• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi agribisnis peternakan. Beberapa peluang bisnis dalam mengembangkan peternakan diantaranya adalah, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai ±220 juta jiwa merupakan konsumen yang sangat besar, dan masih tetap tumbuh sekitar 1.4 persen per tahun. Kedua, kondisi geografis dan sumber daya alam yang mendukung usaha industri peternakan. Ketiga, meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Keempat, jika pemulihan ekonomi berjalan baik maka akan meningkatkan pendapatan per kapita yang kemudian akan menaikkan daya beli masyarakat (Daryanto 2009).

Peternakan merupakan subsektor pertanian yang memainkan peran penting dalam pembangunan pertanian, dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai tahun 2009 subsektor peternakan selalu memberikan kontribusi PDB yang terus mengalami peningkatan, yaitu Rp 36.743,6 miliar di tahun 2009 dibandingkan sebelumnya Rp 32.356,5 miliar pada tahun 2005 (Dirjen Peternakan 2010).

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

(2)

Salah satu komoditas utama peternakan di Indonesia adalah domba. Domba berkembangbiak dengan baik pada berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia, setidaknya menyebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia. Luasnya penyebaran populasi tersebut menunjukkan bahwa berbagai wilayah di Indonesia memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk pengembangan komoditas domba, baik berupa kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan dari sisi sosial-budaya daerah setempat (Fitrial 2009).

Domba memiliki keunggulan dibanding ternak ruminansia lainnya. Keunggulan tersebut diantaranya adalah daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, mudah dalam pemeliharaan dan tidak memerlukan lahan yang luas, pertumbuhannya cepat, tahan terhadap penyakit, dan memiliki siklus produksi yang relatif pendek. Peluang pasar domba yang cukup menjanjikan didukung oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam, dimana ternak domba banyak digunakan untuk acara keagamaan agama Islam seperti hari raya keagamaan Islam dan akikahan. Peningkatan permintaan ternak domba umumnya meningkat cukup tajam menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, karena domba merupakan salah satu hewan kurban pada hari raya Idul Adha dan mayoritas penduduk Indonesia menyajikan lauk berupa daging di setiap masakan pada saat hari raya tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap domba juga terjadi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan salah satu syariat dalam agama islam yaitu penyembelihan domba dalam acara akikahan sebagai tebusan anak yang baru lahir.

Sampai saat ini ekspor hasil peternakan Indonesia relatif kecil dibandingkan nilai impor. Posisi Indonesia sebagai ekspotir ternak domba sangat diharapkan oleh negara-negara islam dunia. Indonesia dianggap sebagai negara produsen yang aman karena produk ternak yang masih murni alami, dan bebas penyakit mulut dan kuku. Mereka membutuhkan 5 juta ekor domba setiap tahun dan berharap Indonesia dapat mengisi sebagian kebutuhan tersebut. Selain itu, kerjasama dengan negara-negara islam perlu dikembangkan terutama dalam hal pengadan dan pemotongan ternak untuk kebutuhan acara ritual haji. Pengadaan dan pemotongan ternak dapat dilakukan di Indonesia, sehingga mengurangi beban negara Arab Saudi dalam membagikan daging kurban yang melimpah (Yusdja

(3)

dan Ilham 2006). Sekalipun tidak mengimpor domba, namun terdapat gejala pengurasan populasi domba di Indonesia. Menurut Yusdja dan Ilham (2006) beberapa provinsi seperti Jawa Timur dan Jawa Barat mengalami pengurasan ternak domba dalam 10 tahun terakhir. Indikator lain dapat dilihat dari perkembangan harga domba yang terus meningkat sebesar 40 persen dari tahun ke tahun.

Domba merupakan salah satu ternak di Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah populasi yang tinggi jika dibandingkan dengan ternak ruminansia lainnya. Berdasarkan data dari Direktur Jendral Peternakan (2008) pertumbuhan rata-rata pertahun domba nasional tahun sebesar 6.03 persen. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-rata per tahun jenis ternak ruminansia lainnya. Tingginya tingkat pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap ternak domba terus meningkat, sehingga domba dapat menjadi peluang usaha dalam dunia peternakan untuk terus berkembang.

Tabel 1 Peningkatan Populasi Komoditas Ternak Utama Nasional Tahun 2003 – 2007

Jenis ternak Peninigkatan rata-rata per tahun (%)

Sapi potong 2.00 Sapi perah 0.30 Kerbau (2.10) Kuda 0.01 Kambing 4.01 Domba 6.03 Babi 4.11 Total 2.05

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan 2008

Di Indonesia salah satu wilayah yang memiliki sebaran populasi domba paling tinggi adalah di Jawa Barat (Tabel 1). Menurut setiawan (2011) tingginya konsumsi suatu ternak dapat bergantung pada demografi masyarakat di suatu daerah. Perbedaan ini dapat dilihat dari sisi selera, referensi, atau tradisi masyarakat. Sebagai contoh masyarakat Jawa Barat yang ternyata lebih gemar mengkonsumsi daging domba dibandingkan dengan daging kambing.

(4)

Tabel 2 Sebaran Populasi Domba di Indonesia Tahun 2010 (ekor)

Sumber: Departemen Pertanian 2011

Jumlah populasi domba tersebut ternyata berbanding lurus dengan jumlah produksi daging domba di Jawa Barat. Bahkan produksi daging domba di Jawa Barat merupakan produksi yang paling banyak dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Tabel 3). Tingginya produksi daging domba tersebut menunjukkan tingginya tingkat konsumsi daging domba di Jawa Barat.

Tabel 3 Produksi Daging Domba Nasional Tahun 2007-2009 (ton)

Tempat 2007 2008 2009 Jakarta 521 434 289 Jawa Barat 24.212 34.440 34.605 Jawa Tengah 4.187 6.067 7.131 DI Yogyakarta 1.453 1.482 1.985 Jawa Timur 9.229 9.360 4.597 Banten 2.998 2.567 2.992

Sumber: Departemen Pertanian 2011

Bagian dari Jawa Barat yang memiliki peluang sebagai sentra produksi ternak domba yang cukup baik adalah Bogor. Letak geografis Bogor yang berdampingan dengan kota besar seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebagai kota administrasi yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi, menjadikan Bogor sebagai basis asal pangan kota-kota tersebut. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa Bogor adalah penyedia pangan di kota-kota besar tersebut. Selain itu, Bogor adalah salah satu daerah penyebaran populasi ternak jenis kambing dan domba yang terbesar untuk wilayah Jawa Barat. Tahun 2010, jumlah populasi ternak domba di Bogor menyumbang 22.7 persen dari total populasi ternak domba di Jawa Barat yang tersebar di wilayah kabupaten dan

Tempat Jumlah Jakarta 1.155 Jawa Barat 6.275.299 Jawa Tengah 2.146.760 DI Yogyakarta 136.657 Jawa Timur 750.961 Banten 628.926 Luar jawa 785.730 Total 10.725.488

(5)

kota. Adanya permintaan yang tinggi tersebut juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk Bogor dengan penduduk terbanyak di Jawa Barat yaitu sebesar 4.4 juta jiwa. Oleh karena itu, peternakan domba di Bogor merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam usaha pengembangan peternakan secara umum di Jawa Barat (Disnak Jabar 2011).

CV Mitra Tani Farm merupakan salah satu perusahaan peternakan yang turut meramaikan pasar perdagangan ternak domba di Bogor. Perusahaan ini bergerak dalam bidang peternakan domba sebagai ternak utama. Seiring dengan berkembangnya permintaan pasar peternakan ini juga mencoba untuk menjual sapi, sayuran organik dan mendirikan lembaga akikah yang diberi nama “salamah akikah”. Selama ini MT farm memperoleh bakalan ternak dari usaha ternak kecil di berbagai tempat seperti Bogor, Malang, Nganjuk, Blitar, dan Kediri. Dapat dilihat pada Gambar 2 alur perjalanan ternak domba sampai di dikonsumen.

Gambar 2 Rantai Pasokan Domba di CV Mitra Tani Farm

MT farm berdiri sejak tahun 2004 dan telah memasarkan ternak dombanya sampai keluar Bogor seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, beberapa daerah di jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah. Pemasaran yang saat ini dilakukan oleh MT farm adalah menjual domba kepada pedagang dan konsumen yang datang langsung atau melalui pemesanan. Frekuensi pemasaran MT farm ini meliputi pasar harian yang menyediakan domba untuk kebutuhan akikah dan acara lainnya seperti pernikahan baik dalam bentuk hidup, siap masak (potongan daging), dan siap saji (sate, gulai) serta pasar tahunan yang menyediakan domba untuk kurban.

Luasnya jangkauan daerah pemasaran MT farm seiring dengan tingginya tingkat permintaan domba dari pihak konsumen baik pedagang maupun perorangan. Tahun 2011 penjualan domba mencapai 6.042 ekor atau sekitar 503 ekor per bulan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui terdapat permintaan yang tinggi terhadap domba di MT farm yang melebihi jumlah domba yang mampu di jual kepada konsumen. Saat ini kapasitas domba yang biasa ditampung di kandang

Peternak bakalan CV Mitra Tani Farm Konsumen, pedagang

(6)

MT farm rata-rata berjumlah 600 ekor, kapasitas maksimum yang dapat di tampung di perusahaan itu bisa mencapai 1000 ekor domba. Akan tetapi kapasitas tampung di MT farm ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah domba yang dijual, hal tersebut terjadi karena domba yang berasal dari pemasok tidak sempat sampai di kandang MT farm untuk digemukkan melainkan langsung dikirim lagi ke konsumen yang telah memesan.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa permintaan domba di MT farm sangat tinggi, bahkan perusahaan sampai tidak mempunyai persediaan domba untuk bisa digemukkan. Tingginya permintaan domba di MT farm yang akhirnya berimbas pada ketidakmampuan MT farm untuk memenuhi permintaan konsumennya secara keseluruhan, kondisi tersebut perlu diatasi guna menjaga loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Oleh karena itu MT farm harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan produksi domba, hal tersebut perlu dilakukan untuk menyelaraskan perusahaan dengan perubahan lingkungan yang ada saat ini, dengan demikian diharapkan agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang. Analisis rantai nilai MT farm di harapkan mampu membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan juga eksternal koperasi yang dapat di gunakan untuk mencari strategi peningkatan produksi domba di MT farm.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat kondisi di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana rantai nilai domba di CV Mitra Tani Farm?

2. Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan serta faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dalam meningkatkan produksi domba di CV Mitra Tani Farm?

3. Formulasi strategi apa saja yang dianggap tepat dalam peningkatan produksi domba di CV Mitra Tani Farm?

4. Prioritas strategi apa yang dapat di terapkan oleh CV Mitra Tani Farm dalam meningkatkan produksi domba?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Menganalisa rantai nilai domba di CV Mitra Tani Farm.

2. Menganalisa kondisi lingkungan internal dan eksternal dalam meningkatkan produksi domba di CV Mitra Tani Farm.

3. Merumuskan dan menyusun berbagai alternatif strategi peningkatan produksi domba yang dapat diterapkan di CV Mitra Tani Farm

4. Menentukan prioritas strategi yang tepat yang dapat diterapkan oleh CV Mitra Tani Farm dalam meningkatkan produksi domba.

1.4 Manfaat Penelitian

Harapan penelitian formulasi strategi pengembangan usaha domba di CV Mitra Tani Farm ini adalah dapat memberikan informasi sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan pemikiran kepada CV Mitra Tani Farm dalam menentukan prioritas strategi dalam meningkatkan produksi domba.

2. Bagi penulis, penelitian ini adalah sebagai pengalaman praktis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya pada topik yang terkait.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara spesifik untuk menyusun strategi peningkatan produksi domba di CV Mitra Tani Farm. Penelitian ini juga difokuskan pada hasil pemilihan strategi dan tidak membahas penerapannya dalam CV MT farm.

(8)

Gambar

Tabel 1  Peningkatan Populasi Komoditas Ternak Utama Nasional Tahun 2003 –  2007
Tabel 2 Sebaran Populasi Domba di Indonesia Tahun 2010 (ekor)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam masa yang sama, Noh yang juga Menteri Kesejahteraan Bandar, Perumahan dan Kerajaan Tempatan itu turut membidas penyokong pembangkang yang mempertikaikan usaha wakil-

lingkungannya maka free body diagramnya hanya menunjukkan 2 gaya saja yang bekerja pada. ujungnya Yaitu

Hal utama yang seharusnya menjadi perhatian oleh Pemerintah adalah bahwa pada saat ini ekspektasi masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat

Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai riwayat menyusui yang mem- punyai bayi 6-12 bulan berjumlah 150 orang yang terdiri dari 58 orang ibu yang mem- punyai riwayat

Peranan kepemimpinan merupakan salah satu unsur penting dalam menghadapi persaingan yang tidak lepas dari peranan karyawan yang kinerjanya produktif, sehingga perusahaan

Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan sebuah kajian mendalam tentang penggunaan alat peraga pankuret dalam pembelajaran matematika melalui penelitian yang berjudul

Promosi dilakukan dengan batas waktu setahun dimulai dengan awal tahun Januari dan November akhir tahun , syarat- syarat terjadinya promosi tercantum pada Surat Edaran (SE)

Akibatnya unsur- unsur Audit Risk Model dapat disesuaikan, dan audit investasi naik, untuk merefleksikan bahwa Risiko bisnis berhubungan dengan kemungkinan kerugian dimasa yang