P E T U N J U K T E K N I S
BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN
TATA CARA SELEKSI (REGULER) DAN PENETAPAN
LOKASI PENERIMA KEGIATAN PENATAAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
PETUNJUK TEKNIS
TATA CARA SELEKSI (REGULER) DAN PENETAPAN LOKASI
PENERIMA KEGIATAN PENATAAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
TAHUN ANGGARAN 2013
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI - PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya – Kementerian Pekerjaan UmumKATA PENGANTAR
Kegiatan penanggulangan kemiskinan yang digagas P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan, telah mampu mendorong masyarakat (BKM/LKM) berpikir secara komprehensif dan mampu mengelola berbagai sumberdaya secara akuntabel dan transparan. Situasi ini telah dibuktikan melalui kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di 18 kelurahan lokasi pilot tahun 2008 dan 258 kelurahan lokasi regular tahun 2009, kegiatan PLPBK di lokasi tersebut telah mampu memberi peluang kepada masyarakat untuk tidak saja menangulangi kemiskinan secara lebih luas dan terpadu tetapi juga memberi peluang bagi masyarakat untuk menata kembali lingkungan permukimannya dan menstrukturkan kembali tatanan sosial dan ekonomi mereka.
Melihat kegiatan PLPBK tersebut dianggap berhasil, maka Direktorat Penataan Lingkungan dan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum akan selalu mengembangkan konsep PLPBK dan memberikan peluang kepada seluruh kelurahan lokasi PNPM MP untuk mendapatkan dan melaksanakannya, namun demikian mengingat keterbatasan BLM PLPBK dibanding jumlah kelurahan lokasi PNPM MP tentunya diperlukan mekanisme dan tata cara tersendiri untuk menetapkan lokasi kegiatan PLPBK.
Petunjuk Teknis Tata Cara Seleksi (Reguler) dan Penetapan Lokasi Penerima Kegiatan PLPBK ini dimaksudkan untuk mewujudkan proses seleksi pemilihan dan penetapan calon lokasi kelurahan penerima kegiatan PLPBK sesuai kriteria lokasi yang dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tersusunnya buku Petunjuk Teknis Tata Cara Seleksi (Reguler) dan Penetapan Lokasi Penerima Kegiatan PLPBK ini, diharapkan dapat menjadi acuan atau rujukan bagi seluruh pelaku untuk menseleksi lokasi kegiatan PLPBK .
LAMPIRAN ‐LAMPIRAN
Jakarta, Mei 2013 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
D A F T A R I S I
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
GLOSSARY
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
2
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran
2
1.3 Lingkup Substansi
2
BAB 2. PEMBENTUKAN TIM SELEKSI LOKASI PLPBK
3
2.1Tim Seleksi Tingkat Pusat
4
2.2 Tim Seleksi Tingkat Provinsi
4
2.3 Tim Seleksi Tingkat abupaten/Kota
5
BAB 3. PROSES SELEKSI CALON LOKASI
7
3.1 Tahap Persiapan dan Kriteria Lokasi PLPBK
83.1.1 Kriteria Penilaian Pemerintah Kabupaten / Kota
8
3.1.2 Kriteria Penilaian BKM/Kelurahan Sasaran
8
3.1.3 Kriteria Penilaian Proposal
3.2 Proses Pemilihan Calon Lokasi PLPBK Yang Layak
9
3.2.1 Proses Pemilihan Kabupaten/Kota Yang Layak
9
3.2.2 Proses Pemilihan BKM/Kelurahan Yang Layak
9
3.3 Proses Penilaian Proposal 10
3.3.1 Sosialisasi penyusunan proposal 10
3.3.2 Penyusunan dan Pengajuan proposal seleksi PLPBK
...
10
...
3.3.3
.
Penilaian
.
dan Perangkingan Calon
.
Lokasi
.
PLPBK oleh Tim
.
Seleksi
..
Tingkat Provinsi 10
3.4 Proses Penetapan Lokasi PLPBK 11
BAB 4. RENCANA TAHAPAN JADUAL DAN PEMBIAYAAN
13
PELAKSANAAN KEGIATAN SELEKSI CALON LOKASI PLPBK
4.1 Rencana Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 14
4.2 Rencana Pembiayaan Pelaksanaan Kegiatan 14
BAB 5. PENUTUP
17
LAMPIRAN
Lampiran 1
Contoh Penilaian BKM Berdaya
20
Lampiran 2
Kinerja Pembukuan BKM
26
Formulir 1 Instrumen Pengukuran Kinerja Sekretariat BKM
26
Formulir 2 Instrumen Pengukuran Kinerja Pembukuan UPK
31
Lampiran 3
Isi Proposal Kegiatan PLPBK
36
Lampiran 4
Kelengkapan Administrasi Proposal Minat
40
1. Formulir 3 Lembar Pengesahan (contoh)
40
2. Surat Permohonan Dari BKM Untuk Mendapatkan Kegiatan
PLPBK (Contoh)
41
3. Surat Pernyataan Kesiapan Dukungan Pemerintah
Kota/Kabupaten Terhadap Kegiatan PLPBK (Contoh)
42
Lampiran 5
Tata Cara Penilaian Proposal Seleksi PLPBK
43
Formulir 4 Formulir Penilaian Proposal Minat
45
Formulir 5 Perankingan Berdasarkan Kota
46
Formulir 6 Perankingan Berdasarkan Provinsi
47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) merupakan intervensi lanjut dari P2KP terutama untuk lokasi‐lokasi yang masih memiliki persoalan lingkungan permukiman yang sangat kompleks serta merupakan stimulan bagi keberhasilan masyarakat di kelurahan‐kelurahan sasaran program P2KP yang mampu membangun lembaga masyarakat (LKM/BKM) di wilayahnya mencapai kualifikasi ”BKM Berdaya”.
PLPBK juga dapat dipandang sebagai penghargaan terhadap keberhasilan pemerintah Kabupaten/Kota melalui SKPD‐nya dalam mendorong dan membina masyarakat untuk terus maju dengan merealisasikan berbagai kegiatan Kemitraan Penanggulangan Kemiskinan.
Pelaksanaan kegiatan PLPBK memerlukan kerja kolaborasi berbagai pihak, yaitu: SKPD Kabupaten/Kota, Perangkat kelurahan, Kelompok‐kelompok Peduli dan Masyarakat. Keberhasilan kegiatan PLPBK hanya dapat diperoleh dengan adanya komitmen penuh
berbagai pihak tersebut untuk mencapai tujuan‐tujuan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka mencapai Tujuan dan Sasaran penyelenggaraan Kegiatan PLPBK , maka dipandang perlu menyusun Petunjuk Teknis Tata cara Penilaian dan Penetapan Lokasi Kelurahan Penerima Kegiatan PLPBK. Secara umum petunjuk teknis ini diperuntukkan bagi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, konsultan dan masyarakat, yang digunakan sebagai acuan proses seleksi kelurahan sasaran Kegiatan PLPBK.
Apabila pemerintah kabupaten/kota memiliki inisiatif melakukan replikasi1 kegiatan PLPBK, maka diperkenankan melengkapi kriteria dan proses seleksi lokasi sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan pemerintah kabupaten/kota.
1.2 Tujuan
Mewujudkan proses pemilihan dan penetapan lokasi kelurahan penerima kegiatan PLPBK sesuai kriteria lokasi, yang dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
1.3 Lingkup Substansi
Lingkup substansi petunjuk teknis ini, meliputi: a. Pembentukan Tim Seleksi PLPBK b. Penyusunan kriteria lokasi PLPBK c. Penyusunan tahapan proses pemilihan, penilaian dan penetapan lokasi PLPBK d. Penetapan jadwal/durasi waktu pelaksanaan kegiatan seleksi lokasi PLPBK1 Replikasi lokasi adalah lokasi yang mengadopsi pendekatan kegiatan PLPBK dengan sumber daya
BAB II
PEMBENTUKAN TIM SELEKSI
LOKASI PLPBK
Tim seleksi lokasi PLPBK terdiri dari Tim Seleksi Tingkat Pusat, Tim Seleksi Tingkat Provinsi dan Tim Seleksi Tingkat Kota/Kabupaten, dengan pemjelasan sebagai berikut:
2.1 Tim Seleksi Tingkat Pusat
Tim seleksi Tingkat Pusat ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur PenataanBangunan dan Lingkungan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Anggota Tim Seleksi Tingkat Pusat, mencakup: 1. PMU P2KP 2. Satker P2KP Pusat 3. Pejabat di Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian PU Proses seleksi ini dibantu oleh Tim Konsultan Manajemen Pusat (KMP). Tugas Tim Seleksi Tingkat Pusat, meliputi :
1. Mengajukan Surat Pemberitahuan/Pengumuman Kegiatan Seleksi Calon Lokasi PLPBK ke Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian PU.
2. Melakukan sosialisasi proses seleksi lokasi PLPBK kepada Tim Seleksi PLPBK Tingkat Provinsi 3. Memastikan calon lokasi yang diusulkan Tim Seleksi Provinsi kepada Tim Seleksi Pusat diketahui/ditembuskan kepada Tim Seleksi Kota/Kabupaten 4. Mengirimkan data dasar kepada tim seleksi provinsi yang akan menjadi rujukan/acuan kegiatan seleksi. 5. Melakukan verifikasi kelengkapan administrasi dan persyaratan seleksi dari Tim Seleksi Provinsi 6. Mengajukan Surat Permohonan NOL Kelurahan PLPBK kepada Pihak pemberi bantuan 7. Mengajukan Surat Penetapan Lokasi Kelurahan PLPBK 8. Mendistribusikan Surat Keputusan dan Ketetapan Lokasi Kelurahan PLPBK kepada Tim Seleksi Provinsi
2.2 Tim Seleksi Tingkat Provinsi
Tim Seleksi Tingkat Provinsi dibentuk setelah terbitnya Surat pemberitahuan / Pengumuman kegiatan Seleksi PLPBK dari Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Ketua TKPKD Provinsi. Proses pembentukannya difasilitasi oleh Satker PBL Provinsi . Anggota Tim Seleksi Tingkat Provinsi, sekurang‐kurangnya mencakup: 1. Ketua atau Wakil Ketua TKPKD Provinsi 2. Bappeda Provinsi 3. Dinas Pekerjaan Umum 4. Ka. Satker PBL Provinsi 5. Personil Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Provinsi PNPM Perkotaan
Tugas Tim Seleksi Tingkat Provinsi adalah:
a. Melakukan sosialisasi kegiatan seleksi lokasi PLPBK kepada Tim Seleksi Kabupaten/Kota b. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan keakuratan data‐data kesiapan
pemerintah Kabupaten/Kota, antara lain:
Surat Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota dan data‐data hasil penilaian kinerja Kabupaten/ Kota dan Kelurahan‐kelurahan berbasiskan data SIM PNPM Perkotaan, yang diusulkan oleh Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota. c. Memilih dan menetapkan Kota/Kabupaten yang layak, d. Melakukan penilaian proposal dan perangkingan calon kelurahan PLPBK. e. Mengajukan hasil penilaian seleksi calon kelurahan PLPBK kepada Tim Seleksi Tingkat Pusat dan dipastikan calon lokasi Kelurahan yang diusulkan diketahui/ditembuskan kepada Tim Seleksi Kabupaten/Kota f. Melakukan sosialisasi Kelurahan‐kelurahan yang telah ditetapkan sebagai Kelurahan PLPBK kepada Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota
2.3 Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota
Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan melalui Surat Keputusan Ketua TKPKD. Tim Seleksi kegiatan PLPBK Tingkat Kabupaten/Kota dibentuk setelah Tim Seleksi Tingkat Provinsi menerbitkan surat rekomendasi kota‐kota/kabupaten yang memenuhi syarat dan layak mengikuti proses seleksi PLPBK. Proses pembentukan tim seleksi tersebut difasilitasi oleh Satker PIP tingkat kota. Anggota Tim Seleksi PLPBK Tingkat Kabupaten/Kota, sekurang‐kurangnya, mencakup: 1. Ketua atau wakil ketua TKPKD 2. Bappeda 3. Dinas Pekerjaan Umum 4. Ka. Satker PIP Kota 5. Korkot Kabupaten/Kota 6. Anggota KBP Tugas Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota, adalah:
1. Melakukan sosialisasi kegiatan seleksi PLPBK kepada BKM dan pihak kelurahan di wilayahnya, melalui forum rembug pada setiap Kelurahan atau Tim seleksi dapat melakukan sosialisasi ditingkat Kota dengan menghadirkan perwakilan dari BKM dan Kelurahan.
2. Melakukan Identifikasi/inventarisasi kelurahan‐kelurahan yang memenuhi syarat sesuai kriteria lokasi PLPBK yang telah ditetapkan.
3. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan keakuratan data‐data calon Kelurahan PLPBK yang akan diusulkan.
4. Melakukan penilaian dan perangkingan calon‐calon lokasi berdasarkan kriteria seleksi PLPBK
5. Menetapkan hasil perankingan calon lokasi PLPBK.
6. Memastikan bahwa Surat Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memenuhi kontribusi dalam bantuan teknik dan pendanaan, ditandatangani oleh Bupati/Walikota.
7. Mengajukan usulan lokasi Kelurahan PLPBK yang dilengkapi dengan Proposal minat dan dokumen prasyarat seleksi lokasi kepada Tim Seleksi Tingkat Provinsi
8. Melakukan sosialisasi kelurahan‐kelurahan di wilayahnya yang telah ditetapkan sebagai lokasi PLPBK, melalui forum pertemuan warga.
BAB III
PROSES SELEKSI LOKASI PLPBK
Proses seleksi ini menguraikan tahapan persiapan, pemilihan dan penilaian calon lokasi PLPBK serta penetapan lokasi kelurahan‐kelurahan penerima kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK).
3.1 Tahap Persiapan dan Kriteria Lokasi PLPBK
Pada tahap ini dilakukan penyiapan Surat Pemberitahuan/Pengumuman kegiatan Seleksi, pembentukan Tim Seleksi Tingkat Pusat dan sosialisasi pelaksanaan kegiatan seleksi yang diselenggarakan bersamaan dengan tahapan kegiatan PNPM Perkotaan yang melibatkan jajaran pemerintah daerah, KMW dan Korkot serta menetapkan Kriteria calon lokasi kelurahan penerima kegiatan PLPBK.
3.1.1 Kriteria untuk memilih Kabupaten/Kota
1. Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki program/kegiatan dan kawasan‐kawasan yang diprioritaskan sebagai lokasi penataan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman miskin diwilayahnya dan prioritas kawasan permukiman miskin tersebut telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati/ Walikota.
2. Pemerintah kabupaten/kota berkomitmen untuk menyediakan sharing dana baik bersifat tunai ataupun program sesuai hasil perencanaan partisipatif (RPLP dan RTPLP), sekurang‐kurangnya 50 % dari total BLM PLPBK, di wilayah kelurahan/desa yang bersangkutan. Pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan langsung ataupun bertahap, dan dimulai pada tahun kedua pelaksanaan kegiatan PLPBK di wilayah kelurahan/desa yang bersangkutan.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota berkomitmen untuk menyediakan Dana BOP Tim Seleksi dan Tim Teknis PLPBK.
4. Pemerintah Kabupaten/Kota telah melaksanakan kegiatan PAKET dan atau Kemitraan dengan BKM/Kelurahan yang diusulkan.
5. Pemerintah Kabupaten/Kota telah menyediakan/mengalokasikan DDUB PNPM/Dana Sharing APBD, minimal 70% sesuai kewajibannya, sampai dengan tahun 2012
3.1.2 Kriteria Pemilihan Kelurahan
1.
Kelurahan yang menjadi lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan,2.
Kelurahan dengan tingkat kemiskinan min. 20% (berdasarkan data PPLS 2011);3.
Kelurahan/BKM yang memiliki Kinerja Kelembagaan minimal ”BKM Berdaya”(berdasarkan hasil Review Kelembagaan, tahun 2012) penjelasan pada lampiran 1
4.
Telah melakukan audit keuangan BKM tahun buku 2011, dengan hasil /opiniunqualified opinion/UO (wajar tanpa syarat) penjelasan pada Lampiran 2
5.
Kinerja pembukuan sekretariat BKM dan UPK tanpa PAR sekurang‐kurangnya “memadai” berbasis data SIM bulan Desember 2012 sd Februari 2013 penjelasan pada Lampiran 2 ;6.
Lokasi BKM/Kelurahan merupakan lokasi yang telah atau sedang memanfaatkan BLM PNPM Mandiri Perkotaan tahapan/putaran ke 3.
3.1.3 Kriteria Penilaian Proposal
1. Proposal Seleksi PLPBK diajukan oleh BKM/Kelurahan yang telah dinyatakan layak2 dan memenuhi syarat kriteria untuk mengikuti seleksi PLPBK oleh Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota, penjelasan pada lampiran 3. 2. Memenuhi kelengkapan Administrasi Proposal Seleksi PLPBK yang terdiri dari : a. Lembar Permohonan dari BKM untuk Pengesahan b. Surat mendapatkan kegiatan PLPBK c. Proposal Minat, sekurang‐kurangnya, memuat: Pendahuluan Tipologi/geografis wilayah dan karakteristik kawasan permukiman miskin Gagasan penanganan dan penataan kawasan permukiman miskin Uraian tentang kesiapan BKM dan Pemerintah Kabupaten/Kota3.2 Proses Pemilihan Calon Lokasi PLPBK
Proses pemilihan dan penetapan Calon Lokasi PLPBK yang layak, dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
Tahap pertama, memilih Kabupaten/Kota yang sesuai dengan kriteria seleksi Pemerintah Kabupaten/Kota
Tahap kedua, memilih BKM / Kelurahan, sesuai dengan kriteria seleksi Penilaian BKM/Kelurahan PLPBK
3.2.1 Proses Pemilihan Pemerintah Kota
Kabupaten/Kota yang disebut layak adalah Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria
(point 3.1.1). Bila satu kriteria tidak terpenuhi, maka K a b u p a t e n / Kota bersangkutan
masuk dalam katagori belum layak untuk mengikuti proses seleksi PLPBK. Proses pemilihan Kabupaten/Kota dilakukan oleh tim seleksi tingkat provinsi
3.2.2 Proses Pemilihan Kelurahan/BKM
BKM/Kelurahan yang disebut layak, adalah BKM/Kelurahan yang memenuhi kriteria
(point 3.1.2). Bila satu kriteria di atas tidak terpenuhi, maka BKM/Kelurahan yang
bersangkutan masuk dalam katagori belum layak mengikuti proses seleksi PLPBK. Pemilihan Kelurahan/BKM dilakukan oleh Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota. Proses pemilihan BKM/Kelurahan yang layak dilakukan sesuai tahapan, sebagai berikut:
1. Melakukan Identifikasi kelurahan‐kelurahan yang memiliki tingkat kemiskinan sekurang‐kurangnya 20%
2. Melakukan Identifikasi kelurahan‐kelurahan yang memiliki kawasan permukiman miskin 3. Melakukan identifikasi kelurahan‐kelurahan dan BKM, sesuai kriteria (point 3.1.2). 4. Melakukan verifikasi lapangan dengan menyelengarakan forum rembug ditingkat Kelurahan.
Forum rembug ini sekurang‐kurangnya dihadiri anggota BKM dan UP‐UP, lurah, camat dan masyarakat setempat yang mewakili. Tujuannya, adalah: a. Memastikan verifikasi dan validasi data SIM b. Memastikan kesiapan BKM, Lurah dan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan PLPBK sesuai pedoman yang telah ditetapkan
c. Memastikan BKM dan Lurah bersedia terlibat dalam pengendalian efektifitas kerja tim inti perencana partisipatif dan pemasaran
d. Memastikan BKM dan Lurah terlibat dalam mendorong masyarakat, khususnya warga miskin untuk terlibat aktif dalam setiap aktifitas PLPBK, sesuai pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis PLPBK
5 Melakukan rembug untuk menetapkan kelurahan/BKM yang layak untuk mengikuti seleksi lokasi PLPBK. Hasil penetapan wajib dilengkapi Berita Acara penetapan kelurahan dan BKM yang layak dan ditandatangani oleh ketua/wakil ketua TKPKD Kabupaten/Kota.
6. Tim Seleksi Tingkat K a b u p a t e n / Kota mengajukan hasil penetapan kelurahan/BKM yang layak kepada Tim Seleksi Tingkat Provinsi yang dilengkapi Surat pengajuan yang ditandatangani oleh ketua/wakil ketua TKPKD Kota.
7. Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi ke setiap Kelurahan/BKM yang memenuhi syarat untuk segera menyusun proposal minat, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti proses seleksi berikutnya.
3.3.
Proses Penilaian Proposal
Proses seleksi ini, diawali dengan melakukan sosialisasi dan selanjutnya melakukan penyusunan dan penilaian proposal minat serta melakukan perangkingan calon‐calon lokasi kelurahan penerima BLM PLPBK. Langkah‐langkah yang dilakukan, adalah:
3.3.1 Sosialisasi penyusunan proposal
Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi secara berkala di wilayah kerjanya, khususnya ke wilayah kelurahan yang dinyatakan layak mengikuti proses seleksi lanjutan (penyusunan proposal). Kegiatan sosialisasi diselenggarakan melalui forum rembug yang dibantu oleh Korkot.
3.3.2 Penyusunan dan Pengajuan proposal seleksi PLPBK:
1. Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kotai melakukan pendampingan dan fasilitasi BKM, Lurah dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan proposal minat yang lengkap dan baik sesuai lampiran3 dan dilengkapi kelengkapan administrasi sesuai
lampiran 4
2. Tim Seleksi Tingkat Kota/Kabupaten mengajukan proposal minat yang sudah
dilengkapi Surat usulan pengajuan BKM dan Surat Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Tim Seleksi Tingkat Provinsi.
3.3.3
Penilaian dan Perangkingan Calon Lokasi PLPBK oleh Tim Seleksi Tingkat Provinsi 1. Tim Seleksi Tingkat Provinsi melakukan penilaian proposal yang telah diajukan Tim Seleksi tingkat Kota 2. Tim Seleksi Tingkat Provinsi melakukan perangkingan calon‐calon lokasi3. Kelurahan berdasarkan hasil penilaian proposal, sesuai format lampiran 5 4. Tim Seleksi Tingkat Provinsi melakukan evaluasi hasil perangkingan calon‐ calon lokasi Kelurahan yang akan terpilih sebagai lokasi kegiatan PLPBK. 5. Tim Seleksi Tingkat Provinsi mengajukan hasil penilaian dan perangkingan kepada Tim Seleksi Tingkat Pusat, yang diketahui Tim Seleksi Kabupaten/Kota
3.4. Proses Penetapan Lokasi PLPBK
Proses ini termasuk bagian akhir yang sangat penting dari rangkaian kegiatan seleksi lokasi PLPBK. Proses penetapan Lokasi PLPBK adalah:
1. Hasil penilaian Tim Seleksi Tingkat Propinsi dibahas oleh Tim Seleksi Tingkat Pusat dengan pihak pemberi pinjaman/hibah untuk memberikan persetujuan 2. Proses penerbitan NOL Lokasi Kelurahan PLPBK a. Tim Seleksi Tingkat Pusat mengajuan penerbitan surat ’Pengajuan NOL Lokasi Kelurahan PLPBK kepada Pihak pemberi pinjaman/hibah’ b. Penerbitan ’Surat Persetujuan NOL Lokasi Kelurahan PLPBK’ oleh Pemberi Pinjaman/Hibah yang ditujukan kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) 3. Pengajuan surat oleh Tim Seleksi Tingkat Pusat kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) untuk menerbitkan Surat Keputusan dan Penetapan Lokasi Kelurahan PLPBK
4. Surat pemberitahuan lokasi kelurahan PLPBK yang baru, dikirimkan kepada Tim Seleksi Tingkat Propinsi dan Tim Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota dengan melampirkan Surat Keputusan dan Ketetapan Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL).
BAB IV
RENCANA TAHAPAN, JADUAL DAN
PEMBIAYAAN PELAKSANAAN
KEGIATAN SELEKSI CALON
LOKASI PLPBK
4.1 Rencana Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Mengacu pada tahapan seleksi lokasi PLPBK sebagaimana diuraikan di atas, maka
disusun Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Seleksi calon Lokasi Kelurahan
Penerima Kegiatan PLPBK. Jadwal pelaksanaan kegiatan, selambat‐lambatnya dapat
diselesaikan dalam jangka waktu 4 bulan efektif, dengan rincian pelaksanaan kegiatan
dapat dilaksanakan secara paralel, seperti tersaji pada matrik terlampir:
4.2 Rencana Pembiayaan Pelaksanaan Kegiatan
Pembiayaan pelaksanaan kegiatan seleksi calon lokasi PLPBK dibebankan pada
anggaran Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi dan Kota bertanggungjawab
menyelenggarakan proses seleksi calon lokasi PLPBK diwilayahnya.
BAB V
PENUTUP
Demikian petunjuk teknis tata cara pengajuan usulan dan penetapan lokasi
kegiatan penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas (PLPBK), Tahun
2013, agar dapat dipergunakan sebagai acuan dalam seleksi lokasi PLPBK.
LAMPIRAN‐LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
CONTOH PENILAIAN BKM BERDAYA
Contoh Penilaian BKM Berdaya
BIDANG / SUMBERDAYA ORGANISASI ASPEK TOTAL NILAI SKORSTATUTA ORGANISASI Visi-Misi
200 0.0250 Struktur Organisasi 175 0.0219
KEPEMIMPINAN
Legitimasi Pemilihan Anggota BKM 225 0.0188 Pengambilan Keputusan 250 0.0208 Perempuan dlm Pengambilan Keputusan 150 0.0125 Mekanisme Minta Usulan Masyarakat 225 0.0188 Partisipasi Anggota BKM 100 0.0083 Pertemuan BKM 125 0.0104 SISTEM MANAJEMEN Perencanaan 125 0.0125 Monitoring Evaluasi 100 0.0100 Dokumentasi Informasi 125 0.0125 Penanganan Pengaduan Masyarakat
(PPM) 125 0.0125 Penerima Manfaat Kegiatan/ Program 275 0.0275
SUMBERDAYA KEUANGAN
Sumber pendanaan 150 0.0094 Rencana Keuangan 125 0.0078 Laporan Keuangan 100 0.0063 Pertanggungjawaban 100 0.0063 SUMBERDAYA MANUSIA Pengembangan kapasitas 100
0.0250 Kaderisasi 75 0.0188 HUBUNGAN EKSTERNAL KSM 225 0.0281 Masyarakat 200 0.0250 Pemerintah 175 0.0219 Organisasi non-pemerintah 75 0.0094 TOTAL SKOR ORGANISASI 3525 0.3693
Contoh penilaian BKM Berdaya
LAMPIRAN 2
1. Kinerja Pembukuan Sekretariat BKM
Terdapat 11 aspek dalam pengukuran kinerja pembukuan sekretariat‐LKM/BKM. Setiap aspek akan diberi nilai (skor) 1 jika jawaban atas aspek yang bersangkutan adalah ”ya” dan akan diberikan nilai (skor) 0 jika jawaban atas aspek yang bersangkutan adalah “tidak”.
Secara rinci aspek‐aspek pengukuran kinerja Sekretariat‐LKM/BKM ada dalam tabel (instrumen pengukuran kinerja pembukuan sekretariat) dibawah ini. INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN SEKRETARIAT LKM/BKM Bulan : ... Nama LKM/BKM : ... Kecamatan : ... Kelurahan : ... Kota/Kab : ...
No. Aspek Pengukuran Nilai/Skor Catatan
KEBIJAKAN KEUANGAN 1. Semua kebijakan disusun BKM berdasarkan AD/ART 2. BKM Menyusun dan menetapkan RAPB tahunan 3. Semua penerimaan dan pengeluaran keuangan diketahui oleh BKM SISTEM AKUNTANSI 4. Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diarsipkan sesuai tanggal transaksi. 5. Laporan disajikan sebelum tanggal 5 bulan berikutnya 6. Rekening bank menggunakan nama lembaga bukan nama probadi 7. Rekening bank ditandatangani 3 orang anggota BKM 8. Dana operasional tunai tidak lebih dari Rp. 1.500.000,‐ 9. Saldo buku bank sama dengan saldo rekening bank 10. Saldo buku kas sama dengan jumlah dana tunai PELAPORAN DAN MONITORING 11. Laporan bulanan dipasang di lima titik stategis selambat‐lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya Total Skor Kategori Kinerja Sangat Baik /Memadai /Tidak Memadai* Catatan * : Pilih sesuai kategori Koordinator LKM/BKM... (...) Senior Fasilitator (...) ..., ...20.... Fasilitator Ekonomi (...) Formulir ‐ 1
Berdasarkan nilai (skor) tiap‐tiap aspek tersebut di atas, ditetapkan kategori penilaian sebagai berikut:
Pengukuran Kinerja dinyatakan Sangat Baik, jika total skor mencapai angka 11.
Pengukuran Kinerja dinyatakan Memadai, jika total skor mencapai angka ≥ 9, dan jawaban “TIDAK” adalah item No. 4, 5, atau no.11 atau maksimal dua nomor tersebut. Pengukuran Kinerja Tidak Memadai, jika total skore < 9 atau total skor =10 dengan
jawaban “TIDAK” adalah salah satu dari item no. 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, atau 10.
CARA PENGISIAN/PENJELASAN INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN SEKRETARIAT LKM/BKM Aspek Pengukuran Penjelasan 1. Semua kebijakan disusun BKM berdasarkan AD/ART Kebijakan dan Implementasi pengelolaan keuangan sesuai AD/ART, seperti: SKIM dana pinjaman bergulir sesuai AD/ART. Pembagian laba UPK sesuai AD/ART. Audit keuangan dilakukan setiap tahun. Tinjauan Keuangan dilakukan setiap tahun oleh masyarakat.
Bila tidak sesuai/tidak dilakukan sesuai AD/ART maka mendapat skor = 0, jika sesuai skor = 1. 2. BKM Menyusun dan menetapkan RAPB tahunan RAPB adalah Rencana Anggaran Penerimaan dan Biaya tahunan yang harus disusun oleh BKM (terutama dana BOP) berdasarkan rencana aktivitas BKM dan unit operasionalnya (sekretariat dan UP‐ UP). RAPB dibahas dalam RWT dan ditetapkan setelah tutup buku tahunan yang disertai pembuktian BA, paling lambat RAPB ditetapkan pada akhir bulan Januari setiap tahunnya. BKM menyusun rencana kerja dan RAB sesuai dengan pentahapan pencairan BLM PLPBK (Lokasi PLPBK) Bila RAPB, rencana kerja dan RAB (lokasi PLPBK) tidak disusun dan ditetapkan sesuai penjelasan diatas maka mendapat skor = 0, jika dokumen tersebut ada maka mendapat skor = 1 3. Semua penerimaan dan pengeluaran keuangan diketahui oleh BKM Semua penerimaan dan pengeluaran dana di BKM (BLM PNPM, Fixed cost, PLPBK, PMPK, Dana Kemitraan, dll) menggunakan Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar yang diketahui (ditandatangani) oleh BKM (koordinator BKM) atau anggota BKM yang ditetapkan melalui rapat BKM. Jika terdapat satu saja bukti tidak ditandatangani , maka jawabnya TIDAK = 0
4. Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diarsipkan sesuai tanggal transaksi. Pencatatan transaksi menggunakan format‐format baku standar PNPM Perkotaan Pencatatan transaksi keuangan (keluar atau masuk) dilakukan tepat waktu Fasilitator melakukan cross‐cek penjumlahan ke bawah dan kesamping Seluruh transaksi keuangan harus memiliki bukti pendukung yang cukup (transaksi dengan pihak ketiga harus memiliki bukti pendukung dari pihak ke tiga (seperti : Bon, Kwitansi, atau bukti lainnya) Seluruh proses adminstrasi (notulensi, penyiapan surat‐menyurat, pencatatan keuangan, penyajian laporan keuangan, dan pengarsipan) dilakukan oleh sekretaris dan tersedia di kesekretariatan BKM/LKM. Jika terdapat satu transaksi saja tidak dicatat (paling lambat 5 hari) maka jawabnya TIDAK = 0. 5. Laporan disajikan sebelum tanggal 5 bulan berikutnya Laporan keuangan (Pemasukan dan pengeluaran) pada bulan berjalan disajikan sebelum tanggal 5 pada bulan berikutnya oleh Sekretaris. Jika laporan tidak disajikan maksimal sebelum tanggal 5 bulan berikutnya, maka jawabnya TIDAK = 0, jika YA=1 6. Rekening bank menggunakan nama lembaga bukan nama probadi Rekening bank dengan nama: BKM/LKM ”...” sebagaimana yang tertera dalam AD yang dicatatkan di Notaris. Kalau Rekening BKM bukan atas nama Lembaga, maka jawabnya Tidak = 0 7. Rekening bank ditandatangani 3 orang anggota BKM Penandatanganan rekening bank (speciment) terdiri dari 3 (tiga) orang anggota BKM/sesuai pedoman PNPM perkotaan, termasuk saat penarikan. Bila rekening Bank tidak ditandatangani oleh 3 orang, jawabnya Tidak = 0 8. Dana operasional tunai tidak lebih dari Rp. 1.500.000,‐ Dana operasional tunai maksimal ada di tangan (kas) BKM sebesar Rp. 1.500.000,‐ dalam 2 hari kerja. Jika terdapat dana tunai melebihi Rp. 1.500.000,‐ harus dapat dijelaskan keperuntukannya dan dibuktikan dengan dokumen pendukung. Jika tidak memenuhi kedua unsur di atas, maka jawabnya TIDAK = 0
9. Saldo buku bank sama dengan saldo rekening bank Rekonsiliasi saldo buku bank catatan Sekretariat dan Rekening bank (rekening induk dan sub rekening) pada tanggal yang sama, bila Tidak = 0 10. Saldo buku kas sama dengan jumlah dana tunai Kas opname dana tunai yang ada di BKM dicocokkan dengan buku kas catatan sekretariat (gunakan lembar kas opname) pada tanggal yang sama bila Tidak = 0 11. Laporan bulanan dipasang di lima titik stategis selambat‐ lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya Laporan keuangan (Pemasukan dan Pengeluaran Dana BKM) yang disajikan tiap bulan dipasang di 5 titik strategis, selambat‐lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya. (minimal 2 bulan laporan keuangan terakhir) Bila laporan keuangan tidak dipasang 5 titik strategis maka nilainya = 0 2. Kinerja Pembukuan UPK tanpa PAR
Terdapat 11 aspek (item nomor 12‐22) dalam pengukuran kinerja pembukuan UPK. Aspek kinerja 12 sampai dengan 20 akan diberi nilai (skor) 1 jika jawaban atas aspek yang bersangkutan adalah ”ya”, dan akan diberikan nilai (skor) 0 jika jawaban atas aspek yang bersangkutan adalah “tidak”. Kecuali aspek 21 (LAR) dan Aspek 22 (PAR) diisi dengan angka prosentase capaian pada bulan yang diukur (otomatis dari SIM). Secara rinci aspek‐aspek pengukuran kinerja UPK ada pada tabel (instrumen pengukuran kinerja UPK) sebagai berikut :
INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN UPK ‐ LKM/BKM Bulan : ... Nama LKM/BKM : ... Kecamatan : ... Kelurahan : ... Kota/Kab : ...
No. Aspek Pengukuran Nilai/Skor Catatan
PEDOMAN PELAKSANAAN PINJAMAN BERGULIR
12 Skema pinjaman bergulir sesuai dengan Petunjuk
Teknis Pinjaman Bergulir. 13 Prosedur pemberian pinj. bergulir sesuai dgn SOP.
SISTEM AKUNTANSI 14 Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diarsipkan sesuai tanggal transaksi. 15 Rekening bank menggunakan nama lembaga bkn nama pribadi. 16 Rekening bank ditandatangani 3 orang yang terdiri dari 2 orang angota BKM dan 1 orang manajer UPK. 17 Dana operasional tunai tdk lebih dari Rp. 1.500.000,‐ 18 Saldo buku bank sama dengan saldo rek. bank 19 Saldo buku kas sama dengan jumlah dana tunai PELAPORAN DAN MONITORING 20 Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diarsipkan sesuai tanggal transaksi. KINERJA RLF 21 LAR XX Otomatis dari SIM MK 22 PAR XX Otomatis dari SIM MK Total Skor Kategori Kinerja TANPA PAR Sangat Baik /Memadai /Tidak Memadai* Kategori Kinerja DENGAN PAR Sangat Baik /Memadai /Tidak Memadai*
Catatan * : Pilih sesuai kategori
Koordinator LKM/BKM... (...) Senior Fasilitator] (...) ..., ...20... Fasilitator Ekonomi (...) Formulir ‐ 2
Berdasarkan nilai tiap‐tiap aspek tersebut di atas, ditetapkan katagori penilaian kinerja pembukuan UPK tanpa PAR (KINERJA RLF) adalah sebagai berikut:
Pengukuran kinerja dinyatakan Sangat Baik, jika total skor mencapai 9.
Pengukuran kinerja dinyatakan Memadai, jika total skor mencapai angka ≥ 8, dan jawaban “TIDAK” adalah salah satu dari aspek 14 atau 20. Pengukuran kinerja dinyatakan Tidak Memadai, jika total skor mencapai < 8 atau total skor = 9 dengan jawaban “TIDAK” selain aspek nomor 14 dan 20 (No: 12, 13, 15, 16, 17, 18, dan 19).
CARA PENGISIAN/PENJELASAN INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN UPK Aspek Pengukuran Penjelasan 12. Skema pinjaman bergulir sesuai dengan PetunjukTeknis Pinjaman Bergulir. Adalah Skema Pinjaman Bergulir, meliputi: Peminjam Tabungan Besar pinjaman Jasa pinjaman Jangka waktu pinjaman Angsuran pinjaman Maksimum pinjaman Jika tidak sesuai maka skor = 0, dan bila ada perbedaan harus ada penjelasan dan keputusan rapat BKM, 13. Prosedur pemberian pinjaman bergulir sesuai dengan SOP. Tahapan pemberian pinjaman, meliputi: a. Usulan KSM b. Verifikasi Usulan KSM c. Putusan pinjaman d. Pencairan Pinjaman e. Pembinaan setelah pencairan f. Pembayaran Kembali Surat akad kredit (perjanjian pinjaman) harus bermaterai dan diisi dengan lengkap dan benar. Bila ada yang tidak mengikuti prosedur = 0 14. Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diarsipkan sesuai tanggal transaksi. Pencatatan transaksi keuangan (keluar atau masuk) dilakukan tepat waktu Pencatatan transaksi menggunakan format‐ format baku standar PNPM Perkotaan Proses penjumlahan ke samping dan ke bawah dilakukan dengan benar Seluruh transaksi keuangan harus memiliki bukti pendukung yang cukup (transaksi dengan pihak ketiga harus memiliki bukti pendukung dari pihak ke tiga {spt: Bon, Kwitansi, atau bukti lainnya}) Proposal tersedia di UPK dan diarsipkan secara tertib. Jika terdapat satu transaksi saja tidak dicatat atau tidak memiliki bukti maka jawabnya TIDAK = 0 15. Rekening bank menggunakan nama lembaga bukan nama pribadi. Rekening bank UPK dengan nama: BKM ”...” sebagaimana yang tertera dalam Akta Notaris Bila bukan atas nama lembaga nilai = 0 16. Rekening bank ditandatangani 3 orang yang terdiri dari 2 orang ang. BKM & 1 org manajer UPK. Penandatanganan rekening bank (spesimen) UPK adalah 3 (tiga) orang yang terdiri dari dua (2) orang anggota BKM dan satu (1) orang manajer UPK, termasuk saat penarikan. Bila kurang dari 3 nilai = 0
17. Dana operasional tunai tidak lebih dari Rp. 1.500.000,‐ Dana operasional tunai maks ada di tangan (kas) UPK sebesar Rp. 1.500.000,‐ dalam 2 hari kerja. Jika terdapat dana tunai melebihi Rp. 1.500.000,‐ harus dapat dijelaskan keperuntukannya & dibuktikan dengan dok pendukung. Bila dana operasional lebih dari Rp. 1.500.000 dan tidak ada penjelasan keperuntukannya maka skor = 0 18. Saldo buku bank sama dengan saldo rekening bank Rekonsiliasi saldo buku bank catatan UPK dan Rekening bank, pada tgl yang sama harus bernilai sama kecuali ada transaksi yang belum di catat (biaya bunga, biaya adm dan buku catatan UPK harus di perbaiki (adjustment), bila Tidak = 0 19. Saldo buku kas sama dengan jumlah dana tunai Kas opname dana tunai yang ada di UPK dicocokkan dengan buku kas catatan UPK (gunakan lembar kas opname), pada tanggal yang sama harus bernilai yang sama. jika ada perbedaan (contoh biaya / penerimaan yang belum dibukukan buku kas harus di perbaiki bila setelah adjustment angka tidak sama, nilai = 0. Bukti dokumen periksa : form cash opname 20. Laporan bulanan dipasang di papan informasi di lima tempat stategis selambat‐lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya Laporan keuangan bulanan, meliputi: Laporan Kolektibilitas, Lap. Tingkat Pengembalian & Tunggakan ,Laba‐Rugi ,Neraca UPK menyajikan laporan keuangan sebelum tanggal 5 pada bulan berikutnya. (paling atas) Selambat‐lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya Proposal dan laporan kegiatan (Kegiatan) tersedia di UPK dan tersaji secara transparan dan akuntabel. Bila laporan keuangan tidak dipasang dipapan informasi dan proposal serta laporan kegiatan tidak tersaji secara transparan dan akuntabel, maka nilainya = 0 21. Berapa Prosentase LAR jumlah KSM menunggak ≥3 bulan dibagi jml KSM aktif 22. Berapa Prosentase PAR jumlah saldo pinjaman menunggak ≥ 3 bulan dibagi saldo pinjaman
3. Audit Keuangan LKM oleh Auditor Independent (KAP)
Auditor/KAP harus mengadakan pertemuan akhir pemeriksaan dengan BKM/LKM termasuk pendamping kelurahan/fasilitator dan pihak terkait lainnya, sebelum menyimpulkan Laporan Hasil Audit. Laporan hasil audit berisi opini auditor atas laporan keuangan BKM/LKM yaitu : a. Unqualified Opinion (UO) / Wajar tanpa syarat/pengecualian b. Qualified Opinion (QO) / Wajar dengan syarat c. Adverse Opinion (AO) / Tidak wajar d. Disclaimer of Opinion (DO) / Tidak memberikan pendapat Opini Wajar Tanpa Syarat/Pengecualian artinya : a. Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan LKM disajikan secara wajar dalam semua hal material sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan umum di Indonesia.
b. Tidak ada pembatasan lingkup pemeriksaan sehingga pemeriksa/Auditor dapat menerapkan semua prosedur pemeriksaan yang dipandang perlu untuk meyakini kewajaran Laporan Keuangan LKM. c. Auditor meyakini berdasarkan bukti‐bukti yang ada, laporan keuangan LKM telah bebas dari kesalahan‐kesalahan atau kekeliruan yang material.
LAMPIRAN 3
Isi Proposal Kegiatan PLPBK
Prinsip DasarProposal kegiatan PLPBK merupakan uraian ringkas yang menggambarkan minat dan kesiapan Masyarakat, BKM, Kelurahan, Pemerintah Daerah dan para relawan lain untuk menjalankan aktifitas pembelajaran menuju tatanan masyarakat Madani melalui aktifitas perencanaan lingkungan permukiman. Proposal menggambarkan tingkat kesiapan masyarakat yang diwujudkan dengan uraian ringkas mengenai
1. Pemahamaman geografis dan tipologis wilayah serta pemahaman karakteristik kawasan permukiman miskin yang urgent/membutuhkan penanganan cepat.
2. Profil masyarakat secara ringkas yang menunjukan kondisi/potret masyarakat saat ini (terutama setelah mengalami serangkaian proses pembelajaran P2KP)
Dengan demikian, Proposal yang diajukan untuk mendapatkan PLPBK ini sekurang‐ kurangnya berisi mengenai :
A. Kelengkapan Administrasi Proposal Seleksi PLPBK
Kelengkapan administrasi ini harus ada dalam proposal minat untuk mendapatkan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) yang di ajukan BKM, Kelurahan dan Pemerintah Kota Kepada Tim Seleksi Provinsi. Kelengkapan administrasi yang dimaksud, meliputi: 1. Lembar Pengesahan 2. Surat Permohonan dari BKM untuk mendapatkan kegiatan PLPBK 4. Isi Proposal minat kegiatan PLPBK 5. Copy surat atau dokumen lain yang dianggap perlu untuk mendukung proposal B. Bagian Isi Proposal Minat BAB. I: Pendahuluan 1. Latar Belakang
Berisi mengenai uraian singkat pentingnya rencana penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas dilakukan di kelurahan pengusul. Uraian tersebut sebaiknya dilengkapi dengan data progres pencapaian P2KP, kondisi dan potensi ekonomi, kondisi sosial masyarakat, kebutuhan perencanaan untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman miskin dan penjelasan lain‐lain yang dianggap perlu
2. Tujuan dan sasaran
Berisi uraian singkat apa yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan rencana penatataan lingkungan permukiman (RPLP) dan rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP) yang difokuskan pada penataan kawasan permukiman miskin.
BAB. II: Tipologi/Geografis Wilayah dan Karakteristik Kawasan Permukiman Miskin
Bab ini, berisi uraian singkat, yang dapat memberikan gambaran umum secara ringkas tentang wilayah bersangkutan yang terangkum dalam bentuk informasi‐informasi ringkas yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Untuk data kuantitatif/data‐data statistik
tidak dengan angka absolut namun gunakan prosentase, sehingga dapat diperbandingkan. (Sebagai contoh jumlah penduduk menurut usia tidak perlu ditampilkan dengan angka absolut namun gunakan prosentase, sehingga akan diketahui prosentase jumlah penduduk usia produktif terhadap jumlah penduduk keseluruhan, dll)
Informasi yang disampaikan diantaranya:
1. Informasi dasar yang menunjukkan letak wilayah, luas wilayah, ciri‐ciri kawasan permukiman miski di Kelurahan
2. Menguraikan karakteristik fisik, penggunaan lahan/pola ruang, sosial ekonomi, sarana dan prasarana dasar kawasan‐kawasan potensial diwilayah kelurahan. 3 . Menguraikan karakteristik fisik, penggunaan lahan/pola ruang, sosial ekonomi,
sarana dan prasarana dasar kawasan‐kawasan permukiman miskin diwilayah kelurahan yang memiliki persoalan‐persoalan yang perlu penanganan segera
(urgent), seperti: Kampung kumuh pusat kota, kampung pesisir, kampung
pinggir sungai dll. Dalam uraian ini perlu juga dikemukakan secara singkat bentuk‐bentuk permasalahan, kendala dan hambatan‐hambatan yang terjadi akibat terbatasnya fasilitas, karakteristik alam, buruknya lingkungan, terbatasnya infrastruktur, dll
Untuk memberi kejelasan akan lebih baik apabila disertakan peta‐peta yang mendukung uraian diatas, seperti peta penggunaan lahan, peta jaringan jalan, peta sebaran fasilitas, peta jaringan drainase, untuk
kawasan‐kawasan potensial atau kawasan‐kawasan yang perlu penanganan segera (urgent)
BAB. III: Gagasan Penataan Kawasan Permukiman Miskin
Bagian ini merupakan bagian yang paling penting dalam proposal PLPBK, maka sudah semestinya bagian ini mendapatkan porsi yang terbanyak dibandingkan dengan bagian‐bagian lain di dalam proposal.
Bagian ini menguraikan secara singkat dan jelas, gagasan penataan kawasan/lingkungan permukiman miskin dengan mendorong pembangunan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan yang ingin dicapai pada masa mendatang. Inovasi‐inovasi BKM/LKM menjadi penting untuk dituangkan dalam uraian gagasan penataan kawasan permukiman miskin.
Dalam merumuskan gagasan ini, BKM perlu melakukan koordinasi dan diskusi intensif dengan Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) dan atau dengan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), Pemerintah Kota, perangkat Dinas‐dinas terkait, dan perangkat Kelurahan maupun para‐pihak lain dengan didampingi oleh tim konsultan pendamping P2KP (Tim Korkot).
BAB IV: Uraian tentang Kesiapan BKM dan Pemerintah Kabupaten/Kota
a) Kesiapan BKM/Masyarakat
komitmen BKM/masyarakat bersangkutan untuk mengelola kegiatan PLPBK. Uraian tersebut, meliputi:
1) Uraian singkat organisasi kelembagaan BKM, berisi mengenai struktur organisasi dan kelengkapan anggota (jumlah, proporsi laki‐laki dan perempuan) 2) Uraian singkat mengenai pengalaman kerja serta kegiatan BKM (UP‐UP nya) yang
telah dilakukanuntuk menunjukan keaktifan dari BKM (melaksanakan kegiatan
chanelling dsb)
3) Uraian singkat mengenai hubungan fungsional atau relasi kerja antara BKM dengan pemerintah Kelurahan
4) Uraian singkat mengenai kemitraan BKM dengan Pemerintah, Swasta dan para pihak lainnya.
5) Uraian singkat, kesanggupan BKM untuk bermitra dengan Pemerintah Kota, pemerintah kelurahan / desa dan lembaga‐lembaga lainnya
6) Uraian singkat, kesanggupan BKM untuk melakukan recruitment tenaga ahli perencanaan lingkungan permukiman berbasis komunitas
7) Uraian singkat, kesanggupan BKM untuk mengelola kegiatan PLPBK secara partisipatif, transparan, akuntable, visioning dan responsif / proaktif 8) Uraian singkat mengenai pengalaman BKM di dalam mengelola hasil‐hasil
pembangunan. (contoh: bagaimana BKM dan masyarakat mengelola hasil‐ hasil pembangunan lingkungan yang menggunakan dana BLM fisik, maupun dana‐dana yang lain. Adakah Unit‐unit Pengelola melakukan aktifitasnya dengan baik?, bagaimana membuktikannya? Bagaimana dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil pembangunan beserta pemeliharaanya? dll) Catatan: Point 5,6,7,8 merupakan point yang penting di dalam bagian ini sehingga seyogyanya mendapat porsi pembahasan yang lebih besar. b) Kesiapan Pemerintah Kabupaten/ Kota
Pada bagian ini diuraikan secara singkat dan jelas mengenai kesiapan dan komitmen pemerintah Kabupaten / Kota untuk mendukung kegiatan PLPBK. Uraian tersebut meliputi:
1) Kesiapan dan komitmen Pemerintah Kota, yaitu:
Komitmen memberikan bimbingan teknis (Technical Assistance), bermitra dengan masyarakat/lembaga‐lembaga non pemerintah lainnya, bersedia membentuk tim teknis Pemda dan bersedia memberikan informasi kebijakan, dan rencana‐ rencana pembangunan kota yang akan mempengaruhi perkembangan Kelurahan PLPBK.
Komitmen Pemerintah Kota mengalokasikan anggaran pendukung kegiatan PLPBK tersebut kedalam APBD, sekurang‐kurangnya 50 % dari Nilai BLM PLPBK untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah kelurahan/desa yang bersangkutan. Pengalokasian dana sekurang‐kurangnya 50 % dari Nilai BLM PLPBK tersebut dapat dilakukan langsung ataupun bertahap, dan dimulai pada tahun kedua
pelaksanaan kegiatan PLPBK di wilayah kelurahan/desa yang bersangkutan.
Komitmen memberikan fasilitas diantaranya BOP Tim Teknis yang digunakan untuk mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan PLPBK
Komitmen memberikan dukungan teknis (data & informasi), yaitu: sanggup memberikan dukungan Peta sesuai dengan persyaratan teknis (skala 1:5000 untuk RPLP dan 1:2000 atau 1:1000 untuk RTPLP/kawasan prioritas), data‐data yang dibutuhkan untuk proses penyusuna PLPBK, peralatan/pencetakan jika diperlukan, dll
2) Kesiapan dan komitmen pemerintah kelurahan, yaitu: Berkomitmen memberikan konsultasi, diskusi dan koordinasi dalam rangka menggalang partisipasi warga dan lembaga‐lembaga keswadayaan masyarakat, bersedia menetapkan aturan‐ aturan yang disepakati warga berupa keputusan lurah/desa, bersedia membangun tata pemerintahan yang baik (partisipatif, transparan, akuntabel, visioning, responsif/proaktif) terutama dalam pelayanan publik, bersedia bermitra dengan Pemda, BKM dan kelompok peduli serta bersedia memenuhi persyaratan dalam kegiatan PLPBK
LAMPIRAN 4
Kelengkapan Administrasi Proposal Minat 1. LEMBAR PENGESAHAN (contoh) Setelah mempelajari Tata Cara Pengajuan Usulan dan Penetapan Lokasi Penerima PLPBK (Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas), Kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama BKM : ... Kelurahan / Desa : ... Kecamatan : ... Kabupaten/Kota . : ... Propinsi : ...
menyatakan bahwa isi proposal terlampir telah disepakati dan disahkan sebagai salah satu persyaratan dokumen yang diajukan kepada Tim Seleksi PLPBK Pusat, untuk dilakukan penilaian lebih lanjut. ……….. , ………. 20... Yang Menyepakati :
Nama Jabatan Tandatangan / Cap
Koordinator BKM Lurah / Kepala Desa Camat Ka. Bappeda Formulir ‐ 3
2. Surat Permohonan Dari BKM Untuk Mendapatkan Kegiatan PLPBK (Contoh) KOP SURAT BKM Nomor : ……., ………20.. Lampiran : ……… Perihal: Pengajuan proposal kegiatan PLPBK Kepada YTH Tim Seleksi Provinsi Pemilihan dan Penetapan Lokasi PLPBK Di …. Dengan Hormat
Berdasarkan Surat dari Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen Cipta Karya Nomor:…., Tentang Pemberitahuan proses seleksi kegiatan PLPBK dan Surat Tim Seleksi Provinsi, Nomor………..., Tentang Proses Seleksi Pemilihan dan Penetapan Lokasi Kegiatan PLPBK, Tahun Anggaran 2013, maka kami Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)...…… Kelurahan…..Kabupaten/Kota…..,mengajukan proposal minat sebagai usulan penilaian untuk mendapatkan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK), TA 2013 Demikian Surat Permohonan ini kami ajukan, atas perhatiannya diucapka terimakasih Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)…. Kelurahan……….. (………) Koordinator Tembusan: ………….…….….. ………..
3.Surat Pernyataan Kesiapan Dukungan Pemerintah Kota Terhadap Kegiatan PLPBK (Contoh) KOP SURAT PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PERNYATAAN KESIAPAN DAN DUKUNGAN Nomor: ………. Setelah mempelajari isi Pedoman Tata Cara Seleksi Pemilihan dan Penetapan Lokasi Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman (PLPBK), TA 2013 dan memahami isi proposal minat untuk mendapatkan Kegiatan PLPBK di Kelurahan,…..Kecamatan…….Kabupaten/Kota, maka kami Pemerintah Kabupaten/Kota……menyatakan siap dan berkomitmen untuk:
1. Membentuk Tim Teknis untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK dan sekaligus mendorong tim teknis agar berperan aktif dalam memberikan bimbingan teknis, diskusi dan konsultasi terkait kebijakan dan rencana‐rencana pembangunan Kabupaten/Kota (Rencana Tata Ruang, Rencana Pembangunan Sektoral dan Rencana‐rencana lain yang terkait kegiatan PLPBK)
2. Bersedia melakukan pelatihan‐pelatihan teknis, penyuluhan dan memfasilitasi kegiatan diskusi intensif ditingkat Kabupaten/Kota
3. Bersedia bermitra dengan Lembaga pemerintah maupun Non Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan PLPBK
4. Berkomitmen mengalokasikan anggaran BOP Tim Teknis untuk PLPBK kedalam APBD dan sanggup menyediakan menyediakan dana penugasan tim teknis Pemda bila BOP belum tersedia dalam APBD. Tim teknis dipastikan dapat melakukan tugas dan bimbingan teknis pada saat dimulainya kegiatan PLPBK
5. Berkomitmen memberikan dukungan program dan kegiatan dalam tahapan pelaksanaan kegiatan PLPBK (Perencanaan, Pemasaran dan Pelaksanaan Pembangunan) selama kegiatan pelaksanaan PLPBK masih berlangsung. Komitmen ini diwujudkan dalam kesanggupan Pemerintah Kabupaten/Kota mengalokasikan anggaran pendukung kegiatan PLPBK tersebut kedalam APBD, sekurang‐kurangnya 50 % dari Nilai BLM PLPBK untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah kelurahan/desa yang bersangkutan. Pengalokasian dana sekurang‐kurangnya 50 % dari Nilai BLM PLPBK tersebut dapat dilakukan langsung ataupun bertahap, dan dimulai pada tahun kedua pelaksanaan kegiatan PLPBK di wilayah kelurahan/desa yang bersangkutan.
6. Memberikan dukungan teknis (data dan informasi), yaitu: Memberikan dukungan Peta‐peta dan data‐data yang dibutuhkan untuk proses penyusunan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas Demikian surat pernyataan ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih Kepala / Ketua…………. (……….) NIP………