• Tidak ada hasil yang ditemukan

IbM GURU MAPEL DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI SHARE RESOURCE BERBASIS WEB SECARA KOLABORATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IbM GURU MAPEL DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI SHARE RESOURCE BERBASIS WEB SECARA KOLABORATIF"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 753

I

b

M GURU MAPEL DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI

SHARE RESOURCE BERBASIS WEB SECARA KOLABORATIF

Erly Wahyuni1, dan ̽ Shobbah Sabilil M2

1 FKIP-Universitas Muhammadiyah Malang

erlywahyuni@ymail.com

2Lab Com Universitas Muhammadiyah Malang

shobbahsm@gmail.com

Abstrak

Era globalisasi telah membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Untuk membekali literasi TIK bagi guru perlu adanya kegiatan pelatihan dan pendampingan berbasis TIK.. Tujuan dari kegiatan IbM

ini adalah memberikan keterampilan para guru dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran yang interaktif yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dan membuat media pembelajaran dengan PPT sebagai share resource berbasis web secara kolaboratif dengan memperhatikan karakter peserta didik yang akan dicapai. Kegiatan IbM ini dilakukan di dua

lembaga mitra yaitu MTs Muhammadiyah I dan MTs Surya Buana Malang dengan sasaran para guru mapel dengan metode tahapan- tahapan, yaitu: (a) Workshop: (b) Pelatihan (c) Pendampingan, (d) Implementasi dan (e) Evaluasi dan Refleksi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa para guru di ke dua sekolah mitra sudah memiliki kemampuan untuk membuat media pembelajaran sebagai share resource yang ditandai dengan a) guru mampu menentukan materi dan jenis media interaktif yang menjadi share resource berbasis Web secara kolaboratif,b) guru mampu membuat manual penggunaan media pembelajaran yang menjadi share resource berbasis Web yang sudah direview dan diedit dengan sistem collaborative skill, c) guru mampu mengintegrasikan media yang menjadi share resource kedalam rancangan pembelajaran berbasis Web. Kesimpulannya sesuai dengan model pemanfaatan TIK bahwa sekolah telah mengeksplorasi TIK untuk pengelolaan pembelajaran dan telah memasuki tahap dari applying menuju infusing.

Kata kunci: guru mapel, media sebagai share recource, web, collaborative skill

1. PENDAHULUAN

Era globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran sebagaimana tertuang dalam PP RI no.32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP Kurikulum 2013[7]

Sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia dan juga mendayagunakan teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat, hal ini menuntut sekolah untuk mampu menghasilkan SDM-SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi global dan dapat mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran dengan pemanfaatan media yang lebih aktraktif sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Selanjutnya UNESCO juga mensyaratkan bahwa guru dituntut mengajar dengan menggunakan TIK (teaching with and through ICT) dengan tujuan ntuk dapat memberikan kemudahan dan kesempatan yang lebih luas kepada siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan komitmen Pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia dan juga mendayagunakan teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat yang tertera dalam pasal 4 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional [2.3] bahwa “pendidikan

(2)

754 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.

Ditinjau dari kesiapannya menyongsong abad 21 dan penerapan kurikulum 2013, guru masih terlihat belum siap dan belum punya langkah antisipatif tentang apa yang akan dilakukannya. Selanjutnya guru masih belum siap dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran sampai dengan menyusun media pembelajaran interaktif yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan (Aprillah ,2013)[1]. Sedangkan taraf perkembangan intelektual usia anak sekolah menengah pertama termasuk dalam kategori formal operasional. Pada kategori tersebut, kemampuan mengingat dan memproses informasi dari guru kepada siswa cukup kuat. Untuk mentransfer ilmu pengetahuan guru kepada siswa diperlukan media pembelajaran yang menumbuhkan kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Sementara itu hasil pengamatan di beberapa sekolah SMP dan SMA menujukkan proses pembelajaran di kelas masih didominasi oleh penggunaan media PPT off-line dan belum sepenuhnya memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan guru belum terampil dalam mendesain media pembelajaran yang menjadi share resource berbasis web dengan sistem Collaborative skill sebagai alat bantu mengajar yang mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar. Share resources berbasis web dengan sisitem kolaboratif adalah sarana kerjasama antara satu guru atau kelompok guru mapel dengan lainnya dalam mendesain materi ajar dan media pembelajaran yang interaktif dengan menggunakan web site seperti google document. Tujuan dari sistem collaborative skill adalah secara bersama-sama guru bisa saling mengedit, mereview dan mengoreksi satu sama lainnya dalam mendesain media pembelajaran tanpa dibatasi jarak dan waktu, atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran antar sesama guru. Disamping itu masing-masing guru mapel juga dapat menjadi reviewer dari materi yang disusun. Hal ini didukung oleh Permendiknas No. 16 tahun 2007 [2,3]yang menuntut guru untuk mampu menggunakan media pembelajaran di sekolah sekaligus dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat media pembelajaran.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pengabdian dengan judul” IbM Guru Mapel dalam Membuat Media Pembelajaran yang menjadi Share Resources Berbasis Web Melalui Sistem Collaborative Skill”, harapannya mampu meningkatkan keterampilan para guru dalam penyediaan media pembelajaran berbasis web dan PPT sesuai dengan tujuan program IbM. Sekolah mitra yang menjadi sasaran adalah MTS Muhammadiyah I Malang dan MTS Surya Buana yang memiliki tahapan dalam pemanfaatan TIK memasuki tahap applying yang dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran tetapi belum maksimal.

Berdasarkan uaraian diatas dapat digaris bahwa persoalan ke dua mitra yang utama berkaitan dengan belum optimalnya pemanfaatan ICT dalam proses pembelajaran yang dibutuhkan dalam menghadapi era globalisasi. Sekolah mitra merasa masih harus banyak menimba ilmu berkaitan dengan pemanfaatan ICT. Para guru di sekolah mitra masih menggunakan media pembelajaran berbasis PPT off-line sehingga belum mendorong partisipasi aktif siswa di kelas, proses pembelajaran di kelas belum sepenuhnya memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi.

1.1 Tujuan Kegiatan

Brdasarkan pada permasalahan yang dihadapi mitra maka tujuan kegiatan pengabdian ini antara lain adalah memberikan keterampilan para guru dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran yang interaktif yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dan membuat media pembelajaran dengan PPT sebagai share resource berbasis web secara kolaboratif dengan memperhatikan karakter peserta didik yang akan dicapai

1.2 Kontribusi

Program IbM nantinya diharapkan akan memberi dampak pada a) pembaharuan pengetahuan

bagi guru, b) peningkatan keterampilan dalam pembuatan media pembelajaran, c) peningkatan kompetensi pedagogi, dan d) peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, tehnologi dan seni di perguruan tinggi.

(3)

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 755

2. METODE

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi ke dua mitra melalui metode pelatihan dan pendampingan. Adapun alur dari kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Peta jalan pelaksanaan dan indikator ketercapaian

3.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Guru di sekolah mitra dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017 (2 bulan) setiap hari sabtu dengan jadwal menyesuaikan kegiatan guru di sekolah mitra yaitu SMP Surya Buana Malang dan MTS Muhammadiyah I Malang dalam bentuk pelatihan dan pendampingan bertujuan untuk memberikan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis internet sehingga pelaksanaannnya memerlukan tempat dengan fasilitas internet sebagai medianya. Pelaksanaan kegiatan di MTS Muhammadiyah I di ruang kelas dengan fasilitas internet sedangkan di MTS Surya Buana diadakan di laboratorium komputer. Kegiatan ini dihadiri oleh para guru sebanyak 17 orang di MTS Suraya Buana sedangkan di MTS Muhammadiyah sebanyak 7 orang. Kegiatan dilaksanakan seminggu 1 kali sesuai permintaan mitra yaitu pada hari Sabtu pukul 09.00-10.30 di MTS Muhammadiyah dan hari sabtu 11.00-12.30 di MTS Surya Buana. Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 pagi dan berakhir pada pukul 12.30 dipandu oleh TIM Pengabdian dan 3 mahasiswa semester akhir. Secara keseluruhan kegiatan dibagi dalam 4 tahap antara lain: 1) Pembukaan , 2) Pelatihan 3) Pendampingan 4) Implementasi 5)Evaluasi, dan 6) Penutupan yaitu penyerahan sertifikat bagi peserta pelatihan.

Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan metode Pelatihan dan Pendampingan dapat diuraikan sebagai berikut

a) Pelatihan

Pelatihan yang disampaikan oleh Tim pengabdian dimulai dengan tanya jawab tentang pembelajaran berbasis TIK untuk mengetahui secara umum kebutuhan dan kemampuan awal guru. Para guru 90 % telah menggunakan Windows 7, Ms. Office 2007 dan 2010. Sedangkan Power Point yang pernah dibuat umumnya menggunakan Basic PPT, 12 peserta sudah menggunakan menu yang

Pelatihan dan Pendampingan

SESUDAH

SEBELUM

Indikator:

1) mampu menentukan jenis

materi dan media yang menjadi

share resource

2) mampu membuat media yang

interaktif sebagai share resource

3) mampu mengedit dan

mereview media yang menjadi

share recources secara kolaboratif

4)Mampumengembangkan

media pembelajaran yang menjadi share resource berbasis

web

Proses

pembelajaran di

kelas

menggunakan

media PPT-off

line karena

guru belum

terampil dalam

mendesain

media

pembelajaran

yang menjadi

share resource

berbasis Web

dengan sistem

Collaborative

skill

Sosialisasi pemanfaatan dan

penggunaan share resource

Pelatihan pembuaatan Media Pembelajaran dengan PPT sebagai

share resource berbasis Web secara

kolaboratif

Pendampingan pembuatan

media pembelajaran

sebagai

share resource berbasis Web secara

kolaboratif

Implementasi Media dan Materi Pembelajaran berbasis Web

sebagai share resource

Tahap appying dengan share

resource Media pembelajaran

berbasis web yang sudah direview dan diedit

(4)

756 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

ada pada Ms Office seperti screenshoot, Smart Art, hyperlink dll.nya. Dalam pelatihan ini para peserta diajarkan bagaimana insert objek dan animasi dalam penggunaan PPT untuk mengajar.

Berdasarkan hasil evaluasi kebutuhan awal mereka, kegiatan pelatihan dimulai dengan pengenalan share resource dan jenis-jenis PPT dilanjutkan dengan pengenalan jenis-jenis aplikasi office, penyampaian materi tentang pengaturan desain dan layout. 70 % dari para peserta sudah mengetahui bagaimana cara-cara menggunakan dan menerapkannya satu persatu, sehingga kegiatan ini memerlukan waktu yang agak lama kurang lebih 2 jam. Kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan memberikan materi insert action & hyperlink, trigger dan applikasi sound dan video .

Setelah para peserta mampu membuat dan menggunakan PPT, kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan jenis-jenis share resource, cara membuat dan mengedit serta mereview hasil media yang dikerjakan bersama-sama dengan menggunakan Google Drive dan Google Docs seperti berikut ini.

Gambar 2. Tampilan awal google Apps –Google Drive

Gambar 3. Tampilan awal Google Docs b) Pendampingan

Pada Minggu ke 3 kegiatan yang dilakukan adalah pendampingan yaitu para guru didampingi Tim mencoba, membuat dan mengapplikasi PPT dengan mendesain share resource dengan materi ajar secara kolaboratif dengan fasilitas internet. Satu persatu para peserta mendapat kesempatan untuk mengkonsultasikan pembuatan share resource dengan Google Docs dan mendesain media pembelajarannya sesuai rencana yang dibuat. Setelah selesai membuat share resource berdasarkan mapel masing-masing, para guru mencoba memaparkan, mengedit dan mereview bersama-sama..

(5)

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 757 c. Implementasi

Setelah selesai pelatihan setiap peserta diberikan kesempatan untuk mengimplementasikan media yang telah mereka buat dalam pelaksanaan pembelajaran, Tim Pengabdian mendapat kesempatan untuk memantau penerapan dan memberikan masukan dalam kegiatan penerapan. .d) Evaluasi dan refleksi

Dari hasil kuesioner yang diberikan dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat senang dan tertarik untuk mengikuti kegiatan ini yang ditandai dengan antusias guru menghadiri setiap kegiatan sampai selesai , hasil produk share resource dan penggunakan Google Docs yang mereka buat termasuk kategori baik. Selanjutnya para peserta berkeinginan dan berharap adanya kegiatan lanjutan.

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil evaluasi, setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan selama 6 kali berturut-turut para guru sudah mampu membuat sendiri share resource dengan PPT yang kreatif sesuai standard sebagai media yang komunikatif dan inovatif (Prastowo, 2011)[8]. Indikator capaian dari hasil kegiatan pengabdian dapat diuraikan sebagai berikut

a) Sekolah sudah menerapkan pembelajaran berbasis ICT

b) Guru mampu menentukan materi dan jenis media interaktif yang menjadi share resource berbasis Web secara kolaboratif.

c) Guru mampu membuat manual penggunaan media pembelajaran yang menjadi share resource berbasis Web yang sudah direview dan diedit dengan sistem collaborative skill.

d) Guru mampu mengintegrasikan media yang menjadi share resource kedalam rancangan pembelajaran berbasis Web.

Mengacu pada capaian hasil kegiatan yang diperoleh menurut Majumbar [4] (dalam Unesco, 2017) sekolah telah memasuki tahap antara transfering, applying dan infusing yang dicirikan dengan adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah juga sudah mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran dengan piranti lunak yang tertentu. Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional mereka untuk meningkatkan belajar siswa dan pengelolaan pembelajaran.

Kesimpulan

Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa

1. Program pelatihan dan pendampingan pembuatan share resource sebagai media pembelajaran sangat membantu para guru dalam mendesain pembelajaran supaya lebih menarik dan dapat meningkatkan kapasitasnya secara mandiri dalam mengajar berbasis TIK. 2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar berbasis TIK dengan share resource sangat

membantu guru dalam berkreasi.

3. Panduan pembuatan PPT sebagai share resource sangat dibutuhkan dan membantu kinerja guru terutama dalam mendesain PPT pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas guru dan aktifitas siswa di kelas.

4. Program ini dilihat sangat efektif, oleh karena itu perlu ada kontrol dan monitor secara berkelanjutan agar implementasinya bisa maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aprillah, Ahmad. 2013 Implementasi Kurikulum 2013 dan Kesiapan Guru, Mataram:FKIP Unram (download).

[2] Kebijakan TIK dalam Kurikulum 2013 bagian 1

(6)

758 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

[3] Kebijakan TIK dalam Kurikulum 2013 bagian 2

http://video.kemdikbud.go.id/video/play/kebijakan-tik-dalam-kurikulum-2013-bagian-2 [4] Majumdar, Shyamal Ph.D. 2017. Modelling ICT Development in Education.

UNESCO-UNEVOC, International Centre, Bonn, Germany Email: s.majumdar@unesco.org [5] Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru [6] Peraruran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 18 A tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum

[7] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Kurikulum 2013

[8] Peraruran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah

[8] Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

[9] Rayandra, Asyhar 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press [10] Tim Dosen FKIP UMM . 2014. Profil Guru SMP se Malang Raya. (Research Block Grant

Gambar

Gambar 1. Peta jalan pelaksanaan dan indikator ketercapaian

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mampu menjelaskan yang dimaksud anatomi dan fsiologi pada sistem tubuh Dapat menguraikan pengertian sel, jaringan, organ dan sistema pada tubuh manusia dengan

(Studi Kasus Keluarga Single Parent di Desa Tangkilkulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan)” dalam penelitian tersebut dijelaskan mengenai tanggung jawab

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk mengetahui signifikansi hubung- an antara pengetahuan tentang ekosis- tem dengan sikap peduli lingkungan sis- wa;

Dari keeempat metode yang berhasil mempengaruhi kepadatan tikus sebanyak dua metode yaitu pemasangan single live trap dengan presentase keberhasilan dalam

Bibit kemukus berasal dari setek bertapak dan sulur panjat menghasilkan persentase daya tumbuh, panjang tunas, bobot kering tunas, jumlah akar, panjang akar dan bobot kering

SYAIKHUNA Volume 9 Nomor 1 Maret 2018 99 pengintegrasian yaitu model pembelajaran yang memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik berkebutuhan khusus pada

Penjelasan judul mengenai (pelaksanaan, talangan, porsi, haji,Bank Muamalat Indonesia). Rumusan masalah yaitu Bagaimana ketentuan dan syarat dalam pemberian talangan porsi

menyebabkan adanya simbol tertentu yang dimunculkan pada bangunam makam. Hadirnya perangkap ajaran Islami sebagai roh serta perangkat-perangkat lokal sebagai wadah