• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT "HARIMAU SUMATERA TERANCAM PUNAH"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT "HARIMAU SUMATERA TERANCAM PUNAH""

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

"HARIMAU SUMATERA TERANCAM

PUNAH"

MEI LANNIE

Desain Komunikasi Visual Animasi, Jalan Gading VI No. 18, 08988122507, esther_mei2@yahoo.com

Mei Lannie, Ardiyan, S.Sn, Arik Kurnianto, S.Sn , M.T,

ABSTRACT

The research objective is, as a reference or source of information for the author in making public service announcements with the theme of stop tiger poaching. The method used to collect data through online surveys through books for the gist and be taken as a reference. Results to be achieved by the authors is expected that people can understand the meaning to be conveyed through the author of this public service announcement that is aware of them to care about the environment. The conclusion of this animated public service announcements to be made in the approach to public service in order to convey a message to the community to be easily understood by them.

ABSTRAK

Tujuan penelitian yakni, sebagai referensi ataupun sumber informasi bagi penulis dalam pembuatan iklan layanan masyarakat yang bertemakan hentikan perburuan Harimau. Metode penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data melalui survey online hingga mencarinya melalui buku-buku untuk diambil intisarinya dan dijadikan sebagai referensi. Hasil yang ingin di capai oleh penulis adalah diharapkan masyarakat dapat mengerti maksud yang ingin disampaikan penulis melalui iklan layanan masyarakat ini yaitu menyadarkan mereka untuk peduli dengan lingkungan. Kesimpulannya dari animasi iklan layanan masyarakat ini agar bisa dijadikan pendekatan dalam iklan layanan masyarakat guna menyampaikan pesan kepada masyarakat agar mudah di mengerti oleh mereka.

(2)

2

PENDAHULUAN

Harimau Sumatera, merupakan salah satu kucing besar yang berhabitat di hampir seluruh penjuru pulau Sumatera, yang keberadaannya semakin terancam punah. Kurangnya kesadaran masyarakat akan habitat hewan ini dapat berdampak bagi masyarakat itu sendiri, dimana populasi dari mangsa predator ini semakin banyak, serta pesona keindahan cagar alam yang dapat menyejahterakan masyarakat yang tinggal dekat habitat Harimau Sumatera.

Permasalahan mengenai kepunahan sudah pernah dibuat iklan layanan masyarakatnya dalam bentuk liveshoot namun belum mengena ke masyarakat khususnya daerah habitat Harimau. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan bahasa asing dan target audience yang terlalu luas hingga tidak tersampaikan pesan tersebut. Untuk itu demi menyadarkan kembali masyarakat akan pentingnya menjaga habitat Harimau Sumatera maka kali ini penulis ingin menuangkan iklan layanan masyarakat dalam bentuk animasi 30 detik yang dikemas tanpa dialog dan dan menyadarkan masyarakat dari alur cerita. Dibuat animasi 30 detik dikarenakan gambar-gambar atau ilustrasi serta simbol yang bergerak dan cerita yang langsung ditujukan akan mudah diingat apalagi bila didukung dengan background music.

Bagaimana membuat iklan layanan masyarakat dengan manggunakan animasi silence tanpa dialog dan alur cerita yang to the point sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat dan dapat menyadarkan mereka bahwa terdapat hukum yang kuat bila memburu Harimau.

Metode penelitian yakni dengan melakukan pengkajian dari hukum Indonesia maupun melakukan survei ke beberapa masyarakat dan lembaga pemerintah serta mengutip artikel-artikel dari internet atau buku-buku literatur yang ada dengan tujuan agar animasi iklan layanan masyarakat tersebut dapat diterima berbagai kalangan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang di terapkan adalah dengan melakukan survei ke masyarakat serta lembaga pemerintah mengenai Harimau Sumatera yang terancam punah. Untuk mengumpulkan data-data mengenai permasalahan tersebut demi menunjang penelitian tentang apa permasalahan yang terjadi serta bagaimana cara menanganinya, penulis mencari literatur artikel dari internet serta referensi-refensi informasi yang penulis dapatkan dari buku-buku dan artikel-artikel mengenai masalah tersebut. Adapun cara pengambilan data, pengujian, hasil dan evaluasi penelitian penulis mencari informasi yang terbaru dengan referensi-referensi yang pasti.

Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat (bahasa Inggris: Public Service Ad atau disingkat PSA) adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum.

Iklan layanan masyarakat (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut dewan periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori ILM ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan sebuah iklan tertentu merupakan iklan layanan masyarakat atau bukan.

Berikut adalah criteria iklan layanan masyarakat :

1. Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara) 2. Tidak bersifat keagamaan.

3. Tidak bersifat politis. 4. Berwawasan nasional

5. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat. 6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima. 7. Dapat diiklankan.

8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh dukungan media lokal maupun nasional.

(3)

3

Di Indonesia tidak ada organisasi khusus yang dibentuk untuk menangani ILM. Pada umumnya ILM dibuat secara sendiri-sendiri oleh biro iklan yang bekerja sama dengan media dan pengiklan. Hal ini mengakibatkan kurangnya komitmen dan sinergi dalam merumuskan iklan, biaya, serta pesan yang ingin disampaikan sehingga ILM tidak dilakukan secara rutin. Selain itu ILM juga dikenakan pajak iklan, walalupun ruang dan waktunya disumbangkan oleh media.

Harimau Sumatera

Harimau Sumatera ditemukan di Pulau Sumatera di Indonesia, salah satu yang masih bertahan hidup dari enam sub-spesies dan terancam punah. Populasinya diperkirakan sekitar 400 – 500 ekor, terutama hidup di Taman-taman nasional di Sumatera.

Harimau Sumatera merupakan sub-spesies terkecil. Memiliki warna paling gelap, mulai dari warna kuning kemerah-merahan hingga oranye tua, di antara semua sub-spesies lainnya. Pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Panjang Harimau Sumatera jantan dewasa rata-rata 92 inci atau sekitar 2,5 meter dari kepala hingga kaki. Berat 300 pound atau sekitar 140 kilogram. Tingginya dapat mencapai 60 centimeter. Sedangkan betina memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 centimeter dengan berat 200 pound atau sekitar 91 kilogram.

Harimau merupakan hewan penyendiri kecuali induk yang sedang mengasuh anak atau pada masa perkawinan. Tempat membesarkan anak biasanya di dalam goa-goa, celah tebing sungai tak berair, di bawah lipatan atau singkapan batu berlorong dan di rongga pokok batang kayu tua, di suatu tempat yang kering seperti di bawah lipatan akar pohon besar dan di tengah rumpun pakis sarang burung berukuran lebih dari 1 meter.

Harimau Sumatera mampu beradaptasi di hutan bekas tebangan, selama hutan tersebut mampu menyediakan pakan baginya. Harimau tidak pernah ditemukan jauh dari air namun mempunyai adaptabilitas besar terhadap tempat dengan iklim yang berbeda-beda, mulai dari hutan kayu cemara yang beriklim sedang sampai hutan rimba tropis dan rawa-rawa bakau. Habitat Harimau sangat bervariasi tergantung daerah yang dapat mensuplai kebutuhan air, satwa dan temapt berlindung terpenuhi. Harimau juga dapat sewaktu-waktu bermigrasi. Migrasi ini terjadi apabila ada wabah penyakit menyerang atau menyapu habis populasi hewan mangsanya. Migrasi ini diselingi apabila Harimau berhasil membunuh mangsa yang besar dan membutuhkan waktu beberapa hari untuk menghabiskan makanan tersebut.

Harimau Sumatera terancam kehilangan habitat karena daerah sebenarnya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan. Oleh karena itu, harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia dan sering kali mereka dibunuh dan ditangkap karena tersesat ataupun tidak adanya lagi magsa yang dapat dimakan. Perburuan Harimau

Perburuan ilegal terjadi mulai awal dasawarsa 1990. Hasil dari kegiatan ilegal ini merupakan sumber potensial untuk mensuplai produk asli Harimau yang beredar di pasar gelap, terutama kulit dan tulang. Harimau dan produknya diperjualbelikan untuk berbagai macam alasan, termasuk untuk penggunaan obat-obatan tradisional Asia dan bahan supranatural. Selain itu, Harimau juga diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan dan simbol status. Antara tahun 1970-1993 tercatat sebanyak 3.994 kg tulang Harimau Sumatera di ekspor secara ilegal ke Korea Selatan dari Indonesia.

Penelitian selama Januari 2004 hingga Januari 2008, membuka beberapa pola perburuan harimau. Sebanyak 97 persen pemburu berasal dari etnis lokal yang tinggal di sekitar habitat harimau. Keterampilan para pemburu diperoleh secara turun temurun dari para pendahulunya atau dari orang yang suka berburu harimau.

Para pemburu juga memiliki jaringan tetap dengan penampung atau pembeli hasil buruan. Tak jarang, para penampung juga menjadi pemodal bagi pemburu, dengan memberikan sejumlah uang dan/atau peralatan buru. Indonesia mempunyai pasar lokal perdagangan produk Harimau yang substansial dan terorganisir. Di pasar gelap domestik, kulit Harimau menjadi primadona, sedangkan di pasar gelap internasional, tulangnya menjadi objek utama perdagangan untuk obat tradisional China.

Perburuan merupakan ancaman nyata yang berdampak langsung pada penurunan populasi satwa liar, demikian pula dengan populasi Harimau Sumatera. Alat yang dipergunakan oleh pemburu ilegal Harimau Sumatera adalah jerat (tali atau kabel), perangkap (lubang atau kandang), racun dan senjata api, termasuk senapan buatan lokal. Banyak pemburu ilegal memasang jerat untuk mendapatkan jenis satwa liar selain Harimau, misalnya Beruang (yang juga bernilai tinggi untuk obat tradisional Asia) dan jenis Ungulata lain yang merupakan satwa mangsa Harimau dan satwa buruan manusia. Oleh karena jelajah Harimau biasanya mengikuti keberadaan satwa mangsanya, maka jerat-jerat yang dipasang oleh pemburu

(4)

4

dapat secara tidak sengaja menjerat Harimau. Ironisnya, Harimau yang juga berperan sebagai pengendali hama pertanian, seperti Babi hutan, seringkali terbunuh oleh jerat yang dipasang di sekitar lahan pertanian untuk mengurangi tingkat serangan hama tersebut.

Perbandingan dengan Negara Lain

Di India, hilangnya habitat dianggap sebagai ancaman tunggal terbesar bagi masa depan Harimau liar. Perburuan Harimau untuk industri obat tradisional Cina dimulai di India utara pada pertengahan tahun 1980-an. Investigasi dilakukan pada 1993 sampai 1994, dimana total 36 kulit Harimau dan 667 kg tulang Harimau disita di India utara. Ada bukti juga bahwa keuntungan dari perdagangan satwa liar semakin sering digunakan untuk mendanai pemberontakan bersenjata di utara-timur dan utara-barat India. Harimau dapat dibunuh hanya dengan biaya satu dolar racun atau sembilan dolar perangkap baja. Sebagian besar perburuan Harimau dilakukan oleh suku-suku yang tahu hutan mereka dengan baik. Pada tahun 1994, seorang pedagang membayar empat pemburu lima belas dolar untuk membunuh seekor Harimau.

Survei Lapangan

Survei ke lapangan dilakukan guna mengetahui hal-hal apa saja yang telah dilakukan pemerintah guna mencegah punahnya Harimau Sumatera. Survei lapangan di lakukan dengan dua arah yakni, survei ke pemerintah serta ke masyarakat dengan pendekatan deskriptif-kuantitatif guna menemukan tipe-tipe pendekatan estetik yang dimiliki responden dari tiap-tiap kelas.

HASIL DAN BAHASAN

Data-data menyatakan bahwa penyebab Harimau Sumatera terancam punah dikarenakan adanya perburuan ilegal. Berikut merupakan hasil dari data artikel-artikel dan pemerintahan yang penulis dapat.

1. Survei ke Pemerintah

Hasil dari ringkasan strategi dan rencana konservasi oleh departemen kehutanan dalam menghadapi kepunahan Harimau akibat perburuan.

1. Memulihkan Populasi Harimau Sumatera Berdasarkan Rekomendasi:

a. Memperkuat dasar hukum dan meningkatkan kapasitas Departemen Kehutanan dan aparat penegak hukum terkait dalam penegakan hukum terhadap perburuan dan perdagangan ilegal Harimau Sumatera.

b. Membangaun skenario dan infrastuktur anti perburuan dan perdagangan Harimau Sumatera untuk meningkatkan kemampuan Departemen Kehutanan dalam menekan laju penyusutan populasi Harimau Sumatera.

c. Membangun dan meningkatkan konektisitas antara habitat-habitat utama Harimau Sumatera melalui pengembangan koridor dalam rangka memperluas daerah bagi Harimau Sumatera untuk menjelajah dan meningkatkan status hukum bagi kawasan-kawasan tersebut.

d. Mengembangkan program pemantauan jangka panjang yang diperbaharui setiap rentang tiga tahun terhadap populasi, ekologi, dan habitat, serta tingkat ancaman terhadap Harimau Sumatera baik di dalam maupun di luar kawasan konservasi di seluruh Sumatera.

e. Mengembangkan skenario pengelolaan mitigasi konflik untuk menyelamatkan Harimau-harimau bermasalah, termasuk di dalamnya adalah relokasi, translokasi dan penetapan kawasan-kawasan pelepasliaran alami yang diterima oleh berbagai pemgnku kepentingan. f. Membina kekayaan genetika unit-unit populasi Harimau Sumatera yang berada pada habitat-habitat kritis untuk menghindari erosi ragam genetik yang disebabkan oleh genetic drift dan inbreeding melalui pembangunan restocking populasi dan translokasi.

g. Membangun unit-unit perlindungan Harimau yang dikelola masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemilik lahan untuk melindungi populasi Harimau yang berada di luar kawasan konservasi.

(5)

5

2. Memulihkan Populasi Harimau Sumatera Berdasarkan Rencana Aksi:

a. Melaksanakan survei berkala status populasi dan distribusi Harimau Sumatera di seluruh bentang alamnya (Sumatra Island- wide survey) di Sumatera dengan rentang waktu setiap tiga tahun menggunakan metode umum yang telah disepakati.

b. Melakukan identifikasi, kajian ilmiah dan pemantauan populasi, distribusi, daerah jelajah, serta daya dukung habitat bagi Harimau Sumatera dan mangsanya di luar kawasan konservasi, khususnya kawasan-kawasan konsesi industri kehutanan dan pertambangan. Kegiatan ini dilakukan dengan berkala untuk mengevaluasi apakah perangkat-perangkat pengelolaan konservasi di wilayah industri bekerja dengan baik atau tidak. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi skala prioritas konservasi bagi dokumen Bentang Alam Konservasi Harimau (TCL).

c. Mengidentifikasi dan meneteapkan setidaknya dua sanctuary (tempat perlindungan khusus) yang mewakili dua tipe habitat Harimau Sumatera. sanctuary dibangun untuk menampung dan meliarkan kembali barang bukti hidup, hasil sitaan, korban konflik atau korban perburuan liar yang tidak dapat direlokasi. Dengan demikian, tidak ada lagi Harimau Sumatera deasa liar, diserahkan kepada lembaga konservasi ex-situ.

d. Memperkuat kerjasama dengan laboratorium-forensik POLRI dan LIPI dalam kegiatan investigasi dan/atau mendukung proses hukum kejahatan bidang satwa liar dilindungi, khususnya Harimau Sumatera.

e. Memperkuat perlindungan habitat dan konektisitas populasi Harimau Sumatera di luar kawasan konservasi melalui: 1) pemberian status perlindungan oleh pemerintah pusat terhadap kawasan yang cukup luas dan memiliki nilai konservasi tinggi bagi Harimau Sumatera, 2) pemberian status perlindungan khusus oleh pemerintah daerah terhadap kawasan yang tidak terlalu luas namun penting (contoh: kawasan esensial), atau 3) skema sewa/beli lahan.

f. Membentuk dan memperbanyak tim Species Protection Units (SPU = Unit Pengamanan dan Perlindungan Spesies) di setiap provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Sumatera yang memiliki populasi Harimau Sumatera. SPU beranggotakan Polisi Kehutanan, LSM dan masyarakt. Selain itu, perlu adanya petugas kepolisian sebagai petugas penghubung (liason officer) di setiap provinsi dan kabupaten di seluruh Sumatera.

g. Membentuk komisi penanganan kasus perdagangan ilegal pada tingkat pusat yang bisa diaktifkan kapanpun diperlukan untuk investigasi dan tindak lanjut operasi penegak hukum khusus yang tidak dapat ditangani oleh para penegak hukum setempat, terutama terhadap sindikat-sindikat perdagangan skala besar dan penampung tingkat nasional dan eksportir.

h. Membentuk gugus tugas penampungan konflik manusia dengan Harimau Sumatera yang bersifat ad-hoc di provinsi-provinsi dengan tujuan untuk membantu dan memfasilitasi mitigasi konflik manusia – Harimau, terutama di kawasan-kawasan yang telah teridentifikasi memiliki sejarah konflik manusia – Harimau yang tinggi (Jambi, Riau, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam).

2. Survei ke Masyarakat

Penelitian ini dibahas dengan pendekatan deskriptif-kuatitatif. Responden penelitian meliputi masyarakat kelas menengah. Masyarakat tersebut dibagi menjadi tiga kelas yaitu menengah atas, menengah-manengah, dan menengah bawah. Tujuan dari survei ini adalah untuk menemukan tipe-tipe yang dimiliki responden dari masing-masing kelas. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat kelas menengah atas memiliki kecenderungan pendekatan estetik emosional, sedangkan masyarakat kelas menengah-menengah memiliki kecenderungan pendekatan estetik rasional dan emosional, dan masyarakat kelas menengah bawah memiliki kecenderungan pendekatan estetik rasional.

SIMPULAN DAN SARAN

(6)

6

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai masalah tentang Harimau Sumatera terancam punah yakni, bagaimana membuat animasi Iklan Layanan Masyarakat mengenai Harimau Sumatera terancam punah ini agar dapat memberikan impact ke masyarakat sehingga dapat menyadarkan mereka akan pentingnya menjaga habitat Harimau dari kepunahan.

Untuk itulah dibuat suatu strategi desain atau kreatif dalam pembuatan animasi iklan layanan masyarakat " Harimau Sumatera terancam punah"

Fakta Kunci

Fakta kunci yang memperkuat strategi komunikasi dalam pembuatan animasi iklan layanan masyarakat yang bertemakan mengenai Harimau Sumatera seperti yang disebutkan dibawah ini :

1. Iklan Layanan Masyarakat jarang sekali yang menampilkan visual melalui animasi. 2. Kebanyakan iklan layanan visual bersifat memberikan informasi yang memiliki

spesifikasi target audience sangat luas.

3. Iklan layanan masyarakat yang tanpa dialog dan hanya berupa simbol-simbol atau ilustrasi yang menggambarkan suasana banyak diterapkan diluar negeri dan lebih mengena di masyarakat.

Target Audience

Laki-laki dan perempuan yang usianya sekitar 17-30 berstatus pelajar hingga dewasa muda dan merupakan kalangan menengah ke bawah. Mereka merupakan masyarakat yang tinggalberdekatan dengan habitat Harimau.

USP ( Unique Selling Preposition )

Keunikan dari animasi iklan layanan masyarakat ini diantaranya di bawah ini :

1. Animasi ini tanpa dialog membuat fokus kepada visual yakni simbol-simbol yang terdapat di dalamnya

2. Animasi ini menampilkan kejadian realita yang terjadi di Sumatera 3. Karakter utama merupakan simbol dari karakter pemburu.

Premis ( Plot Cerita )

Seorang pemburu memburu Harimau Sumatera dan mengulitinya. Akhirnya pemburu tersebut tertangkap basah oleh polisi dan pemburu tersebut di penjarakan.

Sinopsis Cerita

1. Versi 1

Diawali layar gelap kemudian latar belakang hutan dengan Close up lubang senapan Panning mencari Harimau. Shot kedua Panning pemburu yang sedang mengarahkan senapannya. Shot ke tiga pemburu kemudian bersiap menembakan Harimau tersebut. Pada waktu pemburu menembak, layar menjadi gelap kemudian kembali ke latar belakang hutan dengan menampilkan adegan pemburu yang sedang menyayat Harimau yang telah tertembak dengan kamera Close up mendekati pemburu. Lalu muncul borgol yang menangkap pemburu. Dilanjutkan shot selanjutnya saat pemburu di penjara berubah menjadi bagian dari topik di Koran Indonesia. Kemudian muncul tagline menutupi layar yang berbunyi “Stop Perburuan Harimau!! Lalu layar menjadi gelap akibat vignette.

2. Versi 2

Merupakan lanjutan dari versi 1 dimana frame berada pada ketinggian turun perlahan yang menampilkan pemburu sedang menyayat Harimau. Frame berada di depan pemburu menampilkan dua orang polisi yang berada di belakang pemburu tersebut. Lalu Long shot polisi berjalan mendekati pemburu. Kemudian polisi menggiring pemburu berjalan ke mobil. Kemudian Panning pemburu dipenjara berubah menjadi topik utama sebuah koran Indonesia. Lalu muncul tagline yang berbunyi “Stop Perburuan Harimau!! Kemudian layar menjadi gelap.

(7)

7

Visual yang di pakai untuk menunjukan sebuah hutan namun ringan tidak berlebihan dengan pemakaian banyak element. Karakter yang sederhana menunjukkan sifat dan membantu fokus audience. Pemakaian vignette dapat membantu memfokuskan pada karakter. Serta pemaikan warna-warna keabu-abuan serta grain agar terkesan kusam atau suramnya. Dengan warna yang blok-blok dan visual yang simple.

Mood Color dan Motion Style

Untuk mood colornya akan berkesan simple serta keabu-abuan hingga mengesankan kusam serta suasana yang suram. Hal ini diperlukan untuk menggambarkan hutan dan habitatnya tidak diperhatikan. Dengan warna yang blok-blok tanpa gradient dan memberikan beberapa bayangan dibagian tertentu serta pemakaian grain.

Untuk motion stylenya akan dibuat pemotongan adegan, close up dan berulang-ulang pada versi pertama untuk menunjukkan alur cerita. Sedangkan pada versi kedua ingin menampilkan gesture si pemburu yang melakukan aktifitas dan mengakhiri aktifitasnya di penjara.

Character dan Environment

Pada pembuatan character dibagi menjadi dua yakni pemburu dan Harimau. Pada karakter pemburu dibuat siluet berwarna merah berkarakter jahat. Untuk karakter ini penulis memiliki referensi yakni karakter Tin tin. Sedangkan pada karakter Harimau memperlihatkan Harimau Sumatera.

Untuk environment akan menggunakan gaya penggambaran hutan yang bentuknya balok-balok serta pengurangan detil. Dengan warna yang tanpa gradient dan penambahan efek grain begitu juga dengan langitnya dibuat simple dan berwarna keabu-abuan.

2. Saran

Di Indonesia sedikit kita melihat iklan layanan masyarakat menggunakan penerapan animasi. Sedangkan pada poster-poster penyuluhan lebih banyak pendekatannya melalui gambar-gambar bukan foto objek mahkluk hidup. Pendekatan melalui karakter yang di desain sebagus mungkin lebih meninggalkan kesan mendalam di banding dengan foto poster model seorang artis. Hal ini biasa di terapkan pada lembaga BKKBN dalam kampanye keluarga berencananya. Namun dalam bentuk dua dimensi seperti poster dan belum dijadikan sebagai iklan televisi. Saat ini pendekatan iklan layanan masyarakat melalui animasi mulai banyak dilakukan Negara-negara lain dan kita pun mengikutinya seiring perkembangan dunia periklanan. Diharapkan Indonesia lebih kreatif lagi dalam membuat iklan layanan masyarakat ataupun dunia perfilman dan tidak tertinggal dari Negara lain.

REFERENSI

Dinata, Yoan dan Jito Sugardjito. (2008). Keberadaan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) dan Hewan Mangsanya di Berbagai Tipe Habitat Hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Volume 9 (3). Jakarta: Biodiversitas

Perburuan dan Perdagangan Satwa Liar di Bengkulu.

http://www.profauna.org/suarasatwa/id/2006/03/perburuan_dan_perdagangan_satwa_liar_di_bengkulu.ht ml

RIWAYAT PENULIS

Mei Lannie lahir di kota Bandar Lampung pada 22 Mei 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Desain Komunikasi Visual Animasi pada 2012. Saat ini masih mencari tempat kerja tetap. Penulis pernah aktif di organisasi mandarin club sebagai pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

a) Teknik cakap atau karakter tokoh, yaitu Percakapan yang dilakukan oleh tokoh- tokoh cerita biasanya juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh

Berdasarkan uraian diatas hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan

Produk yang akan dihasilkan dalam usaha ini adalah makanan ringan berupa dawet yang dibuat dengan memanfaatkan Jagung, yang digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Jagung..

• Dari 32 unit yang beroperasi dan dilakukan penjadwalan dengan ke-tiga metode penjadwalan, pada Unit Decommitment dan Modified Unit Decommitment dimungkinkan dilakukan

Dari semua nilai yang didapatkan gula kristal putih sampel memiliki warna cukup coklat dan tidak sesuai dengan kriteria mutu gula kristal putih yang baik.. Menurut Hartanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Tablet hisap membutuhkan tekanan yang tinggi dan bahan pengikat yang lebih besar karena tablet ini diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut, maka kekerasan tablet

penggunaan pewarna serta dampak terhadap kesehatan. Suasana kelas aktif dalam diskusi sehingga lancar dalam pembelajaran. Saat penyajian hasil diskusi, guru menjadi