• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA PENGELOLAAN TRANSPORTASI UDARA DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA PENGELOLAAN TRANSPORTASI UDARA DI INDONESIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA PENGELOLAAN

TRANSPORTASI UDARA DI INDONESIA

Widrianto Sih Pinastiko, Irwan Rawal Husdi, Mohammad Mustafa Sarinanto,Tahar Agastani

Pusat Teknologi, Informasi dan Komunikasi , BPPT Jakarta widrianto.sih@bppt.go.id

I. PENDAHULUAN

Pertumbuhan jumlah penerbangan sipil di Indonesia meningkat sangat pesat dalam dekade terakhir, hal ini perlu diantisipasi dengan penyediaan infrastruktur yang memadai dan memenuhi standar keamanan. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat berperan dalam mewujudkan pengelolaan sistem transportasi udara yang diharapkan.

Penggunaan teknologi CNS/ATM (Communication, Navigation, Surveillance/ Air Traffic Management) berbasis satelit dan teknologi digital telah disepakati oleh negara–negara anggota International Civil Aviation Organization (ICAO)

pada 10th Air Navigation Conference 1991 di Montreal, Canada. Teknologi ini

diperlukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penerbangan di seluruh dunia agar menjamin kondisi safety, efficient, seamless, global dan

environmental friendly sesuai dengan asas–asas penerbangan sipil.

Implementasi teknologi ini diserahkan pada masing–masing negara untuk waktu dan jenis teknologi yang digunakan agar dapat disesuaikan dengan kondisi geografis, alam dan keuangan setiap negara anggota.

Indonesia (Kementerian Perhubungan) sudah memulai tahapan untuk melakukan implementasikan teknologi CNS/ATM sebagaimana yang direkomendasikan ICAO.

Mengingat penting dan strategis-nya implementasi teknologi CNS/ATM ini maka BPPT telah berinisiatif dan tengah melakukan kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk Pemerintahan dan Industri dalam menjamin optimalnya pengelolaan sistem transportasi udara di Indonesia.

II. TUJUAN

Kegiatan Program CNS/ATM BPPT bertujuan mendukung upaya menjaga kedaulatan atas ruang udara Indonesia dengan menyiapkan strategi penerapan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), khususnya teknologi CNS/ATM yang tepat sesuai kondisi Indonesia. Juga bertujuan untuk peningkatan kualitas layanan bagi penerbangan sipil dengan menjamin keselamatan dan efisiensi penggunaan ruang udara untuk penerbangan domestik maupun internasional, dan serta melakukan sinergi untuk peningkatan partisipasi berbagai institusi pemerintah, BUMN, Perguruan Tinggi dan industri swasta nasional

(2)

2

Ruang lingkupnya yaitu mengkaji secara strategis dan teknis untuk rencana implementasi teknologi baru CNS/ATM, antara lain kajian implementasi PBN (Performance Based Navigation), infrastruktur CNS (Communication, Navigation & Surveillance) dan ATC (Air Traffic Control)-Automation.

III. METODA

Dari kajian tersebut akan dihasilkan rekomendasi yang dibuat berdasarkan aktifitas tinjauan standard/ pustaka, peningkatan kapasitas SDM, survei dan masukkan dari nasional maupun pihak internasional. Sebelum ditetapkan, isi rekomendasi harus diujicobakan dalam skala laboratorium, pembuatan prototipe maupun ujicoba lapangan sebagai verifikasi akhir terhadap manfaatnya bagi peningkatan kualitas layanan penerbangan sipil.

Metodologi disusun mengacu pada kerangka kerja sistem inovasi, melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu DitJen Perhubungan Udara (sebagai Regulator), PT.Angkasa Pura I, PT.Angkasa Pura II(sebagai Operator) dan Institusi Litbang/ Perguruan Tinggi serta Industri yang terkait.

IV. HASIL

IV.1. Roadmap Progam CNS/ATM BPPT

Strategi pengembangan dan penerapan TIK pada pengelolaan transportasi udara dituangkan dalam Roadmap Program CNS/ATM BPPT (pada gambar 1), yang terdiri dari tiga fase , yaitu :

1. Ground Segment (2007-2010)

2. Airborne Segment (2011-1015)

3. Space Segment (2016-2020)

Konsep CNS/ATM sangat luas dan kompleks, sehingga harus dilakukan secara bertahap dan sistematis. Roadmap yang telah disusun digunakan sebagai panduan dasar dalam menentukan arah aktifitas tahun-per-tahun, dengan terus melakukan penyesuaian seperlunya tergantung dari kondisi dan kebutuhan dari pemangku kepentingan.

Gambar 1. Roadmap Pengembangan dan Penerapan TIK pada pengelolaan transportasi udara di indonesia

(3)

3 MASKAPAI PENERBANGAN

AIR NAVIGATION SERVICE PROVIDER (ANSP)

DEPHUB RISTEK DPR UU. NO.1 2009 PENERBANGAN AGENDA RISET NASIONAL , CNS/ATM Norma CASR** Blueprint Internasional : • ICAO's Global tion Planning & Standards • Asia Pacific Air Navigation Planning and Implementation Regional Group (APANPIRG) • IATA's Safety Management System BPPT-PTIK PT CMI PT LEN PT TES PT DIVUSI UI, ITB, SGU

Dukungan InovasiInsentif Ristek,Keppres 80

HKI & Informasi ISO ED***, DO****

Perbankan dan Modal Ventura

Framework Conditions

Supra- dan Infrastruktur Khusus

CASR=Civil Aviation Safety Regulation DEPPERIN

BUMN

Kebijakan Ekonomi : • Kebijakan Ekonomi Makro • Kebijakan Moneter • Kebijakan Fiskal • Kebijakan Pajak • Kebijakan Perdagangan • Kebijakan Persaingan

Kebijakan Industri / Sektoral : • Kebijakan sektor tasi

Kebijakan Keuangan : • Non-profit state-owned company

Infrastruktur Umum / Dasar : • Jumlah dan kondisi pelabuh an udara serta pesawat kut sipil

• Ketersediaan Real-time data exchange redundant network Alamiah :

• Kelembaban ~ 100% • Laut > 50% (Oceanic) • Topografi pegunungan Budaya Kedisiplinan : • Maintenance • Kalibrasi • Sertifikasi

ED=European Directive DO=US standards

IV.2. Kerangka Kerja Sistem Inovasi

Telah dilakukan berbagai upaya untuk mengkaji kelayakan dan pengembangan produk TIK, dengan memperhatikan diagram sistem inovasi nasional maupun rancangan peta jalan (roadmap) pengembangan teknologi CNS/ATM ini. Kerangka kerja Sistem Inovasi strategi pengembangan TIK pada pengelolaan transportasi udara Indonesia terlihat pada gambar 2. Penggunaan sistem inovasi, diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua yang terkait, melalui rekayasa teknologi baru yang bermanfaat.

Gambar 2. Kerangka Kerja Sistem Inovasi Nasional yang diacu dalam pengembangan dan penerapan teknologi CNS/ATM

IV.3. Hasil yang selaras dengan peran BPPT

Hasil-hasil kegiatan harus selaras dengan peran BPP Teknologi, sebagai contoh terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil dan Peran

Peran Rincian Peran Pengguna

Intermediasi Seminar/workshop mempertemukan regulator, airliner / operator dan industri untuk mendorong adanya kesepakatan antara stakeholder tentang kebutuhan dan kemampuan nasional di bidang CNS/ATM

Regulator Operator Industri Negosiasi internasional sebagai delegasi Indonesia

sebagai upaya diakuinya kebutuhan dan kemampuan spesifik Indonesia di mata internasional

Regulator

Technology Clearing House

Analisa hasil dan validasi peralatan – peralatan untuk kesesuaian peralatan CNS/ATM dan instalasinya dengan performansi dan spesifikasi standar internasional

Regulator Operator Industri Definisi spesifikasi teknik peralatan yang dapat

diimplementasikan dengan “cost-optimal” untuk implementasi peralatan-peralatan new CNS/ATM yang sesuai dengan infrastruktur, kebutuhan dan budaya di Indonesia

Regulator Operator Industri

(4)

4

Ujicoba konsep layanan baru dan special category untuk penggunaan transportasi udara yang lebih aman untuk daerah – daerah terpencil atau khusus (militer, ujicoba dll) Regulator Operator Industri Pengkajian Teknologi

Ujicoba berbagai teknologi ADSB, VDL, ground network untuk pengetahuan performansi berbagai peralatan dalam kondisi lapangan di Indonesia

Regulator Operator Industri Solusi

Teknologi

Pengembangan berbagai prototipe untuk kebutuhan spesifik Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan spesifik Indonesia oleh hasil – hasil industri nasional

Industri Nasional

Sebagai contoh pada tabel 2, adalah target yang akan dicapai dalam aktifitas tahun 2011 :

Tabel 2. Target keluaran tahun 2011

Jenis Pelayanan Teknologi

Jumlah Rincian dan Deskripsi Pelayanan Teknologi yang Dihasilkan

Pengguna Tahun

Pemanfaatan

Rekomendasi 1 Rekomendasi kajian keselamatan penerbangan, khususnya perhitungan Target Level of Service dengan metode Collision Risk Model

 Regulator  Operator

2011, 2012

Rekomendasi 1 Rekomendasi infrastruktur penunjang layanan penerbangan PBN berbasiskan pada teknologi baru CNS/ATM.

 Regulator  Operator

2011, 2012

Prototipe 1 Pengembangan prototipe perangkat surveillance ADS-B Receiver dan perangkat lunak dari ATC-Automation

 Regulator  Operator  Industri

2012

Ujicoba Uji coba dari perangkat surveillance ADS-B Receiver dan perangkat lunak dari ATC-Automation

 Regulator  Operator  Industri

2012

IV.4. Hasil yang mengacu pada Technology Readiness Level (TRL)

Dengan harapan bahwa hasil aktifitas dapat bermanfaat bagi pengguna, maka status tingkatan (level) program harus bertumbuh sesuai tingkatan pada TRL. Konsep TRL pada dasarnya berkaitan dengan kesiapan teknologi untuk dapat digunakan sesuai tujuan fungsi/kegunaannya. Sembilan (9) tingkatan TRL, yaitu : (1) Prinsip dasar dari teknologi yang diteliti, (2) formulasi konsep, (3)Pembuktian konsep, (4) Validasi di Lab, (5) Validasi di lingkungan, (6) Demo model/ prototipe di lab, (7) Demo model/ prototipe di lingkungan sebenarnya, (8) Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat, (9) Sistem telah terbukti melalui keberhasilan operasional.

Sebagai contoh aktifitas tahun 2011, tangah melakukan pengembangan prototipe dan ujicoba di laboratorium maupun ujicoba awal di lingkungan sebenarnya (pada kisaran tingkat 4 sampai 7).

(5)

5

V. Kesimpulan

 Perlu komitmen yang kuat dalam melaksanakan roadmap hingga selesai.

 Roadmap perlu ditinjau ulang sesuai arah perkembangan teknologi, regulasi dan kebutuhan regulator / operator.

 Beberapa faktor sukses pelaksanaan aktifitas ini, antara lain; koordinasi dan komitmen dari setiap pemangku kepentingan, SDM dan dukungan dana yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

1. UU Republik Indonesia, No.1, Tahun 2009 : Penerbangan. 2. PTIK BPPT, Program Manual CNS/ATM, 2011

3. JICA, The Feasibility Study for The Strategic Implementation of

CNS/ATM Systems in The Republic of Indonesia, Final Report, 2008.

4. ICAO, Doc. 4444/ATM

5. Tatang A.Taufik, Tingkat Kesiapan Teknologi/ TKT (Technology

Readinees Level/TRL): Konsep dan Beberapa Isu Kebijakan, P2KT

PUDPKM, DB PKT- BPPT, Workshop Peningkatan Kapasitas Pemeta-rencanaan Teknologi dan Pengukuran Tingkat Kesiapan Teknologi, Jakarta, Nopember 2003.

Gambar

Gambar 1. Roadmap Pengembangan dan Penerapan TIK pada pengelolaan  transportasi udara di indonesia
Gambar 2. Kerangka Kerja Sistem Inovasi Nasional yang diacu dalam  pengembangan dan penerapan teknologi CNS/ATM
Tabel 2. Target keluaran tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Mengarah pada unsure obyektif, suatu kejahatan terhadap nyawa dapat dilakukan dengan sengaja, karena kelalaian kealpaan atau karena tindak pidana lain yang

Port Serial 89C51 dapat digunakan untuk komunikasi data secara sinkron maupun asinkron Komunikasi data serial secara sinkron adalah merupakan bentuk komunikasi data serial

Oleh karena itu MT farm harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan produksi domba, hal tersebut perlu dilakukan untuk menyelaraskan perusahaan dengan perubahan

Oleh sebab itu, hasil penelitian yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif telah memberikan

Arsirlah atau hitamkan huruf A, B, C, dan D yang menurut Anda merupakan jawaban yang paling tepat1. Gunakan pensil 2B, dan penghapus karet

Proses ekstraksi menggunakan kedua metode tersebut lebih efisien dari segi waktu serta menghasilkan kualitas minyak atsiri yang lebih baik dari pada metode konvensional.Oleh

Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan bentuk akar.

(4) Buku teks pelajaran kimia sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA), sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini, memenuhi syarat kelayakan