RANCANG BANGUN APLIKASI TES BUTA WARNA BERBASIS WEB
INTERAKTIF MENGGUNAKAN METODE PSEUDOISOCHROMATIC
PLATES DAN ARRANGEMENT TESTS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Ilmu Komputer
Oleh:
NABIL AMER THABIT 0800608
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
i
RANCANG BANGUN APLIKASI TES BUTA WARNA BERBASIS WEB INTERAKTIF MENGGUNAKAN METODE
PSEUDOISOCHROMATIC PLATES DAN ARRANGEMENT TESTS
Oleh
Nabil Amer Thabit
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Nabil Amer Thabit 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANG BANGUN APLIKASI TES BUTA WARNA BERBASIS WEB
INTERAKTIF MENGGUNAKAN METODE PSEUDOISOCHROMATIC
PLATES DAN ARRANGEMENT TEST
Oleh
Nabil Amer Thabit
0800608
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. Munir M.IT.
NIP. 196603252001121001
Pembimbing II
Herbert Siregar MT.
NIP. 197005022008121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI
Rasim, MT.
viii
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR HAK CIPTA... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK... iv
KATA PENGANTAR... v
UCAPAN TERIMA KASIH... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2Perumusan Masalah... 5
1.3Batasan Masalah... 6
1.4Tujuan... 6
1.5Manfaat... 7
1.6Jadwal Penelitian... 7
1.7Metode Penelitian... 8
1.7.1 Metode Pengumpulan Data... 8
1.7.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak... 9
1.8 Sistematika Penulisan...10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 11
2.1Buta Warna... 11
2.1.1 Pengertian Buta Warna... 11
2.1.2 Klasifikasi Buta Warna... 12
2.1.3 Penyebab Buta Warna... 13
2.1.4 Diagnosis Buta Warna... 17
2.2Komputerisasi... 19
2.3Web Interaktif... 19
2.3.1 Pengertian Web Interaktif... 19
2.3.2 AJAX (Asynchronous JavaScript and eXtensibel Markup Language)... 22
2.4Warna Web... 23
2.4.1 Pengertian RGB... 23
2.4.2 Pengertian Triplet Heksadesimal... 24
2.5Metode Pseudoisochromatic Plates... 25
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.5.2 Cara kerja Metode Pseudoisochromatic Plates... 26
2.5.3 Rancangan Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Pseudoisochromatic Plates... 27
2.6Metode Arrangement Test... 28
2.6.1 Pengertian Metode Arrangement Test... 28
2.6.2 Cara kerja Metode Arrangement Test... 28
2.6.3 Rancangan Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Arrangement Test... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 33
3.1Desain Penelitian... 33
3.2Metode Penelitian... 36
3.2.1 Proses Pengumpulan Data... 36
3.2.2 Proses Pengembangan Perangkat Lunak... 36
3.3Alat dan Bahan Penelitian... 39
3.3.1 Alat Penelitian... 39
3.3.2 Bahan Penelitian... 41
3.4Implementasi Penelitian... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 43
4.1Hasil Penelitian... 44
4.1.1 Pengumpulan Data... 44
4.1.2 Perhitungan Jawaban Metode Pseudoisochromatic Plates... 46
4.1.3 Perhitungan Jawaban Metode Arrangement Test... 54
4.1.4 Sebaran Warna Metode Arrangement Test... 61
4.2Pengembangan Perangkat Lunak... 63
4.2.1 Deskripsi Sistem... 63
4.2.2 Batasan Perangkat Lunak... 65
4.2.3 Analisis Perangkat Lunak... 65
4.2.3.1Analisis Masukan... 65
4.2.3.2Analisis Keluaran... 65
4.2.4 Pemodelan Kebutuhan... 66
4.2.4.1Model Hubungan Luar... 66
4.3Desain Perangkat Lunak... 68
4.3.1 Desain Data... 68
4.4Implementasi... 69
4.4.1 Perancangan Antar Muka... 70
4.4.2 Implementasi Antar Muka... 81
4.5Pengujian... 99
4.5.1 Hasil Pengujian... 105
4.5.2 Analisis CVC... 129
4.5.2.1Pengujian CVC... 129
4.5.2.2Rekapitulasi Hasil Kuisioner Mengenai Tampilan dan Desain Sistem... 130
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.5.2.4Rekapitulasi Hasil Kuisioner Mengenai Buta
Warna... 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 132
5.1Kesimpulan... 132
5.2Saran... 133
DAFTAR PUSTAKA... xvi
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian... 7
Tabel 4.1 Kunci Jawaban Pseudoisochromatic Plate... 46
Tabel 4.2 Skor Jawaban Untuk Menentukan Hasil Arrangement Test... 54
Tabel 4.3 Sebaran warna pada Arrangement Test... 61
Tabel 4.4 Implementasi Modul Program... 70
Tabel 4.5 Pelaksanaan Pengujian... 99
Tabel 4.6 Hasil Pengujian... 99
Tabel 4.7 Hasil Tes Rekam Medik... 105
Tabel 4.8 Tabel perbandingan warna orang normal dan protanopia... 113
Tabel 4.9 Tabel perbandingan warna orang normal dan deuteranopia... 115
Tabel 4.10 Tabel perbandingan warna orang normal dan tritanopia... 118
Tabel 4.11 Tabel sebaran RGB yang masih aman dilihat oleh pengidap buta warna protanopia... 127
Tabel 4.12 Tabel sebaran RGB yang masih aman dilihat oleh pengidap buta warna deuteranopia... 127
Tabel 4.13 Tabel sebaran RGB yang masih aman dilihat oleh pengidap buta warna tritanopia... 128
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Mengenai Tampilan dan Desain Sistem... 130
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Mengenai Keakuratan dan Kelayakan Sistem... 130
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Mengenai Hasil Tes Berdasarkan Metode Pseudoisochromatic Plates... 131
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva penyerapan warna pada sel kerucut di dalam mata... 11
Gambar 2.2 Perbandingan penglihatan pada mata normal, protanopia, deuteranopia dan tritanopia... 13
Gambar 2.3 Bagaimana buta warna diwarisi dari seorang ibu dengan bermutasi resesif kromosom X... 15
Gambar 2.4 Konversi dari heksadesimal ke desimal... 24
Gambar 2.5 Diagram polar Farnsworth-Munsell 100 Test Hue... 29
Gambar 2.6 Diagram polar dengan hasil Monokromasi... 30
Gambar 2.7 Diagram polar dengan hasil Protanopia/Protanomali... 30
Gambar 2.8 Diagram polar dengan hasil Deutranopia/Deutranomali... 31
Gambar 2.9 Diagram polar dengan hasil Tritanopia/Tritanomali... 31
Gambar 2.10 Diagram polar dengan hasil Normal... 32
Gambar 3.1 Desain Penelitian... 34
Gambar 3.2 Model Sekuensial Linier... 37
Gambar 4.1 Contoh dari Calibration Tool dari DataColor Spyder 4 Express... 46
Gambar 4.2 Flowchart Aplikasi Tes Buta Warna dengan metode Pseudoisochromatic Plates...48
Gambar 4.3 Contoh Pin dan Kotak... 55
Gambar 4.4 Contoh perhitungan midpoint dengan menggunakan 7 pin dan 7 kotak... 55
Gambar 4.5 Flowchart Aplikasi Tes Buta Warna dengan metode Arrangement Test... 57
Gambar 4.6 Deskripsi Umum Aplikasi... 64
Gambar 4.7 Context Diagram CVC... 66
Gambar 4.8 Data Flow Diagram CVC... 67
Gambar 4.9 Rancangan Antarmuka Halaman Dasbor... 71
Gambar 4.10 Rancangan Antarmuka Halaman Login... 72
Gambar 4.11 Rancangan Antarmuka Halaman Tambah Pasien... 72
Gambar 4.12 Rancangan Antarmuka Halaman Detail Pasien... 73
Gambar 4.13 Rancangan Antarmuka Halaman Edit Pasien... 74
Gambar 4.14 Rancangan Antarmuka Halaman Detil Tes... 75
Gambar 4.15 Rancangan Antarmuka Halaman Info Tes Pseudoisochromatic Plates... 75
Gambar 4.16 Rancangan Antarmuka Halaman Tes Pseudoisochromatic Plates... 76
Gambar 4.17 Rancangan Antarmuka Halaman Info Tes Arrangement Test... 76
Gambar 4.18 Rancangan Antarmuka Halaman Tes Arrangement Test... 77
Gambar 4.19 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Tes... 78
Gambar 4.20 Rancangan Antarmuka Surat Keterangan Dokter... 79
Gambar 4.21 Rancangan Antarmuka Statistik Berdasarkan Umur... 80
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.23 Rancangan Antarmuka Statistik Berdasarkan Jenis Kelamin...81
Gambar 4.24 User Interface Flow Diagram pada aplikasi CVC... 82
Gambar 4.25 Implementasi halaman login CVC... 83
Gambar 4.26 Implementasi antarmuka halaman dasbor CVC... 84
Gambar 4.27 Implementasi antarmuka tambah pasien CVC... 85
Gambar 4.28 Implementasi antarmuka detil pasien CVC... 86
Gambar 4.29 Implementasi antarmuka sunting pasien CVC... 87
Gambar 4.30 Implementasi antarmuka detil tes pasien CVC... 88
Gambar 4.31 Implementasi antarmuka halaman sebelum melakukan tes buta warna menggunakan metode Pseudoisochromatic Plates... 89
Gambar 4.32 Implementasi antarmuka halaman saat melakukan tes buta warna menggunakan metode Pseudoisochromatic Plates... 90
Gambar 4.33 Implementasi antarmuka halaman hasil tes buta warna menggunakan metode Pseudoisochromatic Plates... 91
Gambar 4.34 Implementasi antarmuka halaman sebelum melakukan tes buta warna menggunakan metode Arrangement Test... 92
Gambar 4.35 Implementasi antarmuka halaman saat melakukan tes buta warna menggunakan metode Arrangement Test... 93
Gambar 4.36 Implementasi antarmuka halaman hasil tes buta warna menggunakan metode Arrangement Test... 94
Gambar 4.37 Implementasi antarmuka statistik berdasarkan umur pasien saat melakukan tes... 95
Gambar 4.38 Implementasi antarmuka statistik berdasarkan waktu saat melakukan tes... 96
Gambar 4.39 Implementasi antarmuka halaman saat melakukan tes buta warna menggunakan metode Arrangement Test... 97
Gambar 4.40 Implementasi surat keterangan dokter... 98
Gambar 4.41 Grafik hasil perbandingan hasil tes komputerisasi dan konvensional dengan menggunakan metode Pseudoisochromatic Plates...108
Gambar 4.42 Grafik hasil perbandingan hasil tes komputerisasi dan konvensional dengan menggunakan metode Arrangement Test.. 108
Gambar 4.43 Grafik hasil akhir tes secara keseluruhan berdasarkan umur pada saat melakukan tes... 109
Gambar 4.44 Grafik hasil akhir tes secara keseluruhan berdasarkan waktu pada saat melakukan tes... 109
Gambar 4.45 Grafik hasil akhir tes secara keseluruhan berdasarkan jenis kelamin pasien... 110
Gambar 4.46 Aplikasi Color Oracle yang sedang dioperasikan pada Mac OSX... 110
Gambar 4.47 Warna Arrangement Test yang dilihat oleh orang normal... 111
Gambar 4.48 Warna Arrangement Test yang dilihat oleh orang yang mengidap buta warna Protanopia... 111
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengidap buta warna Tritanopia... 111 Gambar 4.51 Pengambilan nilai RGB pada aplikasi Adobe Photoshop... 112 Gambar 4.52 Penjelasan tabel perbandingan... 112 Gambar 4.53 Perbandingan sebaran RGB antara orang normal dan penderita
buta warna protanopia... 121 Gambar 4.54 Jarak angka RGB dari penglihatan normal ke penglihatan
protanopia... 122 Gambar 4.55 Perbandingan sebaran RGB antara orang normal dan penderita
buta warna protanopia... 123 Gambar 4.56 Jarak angka RGB dari penglihatan normal ke penglihatan
protanopia... 124 Gambar 4.57 Perbandingan sebaran RGB antara orang normal dan penderita
buta warna protanopia... 125 Gambar 4.58 Jarak angka RGB dari penglihatan normal ke penglihatan
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat penelitian Rumah Sakit Cicendo Bandung... xviii
Lampiran 2 Wawancara Dengan Pakar... xvix
Lampiran 3 Data Detil Hasil Tes Pasien NAT... xx
Lampiran 4 Data Detil Hasil Tes Pasien IA... xxi
Lampiran 5 Data Detil Hasil Tes Pasien MIDR... xxii
Lampiran 6 Data Detil Hasil Tes Pasien GAA... xxiii
Lampiran 7 Data Detil Hasil Tes Pasien RG... xxiv
Lampiran 8 Data Detil Hasil Tes Pasien AL... xxv
Lampiran 9 Data Detil Hasil Tes Pasien AUH... xxvi
Lampiran 10 Data Detil Hasil Tes Pasien MFA... xxvii
Lampiran 11 Data Detil Hasil Tes Pasien BS... xxviii
Lampiran 12 Data Detil Hasil Tes Pasien MY... xxix
Lampiran 13 Data Detil Hasil Tes Pasien GAR... xxx
Lampiran 14 Data Detil Hasil Tes Pasien RF... xxxi
Lampiran 15 Data Detil Hasil Tes Pasien RN... xxxii
Lampiran 16 Data Detil Hasil Tes Pasien MTR... xxxiii
Lampiran 17 Data Detil Hasil Tes Pasien DW... xxxiv
Lampiran 18 Data Detil Hasil Tes Pasien RI... xxxv
Lampiran 19 Data Detil Hasil Tes Pasien EBI... xxxvi
Lampiran 20 Data Detil Hasil Tes Pasien DM... xxxvii
Lampiran 21 Data Detil Hasil Tes Pasien DBA... xxxviii
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RANCANG BANGUN APLIKASI TES BUTA WARNA BERBASIS WEB INTERAKTIF MENGGUNAKAN METODE PSEUDOISOCHROMATIC
PLATES DAN ARRANGEMENT TEST
ABSTRAK
Dalam tes buta warna terdapat empat metode tes yang dapat dilakukan, yaitu Pseudoisochromatic Plates, Arrangement Test, Anomaloscope dan Lantern, namun hanya metode Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Test saja yang dapat dikomputerisasi, karena metode Anomaloscope dan Lantern mempunyai sumber cahaya dan warna yang tidak bisa dihasilkan oleh monitor komputer. Tes buta warna yang paling sering digunakan di masyarakat adalah metode Pseudoisochromatic Plates. Pada penelitian ini akan dibandingkan hasil tes dari penggunaan tes buta warna yang sudah dikomputerisasi dan tes buta warna yang masih konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah tes buta warna layak untuk dikomputerisasi atau tidak. Pada penelitian ini juga berhasil dibangun perangkat lunak yang yang diadaptasi dari perangkat tes buta warna secara konvensional. Perangkat lunak pun dapat melihat progresivitas penyakit dari satu waktu ke waktu lainnya dengan menggunakan data tes dan juga diinterpretasikan menggunakan grafik. Dari serangkaian pengujian didapatkan hasil yang sama antara tes buta warna konvensional dan tes buta warna yang dikomputerisasi, hal ini dibuktikan dengan kesamaan dengan presentasi hingga 94%. Penelitian selanjutnya adalah menghitung perubahan warna yang terjadi menggunakan RGB berdasarkan perbandingan warna yang dilihat oleh mata normal dengan penderita buta warna.
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DESIGN AND DEVELOPMENT OF COLORBLIND TEST WEB-BASED INTERACTIVE APPLICATION USING PSEUDOISOCHROMATIC
PLATES AND ARRANGEMENT TEST METHOD
ABSTRACT
In a colorblind test, there are four methods of test that can be done, such as Pseudoisochromatic Plates, Arrangement Test, Anomaloscope and Lantern, but the only method that can be computerized is Pseudoisochromatic Plates and Arrangement Tests, because the Anomaloscope and Lantern method has a light source and color that can’t be produced by computer monitor. Pseudoisochromatic Plates method is the most commonly test used by people. This research will compare the result of computerized colorblind test and conventional colorblind test. The purpose of this study is to prove whether a color blindness test is feasible for computerized or not. In this study also successfully built software that is adapted from the conventional colorblind test. The software also can see the progression of the disease from one time to another time using test data and also interpreted using graphs. From a series of tests obtained similar results between conventional colorblind tests and computerized colorblind test, this is proved by the similarity with the presentation up to 94%. The next research is to calculate the color changes based on comparisons using the RGB color between the normal eye and colorblind vision eye.
Keywords: Design & Development, Colorblind, Interactive Web, Pseudoisochromatic Plates, Arrangement Test, RGB.
1 Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dibekali dengan kelebihan bila dibandingkan dengan mahluk
ciptaan Tuhan yang lain. Manusia lebih peka terhadap rangsang, karena manusia
memiliki organ tubuh atau alat yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari
luar yang biasa disebut sebagai alat indra (Armyista Fidyah, 2012:1). Indra
berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan (Eka Sapri Alvyanto, 2010:1).
Ada lima macam indra manusia yaitu (1) mata sebagai penerima rangsang
cahaya (fotoreseptor), (2) telinga sebagai penerima rangsang getaran bunyi
(fonoreseptor), (3) hidung sebagai penerima rangsang bau berupa gas
(kemoreseptor), (4) lidah sebagai penerima rangsang zat yang terlarut
(kemoreseptor) dan (5) kulit sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
(Eka Sapri Alvyanto, 2010:1), apabila salah satu dari indra tersebut tidak
berfungsi maka dapat dipastikan bahwa tubuh manusia akan mempunyai
kekurangan, yaitu tidak dapat merasakan sesuatu rangsangan. Indra akan
berfungsi dengan sempurna apabila indra tersebut secara anatomi tidak ada
kelainan atau dengan kata lain bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan
baik, saraf-saraf yang membawa rangsang dari atau ke otak bekerja dengan baik
dan pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik (Eka Sapri Alvyanto,
2010:1).
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang memiliki keterbatasan
fungsi indra dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang sekitarnya.
Misalnya, seseorang yang mempunyai kelemahan dalam menerima rangsangan
warna pada mata yang disebut dengan buta warna. Penderita buta warna itu akan
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
jalan, karena ada beberapa rambu lalu lintas yang membutuhkan kepekaan
terhadap warna, contohnya adalah rambu lampu merah pada persimpangan jalan
yang mempunyai tiga warna berbeda dengan maksud yang berbeda pula.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya rangsangan pada mata,
diantaranya ada yang diakibatkan oleh penyakit, umur, kecelakaan, bakteri, virus
atau bawaan pada saat dilahirkan (http://rsmataaini.co.id/buta-warna.html [20
Februari 2012]). Pada kasus buta warna biasanya terjadi karena bawaan lahir,
adapun kasus yang diakibatkan oleh penyakit tertentu sangat jarang sekali (Eddy
Pasaribu, 2012: 1).
Buta warna adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan
warna-warna tertentu dengan mata telanjang. Orang tersebut biasanya tidak buta
terhadap semua warna melainkan hanya warna-warna tertentu. Selain itu ada
persepsi yang salah pada masyarakat mengenai penyakit buta warna yaitu bahwa
buta warna sama sekali tidak bisa melihat warna, yang ada hanyalah warna hitam
putih. Persepsi ini tidak benar karena jenis buta warna yang hanya dapat melihat
warna hitam dan putih hanyalah salah satu jenis dari sekian banyak jenis buta
warna (http://www.butawarna.com [20 Februari 2012]).).
Secara medis buta warna terjadi akibat tidak berfungsinya sel yang sensitif
dengan warna di lapisan retina mata. Retina adalah lapisan saraf yang meneruskan
rangsangan cahaya dan mengirimkan ke otak. Mata mempunyai tiga jenis sel
kerucut yang sensitif terhadap cahaya dan terletak dalam retina. Setiap jenis sel
kerucut, ada yang sensitif terhadap warna merah, hijau atau biru. Mata dapat
membedakan warna, apabila mempunyai sel-sel seperti itu (Dr. Salma, 2011: 1).
Tes atau diagnosa untuk menentukan seseorang menderita buta warna atau
tidak disebut dengan tes buta warna. Tes buta warna ini mempunyai 3 hasil tes,
yaitu (1) buta warna total, (2) buta warna sebagian (parsial) dan (3) normal,
namun dari ketiga hasil tersebut belumlah spesifik, karena hasil dari tes tersebut
belum menunjukkan kelemahan mata untuk mengolah warna berada. Oleh karena
itu dibutuhkan tes lanjutan untuk menentukan kelemahan mata untuk
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Hasil dari tes buta warna ini sangatlah penting untuk melanjutkan
pendidikan atau bekerja di bidang-bidang tertentu yang memerlukan kejelian
tinggi dengan warna seperti Teknik Elektro, Desain Komunikasi Visual, PNS,
Polisi, Militer dan lainnya (Maria Widyastuti, Suyanto, Fazmah Arif Yulianto,
2004:1). Kejelian tinggi terhadap warna ini dibutuhkan, karena pekerjaanya
bersinggungan langsung dengan warna, misalkan Teknik Elektro menggunakan
warna yang terdapat pada resistor untuk menentukan besaran hambatan yang akan
digunakan. Apabila tidak dapat membedakan warna, maka suatu rangkaian yang
menggunakan resistor tadi tidak akan berjalan dengan baik atau bisa saja menjadi
rusak karena menggunakan resistor yang tidak tepat.
Ada 4 metode tes buta warna yaitu (1) Anomaloscope, (2) Pseudoisochromatic Plates, (3) Arrangement Test dan (4) Lanterns (Daniel Flück, 2010:18). Dari keempat metode tersebut yang paling sering digunakan adalah
metode Pseudoisochromatic Plates, karena pengerjaan tes tergolong lebih cepat dan mudah bila dibandingkan dengan metode yang lain. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih spesifik, digunakan metode Arrangement Test, yaitu penyusunan empat gradasi warna yang diacak untuk mengetahui letak kelemahan mata untuk
menginterpretasikan warna berada, karena tes ini lebih difokuskan kepada
penyusunan tiga warna dasar penglihatan pada mata yang dibagi menjadi empat
bagian gradasi dan hasil dari metode Arrangement test biasanya berupa visualisasi
data dalam bentuk diagram polar. Penggunaan metode Arrangement Test untuk tes buta warna masih jarang dilakukan di Indonesia, karena selain masih banyak
masyarakat yang awam terhadap alat dan cara penggunaannya, harga dari alat
peraga ini tergolong sangat mahal dan memerlukan perhitungan yang detil untuk
mendapatkan skor dan hasil akhir dari tes (dr. Karmelita Satari Sp. M.).
Penggunaan metode Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Test dalam satu bagian sistem pengetesan akan membuat hasil dari diagnosa lebih
akurat karena kedua metode dapat saling melengkapi. Kebutuhan pengetesan
dengan hasil yang lebih spesifik ini dibutuhkan karena selain untuk kebutuhan
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
mengkonfirmasi diagnosa penyakit buta warna si penderita, maksud dari
mengkonfirmasi diagnosa disini adalah pendiagnosaan lebih lanjut dari diagnosa
awal karena hasil dari diagnosa awal masih terlalu umum, sehingga memerlukan
diagnosa lanjutan yang tentunya lebih spesifik dan juga untuk menilai
progresifitas penyakit penderita dari satu waktu ke waktu yang lainnya (dr.
Karmelita Satari Sp. M.).
Untuk saat ini, proses tes buta warna dengan metode Pseudoisochromatic
Plates dan Arrangement Test biasanya dilakukan secara konvensional, yaitu memperlihatkan soal-soal peraga kepada peserta tes, menjawab soal tes,
menghitung skor dari jawaban tes yang dilakukan lalu hasilnya dicatat pada suatu
lembar hasil tes dan setiap metode mempunyai alat peraga yang berbeda dari satu
metode ke metode lainnya. Hal ini membuat dokter atau penyelenggara tes buta
warna bekerja dengan memakan waktu yang lebih lama, karena harus membawa
beberapa alat peraga untuk melakukan tes, serta menghitung setiap jawaban yang
diberikan pada setiap sesi tes.
Masalah lainnya adalah jika pengarsipan data dari hasil tes tidak dilakukan
secara baik, maka dimungkinkan seseorang yang sudah melakukan tes buta warna
dapat berulang kali melakukan tes buta warna dalam renggang waktu yang cukup
dekat untuk keperluan berbeda. Pengarsipan ini dibutuhkan untuk melihat
progresifitas penyakit seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Dengan perkembangan teknologi maka tes yang dahulu dilakukan secara
konvensional, kini dapat dilakukan melalui proses komputer secara interaktif,
sehingga pengetesan untuk penderita buta warna dapat diuji melalui aplikasi
komputer. Namun hal ini membuat beberapa masalah lain muncul, seperti pada
setiap monitor komputer mempunyai intensitas cahaya dan gelombang warna
yang berbeda (Daniel Flück, 2010:21) dan apabila tes tetap dilakukan maka hasil
tes buta warna tidak akan akurat atau pada masalah lainya apakah setiap metode
tes buta warna dapat dikomputerisasikan atau tidak, mengingat setiap metode tes
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Tes buta warna dengan menggunakan komputer ini akan mempercepat
setiap proses tes yang akan dilakukan, terlebih pada metode Arrangement Test yang memerlukan visualisasi data dengan diagram polar dan harus digambar
dengan ketelitian yang tinggi dari keseluruhan perhitungan skor. Perhitungan dan
visualisasi data yang dilakukan dengan manual akan memerlukan waktu yang
lebih lama apabila dibandingkan dengan tes yang diproses menggunakan
computer (V. Balakrishnan, P. T. K. Chew, 1992:1).
Bertolak dari uraian permasalahan yang dipaparkan di atas memunculkan
sebuah ide untuk mengkomputerisasi tes buta warna agar lebih terukur serta
mudah untuk dilakukan dan juga mengukur warna mana saja yang dapat dilihat
oleh para pengidap buta warna berdasarkan RGB yang ditampilkan oleh monitor.
Tes akan dilakukan dengan komputer untuk melengkapi alat-alat peraga dari
metode Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Test lalu diolah menggunakan perhitungan komputer, hasil tes disimpan didalam database sehingga dokter atau petugas dapat mengecek data dan menghasilkan laporan
berupa surat keterangan yang dapat dicetak langsung melalui printer. Oleh karena
itu penulis menggambil judul Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna
Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates
dan Arrangement Test.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang harus
dipecahkan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagaimana cara merancang aplikasi tes buta warna berbasiskan web
interaktif?
2. Bagaimana hasil penelitian komputerisasi metode Pseudoisochromatic
Plates dan Arrangement Tests?
3. Bagaimana cara membuat aplikasi tes buta warna agar menghasilkan
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
4. Warna mana saja yang dapat dilihat oleh penderita buta warna
berdasarkan RGB yang ditampilkan?
1.3 Batasan Masalah
Dalam perancangan dan pembuatan aplikasi ini terdapat pembatasan
masalah, antara lain:
1. Aplikasi ini menggunakan metode tes buta warna Pseudoisochromatic
Plates dan Arrangement Test
2. Nilai probabilitas ditentukan oleh metode tes buta warna
Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Test
3. Aplikasi ini berbasiskan web menggunakan HTML5 dengan bahasa
pemograman CSS3, Javascript dan PHP
4. Aplikasi akan dioperasikan secara lokal
5. Aplikasi ini tidak dapat digunakan bebas, hanya dapat digunakan
dengan pengawasan dokter atau petugas yang sudah punya wewenang
dan mengerti tentang sistem tes buta warna
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah untuk mempermudah
melakukan tes buta warna dari pemberian soal, penjawaban soal, perhitungan
jawaban, penulisan lembar hasil tes hingga pengarsipan data. Adapun tujuan
khusus dari penelitian ini diantaranya:
1. Merancang dan membuat aplikasi berbasiskan web interaktif.
2. Mengetahui presentase keberhasilan dari komputerisasi yang dibuat.
3. Merancang dan membuat aplikasi tes buta warna menggunakan
metode Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Test dengan akurasi yang tinggi.
4. Mengetahui warna mana saja yang dapat dilihat oleh penderita buta
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
1.5 Manfaat
Manfaat dari perancangan aplikasi ini adalah sebagai berikut,
1. Bagi pengguna:
Menyediakan aplikasi yang dapat mempermudah dokter atau
petugas dan peserta untuk melakukan tes buta warna.
2. Bagi Penulis:
Dengan merancang sebuah aplikasi tes buta warna, penulis
berharap dapat merasakan langsung perkembangan teknologi
informatika yang berperan membantu bidang lain untuk
mempermudah pekerjaanya serta mengimplementasikan aplikasi
interaktif berbasis web.
1.6 Jadwal Penelitian
Jadwal yang direncanakan untuk melakukan penelitian mengenai Rancang
Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode
Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Tests adalah:
No Kegiatan
Minggu Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pengumpulan
informasi
mengenai tes buta
warna
2 Pengumpulan dan
pemahaman
mengenai website
interaktif
3 Pembuatan model
sistem dan model
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
No Kegiatan
Minggu Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
matematis
4 Pembuatan dan
pengembangan
sistem
5 Pembuatan antar
muka
Pengujian
6 Uji coba
7 Perbaikan dan
evaluasi
kesalahan
Pengujian
8 Pengambilan
kesimpulan
9 Bimbingan
10 Pembuatan
dokumentasi
1.7 Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
1.7.1. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode-metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Metode Studi Kepustakaan
Mengumpulkan dan mempelajari yang berkaitan dengan
aplikasi ini, seperti:
a. Mempelajari segala hal yang berhubungan dengan tes buta
warna
b. Mempelajari struktur aplikasi website berbasis HTML5
c. Mempelajari bahasa pemograman Javascript, CSS dan
PHP.
d. Mempelajari aplikasi agar menjadi interaktif
2. Metode Observasi
Melakukan pengamatan pada aplikasi interaktif berbasiskan
web menggunakan HTML5 yang sudah ada dan penulis menjadikan
ini sebagai patokan serta melakukan wawancara pada dokter atau
petugas yang sering melakukan tes buta warna.
1.7.2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Sedangkan metode penelitian yang diterapkan dalam perancangan aplikasi
ini adalah dengan model Sekuensial Linier yaitu dengan aktifitas-aktivitas sebagai
berikut:
1. Pemodelan Sistem
2. Analisis (Assesment)
3. Desain (Design)
4. Implementasi Kode (Code Implementation)
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
6. Pemeliharaan (Maintenance)
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi
beberapa bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, Bab ini menjelaskan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, Bab ini menjelaskan tentang landasan teori
yang mendasari studi ini, dalam bab ini antara lain membahas tentang buta warna,
web interaktif, standar HTML5, pemograman CSS, Javascript, PHP serta
pengaplikasian test buta warna.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, Bab ini menjelaskan lebih
rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah disinggung pada
BAB I. Berisikan semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan
hingga penelitian berakhir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Bab ini
menjelaskan tentang pembahasan pembuatan aplikasi, fitur, antarmuka, dan
implementasi coding.
BAB V PENUTUP, Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil
penelitian dan perancangan yang diperoleh penulis dan saran yang ditunjukkan
kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil rancangan aplikasi
dan kepada pengembang aplikasi berikutnya yang berminat untuk melakukan
33 Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk
mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian rancang bangun
aplikasi tes buta warna berbasis web interaktif digambarkan seperti pada Gambar
3.1.1.
Berikut tahapan penelitian yang dilakukan:
1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.
2. Mempersiapkan alat dan bahan penelitian, alat adalah perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) sedangkan bahan
penelitian yaitu data-data yang telah dikumpulkan.
3. Wawancara dengan pakar.
4. Pembangunan sistem dengan metode sekuensial linier.
5. Hasil dari pengoperasian sistem tersebut adalah diagnosa penyakit
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tahap awal penelitian:
1. Menentukan kebutuhan data penelitian 2. Mengumpulkan data
3. Menyiapkan alat dan bahan penelitian
Wawancara:
Wawancara dengan pakar tentang tes buta warna
Studi Literatur:
1. Menentukan metode yang digunakan 2. Mempelajari metode Pseudoisochromatic
Plates dan ArrangementTests
Rekayasa Perangkat Lunak : Sekuensial Linier
Pemodelan Perangkat Lunak
Desain:
1. Merancang struktur data, struktur perangkat lunak, tampilan antarmuka perangkat lunak
2. Mengadaptasi aturan setiap metode
Analisis:
1. Mendeskripsikan perangkat lunak
2. Mendeskripsikan kebutuhan fungsional dan non fungsional
Kode:
Menerjemahkan desain perangkat lunak ke dalam bahasa pemograman
Metode
Pseudoisochromatic Plates
Metode
Arrangeme ntTests
Tes:
Pengujian fungsi sistem terhadap hasil analisis (blackbox)
Aplikasi/Sistem:
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
Penjelasan Desain Penelitian
1. Tahap Awal Penelitian
Penelitian dimulai dengan menentukan kebutuhan data penelitian
diantaranya mencari gejala-gejala gangguan pada penderita buta warna,
setelah itu data dikumpulkan dan menyiapkan alat dan bahan penelitian.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari aspek-aspek
yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya adalah mencari
jenis-jenis buta warna, gejala-gejala yang menyebabkan buta warna, teori
metode Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Tests. Data-data
yang digunakan dalam studi literatur didapat dengan cara mengumpulkan
jurnal, penelusuran internet, dan buku yang berkaitan dengan topik.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan
pakar (dokter mata) yang ahli dalam bidang penyakit mata, sehingga nanti
pada penelitian ini data yang didapat akan lebih akurat yang tidak terpaku
pada studi literatur.
4. Rekayasa Perangkat Lunak: Sekuensial Linear
Setelah itu dilanjutkan membangun perangkat lunak dari penelitian
ini, dimana rekayasa perangkat lunak yang digunakan adalah sekuensial
linear, yang urutannya terdiri dari analisis, desain, kode, dan tes. Pada
tahap analisis yaitu mendeskripsikan perangkat lunak dan mendeskripsikan
kebutuhan fungsional dan non fungsional, pada tahap desain yaitu
merancang struktur data, struktur perangkat lunak, tampilan antarmuka
perangkat lunak, pada tahap kode dilakukan penerjemahan desain
perangkat lunak kedalam bahasa pemograman, pada tahap ini metode
Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Tests diterjemahkan ke
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
5. Test
Setelah menerjemahkan desain perangkat lunak ke dalam bahasa
pemograman, maka dilakukan pengujian fungsi sistem terhadap hasil
analisis.
6. Sistem
Pada tahap ini sistem yang didesain telah siap digunakan.
Tanda panah pada gambar 3.1 menunjukkan alur maju dari satu tahap ke
tahap lain, sedangkan tahapan-tahapann yang dibatasi dengan garis putus-putus
menggambarkan satu kesatuan beberapa tahap yang ada di dalamnya.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Proses Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data dan informasi yang akurat dapat menunjang
proses penelitian. Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
a. Studi Literatur
Dengan melakukan studi mengenai sistem informasi, metode
PseudoisochromaticPlates dan Arrangement Tests serta penyakit dan
gejala buta warna melalui literatur seperti jurnal, buku, sumber ilmiah
yang didapat dari internet dengan topik yang ada sangkut pautnya.
b. Wawancara
Wawancara langsung kepada pakar terhadap permasalahan
yang diambil untuk mendapatkan data yang akurat mengenai buta
warna. Proses wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya
jawab dengan pakar dan pakar memberikan parameter-parameter
sesorang yang mengidap buta warna.
3.2.2 Proses Pengembangan Perangkat Lunak
Metode pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini menggunakan
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang dimulai pada tingkat dan
kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan.
Berikut adalah model sekuensial linier:
Gambar 3.2 Model Sekuensial Linier (Pressman, 2001: 29)
Model sekuensial linier memiliki beberapa fase sebagai berikut:
1. Pemodelan Sistem Informasi
Membangun syarat semua elemen sistem dan mengalokasikan ke
perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membuat sistem web interaktif
dengan memperhatikan hubungannya dengan pengguna perangkat keras
dan database.
2. Analisis
Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang dibutuhkan dalam
membangun web interaktif untuk diagnosis buta warna. Untuk memahami
sifat program yang akan dibangun harus memahami data-data yang
dibutuhkan untuk setiap gejala, fungsi-fungsi yang diperlukan dalam
sistem dan tampilan perangkat lunak.
3. Desain
Proses desain ini menerjemahkan kebutuhan yang sudah dianalisa
ke sebuah perancangan perangkat lunak. Tahap desain meliputi
perancangan struktur data diantaranya mendesain entity relationship
diagram (ERD), perancangan struktur perangkat lunak diantaranya context
diagram, data flow diagram, data dictionary dan process specification,
Pemodelan Sistem Informasi
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
perancangan tampilan antarmuka, dan perancangan aturan diagnosis buta
warna.
4. Kode
Merupakan proses menerjemahkan desain yang telah ditetapkan ke
dalam bahasa pemograman yang dapat dimengerti oleh komputer.
Penelitian ini menggunakan bahasa pemograman PHP: Hypertext
Preprocessor dan MySQL sebagai basis data. Penggunaan metode
Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Tests pada proses ini yaitu
menghitung tiap parameter nilai dari setiap pertanyaan yang dijawab atau
diisi.
5. Tes
Proses ini dilakukan untuk memastikan perangkat lunak dapat
bekerja sesuai apa yang telah direncanakan sebelumnya. Selain itu, pada
proses ini berfungsi menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan
sistem akan memberikan hasil yang akurat, proses pengujian dilakukan
dengan Blackbox Testing.
Blackbox Testing adalah pengujian yang dilakukan dengan hanya
mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari
perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti melihat suatu kotak hitam, yang
hanya bisa melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau apa dibalik kotak
hitam tersebut, atau dengan kata lain Blackbox Testing ini mengevaluasi
hanya dari tampilan luar (interface), fungsionalitasnya dan tanpa
mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (hanya
mengetahui input dan output).
6. Pemeliharaan
Proses dimana suatu perangkat lunak yang telah selesai dapat
mengalami perubahan-perubahan atau penambahan-penambahan fitur
dikemudian hari misalnya penambahan instansi, dokter dan pasien.
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
3.3.1 Alat Penelitian
Dalam proses pembuatan penelitian ini, yang digunakan adalah perangkat
keras dan perangkat lunak sebagai berikut:
1. Laptop dengan spesifikasi:
a. Prosesor 2,4 GHz Intel Core i5
Prosesor adalah sebuah chip yang berupa Integrated Circuit
(IC) yang mengontrol keseluruhan sistem komputer dan
digunakan sebagai pusat atau otak dari kegiatan komputer
dalam melakukan perhitungan dan menjalankan tugas input
dan output.
b. RAM 4 GB 1333 MHz DDR3
RAM (Random Access Memory) merupakan perangkat keras
untuk tempat menyimpan data yang diakses oleh Processor.
Data yang ada di RAM bisa diakses secara acak dengan
kecepatan yang sama, sehingga di sebut Random (acak). Data
yang tersimpan di RAM bersifat sementara, karena hanya akan
ada jika ada listrik atau saat komputer menyala dan akan
hilang jika komputer mati.
c. VGA Intel HD Graphic 3000 384MB
VGA (Video Graphic Adapter) merupakan bagian komputer,
di dalam unit komputer yang berperan penting untuk
menampilkan output proses ke layar monitor. Tanpa VGA,
layar komputer tidak akan menampilkan apa-apa. VGA card
sendiri ada yang berupa slot tambahan (add on) ataupun
bawaan produsen motherboard yang disebut dengan VGA on
board.
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Harddisk adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat
untuk menyimpan dan mengambil informasi digital yang ada
pada sebuah unit komputer.
2. Perangkat lunak:
a. Operating System: Windows 7 Professional/Mac OS X
Mavericks
Operating System atau OS adalah perangkat lunak sistem yang
bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat
keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan
software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan
browser web.
b. XAMPP versi 1.7.7
XAMPP merupakan alat yang menyediakan paket perangkat
lunak untuk pengembangan web dengan bahasa PHP dengan
menggunakan host local pada sebuah komputer. Dengan
menggunakan XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan
instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL
secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan
mengkonfigurasikannya secara otomatis.
c. Netbeans IDE 6.9.1
NetBeans adalah sebuah pengembangan terpadu atau
Integrated Development Environment (IDE) untuk
mengembangkan sistem dengan bahasa Java, PHP, C++
ataupun bahasa pemrograman lainnya.
d. Power Designer V.15.0b
Power Designer adalah aplikasi untuk membuat perancangan
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
pada umumnya dibuat untuk membuat diagram-diagram
seperti ER Diagram, Flow Chart ataupun Data Flow Diagram.
e. Browser: Google Chrome/Mozilla Firefox/Internet
Explorer/Opera Browser
Browser adalah aplikasi yang menterjemahkan kode HTML
dan merepresentasikan halaman web. Aplikasi inilah yang
paling sering kita gunakah setiap hari untuk melakukan
browsing di dunia maya.
f. Color Oracle
Color Oracle adalah aplikasi simulator buta warna yang dibuat
untuk mensimulasikan warna apa yang bisa dilihat oleh
penyandang buta warna. Color Oracle ini dapat
mensimulasikan buta warna protanopia, deuteranopia dan
tritanopia pada layar monitor pengguna. Aplikasi ini dapat
diunduh secara bebas pada web resminya http://colororacle.org
dan aplikasi ini juga dapat dijalankan diberbagai platform
operating system (Mac, Windows dan Linux).
3.3.2 Bahan Penelitian
1. Setiap jawaban yang diberikan oleh pasien dengan metode
PseudoisochromaticPlates dan Arrangement Tests yang dilakukan
secara komputerisasi dan konvensional.
2. Parameter setiap tipe buta warna pada metode Pseudoisochromatic
Plates.
3. Parameter setiap tipe buta warna pada metode ArrangementTests.
4. Penyakit Buta Warna.
Bahan penelitian yang digunakan berupa paper, textbook dan dokumentasi
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
3.4 Implementasi Penelitian
Untuk menyelesaikan penelitian ini dibutuhkan beberapa tahapan yang
harus dilakukan seperti pengumpulan data, wawancara pada seorang dokter mata,
pemahaman metode dan perancangan perangkat lunak.
Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan penelitian yaitu:
a. Pengumpulan data, mencari dari berbagai sumber, baik itu dari
jurnal, buku, internet dan pakar untuk mengetahui hal-hal yang
diperlukan pada penelitian.
b. Melakukan wawancara pada pakar kesehatan tentang buta warna.
c. Pemahaman metode yang dipakai yaitu metode
PseudoisochromaticPlates dan ArrangementTests
d. Merancang dan membangun perangkat lunak dengan kebutuhan
fungsional sistem dan menerapkan metode Pseudoisochromatic
132 Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Rancang Bangun Aplikasi
Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode
Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Test yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penelitian ini telah berhasil merancang aplikasi sistem tes buta warna
sesuai dengan karakteristik metode Pseudoisochromatic Plates dan
Arrangement Test, kemudian semua jenis buta warna dapat dideteksi
hingga melihat progresivitas penyakit.
2. Metode Pseudoisochromatic Plates yang digunakan untuk
mendapatkan hasil tes buta warna dapat memberikan nilai akhir yang pasti. Oleh karena itu penggunaan metode Pseudoisochromatic Plates lebih ditujukan untuk mengetahui buta warna yang didapatkan dari
lahir dan turunan. Sedangkan metode Arrangement Test yang
digunakan untuk mendapatkan hasil tes buta warna dapat memberikan nilai yang berbeda-beda. Oleh karena itu Arrangement Test lebih digunakan untuk mendeteksi buta warna bukan bawaan lahir ataupun turunan.
3. Metode Pseudoisochromatic Plates dan Arrangement Test dapat
dikomputerisasi untuk mendiagnosis penyakit buta warna. Hasil pengujian menunjukkan tingkat akurasi dari perpaduan tersebut sebesar 94% dengan jumlah data uji sebanyak 39 sample.
Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
133
5.2. Saran
Beberapa saran yang bisa penulis sampaikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan diantaranya:
1. Aplikasi ini dapat membantu para dokter ataupun ahli yang melakukan
tes buta warna, apalagi apabila dikembangkan lebih lanjut dengan penggunaan jaringan LAN sehingga tes buta warna dapat dilakukan secara massal hanya dengan satu pengawas atau satu dokter saja.
2. Tes buta warna yang dikembangan hanya berbasis web untuk desktop
saja, belum dapat dilakukan dengan menggunaan alat yang lebih sederhana, akan lebih praktis lagi apabila alat tes yang digunakan lebih sederhana, misalkan tes dengan menggunakan tablet komputer.
3. Untuk pengembangan selanjutnya, aplikasi ini dapat diakses untuk
xvi Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. (2011). Buta Warna: Cacat Mata, Kerusakan Retina, Ishihara
[Online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/buta-warna.htm [20 Februari 2012].
Alvyanto, Eka Sapri. (2010). Sistem Indra Manusia. [online]. Tersedia: http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-indera-manusia.html [23 Juni 2012].
Balakrishnan, V., Chew, P. T. K., (1992). Computerised Scoring and Graphic of
The Farnsworth-Munsell 100 Hue Test of Colour Vision – A Program
Written in Pascal. Department of Ophthalmology National University of
Singapore. Lowe Kent Ridge Road, Singapore.
Crabtree, D., Mount, H. T. J., Transley, B. W., (1982). A Data Manipulation
System for Farnsworth-Munsell 100-HUE Test Results. Division of
Electrical Enginnering, National Research Council of Canada. Ottawa, Canada.
Farnsworth, D. (1957). The Farnsworth-Munsell 100 Hue Test. Macbeth, Division of Kollmorgen Instruments Corp. New York, America.
Fidyah, Armyista. (2012). Alat Indra. [online]. Tersedia:
http://armyistafidyah.blogspot.com/2012/12/alat-indra.html. [23 Juni 2012].
Flück, Daniel. (2012). Color Blind Essesntials. Tersedia:
http://www..colblindor.com/ [20 Februari 2012].
Junior, Matt. (2012). Apa Itu HTML 5 Dan Apa Fitur Yang Baru Di HTML 5. [online]. Tersedia: http://www.mattjunior.com/2013/05/pengenalan-html-5-apa-itu-html-5-dan-apa-fitur-yang-baru-di-html-5/ [2 Mei 2014].
P, Indra. (2011). Terapi Pengobatan Buta Warna. [online]. Tersedia:
http://www.butawarna.com [19 Juni 2012].
Pasaribu, Eddy. (2012). Mengapa Seseorang Mengidap Buta Warna?. [online]. Tersedia: http://eddypasaribu.blogspot.com/2012/04/buta-warna.html [19 Desember 2012].
Riganati, Daniel. What is a computerized system?. Tersedia:
https://www.ibm.com/developerworks/community/blogs/obidan/entry/what _is_a_computerized_system [9 Juni 2014].
xvii Nabil Amer Thabit, 2014
Rancang Bangun Aplikasi Tes Buta Warna Berbasis Web Interaktif Menggunakan Metode Pseudoisochromatic Plates Dan Arrangement Tests
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumah Sakit Mata AINI. (2011). Buta Warna [Online]. Tersedia:
http://www.rsmataaini.co.id/buta_warna/ [20 Februari 2012].
Salma. Buta Warna: Mengapa Terjadi, Bagaimana Mengetahuinya [Online].
Tersedia:
http://majalahkesehatan.com/buta-warna-mengapa-terjadi-bagaimana-mengetahui [20 Februari 2012].
Widianingsih, R., Kridalaksana, A. H. & Hakim, A. R. (2010). Aplikasi Tes Buta
Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer. Program Studi Ilmu