KATA PENGANTAR
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Pertumbuhan PKBM semakin hari semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan belajar pendidikan nonformal di masyarakat. Berdasarkan data yang dimiliki Dirbindikmas jumlah PKBM hingga tahun 2013 mencapai angka 9000 PKBM. Pertumbuhan yang sangat tinggi tersebut perlu dilakukan upaya – upaya untuk meningkatkan keberlanjutan dan mutu layanan.
Salah satu upaya pembinaan PKBM tersebut, maka akan dilakukan beberapa langkah strategis yang dimulai tahun 2014 diantaranya:
1. Pendataan kembali PKBM dengan standar minimal 2. Pemberian Nilem baru dengan prosedur baru 3. Penilaian kinerja PKBM
4. Pemberian bimbingan secara terstruktur untuk mencapai standar nasional dan internasional
5. Pemberian sistem reward dan punishment
Kami berharap dengan ke lima pola pembinaan tersebut akan diperoleh PKBM yang dapat dipertanggung jawabkan keberadaannya, kapasitas dan mutunya. Oleh karena itu dengan mempelajari buku ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi semua pembaca dalam mengelola PKBM ke depan.
Direktur
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Dr. Wartanto
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ... ii
A. LATAR BELAKANG ...1
B. HAKEKAT PKBM ...2
C. BAGAIMANA MENDIRIKAN PKBM ...3
1. Analisis Calon Lokasi Prioritas Mendirikan PKBM ... 3
2. Pra Kondisi Pendirian (Koordinasi dan Sosialisasi) ... 5
3. Persyaratan Pendirian ... 5
4. Persiapan Dokumen Pendirian ... 5
5. Pengajuan perizinan ... 7
D. TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PKBM ...7
1. Penerimaan Berkas ... 8
2. Visitasi Lapangan ... 8
3. Penerbitan Izin ... 9
4. Pemberian Izin Penyelenggaraan Program PNF ... 10
5. Apa yang harus dilakukan setelah memperoleh izin? ... 10
E. PENERBITAN NOMOR INDUK LEMBAGA (NILEM) PKBM ... 11
1. Manfaat Nilem ... 12
2. Syarat pengajuan ... 12
3. Cara mengajukan ... 12
4. Nomor Induk yang Diperoleh ... 13
F. PROGRAM UTAMA PENDIDIKAN NONFORMAL ... 13
G. PENJAMINAN MUTU PKBM ... 20
1. Penjaminan Mutu Kelembagaan ... 22
2. Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran ... 22
3. Penjaminan Mutu Lulusan ... 23
4. Penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan ... 24
K. Penutup
Panduan penyelenggaraan PKBM ini hendaknya dijadikan acuan minimal dalam melaksanakan PKBM agar dapat dimengerti arti pentingnya PKBM dan juga arti pentingnya kesungguhan menyelenggarakan PKBM.
Apabila ini diterapkan secara sungguh-sungguh dalam penyelenggaraan PKBM maka minimal akan diperoleh 3 manfaat yang sangat berarti, yakni:
1. Aman dalam penyelenggaraan karena tidak melanggar hukum yang sudah ditetapkan, sehingga tidak ada lagi PKBM yang terseret masalah hukum
2. Mutu terjamin karena yang diselenggarakan di PKBM sudah sesuai standar minimal lembaga dan atau program yang diselenggarakan
3. Manfaat, karena apa yang diselenggarakan oleh PKBM memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar
3. Akibat Apabila Tidak Ditutup
a. Akan menganggu pelaksanaan dan mutu program-program PNFI
b. Merugikan masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan nonformal
c. Menimbulkan efek hukum yang berakibat terseretnya para pejabat di lingkungan pendidikan dalam berbagai kasus d. Mempersulit penegakan aturan hukum yang sesuai
perundang-undangan
e. Mempersulit upaya akuntabilitas dan transparansi birokrasi
H.PEMANTAUAN, EVALUASI DAN SUPERVISI KEGIATAN ... 25
1. Pemantaun dan evaluasi dilaksanakan untuk : ... 25
2. Pihak-pihak yang paling tepat untuk melakukan adalah: ... 26
I. DUKUNGAN PEMERINTAH... 26
1. Peran dan Dukungan Pemerintah Pusat ... 27
2. Peran dan Dukungan Pemerintah Propinsi ... 27
3. Peran dan Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ... 28
J. PENCABUTAN IZIN PENDIRIAN PKBM ... 29
1. PKBM dapat dicabut izin pendiriannya apabila :... 29
2. Tata Cara Penutupan PKBM ... 29
3. Akibat apabila tidak ditutup: ... 31
A. Latar Belakang
Sesuai data yang dimiliki oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, jumlah PKBM setiap tahun meningkat hingga lebih kurang 9000 PKBM pada tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan besarnya animo masyarakat untuk ikut terlibat dalam penyelenggaraan program Paud dan PNFI melalui PKBM. Di sisi lain bertambahnya PKBM akan menjadi berbahaya apabila pertambahan tersebut tidak diikuti dengan regulasi dan tata aturan yang jelas dan tegas.
Masalah yang muncul dengan meledaknya PKBM yang tidak terkendali adalah: a) tidak jelas profil PKBM yang ada, b)banyak PKBM yang muncul hanya karena faktor tertentu di luar usaha layanan pendidikan, c) sulit dikembangkannya mutu PKBM karena tidak jelas kondisi saat ini, dan d) masih banyak PKBM yang hanya nama. Hal ini akan merusak PKBM yang benar-benar berjalan dan memiliki pengabdian di bidang pendidikan nonformal.
Pada kondisi tata pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan transparan maka sulit rasanya mewujudkan layanan pendidikan bermutu apabila kondisi PKBM seperti tersebut di atas. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada awal tahun 2014 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat bertekad menata kembali PKBM dari berbagai aspek agar lebih bermutu dan memiliki nilai daya saing.
BAB I
PENDAHULUAN
c. Hasil verifikasi lapangan dilaporkan kepada Kadis pendidikan atau pejabat yang ditunjuk untuk diambil keputusan. Apabila belum puas atas laporan tim maka pengelola PKBM yang bersangkutan dapat dipanggil di dinas untuk dilakukan dialog d. Apabila pelanggarannya tidak fatal sesuai (E.1) maka sesuai
dengan tingkat kesalahannya dapat diberi sangsi secara bertingkat sebagai berikut :
1) Teguran lisan 2) Teguran tertulis
3) Tidak diberikan rekomendasi untuk mengikuti berbagai kegiatan
4) Dicabut izinnya apabila melanggar aturan (E.1)
e. Apabila dianggap sudah melanggar aturan yang sudah ditetapkan sesuai (E.1) maka PKBM dapat diusulkan kepada kepala dinas pendidikan untuk dicabut izin satuan pendidikan dengan surat pencabutan izin disertai alasan dan fakta. Artinya secara kekembagaan PKBM sudah berhenti.
f. Dinas pendidikan wajib memberikan surat tembusan penutupan PKBM kepada dinas pendidikan provinsi dan Direktorat Pendidikan Masyarakat agar Nomor Induk Lembaga PKBM tersebut dihapus dari portal web online.
J. Pencabutan Izin Pendirian PKBM
1. PKBM dapat dicabut izin pendiriannya apabila : a. Tidak lagi berazaskan Pancasila dan UUD 1945
b. Keberadaannya meresahkan kehidupan masyarakat yang dibuktikan karena banyaknya protes masyarakat
c. Kegiatan PKBM sudah menyimpang dari tugas pokok bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat
d. Tidak lagi memiliki program kegiatan reguler atau sudah tidak sesuai dengan standar minimal
e. Melakukan penyalahgunaan bantuan dari pemerintah, badan usaha atau masyarakat yang memiliki kekuatan hukum tetap. f. Melakukan manipulasi data-data pembelajaran (kriminal) g. Pengelola mengajukan diri bahwa PKBM tersebut tidak
beroperasi atau PKBM sudah tidak menyelenggarakan program/kegiatan selama dua tahun berturut-turut
2. Tata Cara Penutupan PKBM
a. Dinas Pendidikan Kabupaten/kota wajib memiliki data kondisi setiap PKBM atau tim pengaduan penyelenggaraan pendidikan
b. Apabila ada pengaduan masyarakat dan atau laporan dari penilik wajib dilakukan verifikasi dengan cara :
1) Melakukan evaluasi dan verifikasi lapangan secara mendadak (tidak perlu memberitahukan pihak PKBM). Pelaksana verifikasi ditunjuk oleh kadis pendidikan atau pejabat yang ditunjuk
2) Tim melakukan dialog dengan pengelola dan warga masyarakat sekitarnya tentang: tingkat pelaksanaan kegiatan, penyimpangan-penyimpangan dan apakah menganggu masyarakat sekitar
B. Hakekat PKBM
Sesuai UU no 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional, PP no 17 tahun 2010, dan Permendikbud No 81 tahun 2013 tentang satuan pendidikan nonformal, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau disebut PKBM merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal.
PKBM diselenggarakan bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan nonformal sebagai penambah, pengganti dan pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan kepribadian, mengembangkan diri untuk berusaha mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
PKBM sebagai pusat layanan masyarakat dengan berbagai program-program pendidikan nonformal, program-program usaha produktifdan berbagai program sosial kemasyarakatan yang dibutuhkan masyarakat sekitar.
PKBM didirikan untuk melayani masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup secara mandiri. Oleh sebab itu prinsip PKBM adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat.
C. Bagaimana Mendirikan PKBM
Banyak masyarakat yang sudah berperan menyelenggarakan PKBM tetapi hanya bertahan sesaat, hal ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya: a) mendirikan PKBM karena didaerah yang tidak tepat, b) program yang diselenggarakan tidak sesuai kebutuhan masyarakat, c) tujuan pendirian PKBM yang salah arah, dan atau d) lemahnya kecakapan pengelola, e) PKBM didirikan karena keinginan pribadi.
Langkah-langkah mendirikan PKBM:
1. Analisis Calon Lokasi Prioritas Mendirikan PKBM
a. Lakukan identifikasi atau pemetaan daerah (minimal dalam satu kecamatan) tentang; jumlah penduduk, jumlah buta aksara, jumlah
SATUAN PENDIDIKAN adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. (UU No.20/2003
Pasal 1 butir 10)
Satuan PNF:
Lembaga Kursus Lembaga Pelatihan Kelompok Belajar
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Majelis Taklim
Satuan pendidikan yang sejenis
[UU No.20/2003 Pasal 26 ayat (4)]
c. Memberikan dukungan kegiatan teknis di PKBM, diantaranya dalam bentuk pelatihan, seminar, workshop, jaringan kemitraan, penguatan SDM, dan pencitraan
d. Memberikan bantuan-bantuan sosial yang dibutuhkan oleh PKBM (program PAUD dan PNFI atau bahan, alat dan dana operasional) yang bersumber dari APBD Propinsi
e. Memfasilitasi BPKB atau UPT PNFI di bawah pemerintah propinsi untuk membina PKBM
3. Peran dan Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota a. Melakukan pemetaan PKBM di daerah
b. Melakukan pembinaan menuju PKBM bermutu dengan berbagai program
c. Melakukan pengawasan langsung aktifitas PKBM d. Memberikan pembinaan pemecahan masalah di PKBM e. Memberikan izin pendirian PKBM dan penyelengggaraan
sesuai acuan Pemerintah pusat
f. Berwenang memberikan sangsi teguran lisan, tertulis dan atau melakukan pencabutan izin operasional
g. Memfasilitasi Sanggar Kegiatan Belajar untuk memberikan bimbingan teknis kepada PKBM
h. Memberikan dana, barang dan alat bagi yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota
Secara umum penyelenggaraan PKBM diawasi oleh berbagai pihak diantaranya :
1. Aparat hukum (kepolisian dan kejaksaan) 2. Penilik dikmas di setiap kecamatan
akan diterbitkan standar PKBM yang terdiri dari standar minimal, standar nasional dan standar internasional. Upaya untuk memperoleh kondisi tersebut perlu dilakukan penilaian akreditasi dan penilaian kinerja serta dilakukan pembinaan dan dukungan bagi PKBM secara tepat.
1. Peran dan Dukungan Pemerintah Pusat
a. Menerbitkan norma, standar, kriteria dan prosedur (NSPK) tentang PKBM
b. Melakukan koordinasi pelaksanaan standar PKBM c. Memberikan fasilitasi dalam bentuk:
1) Bantuan sosial untuk fasilitas
2) Bantuan pelatihan bagi pendidik dan pengelola 3) Bantuan orientasi dan pelatihan teknis
4) Bantuan bahan-bahan pembelajaran
5) Bantuan sosial bagi program PAUD dan PNFI 6) Bantuan kemitraan
7) Fasilitasi menerbitan Nilem online 8) Fasilitasi usaha produktif
9) Fasilitasi pameran dll
10) Memfasilitasi BPPAUDNI dan PPPAUDNI untuk mengendalikan mutu PKBM
d. Melakukan evaluasi pelaksanaan NSPK dan kinerja PKBM 2. Peran dan Dukungan Pemerintah Propinsi
a. Melakukan pengawasan dan pembinaan sesuai dengan Panduan (NSPK) dari pemerintah pusat
b. Meningkatkan mutu PKBM dengan berbagai kegiatan sesuai panduan penjaminan mutu PKBM
anak yang hanya memiliki pendidikan SD, SMP atau SMU, anak drop out, jumlah pengangguran, tingkat kemiskinan, potensi daerah, gaya hidup masyarakat, permasalahan masyarakat, minat masyarakat, sumber potensi masyarakat, dll (semakin banyak data semakin bagus)
b. Lakukan analisis sederhana untuk menjawab permasalahan
masyarakat dengan berbagai program-program untuk
meningkatkan kualitas hidup. Misalnya karena banyaknya masyarakat buta aksara maka perlu dilaksanakan program keaksaraan dan keterampilan dll.
2. Pra Kondisi Pendirian (Koordinasi dan Sosialisasi)
a. Lakukan koordinasi dengan penilik pendidikan masyarakat dan atau kepala seksi/kabid pendidikan nonformal di kabupaten/kota tentang hasil analisis
b. Lakukan sosialisasi dengan aparat desa dan atau tokoh masyarakat tentang hasil analisis
c. Mintakan pendapat tentang dukungan kemungkinan pendirian PKBM, mintakan pertimbangan tentang; kesiapan dan jenis dukungan, lokasi, kepengurusan dan jenis-jenis program yang akan diselenggarakan dll.
3. Persyaratan Pendirian
Persyaratan pendirian PKBM terdiri atas: a. Persyaratan administratif
b. Persyaratan teknis
4. Persiapan Dokumen Pendirian
Apabila sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk lokasi dan calon pengelola maka perlu disiapkan dokumen pendirian PKBM yang merupakan persyaratan sebagai berikut :
a. Dokumen Administratif
1) Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pendiri
2) Susunan organisasi pengurus dan rincian tugas: siapa ketua pengelola, sekretaris, bendahara, seksi akademis, seksi sarana prasarana, seksi kerjasama, seksi mobilitas masyarakat dan peserta didik, seksi unit usaha. Semua yang terlibat harus membubuhkan tandatangan kesediaan sebagai pengurus
b. Mendapatkan informasi tentang permasalahan dan tingkat keberhasilan dari PKBM
c. Memberikan bantuan pemecahan yang tepat sesuai masalah dan kebutuhan
2. Pihak-pihak yang paling tepat untuk melakukan adalah:
a. Penilik dikmas sebagai orang yang bertanggung jawab lapangan
b. SKB yang dapat memberikan bimbingan teknis penguatan PKBM
c. BPKB dapat memberikan bimbingan teknis penguatan pendidik dan tenaga kependidikan
d. PP-PAUDNI dan BP-PAUDNI dapat memberikan penguatan teknis administratif dan edukatif serta model-model program di PKBM
Setiap pelaksanaan monitoring evaluasi dan supervisi dikoordinasikan dengan dinas pendidikan kabupaten/kota (Kabid PNFI)
I. Dukungan Pemerintah
Selain berbagai amanat dari pasal-pasal di undang-undang no 20 tahun 2003 terdapat pasal tentang pembinaan satuan pendidikan yakni;
Upaya untuk mencapai sebuah satuan pendidikan yang bertaraf internasional harus ditentukan standar PKBM, Penilaian PKBM dan Pembinaan. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada tahun 2014
UU no 20 Th 2003/pasal 50
(3) Pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakansekurang-kurangnya satu satuanp pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk
5. Memperoleh pengakuan mutu masyarakat sebagai penjaminan mutu publik
Sehebat apapun PKBM tidak akan berarti apabila tidak memperoleh legitimasi atau pengakuan dari masyarakat. Oleh karena itu perlu melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperoleh pengakuan setiap lulusan PKBM. Misalnya dengan dunia usaha dan industri agar lulusannya diterima sebagai karyawan, dengan perguruan tinggi agar lulusannya bisa dikonversi kompetensinya di jenjang perguruan tinggi, di dinas instansi agar memperoleh dukungan serta berbagai tokoh masyarakat.
H. Pemantauan , Evaluasi Dan Supervisi Kegiatan 1. Pemantaun dan evaluasi dilaksanakan untuk :
a. Mendapatkan informasi tentang kondisi perkembangan PKBM
3) Surat keterangan domisili dari Kepala Desa/Lurah 4) Surat keterangan kepemilikan/kuasa penggunaan tempat pembelajaran, apabila meminjam
selama tiga tahun
5) Akte notaris pendirian lembaga pendidikan nonformal (PKBM) 6) Menyiapkan lokasi (gedung dan fasilitas belajar) minimal
memiliki: ruang kantor, dan sedikitnya memiliki 3 ruang kelas yang dapat menampung minimal 20 orang per ruang. Setiap ruangan memiliki fasilitas belajar dan alat praktek. Gedung dan tanah yang digunakan jelas statusnya.
Apabila milik pribadi memberikan jaminan untuk dihibahkan, dipinjamkan atau sewa yang dibuktikan dengan surat dari pemilik minimal dapat digunakan selama 5 tahun.
b. Dokumen Teknis
1) Sudah menetapkan minimal dua jenis program utama pendidikan nonformal secara reguler (bukan program dari bansos), ditambah dengan minimal 1 jenis program pendukung yang dibuktikan dengan: nama program yang
diselenggarakan, nama
pendidik, nama peserta didik,
2) Susunan tenaga pendidik/tutor/narasumber teknis yang sesuai dengan jenis layanan.
3) Menyiapkan rencana kerja PKBM selama kurun lima tahun dan atau minimal diuraikan dalam bentuk kegiatan satu tahun.
4) Menetapkan wilayah kerja dan rintisan rintisan desa/kelurahan atau komunitas khusus sebagai binaan yang disetujui oleh kepala desa setempat.
5. Pengajuan perizinan
Setelah memiliki semua berkas yang dimiliki (point 4. a - j) maka dibuat surat pengantar dari calon ketua pengelola PKBM yang ditujukan ke kepala dinas pendidikan kabupaten/kota untuk diterbitkan surat izin pendirian PKBM.
D. Tata Cara Pemberian Izin Pendirian PKBM
Sesuai dengan semangat otonomi daerah maka pemberian izin pendirian PKBM menjadi urusan pemerintah daerah (dinas pendidikan atau dinas perizinan yang ditunjuk daerah). Sedangkan kewenangan pemberian nomor induk lembaga menjadi kewenangan
Dasar kewajiban izin satuan pendidikan berdasarkan UU No 20 Th 2003/pasal 62: (1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
yang didirikan wajib memperoleh izin pemerintah atau pemerintah daerah
Sanksi satuan pendidikan yang tidak berizin berdasarkan UU No 20 th 2003/pasal 72 : Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan
tanpa izin Pemerintah atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 62 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pindana denda paling banyak
Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah)
4. Penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Mendorong dan meningkatkan kualifikasi dan/atau kompetensi pendidik dan pengelola PKBM dengan cara:
a. Kuliah lanjut
b. Pelatihan keterampilan dan keahlian c. Uji kompetensi pendidik dan pengelola d. Studi banding
e. Magang
f. Seminar dan lokakarya
UU No 20/2003 ;Pasal67
(1) perseorangan, organisasi atau penyelenggara pendidikan yang memberikan izasah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi dan/atau vokasi tanpa hak dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau denda paling
Sedangkan penjaminan mutu penerapan proses dilakukan pengawasan tentang keberlangsungan pembelajaran ; a. Apakah menggunakan kurikulumyang sudah ditetapkan, b. Apakah proses belajar sesuai rencana, c. Apakah administrasi dikerjakan sesuai aturan, d.apakah bahan ajar yang dipergunakan sesuai kurikulum, e. Apakah pendidik kompeten dalam pembelajaran, dan f. Apakah evaluasi yang dilaksanakan sesuai pedoman
3. Penjaminan Mutu Lulusan
Penjaminan mutu lulusan diukur dari:
a. Tingkat kebenaran dan ketercapaian kemampuan yang dimiliki oleh lulusan dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh direktorat terkait
b. Tingkat kewenangan untuk menentukan dan mengukur lulusan
Terkait dengan hal tersebut maka PKBM wajib mentaati sistem penentuan mutu lulusan dengan cara:
a. Benar-benar melaksanakan proses pembelajaran sampai peserta didik mencapai kompetensi sesuai standar kompetensi lulusan
b. Tidak melakukan uji kompetensi sendiri selama belum terakreditasi lembaga dan programnya
c. Mengikutsertakan peserta didik kesetaraan dengan Ujian nasional
d. Mengikutsertakan peserta didik keaksaraan mengikuti ujian akhir keaksaraan
e. Mengikutsertakan peserta didik kursus yang terstruktur dan berjenjang melalui lembaga sertifikasi kompetensi
pusat dalam ini adalah Pusat Data Statistik Pendidikan (PDSP) Kemdikbud.
1. Penerimaan Berkas
Setiap dinas pendidikan pendidikan kabupaten/kota wajib memiliki memiliki loket layanan pemberian izin pendirian PKBM. Perizinan ini dapat ditempatkan di sekretariat dinas pendidikan atau bidang PNFI yang selama ini menangani PKBM. Tugas loket layanan perizinan PKBM adalah:
a. Menerima usulan pengajuan izin pendirian PKBM b. Melakukan verifikasi berkas usulan
c. Memberikan bukti penerimaan berkas
2. Visitasi Lapangan
Berkas yang sudah diterima di dinas pendidikan selambat-lambatnya 10 hari kerja harus sudah dilakukan visitasi lapangan untuk menilai tingkat keyakan calon PKBM. Kepala dinas pendidikan segera membentuk tim visitasi untuk menilai kelayakan pendirian PKBM.
Hal-hal yang harus dilakukan selama visitasi di lokasi calon PKBM adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa kesesuaian dokumen yang diajukan dengan fakta
b. Melakukan observasi kelayakan sarana prasarana dan pengelola
c. Observasi tentang kesiapan para pengelola
d. Wawancara dengan pengelola tentang rencana kerja e. Menanyakan sumber pembiayaan
f. Wawancara dengan masyarakat sekitar tentang kesan dan harapan terhadap rencana keberadaan PKBM
g. Memeriksa keberadaan PKBM yang diajukan, jika satu tempat dengan LKP, memiliki kesamaan pengurus dan program, maka tidak diperbolehkan diberi izin.
3. Penerbitan Izin
Hasil visitasi yang dilaksanakan oleh tim dilaporkan ke kepala dinas atau Kabid PNFI untuk diputuskan layak tidaknya memperoleh izin pendirian lembaga. Dalam waktu maksimal 1 (satu) bulan pengusul pendirian PKBM sudah memperoleh keputusan dalam bentuk Surat Keputusan apabila diizinkan dan surat pemberitahuan apabila ditolak. Izin pendirian PKBM
diterbitkan oleh kepala dinas
pendidikan kabupaten/kota setempat.
PKBM yang telah mendapatkan izin pendirian diberikan Nomor Induk Lembaga (NILEM) dengan berpedoman pada tata cara pemberian nomor induk.
Sistem penjaminan mutu PKBM sebagai berikut: 1. Penjaminan Mutu Kelembagaan
a. Setiap PKBM wajib memenuhi syarat minimal, berizin dan memiliki nilem online sebagai bentuk satuan pendidikan yang legal sesuai amanat undang-undang
b. Setiap PKBM harus bersedia dan siap untuk diakreditasi oleh BAN PNF untuk menilai kelayakan satuan pendidikan
c. Setiap PKBM harus bersedia dan siap untuk dinilai kinerjanya untuk mengetahui tingkat kualitas/ keunggulan operasional PKBM
Apabila PKBM sudah memenuhi syarat legal, terakreditasi BAN PNF termasuk grade bagus, dan kinerjanya unggul (A atau B) maka menjadi jaminan penyelenggaraan program yang unggul.
2. Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran
Penjaminan mutu proses disini menyangkut mutu
penyelenggaraan program yang dapat dinilai dengan akreditasi program oleh BAN PNF atau penerapan proses belajar sehari-hari. Penjaminan mutu
program pembelajaran dari BAN PNF mengacu pada 8
standar minimal
pendidikan, yakni standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga
kependidikan, sarana
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
Berdasarkan amanat undang-undang dan PP 19 Tahun 2005 sebagimana telah diubah menjadi PP No. 32 tahun 2013 maka PKBM sebagai satuan pendidikan wajib menerapkan penjaminan mutu yang meliputi:
1. Mutu pengelolaan lembaganya 2. Mutu proses pembelajaran 3. Mutu hasil pembelajaran 4. Mutu pengakuan masyarakat
5. Mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Desain penjaminan mutu yang dirancang oleh Direktorat Bindikmas adalah sebagai berikut.
Penjaminan mutu kelembagaan 1. Nilem 2. Akreditasi lembaga 3. Penilaian kinerja Penjaminan mutu proses belajar melalui akreditasi program Penjaminan mutu lulusan melalui ujian warga belajar sesuai peraturan Pengakuan masyarakat terhadap PKBM dan lulusannya Dukungan stakeholder PKBM
Kualifikasi dan kompetensi pendidik dan pengelola PKBM
4. Pemberian Izin Penyelenggaraan Program PNF
Bagi PKBM yang akan menambah atau menyelenggarakan program utama PNF baru, misalnya sudah menyelenggarakan
program kursus menjahit dan selanjutnya ingin
menyelenggarakan program kursus otomotif, kesetaraan, atau program PNF lainnya wajib menyampaikan izin penyelenggaraan program ke dinas pendidikan dengan melampirkan:
a) jenis program yang akan diselenggarakan; b) nama dan kompetensi pendidik;
c) sarana dan prasarana yang dimiliki; d) kurikulum;
e) calon peserta didik; f) tempat pendidikan; g) evaluasi; dan h) sumber dana.
Dinas pendidikan dapat memberikan izin penyelenggaraan program dengan memberikan tenggang waktu minimal 2 tahun. Apabila dinilai layak dalam penyelenggaraannya maka selanjutnya dapat diberi tenggang waktu lebih dari 2 tahun.
5. Apa yang harus dilakukan setelah memperoleh izin? PKBM yang sudah memiliki izin operasional wajib:
a. Memasang papan nama dari bahan yang permanen ukuran minimal 120 x 90 centimeter dengan warna dasar putih, yang
mencantumkan nama PKBM, jenis kegiatan yang
diselenggarakan, izin operasional, alamat dan logo PKBM. b. Mengusulkan nomor induk lembaga PKBM.
c. Memasang dan melaksanakan program kegiatan secara reguler sesuai izin penyelenggaraan.
d. Melaksanakan administrasi kegiatan; diantaranya memiliki buku induk pendidik/tutor, buku induk dan nomor induk peserta didik, buku daftar hadir, buku perkembangan pembelajaran, buku keuangan, buku tamu, dll.
e. Menyiapkan data wilayah kerja desa/kelurahan dan/atau komunitas binaan khusus.
f. Secara berkala tiga bulan sekali memberikan laporan ke dinas pendidikan kecamatan dan kabupaten.
g. Melakukan sosialisasi kepada wilayah binaan dengan cara pertemuan dan atau brosur dan media lainnya
h. Melakukan konsolidasi dengan penyelenggara, warga sekitar, tokoh masyarakat dan aparat desa
i. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang dianggap relevan dengan keberadaan PKBM
E. Penerbitan Nomor Induk Lembaga (NILEM) PKBM
Sesuai amanat UU no 20 tahun 2003 pasal 62 tentang perizinan satuan pendidikan maka pemberian izin menjadi kewenangan daerah
Dasar pemberian dan pencabutan izin satuan
pendidikan berdasarkan UU no 20 tahun 2003 pasal 62 ; (3) Pemerintah atau Pemerintah daerah memberi atau mencabut izin pendirian satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
G. Penjaminan Mutu PKBM
Amanat Undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 59, 60
UU No 20/2003 ;Pasal 59
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
UU No 20/2003 :Akreditasi Pasal 60
(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal
dannonformalpadasetiapjenjangdanjenispendidikan.
PP no 19/2005: bab II lingkup, Fungsi, danTujuan,Pasal 2
(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi,akreditasi, dan sertifikasi.
1 Masyarakat dukungan warga masyarakat agar memjadi masyarakat gemar membaca sepanjang hayat dan mendukung keberhasilan keaksaraan masyarakat yang membutuhan bahan bacaan dan informasi kurikulum hanya ada koleksi buku bacaan kebutuhan masyarakat evaluasi bagi masyarakat yang ada evaluasi kinerja TBM Catatan :
Keberhasilan penyelenggaraan program tersebut di atas tergantung pada: 1. Ketepatan memilih jenis program dan kebutuhan masyarakat 2. Kesungguhan pengelola dalam penyelenggaraan program 3. Dukungan dari stakeholder dan jaringan kerja
4. Kemampuan dalam memotivasi peserta didik
5. Kecakapan pendidik dan kelengkapan sarana prasarana
tetapi pengendalian nomor induk menjadi kewenangan Pemerintah pusat atau diserahkan ke pemerintah provinsi.
1. Manfaat Nilem
Nomor induk lembaga (Nilem) PKBM sebagai pengendalian satuan pendidikan nonformal khususnya PKBM yang menjadi binaan pemerintah dengan pemberian nomor lembaga PKBM secara nasional melalui portal/web online.
2. Syarat pengajuan
PKBM yang sudah memperoleh izin pendirian lembaga PKBM wajib mengajukan nilem baru dengan cara:
a. Menyampaikan copy surat izin
b. Mengisi instrumen yang dapat diperoleh di dinas pendidikan atau di dapat unduh di web ditbindikmas dengan alamat web
www.kemdikbud.paudni.go.id/bindikmas/ c. Lampirkan foto ketua pengelola
d. Lampirkan foto kondisi nampak depan gedung PKBM (apabila memungkinkan lengkap dengan fasilitas dan kegiatannya) (Mulai tahun 2014 akan diperbaiki web nilem online PKBM yang akan dilengkapi dengan teknologi google map)
3. Cara mengajukan
Semua berkas dan foto-foto yang sudah lengkap dimasukkan dalam amplop ditujukan ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Gedung E Lantai 8, Kompleks Kantor Kemdikbud RI Jalan Jenderal Sudirman Jakarta.
Apabila beberapa provinsi yang sudah dianggap siap oleh Pusat dapat dialamatkan ke masing-masing provinsi.
4. Nomor Induk yang Diperoleh
Setiap PKBM akan memperoleh satu nomor induk yang terdiri dari beberapa digit, yakni: nomor kode propinsi, kode
kabupaten/ kota, kode kecamatan, dan kode nomor urut lembaga (sesuai kode dari BPS)
F. Program Utama Pendidikan Nonformal
Sesuai dengan amanat UU No 20 tahun 2003 pasal 26 : Program Pendidikan Nonformal adalah sebagai berikut :
(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
elektro, otomotif, TKR, TKK, TRP, SPA, komputer, bahasa, tataboga, dll) keterampilan untuk bekerja di DU/DI, dan atau usaha mandiri 18-45 th) pelatihan dlmbnetuk SKL dan KBK berbasis KKNI oleh satuan pendidikan yang terakreditasi 9 kursus non terstruktur dan non jenjang (membuat telor asin, membuat kerupuk udang, membuat batik dll) membekali masyarakat agar memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja di sektor informal, dan atau usaha mandiri warga masyarakat secara umum (khusus bansos usia 18-45 th) dapat membuat kurikulum sendiri lama belajar disesuaikan dengan kedalaman materi (teori dan praktek) dilakukan evaluasi sendiri (bukan uji kompetensi) 1 0 Unit usaha Produktif dalam bentuk Kelompok belajar usaha atau program kewirausahaa n atau aksarawan wirausaha memberikan keterampilan usaha bagi warga masyarakat yang ingin menjadi usahawan warga belajar keaksaraan atau warga masyarakat yang membutuhka n keterampilan dan usaha disiapkan kurikulum generik kewirausahaa n dari dit kursus dan ditbindikmas tergantung jenis keterampilan dan rintisan usaha dievaluasi tingkat kecakapan keterampilan dan keberhasilan rintisan usaha
6 kejar Paket B setara SLTP membekali warga masyarakat dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga memiliki kemampuan setara dengan lulusan SLTP warga masyarakat usia 12 tahun ke atas yang karena suatu hal tidak dapat sekolah atau drop out di SLTP atau sederajad Kurikulum kejara paket B setara yang diterbitkan oleh Dit SMPDitjen DIkdas setiap jenjang diselesaikan selama 1 tahun mengikuti Ujian Nasional SMP yang diselenggarak an oleh BSNP -Kemdikbud 7 kejar Paket C setara SLTA membekali warga masyarakat dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga memiliki kemampuan setara dengan lulusan SLTA warga masyarakat usia 15 tahun ke atas yang karena suatu hal tidak dapat sekolah atau drop out di SLTA atau sederajad Kurikulum kejara paket C setara yang diterbitkan oleh Dit SMU Ditjen Dikmen setiap jenjang diselesaikan selama 1 tahun mengikuti Ujian Nasional SMUyang diselenggarak an oleh BSNP -Kemdikbud 8 Kurusus terstruktur dan berjenjang (menjahit, membekali masyarakat agar memiliki sikap, pengetahuan dan warga masyarakat secara umum (khusus bansos usia kurikulum yang diterbitkan oleh Dit Kursus dan lama sesuai dengan tiap-tiap jenjang/level Uji kompetensi oleh LSK atau Uji kompetensi
Sesuai dengan amanat UU no 20 tahun 2003 pasal 26 tersebut maka PKBM dapat melaksanakan berbagai program PNFI yang berada di bawah Ditjen Paudni.
Bagaimana profil program Paudni agar dapat dikelola secara profesional di PKBM :
Secara umum untuk menyiapkan berbagai program Paud dan PNFI harus memiliki : a) calon peserta didik sesuai kriteria masing-masing program, b) pendidik yang berkompeten, c) sarana dan prasarana, d) kurikulum pembelajaran, e) bahan ajar, f) dukungan pendanaan, dan g) sistem evaluasi.
Beberapa karakteristik program PAUD dan PNFI adalah sebagai berikut :
N o
Program Tujuan Sasaran Kurikulum Proses / Lama
Belajar Evaluasi 1 TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) memberikan pengasuhan, perawatan dan edukasi bagi anak usia 0-2 tahun sasaran utama adalah anak usia 0-2 tahun disesuaikan dengan kurikulum yang diterbitkan oleh dit PAUD
kesehatan, pengasuhan, gizi dan bermain sesuai petunjuk dit PAUD 2 KELOMPOK BERMAIN (KOBER) mendidik anak usia 3-6 tahun agar memiliki kecerdasan, kemandirian dan melesatkan proses tumbuh kembang anak anak usia 3- 6 tahun kurikulum generik yang diterbitkan direktorat PAUD multiple inteligence (kecakapan jamak), belajar sambil bermain maksimal 3 jam sehari 3-4 hari seminggu sesuai petunjuk yang ditetapkan oleh Dit PAUD
3 Keaksaraan Dasar membekali warga masyarakat yang masih buta aksara agar memiliki kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis dan masyarakat usia 15 s.d 59 tahun yang masih buta aksara (tidak dapat membaca, menulis dan berhitung) Standar Kompetensi kecakapan , Kompetensi dasar dan kurikulum keaksaraan dasar dari Dit Dikmas minimal 116 jam a 60 menit, apabila seminggu 2 kali maka akan selesai selama 6 bulan dengan materi membaca, menulis dan berhitung evaluasi mendengar, berbicara, membaca dan menulis bahasa indonesia dan berhitung yang lulus memperoleh surat
berhitung dengan materi
sesuai kondisi lingkungan keterangan melek aksara (sukma) 4 Keaksaraan Usaha mandiri membekali para aksarawan baru agar terus aktif meningkatkan kemampuan calistung dengan belajar keterampilan usaha yang dikaitkan dengan baca tulis hitung
warga masyarakat yang sudah mengikuti program keaksaraan dasar dan memperoleh Sukma Standar Kompetensi kecakapan , Kompetensi dasar dan kurikulum keaksaraan usaha mandiri dari Dit Dikmas minimal 66 jam a 60 menit, apabila seminggu 2 kali maka akan selesai selama 3 bulan dengan materi membaca, menulis dan berhitung dikaitkan dengan keterampilan usaha evaluasi kecakapan peningkatan membaca, menulis dan berhitung dan kemampuan keterampilan 5 Kejar Paket A setara SD membekali warga masyarakat dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga memiliki kemampuan setara dengan lulusan SD warga masyarakat usia 7 tahun ke atas yang karena suatu hal tidak dapat sekolah drop out SD di SD atau sederajat Kurikulum kejara paket A setara yang diterbitkan oleh Dit SD Ditjen DIkdas setiap jenjang diselesaikan selama 1 tahun mengikuti Ujian Nasional SD yang diselenggarak an oleh BSNP -Kemdikbud