• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

22

Penelitian dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pangandaran, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, UPTD Kabupaten Pangandaran, KUD Minasari, Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat dan nelayan Kabupaten Pangandaran. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2013.

3.2 Prosedur Penelitian 3.2.1 Tahap Persiapan

Pada tahap awal peneliti menentukan masalah yang akan diteliti. Masalah tersebut lalu dikaji berdasarkan litelatur yang mendukung penelitian ini.

3.2.2 Tahap Pelaksanaan

Peneliti akan melanjutkan tahap selanjutnya yaitu melakukan pemilihan Sampel responden yang diambil dengan menggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan maksud

atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya (Sugiyono, 2006).

3.2.3 Tahap Akhir

Peneliti akan menganalisis dan mengidentifikasi hubungan keberadaan TPI di Kecamatan Pangandaran terhadap kesejahteraan nelayan Pangandaran. Data yang diperoleh yaitu data yang dihasilkan dari hasil wawancara/kuisioner responden. Kemudian dianalisis dengan analisis data yang telah ditentukan oleh peneliti dan data skunder yang digunakan untuk mengkaji tingkat kesejahteraan nelayan.

(2)

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar. Pada intinya studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya (Arikunto 2000).

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden penerima program dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholder). Data primer didapatkan dari hasil wawancara langsung yang dipandu oleh seperangkat kuisioner yang sebelumnya sudah peneliti sediakan terlebih dahulu.

Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, data/informasi dari berbagai sumber seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, Kantor Statistik Pangandaran, UPTD – PPI Pangandaran, KUD Minasari dan sumber pustaka lainnya yang relevan dengan kegiatan penelitian.

3.3.2 Penentuan Responden

Sampel responden diambil dengan menggunakan Teknik quota sampling, adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas), kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut. (Sugiyono, 2006).

Sugiyono (2010) menulis bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif atau kualitatif pada karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Suharsimi Arikunto (1983) bahwa sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti. Peneliti membagi sampel kedalam tiga jenis yaitu sampel

(3)

untuk nelayan pemilik, nelayan pekerja dan petugas TPI dengan banyak sampel ditentukan berdasarkan quota populasi dari ketiga sampel. Berikut jumlah sampel-sampel responden :

1. Nelayan pemilik

Nelayan pemilik yang terdaftar sebagai anggota KUD Minasari di TPI Pangandaran sebanyak 110 maka akan diambil sampel untuk nelayan pemilik sebanyak 10% dari jumlah keseluruhan sebanyak 11 orang.

2. Nelayan pekerja/buruh

Nelayan buruh yang terdaftar sebagai anggota KUD Minasari di TPI Pangandaran sebanyak 1418 maka akan diambil sampel untuk nelayan buruh sebanyak 10% dari jumlah keseluruhan sebanyak 92 orang.

3. Petugas TPI

Petugas TPI yang akan dijadikan untuk responeden penelitian ini sebanyak satu orang karena di TPI Pangandaran belum ada keorganisasian pengurus. Sehingga peneliti menambil responden dari stakeholder di TPI Pangandaran.

3.4 Penyusunan Kuisioner

Penelitian sosial memerlukan lembar kuisioner yang berisi pertanyaan yang terkait dengan variabel pebelitian ini. Kuisioner yang diberikan kepada responden dapat memberikan informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini. Penyusunan kuisioner dalam penelitian ini berdasarkan dua variabel penelitian yang ada, yaitu :

1. Variabel kesejahteraan dalam lingkup penenlitian ini adalah : makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikanan, kesehatan, transportasi dan rekreasi dan tabungan (Kebutuhan Hidup Layak Menteri Tenaga Kerja 2005).

2. Variabel keberadaan TPI yaitu : fasilitas TPI, pelayanan, nilai jual ikan. Variabel hubungan keberadaan TPI merupakan variabel yang peneliti simpulkan dari kajian pustaka yang mendukung dengan kondisi aktual yang ada di TPI Pangandaran serta yang menentukanan terhadap tingkat kesejahteraan.

(4)

3.5 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Nelayan menurut Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut. Nelayan pemilik merupakan nelayan pemilik perahu dan alat penangkap ikan yang mampu mengubah para pelayan pekerja sebagai orang yang membantu dalam usahanya menangkap ikan di laut. Nelayan pekerja/buruh yaitu nelayan yang tidak memiliki alat produksi dan modal, tetapi memiliki tenaga yang dijual kepada nelayan juragan untuk membantu usaha penangkapan ikan di laut.

Penelitian ini mempunyai dua variabel utama, yaitu variabel kesejahteraaan nelayan dan keberadaan TPI. Kesejahteraan merupakan variabel dependen dan keberadaan TPI sebagai variabel independen.

Variabel kesejahteraan yang peneliti simpulkan yaitu kesejahteraan yang berasal dari besarnya pendapatan yang diterima seseorang berdasarkan UMR yang berlaku di Kabupaten Ciamis yaitu sebesar Rp.854.075. Variabel keberaadaan TPI memiliki 3 kriteria pokok yang berdasarkan pada kajian pustaka yang peneliti simpulkan yang dapat dilihat pada Tabel 2. Variabel keberadaan TPI dibagi lagi menjadi 9 variabel yaitu : Keberadaan fasilittas TPI, fungsi fasilitas TPI, standar pelayanan yang diberikan petugas TPI dalam menjaga dan memperhatikan masalah yang terjadi pada saat pelelangan, standar pelayanan yang diberikan petugas TPI secara spontanitas apabila nelayan menghadapi masalah pada saat pelelangan, standar kemampuan yang dimiliki petugas TPI dalam menyelesaikan masalah nelayan, standar kemampuan petugas TPI dalam memperbaiki situasi tidak terduga di TPI, kualitas ikan yang nelayan jual, nilai jual ikan yang diharapkan menurut nelayan dan standar nilai jual ikan yang ditentukan oleh nelayan atau bakul.

(5)

Tabel 2. Variabel Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan

No. Keberadaan TPI Uraian Indikator

1.

2.

3.

Fasilitas TPI

Pelayanan

Nilai jual ikan

Penilaian tentang fasilitas yang mendukung dalam kegiatan pelelangan ikan

Penilaian pelayanan di TPI

Penilaian mengenai nilai jual ikan

Fasilitas bongkar hasil tangkapan ikan, fasilitas pengawetan, dan fasilitas pengolahan Menjaga dan memperhatikan Spontanitas Penyelesaian masalah Perbaikan

Selisih harga jual dan biaya melaut

Harga tinggi - kualitas baik (daging ikan kenyal, mata jernih, insang berwarna merah terang, sisik tidak mudah lepas, tidak ada luka di kulit ikan, dan bau ikan segar) Harga rendah – kualitas baik

3.6 Analisis Data

3.6.1 Analisis Hubungan Keberadaan TPI Terhadap Kesejahteraan Nelayan 1. Penggunaan Skala Likert

Dalam teknik pengolahan data, penulis menggunakan skala pengukuran yang diperoleh dari hasil jawaban responden dalam penelitian ini yaitu skala ordinal dan skala likert dengan rentang 1 sampai 3. Dengan pilihan format skala (3) Setuju, (2) Netral, (1) Tidak Setuju. Agar analisis korelasi dapat dilakukan terlebih dahulu, mengubah data dari skala ordinal dari kuisioner perlu dinaikan

(6)

menjadi skala interval berurutan (method of successive interval). Peningkatan skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item per variabel. Tahapan-tahapan tersebut menurut Al-Rasyid (1994) yaitu :

1. Menentukan frekuensi setiap respon

2. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif

4. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

5. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon.

6. Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1).

7. mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformedscale value (TSV).

2. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi. (Sugiyono, 2006) :

Sugiyono (2006), untuk mengetahui keeratan hubungan X dan Y maka nilai koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampa +1 yang kriteria pemanfaatannya disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Metode Korelasional

Nilai Tafsiran < 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 > 0.90

Korelasi rendah / lemah Korelasi rendah / lemah tapi pasti

Korelasi cukup berarti Korelasi yang tinggi / kuat

Korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan Sumber : Sugiyono (2006)

(7)

Pada penelitian ini, peneliti mengunakan analisis korelasi berganda. Analisis korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan dengan variabel terikat (Y). Rumus korelasi berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

2 ... ... 2 2 2 ... 9 2 1 9 3 2 1 9 2 1 9 2 1 9 2 1

1

...

2

...

x x x x x x x yx yx yx yx yx yx x x yx

r

r

r

r

r

r

r

r

R

Dimana :

RYX1X2...X9 = Koefisien korelasi ganda antara variabel X1 dan X2

ryx1 = Koefisien korelsi X1 terhadap Y ryx2 = Koefisien korelsi X2 terhadap Y ryx9 = Koefisien korelsi X9 terhadap Y rx1x2 = Koefisien korelsi X1 terhadap X9

X1 =Keberadaan fasilitas TPI.

X2 = Fungsi fasilitas TPI.

X3 =Standar pelayanan yang diberikan petugas TPI dalam menjaga dan

memperhatikan masalah yang terjadi pada saat pelelangan.

X4 = Standar pelayanan yang diberikan petugas TPI secara spontanitas apabila

nelayan menghadapi masalah pada saat pelelangan.

X5 = Standar kemampuan yang dimiliki petugas TPI dalam menyelesaikan

masalah nelayan.

X6 = Standar kemampuan petugas TPI dalam memperbaiki situasi tidak terduga

di TPI.

X7 = Kualitas ikan yang nelayan jual.

X8 = Nilai jual ikan yang diharapkan nelayan.

(8)

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut :

 Hipotesis :

H0 : Variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8 dan X9 berhubungan secara simultan

dan signifikan terhadap variabel Y.

H1 : Variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8 dan X9 tidak berhubungan secara

simultan dan signifikan terhadap variabel Y.  Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig (0,05 ≤ Sig) maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya ada hubungan.

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dengan nilai probabilitas Sig (0,05 >

Sig) maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya tidak ada hubungan.

3.6.2 Analisis Kesejahteraan Nelayan

Peneliti mengunakan analisis data yang berpedoman kepada Kebutuhan Hidup Layak Menteri Tenaga Kerja 2005. Kriteria yang akan peneliti analisis yaitu makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikanan, kesehatan, transportasi, rekreasi dan tabungan (Kementerian Tenaga Kerja 2005). Penilaian skor untuk kesejahteraan dapat dilihat pada Tabel 1 dengan kriteria kesejahteraan adalah sebagai berikut :

1. Tingkat kesejahteraan tinggi : nilai skor 132-165. 2. Tingkat kesejahteraan layak : nilai skor 90-131. 3. Tingkat kesejahteraan tidak layak : nilai skor < 89.

Referensi

Dokumen terkait

Sajrone perangan makna asil temuan panliten iki bakal ngandharake ngenani rekapitulasi saka siklus I lan siklus II adhedhasar asil observasi aktivitas guru, asil

Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis tumbuhan spermatophyta yang terdapat di tempat penjualan tanaman hias di Kota Banda Aceh ada 90 jenis yang terdiri dari 3 jenis

Dengan menggunakan buku ini dapat ditinjau menggunakan kajian sinkronik untuk memperkuat tulisan dalam memecahkan permasalahan mengenai eksistensi tari Pupur dengan melihat

Seperti yang telah disebutkan, sesungguhnya sudah ada beberapa Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan sejumlah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Bagaimana konsep perilaku yang berhubungan dengan kegiatan sosial dapat mempengaruhi desain arsitektur dan lingkungan pada perancangan bangunan pasar induk tradisional baik

• Pada generasi berikutnya banyaknya transistor yang terdapat dalam sebuah microprocessor semakin banyak hal ini dikarenakan penggunaan teknologi yang semakin berkembang, sebagai

perusahaan secara konsisten merupakan faktor yang penting dan dapat mempengaruhi nilai yang dirasakan pelanggan sehingga mereka merasa puas Ryu & Kim, 2012 Hasil penelitian ini