• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RENTANGAN TRAVELING TIME DUMP TRUCK TERHADAP OPERATING PRODUCTIVITY DI TAMBANG BATU HIJAU PT AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH RENTANGAN TRAVELING TIME DUMP TRUCK TERHADAP OPERATING PRODUCTIVITY DI TAMBANG BATU HIJAU PT AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

609

PENGARUH RENTANGAN TRAVELING TIME DUMP TRUCK TERHADAP OPERATING PRODUCTIVITY DI TAMBANG BATU HIJAU

PT AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA Michael Widjaja

Prodi Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung

E-mail: michael.wijaya.22@gmail.com

ABSTRAK

Produktivitas alat produksi harus diupayakan semaksimal mungkin agar target produksi yang telah direncanakan dapat tercapai. Produktivitas alat yang digunakan berhubungan erat dengan cycle time alat tersebut. Salah satu alat berat utama yang digunakan sebagai alat angkut di Tambang Batu Hijau PT Amman Mineral Nusa Tenggara adalah dump truck. Komponen terbesar kedua cycle time dump truck dalam hal lama waktunya adalah traveling time. Komponen ini memakan 31,30% dari waktu keseluruhan cycle time sehingga kompenen ini harus diperhatikan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh traveling time dump truck terhadap operating productivity. Data yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari tanggal 1 Agustus 2018 hingga 31 Juli 2019. Penelitian ini menggunakan metode dan uji statistika untuk mencari hubungan, pengaruh, dan dampak traveling time dump truck terhadap operating productivity-nya. Metode statistika utama yang digunakan adalah kolerasi dan regresi linier sedangkan uji statistika yang digunakan adalah uji hipotesis dengan menggunakan t-student, uji-z, dan nilai P (P-value) dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa semakin besar rentangan traveling time dump truck, maka rata-rata operating productivity-nya akan semakin kecil. Secara umum jumlah traveling time terlama dalam satu hari meningkat dan jumlah traveling time tersingkat dalam satu hari menurun mulai dari awal shift hingga akhir shift, baik pada shift siang maupun malam. Salah satu saran yang dapat diberikan adalah perlu dijaga keidealan suasana untuk kegiatan traveling pada pagi hari, yang berupa debu yang beterbangan sedikit, udara yang sejuk, suasana yang terang, semangat dan energi operator dump truck yang tinggi, serta tingkat kejenuhan yang rendah, sepanjang hari agar traveling time dump truck dapat selalu berada pada kondisi minimum.

Kata kunci: dump truck, kelelahan, operating productivity, traveling time ABSTRACT

The equipment productivity must be maximized so that the planned production targets can be achieved. The equipment productivity is closely related to the cycle time of equipment. One of the main heavy equipment used as a hauling equipment at PT Amman Mineral Nusa Tenggara's Batu Hijau Mine is a dump truck. The second largest component of the dump truck cycle time in terms of length of time is the traveling time. This component takes up 31.30% of the total cycle time, so this component must be considered carefully. Therefore, some researches are needed which aims to analyze the effect of the dump truck traveling time on its operating productivity. The data used for this research are taken from 1st August 2018 to 31st July 2019. This research uses statistical methods and tests to find the relationship,

influence, and impact of the dump truck traveling time on its operating productivity. The main statistical methods used are correlation and linear regression, while the statistical test used is hypothesis testing using t-student, z-test, and P value with the significance level of 5%. From this research, it can be concluded that the greater the dump truck traveling time range, the lower the average operating productivity will be. In general, the number of longest traveling times in one day increases and the number of shortest traveling times in one day decreases from the beginning of the shift to the end of the shift, both on the day and night shifts. One of the suggestions that can be given is that it is necessary to maintain some ideal conditions for traveling activities in the morning, in the forms of slightly flying dust, cool air, bright condition, the high enthusiasm and energy of the dump truck operator, and low

(2)

610

saturation level, throughout the day, so that the dump truck traveling time can always be in a minimum condition.

Keywords: dump truck, fatigue, operating productivity, traveling time A. PENDAHULUAN

A.1. Latar Belakang

PT Amman Mineral Nusa Tenggara merupakan perusahaan pertambangan nasional yang mengelolah Tambang Batu Hijau bersama dengan PT Macmahon Indonesia sebagai kontraktor. Tambang Batu Hijau yang terletak di Pulau Sumbawa merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Tambang Batu Hijau menggunakan metode penambangan open pit dikarenakan endapan bijihnya yang termasuk porfiri. Alat angkut utama yang digunakan di Tambang Batu Hijau untuk kegiatan penambangannya adalah dump truck CAT 793C dengan kapasitas angkut sebesar 227,71 ton sebanyak 112 unit. Dump truck ini digunakan untuk mengangkut material waste dari loading point menuju dumping point yang terletak di Tongoloka Dump.

Produktivitas suatu alat produksi harus diupayakan semaksimal mungkin agar dapat memperoleh hasil yang maskimal dan dapat mencapai target produksi yang telah direncanakan. PT Amman Mineral Nusa Tenggara memberikan bonus bulanan kepada setiap kru yang telah mencapai target untuk meningkatkan efesiensi kerja para pegawainya. Selain itu, produktivitas alat perlu ditingkatkan karena biaya kapital dan biaya operasi alat berat sangatlah mahal. Biaya operasi dump truck yang terbesar berasal dari roda dan solar sebagai bahan bakar. Bila dump truck ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka perusahaan dapat mengalami kerugian yang sangat besar setiap jamnya.

Produktivitas alat yang digunakan berhubungan erat dengan cycle time alat tersebut. Salah satu komponen waktu yang diperhitungkan dalam cycle time dump truck adalah traveling time. Traveling time adalah waktu saat dump truck mulai berjalan menuju alat gali-muat yang diperintahkan setelah dump truck tersebut menumpahkan muatannya di dumping point. Traveling time akan berubah menjadi waiting time saat dump truck berhenti di dalam loading area suatu alat gali-muat untuk menunggu dump truck lain yang sedang dimuati oleh alat gali-muat tersebut. Traveling time merupakan komponen terbesar kedua dari cycle time dump truck dalam hal lama waktunya. Komponen ini memakan 31,30% dari waktu keseluruhan cycle time dump truck sehingga kompenen ini harus sangat diperhatikan dengan baik. Perubahan sedikit saja pada faktor yang mempengaruhi komponen ini dapat berdampak besar pada keseluruhan cycle time dump truck.

(3)

611

Gambar 1. Grafik lingkaran komponen cycle time dump truck A.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Menentukan pengaruh dan hubungan antara rentangan traveling time dump truck harian dengan

operating productivity-nya.

2. Menentukan hubungan traveling time dump truck dengan kecepatan traveling dan empty distance-nya.

3. Menentukan hubungan traveling time dump truck terlama dalam satu hari dengan traveling time dump truck tersingkat dalam satu hari.

4. Menentukan perbandingan rata-rata traveling time dump truck pada shift siang dengan rata-rata traveling time dump truck pada shift malam.

5. Menentukan pergerakan grafik jumlah traveling time dump truck terlama dalam satu hari dan jumlah traveling time dump truck tersingkat dalam satu hari mulai dari awal shift hingga akhir shift.

6. Menentukan kecenderungan pergerakan grafik traveling time dump truck dari pagi hari hingga subuh.

7. Menentukan penyebab operator dump truck yang bekerja pada malam hari lebih mudah mengalami kelelahan dibandingkan dengan operator dump truck yang bekerja pada siang hari. B. METODOLOGI PENELITIAN

B.1. Sumber Data

Data untuk penelitian ini diambil dari perangkat Leica Jigsaw Jmineops PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Jigsaw adalah suatu perangkat lunak yang mampu untuk mengambil data dari sensor yang diletakkan di alat berat secara otomatis menggunakan logika yang telah diprogramkan. Dengan perangkat lunak ini, maka tidak perlukan orang lagi untuk menggambil data cycle time suatu alat berat secara langsung di lapangan. Data yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari tanggal 1 Agustus 2018 hingga 31 Juli 2019. Data ini berasal dari aktivitas dump truck di Tambang Batu Hijau PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Data yang digunakan berupa data rata-rata operating productivity dan traveling time dari seluruh dump truck yang beroperasi pada periode satu jam. Operating productivity yang digunakan dalam makalah ini adalah rata-rata operating productivity dump truck dalam 24 jam.

B.2. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode dan uji statistika untuk mencari hubungan, pengaruh, dan dampak traveling time dump truck terhadap operating productivity-nya. Metode statistika utama yang digunakan adalah kolerasi dan regresi linier sedangkan uji statistika yang digunakan adalah uji hipotesis dengan menggunakan t-student, uji-z, dan nilai P (P-value) dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Selain itu, grafik pencar dan grafik garis juga digunakan sebagai alat untuk mempermudah visualisasi data sehingga hubungan berbagai variabel dapat diketahui dengan lebih jelas. Hubungan traveling time dump truck dengan berbagai variabel lainnya, seperti operating productivity, kecepatan traveling, empty distance, dan waktu, perlu ditentukan untuk mengetahui karakteristik traveling time dump truck dengan lebih detail sehingga proses analisis masalah dapat dilakukan dengan lebih cermat. Masalah yang muncul kemudian dicari dan dianalisis setiap kemungkinan sumber masalahnya agar dapat ditemukan solusi yang tepat dari berbagai sumber masalah yang ada.

Terdapat empat macam istilah produktivitas yang digunakan oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yaitu operating productivity, productivity, efficient productivity, dan instantaneous productivity. Dalam

(4)

612

makalah ini, pembahasan difokuskan kepada operating productivity dikarenakan jenis produktivitas ini bersifat lebih umum. Operating productivity didefiniskan sebagai massa muatan yang dibawa oleh dump truck dalam ton dibagi dengan operating hours. Operating hours sendiri terdiri dari ready hours dan delay. Delay adalah waktu saat mesin peralatan sedang menyala, tetapi tidak melakukan pekerjaan produktif. Sedangkan, ready hours sendiri dapat dibagi lagi menjadi working hours dan wait. Working hours adalah waktu saat mesin peralatan sedang menyala dan melakukan pekerjaan produktif. Sedangkan, wait adalah waktu saat peralatan berada pada waktu produktif, tetapi harus menunggu peralatan lain. Untuk dump truck, hauling dan traveling time dalam setiap siklus (instantaneous time) ditambah dengan spotting, backing, loading, dan dumping time termasuk ke dalam working hours. Sedangkan, queue dump time dan waiting time termasuk ke dalam wait karena dump truck harus menunggu dump truck lain yang sedang beraktivitas.

Gambar 2. Diagram kategorisasi waktu PT Amman Mineral Nusa Tenggara C. HASIL DAN PEMBAHASAN

C.1. Pengaruh Rentangan Traveling Time Dump Truck terhadap Operating Productivity

Rentangan (range) adalah selisih dari nilai maksimum dan nilai minimum suatu data. Rentangan merupakan ukuran sebaran yang paling sederhana. Sedangkan, kolerasi adalah suatu besaran statistik yang digunakan untuk menghitung hubungan linier antara dua variabel. Terdapat hubungan yang cukup erat antara rentangan traveling time dump truck harian dengan operating productivity-nya. Hubungan ini terlihat dari korelasi yang bernilai -0,64. Nilai korelasi ini menunjukkan rentangan traveling time dump truck yang besar akan memiliki nilai operating productivity yang kecil. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan menjauhnya data traveling time dari rata-ratanya menuju ke arah yang lebih besar. Hal ini ditunjukkan oleh sebanyak 72,05% data skewness traveling time bernilai positif. Skewness positif menyatakan distribusi “menceng ke kanan” sehingga bagian kanan data berisi lebih banyak data datum dibandingkan data sebelah kiri. Data yang memiliki rentangan besar harus diminimalisir karena menyebabkan prediksi data menjadi sulit. Perampingan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan metode manajemen six sigma (6σ).

Gambar 3 di bawah menunjukkan hubungan rentangan traveling time dump truck harian dengan operating productivity-nya. Operating productivity bertindak sebagai respons dalam model regresi dikarenakan nilai operating productivity dipengaruhi oleh variabel prediktor yang dalam hal ini adalah rentangan traveling time dump truck.

(5)

613

Gambar 3. Diagram pencar operating productivity dan rentangan traveling time dump truck Selain itu, dilakukan juga pengujian pengaruh rentangan traveling time terhadap operating productivity. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t-student dan nilai P (P-value) dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dari perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak R, diperoleh ttabel sebesar 1,97 dan

thitung sebesar -15,68. Karena |thitung| > ttabel, maka dapat disimpulkan rentangan traveling time dump truck

berpengaruh terhadap operating productivity-nya. Hasil ini juga didukung dengan nilai-P yang jauh lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi yang digunakan, yaitu 2,2 × 10-16.

C.2. Hubungan Traveling Time dengan Kecepatan Traveling dan Empty Distance

Traveling time dump truck lebih berhubungan dengan kecepatan traveling-nya bila dibandingkan dengan empty distance-nya. Kesimpulan ini didapatkan dari nilai korelasi traveling time dengan kecepatan traveling (-0,86) yang lebih mendekati harga mutlak satu dibandingan dengan nilai korelasi traveling time dengan empty distance (0,10). Nilai korelasi traveling time dengan empty distance yang mendekati nol disebabkan oleh empty distance yang cenderung tidak mengalami banyak perubahan setiap jamnya jika dibandingkan dengan perubahan kecepatan traveling setiap jamnya yang lebih dinamis dan sangat tergantung dengan kondisi yang ada di lapangan.

C.3. Hubungan Traveling Time Dump Truck Terlama dan Tersingkat

Rentangan identik dengan dua buah nilai, yaitu nilai data maksimum dan minimum. Data traveling time dump truck yang terkumpul dalam satu hari, pasti memiliki dua nilai tersebut, yaitu traveling time terlama dan tersingkat. Kedua nilai ini dipilih dari nilai rata-rata traveling time seluruh dump truck dalam periode waktu satu jam pada satu hari. Dari data traveling time tersebut, diketahui traveling time terlama memiliki hubungan yang cukup erat dengan traveling time tersingkat. Hal ini terlihat dari kolerasi yang bernilai 0,57. Nilai kolerasi ini menunjukkan traveling time dump tersingkat yang besar cenderung akan meningkatkan nilai traveling time terlama. Dari hubungan ini, perlu dijaga dengan baik nilai traveling

(6)

614

time tersingkat agar nilai traveling time terlama tidak terlalu besar sehingga dapat menurunkan operating productivity harian. Gambar 4 di bawah menunjukkan diagram pencar dari traveling time terlama dan tersingkat.

Gambar 4. Diagram pencar traveling time dump truck terlama dan tersingkat C.4. Traveling Time Dump Truck Shift Siang dan Malam

Gambar 5. Diagram garis traveling time dump truck dan waktu

Untuk menentukan pada shift apa yang memiliki traveling time dump truck yang besar dapat digunakan uji hipotesis. Dari Gambar 5 di atas terlihat bahwa rata-rata traveling time dump truck pada shift siang

(7)

615

cenderung lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata traveling time dump truck pada shift malam. Pernyataan ini dapat menjadi H1. Dengan H0-nya adalah lawan dari H1, yaitu rata-rata traveling time

dump truck pada shift siang lebih besar sama dengan rata-rata traveling time dump truck pada shift malam. Dari perhitungan dengan menggunakan uji-z dengan variansi traveling time dump truck pada shift siang dan malam diketahui serta taraf signifikansi sebesar 5%, didapatkan zhitung sebesar -4,08 dan

ztabel sebesar 1,64. Selain itu, dari perhitungan didapatkan juga nilai-P sebesar 2,26 × 10-5. Oleh karena

|zhitung| > ztabel dan nilai-P < α, maka dapat disimpulkan H0 ditolak sehingga rata-rata traveling time dump

truck shift malam lebih besar dibandingkan rata-rata traveling time dump truck shift siang. C.4.1. Peningkatan Jumlah Traveling Time Dump Truck Terlama

Gambar 6. Diagram garis jumlah traveling time dump truck terlama dan waktu

Gambar 6 di atas menunjukkan banyaknya traveling time dump truck terlama dalam satu hari yang jatuh pada pukul-pukul tertentu selama 24 jam. Sebanyak 56,71% jumlah traveling time dump truck terlama terdapat pada shift malam. Dari Gambar 6 di atas juga terlihat secara umum jumlah traveling time dump truck terlama meningkat mulai dari awal shift hingga akhir shift, baik pada shift siang maupun malam. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelelahan operator dump truck yang meningkat setelah sepanjang hari selama bekerja. Namun, kenaikan jumlah traveling time dump truck terlama pada shift siang tidak sebesar kenaikan pada shift malam. Hal ini menunjukkan operator dump truck pada malam hari lebih mudah mengalami kelelahan dibandingkan dengan operator dump truck yang bekerja pada siang hari. Operator yang bekerja pada shift malam akan mengalami perubahan jam biologis tubuh atau circadian rhtym. Jam biologis ini telah mengatur manusia untuk tidur pada malam hari dan beraktivitas pada siang hari sejak kecil sehingga operator akan tetap merasa kantuk ketika bekerja pada malam hari walaupun telah cukup beristirahat di siang harinya. Rasa kantuk tersebutlah yang akan mempermudah operator menjadi lelah. Rasa kantuk tersebut disebabkan oleh kualitas tidur operator shift malam yang buruk. Buruknya kualitas tidur tersebut disebabkan oleh jam biologis operator yang berusaha membuatnya terjaga pada siang hari. Jam tidur yang lebih pendek pada siang hari juga turut menyebabkan operator tidak dapat beristirahat dengan maksimal. Jam tidur yang lebih pendek ini disebabkan oleh kewajiban salat pada waktu-waktu tertentu di siang hari bagi operator yang beragama Islam dan rasa lapar yang timbul akibat telah terbiasa makan siang.

Kondisi kerja pada malam hari juga sangat berbeda dibandingkan dengan siang hari. Tingkat penerangan pada malam hari yang lebih rendah dibandingkan dengan siang hari membuat operator dump truck harus lebih berkonsentrasi dan berhati-hati ketika bekerja untuk menghindari kecelakaan. Selain itu, operator dump truck yang bekerja pada malam hari juga cenderung untuk menurunkan kecepatan traveling-nya

(8)

616

kerena keterbatasan jarak pandang. Jarak pandang pada malam hari terbatas karena peralatan penerangan hanya menggunakan lampu sorot dan lampu depan dump truck.

C.4.2. Penurunan Jumlah Traveling Time Dump Truck Tersingkat

Gambar 7. Diagram garis jumlah traveling time dump truck tersingkat dan waktu

Gambar 7 di atas menunjukkan banyaknya traveling time dump truck tersingkat dalam satu hari yang jatuh pada pukul-pukul tertentu selama 24 jam. Sebanyak 69,59% jumlah traveling time dump truck tersingkat terdapat pada shift siang. Dari Gambar 7 di atas juga terlihat secara umum jumlah traveling time dump truck tersingkat menurun mulai dari awal shift hingga akhir shift, baik pada shift siang maupun malam. Hal ini disebabkan oleh semangat dan energi operator dump truck yang menurun dan tingkat kejenuhan yang meningkat setelah sepanjang hari bekerja. Namun, penurunan jumlah traveling time dump truck tersingkat pada shift siang lebih besar daripada penurunannya pada shift malam. Hal ini membuktikan semangat dan energi operator yang bekerja pada shift siang lebih tinggi dibandingkan dengan semangat dan energi yang dimiliki oleh operator shift malam. Perununan semangat dan energi ini disebabkan oleh perkerjaan rutin yang mereka kerjakan sehari-hari.

Dibandingkan dengan pekerjaan lain yang menggunakan otot, pekerjaan operator dump truck terbilang perkerjaan yang tidak terlalu banyak menggunakan otot. Operator dump truck lebih membutuhkan fokus dan konsentrasi yang tinggi saat bekerja. Pekerjaan seperti ini rentan mengalami kejenuhan karena pekerjaan yang sama setiap hari. Operator hanya “menikmati” pekerjaannya pada jam-jam awal saja lalu pada jam-jam berikutnya mulai mengalami kejenuhan. Kejenuhan ini membuat pernununan performa kerja operator. Hal ini diperparah dengan banyaknya debu-debu yang beterbangan pada siang hari seiring meningkatnya temperatur udara dan jalan serta angin yang bertiup semakin kencang sehingga dapat mengurangi jarak pandang operator dump truck. Debu-debu tersebut membuat operator dump truck wajib untuk meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaannya agar tidak terjadi kecelakaan. C.4.3. Penggabungan Traveling Time Dump Truck dan Operating Productivity-nya

Penggabungan kedua grafik jumlah traveling time dump truck sebelumnya menyebabkan adanya kecenderungan peningkatan traveling time dump truck dari pagi hari hingga subuh sehingga traveling time dump truck tersingkat terdapat pada pukul 07.00-08.00 sedangkan traveling time dump truck terlama terdapat pada pukul 05.00-06.00. Jumlah traveling time terlama yang banyak dan jumlah

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 06. 00 07. 00 08. 00 09. 00 10. 00 11. 00 12. 00 13. 00 14. 00 15. 00 16. 00 17. 00 18. 00 19. 00 20. 00 21. 00 22. 00 23. 00 00. 00 01. 00 02. 00 03. 00 04. 00 05. 00 Ju m lah Tr av el ing Ti m e D um p Tr uc k Te rs in gk at Waktu

Diagram Garis Jumlah Traveling Time Dump

Truck Tersingkat dan Waktu

(9)

617

traveling time tersingkat yang sedikit pada shift malam membuat traveling time shift malam lebih besar dibandingkan dengan shift siang. Karena terdapat hubungan dan korelasi yang cukup erat antara traveling time dump truck dengan operating productivity-nya, maka peningkatan traveling time dump truck akan menyebabkan terjadinya penurunan operating productivity.

Gambar 8. Diagram garis traveling time dump truck dan operating productivity-nya

Dari Gambar 8 di atas terlihat operating productivity terbesar ada pada pukul 09.00-10.00 sedangkan operating productivity yang terkecil ada pada pukul 18.00-19.00. Ketidaksesuian antara peningkatan traveling time dump truck dengan penurunan operating productivity ini disebakan karena terdapatnya banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan operating productivity. Faktor-faktor tersebut adalah komponen cycle time dump truck yang lain (ready hours) dan delay. Komponen delay seperti pada waktu istirahat dan pergantian shift-lah yang menyebabkan terjadinya penurunan operating productivity yang paling signifikan sedangkan traveling time cenderung tidak banyak terpengaruh dengan hal-hal tersebut. Namun, secara umum pernyataan “peningkatan traveling time dump truck akan menyebabkan terjadinya penurunan operating productivity” tetap berlaku.

Keidealan suasana untuk kegiatan traveling pada pagi hari, yang berupa debu yang beterbangan sedikit, udara yang sejuk, suasana yang terang, semangat dan energi operator dump truck yang tinggi, serta tingkat kejenuhan yang rendah, sepanjang hari agar traveling time dump truck dapat selalu berada pada kondisi minimum. Penambahan lampu sorot sebagai alat penerangan pada malam hari dan pemberian hiburan kepada operator yang dapat mengurangi kejenuhan dalam bekerja diharapkan bisa meningkatkan faktor efesiensi kerja operator dump truck sehingga operating productivity dump truck juga meningkat.

D. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Terdapat pengaruh dan hubungan yang cukup erat antara rentangan traveling time dump truck

harian dengan operating productivity-nya yang menunjukkan bahwa rentangan traveling time dump truck yang besar akan memiliki nilai operating productivity yang kecil.

2. Traveling time dump truck lebih berhubungan dengan kecepatan traveling-nya bila dibandingkan dengan empty distance-nya.

3. Traveling time dump truck terlama dalam satu hari memiliki hubungan yang cukup erat dengan traveling time dump truck tersingkat dalam satu hari yang ditunjukan dengan nilai traveling time tersingkat yang besar cenderung akan meningkatkan nilai traveling time terlama.

(10)

618

4. Rata-rata traveling time dump truck pada shift siang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata traveling time dump truck pada shift malam.

5. Secara umum, jumlah traveling time dump truck terlama dalam satu hari meningkat dan jumlah traveling time dump truck tersingkat dalam satu hari menurun mulai dari awal shift hingga akhir shift, baik pada shift siang maupun malam, karena semangat dan energi operator dump truck menurun dan tingkat kejenuhan meningkat akibat pekerjaan yang sama setiap hari.

6. Adanya kecenderungan peningkatan traveling time dump truck dari pagi hari hingga subuh sehingga traveling time dump truck terkecil terdapat pada pukul 07.00 sedangkan traveling time dump truck terbesar terdapat pada pukul 05.00.

7. Operator dump truck pada malam hari lebih mudah mengalami kelelahan dibandingkan dengan operator dump truck yang bekerja pada siang hari karena mengalami perubahan jam biologis tubuh, kualitas tidur yang buruk, durasi tidur yang lebih pendek dibandingkan dengan tidur pada malam hari, dan tingkat penerangan di lokasi kerja yang lebih rendah dibandingkan penerangan pada siang hari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Departemen Training serta Section Short Term Mine Plan dan Fleet Management System di Departemen Mine Maintenance Area (MMA) PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang telah menerima saya untuk melakukan Kerja Praktek di PT Amman Mineral Nusa Tenggara serta memberikan fasilitas dan data untuk penelitian ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen-dosen Program Studi Teknik Pertambangan dan Matematika Institut Teknologi Bandung yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, B.L. (2006): Basic Statistics, New Age International (P) Limited, Publishers, New Delhi, 351 – 365.

Brase, C. H., dan Barse, C. P. (2013): Understanding Basic Statistics, Sixth Edition, Brooks/Cole Cengage Learning, Boston, 386 – 430.

Darling, P. (2011); SME Mining Engineering Handbook Third Edition. Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc, Amerika Serikat, 903 – 977.

Fatona, L. (2015): Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore, dan Malam pada Perawat Rawat Inap Di RS PKU Aisyiyah Boyolali. Skripsi Program Sarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 65 – 75.

Hustrulid, W., Kuchta, M., dan Martin, R. (2013): Open Pit Mine Planning & Design, Third Edition, CRC Press, Boca Raton, 900 – 990.

Gambar

Gambar 2. Diagram kategorisasi waktu PT Amman Mineral Nusa Tenggara  C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3. Diagram pencar operating productivity dan rentangan traveling time dump truck  Selain itu, dilakukan juga pengujian pengaruh rentangan traveling time terhadap operating productivity
Gambar 4. Diagram pencar traveling time dump truck terlama dan tersingkat  C.4. Traveling Time Dump Truck Shift Siang dan Malam
Gambar 6. Diagram garis jumlah traveling time dump truck terlama dan waktu
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data yang telah dilakukan pada aspek latar, kebanyakan siswa sudah dapat membuat naskah drama berdasarkan cerita rakyat Musi Rawas secara baik, sesuai

Terjadi kenaikan rata-rata nilai tegangan keluaran sebesar 51.22 %, dari rata-rata sebesar 19.84 Volt sebelum pemasangan sistem MPPT menjadi 40.67 Volt setelah

Dilihat dari fakta usaha, hasil yang di dapat dan modal usaha yang dimiliki oleh UKM yang di teliti di Kota Palangka Raya, pada dasarnya tingkat pendapatan usaha

Dalam penelitian ini disusun skala disposisi berpikir kritis matematis, yang merujuk pada pendapat Sumarmo (2011b) yang disusun memuat indikator- indikator: 1)

Data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes kemudian dianalisis untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi dan koneksi matematis. Selanjutnya

Penghasilan Penghasilan Umum Penghasilan PPh Final Penghasilan Bukan Objek Biaya Biaya Pengurang Penghasilan Biaya Tdk Boleh Sebagai Pengurang Penyusutan/ Amortisasi Koreksi

Siswa saling mengumpulkan informasi dari buku, dan berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan konsep modus dan menentukan contoh

Cendana Teknika Utama Page 2 Digital Signage merupakan suatu bentuk layar elektronik yang menampilkan urutan informasi atau pesan dengan menggunakan media display