JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 87
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi
Mulyono (08130038)
Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh metode inquiry terhadap prestasi siswa dalam pelajaran Geografi kelas VII SMP PGRI I Ulujami Pemalang Tahun 2011-2012?”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa metode inquiry dapat mempengaruhi prestasi belajar geografi siswa kelas VII SMP PGRI I Ulujami Pemalang. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP PGRI I Ulujami Pemalang yang terdiri dari 20 siswa putra dan 10 siswa putri. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prosentase dari siklus II. Pada Siklus I diketahui keaktifan siswa memperoleh rata-rata 72,6, nilai dalam sekor 3 – 5 yang berarti siswa cukup aktif dan prosentase aktif guru sebesar 70% yang berarti kurang memuaskan. Ini mengakibatkan hasil akhir siklus I ketuntasan siswa belum mencapai indikator ketuntasan belajar secara klasikal. Pada siklus II siswa lebih aktif dibandingkan dengan siklus I karena rata-rata 77,3 dengan kriteria yang sangat baik. Aktifitas guru menjadi lebih baik dan memperoleh prosentase sebesar 82% yang berarti baik sekali. Dan berarti telah mencapai indikator keberhasilan belajar secara klasikal. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan, (1) Lembar observasi siswa yang diperoleh hasil kinerja siswa baru mencapai 70% pada siklus I, pada siklus II meningkat menjadi 83%, (2) Lembar observasi guru yang diperoleh hasil kinerja guru mencapai 70% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 82%, (3) Menggunakan tes, yang diperoleh hasil rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 72,6 dengan ketuntasan belajar klasikal 70% (21 siswa) pada siklus II mencapai 77,3 dengan ketuntasan belajar klasikal 83% (25 siswa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, keaktifan, inisiatif, kerjasama dan juga peningkatan prestasi dalam belajar geografi dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode inquiry. Metode inquiry layak digunakan sebagai metode pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi siswa dalam proses belajar pembelajaran khususnya pelajaran Geografi. Oleh karena itu disarankan guru dapa tmencoba metode Inquiry ini. I
Kata Kunci : metode inquiry, hasil belajar, geografi PENDAHULUAN
Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menambah wawasan dan juga pengetahuan akan masa depan. Hal ini dapat kita lihat dari kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin berkembang dalam dunia pendidikan.
Ilmu Geografi merupakan suatu pembelajaran dengan ciri khas keruangannya yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan pengetahuan karena dalam pelajaran geografi terdapat materi-materi yang akan menjabarkan lebih luas tentang permukaan bumi.
Namun pada kenyataannya banyak peserta didik yang kurang menyukai pelajaran geografi karena dianggap sebagai pelajaran yang rumit dan membosankan, selain itu penyampaian materi yang hanya sekedar teori dan tidak dipraktekkan secara langsung dilapangan menambah kejenuhan siswa dalam belajar. Apalagi yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang sangat luas bahasannya, ditambah lagi cara mengajar guru yang cenderung monoton, mengakibatkan aktifitas anak kurang berkembang, dan anak menjadi malas untuk bekerja sama dengan teman lain. Sehingga tidak heran
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 88 kalau prestasi siswa juga kurang memuaskan tanpa ada dukungan yang menunjang dari guru. Di sinilah dapat dilihat peranan dan fungsi penting dari strategi pembelajaran.
Agar kemampuan siswa dapat berkembang dibutuhkan strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan dengan kondisi kemampuan siswa untuk menunjang hasil belajarnya sehingga hasil yang diperoleh juga memuaskan siswa juga mampu menguasai materi dengan baik.
Dari latar belakang tersebut maka peneliti menawarkan sebuah metode pembelajaran yaitu yang disebut inquiry yang bertujuan mengajari siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis terhadap isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan setelah siswa belajar materi Gambaran Permukaan Bumi dengan metode Inquiry, mereka akan lebih memahami meteri dan bisa menerapkannya di lapangan.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan dan gerakan), perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau non konkret (tidak bisa diamati). Pengamatan ini dapat diwujudkan dalam bentuk gerakan yang dilakukan terhadap suatu obyek yang dikerjakan. seorang guru memberikan perintah kepada siswa untuk melakukan kegiatan praktik merupakan stimulus dan siswa menggunakan pikirannya dalam melakukan kegiatanya, merupakan respon yang hasilnya dapat langsung diamati. teori ini mengarah pada hasil langsung belajar atau tingakah yang ditampilkan. Teori thorndike disebut juga aliran koneksionis.
Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Sedangkan belajar adalah suatu proses untuk mencapai perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Jadi, hasil belajar adalah sesuatu yang didapat melalui proses untuk mencapai perubahan tingkah laku melalui pengalaman.
Metode Belajar Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry social (social science anquiry) dikembangkan oleh massialas & cox (1966). Pemilihan strategi pembelajaran inquiry social untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran social karena:
a. Strategi pembelajaran ini khusus dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial.
b. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa dalarn memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Strategi ini merupakan sinkronisasi antara teori mengajar dan teori belajar, yang memiliki prosedur yang sistematis dan mudah diterapkan oleh pengajar.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 89 Strategi pembelajaran inquiri social terdiri dari enam tahap pembelajaran.
a. Orientasi (orientation). b. Hipotesis (hypothesis). c. Definisi (definition). d. Eksplorasi (exploration). e. Pembuktian (evidencing). f. Generalisasi (generalization). METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan penelitian yang yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Geografi Dengan Menggunakan Metode Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI I Ulujami Pemalang”.
Tempat dan waktu penelitian a. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai semester satu bulan Juli – Agustus tahun ajaran 2011. b. Tempat penelitian
Berdasarkan pertimbangan yang diambil adalah SMP PGRI I Ulujami Pemalang. c. Subyek penelitian
Peneliti akan akan melakukan tindakan kelas pada siswa SMP PGRI I Ulujami kelas VII semester Ganjil dan peneliti hanya meneliti satu kelas saja.
d. Variabel Penelitian
Variabel Dalam suatu penelitian itu sangat penting, karena dapat memudahkan dalam melanjutkan penelitian. Dalam penelitian ada beberapa variabel yaitu:
Variabel siswa:
Melihat kemampuan dan ketrampilan siswa dalam menggunakan konsep bahasan dalam materi pelajaran geografi kemudian siswa melakukan analisis terhadap masalah yang dihadapi.
Melihat keaktifan siswa dalam melakukan diskusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Variabel guru
Kemampuan guru dalam memberikan contoh dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 90 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Kerja Siklus I a. Perencanaan
1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan mengenai Keragaman Bentuk Muka Bumi.
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebelum proses belajar mengajar dimulai. 3) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan data
perubahan dan perkembangan objek penelitian. b. Pelaksanaan
1) Siklus I dilaksanakan pada tanggal 01 – 06 Agustus 2011. 2) Guru mengadakan presensi.
3) Guru membuka dan menyampaikan materi pelajaran.
4) Guru mengajak siswa untuk mendeskripsikan situasi atau suatu topik tentang Keragaman Bentuk Muka Bumi.
5) Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok kerja.
6) Guru memberikan tugas berbeda kepada tiap kelompok mengenai Keragaman Bentuk Muka Bumi untuk dikembangkan.
7) Siswa mendiskusikan dengan partner kerjanya masing-masing tentang apa yang diseleksi pada tahap 6.
8) Berdasarkan pada tahap 6 dan tahap 7, para siswa mengemukakan beberapa permasalahan untuk dikembangkan menjadi beberapa kesimpulan dan dipilih salah satu untuk dibahas bersama-sama.
9) Siswa melakukan analisis masing-masing kesimpulan yang dibuat sesuai dengan permasalahan dan melakukan pemecahan masalah yang paling tepat.
10) Guru membimbing dan memberi arahan yang tepat kepada para siswa untuk memilih peaiecahan masalah yang paling tepat
11) Guru mengadakan bimbingan dan evaluasi 12) Guru memberikan test secara individual. c. Pengamatan
1) Kinerja siswa
inisiatif siswa dalam memilih pemecahan masalah secara klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan (prosentase skor ketercapaian 73%).
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara klasikal juga belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan (prosentase skor ketercapaian 72%).
Kerja sama siswa dalam melakukan diskusi secara klasikal belum mencapai indikator keberhasilan masih perlu adanya peningkatan untuk mencapai indikator keberhasilan.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 91 (prosentase skor ketercapaian 73%)
Presentasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara klasikal sudah memuaskan hanya saja masih kesempatan untuk lebih ditingkatkan agar lebih rajin (prosentase skor ketercapaian 83%).
Dari data tersebut di atas diperoleh prosentase kinerja siswa sebagai berikut : DP = n/N x 100 %
= 451/600 x 100% = 75,1%
Sehingga dapat dikatakan kinerja siswa secara klasikal sudah memjuaskan dari indikator yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu 75 %, namun perlu adanya peningkatan sehingga peneliti akan melaksanakan siklus H.
2) Kinerja guru
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru baru mampu mencapai skor 75%. Pelaksanaan Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sangat jauh dari indikator
keberhasilan yang ditetapkan, yaitu hanya mencapai skor 70%.
Dari data tersebut di atas diperoleh prosentase kinerja siswa sebagai berikut : DP = n/N x 100 %
= 145/200 x 100% = 72,5 %
Sehingga dapat dikatakan kinerja guru belum mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu 80 %.
3) Hasil tes siswa
Dari hasil tes yang diberikan pada siklus I didapat nilai ratarata kelas sebesar 72,6 namun tuntas belajar klasikal baru mencapai angka 70% (21 siswa).
d. Refleksi
Dari hasil refleksi siklus I yang telah dilaksanakan oleh peneliti bersama dengan guru ditemukan ada beberapa hal yang harus disempurnakan, diantaranya :
Strategi dan metode pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran Penampilan guru
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 92 Gambar 1. Kegiatan diskusi siklus I
Hasil Kerja Siklus 2 a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. 2) Menentukan pokok bahasan Keragaman Bentuk Muka Bumi.
3) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman dalam mengajar.
4) Merancang soal-soal latihan untuk dikerjakan secara individual atau kelompok giuia mengembangkan kreativitas siswa.
5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan data perubahan dan perkembangan siswa.
b. Pelaksanaan
1) pembelajaran siklus II dilaksanakan setelah siklus I terselesaikan. 2) Guru mengadakan presensi siswa.
3) Siswa diarahkan untuk melakukan diskusi.
4) Masing-masing kelompok diberi bahan diskusi yang berbeda.
5) Masing-masing anggota kelompok mencari pemecahan masalah yang sesuai dengan pokok bahasan diskusi.
6) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya.
7) Siswa menjelaskan mana konsep-konsep yang sesuai dan mana konsep yang tidak sesuai. 8) Siswa mencatat hasil diskusi.
9) Guru mengadakan bimbingan.
10) Siswa membuat kesimpulan dengan bantuan guru. 11) Guru memberikan tes secara individual atau kelompok. c. Observasi
1) Kinerja siswa
Inisiatif siswa dalam memilih pemecahan masalah secara klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan (prosentase skor ketercapaian 78%).
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan (prosentase skor ketercapaian 75%).
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 93 Kerja sama siswa dalam melakukan diskusi secara klasikal bisa ditingakatkan lagi
(prosentase skor ketercapaian 77%).
Presentasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara klasikal sudah memenuhi target (prosentase skor ketercapaian 83%).
Dari data tersebut di atas diperoleh prosentase kinerja siswa sebagai berikut : DP = n/Nx 100%
= 468/600 x 100% = 78%
Sehingga dapat dikatakan kinerja siswa secara klasikal sudah mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu 75 %.
2) Kinerja guru
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru baru telah mampu ditingkatkan mencapai skor 85%.
Pelaksanaan Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu hanya mencapai skor 82.
Dari data tersebut di atas diperoleh prosentase kinerja siswa sebagai berikut : DP = n/N x 100 %
= 167/150 x 100% = 83,5%
Sehingga dapat dikatakan kinerja guru sudah mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu 80 %.
3) Hasil tes siswa
Dari hasil tes yang diberikan pada siklus I didapat nilai rata-rata kelas sebesar 77,3 dan tuntas belajar klasikal telah mencapai angka 83.3% (25 siswa) atau melebihi target yang ditetapkan.
d. Refleksi
Dari refleksi yang dilaksanakan setelah siklus II ini, ditemukan banyak kemajuan dalam diri guru maupun siswa, walaupun ada beberapa hal yang sedikit sekali mengalami perubahan yaitu pada kesiapan siswa untuk menerima materi. Tapi secara umum dari tujuan awal penelitian ini, yaitu hasil belajar siswa, sudah mampu ditingkatkan, sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus berikutnya.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 94 Gambar 2. Kegiatan Diskusi Siklus II
Pembahasan 1. Kinerja Siswa
Hasil penelitian di atas menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan dari kinerja siswa yaitu dari 80% pada siklus I meningkat sebanyak 6% menjadi 86% pada siklus II.
2. Kinerja Guru
Sementara kinerja guru juga meningkat yaitu dari 70% pada siklus I menjadi 82% pada siklus II, atau meningkat sebanyak 12%.
3. Hasil Tes
Hasil tes siswa yang merupakan hasil akhir yang menjadi fokus penelitian ini juga tidak kalah menggembirakan hasilnya dibanding dengan kinerja siswa dan guru, yaitu meningkat dari rata 72,6 pada siklus I menjadi 77,3 pada siklus II, atau meningkat sebesar 4,7%. Dari rata-rata tersebut pada siklus I siswa yang tuntas hanya 21 siswa (70%) kemudian meningkat menjadi 25 siswa (83%) pada siklus II, atau meningkat sebesar 13%. Dari hasil ketiga aspek yang dinilai dapat digambarkan dalam sebuah tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Tabel rekapitulasi hasil penelitian
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Aspek yang dinilai Siklus I Siklus 11
Kinerja siswa 80% 86%
Kinerja guru 70% 82.00%
Rata-rata hasil belajar 70% 83% Ketuntasan belajar klasikal 72.50% 92.50%
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 95 Grafik 1. Rekapitulasi hasil penelitian
Grafik 2. Rekapitulasi hasil belajar
Gambar kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Kedung Jepara.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa SMP PGRI I Ulujami Pemalang tahun ajaran 2011/2012.
1. Pada siklus I diketahui keaktifan siswa memperoleh rata-rata 72,6 yang dalam rentang nilai dalam skor 3 – 5 yang berarti siswa cukup aktif dan prosentase aktif guru sebesar 70% yang berarti kurang memuaskan dalam pelaksanaan pembelajaran inquiry. Ini mengakibatkan hasil akhir siklus I ketuntasan siswa belum mencapai indikator ketuntasan belajar secara klasikal.
2. Pada siklus II siswa lebih aktif dibandingkan dengan siklus I karena rata-rata 77,3 dengan criteria yang sangat baik. Aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran inquiry menjadi lebih baik dan memperoleh prosentase sebesar 82% yang berarti baik sekali. Ini mengakibatkan hasil ahkir siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 86% dari jumlah siswa di kelas tersebut, dan berarati telah mencapai indikator keberhasilan belajar secara klasikal.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 96 DAFTAR PUSTAKA
Anjayani, Eni. 2008. Indonesia Dipertemuan 3 Lempeng Tektonik. Klaten Cempaka Putih Arikunto, Suharsini, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Djuharie, Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Bandung: Yrama Widya Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Hainalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Munawir, dkk. 2006. Geografi SMP Kelas VII. Bogor: Yudhistira
Pabundu Tika, Mohammad. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara
Rahman, Maman. 2008. Penelitian Tindakan kelas ( Dalam F3agan ). Semarang: Unnes Press Syaefudin Sa'ud, Udin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2007. Perencanaan Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Tim Editor Atlas dan Geografi. 2007. Gempa Bumi. Jakarta: Erlangga
.Uno, B. Hamzah. 2007. Teori Motivasi & Pengukuran. Jakarta: Bumi Aksara
Uno, B. Harnzah. 2007. Model Pembelajar Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreati f dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Wena, Made. 2009. Strategi Pembclajaran Inovatif Kontetnporer. Jakarta: Bumi Aksara
Wiriatrnadja, Rochiawati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.