• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN COORPORATE IDENTITY BANDUNG PREMIER LEAGUE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN COORPORATE IDENTITY BANDUNG PREMIER LEAGUE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN: 2685-6972 110 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

PERANCANGAN COORPORATE IDENTITY

BANDUNG PREMIER LEAGUE

1Tyara Umi Yuhanis Sarrahdiba

Universitas BSI, tyara.tuy@bsi.ac.id

2Jodie Perdana Haryanto

Universitas BSI, jodieperdana@gmail.com

ABSTRAK

Sepak bola adalah sebuah olahraga yang menggunakan bola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Sepak bola dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. Kompetisi sepakbola di Indonesia hanya bergulir untuk klub-klub profesional yang sudah lama ada seperti Persib, Persebaya, Persijja dan banyak klub-klub profesional di Indonesia. maka dari itu seseorang yang bernama Doni Setiabudi atau yang akrab dipanggil Jalu, membuat kompetisi antar klub amatir di jawa Barat khususnya di Bandung pada tahun 2018 yang bernama Bandung Premiere League atau BPL. Dari sinilah klub-klub di Bandung bisa merasakan kompetisi layaknya tim profesional. Perancangan identiitas ini dilakukan melalui perancangan coorporate identity yaitu dengan merubah logo lama dengan logo baru dan merancang aplikasi logo baru ini kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan BPL, seperti banner design dan merchandise. Selain bentuk logo yang baru, penulis menekankan kepada gaya visual yang cukup baik dan jelas dengan menggunakan unsur ataupun bentuk yang fleksible sehinga tetap bersinergi dengan citra Bandung Premier League. Pentingnya identitas visual atau coorporate identity pada suatu event merupakn hal yang sangat berdampak pada stabilitas event. Identitas yang baik menonjol dapat meminimalisir menurunnya volume ketertarikan masyarakat

Kata Kunci : Coorporate Identity, BPL, sepakbola, logo

ABSTRACT

Football is a sport that uses a ball played by two teams each consisting of 11 people. Football aims to score as many goals as possible. Football is played on a filed rectangular in shape, on top of the grass or synthetic grass. Football competition in Indonesia is only rolling for the club-professional club that has long been there like Persibe, Persebaya , Persija and many professional clubs in Indonesia. Therefore a person named Done Setiabudi or familiarin the call Jalu, making the competition between amateur clubs in West Java, especially in Bandung in the year 2018 named Bandung Premier League or BPL. From this club-a club in Bandung can feel the competition right team of prefesionals. Identity design is done through the design of corporate identity is to change the old logo with a new logo andapp designing the new logo to everything reated to BPL, such as banner design, and merchandising. In addition to the shape of the new logo, the author emphasizes the visual sle is quite good and clear with the use of elements or form that is flexible so that it remains in synergy with the image of Bandung Premier League. The importance of viual identity orcorporate identity in an event is very have an impact on the stability of the event. Identity that both stand out can minimize the decrease of the volume of interest in the community.

(2)

e-ISSN: 2685-6972 111 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

PENDAHULUAN

Sepak bola adalah sebuah olahraga yang menggunakan bola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak banyaknya, Sepak bola dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. Secara umum hanya sang penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya hanya diijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang paling banyak mencetak gol sampai ke akhir babak pertandingan dialah pemenangnya. Jika hingga batas waktu masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalty.

Sejarah sepak bola kuno dimulai dari negara yang bernama China, lebih tepatnya saat itu sedang berada di masa Dinasti Han, yaitu pada sekitar abad kedua atau ketiga sebelum penanggalan masehi. Permainan sepak bola yang ada di zaman itu menggunakan bola kulit, dan untuk memasukkan bolanya ke gawang pun sangatlah sulit, karena gawangnya terbuat dari jaring yang kecil. Olahraga sepak bola ini dihadirkan oleh orang-orang pada masa itu agar para tentara China tetap terlatih fisiknya, sekaligus sebagai hiburan ketika ada perayaan ulang tahun kaisar. Adapun permainan sepakbola yang ada pada masa itu disebut sebagai tsu chu. Selain tenar di China, ternyata permainan sepak bola juga menjadi salah satu permainan favorit dari warga Jepang, dimana permainan tersebut dimainkan dengan cara menggiring bola yang terbuat dari kulit kijang dan disebut sebagai “kemari”. Permainan sepak bola semacam ini lalu ditemukan juga di negara seperti Romawi, Inggris, Meksiko, Amerika Tengah sampai ke Mesir Kuno yang sudah memainkan sepak bola dengan memakai bola yang terbuat dari karet. Peristiwa yang menarik dari sejarah sepak bola kuno yaitu, pada masa Raja Edward di Inggris, sempat muncul pelarangan terhadap permainan sepak bola ini karena begitu banyaknya tindakan kekerasan yang mengarah pada tindakan brutal karena tidak memiliki aturan yang begitu jelas. Akan tetapi, pada tahun 1369 Raja Edward III

lalu mencabut larangan tersebut dan kembali mengizinkan permainan sepak bola. Namun lambat laun, permainan sepak bola ini kembali lagi mendapat larangan oleh ratu Elizabeth I di tahun 1572. Pelarangan tersebut dikeluarkan tanpa adanya kompromi dengan menetapkan sanksi keras yang barang siapa memainkan sepak bola, maka akan dihukum penjara sampai akhirnya angin segara berhembus pada akhir tahun 1680-an. Raja Charless II segera mencabut larangan tersebut, sekaligus memberikan perlindungan kepada siapapun yang ingin memainkan sepak bola di Inggris.

Sepakbola di Indonesia di awali dengan berdirinya Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Sejak kongres PSSI di Solo, kegiatan sepak bola semakin sering digerakan oleh PSSI dan semakin banyak rakyat yang bermain di jalan maupun alun-alun tempat kompetisi I perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar sepeninggal Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tin nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi.

Di Indonesia sendiri sepakbola sangat digemari masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa, tidak hanya di lapangan yang luas, masyarakat Indonesia sering bermain bola di gang-gang perumahan dan lapangan yang tidak cukup luas untuk standar bermain sepakbola. Sepakbola di Indonesia sudah menjadi kultur kehidupan, dari mulai mendukung klub kebanggaannya, bermain sepakbola setiap hari, sampai membuat klub-klub amatir untuk beradu tanding dengan klub amatir lainnya. Masyrakat Indonesia yang sangat fanatik terhadap olahraga ini sehingga ingin merasakan bagaimana berkompetisi layaknya klub profesional, namun masih kurangnya bahkan tidak ada yang mau menaungi klub-klub amatir ini berkompetisi.

Kompetisi sepakbola di Indonesia hanya bergulir untuk klub-klub profesional yang sudah lama ada seperti Persib, Persebaya, Persija dan banyak klub-klub profesional di Indonesia. Maka dari itu seseorang yang bernama Doni Setiabudi atau

(3)

e-ISSN: 2685-6972 112 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

yang akrab di panggil Jalu, membuat kompetisi antar klub amatir di Jawa Barat khususnya di Bandung pada tahun 2018 yang bernama Bandung Premier League atau BPL. Dari sinilah klub-klub di Bandung bisa merasakan kompetisi layaknya tim profesional. Nama Bandung Premier League sendiri merujuk kepada kompetisi di luar negeri yaitu Inggris dengan nama English Premier League, berkat kegemaran dan melihat atmosfir liga Inggris yang begitu mendunia munculah nama Bandung Premier League untuk menamai kompetisi antar klub amatir di Bandung.

Sejak lahirnya BPL pada tahun 2018, ada beberapa klub amatir yang ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini dan memberikan respon positif pada Bandung Premier League. Di tahun 2019 atau musim ke-2 bagi BPL, kompetisi ini di bedakan menjadi tiga bagian yaitu, liga 1 untuk klub-klub amatir yang sudah mengikuti kompetisi di tahun 2018 yang berhasil masuk 8 besar, lalu liga 2 klub-klub yang tidak masuk 8 besar saat 2018, dan yang ketiga liga 3 klub-klub amatir yang baru masuk di Bandung Premier League.

Dengan respon masyarakat yang ingin meramaikan persepakbolaan Indonesia, Bandung Premier League membutuhkan citra atau brand image yang kuat dan mempresentasikan BPL itu sendiri. Namun saat ini BPL masih kurang dalam segi identitas dan pemasaran. Mengingat dari segi logo dan promosi di media sosial yang terkesan biasa saja seperti pengelolaan dalam bentuk promosi yang tidak professional. Bahkan masyarakat beranggapan ini hanya kompetisi main-main, namun kompetisi seperti ini selain bisa mendaptkan pemain masa depan bagi Indonesia juga dapat membentuk atau mempersiapkan klub amatir yang akan ikut serta masuk ke jenjang kompetisi yang lebih profesional seperti Liga 1 kasta tertinggi kompetisi sepakbola di Indonesia.

Oleh sebab itu diperlukan “Perancangan Corporate Identity Bandung Premier league“ diperlukan agar perusahaan lebih memiliki identitas yang kuat untuk menambah nilai jual kompetisi, menarik minat sponsor untuk mendukung kompetisi ini dan menambah klub peserta yang ikut andil dalam kompetisi amatir ini.

KAJIAN LITERATUR

Perusahaan membutuhkan identitas untuk memperkuat brand bertujuan untuk melekatkan persepsi di masyarakat. Menurut (David Rishan, Widyo Hartanto, & Milka B, 2017) mengemukakan bahwa: Corporate Identity adalah identitas “brand” perusahaan, terdiri dari identitas visual (nama, merk dagang, tipografi, warna dan sebagainya) dan identitas verbal (slogan, tagline, ucapan salam dan sebagainya). Tujuan dari Corporate Identity adalah untuk memudahkan perusahaan dikenal masyarakat secara luas juga sebagai pembeda dengan pihat perusahaan lain maupun kompetitor, Corporate Identity juga digunakan sebagai sarana untuk memahami nama maupun tujuan brand.

Sebuah perusahaan pasti memiliki user target atau segmentasi pasar yang berbeda. Corporate identity ini membantu untuk menerjemahkan kriteria dari sebuah brand agar segmentasi pasar mudah mengenali. Bahkan sebuah logi brand sangat berpengaruh pada persepsi konsumen. Menurut (Kurnia, 2015) memaparkan bahwa dalam sebuah Corporate Identity logo di ibaratkan wajah dari seseorang, sedangkan keseluruhan dari badannya merupakan identitas (termasuk logo). Pemahaman logo dijelaskan secara detail bahwa asal kata logo dari bahasa Yunani yaitu logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan dan akal budi. Logo diartikan sebagai tulisan nama entitas (objek) yang di desain secara khusus menggunakan teknik lettering. Fungsi dari logo antara lain: Identitas diri, tanda kepemilikan, tanda jaminan kualitas dan mencegah adanya peniruan atau pembajakan. Klasifikasi jenis-jenis logo menurut Yasaburo Kuwayama via (Kurnia, 2015) ada 4 jenis yakni:

1. Alphabet (bentuk huruf)

2. Symbols, Numbers (lambang-lambang, angka-angka)

3. Concrete Forms (bentuk yang serupa dengan aslinya)

4. Abstract Forms (bentuk abstrak) Logo

Anastasia Miller dan jared Brown dalam Logo adalah salah satu bentuk iklan yang singkat menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para graphic designer. Di samping menjadi tanda

(4)

e-ISSN: 2685-6972 113 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

pengenal yang segera membawa imajinasi seseorang kepada pemilik logo itu. Logo haruslah membawa pesan yang besar dalam ruangan sempit. Adams Morioka (2004) menyebutkan bahwa logo adalah sebuah simbol yang khas dari perusahaan, objek, publikasi, pelayanan seseorang dan gagasan.

Menurut (Kurnia, 2015) istilah logo baru muncul pada tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo biasanya menggunakan elemen apa saja seperti tulisan, logogram, gambar ilustrasi dan lain-lain. Rustan juga menjelaskan bahwa logo adalah: penyajian grafis yang menjadi “wakil” citra perusahaan. Ketika dihadapkan pada suatu bentuk grafis tertentu sebagai sebuah stimulus, otak akan memberi respon tertentu. Inilah yang membentuk citra (image) jika “bentuk grafis” (logo) itu merupakan wakil sebuah perusahaan dan disebut juga Corporate Image. Corporate Image adalah persepsi terhadap identitas yang di sodorkan

Warna

Menurut (Indraswara, 2007) warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Dengan warna anda dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan atau membedakan sifat secara jelas. Warna merupakan salah satu elemen yang dapat menarik perhatian, meningkatkan mood, menggambarkann citra perusahaan, dan lainnya.

Tipografi

Menurut (Wahed & Hussin, 2016) berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi, oleh karena itu tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuk yang paling kuat, jelas, dan terbaca. Menurut David Crystal dalam Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia (2016) dalam jurnal (Fauzan & Triyadi, 2017) tipografi merupakan kajian tentang fitur-fitur garis dari lembar halaman.

Bentuk

Menurut Adams Morioka (2004) dalam jurnal (Fauzan & Triyadi, 2017) Logo yang bagus akan melibatkan bentuk yang sesuai dan mudah di ingat. Meskipun banyak yang mengatakan bahwa lingkaran adalah bentuk logo yang paling sukses, itu tidak benar. Ada logo yang

dibuat dengan bujur sangkar, elips, segitiga, dan bentuk unik lainnya yang sama-sama sukses

Image atau Citra

Menurut Kriyantono dalam sari (2014) dalam jurnal (Fauzan & Triyadi, 2017) menyatakan bahwa (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan, atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikap masyarakat apakah mendukung, netral atau memusuhi. Citra perusahaan (Corporate Image) jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh targetnya, mungkin tentang sejarah, kualitas pelayanan, pemasaran, dan berkaitan dengan tanggung jawab sosial pada target marketnya.

Brand Identity

Brand Identity merupakan wujud nyata daya tarik bagi konsumen dengan melihat, menyentuh, mendengar, dan melihat pergerakannya. Brand Identity merupakan dasar utama bagi konsumen untuk mengenal brand itu. Brand Identity juga mampu menampilkan perbedaan dan menjelaskan makna ide besar yang dimiliki brand tersebut. Mendefinisikan tampilan brand dan membedakannya dari persaingan merupakan tujuan utama Brand Identity.

Untuk kesuksesan dan keberlanjutan sebuah Brand Identity menurut Robin Landa (2006) dalam jurnal (Fauzan & Triyadi, 2017). Brand Identity harus:

a. Mudah diingat b. Fleksibel

c. Sesual dengan target pasar d. Menjadi ciri khas

e. Membedakan brand dari persaingan Periklanan (Advertising)

Dapat disimpulkan, iklan meruapakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Iklan juga bersifat ekspresif, perusahaan yang membuat iklan dapat mendramatisasi produk mereka melalui seni menggunakan gambar, hasil cetakan, suara

(5)

e-ISSN: 2685-6972 114 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

dan warna. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang suatu produk dan dapat meningkatkan penjualan dengan cepat.

Terdapat sejumlah alasan bagi perusahaan untuk memilih iklan di media masa. Pertama, iklan di media dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai target konsumen dalam jumlah yang besar. Iklan di media masa dapat digunakan untuk mencapai daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek.

Promosi

Promosi adalah salah satu sarana untuk membantu perusahaan dalam mengadakan komunikasi dengan konsumen adalah dengan promosi, yang dapat menyampaikan informasi berupa pengetahuan mengenai produk yang di tawarkan

Promosi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk merekomendasikan manfaat produk dan sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan kebutuhan. Berbeda halnya dengan pengertian promosi menurut Stanton yang dikutip bersama yang mendefinisikan pengertian promosi sebagai berikut, Promotion is an axercise in information, persuasion and conversely, a person who is persuades is also being infomed. Definisi tersebut menyatakan bahwa promosi adalah latihan dalam informasi, presuasi dan sebaliknya, oleh orang membujuk informent. Berdasarkan definisi diatas, promosi adalah upaya untuk menawarkan produk atau jasa kepada konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.

PEMBAHASAN

Konsep perancangan desain corporate identity BPL merupakan langkah untuk menampilkan sebuah identitas dalam suatu event yang bergerak di bidang olahraga sepakbola. Dari sebuah logo BPL penulis mencoba untuk menampilkan suatu karakter logo baru dengan tujuan, memberikan atau menampilkan sebuah event BPL yang memiliki citra dan image agar dapat mudah dikenali oleh masyarakat dan peserta, dengan memberikan sebuah gaya yang cukup sederhana,

professional, dan terlihat modern sebuah event olahraga sepakbola (Nanda, 2010).

Gambar 1. Gambar Visual

Kesan visual yang ingin ditampilkan dalam sebuah konsep perncangan corporate identity, Bandung premier league ini memiliki sebuah grafis yang berbentuk kilat yang mencerminkan kesan modern dan berani. Akan tetapi tetap menggunakan visual yang sederhana, oleh karena itu dipilih dengan beberapa bentuk yang tidak terlalu rumit dan cukup jelas untuk dilihat. Selain itu bentuk dari grafis ini terinspirasi dari motif harimau yang membentuk menyerupai petir. Strategi Perancangan

Gambar 2. Gambar Logo Bandung Premier League

Unsur visual yang digunakan dalam logo Bandung premier league, merupakan gambaran dari sebuah kepala harimau yang disederhanakan agar dapat membentuk sebuah grafis yang dapat dicerna dengan baik oleh masyarakat. Grafis kepala harimau tersebut dibuat karena pada logo BPL sebelumnya adalah harimau namun pada logo ini dibuat lebih sederhana dan dapat dilihat dengan baik oleh masyarakat.

(6)

e-ISSN: 2685-6972 115 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

Warna Dasar

Gambar 3. Gambar Warna Dasar Pemilihan warna untuk BPL ini tidak terlalu banyak yang akan digunakan sebagian warna dasar dalam pembuatan sebuah logo yang bergerak di bidang event olahraga (Aizid, R. 2012). Dalam pemilihan warna logo ini penulis memberikan warna spesifik antara warna merah dan biru dan setelah itu dari berbagai banyak turunan warna terang dan gelap, diambil dua warna yaitu warna merah ini merupakan sebuah warna yang terlihat dan memberikan kesan kuat, semangat, dan menarik untuk perhatian seseorang, sedangkan biru adalah memberikan sebuah kesan yang tenang dan berenergi. dari konsep perancangan dalam sebuah warna logo BPL ini tidak akan menggunakan warna yang terlalu banyak, akan tetapi dari sebuah logo tersebut sudah cukup untuk mewakili karakter ataupun kesan dalam suatu event olahraga.

Tipe atau Jenis Huruf

Gambar 4. Gambar Tipe atau Jenis Huruf

Jenis huruf yang akan digunakan dalam sebuah logotype Bandung Premier League ini adalah jenis Mazzard Bold. Jenis font ini dipilih karena ukuran huruf yang terlihat jelas, serta mencerminkan ketegasan dengan membangun kepercayaan kepada konsumen dan relasi bisnis yang baik di masa yang akan datang. Sehingga logotype BPL tersebut jika diaplikasikan bersama logo grafis semakin menambah ketegasan dalam elemen grafis di sebuah logo. Gaya Penampilan Grafis

Gambar 5. Gambar Penampilan Grafis Gaya pelampilan baru dalam sebuah desain atupun logo BPL yang menampilkan bentuk organik dan memberikan kesan desain yang terlihat simpel, jelas, rapih, keterbacaan, dengan memberikan pandangan kepada masyarakat sekitar, bahwa logo BPL ini dapat mudah diingat oleh masyarakat. Dengan dibuatnya hasil akhir dalam suatu logo yang baik memiliki sebuah identitas yang jelas dan terlihat bersih untuk menciptakan citra yang baik dimata konsumen dan masyarakat, sehingga menunjukan suatu kesan yang bersahabat tetapi tetap konsisten dalam memberikan ataupun pelayanan yang terbaik.

PENUTUP

Corporate identity merupakan salah satu bagian dari brand atau merek, dan corporate identity adalah identitas sebuah perusahaan yang dapat membuat masyarakat atau publik mengenal lebih dalam tentang perusahaan tersebut dan untuk membangun kepercayaan dan loyalitas masyrakat, dalam hal ini BPL belum memiliki identitas yang kuat sehingga masyarakat atau publik sulit untuk mendapatkan informasi tentang event BPL di Kota Bandung, dan merupakan masalah yang harus diselesaikan,

(7)

e-ISSN: 2685-6972 116 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

guna untuk membuat BPL lebih berkembang dan di kenal luas oleh masyarakat atau publik di KOta Bandung maupun di wilayah Jawa Barat. Perancangan corporate identity menjadi pemecahan masalah utama yang dipilih oleh penulis dengan mengganti logo sebelumnya yang dinilai tidak terlalu dapat menggambarkan citra perusahaan dan identitas usaha yang kurang kuat dengan sebuah logo baru dan identitas baru yang telah dirancang penulis sedemikian rupa agar dapat sesuai dengan konsep, dan visi dari event tersebut.

Penerapan logo Bandung Premier League yang telah dirancang penulis kemudian diterapkan kepada setiap hal yang berhubungan dengan event BPL seperti Banner, Merchandise, Sticker,Pin, Jersey , dan sebagainya adalah hal yang penting agar BPL dapat dengan cepat dikenal oleh masyarakat dan lebih membangun kepercayaan kepada masyarakat, karenanya setiap pengaplikasian logo BPL haruslah dirancangan dengan baik dan matang agar pesan yang ingin disampaikan BPL dapat diterima dengan baik, maupun dalam benak masyarakat atau publik sehingga tercapailah kepercayaan masyarakat yang sangat kuat.

REFERENSI

Nanda. 2010. Ensiklopedi Wayang. Yogyakarta: Absolut.

Aizid, R. 2012. Atlas Tokoh-Tokoh Wayang. Diva Press : Yogjakarta.

David Rishan, L., Widyo Hartanto, P., & Milka B, R. N. (2017). Perancangan Corporate Identity CV. Inti Calcium. Jurnal Desain Komunikasi Visual Adiwarna, 1, 95432. Fauzan, F. B., & Triyadi, A. (2017). Rancangan

Corporate PT. Poin Industria. Jurnal Sketsa Universitas BSI, 4(2), 29–40.

Indraswara, M. S. (2007). KAJIAN PENEMPATAN FURNITURE DAN PEMAKAIAN WARNA Studi kasus pada kamar tidur hotel Nugraha Wisata Bandungan Ambarawa. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota Dan Permukiman, 6(1),

22–31.

Kurnia, D. H. (2015). Perancangan Logo Dan Media Promosi Filia Busana Kota Solok. Wahed, W. J. E., & Hussin, R. (2016). Persona

Komunikasi Tipografi di Dalam Artifak Kartografi. 3rd ISME International Colloquium, (December).

Gambar

Gambar 1. Gambar Visual

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan penguasaan konsep dan mendapatkan gambaran profil aktivitas belajar mahasiswa. Oleh karena itu, sebagai solusi

Gejala serangan VSD dimulai dengan menguningnya daun ke 2 atau ke 3 dari ujung ranting yang pada permukaan daun terdapat bercak-bercak hijau.. Kemudian gejala

 Pertumbuhan kumulatif triwulan III-2014 dibanding triwulan III-2013 ( c-to-c ) didukung oleh hampir semua sektor, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang

Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Industri Kecil Konveksi Pakaian Jadi di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai). Medan : Magister Program Studi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertimbangan hukum hakim terhadap tindak pidana perkosaan yang dilakukan oleh orang tua kandung dan keadilan

The transition from expressed milk feedings to direct breastfeedings was positively associated with sociodemographic factors in- cluding maternal age, insurance status, and

Mengenai perkara ini juga, al-M i d a n i turut menyuarakan pandangan beliau menerusi kitab karangannya dengan mengatakan bahawa semua isteri yang diceraikan harus mendapat

Submitted to the Department of English Education of FPBS UPI in Partial Fulfillment of the Requirement for Sarjana Pendidikan