... 12

2.9. UML (Unified Modelling Language) ... 16

2.10. SQL Lite ... 20

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 21

(6)

vi

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

4.2. Alur Penelitian ... 22

4.3. Data ... 23

4.4. Perancangan Aplikasi ... 24

BAB 5 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM ... 46

5.1. Pengujian Interface User ... 46

5.2. Uji Coba Tes Buta Warna ... 57

5.3. Analisis Sistem ... 67

BAB 6 PENUTUP ... 86

6.1. Kesimpulan ... 86

6.2. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penglihatan pada (a) normal, (b) protanopia, (c) deuteranopia, dan

(d) tritanopia ... 7

Gambar 2.2 Plates Ishihara ... 10

Gambar 4.1 Alur Penelitian ... 22

Gambar 4.4 DFD Level 0 Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara Berbasis Android ... 27

Gambar 4.5 DFD Level 1 (Tes Buta Warna)... 28

Gambar 4.6 Flowchart Menghitung Presentase Mata Normal ... 30

Gambar 4.7 Flowchart Menghitung Presentase Buta Warna Total... 31

Gambar 4.8 Diagram Use Case Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara ... 32

Gambar 4.9 Diagram Activty Pilih Menu Sign Up ... 34

Gambar 4.11 Diagram Activty Pilih Tambah Data Pasien... 35

Gambar 4.12 Diagram Activty Pilih Menu Tes Buta Warna ... 36

Gambar 4.13 Relasi Database Aplikasi ... 45

Gambar 5.1 Tampilan Splash Screen ... 46

Gambar 5.2 Tampilan Menu Sign In dan Sign Up ... 47

Gambar 5.3 Tampilan Menu Sign Up ... 48

Gambar 5.4 Tampilan Menu Sign In ... 48

Gambar 5.5 TampilanMenu Utama ... 49

Gambar 5.6 Tampilan Menu Tambah Data Pasien dan List Nama Pasien ... 50

Gambar 5.7 Tampilan Form Tambah Data Pasien ... 50

Gambar 5.8 Tampilan Layout Jenis Tes Buta Warna ... 51

Gambar 5.9 Tampilan Tes Buta Warna ... 51

Gambar 5.10 Tampilan Informasi Tes Buta Warna ... 52

Gambar 5.11 List Nama User pada Menu Hasil Tes ... 53

Gambar 5.12 List Hasil Tes User ... 53

Gambar 5.14 Tampilan Logout User ... 54

Gambar 5.15 Tampilan Keluar Aplikasi... 55

Gambar 5.16 Tampilan Alert Penyimpanan File ... 55

Gambar 5.17 Tampilan Format Pdf Hasil Tes Buta Warna ... 56

Gambar 5.18 Tampilan History Jawaban User ... 57

Gambar 5.19 Tampilan Soal Tes Buta Warna ... 57

Gambar 5.20 Tampilan Validasi Input Jawaban (a) ... 58

Gambar 5.21 Tampilan Validasi Input Jawaban (b) ... 58

Gambar 5.22 Hasil Tes Buta Warna ... 59

Gambar 5.23 Tampilan History Jawaban User Mata Normal ... 61

Gambar 5.24 Tampilan Hasil Tes User Mata Normal... 61

Gambar 5.25 Tampilan History Jawaban User Buta Warna Merah-Hijau ... 62

Gambar 5.26 Tampilan Hasil Tes User Buta Warna Merah-Hijau ... 63

Gambar 5.27 Tampilan History Jawaban User Buta Warna Deutanopia ... 64

Gambar 5.28 Tampilan Hasil Tes User Buta Warna Deutanopia ... 64

Gambar 5.29 Tampilan History Jawaban User Buta Warna Protanopia ... 65

Gambar 5.30 Tampilan Hasil Tes User Buta Warna Protanopia... 66

Gambar 5.31 Tampilan History Jawaban User Buta Warna Total ... 67

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembacaan 17 Plates Tes Buta Warna Ishihara ... 10

Tabel 2.2 Activity Diagram ... 19

Tabel 4.1 Susunan Tabel tb_user... 39

Tabel 4.2 Susunan Tabel tb_jenis_tes ... 39

Tabel 4.3 Susunan Tabel tb_tes ... 40

Tabel 4.4 Susunan Tabel tb_det_tes ... 41

Tabel 4.5 Susunan Tabel tb_plate ... 42

Tabel 4.6 Susunan Tabel tb_grup ... 43

Tabel 4.7 Susunan Tabel tb_det_grup ... 44

Tabel 5.1 Kunci Jawaban Untuk Mata Normal ... 60

Tabel 5.2 Kunci Jawaban Untuk Buta Warna Merah-Hijau... 62

Tabel 5.3 Kunci Jawaban Untuk Buta Warna Deutanopia ... 63

Tabel 5.4 Kunci Jawaban Untuk Buta Warna Protanopia ... 65

Tabel 5.5 Kunci Jawaban Untuk Buta Warna Total ... 66

Tabel 5.6 Hasil Tes Buta Warna Tipe Short Tes ... 69

Tabel 5.7 Hasil Presentase Tes Buta Warna Menggunakan Aplikasi (Short Tes) ... 70

Tabel 5.8 Detail Tes Buta Warna Jenis Short Tes ... 71

Tabel 5.9 Hasil Tes Buta Warna (Short Test) Sampel 18 (Uji ke-1) ... 72

Tabel 5.10 Hasil Tes Buta Warna (Short Test) Sampel 18 (Uji ke-2) ... 73

Tabel 5.11 Hasil Tes Buta Warna (Short Test) Sampel 19 ... 74

Tabel 5.12 Hasil Tes Buta Warna (Short Test) Sampel 20 ...75

Tabel 5.13 Hasil Tes Buta Warna Tipe Long Tes ... 77

Tabel 5.14 Hasil Presentase Tes Buta Warna Sampel (Long Tes) ... 78

Tabel 5.15 Hasil Tes Buta Warna Long Sampel 18 ... 79

Tabel 5.16 Hasil Tes Buta Warna Long Sampel 19 ... 80

Tabel 5.17 Hasil Tes Buta Warna Long Sampel 20 ... 81

(9)

1 mata yang hanya dapat membedakan warna hitam, putih dan abu-abu. Sedangkan buta warna parsial tidak bisa membedakan warna-warna tertentu seperti hijau, kuning, merah dan biru. Semua masyarakat mengharapkan dapat mengetahui kelainan mata khususnya buta warna yang terjadi pada anaknya secara lebih dini sehingga nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan arah pendidikan si anak.

Untuk mengetahui keadaan mata seseorang apakah menderita buta warna atau mata normal, dilakukan sebuah tes ishihara. Tes ishihara merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui adanya kelainan buta warna. Tes ishihara menggunakan plate ishihara yang terdiri dari serangkaian lingkaran yang terdiri dari banyak titik-titik berwarna kecil. Pada mumnya tes buta warna ishihara dilakukan secara manual yaitu dengan memperlihatkan lembar-lembar gambar

plate ishihara oleh seorang petugas medis dan pasien diminta untuk menyebutkan angka-angka yang terlihat pada plate isihara tersebut. Dari beberapa gambar yang diperlihatkan dan jawaban yang diberikan oleh pasien, maka petugas medis akan menyimpulkan apakah pasien termasuk penderita buta warna total, buta warna parsial atau mata normal.

Proses tes buta warna yang dilakukan secara manual, memiliki beberapa kekurangan seperti gambar ishihara pada buku tes buta warna ishihara yang warnanya sudah pudar sehingga terjadi salah penafsiran dalam mengenali pola angka dan kurangnya pengetahuan petugas medis dalam menganalisa untuk menentukan hasil diagnosa dari tes buta warna isihara tersebut.

(10)

2

melakukan tes buta warna. Aplikasi tes buta warna ishihara dapat menentukan jenis karakter buta warna tipe protan, buta warna tipe deutan, buta warna total, dan mata normal. Aplikasi tes buta warna yang akan dibuat, dapat membantu menentukan lebih dini kelaianan pada mata yang diderita oleh pasien dengan tingkat keakuratan yang lebih baik. Aplikasi tes buta warna ishihara diterapkan pada platform android sehingga aplikasi ters buta warna dapat digunakan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun, sekalipun penggunanya tidak memahami cara melakukan tes buta warna ishihara.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dan diselesaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah memodelkan metode ishihara agar diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis android ?

b. Mampukah aplikasi tes buta warna berbasis android untuk melakukan tes buta warna kepada setiap orang sehingga memberikan hasil yang akurat ?

1.3. Tujuan Penelitian

(11)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. State of the Art

Beberapa penelitian mengenai tes buta warna telah banyak dilakukan, diantarnya pada jurnal “Aplikasi Tes Buta Warna Metode Ishihara Berbasis Komputer” yang ditulis oleh Ratri Widianingsih, Arwang Harsa Kridalaksana dan Ahmad Rofiq Hakim ,dimana penulis tersebut menggunakan metode ishihara yang diterapkan pada komputer. Tes buta warna dengan metode Ishihara menggunakan komputer dapat mengidentifikasi penderita yang berjenis buta warna total, buta warna parsial, dan mata normal. Output dari aplikasi ini merupakan surat keterangan terhadap hasil tes dari user tersebut.

Jurnal yang ditulis oleh Kurnia R, dengan judul “Penentuan Tingkat Buta Warna Berbasisi HIS pada Citra Ishihara”, dimana penelitian tersebut menggunakan metode HIS untuk menentukan tingkatan buta warna pada seseorang. Citra uji yang dilakukan adalah citra ishihara, dengan melakukan perhitungan nilai hue, intensity, dan saturation pada citra ishihara, yang dilakukan untuk mengetahui tingkat buta warna seseorang.

Jurnal yang berjudul “Aplikasi Pendiagnosa Kebutaan Warna dengan Menggunakan Pemrograman Borland Delphi”, yang ditulis oleh Hari Murti dan Rina Candra Noor Santi, dimana jurnal ini mengimplementasikan sistem pakar dan metode ishihara sebagai objek dalam tes buta warna. Rancangan sistem pakar kebutaan warna memberikan hasil pemeriksaan yang sama seperti hasil pemeriksaan secara manual dengan buku atau alat tes Ishihara yang dilakukan oleh seorang dokter mata. Jenis buta warna yang dapat didiagnosa adalah jenis buta warna parsial, buta warna total dan mata normal.

2.2 Fisiologi Mata

(12)

4

panjang gelombang yang tidak diserap dipantulkan dari permukaan benda. Berkas-berkas cahaya yang dipantulkan inilah yang memungkinkan kita melihat benda tersebut. Suatu benda yang tampak biru menyerap panjang gelombang cahaya merah dan hijau yang lebih panjang dan memantulkan panjang gelombang biru yang lebih pendek, yang dapat diserap oleh fotopigmen di sel-sel kerucut biru mata, sehingga terjadi pengaktifan sel-sel tersebut (Sherwood, 2001).

Penglihatan warna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai pigmen terutama cis aldehida A2. Penglihatan warna merupakan kemampuan membedakan gelombang sinar yang berbeda. Warna ini terlihat akibat gelombang elektromagnetnya mempunyai panjang gelombang yang terletak antara 440-700 (Ilyas, 2008).

Warna primer yaitu warna dasar yang dapat memberikan jenis warna yang terlihat dengan campuran ukuran tertentu. Pada sel kerucut terdapat 3 macam pigmen yang dapat membedakan warna dasar merah, hijau dan biru.

a. Sel kerucut yang menyerap long-wavelength light (red) b. Sel kerucut yang menyerap middle- wavelength light (green) c. 3. Sel kerucut yang menyerap short-wavelength light (blue)

Ketiga macam pigmen tersebut membuat kita dapat membedakan warna mulai dari ungu sampai merah. Untuk dapat melihat normal, ketiga pigmen sel kerucut harus bekerja dengan baik. Jika salah satu pigmen mengalami kelainan atau tidak ada, maka terjadi buta warna.

Warna komplemen ialah warna yang bila dicampur dengan warna primer akan berwarna putih. Putih adalah campuran semua panjang gelombang cahaya, sedangkan hitam tidak ada cahaya (Ilyas, 2008).

Gelombang elektromagnet yang diterima pigmen akan diteruskan rangsangannya pada korteks pusat pengelihatan warna di otak. Bila panjang gelombang terletak di antara kedua pigmen maka akan terjadi penggabungan warna (Ilyas, 2008).

(13)

5

komponen yang disebut monokromat. Pada keadaan tertentu dapat terjadi seluruh komponen pigmen warna kerucut tidak normal sehingga pasien tidak dapat mengenal warna sama sekali yang disebut sebagai akromatopsia (Ilyas, 2008).

2.3 Pengelihatan Warna

Menurut sejarah banyak teori dikemukanan antara lain Thomas Young 801 mengemukakan hanya ada 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru yang dapat menghasilkan semua corak warna jika dicampur dengan proporsi epat. Teori Young Hlenotz tahun 851, ada 3 sel kerucut merespon 3 warna dasar yang disebut foto reseptor. Hearing tahun 1872 mengatakan ada 6 sensasi utama yang terdiri dari 3 pasang corak warna yaiu merah-hijau, kuning-biru dan hitam-putih. Houston mengatakan tahun 932, substansi sensitif cahaya dapat digantikan oleh kapasitas dari sel-sel kerucut untuk merespon rangsangan dengan dua alernatif frekuensi pelepasan kapasitas dari sel-sel kerucut unuk merespon rangsangan dengan dua alernaif frekuensi pelepasan listrik. Berikut ini merupakan jenis-jenis pigmen warna:

a. Pigmen warna merah dan erythrolabe atau disebut juga long waves length sensitive (LWS) memiliki daya serap spektrum 565 mm.

b. Pigmen warna hijau atau chorolabe atau disebut juga medium waves length sensitive (MWS) memiliki daya serap spektrum 535 mm.

c. Pigmen warna biru atau cyanolabe atau disebut juga short waves length sensitive (SWS) memiliki daya serap spektrum 440 mm.

Ketiga macam pigmen dapat membedakan warna mulai dari ungu sampai merah. Untuk dapat melihat normal, ketiga pigmen sel kerucut harus bekerja dengan baik. Jika salah sau pigman mengalami kelainan atau tidak ada, maka terjadilah kelainan yang disebut dengan buta warna.

(14)

6

Pada keadaan tertentu dapat terjadi seluruh komponen pigmen warna kerucut tidak normal sehingga pasien tidak dapat mengenal warna sama sekali yang disebut akromatopsia.

2.4 Buta Warna

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian buta warna dan jenis-jenis buta warna.

2.4.1 Pengertian Buta Warna

Menurut Ganong (2003) Buta warna merupakan penyakit keturunan yang terekspresi pada para pria, tetapi tidak pada wanita karena wanita secara genitis sebagai carrier (pembawa sifat). Istilah buta warna atau colour blind merupakan pengertian yang salah, karena seorang penderita buta warna tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih tepat bila disebut dengan gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja atau disebut dengan colour vision difiency.

Buta warna merupakan kelainan yang bersifat genetika, sehingga obat untuk menyembuhkan buta warna ini sulit untuk ditemukan. Buta warna terjadi diakibatkan karena retina mata penderita buta warna berbeda dengan mata orang normal, untuk buta warna parsial sel kerucut bersifat sensitive dalam menagkap warna dan sel batang sensitive terhadap cahaya, sedangkan buta warna total tidak memiliki sel kerucut sehingga tidak dapat menangkap warna.

(15)

7

dari spektrum cahaya yang lebih banyak diserap dari ketiga sistem (merah hijau biru), perbedaan warna yang terlihat tergantung dari tipe sel kerucut yang distimulasi dan luasnya. Orang dengan kelemahan penglihatan warna, mengalami kehilangan satu sel kerucut atau sel kerucut memiliki puncak absorbsi yang berbeda dari normal (Vaughan,1999).

2.4.2 Klasifikasi Buta Warna

Secara umum buta warna terbagi menjadi dua yaitu buta warna total dimana hanya dapat melihat warna hitam, putih dan abu-abu. Sedangkan buta warna parsial tidak bisa membedakan warna-warna tertentu seperti hijau, kuning, merah dan biru. Gambar 2.1 merupakan warna gambar yang terlihat oleh mata normal, penderita protanopia, deuteranopia, dan tritanopia.

Gambar 2.1 Penglihatan pada (a) normal, (b) protanopia, (c) deuteranopia, dan (d) tritanopia

(Sumber : http://solusibutawarna.files.wordpress.com/2013/12/2.jpg) Terdapat tiga jenis gangguan penglihatan pada manusia dalam menangkap cahaya warna, yaitu:

2.4.2.1Anomalous trichromacy

(16)

8

warna. Pasien buta warna dapat melihat berbagai warna akan tetapi dengan interpretasi berbeda daripada normal yang paling sering ditemukan adalah:

1. Protanomaly

Protanomaly adalah tipe anomaloustrichromacy dimana terjadi kelainan terhadap long- avelength (red) pigment, sehingga menyebabkan rendahnya sensitifitas terhadap cahaya merah. Artinya penderita protanomaly tidak akan mampu membedakan warna dan melihat campuran warna yang dapat dilihat oleh mata normal. Penderita juga akan mengalami penglihatan yang buram terhadap warna spectrum merah. Hal ini mengakibatkan mereka dapat salah membedakan warna merah dan hitam.

2. Deuteranomaly

Deuteranomaly disebabkan oleh kelainan pada bentuk pigmen middle-wavelength (green). Sama halnya dengan protanomaly, deuteranomaly tidak mampu melihat perbedaan kecil pada nilai hue dalam area spektrum untuk warna merah, orange, kuning dan hijau. Penderita salah dalam menafsirkan hue (tingkat kepekatan warna) dalam region warna tersebut karena hue-nya lebih mendekati.

2.4.2.2Monochromacy

Monochromacy adalah keadaan dimana seseorang hanya memiliki sebuah sel pigmen cones atau tidak berfungsinya semua sel cones. Monochromacy ada dua jenis, yaitu rod monochromacy dan cone monochromacy.

1. Rod monochromacy (typical)

Rod monochromacy (typical) adalah jenis buta warna yang sangat jarang terjadi, yaitu ketidakmampuan dalam membedakan warna sebagai akibat dari tidak berfungsinya semua cones retina. Penderita rod monochromacy tidak dapat membedakan warna sehingga yang terlihat hanya hitam, putih dan abu-abu.

2. Cone monochromacy (atypical)

(17)

9

masih memiliki satu sel cones yang berfungsi.

1.4.2.3Dichromacy

Dichromacy adalah jenis buta warna dimana salah satu dari tiga sel cone tidak ada atau tidak berfungsi. Akibat dari disfungsi salah satu sel pigmen pada cone, seseorang yang menderita dikromatis akan mengalami gangguan penglihatan terhadap warna-warna tertentu. Dichromacy dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan sel pigmen yang rusak.

1. Protanopia

Protanopia adalah salah satu tipe dichromacy yang disebabkan oleh tidak adanya photoreseptor retina merah. Pada penderita protanopia, penglihatan terhadap warna merah tidak ada. Dimana subjek hanya bisa melihat panjang gelombang cahaya dari 400 sampai 650nmm (mata normal sampai 700nm). 2. Deutanopia

Deutanopia adalah gangguan penglihatan terhadap warna yang disebabkan tidak adanya photoreseptor retina hijau. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam membedakan warna merah dan hijau (red-green hue discrimination).

3. Tritanopia

Tritanopia adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki short-wavelength cone. Seseorang yang menderita tritanopia akan kesulitan dalam membedakan warna biru dan kuning dari spektrum cahaya tampak.

2.5 Metode Ishihara Dalam Tes Buta Warna

Metode Ishihara merupakan metode yang ditemukan oleh Dr. Shinobu Ishihara pada tahun 1917. Tes ishihara terdiri dari serangkaian lingkaran yang terdiri dari banyak titik-titik berwarna kecil, yang disebut plat ishihara.

Menurut Guyton (1997) Metode Ishihara yaitu metode yang dapat dipakai untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna didasarkan pada pengunaan kartu bertitik-titik.

(18)

10

berbeda (gambar pseudokromatik), sehingga dalam keseluruhan terlihat warna pucat dan menyukarkan pasien dengan kelainan penglihatan warna melihatnya.

Gambar 2.2 Plates Ishihara

(Sumber : http://www.color-blindness.com/2012/10/22/ishiharas-test-for-colour-deficiency38-plates-edition/)

Plate isihara yang biasa digunakan memiliki warna dominan antara merah dan hijau sehingga hanya dapat digunakan untuk mengetahui buta warna parsial terhadap warna merah-hijau. Buta warna parsial terhadap biru kuning akan sulit diketahui dikarenakan plate ishihara sangat sedikit menggunakan warna biru dan kuning. Sehingga tes ishihara hanya akan menentukan jenis buta warna tipe protan kuat (kelemahan terhadap pengelihatan warna merah), deutan kuat (kelemahan terhadap pengelihatan warha hijau), buta warna total, dan mata normal.

Berikut ini merupakan bagan ringkasan mengenai pembacaan 17 plate pada tes buta warna ishihara.

Tabel 2.1 Pembacaan 17 Plate Tes Buta Warna Ishihara

Plat Mata Normal Buta Merah-Hijau Buta Warna

Total

1 12 12 12

2 8 3 x

3 29 70 x

4 5 2 x

5 3 5 x

(19)

11

7 74 21 x

8 6 x x

9 45 x x

10 5 x x

11 7 x x

12 15 x x

13 73 x x

14 X 5 x

15 X 45 x

Protanopia Deutanopia

16 26 6 2 x

17 42 2 4 x

Sumber: (Prasetyo, 2013)

Tabel 2.1 merupakan jenis plate ishihara dengan menampilkan 17 plate ishihara. Plate ishihara ini tidak perlu menggunakan seluruh rangkaian plate dalam semua tes. Plate 16 dan 17 boleh dihilangkan jika tes buta warna ini dirancang hanya untuk memisahkan cacat warna dari mereka yang normal terhadap apresiasi warna. Dalam menggunakan uji skala besar, pengujian dapat disederhanakan untuk pemeriksaan eman plate saja, plate no 1, salah satu dari plate 2 dan 3, salah satu dari no 4, 5, 6 dan 7, salah satu dari plate no 8 dan 9, salah satu dari plate no 10, 11, 12, dan 13, salah satu plate dari no 14 dan 15. Tanda “x” menunjukan bahwa plat tidak dapat terbaca oleh penderita tersebut. (Prasetyo, 2013).

2.5 Java

(20)

12

sekaligus suatu platform. Sebagai bahasa pemrograman, Java dikenal sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi. Berikut merupakan beberapa kelebihan Bahasa Pemrograman Java:

1. Simple

Java dirancang dengan seperangkat fitur yang membuatnnya lebih mudah untuk dipelajari dan lebih mudah untuk digunakan.

2. Secure

Java menyediakan sarana yang aman untuk membuat sebuah aplikasi dengan menggunakan internet.

3. Portable & Cross Platform

Program Java dapat dijalankan di environment manapun yang memiliki Java run-time system. Selain itu, Java juga menyediakan cross-platform code. 4. Object-Oriented

Pusat dari Java adalah Object-Oriented Programming (OOP). Ada tiga konsep dalam OOP yakni: encapsulation, polymorphism, dan inheritance.

5. Multithreaded

Java juga menyediakan dukungan terintegrasi untuk multithreading programming

2.6 Eclipse

Menurut Deitel (2012), Eclipse merupakan Integrated Development Environment (IDE) yang menyediakan tools yang mendukung proses pengembangan perangkat lunak, termasuk editor untuk menulis dan mengubah program serta sebagai debugger untuk mencari kesalahan-kesalahan logika.

Menurut Holzner (2004), Eclipse awalnya dibuat oleh anak perusahaan IBM yakni Object Technologies International (OTI) bersama-sama dengan Borland, IBM, dan beberapa perusahaan lain. Eclipse yang bersifat open-source memungkinkan pengguna untuk mengembangkan, mengubah, dan mendistribusikan software.

(21)

13 2.6 Android

Berikut merupakan teori mengenai pengertian Android, versi Android, keunggulan Android, dan komponen Android.

2.8.1 Sistem Operasi Android

Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.. Android didirikan untuk mewujudkan mobile device yang lebih peka terhadap lokasi dan preferensi pemilik. Dengan kata lain, Android Inc, ingin mewujudkan mobile device yang lebih mengerti pemiliknya (Andy Rubin, 2003).

Perilisan perdana Android pada tanggal 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler. Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android.Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar-benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD). Fitur dan spesifikasi terkini dari OS Android, anatara lain adalah framework aplikasi, dalvik virtual machine, browser terintegrasi, grafik yang dioptimasi, SQLLite, media support, telepon GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, WIFI, kamera ,GPS, kompas, akselerometer dan lingkungan pengembangan yang sangat kaya.

(22)

14

berkualitas. Tahun 2005, Google mengakuisisi perusahaan Android Inc. untuk memulai pengembangan platform Android. Dimana terlibat dalam pengembangan ini Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Pada pertengahan 2007 sekelompok pemimpin industri bersama-sama membentuk aliansi perangkat selular terbuka, Open Handset Alliance (OHA). Bagian dari tujuan aliansi ini adalah berinovasi dengan cepat dan menanggapi kebutuhan konsumen dengan lebih baik, dengan produk awalnya adalah platform Android. Dimana Android dirancang untuk melayani kebutuhan operator telekomunikasi, manufaktur handset, dan pengembang aplikasi. OHA berkomitmen untuk membuat Android open source dengan lisensi Apache versi 2.0. Android pertama kali diluncurkan pada 5 November 2007, dan smartphone pertama yang menggunakan sistem operasi Android dikeluarkan oleh T-Mobile dengan sebutan G1 pada bulan September 2008. Hingga saat ini Android telah merilis beberapa versi Android untuk menyempurnakan versi sebelumnya. Selain berdasarkan penomoran, pada setiap versi Android terdapat kode nama berdasarkan nama-nama kue. Hingga saat ini sudah terdapat beberapa versi yang telah diluncurkan, diantaranya versi 1.5 dirilis pada 30 April 2009 diberi nama Cupcake, versi 1.6 dirilis pada 15 September 2009 diberi nama Donut, dan versi 2.0 dirilis pada 26 Oktober 2009 diberi nama Éclair, Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt), Android versi 2.3 (Gingerbread), Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb), Android versi 4.0 (ICS: Ice Cream Sandwich), Android versi 4.1 (Jelly Bean), dan yang terbaru Android versi 4.4 (Kitkat).

2.6.2 Komponen Aplikasi pada Android

Menurut Helal et al. (2012), terdapat empat jenis komponen dalam aplikasi Android yaitu sebagai berikut:

1. Activity

(23)

15

2. Service

Service berjalan secara tersembunyi untuk melakukan operasi yang berjalan lama atau menjalankan fungsi yang tidak harus langsung berinteraksi dengan user. Komponen ini berjalan di balik layar (background) dan tidak memiliki user interface. Contohnya pada aplikasi music player yang memiliki kemampuan untuk menjalankan lagu pada background.

3. Content Provider

Content provider merupakan tempat untuk menyimpan dan membagikan data dengan aplikasi lain yang didefinisikan oleh ContentProvider class dan interaksinya dijalankan oleh Content Resolver Interface. Contohnya pada aplikasi music player yang memungkinkan untuk membagikan data lagu apa yang sedang diputar ke aplikasi lain.

4. Broadcast Receiver

Broadcast receiver didefinisikan oleh broadcast receiver class dan bertugas untuk merespon seluruh pengumuman sistem siaran. Contohnya adalah pengumuman dari Android mengenai status baterai dan setelah berhasil mengambil gambar dari camera. Broadcast receiver tidak memiliki user interface, tetapi komponen ini dapat membuat notification menggunakan notification manager.

2.6.3 Kelebihan Android

Menurut (Nazrudin, 2012) sudah banyak platform untuk perangkat selular, termasuk di dalamnya yaitu Symbian, iPhone, Windows Mobile, BlackBerry, Java Mobile Edition, Linux Mobile (LiM0) dan banyak lagi, namun ada beberapa yang menjadi kelebihan Android, walaupun beberapa fitur yang ada telah muncul sebelumnya pada platform lain, Android adalah yang pertama menggabungkan hal seperti berikut:

1. Keterbukaan

(24)

16

Android dapat digunakan diperangkat manapun dan tanpa terikat oleh segala vendor.

2. Arsitektur komponen dasar Android terinspirasi dari teknologi internet Mash-up. Bagian dalam sebuah aplikasi dapat digunakan oleh aplikasi lainnya, bahkan dapat diganti dengan mengunakan komponen lain yang sesuai dengan aplikasi yang akan dikembangkan.

3. Banyak dukungan service, kemudahan dalam menggunakan berbagai macam layanan pada aplikasi seperti penggunaan layanan pencarian lokasi, database SQL, browser dan penggunaan peta. Semuanya sudah tertanam pada Android sehingga memudahkan dalam mengembangan aplikasi.

4. Siklus hidup aplikasi diatur secara otomatis, setiap program terjaga antara satu sama lain oleh berbagai lapisan keamanan, sehingga kerja sistem menjadi lebih stabil. Pengguna tak perlu cemas dalam menggunakan aplikasi pada perangkat yang memori nya terbatas.

5. Dukungan grafis terbaik, dengan adanya dukungan 2D grafis dan animasi yang diilhami oleh Flash menyatu dalam 3D menggunakan OpenGL memungkinkan membuat aplikasi maupun game yang berbeda.

6. Portabilitas aplikasi

Aplikasi dapat digunakan pada perangkat yang ada saat ini maupun yang akan datang. Semua program dibangun menggunakan bahasa pemrograman Java dan dieksekusi oleh mesin virtual Dalvik, sehingga kode program portabel antara ARM, X86 dan arsitektur lainnya. Sama halnya dengan dukungan masukan seperti penggunaan keyboard, layar sentuh, trackball dan resolusi layar semua dapat disesuaikan dengan program.

2.7 UML (Unified Modeling Language)

(25)

17 2.9.1 Use Case Diagram

Use case diagram adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case diagram bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan sistem untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap skenario menjelaskan urutan kejadian. Use case diagram adalah serangkaian skenario yang digabungkan bersama-sama oleh tujuan umum pengguna. Use case diagram biasanya menggunakan actors. Actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna dalam interaksinya dengan sistem.

Tabel 2.1 Use Case Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor

Menspesifikasikan himpunan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case. elemen yang bergantung padanya (elemen yang tidak mandiri).

3 Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

4 Include

Menspesifikasikan bahwa use case sumber secara eksplisit.

5 Extend

(26)

18

6 Association

Sesuatu yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya.

7 System

Menspesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas.

8 Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu actor.

9 Collaboration

Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemen-elemennya (sinergi).

10 Note

Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi.

(Sumber: www.pribadiraharja.com)

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem dan yang ditekankan pada use case diagram adalah apa yang diperbuat sistem.

2.9.2 Activity Diagram

(27)

19

Tabel 2.2 Activity Diagram

NO SIMBOL KETERANGAN

1 Titik Awal

2 Titik Akhir

3 Activity

4

Pilihan untuk mengambil keputusan.

5

Fork digunakan untuk menunjukan kegiatanyang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu.

6

Rake menunjukan bahwa adanya dekomposisi.

7 Tanda Waktu

8

Tanda pengiriman dan urutan aktifitas dalam satu proses.

9

Tanda Penerimaan

10 Aliran akhir (flow final)

(28)

20

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana alir tersebut berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing), oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

2.10 SQLite

SQLite merupakan sebuah library proses yang menerapkan serverless (mandiri tanpa server), zero configuration, databaseSQL transaksional. SQLite saat ini banyak digunakan dalam aplikasi yang banyak djumpai, termasuk dalam beberapa high-profule project. SQLite juga merupakan mesin databaseSQL embedded yang berbeda dengan kebanyakan databaseSQL lainnya. SQLite tidak memiliki proses server yang terpisah. SQLite membaca dan menulis secara langsung ke disk.

(29)

21 BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah dapat merealisasikan aplikasi tes buta warna dapat membantu petugas medis dimanapun dan kapanpun. Tujuan penelitian ini secara lebih terinci adalah sebagai berikut:

 Untuk menerapkan metode Ishihara dalam menentukan kondisi kelainan mata para pengguna sehingga menghasilkan diagnosa berupa kondisi kelainan mata pengguna khususnya kelainan buta warna.

 Dapat mengimplementasikan pembuatan sistem aplikasi tes buta warna dengan menggunakan teknologi Android yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna.

 Pengguna dapat melakukan penggunaan aplikasi tes buta warna ini dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan aplikasi Android.

Aplikasi yang direalisasikan ini diharapkan bisa menjadi acuan dan diterapkan oleh siapapun yaitu bisa dipakai oleh para petugas medis dan masyarakat secara umum.

3.2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan manfaat sebagai berikut.

1. Setelah Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara ini dibuat dan diuji secara keseluruhan diharapkan dapat mempermudah petugas medis dan masyarakat terutama pengguna Android dalam melakukan tes buta warna, mengetahui jenis buta warna user dan mengetahui informasi mengenai buta warna.

(30)

22 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan untuk pengembangan aplikasi Tes Buta Warna Metode Ishihara Berbasis Android ini dilakukan di Laboratorium Internet dan Mobile Kampus Teknologi Informasi, Fakultas Tenik, Universitas Udayana, yang dimulai dari awal bulan Mei 2015.

4.2 Alur Penelitian

(31)

23

1. Identifikasi Sistem

Penelitian ini diawali dengan identifikasi sistem yang ingin dibangun. Identifikasi ini didasarkan pada analisa kebutuhan sistem serta identifikasi masalah-masalah yang melatar belakangi pembuatan sistem.

2. Pengumpulan Data

Setelah melakukan identifikasi sistem, alur berikutnya adalah pengumpulan data yang akan dipakai dalam membangun sistem.

3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang akan dilakukan adalah dengan dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) serta perancangan skema database, struktur data dan fitur-fitur pada sistem. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pada saat pembuatan sistem pada aplikasi.

4. Pengembangan Sistem

Alur berikutnya adalah pengembangan sistem. Sistem yang akan dibangun adalah sistem yang akan berjalan di sistem operasi Android.

5. Uji Coba Sistem

Setelah sistem selesai dirancang dan dibangun, alur penelitian selanjutnya adalah menguji aplikasi yang sudah dibangun untuk mengetahui kinerja sistem. 6. Pengambilan Kesimpulan dan Saran

Alur yang terakhir yaitu pengambilan kesimpulan dan saran. Alur ini hanya dapat dilakukan apabila uji coba sistem sudah dilakukan.

4.3 Data

(32)

24 4.3.1 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berdasarkan dari mempelajari beberapa data dengan melakukan observasi, serta beberapa referensi dari buku dan website untuk menunjang kebutuhan perancangan dan pembuatan aplikasi. Data yang diperoleh kemudian disusun dan diolah agar dapat digunakan sebagai suatu acuan di dalam penelitian ini.

4.3.2 Metode Pengumpulan Data

Terdapat beberapa metode pengumpulan data untuk mencapai tujuan dan manfaat dari penelitian ini yaitu yang meliputi:

1. Wawancara

Wawancara ini adalah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data atau pun informasi yang dilakukan dengan cara tatap muka langsung dengan seorang narasumber dengan melakukan proses tanya jawab. Orang yang menjadi narasumber tersebut merupakan orang yang dinilai ahli dan memiliki kaitan erat dengan pekerjaan yang ada pada objek penelitian.

2. Observasi

Metode Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan dan dokumentasi langsung terhadap hal yang berkaitan dengan pembuatan aplikasi Tes Buta Warna Ishihara Berbasis Android.

3. Studi Literature

Studi literature merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara menggali pengetahuan atau ilmu dari sumber-sumber seperti buku, karya tulis,

website, dan sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.4Perancangan Aplikasi

(33)

25 4.4.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. Berikut ini adalah diagram konteks yang menjelaskan gambaran umum proses pada aplikasi tes buta warna ishihara.

Gambar 4.2 Diagram Konteks Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara Berbasis

Android

Diagram konteks yang ditunjukan pada Gambar 3.2 menunjukan entitas yang terlibat pada aplikasi tes buta warna ishihara berbasis Android. Entitas tersebut adalah user atau pengguna aplikasi. User atau pengguna merupakan entitas yang menggunakan secara langsung aplikasi tes buta warna ishihara di Android.

4.4.2 Diagram Jenjang (Hierarchy Chart)

Hierarchy Chart merupakan diagram yang menunjukkan proses yang terdapat pada aplikasi, mulai dari proses yang umum ke proses yang lebih kompleks. Gambar 4.3 di bawah ini menunjukkan proses-proses yang terdapat pada aplikasi tes buta warna ishihara berbasis Android.

Hierarchy chart pada Gambar 4.3 menggambarkan proses-proses yang terdapat pada aplikasi tes buta warna ishihara berbasis Android yang dibagi kedalam 3 kelompok yaitu proses tes buta warba, proses infromasi buta warna dan proses hasil tes dari tes buta warna ishihara. Pada proses tes buta warna dibagi menjadi 4 subproses, yaitu proses sign in, proses mulai tes buta warna, proses pencocokan jawaban, dan menghitung presentase.

0

Aplikasi Tes Buta Warna User

Input Data Sign In/ Sign Up, Input jawaban soal tes buta warna

(34)

26

Gambar 4.3 Hierarchy Chart Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara Berbasis Android

4.4.3 DFD Level 0

DFD level 0 merupakan gambaran alur data yang masih bersifat umum dari suatu sistem, DFD menggambarkan sistem yang direncanakan dan digunakan sebagai landasan dalam pengembangan sistem lebih lanjut.

DFD level 0 di atas terdapat 3 proses yaitu proses tes buta warna, proses informasi buta warna dan proses hasil tes buta warna. Proses tes buta warna merupakan proses pada menu aplikasi yang digunakan untuk melakukan tes buta warna dan hasil dari tes buta warna tersebut akan disimpan di database buta warna. Proses informasi buta warna merupakan proses yang dilakukan oleh user

0

Aplikasi Tes Buta Warna

1

Tes Buta Warna

2

Informasi Tes Buta Warna

3

Hasil Tes Buta Warna

1.1

Sign In

1.2

Mulai Tes Buta Warna

1.3

Pencocolan Jawaban

1.4

(35)

27

untuk mengetahui informasi mengenai buta warna, data informasi tes buta warna disimpan pada database buta warna. Proses hasil tes merupakan proses untuk menampilkan hasil tes yang dilakukan oleh user.

Gambar 4.4 DFD Level 0 Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara Android

4.4.4 Diagram Alir (Flowchart) Aplikasi

Flowchart merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut.

Flowchart menu utama aplikasi menggambarkan alur proses menu utama aplikasi yang akan dilakukan aplikasi.

1

Input Username dan Password, input jawaban soal Tes Buta Warna

Konfrimasi login, Menjawab Soal Tes Buta Warna, Hasil Tes Buta

Warna

Pilih Data Informasi Buta Warna

Konfrimasi Data Informasi Buta Warna

Pilih Hasi Tes Buta Warna User

Data hasil tes buta warna user

D5 Tb_detail_tes Data soal tes buta warna, Data jawaban user

Data jawaban user

(36)

28

Gambar 4.5 Flowchart Aplikasi Tes Buta Warna

Berikut akan dijelaskan secara detail mengenai flowchart aplikasi tes buta warna pada gambar 4.5 :

1. Memilih menu tes buta warna, sebelum user melakukan tes buta warna user akan diperintahkan untuk melakukan proses sign in (jika telah memiliki akun) dan sign up (jika belum memiliki akun). Setelah user melakukan sign in user

dapat melakukan sebuah tes buta warna, dimana sistem akan menampilkan soal tes buta warna dan user menginputkan angka yang yang terlihat pada soal plate pada layar, setelah melakukan tes buta warna maka user akan menerima hasil diagnosa. Hasil dari tes buta warna metode ishihara ini meliputi hasil presentase dari mata normal, buta warna protanopia (kelemahan pengelihatan terhadap warna merah), buta warna deutanopia (kelemahan pengelihatan terhadap warna hijau), buta warna merah-hijau dan

Mulai

Pilih “Tes Buta

Warna” Buta WarnaProses Tes

Pilih “Informasi Buta

Form Sign In Sign In Berhasil ?

(37)

29

buta warna total.

2. Memilih menu informasi tes buta warna, sistem akan menampilkan informasi buta warna. Informasi yang ditampilkan meliputi informasi buta warna protanopia, buta warna deutanopia, buta warna merah-hijau dan buta warna total.

3. Memilih menu hasil tes, sistem akan menampilkan hasil tes buta warna dari setiap user (id_user). Hasil tes yang ditampilkan berupa presentase dari mata normal, buta warna merah-hijau, buta warna protanopia, buta warna deutanopia dan buta warna total.

4. Memilih keluar dari aplikasi, maka sistem akan mengeluarkan user dari aplikasi tes buta warna ishihara tersebut.

4.4.5.1 Flowchart Hitung Presentase Diagnosa

Flowchart Hitung Presentase Diagnosa akan menggambarkan alur untuk menghitung presentase dari setiap diagnose yaitu presentase mata normal, presentase buta warna merah-hijau, buta warna deutanopia, buta warna

protanopia,dan buta warna total.

1. Flowchart Menghitung Presentase Mata Normal

Flowchart menghitung presentase mata normal adalah proses untuk menghitung nilai prsentase mata normal user. Flowchart Menghitung Presentase Mata Normal pada Gambar 3.12 akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Menampilkan semua nilai pada Tabel tb_detail_tes kolom normal berdasarkan id_tes = a.

b. Menghitung jumlah jawaban mata normal pada kolom normal

(Tabel tb_detail_tes), berdasarkan id_tes = a. c. Menghitung presentase mata normal

(3.1)

(38)

30

Gambar 4.6 Flowchart Menghitung Presentase Mata Normal

4.4.5.2 Flowchart Menghitung Presentase Buta Warna Total

Flowchart menghitung presentase buta warna total adalah proses untuk menghitung nilai presentase buta warna total user. Alur kerja flowchart

Menghitung Presentase Buta Warna Total pada Gambar 4.7 akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Menampilkan semua nilai pada Tabel tb_detail_tes kolom total berdasarkan id_tes = a.

b. Menghitung jumlah jawaban total pada kolom total

tb_detail_tes), berdasarkan id_tes = a.

c. Menghitung presentase buta warna total

(3.5)

(39)

31

Gambar 4.7 Flowchart Menghitung Presentase Buta Warna Total

4.4.6 Diagram Use Case Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara

Diagram Use Case digunakan untuk menggambarkan requirement

(40)

32

Gambar 4.8 Diagram Use Case Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara

Gambar 4.8 terlihat beberapa fitur yang dapat dipilih oleh user

diantaranya saat user memilih menu Tes Buta Warna yang selanjutnya user diharapkan melakukan Sign Up untuk register user dan Sign In untuk dapat masuk ke halaman tes buta buta warna. User dapat memilih menu Informasi Buta Warna untuk melihat jenis buta warna, user dapat memilih menu Hasil Tes untuk menampilkan hasil tes buta warna dari setiap user dan memilh menu Keluar untuk keluar dari aplikasi tes buta warna.

4.4.6 Diagram Activty

Diagram activity ini menggambarkan interaksi atau hubungan aksi reaksi antara user dan sistem saat aplikasi dijalankan. Diagram activity dari aplikasi Tes Buta Warna adalah sebagai berikut.

a. Diagram Activity User Login

Diagram Activity saat user memilih menu Mulai Tes dijelaskan pada Gambar 4.9. Gambar tersebut menunjukan alur aktivitas saat user memilih menu

User

System

Pilih Sign In

Pilih Tes Buta Warna

Pilih Hasil Tes

Pilih Sign Up Form Register Menjawab Soal Tes

Buta Warna

Pilih Informasi Buta Warna

(41)

33

Tes Buta Warna, sebelum user dapat melakukan tes buta warna, sistem akan menampilkan menu login dan selanjutnya user dapat menampilkan soal tes buta warna dan hasil diagnosa.

Gambar 4. 9 Diagram Activty Pilih Menu Tes Buta Warna Menjalankan Aplikasi

Memilih Menu

Tes Buta Warna

Menampilkan Menu Tes Buta Warna Menampilkan Menu Utama

Memilih Play

System

User

Menampilkan Soal Plate Ishihara

Menjawab Plate Ishihara

Menampilkan Hasil Diagnosa Menampilkan Halaman Login User

(42)

34 b. Diagram Activity Registrasi (Sign Up)

Diagram activity saat user memilih menu Sign Up yang akan dijelaskan pada Gambar 4.8.

Menjalankan Aplikasi

Memilih Sign Up

Menampilkan Main Sign

System User

Menampilkan Halaman Sign Up

Meng-input-kan Username,

Password dan Confrim Password Menyimpan ke Database

Gambar 4.10 Diagram Activty Pilih Menu Sign Up

Gambar 4.10 menunjukan alur aktivitas saat user memilih Sign Up, sistem akan menampilkan form registrasi, user melengkapi data pada form tersebut dan sistem akan menyimpan data tersebut ke database.

c. Diagram Activity Tambah Data Pasien

Diagram activity Tambah Data Pasien akan dijelaskan pada Gambar 4.10 sebagai berikut. Gambar 4.11 menunjukan alur aktivitas saat user memilih Tambah Data Pasien, sistem akan menampilkan form tambah data pasien, user

melengkapi data pada form tersebut dan sistem akan menyimpan data tersebut ke

(43)

35

Menjalankan Aplikasi

Memilih Menu

Tes Buta Warna

Menampilkan Menu Utama

System

User

Menampilan form Tambah Data Pasien

Meng-input-kan data form

Tambah Data Pasien Menyimpan ke Database

Gambar 4.11 Diagram Activity Tambah Data Pasien

d. DiagramActivty Menu Tes Buta Warna

(44)

36

Gambar 4.12 DiagramActivty Pilih Menu Tes Buta Warna

Gambar 4.12 menunjukan alur aktivitas saat user dan sistem berinteraksi untuk melakukan proses Tes Buta Warna, sebelum user dapat melakukan tes buta warna, sistem akan menampilkan menu tambah data user (apabila user belum pernah melakukan input data diri), selanjutnya user dapat memilih jenis tes buta warna yang akan dilakukan. Sistem akan menampilkan soal tes buta warna secara

random, saat proses tes buta warna telah selesai dilakukan oleh user maka sistem akan menampilkan hasil diagnosa user tersebut.

Menjalankan Aplikasi

Memilih Menu

Tes Buta Warna

Menampilkan Jenis Tes Buta Warna Menampilkan Halaman Sign In

Memilih Jenis Tes Buta Warna

System User

Menampilkan Soal Plate Ishihara

Menjawab Plate Ishihara

Menampilkan Hasil Diagnosa Menampilkan Halaman Tambah Data User

Meng-input-kan Data User Meng-input-kan Username

(45)

37

e. Diagram Activty Menu Informasi Buta Warna

Diagram activity menu Informasi Buta Warna merupakan alur akvitas antara sistem dan user, saat user memilih menu Informasi Buta Warna. Diagram activity menu hasil tes akan dijelaskan pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 DiagramActivty Pilih Menu Informasi Buta Warna

Gambar 4.13 menunjukan alur aktivitas antara user dan sistem untuk menampilkan informasi buta warna. Sistem dapat menampilkan informasi berupa jenis dari buta warna seperti buta warna protanopia, buta warna deutanopia, dan buta warna total, beserta penyebab dari setiap jenis buta warna tersebut.

f. DiagramActivty Menu Hasil Tes

Diagramactivity menu hasil tes merupakan akvitas antara sistem dan user, saat user memilih menu Hasil Tes. Diagram activity menu hasil tes akan dijelaskan pada Gambar 4.14.

Menjalankan Aplikasi

Memilih Menu Informasi Buta Warna

Menampilkan Menu Informasi Buta Warna

Menampilkan Menu Utama

System

(46)

38

Gambar 4.14 DiagramActivty Pilih Menu Hasil Tes

Gambar 4.14 menunjukan alur aktivitas user untuk dapat menampilkan hasil tes buta warna user. User dapat menampilkan hasil tes buta warna dari setiap

user yang telah melakukan tes buta warna Ishihara pada aplikasi.

4.4.7 Rancangan Database

Database pada Aplikasi Tes Buta Warna ini menggunakan database SQLite. Database berfungsi untuk menyimpan data yang berkaitan dengan proses pada aplikasi tersebut. Rancangan database db_butawarna menggunakan 8 buah tabel yaitu tabel tb_user, tb_jenis_tes, tb_tes, tb_det_tes,

tb_plate, tb_grup, tb_det_grup, dan tb_pasien, berikut adalah

penjelasan dari setiap tabel tersebut.

a. Tabel User

Tabel user dengan nama tb_user merupakan tabel yang berfungsi untuk menyimpan nama user beserta password user berdasarkan id_user, yang nanti nya digunakan saat proses login. Susunan field pada Tabel tb_user akan dijelaskan pada Tabel 4.1.

Menjalankan Aplikasi

Memilih Menu

Hasil Tes Menampilkan Menu Hasil Tes

Menampilkan Menu Utama

System

User

(47)

39 Tabel 4.1 Susunan Tabel tb_user

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_user Integer Menyimpan id dari

masing-masing detail tes.

2. nama_user Varchar

Menyimpan username yang

akan digunakan untuk

proses login dari setiap

user.

3. nama_lengkap Varchar Menyimpan nama lengkap

dari setiap user.

4. pass Varchar Menyimpan nilai password

dari setiap id_user

Tabel tb_user memiliki 3 buah field yaitu id_user, nama_user, nama_lengkap dan pass. Setiap id_user memiliki nama user yang disimpan pada kolom

nama_user, nama lengkap user yang disimpan pada kolom nama_lengkap

dan password yang disimpan pada kolom pass.

b. Tabel Jenis Tes

Tabel jenis tes dengan nama tb_jenis_tes merupakan tabel yang menyimpan identitas dari setiap id_jenis_tes, terdapat 2 buah field yaitu

Tabel 4.2 Susunan Tabel tb_jenis_tes

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_jenis_tes Integer Menyimpan id dari masing-masing

jenis tes.

2. jenis_tes Varchar(5) Menyimpan jenis tes terhadap

(48)

40

tes buta warna protanopia, hasil tes buta warna deutanopia, dan hasil tes buta warna total.

Tabel 4.3 Susunan Tabel tb_tes

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_tes Integer Menyimpan id dari setiap

tes.

3. id_jenis_tes Integer

Menyimpan id jenis tes yang di pilih terhadap id_tes

6. hasil_merah_hijau Text

Menyimpan nilai presentase

id_jenis_tes, tgl_tes, hasil_normal, hasil_merahhijau,

hasil_protan, hasil_deutan, dan hasil_total. Setiap id_tes

memiliki 4 hasil tes yaitu presentase mata normal yang disimpan pada kolom

(49)

41

hasil_merah_hijau, presentase buta warna protanopia yang disimpan pada

kolom hasil_protan, presentase buta warna deutanopia yang disimpan pada kolom hasil_deutan dan presentase buta warna total yang disimpan pada kolom hasil_total.

d. Tabel Detail Tes

Tabel detail tes dengan nama tb_det_tes merupakan tabel yang berfungsi untuk menyimpan nilai detail tes setiap user saat melakukan tes buta warna, berikut adalah susunan field pada Tabel tb_det_tes.

Tabel 4.4 Susunan Tabel tb_det_tes

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_det_tes Integer Menyimpan id dari

masing-masing detail tes.

3. id_det_grup Integer

Menyimpan id_det_grup yang menandakan bahwa detail tes ini di miliki oleh id_det_grup ini.

4. jawaban_user Text

Menyimpan nilai jawaban

user yang di-input saat

proeses tes buta warna

5. normal Text Menyimpan nilai untuk

jawaban mata normal.

6. merah-hijau Text

Menyimpan nilai untuk jawaban buta warna merah hijau.

7. protan Text Menyimpan nilai untuk

buta warna protanopia.

8. deutan Text Menyimpan nilai untuk

buta warna deutanopia.

9. Total Text Menyimpan nilai untuk

(50)

42

Kolom jawaban_user berfungsi untuk menampung nilai dari jawaban yang di input oleh user, pada kolom normal akan diisi nilai 1 jika nilai antara

kolom jawaban_user sesuai dengan nilai pada kolom

nilai_plate_normal (tb_plate), sedangkan jika nilai antara kolom

jawaban tidak sesuai dengan nilai pada kolom nilai_plate_normal

(tb_plate) akan ditulis 0 pada kolom normal, untuk kolom protan, kolom

deutan, kolom merah_hijau dan kolom total akan diisi dengan nilai 1.

e. Tabel Plate

Tabel 4.5 Susunan Tabel tb_plate

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_plate Integer Menyimpan id dari masing-masing

plate.

2. nilai_plate_normal Text

Menyimpan nilai jawaban plate

untuk mata normal dari setiap id_plate.

4. nilai_plate_protan Text

Menyimpan nilai jawaban plate

untuk mata protan dari setiap id_plate.

5. nilai_plate_deutan Text

Menyimpan nilai jawaban plate

untuk mata deutan dari setiap id_plate.

6. nilai_plate_total Text

Menyimpan nilai jawaban plate

(51)

43

Tabel tb_plate berfungsi untuk menyimpan jawaban setiap plate, setiap plate memiliki nilai atau jawaban yang berbeda dari setiap penderita, misalnya pada id_plate 2, mata normal akan melihat angka pada kolom nilai_plate_normal yaitu angka 8, sedangkan buta warna merah-hijau akan melihat angka pada kolom nilai_plate_merahhijau yaitu angka 3, penderita buta warna

protanopia akan melihat angka pada kolom nilai_plate_protan yaitu angka 0, penderita buta warna deutanopia akan melihat angka pada kolom nilai_plate_deutan yaitu angka 0 dan penderita buta warna total akan melihat angka pada kolom nilai_plate_deutan.

f. Tabel Grup

Tabel grup dengan nama tb_grup merupakan tabel yang berfungsi untuk menyimpan identitas dari setiap grup. Setiap grup memiliki beberapa plate yang akan ditampilkan saat tes buta warna. Berikut adalah susunan field pada Tabel

tb_grup.

Tabel 4.6 Susunan Tabel tb_grup

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_grup Integer Menyimpan id dari

masing-masing grup.

2. no_grup Text Menyimpan no_grup dari

setiap id_grup

Terdapat 2 field yang terdapat pada tabel tb_grup yaitu field id_grup dan field no_grup. Setiap id_grup mewakili 1 grup, misalnya id_grup 1 memiliki no_grup 1.

g. Tabel Detail Grup

Tabel detail grup dengan nama tb_det_grup merupakan tabel yang berfungsi untuk menyimpan isi detail grup dari setiap grup dan menyimpan plate

yang digunakan pada grup tersebut. Berikut adalah susunan field pada Tabel

(52)

44 Tabel 4.7 Susunan Tabel tb_det_grup

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_det_grup Integer Menyimpan id dari

masing-masing detail grup.

2. id_grup Integer Menyimpan id grup dari

masing-masing grup.

3. id_pate Integer

Menyimpan id plate dari setiap plate yang akan ditampilkan.

Terdapat 3 field yang terdapat pada Tabel tb_det_grup yaitu field

id_det_grup, id_grup dan id_plate. Tabel tb_det_grup akan

menyimpan id_plate dari setiap id_grup, misalnya id_grup 1 menyimpan

id_plate 1, 3, 5, 6, dan 2. Saat proses tes buta warna berlangsung aplikasi

akan melakukan random terhadap id_grup, setelah id_grup didapat maka setiap id_plate yang memiliki id_grup tersebut akan di random. Tabel tb_det_grup memiliki relasi foreign key terhadap Tabel tb_grup dan Tabel

tb_plate. Tabel tb_tes memiliki relasi foreign key terhadap Tabel

tb_pasien sehingga 1 id_user bisa memiliki banyak id_tes. Tabel

tb_det_tes memiliki hubungan relasi foreign key terhadap Tabel

tb_det_grup dan tb_tes.

h. Tabel Pasien

Tabel pasien dengan nama tb_pasien merupakan tabel yang berfungsi untuk menyimpan identitas pasien atau user yang melakukan tes buta warna pada aplikasi ini. Tabel 4.8 merupakan susunan pada Tabel tb_pasien.

Tabel 4.8 Susunan Tabel tb_pasien

No. Nama Field Tipe Data Keterangan

1. id_pasien Integer Menyimpan id dari masing-masing

pasien.

2. id_user Integer

Menyimpan id user (pengguna

(53)

45

3. nama_pasien Varchar Menyimpan nama yang dimiliki oleh

pasien tersebut.

4. umur_pasien Varchar Menyimpan umur yang dimiliki oleh

pasien tersebut.

5. kelamin Varchar Menyimpan jenis kelamin yang

dimiliki oleh pasien tersebut.

6. pekerjaan Varchar Menyimpan nama pekerjaan yang

dimiliki oleh pasien tersebut.

7. Alamat Varchar Menyimpan alamat yang dimiliki

oleh pasien tersebut.

8. berat_badan Varchar Menyimpan berat badan yang

dimiliki oleh pasien tersebut.

9. tinggi_badan Varchar Menyimpan tinggi badan yang

dimiliki oleh pasien tersebut.

10. gol_darah Varchar

Menyimpan jenis golongan darah yang dimiliki oleh pasien tersebut.

11. Ket Varchar

Menyimpan keterangan melakukan tes buta warna yang dimiliki oleh pasien tersebut.

i. Relasi Database

Aplikasi ini memiliki 8 buah tabel yaitu Tabel tb_user, tb_pasien,

tb_tes, tb_det_tes, tb_grup, tb_det_grup, dan tb_plate.

(54)

46 BAB V

PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Bab Pengujian dan Analisis Sistem dipaparkan mengenai tahapan dalam melakukan pengujian dan analisis terhadap sistem aplikasi. Tahapan pengujian meliputi pengujian interface aplikasidan pengujian hasil diagnosa.

5.1 Pengujian Interface User

Tahapan pengujian interface aplikasi tes buta warna Ishihara bertujuan untuk menguji apakah user sudah dapat berinteraksi dengan aplikasi serta semua halaman layout yang ada dalam aplikasi sudah terhubung dengan benar dan kesalahan yang terjadi dapat seminimal mungkin. Pengujian dilakukan dengan

user menjalankan Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara secara langsung pada

smartphone Android.

5.1.1 Tampilan Splash Screen

Splash Screen merupakan tampilan pertama kali yang akan muncul ketika

user menjalankan Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara.

(55)

47

Splash Screen pada aplikasi ini diatur dengan waktu kemunculan selama 3 detik, sehingga splash screen pada aplikasi akan hilang dengan sendirinya setelah 3 detik dan akan melanjutkan ke layoutMain Sign.

5.1.2 Tampilan Main Sign

Main Sign merupakan layout yang akan tampil setelah splash screen, terdapat 2 pilihan button pada layout main sign yaitu button Sign In dan button Sign Up pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Tampilan Menu Sign In dan Sign Up

Button sign up di klik apabila user ingin membuat akun login, sedangkan

Button sign in di klik apabila user ingin melakukan login ke Aplikasi Tes Buta Warna.

5.1.2.1 Tampilan Sign Up

Sign Up digunakan untuk membuat akun user, jika user belum memiliki akun untuk melakukan proses login, berikut merupakan tampilan saat user

(56)

48

Gambar 5.3 Tampilan Menu Sign Up

Gambar 5.3 merupakan layout menu sign up, di mana terdapat 3 buah

EditText dan user wajib untuk inputusername, password dan confirm password.

5.1.2.2 Tampilan Sign In

Sign In dilakukan apabila user sudah memiliki akun untuk login. Gambar 5.4 adalah tampilan saat user mengklik button“Sign In” pada Gambar 5.2.

(57)

49 5.1.3 Tampilan Menu Mulai Tes

Halaman Menu Utama merupakan bagian inti dari Aplikasi Tes Buta Warna Ishihara Berbasis Android. Gambar 5.5 merupakan tampilan dari menu utama aplikasi.

Gambar 5.5 TampilanMenu Utama

Halaman Menu Utama yang terdapat pada Aplikasi Tes Buta Warna Metode Ishihara adalah sebagai berikut:

1. Menu “Mulai Tes”, digunakan untuk melakukan proeses tes buta warna Ishihara.

2. Menu “Hasil Tes”, digunakan untuk menampilkan hasil tes buta warna dari setiap user.

3. Menu “Informasi Buta Warna”, digunakan untuk menampilkan informasi buta warna dan jenis-jenis buta warna

(58)

50 5.1.3.1Tampilan Menu Mulai Tes

Gambar 5.6 merupakan tampilan mulai Tes, terdapat button “Tambah Data Pasien” dan list daftar pasien yang telah melakukan pendaftaran data pasien.

Gambar 5.6 Tampilan Menu Tambah Data Pasien dan List Nama Pasien

User dapat mengklik button “Tambah Data Pasien” jika user tersebut belum memiliki Data Pasien untuk melakukan tes buta warna. Gambar 5.7 adalah tampilan form tambah data pasien.

(59)

51

Gambar 5.7 merupakan tampilan form Tambah Data Pasien, terdapat beberapa elemen input yaitu nama, kelamin, umur, pekerjaan, alamat, jenis golongan darah, dan keperluan melakukan tes buta warna.

Gambar 5.8 Tampilan Layout Jenis Tes Buta Warna

Gambar 5.8 adalah tampilan jenis tes buta warna, user dapat memilih jenis tes buta warna “Long Tes” atau memilih jenis tes buta warna “Short Tes”. Long

tes merupakan jenis tes buta warna yang menampilkan 17 plate Ishihara, sedangkan jenis tes buta warna Ishihara tipe short tes hanya menampilkan 9 plate

Ishihara.

Gambar 5.9 Tampilan Tes Buta Warna

Gambar 5.9 merupakan tampilan tes buta warna, soal gambar plate

(60)

52

melihat angka pada plate user dapat menggunakan checkbox. Button “Next”

digunakan untuk melanjutkan ke soal tes buta warna berikutnya.

5.1.3.2Tampilan Menu Informasi Buta Warna

Menu informasi buta warna merupakan menu yang ditampilkan setelah mengklik button “Informasi Buta Warna” pada menu utama (Gambar 4.5), menu

informasi buta warna menampilkan informasi mengenai jenis buta warna dan penyebab dari buta warna tersebut.

Gambar 5.10 Tampilan Informasi Tes Buta Warna

Gambar 5.10 menunjukkan bahwa informasi yang ditampilkan berupa nama penyakit buta warna, dan keterangan buta warna tersebut. Keterangan yang ditampilkan pada halaman ini hanya sebagian, sehingga untuk melihat keterangan mengenai penjelasan buta warna tersebut, dapat dilakukan dengan mengklik data buta warna yang diinginkan.

5.1.3.3Tampilan Menu Hasil Tes

Menu Hasi Tes merupakan menu yang menampilkan hasil tes buta warna yang dilakukan oleh setiap user. Tampilan Gambar 5.11 menunjukan nama user

Gambar

Gambar 4.1 Alur Penelitian
Gambar 5.9 Tampilan Tes Buta Warna
Gambar 5.10 Tampilan Informasi Tes Buta Warna
Gambar 5.12 List Hasil Tes User
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests. Universitas Pendidikan Indonesia |

Caton peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri mengikuti tes buta warna di ITB, Bandung, Senin (22/6). Tes ini wajib diikuti calon peserta yang

perancangan sistemnya.Tes Metode Ishihara adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi gangguan persepsi warna, berupa tabel warna khusus berupa lembaran pseudoisokromatik

Ketika pengguna memilih angka yang berada pada sebelah kiri maka sudah pasti pengguna menderita buta warna hijau (deutronopia) Sehingga pengguna dapat dikatakan

Berawal dari hal tersebut, maka dibuat suatu aplikasi tes buta warna berbasis android untuk memudahkan masyarakat melakukan tes buta warna kapan

perancangan sistemnya.Tes Metode Ishihara adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi gangguan persepsi warna, berupa tabel warna khusus berupa lembaran pseudoisokromatik

Dengan demikian fitur tes buta warna yang diimplementasikan terhadap warna tipe protan kuat (kelemahan penglihatan terhadap warna merah), deutan kuat (kelemahan

Metode Farnsworth Munsell dapat diterapkan pada Aplikasi tes buta warna menggunakan android ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perancangan sistem yang telah