• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tim Penyusun:

Hendri C Wijaya Suhardi

Wahyu Pristiawan Buntoro Endi Gunardi

Yudistiro Dedy Firdaus Editor – Teks: Adiseno Editor- Layout: Suhardi Design Cover: Endi Gunardi

Setting: Font Tahoma 10, dicetak diatas kertas ukuran A5 dengan HP LaserJet 1160.

Hak cipta dipegang oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia. Jika menyunting isi buku ini mohon disebutkan pemegang hak cipta. Buku ini dapat diperbanyak tanpa ijin, kecuali untuk tujuan komersil harus mendapat ijin tertulis dari FPTI.

File dalam bentuk pdf dapat diakses di website FPTI.

(3)

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

KATA PENGANTAR vii

1. FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 1

1.1 PENDAHULUAN 1

1.2 TUGAS FPTI 1

1.3 KOMPETISI/KEJUARAAN 1

1.4 OFISIAL KOMPETISI 2

1.5 ORGANISASI FPTI 4

1.6 PENGDA FPTI, PENYELENGGARA, SPONSOR DAN MEDIA 4

2. ORGANISASI KOMPETISI 5

2.1 REKOMENDASI KOMPETISI 5

2.2 PERMOHONAN UNTUK MENYELENGGARAKAN SEBUAH KOMPETISI

YANG DIAKUI DAN DISETUJUI OLEH FPTI 6

2.3 FASILITAS-FASILITAS KOMPETISI 7

2.4 PANITIA PENYELENGGARA 8

2.5 DINDING PANJAT DAN PEMBUATAN JALUR 8

2.6 ZONA ISOLASI DAN AREA PEMANASAN 8

2.7 KESELAMATAN/SAFETY 9

2.8 PENGUKURAN KETINGGIAN DAN PENGATURAN WAKTU 11

2.9 PENGUMUMAN HASIL DAN TAYANGAN VIDEO 11

2.10 DAFTAR PESERTA KOMPETISI 12

2.11 PEREKAMAN VIDEO PADA JALUR KOMPETISI 12

2.12 FASILITAS MEDIS 13

2.13 TES ANTI-DOPING 13

2.14 SIARAN TELEVISI 13

2.15 FASILITAS MEDIA 13

2.16 UPACARA 14

2.17 BIAYA KOMPETISI, UANG HADIAH DAN PENGHARGAAN 14

2.18 ASURANSI 15

2.19 SERTIFIKAT PARTISIPASI 15

2.20 LAPORAN KOMPETISI 15

3. PENYELENGGARA KOMPETISI, ATLIT, TIM DAN OFISIAL 17

3.1 PENDAHULUAN 17

3.2 KUOTA TIM – PESERTA DAN OFISIAL 17

3.3 BATAS WAKTU PENDAFTARAN PESERTA 17

3.4 PERLENGKAPAN DAN PAKAIAN TIM 17

4 PRASARANA, SARANA DAN PERSONIL KOMPETISI 19

4.1 PENDAHULUAN 19

4.2 PENYEDIAAN PRASARANA KOMPETISI 19

4.3 PENYEDIAAN SARANA PERALATAN KOMPETISI 20

4.4 PENYEDIAAN FASILITAS MEDIS 21

(4)

5. PERATURAN UMUM KOMPETISI 23

5.1 KATEGORI KOMPETISI DAN NOMOR KOMPETISI 23

5.2 KESELAMATAN/SAFETY 24

5.3 PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN 25

5.3 PROSEDUR PENGUNDIAN DALAM KOMPETISI 25

5.4 PERTEMUAN TEKNIS (TECHNICAL MEETING) 26

6. PERATURAN KOMPETISI LEAD 27

6.1 PENDAHULUAN 27

6.2 OBSERVASI JALUR 27

6.3 PERCOBAAN PEMANJATAN 27

6.4 BELAYING DAN KESELAMATAN 27

6.5 PROSEDUR PEMANJATAN 28

6.6 PERINGKAT SETIAP BABAK KOMPETISI 29

6.7 KUOTA SETIAP BABAK KOMPETISI 30

7. PERATURAN KOMPETISI MULTIPITCH 31

7.1 UMUM 31

7.2 KESELAMATAN DAN BELAYING 31

7.3 PROSEDUR PEMANJATAN 31

7.4 JUMLAH ATLIT DAN BABAK KOMPETISI 32

7.5 PROSEDUR PENILAIAN 32

7.6 PERINGKAT SETIAP BABAK 33

7.7 PENGHENTIAN PEMANJATAN 33

7.8 ATURAN TAMBAHAN 33

8 PERATURAN KOMPETISI BOULDER 35

8.1 UMUM 35

8.2 PROSEDUR PEMANJATAN 36

8.3 PERINGKAT SETIAP BABAK 36

9 PERATURAN KOMPETISI SPEED 39

9.1 UMUM 39

9.2 JALUR PEMANJATAN 39

9.3 KESELAMATAN/SAFETY 39

9.4 PENGHITUNGAN WAKTU PEMANJATAN URUTAN PEMANJATAN 40

9.5 PENGUMUMAN HASIL 40

9.6 URUTAN PEMANJATAN DAN PERINGKAT ATLIT 40

9.7 DEMONSTRASI DAN PERIODE OBSERVASI 43

9.8 PROSEDUR PEMANJATAN 43

9.9 INSIDEN TEKNIS 44

10 PERATURAN KOMPETISI SPEED ESTAFET 45

10.1 UMUM 45

10.2 PROSEDUR PEMANJATAN SPEED ESTAFET 45

10.3 JUMLAH ATLIT DAN BABAK KOMPETISI 45

10.4 PENILAIAN KOMPETISI SPEED ESTAFET 46

11 KOMPETISI PANJAT TEBING TINGKAT NASIONAL, PROVINSI

DAN KABUPATEN/KOTA 47

11.1 PENGERTIAN 47

(5)

v

11.3 PERSYARATAN MENGIKUTI KOMPETISI 48

11.4 WAKTU PENYELENGGARAAN KOMPETISI 48

11.5 TANGGUNG JAWAB SETIAP ATLIT 48

11.6 TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA 48

12 KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS/KEJURDA) PANJAT TEBING FPTI 49

12.1 PENGERTIAN 49

12.2 KATEGORI DAN NOMOR KOMPETISI 49

12.3 KUOTA ATLIT DAN OFISIAL 49

12.4 PENGHARGAAN DALAM KEJURNAS/KEJURDA FPTI 50 12.5 NOMOR KOMPETISI DAN ALOKASI ATLIT PADA TIAP NOMOR KOMPETISI 50

12.6 BIAYA ADMINISTRASI PESERTA 51

12.7 LAIN-LAIN 52

13 KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS/KEJURDA) FPTI KELOMPOK UMUR 53

13.1 PENGERTIAN 53

13.2 PENGELOMPOKAN UMUR 53

13.3 KATEGORI DAN NOMOR KOMPETISI 53

13.4 KUOTA ATLIT DAN OFFISIAL 53

13.5 ALOKASI ATLIT PADA TIAP NOMOR KOMPETISI 54

13.6 BIAYA ADMINISTRASI PESERTA 54

13.7 LAIN-LAIN 54

14 SIRKUIT PANJAT TEBING INDONESIA 55

14.1 PENGERTIAN 55

14.2 PENYELENGGARAAN SIRKUIT 55

14.3 KATEGORI DAN NOMOR KOMPETISI 55

14.4 KUOTA ATLIT DAN OFISIAL 55

14.5 PENGHARGAAN PADA SETIAP SERI SIRKUIT 56

14.6 BIAYA ADMINISTRASI PESERTA 56

14.7 LAIN-LAIN 56

15 KEJUARAAN NASIONAL ANTAR PELAJAR 57

15.1 PENDAHULUAN 57

15.2 PEMBAGIAN KELOMPOK PELAJAR 57

15.3 OFISIAL KOMPETISI FPTI 57

15.4 KATEGORI DAN NOMOR KOMPETISI 58

15.5 KUOTA ATLIT DAN OFISIAL 58

15.6 ADMINISTRASI DAN PENDAFTARAN PESERTA 58

16 PERINGKAT FPTI 59

16.1 PENGERTIAN 59

16.2 FORMAT TAMPILAN 59

16.3 PERHITUNGAN DAN PENERBITAN PERINGKAT 59

16.4 TUTUP BUKU DAN AWAL BUKU 59

16.5 PENGHARGAAN 59

16.6 IMPLEMENTASI PERINGKAT FPTI 60

17 ADMINISTRASI KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS/(KEJURDA) FPTI DAN KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS/(KEJURDA) FPTI

KELOMPOK UMUR 61

17.1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 61

(6)

17.3 UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN 62

17.4 LAIN-LAIN 64

DAFTAR KATA DAN ISTILAH 65

APENDIKS

Lampiran 1 Tata Ruang Kompetisi 69

Lampiran 2 Spesifikasi Dinding Panjat 70

Lampiran 3 Topo Jalur Speed Rekor 71

Lampiran 4 Fasilitas Zona Isolasi 72

Lampiran 5 Form Permohonan untuk Even FPTI 73

Lampiran 6 Kesepakatan Mengenai Penyelenggaraan Kompetisi Antara FPTI

Dengan Penyelenggaraan 74

Lampiran 7 Biaya Kalender Kompetisi FPTI Dan Biaya Administrasi 75

Lampiran 8 Standarisasi Uang Hadiah 76

Lampiran 9 Form Permohonan Rekomendasi Kompetisi Panjat Tebing 77

Lampiran 10 Formulir Detail Kompetisi 78

Lampiran 11 Pernyataan Kesediaan 79

Lampiran 12 Renumerasi Honor Ofisial Kompetisi FPTI 80

Lampiran 13 Form Surat Tugas Ofisial Kompetisi FPTI 81

Lampiran 14 Lembar Hasil Pemanjatan 82

Lampiran 15 Lembar Hasil Pemanjatan Boulder 83

Lampiran 16 Lembar Hasil Pemanjatan Provisional 84

Lampiran 17 Lembar Hasil Pemanjatan Setiap Babak 85

Lampiran 18 Lembar Hasil Pemanjatan Setiap Babak Provisional 86

Lampiran 19 Lembar Hasil Akhir Kompetisi 87

Lampiran 20 Laporan Kompetisi 88

Lampiran 21 Laporan Pelaksanaan Kompetisi 90

Lampiran 22 Laporan Penyelenggaraan Kompetisi 91

Lampiran 23 Form Pendaftaran Kejurnas FPTI 92

Lampiran 24 Struktur Organisasi Kompetisi FPTI 93

Lampiran 25 Naskah Janji Atlit 94

Lampiran 26 Naskah Janji Juri 95

Lampiran 27 Naskah Do’a 96

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi FPTI ini adalah pengembangan dari Pedoman Kompetisi FPTI versi sebelumnya. Sebagian besar isinya diambil murni dari IFSC Rules 2007 dan ICC Hand Book Organiser 2005, yang diterbitkan secara terpisah oleh bidang Kompetisi FPTI, serta dokumen-dokumen baru yang terfokus pada peraturan Sport Climbing, dan tata cara penyelenggaraan Kompetisi Panjat Tebing. Peraturan-peraturan baru serta perubahan-perubahan yang telah ditambahkan pada pembaharuan tahunan komisi regulasi IFSC, ditambah sedikit penyesuaian-penyesuaian dari FPTI.

Kami berharap Pedoman Penyelenggaran Kompetisi FPTI 2010 ini dapat berguna bagi kemajuan dunia kompetisi panjat tebing nasional dan tentu saja bagi seluruh yang terlibat didalamnya (Pengda FPTI diseluruh Indonesia, para atlit dan tim ofisial, para penyelenggara kompetisi) dan semua pihak.

Jakarta, Januari 2010

FH.Mutter W.Pristiawan Buntoro

(8)
(9)

1

1

FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

1.1 PENDAHULUAN Federasi Panjat Tebing Indonesia (selanjutnya disingkat FPTI) bertanggung jawab terhadap administrasi serta pengembangan segala aspek yang berhubungan dengan olahraga dan kompetisi panjat tebing nasional. FPTI mempunyai kewenangan terhadap semua kompetisi panjat tebing nasional, seperti diatur dalam pasal 1.2 dibawah. Adapun tanggung jawab FPTI adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan pada semua aspek teknis dan aspek lain yang berhubungan dengan olahraga panjat tebing.

b. Menerima permohonan dari calon-calon penyelenggara untuk mengorganisir dan/atau menyelenggarakan kompetisi/kejuaraan.

c. Menyetujui permohonan tersebut berkenaan dengan kemajuan olahraga panjat tebing setelah menilai kemampuan pengorganisasian dan pendanaan.

d. Seluruh kompetisi yang telah disetujui atau disetujui dan diakui FPTI harus diselenggarakan dan dijalankan dengan benar berdasarkan pada peraturan dan aturan yang telah ditetapkan.

1.2 TUGAS FPTI

1.2.1 Mengenai organisasi kompetisi panjat tebing nasional, tugas-tugas FPTI adalah:

a. Menerima semua permohonan untuk menyelenggarakan kompetisi yang disetujui FPTI dan/atau, disetujui dan diakui FPTI.

b. Mengurusi semua hal, baik yang berhubungan dengan masalah umum maupun hal-hal teknis kompetisi panjat tebing disetujui FPTI dan/atau, disetujui dan diakui FPTI.

c. Menyebarkan semua informasi mengenai kompetisi yang diakui dan/atau diselenggarakan oleh FPTI.

d. Menyebarkan dan mensosialisasikan peraturan-peraturan kompetisi panjat tebing dan informasi-informasi penting lainnya.

e. Melakukan publikasi resmi mengenai semua hasil kompetisi, Peringkat Sirkuit Nasional dan Peringkat Berjalan Nasional dan informasi resmi lainnya.

1.3 KOMPETISI/KEJUARAAN

1.3.1 Hanya anggota FPTI, atau organisasi-organisasi khusus yang telah dikenal oleh FPTI yang diperbolehkan untuk mengajukan permohonan menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diakui dan atau disetujui dan diakui oleh FPTI.

1.3.2 Kompetisi panjat tebing nasional yang memerlukan rekomendasi untuk disetujui atau disetujui dan diakui FPTI adalah sebagai berikut:

a. Jenis Kejuaraan, yang terdiri dari: i. Terbuka.

ii. Militer.

iii. Kelompok Umur. iv. Pelajar.

b. Tingkat Kejuaraan, yaitu: i. Nasional.

ii. Regional (beberapa provinsi yang berada dalam satu wilayah). iii. Provinsi/Daerah.

iv. Kabupaten/Kota.

c. Kejuaraan/kompetisi yang harus direkomendasi FPTI, yaitu: i. Sirkuit Nasional.

ii. Kejuaraan Nasional FPTI.

iii. Kejuaraan Nasional Kelompok Umur FPTI. iv. Kejuaraan Nasional Antar Pelajar. v. Kompetisi Regional.

(10)

viii. Kejuaraan Daerah / Sirkuit Daerah. ix. Even Kompetisi Nasional dan Daerah.

1.3.3 Dalam suatu kejuaraan/kompetisi dapat terdiri dari lebih dari satu jenis atau tingkat kejuaraan/kompetisi.

1.3.4 Hanya atlit pemegang Kartu Identitas FPTI (A1 atau A0) yang masih berlaku yang berhak mengikuti kejuaraan/kompetisi yang disetujui dan diakui oleh FPTI dan menjadi dasar penghitungan peringkat Nasional.

1.4 OFISIAL KOMPETISI FPTI

1.4.1 FPTI mempunyai hak untuk secara resmi menentukan Ofisial Kompetisi dalam setiap kejuaraan/kompetisi yang diakui FPTI, sesuai ayat 1.4.2

1.4.2 Ofisial Kompetisi FPTI terdiri dari: a. FPTI Delegate, dan

b. Juri Kompetisi, yang terdiri dari: i. Jury President

ii. Category Judge iii. Chief Routesetter iv. Route Judge

1.4.3 Hak dan wewenang Ofisial Kompetisi. a. FPTI Delegate

i. Adalah pejabat FPTI yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan aspek teknis dan nonteknis dalam suatu kejuaraan/kompetisi.

ii. Mempunyai kewenangan penuh untuk memastikan bahwa semua fasilitas dan pelayanan telah disediakan oleh penyelenggara kompetisi (seperti: pendaftaran atlit dan lainnya, pelayanan medis, media dan sebagainya) yang sesuai dengan peraturan FPTI.

iii. FPTI Delegate mempunyai hak untuk menghadiri setiap pertemuan dengan penyelenggara kompetisi.

iv. Pada setiap rapat terkait dengan kompetisi dan penjurian, FPTI Delegate mempunyai kapasitas sebagai penasehat.

v. Jika Jury President berhalangan atau belum tiba di area kompetisi, FPTI Delegate akan bertindak atas nama Jury President di dalam area kompetisi.

vi. Mengkoordinir masalah teknis dan non-teknis kompetisi selama berlangsungnya kejuaraan/kompetisi.

vii. FPTI Delegate harus membuat laporan kompetisi secara detil kepada FPTI. b. Jury President

i. Mempunyai kualifikasi yang sesuai sebagai juri dalam kompetisi. Kualifikasi yang bersangkutan sebagai juri ditetapkan tersendiri oleh FPTI.

ii. Jury President memiliki kewenangan penuh di dalam daerah kompetisi (lay out Zona Kompetisi lihat Lampiran 1), termasuk yang berkaitan dengan aktivitas media massa dan semua pihak lain yang telah ditunjuk oleh penyelenggara.

iii. Jury President mempunyai kewenangan mencakup semua aspek dari jalannya kompetisi dan memimpin semua rapat dan pertemuan resmi lainnya.

iv. Memimpin pertemuan teknis (technical meeting) atau pertemuan penyelenggaraan (organizational meeting) dengan penyelenggara kompetisi, ofisial tim, atlit dan pihak lain. v. Jury President diwajibkan untuk membuat laporan lengkap mengenai teknis jalannya

kompetisi kepada FPTI dengan format yang sudah ditetapkan oleh FPTI.

vi. Memberi penilaian terhadap calon Juri Kompetisi yang sedang menjalani tahap akhir dari program pelatihan atau sertifikasi kualifikasi nasional.

c. Category Judge

i. Mempunyai kualifikasi yang sesuai sebagai Juri kompetisi. Kualifikasi yang bersangkutan sebagai juri ditetapkan tersendiri oleh FPTI.

(11)

3

ii. Category Judge adalah seorang Wasit Nasional yang ditunjuk oleh FPTI untuk membantu Jury President dalam menjalankan semua aspek penjurian dalam suatu kejuaraan/kompetisi.

iii. Category Judge dibantu oleh Wasit Jalur (Route Judge) dan/atau Wasit Boulder (Boulder Judge) untuk kategori Boulder.

d. Chief Routesetter

i. Mempunyai kualifikasi yang sesuai sebagai pembuat jalur (routesetter) dalam kompetisi. Kualifikasi yang bersangkutan sebagai juri ditetapkan tersendiri oleh FPTI.

ii. Bertanggung jawab untuk memeriksa standar teknis dan keselamatan dari setiap jalur atau Boulder Problem dalam suatu kompetisi.

iii. Chief Routesetter bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengkoordinasikan semua aspek yang berhubungan dengan pembuatan dan pengaturan jalur yang akan digunakan dalam kompetisi, termasuk desain dari setiap jalur, pemasangan tumpuan dan peralatan lain yang berhubungan dengan peraturan kompetisi.

iv. Chief Routesetter dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa pembuat jalur (tim routesetting).

v. Memberi masukan Jury President pada setiap permasalahan teknis dalam area kompetisi. vi. Menyiapkan dan menyusun topo jalur Lead lengkap dengan nilai, memberi masukan

penentuan posisi kamera serta menentukan alokasi waktu pemanjatan untuk setiap jalur. vi. Memberi penilaian terhadap calon Juri Kompetisi dan calon Routesetter yang sedang

menjalani tahap akhir dari program pelatihan atau sertifikasi kualifikasi nasional.

vii. Chief Routesetter diwajibkan untuk membuat laporan lengkap mengenai semua jalur yang dipergunakan dalam kompetisi kepada FPTI dengan format yang sudah ditetapkan oleh FPTI.

e. Route Judge (Juri Jalur)

Route Judge bertugas membantu tugas penjurian dan bertanggung jawab pada Category Judge. FPTI Delegate, Jury President, Category Judge, Chief Routesetter dan Route Judge (Juri Jalur) bersama-sama tergabung dalam Juri Kompetisi FPTI (FPTI Judge)

1.4.4 Ofisial Kompetisi yang bertugas wajib mendapat surat mandat penugasan dari FPTI.

1.4.5 Penyelenggara wajib menyediakan personil untuk membantu Jury President dan Chief Routesetter sesuai kebutuhan atas pembiayaan dan tanggungjawab penyelenggara. Struktur Organisasi Kompetisi sesuai Lampiran 24.

1.4.6 Penerbitan Surat Tugas

a. FPTI mempunyai kewenangan untuk menerbitkan Surat Tugas kepada Ofisial Kompetisi yang akan melaksanakan suatu kejuaraan/kompetisi.

b. Surat Tugas harus sudah diterbitkan paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sebelum tanggal pelaksanaan kejuaraan/kompetisi, format surat tugas sesuai Lampiran 13.

c. Surat Tugas dinyatakan sah jika ditanda tangani oleh salah seorang pejabat berikut: • Ketua Umum,

• Ketua Harian/Wakil Ketua Umum, • Sekretaris Umum.

1.4.7 Mekanisme Penunjukkan Ofisial Kompetisi

Mengacu pada ayat 1.4.6 di atas, mekanisme Penugasan Ofisial Kompetisi adalah sebagai berikut: a. FPTI Delegate.

Adalah orang pribadi anggota pengurus FPTI yang mengerti dan memahami seluruh peraturan yang ada dalam Peraturan Kompetisi Panjat Tebing dan Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi Panjat Tebing termasuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FPTI, tapi tidak perlu mempunyai kualifikasi sebagai Juri Kompetisi FPTI.

i. Untuk kejuaraan/kompetisi tingkat Kabupaten/Kota dan provinsi, penerbitan Surat Tugas FPTI Delegate, menjadi kewenangan Pengurus Daerah FPTI.

ii. Untuk kejuaraan/kompetisi tingkat Regional dan Nasional penerbitan Surat Tugas FPTI Delegate menjadi kewenangan Pengurus Pusat FPTI.

(12)

iii. Surat Tugas untuk FPTI Delegate dapat disatukan dengan Surat Tugas untuk Juri Kompetisi.

b. Juri Kompetisi.

i. Setelah menerima Surat Rekomendasi Kompetisi (lihat pasal 2), berkaitan dengan Juri Kompetisi (Jury President, Chief Routesetter), Penyelenggara melakukan koordinasi dengan Pengurus Daerah FPTI untuk menentukan nama Ofisial Kompetisi. Daftar nama dapat dilihat di website FPTI.

ii. Berdasarkan daftar nama tersebut diatas dan masukan dari Pengda FPTI, Penyelenggara menentukan Ofisial Kompetisi (selain FPTI Delegate) yang akan menangani kejuaraan/kompetisi yang akan diselenggarakan. Selanjutnya penyelenggara mengajukan secara resmi kepada FPTI.

iii. Selanjutnya FPTI akan menerbitkan Surat Tugas kepada Ofisial Kompetisi.

iv. Untuk kompetisi tingkat Kabupaten/Kota dan provinsi penerbitan Surat Tugas menjadi kewenangan Pengda FPTI, sedangkan untuk Kejuaraan/kompetisi tingkat Regional dan Nasional penerbitan Surat tugas menjadi kewenangan Pengurus pusat FPTI.

v. Semua biaya yang timbul dari penunjukkan dan penugasan Ofisial Kompetisi menjadi tanggung jawab Penyelenggara kecuali Kejurnas FPTI akan diatur tersendiri.

1.4.8 Renumerasi Ofisial Kompetisi.

a. Semua biaya yang timbul berkaitan dengan penunjukkan dan penugasan Ofisial Kompetisi, terkecuali Kejurnas FPTI, Pra PON dan PON menjadi tanggung jawab Penyelenggara. b. Biaya dimaksud diantaranya adalah transport menuju tempat kompetisi pergi-pulang, honor

selama kegiatan kompetisi, akomodasi dan konsumsi selama kejuaraan/kompetisi berlangsung.

c. Standar honor Ofisial Kompetisi diatur dalam Lampiran 12 Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi FPTI.

1.5 ORGANISASI FPTI

1.5.1 FPTI telah diakui sebagai federasi anggota oleh Komite Olah Raga Nasional (KON) dan Komite Olahraga Internasional (KOI). FPTI juga merupakan anggota dari International Federation Sport Climbing (IFSC) dan Union Internationale Des Associations D’Alpinisme (UIAA)

1.5.2 Struktur organisasi FPTI digambarkan secara terperinci dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

1.6 PENGDA FPTI, PENYELENGGARA, SPONSOR DAN MEDIA

1.6.1 Adalah merupakan tanggung jawab dari Pengda FPTI, semua penyelenggara kompetisi dan mereka yang berhubungan dengan kompetisi yang disetujui FTPI dan/atau disetujui dan diakui FPTI, baik bekerja secara langsung maupun bekerja sama dengan FPTI, penyelenggara kompetisi, harus:

a. Secara sukarela menerima bahwa promosi, pengembangan dan administrasi yang berhubungan dengan kompetisi panjat tebing dikontrol sepenuhnya oleh FPTI.

b. Menjamin bahwa tidak ada bantuan keuangan atau perjanjian lain yang akan diterima organisasi (misal;televisi, sponsor kompetisi, dll), yang dikhawatirkan akan menimbulkan konflik dengan perjanjian yang telah dibuat dengan FPTI tanpa terlebih dahulu mengajukan permohonan tertulis kepada FPTI.

c. Setiap saat meminta nasehat dan persetujuan dari FPTI berkenaan dengan segala keputusan yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama dari olahraga (panjat tebing).

Penyelenggara tidak diperkenankan menggunakan suatu nama selain yang diakui oleh FPTI (misalnya; Sirkuit Nasional FPTI, Kejuaraan Nasional FPTI). Segala perubahan atau penambahan yang dicantumkan dalam semua dokumen resmi (termasuk iklan) tunduk pada ketetapan FPTI. Logo FPTI harus dicantumkan dalam semua dokumen resmi, termasuk lembar hasil press release, dll.

(13)

5

2

ORGANISASI KOMPETISI

2.1 REKOMENDASI KOMPETISI

2.1.1 Surat Rekomendasi Kompetisi Panjat Tebing (SRK) akan diklasifikasikan menjadi: a. Kompetisi yang disetujui.

Yaitu semua kompetisi yang memenuhi standar minimal pelaksanaan kompetisi sesuai dengan Peraturan Kompetisi serta Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi Panjat Tebing.

b. Kompetisi yang disetujui dan diakui.

Yaitu semua kompetisi yang disetujui dan memenuhi standar Pelaksanaan Kompetisi sesuai dengan Peraturan Kompetisi serta Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi panjat Tebing dan memenuhi kriteria untuk masuk kedalam salah satu seri Sirkuit Nasional, serta dijadikan dasar penghitungan Peringkat Nasional.

2.1.2 Suatu kompetisi akan mendapat Surat Rekomendasi Kompetisi (SRK) untuk menjadi kompetisi yang disetujui, Penyelenggara harus memenuhi aturan sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan penyelenggaraan kompetisi secara tertulis (format Permohonan Rekomendasi Kompetisi Panjat Tebing dan Formulir Detil Kompetisi sesuai Lampiran 9 dan Lampiran 10) kepada FPTI dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pembukaan kompetisi.

b. Formulir Permohonan SRK yang sudah lengkap harus sudah diterima paling lambat 60 (enampuluh) hari kerja sebelum tanggal pembukaan kompetisi.

c. Melampirkan rekomendasi tertulis penyelenggaraan kegiatan dari organisasi induk dimana Penyelenggara bernaung.

d. Melampirkan Pernyataan Kesediaan (dengan format sesuai Lampiran 6 dan 11) bermaterai cukup yang isinya akan:

i. Menyelenggarakan kompetisi sesuai dengan peraturan kompetisi yang berlaku. ii. Menanggung biaya transport, akomodasi, dan honor Ofisial Kompetisi selama

kompetisi berlangsung yang besarnya disepakati secara tertulis antara Penyelenggara dan masing-masing Ofisial Kompetisi.

iii. Membuat dan mengirim Laporan Resmi Kegiatan kepada FPTI paling lambat 14 (tiga puluh) hari sejak tanggal penutupan kompetisi.

iv. Memenuhi janji untuk memberikan hadiah sebesar yang disebutkan. v. Membayar uang administrasi rekomendasi kompetisi kepada FPTI sebesar: 1. Rp1.000.000 (satu juta rupiah) untuk kompetisi tingkat nasional dan, 2. Rp500.000 (lima ratus ribu rupiah) untuk kompetisi tingkat provinsi , 3. Rp250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk kompetisi tingkat kabupaten/kota.

e. Pembayaran uang administrasi dilakukan pada saat serah terima surat rekomendasi.

2.1.3 Suatu kompetisi akan mendapat Surat Rekomendasi Kompetisi untuk menjadi kompetisi yang disetujui FPTI dan/atau disetujui dan diakui FPTI, Penyelenggara harus memenuhi aturan sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan penyelenggaraan kompetisi secara tertulis (Format surat permohonan dan Form Detil Kompetisi sesuai Lampiran 5 dan 9) kepada FPTI pada saat diselenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FPTI, atau mengajukan permohonan tertulis dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan sebelum tanggal pembukaan kompetisi. b. Mengembalikan Formulir Permohonan SRK yang sudah lengkap ke FPTI paling lambat 5

(lima) bulan setelah permohonan penyelenggaraan even disetujui.

c. Melampirkan rekomendasi tertulis penyelenggaraan kegiatan dari organisasi induk dimana Penyelenggara bernaung.

d. Prosedur pengajuan permohonan Even sesuai Pasal 2.2. dibawah ini.

e. Melampirkan Pernyataan Kesediaan (dengan format sesuai Lampiran 6 dan 11) bermaterai cukup yang isinya akan:

i. Menyelenggarakan kompetisi sesuai dengan peraturan kompetisi yang berlaku.

ii. Menanggung biaya transport, akomodasi, dan honor Ofisial Kompetisi selama kompetisi berlangsung yang besarnya disepakati secara tertulis antara Penyelenggara dan masing-masing Ofisial Kompetisi.

iii. Membuat dan mengirim Laporan Resmi Kegiatan kepada FPTI paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tenggal penutupan kompetisi.

iv. memenuhi janji untuk memberikan hadiah sebesar yang disebutkan. v. Membayar uang administrasi rekomendasi kompetisi kepada FPTI sebesar:

(14)

1. Rp1.000.000 (satu juta rupiah) untuk kompetisi tingkat nasional dan 2. Rp500.000 (lima ratus ribu rupiah) untuk kompetisi tingkat provinsi

3. Rp250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk kompetisi tingkat kabupaten/kota. f. Pembayaran uang administrasi dilakukan pada saat serah terima surat rekomendasi.

2.1.4 Distribusi uang Administrasi:

a. Untuk kompetisi tingkat nasional: 40% untuk Pengurus Pusat FPTI, masing-masing 30% untuk Pengurus Daerah FPTI dan 30% untuk Pengurus Cabang FPTI tempat kompetisi akan dilaksanakan.

b. Untuk kompetisi tingkat provinsi : 40% untuk Pengurus Daerah FPTI dan 60% untuk Peng-urus Cabang FPTI tempat kompetisi akan dilaksanakan.

c. Untuk kompetisi tingkat kabupaten/kota: 100% untuk Pengurus Cabang FPTI tempat kompetisi akan dilaksanakan.

2.1.5. Penerbitan Surat Rekomendasi Kompetisi (SRK):

a. Penerbitan SRK merupakan wewenang dari FPTI. Untuk itu FPTI dapat melakukan peninjauan lapangan berkaitan dengan sarana kompetisi, kesiapan Penyelenggara, dan aspek lain berkaitan dengan kompetisi yang akan diselenggarakan. Biaya perjalanan ke tempat kompetisi pergi-pulang, akomodasi, dan konsumsi berkaitan dengan peninjauan lapangan ini menjadi tanggung jawab Penyelenggara yang mengajukan permohonan kompetisi.

b. SRK akan diterbitkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah formulir yang

telah diisi lengkap diterima dan semua syarat dipenuhi. c. Penerbitan SRK:

i. Tingkat nasional dan regional, termasuk untuk kelompok umur, SRK akan diterbitkan oleh Pengurus Pusat FPTI.

ii. Tingkat provinsi , termasuk kelompok umur, SRK diterbitkan oleh Pengurus Daerah FPTI provinsi tempat kompetisi akan dilaksanakan.

iii. Tingkat kabupaten/kota, termasuk kelompok umur, SRK diterbitkan oleh Pengurus Cabang FPTI kabupaten/kota tempat kompetisi akan dilaksanakan. Jika Pengurus Cabang FPTI di kabupaten/kota dimaksud belum ada, maka penerbitan SRK dilakukan oleh Pengurus Daerah FPTI Provinsi tempat kompetisi akan dilaksanakan.

iv. Penerbitan SRK wajib memperhatikan jeda waktu antara satu kompetisi dengan kompetisi lainnya yang setingkat (nasional, provinsi, kabupaten/kota) yaitu minimal 3 (tiga) hari. 2.2 PERMOHONAN UNTUK MENYELENGGARAKAN KOMPETISI YANG DIAKUI FPTI

2.2.1 Suatu federasi anggota (Pengda FPTI) harus membuat sebuah permohonan kepada FPTI dengan menggunakan formulir permohonan resmi (lihat Lampiran 5 dan 9). Hal ini berlaku untuk semua even yang disetujui dan/atau disetujui dan diakui oleh FPTI. FPTI membuat suatu klasifikasi antara jenis-jenis persetujuan yang diberikan untuk masing-masing kompetisi: suatu even mungkin dimasukkan dalam Kalender Resmi FPTI sebagai kompetisi yang DISETUJUI atau kompetisi yang DISETUJUI dan DIAKUI, hanya kompetisi yang disetujui dan diakui (termasuk Master) yang akan diperhitungkan untuk peringkat berjalan nasional. Sebuah kompetisi yang akan disetujui dan diakui namun bukan merupakan salah satu seri Sirkuit Nasional atau Kejurnas FPTI resmi, harus memenuhi kriteria berikut:

a. Mengikuti peraturan-peraturan teknis FPTI.

b. Mengirim undangan dan atau informasi-informasi resmi lainnya (melalui Pengda/Pengprov FPTI) sesuai dengan yang akan dijalankan.

(15)

7

Even-Even Nasional

Bulan April

2010

Keinginan,Jenis even, federasi dan

penyelenggara, tanggal even

Juli

Konfirmasi keinginan

September

Batas waktu, pengembalian

formulir permohonan yang

terperinci. Jika tidak, even tidak

akan tercantum dalam kalender

FPTI tahun yang akan datang

Even 2011

Mandatory

Even 2012

Even istimewa

Boleh

mengajukan

permohonan

untuk 2012 dan

2013 (kontrak 2

tahun)

Even 2013

Even istimewa

Boleh juga

mengajukan

mengajukan

untuk 2013-2015

2.2.3 Sebelum persetujuan FPTI diberikan, venue kompetisi dan fasilitas-fasilitas yang terkait (antara lain; jika itu adalah even baru) yang diajukan, mungkin akan diinspeksi oleh FPTI Delegate dan/atau Chief Routesetter. Biaya perjalanan, akomodasi dan biaya inspeksi yang disetujui dan diakui ditanggung oleh federasi anggota FPTI yang mengajukan penyelenggaraan kompetisi. 2.2.4 Selanjutnya, kontrak dan faktur untuk setiap even dikirim kepada calon penyelenggara. Faktur-

faktur yang tidak terbayar dan kontrak -kontrak yang tidak ditanda tangani bisa menyebabkan dibatalkannya even tersebut. Jika disetujui dan diakui maka even akan masuk kalender sementara yang disetujui dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FPTI. Batas waktu untuk kalender tahun- tahun selanjutnya adalah 30 September pada tahun berjalan.

2.2.5 Kompetisi Regional akan diatur oleh Pengda-Pengda yang menyelenggarakan dan pelaksanaannya menyesuaikan dengan Kalender Nasional.

2.3 FASILITAS KOMPETISI

Penyelenggara berkewajiban menyediakan minimal fasilitas-fasilitas berikut sesuai dengan ketetapan –ketetapan yang mengatur fasilitas tersebut:

2.3.1 Sekretariat Kepanitiaan dan, 2.3.2 Sekretariat Kompetisi.

2.3.3 Ruang Isolasi dan fasilitas-fasilitas pendukungnya.

2.3.4 Meja registrasi Ruang Isolasi untuk mendata semua orang yang masuk dan keluar. 2.3.5 Zona Isolasi.

2.3.6 Dinding pemanasan.

2.3.7 Zona Transit yang letaknya berdekatan dengan dinding panjat.

2.3.8 Zona Isolasi Khusus berdekatan dengan dinding panjat yang akan digunakan jika terjadi insiden teknis. Harus diyakinkan bahwa aturan isolasi terjaga jika dua atau lebih atlit ada di ruang ini pada saat bersamaan.

2.3.9 Daerah Kompetisi yang diberi pembatas khusus di depan dinding panjat yang untuk memasukinya terbatas untuk:

a. Para Ofisial Kompetisi FPTI.

b. Panitia resmi yang mendapat ijin dari Jury president.

c. Atlit yang sedang dalam waktu pengamatan jalur atau yang sedang dalam proses pemanjatan. d. Pihak media massa yang resmi mendapat ijin dari Jury President dan orang-orang yang secara

khusus ditentukan oleh FPTI delegate.

2.3.10 Pengukur ketinggian dan papan pengumuman hasil lomba.

2.3.11 Ruang medis dan mobil ambulan untuk penanganan awal kesehatan atau kecelakaan . 2.3.12 Kantor FPTI lengkap dengan fasilitas pemutar-ulang (video playback).

2.3.13 Ruang pers (press room);

Detail fasilitas kompetisi diatur secara lengkap pada Bab 3 Prasarana, Sarana dan Personil Kompetisi

(16)

2.4 PANITIA PENYELENGGARA

Penyelenggara berkewajiban menyediakan personil berikut:

2.4.1 Ketua Panitia yang melakukan pengorganisasian masalah non-teknis kompetisi. 2.4.2 Petugas berikut yang akan membantu Ketua Panitia berkaitan dengan:

a. Kegiatan sebelum kompetisi, pembangunan dinding panjat dan fasilitas pendukung lainnya. b. Penyambutan kedatangan utusan FPTI, atlit , ofisial, dan Ofisial Kompetisi.

c. Pencatatan dan pengontrolan orang yang keluar-masuk Ruang Isolasi. d. Keamanan Ruang Isolasi dan Daerah Kompetisi.

e. Pendampingan atlit sejak meninggalkan Ruang Isolasi menuju Ruang Transit dan dinding kompetisi.

f. Pengorganisasian acara pembukaan dan penutupan.

2.4.3 Route Judge (Juri Jalur) jika diperlukan untuk membantu Category Judge, termasuk untuk pencatat waktu.

2.4.4 Tim Belayer yang kompeten, terdiri atas para belayer yang terlatih menurut tata cara kompetisi. 2.4.5 Tim Pemelihara dan Pembersihan Jalur pemanjatan (Wall Maintenance).

2.4.6 Tim Routesetting dan perawatan dinding panjat, termasuk konstruksinya. 2.4.7 Tim Perekaman video dan pemutaran video.

2.4.8 Tim Pengukuran ketinggian dan pencatatannya.

2.4.9 Tim Penanganan kecelakaan dan kesehatan darurat yang terdiri dari minimal seorang dokter dan dua orang paramedik.

2.4.10 Pengamanan yang cukup di semua tempat yang terkait dengan kompetisi tidak hanya terbatas di tempat penginapan atlit dan ofisial, tempat parkir kendaraan, jika dianggap perlu dapat melibatkan pihak berwajib.

2.4.11 Utusan Pers dan Media.

Personil pendukung dalam suatu kompetisi diuraikan pada Pasal 3.5 2.5 DINDING PANJAT DAN PEMBUAT JALUR

2.5.1 Dinding panjat: Dinding panjat dan/atau boulder harus dibuat sesuai dengan ketetapan IFSC (EN 12572) yang mengatur tentang pembuatan dinding panjat dan ketentuan FPTI. Federasi penyelenggara harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua sertifikat (yang diminta oleh EN 12572 dan undang-undang lokal lainnya) disediakan oleh perusahaan pembuat dinding panjat, dan dinding panjat dan atau boulder tersebut dibangun dengan memenuhi aturan IFSC (EN 12572), FPTI dan aturan lokal yang lain, yang mengatur bangunan semacam ini (lebih jelasnya lihat Lampiran 2)

a. FPTI setelah berkonsultasi dengan penyelenggara akan menunjuk Chief Routesetter beserta tim routesetting.

Tugas-tugas dari Chief Routesetter meliputi:

i. Merancang jalur-jalur untuk masing-masing babak dalam kompetisi, memasang tumpuan (holds) dan titik-titik pengaman serta peralatan untuk setiap jalur sesuai dengan ketetapan FPTI, mengecek bahwa jalur-jalur tersebut memenuhi standar teknis dan mengikuti ketetapan keselamatan FPTI.

ii. Mengkoordinr kerja dari para asisten pembuat jalur dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerjaan dan prosedur keselamatan senantiasa diperhatikan baik selama pendirian dan pembongkaran dinding maupun selama berjalannya kompetisi. iii. Memperbaiki dan membersihkan jalur sebagaimana diperintahkan oleh Category Judge. iv. Merancang, memasang dan memelihara fasilitas-fasilitas pemanasan.

v. Membantu tim scoring dan atau Route Judge / Category Judge dalam menyusun topo jalur (sketsa topografi: bentuk permukaan dinding dan lintasan jalur) untuk masing-masing jalur (lihat juga Lampiran 3).

vi. Memberikan masukan kepada Category Judge untuk masing-masing jalur dalam memposisikan kamera video.

vii. Memberikan masukan kepada Jury President dan Category Judge untuk masing-masing jalur dalam menentukan waktu maksimal atlit dalam menyelesaikan setiap jalur.

2.6 ZONA ISOLASI DAN AREA PEMANASAN

2.6.1 Zona isolasi harus terdiri atas 2 area yang saling berdekatan (lihat juga Lampiran 1): a. Sebuah area untuk istirahat dan makan-minum.

(17)

9

Tidak boleh ada akses ke telepon umum bagi para peserta kompetisi.

Ukuran tempat harus cukup untuk menampung dengan nyaman semua peserta kompetisi yang akan bertanding dalam satu babak kompetisi beserta peralatan mereka.

Area tersebut harus bertemperatur minimal 20 derajat Celcius. Area ini meliputi: i. Fasilitas ganti seragam dan toilet baik untuk peserta laki-laki maupun perempuan. ii. Alas duduk/kursi-kursi untuk para peserta melakukan stretching dan bersantai. iii. Daftar atlit untuk babak kompetisi yang akan dipertandingkan.

iv. Adalah penting untuk menyediakan ruangan terpisah untuk merokok. Merokok tidak diperbolehkan selain di ruangan tersebut.

2.6.2 Area Pemanasan

a. Dinding pemanasan yang tersedia minimal 1 meter persegi per peserta yang ada dalam suatu babak yang akan dipertandingkan, dengan ukuran mutlak minimal 60 meter persegi.

b. Tumpuan (Hold ) pada dinding pemanasan jenisnya harus sama seperti yang dipakai pada dinding kompetisi.

c. Demi alasan keselamatan, peserta kompetisi seharusnya tidak mempunyai akses ke kerangka penyangga dinding.

d. Tinggi dinding seharusnya tidak lebih dari 4 meter atau kurang dari 2 meter, dan harus dilengkapi dengan matras yang sesuai di bawah permukaan dinding.

e. Permukaan dinding seharusnya bervariasi mulai dari vertical sampai horizontal dengan mayoritas kemiringan dinding lebih dari 10 derajat. Banyaknya dinding yang kemiringannya horizontal harus mencerminkan jumlah yang terdapat pada dinding utama kompetisi.

f. Kekencangan tumpuan (hold) pada dinding pemanasan harus senantiasa dijaga. 2.7 KESELAMATAN/SAFETY

2.7.1 Penyelenggara harus bertanggung jawab untuk menjaga semua keamanan dan keselamatan di dalam zona isolasi zona transit, area kompetisi, aula kompetisi, dan untuk semua aktifitas yang berkaitan dengan berlangsungnya kompetisi.

2.7.2 Jury President, dengan berkonsultasi dengan Chief Routesetter, mempunyai wewenang penuh berkenaan dengan suatu keraguan akan keselamatan di dalam area isolasi maupun kompetisi, termasuk menunda pemberian ijin untuk memulai atau melanjutkan segala bagian dari kompetisi. Ofisial atau seseorang yang oleh Jury President dianggap telah melanggar atau, menurut Jury President terlihat telah menyalahi prosedur keselamatan akan dikenai pencopotan dengan segera dari tugas- tugas mereka dan/atau pengusiran dari area isolasi dan kompetisi.

2.7.2 Setiap jalur harus dirancang sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan jatuhnya seorang atlit, yang bisa:

a. Mencederai atlit

b. Mencederai atau mengganggu atlit lain.

2.7.3 Jury President, Category Judge dan Chief Routesetter akan memeriksa setiap jalur sebelum suatu babak kompetisi dimulai, untuk memastikan standar keselamatan terpenuhi.

Secara khusus, Category Judge dan Chief Routesetter akan:

a. Memastikan bahwa semua peralatan dan prosedur keselamatan memenuhi standar UIAA. b. Category Judge mempunyai wewenang untuk meminta penggantian dengan segera seorang

belayer (jika perlu menghentikan kompetisi dan mengumumkan adanya insiden teknis) dan petugas lain yang mereka rasa membahayakan standar keselamatan.

c. Demi kepentingan keselamatan, dan dengan berkonsultasi dengan Chief Routesetter dan Jury President, Category Judge dapat memutuskan perlu tidaknya tali pemanjatan dikaitkan pada titik pengaman pertama (dan bila dianggap perlu, titik pengaman yang lain). Namun diusahakan rancangan jalur dibuat sedemikian rupa sehingga tindakan pencegahan semacam itu tidak perlu.

2.7.4 Sebelum dimulainya setiap babak dalam sebuah kompetisi, Category Judge harus memastikan bahwa tenaga medis yang memenuhi syarat sudah hadir sehingga bisa melakukan tindakan dengan segera jika terjadi kecelakaan atau luka terhadap peserta kompetisi atau ofisial yang bekerja di dalam area kompetisi/zona isolasi.

2.7.5 Semua peralatan yang digunakan dalam sebuah kompetisi harus memenuhi standar UIAA kecuali kalau diatur secara khusus oleh FPTI atau, dalam situasi pengecualian, oleh Jury President melalui ijin yang diberikan oleh FPTI. Di antara syarat- syarat umum tersebut adalah:

Atlit harus menggunakan tali tunggal (single rope) yang diakui oleh UIAA yang disediakan oleh penyelenggara. Seberapa sering tali diganti, diputuskan oleh Category Judge.

(18)

Dalam situasi khusus, FPTI Delegate dapat diperintahkan oleh FPTI untuk membawa beberapa peralatan teknis untuk disediakan kepada penyelenggara, alat-alat (Maillon Rapide/MR, tali, dll) yang tidak tersedia di daerah mereka. FPTI akan meminta penyelenggara kompetisi untuk membayar harga alat-alat tersebut.

2.7.6 Kelengkapan jalur.

Tindakan untuk keselamatan berikut ini harus diperhatikan:

a. MR dan sling quickdraw. Setiap titik pengaman yang digunakan dalam suatu babak kompetisi harus dilengkapi dengan sling dan karabiner ‘quick-draw’ yang mana atlit akan mengaitkan tali. Kemungkinan berputarnya karabiner harus diminimalkan. Sambungan penghubung antara sling ‘quickdraw’ dengan titik pengaman harus memakai MR 10 mm yang diakui UIAA

b. Jika diperlukan sebuah sling quickdraw yang lebih panjang, harus menggunakan sling pita langsung (yang dijahit mesin) yang mempunyai kekuatan yang sama (atau lebih kuat) sebagai pengganti yang normal, quickdraw yang pendek. Pita perekat boleh digunakan untuk

menyatukan loop sling.

Bagaimanapun juga tidak dibenarkan memendekkan atau menyetel sling tersebut dengan memakai simpul, serta tidak dibenarkan memakai sambungan dari quickdraw-quickdraw normal (yang saling dihubungkan dengan MR, atau karabiner dengan atau tanpa pengunci). Tali yang disimpul atau sling pita (webing) juga tidak diijinkan untuk dipakai.

2.7.7 Belaying (penambatan): Pada saat dimulainya setiap pemanjatan pada sebuah jalur kompetisi: a. Harus memakai perlengkapan yang sesuai dengan ketetapan FPTI yang mengatur tentang

peralatan.

b. Tali pemanjatan harus diikatkan pada harness setiap atlit dengan menggunakan simpul ’8’ yang sudah terjamin sebagai simpul yang aman.

c. Sebelum atlit memulai pemanjatan mereka pada sebuah jalur, belayer harus mengecek (lebih baik di zona transit) bahwa tali sudah dikaitkan dengan benar pada harness atlit sesuai dengan 2.7.7 i dan 2.7.7 ii diatas, dan seat harness sudah dikencangkan dengan sempurna.

d. Sebelum membawa atlit menuju garis start suatu jalur, belayer harus memastikan bahwa tali telah tergulung sedemikian rupa sehingga siap untuk segera digunakan.

e. Kompetisi Lead: Category Judge, dengan berkonsultasi dengan Chief Routesetter, akan memutuskan apakah seorang belayer dibantu oleh seorang asisten pada awal sebuah jalur untuk menambah keselamatan bagi atlit selama mereka berada di bagian bawah suatu jalur pemanjatan.

2.7.8 Setiap tali akan dikendalikan oleh 2 belayer. Selama pemanjatan suatu jalur, para belayer harus senantiasa memperhatikan dengan cermat jalannya pemanjatan yang dilakukan oleh atlit untuk, memastikan:

a. Bahwa gerakan atlit tidak sampai terganggu dengan tali yang terlalu kencang.

b. Bahwa ketika atlit mengaitkan tali ke suatu titik pengaman, dia tidak terganggu dalam melakukannya, atau jika dia gagal dalam mengaitkan tali ke titik pengaman, kekendoran yang berlebihan pada tali segera ditarik.

c. Bahwa semua kasus jatuh dihentikan dengan cara yang dinamis dan aman.

d. Bahwa tidak ada kasus jatuh yang berlebihan yang dialami oleh atlit yang sedang di-belay. e. Bahwa perhatian istimewa diberikan untuk memastikan bahwa dalam menghentikan seorang

atlit yang jatuh, atlit tersebut jangan sampai mengalami luka yang disebabkan oleh suatu sisi dari bagian pelengkap atau bagian manapun dari dinding kompetisi.

2.7.9 Setelah mengaitkan tali ke titik pengaman (quickdraw) terakhir atau setelah dihentikan ketika terjatuh, atlit akan diturunkan ke bawah. Harus diperhatikan jangan sampai atlit terkena suatu peralatan yang terletak di tanah.

2.7.10 Pada saat atlit melepaskan tali dari harness mereka, belayer akan menarik tali ke bawah dengan cepat namun tanpa terlalu mengganggu ‘quickdraw’. Adalah tanggung jawab dari belayer untuk memastikan bahwa atlit segera mengosongkan zona pemanjatan secepat mungkin.

2.7.11 Category Judge punya wewenang untuk memerintahkan federasi/penyelenggara untuk mengganti seorang belayer kapan saja selama babak kompetisi sedang berlangsung. Jika sudah digantikan, belayer yang bersangkutan tidak akan diijinkan untuk bertugas mem-belay seorang atlit pada kompetisi tersebut.

2.7.12 Untuk memastikan bahwa seorang peserta kompetisi sedang tidak sehat untuk bertanding karena alasan tertentu (misalnya terluka atau sakit), Jury President mempunyai wewenang untuk dilakukannya check-up bagi atlit oleh dokter /paramedik yang akan mekukan tes fisik yang diakui. Jika, dari hasil tes tersebut, dokter berpendapat bahwa atlit tidak sehat, Jury President boleh

(19)

11

menghentikan peserta dari pertandingan. Jika kemudian terdapat bukti bahwa atlit tersebut telah sembuh, dia boleh meminta untuk menjalani lagi tes fisik yang diakui.

2.7.13 Bagaimanapun juga tidak akan ada tindakan khusus yang yang dilakukan atas permintaan seorang atlit , misalnya: turun dari titik top suatu jalur boulder dengan menggunakan tangga.

2.8 PENGUKURAN KETINGGIAN DAN PENGATURAN WAKTU

2.8.1 Federasi anggota / penyelenggara akan membentuk sebuah tim yang berpengalaman yang secara khusus bertanggung jawab untuk menyediakan pengukur ketinggian, penunjuk waktu dan layanan hasil untuk setiap babak kompetisi, jika tidak disediakan sendiri oleh FPTI.

2.8.2 Tim pengukur ketinggian, dengan berkonsultasi dan atas persetujuan dari Chief Routesetter, akan menyediakan sebuah sketsa topografi (‘Topo’) dari masing-masing jalur kompetisi yang menunjukkan posisi dan ketinggian (pada saat traverse, jarak sepanjang poros suatu jalur) dari setiap tumpuan (hold) dan titik pengaman pada suatu jalur. ‘Topo-topo’ tersebut hanya disediakan untuk Jury President dan Category Judge.

2.9 PENGUMUMAN HASIL DAN TAYANGAN VIDEO

2.9.1 Federasi anggota / penyelenggara harus memastikan bahwa sebuah sistem display informasi publik, yang meng-update perkembangan dari setiap atlit dan peringkat terkini dari atlit -atlit terpasang selama berlangsungnya kompetisi.

2.9.2 Pada saat atlit memasuki arena, akan diinformasikan nama dan asal dari atlit yang bersangkutan. Peringkat terkini dari masing-masing atlit harus ditampilkan secepat mungkin setelah atlit selesai melakukan pemanjatan pada suatu kategori lead.

2.9.3 Dalam boulder, hasil sementara (provisional) yang baru harus ditunjukkan setelah waktu pemanjatan selesai pada jalur boulder saat itu. Hasil sementara tersebut haruslah mendekati hasil yang sesungguhnya.

2.9.4 Jika selama kompetisi memakai layar video untuk rekaman live, disarankan untuk menggunakan 2 layar: 1 untuk hasil, 1 untuk rekaman gambar.

2.9.5 Pada akhir setiap babak kompetisi, Category Judge harus segera membuat sebuah daftar peringkat atlit yang lengkap. Setelah informasi tersebut dicek (dan bila perlu, dirubah) dan dengan segera hasil resmi disetujui secara tertulis oleh Category Judge dan Jury President, daftar peringkat terakhir harus dibuat dan siap untuk dipublikasikan.

2.9.6 Daftar Hasil Resmi: harus dibuat oleh tim pengukur ketinggian dan penunjuk waktu. Semua daftar hasil harus dalam bentuk tercetak, daftar atau bagian dari daftar yang ditulis tangan tidak diperbolehkan.

2.9.7 Daftar hasil dari masing-masing babak kompetisi harus dicetak pada lembar hasil yang diakui oleh FPTI dan harus meliputi informasi berikut:

a. Kop dan logo FPTI yang diakui.

b. Nama kompetisi (misalnya Sirkuit Nasional). c. Tempat kompetisi (misalnya Yogyakarta). d. Kategori kompetisi (misalnya Kompetisi Lead). e. Tanggal kompetisi.

f. Nama babak kompetisi (misalnya Final Putra).

g. Jika suatu babak kompetisi menggunakan 1 atau lebih jalur yang parallel, hasil untuk masing-masing jalur harus ditunjukkan dengan jelas (misalnya Jalur A).

h. Nama, status jabatan dan tanda tangan dari ofisial yang memimpin, misalnya: Jury President, Category Judge dan Route Judge.

i. Waktu pada saat peringkat dikeluarkan.

2.9.8 Daftar hasil akhir suatu babak harus meliputi informasi berikut: a. Susunan peringkat atlit dengan urutan menurun.

b. Nama belakang/keluarga (ditulis dengan huruf besar) setiap atlit,

c. Nama depan (kecuali huruf pertama, ditulis dengan huruf kecil) setiap atlit.

d. Kebangsaan setiap atlit dengan menggunakan undang-undang tiga-huruf yang diakui-IOC untuk masing-masing negara.

2.9.9 Daftar hasil akhir (pada akhir kompetisi) harus meliputi semua hal yang terdapat pada 2.9 di atas serta informasi tambahan sebagai berikut:

a. Setiap atlit yang telah bertanding, harus dicantumkan ketinggian/nilai yang dicapai pada setiap babak kompetisi sebelumnya di mana dia bertanding.

b. Hasil lengkap dari masing-masing babak kompetisi.

(20)

kecuali jika disetujui secara khusus oleh FPTI.

2.9.11 Setelah disetujuinya hasil untuk setiap babak kompetisi (termasuk babak final atau super-final), sebuah salinan hasil yang lengkap harus segera diserahkan kepada:

a. Jury President. b. Category Judge. c. FPTI Delegate.

d. Manajer tim, atau jika sebuah tim tidak mempunyai manager, atlit tim yang ditunjuk. e. Kantor Pers.

f. Petugas informasi publik.

g. Semua hasil resmi harus dikirim dalam waktu maksimum 15 hari setelah berakhirnya kompetisi, kepada competition@fpti-climbing.org (atau kepada alamat e-mail lainnya yang diberikan oleh FPTI) untuk segera dirilis pada website FPTI.

2.10 DAFTAR PESERTA KOMPETISI

2.10.1 Daftar peserta pada babak awal harus disusun dan diterbitkan dalam website FPTI 7 hari sebelum dimulainya kompetisi. Daftar tersebut bisa dirubah (yang disebabkan oleh ketidakhadiran dan pendaftaran tambahan) sampai pada saat technical meeting belum dimulai, sesuai dengan Peraturan Kompetisi dan dibagikan kepada mereka yang terdaftar sebagai peserta kompetisi pada suatu babak melalui manajer tim, daftar tersebut juga dipasang pada papan pengumuman resmi dan papan pengumuman lainnya (misalnya di hotel-hotel utama dimana manajer tim dan para peserta kompetisi menginap).

Daftar atlit untuk setiap babak berikutnya harus disusun dalam waktu 30 menit setelah suatu babak selesai dipertandingkan, sesuai dengan ketetapan -ketetapan yang sama seperti di atas. 2.10.2 Setiap daftar atlit juga harus berisi informasi mengenai babak yang akan dipertandingkan, di

antaranya:

a. Waktu dibuka dan ditutupnya zona isolasi untuk babak yang akan dipertandingkan. b. Waktu dimulainya babak kompetisi tersebut.

c. Segala informasi lainnya yang disetujui oleh FPTI dan atau Jury President. 2.10.3 Metode Penyusunan Daftar Atlit :

a. Jika babak awal sebuah kompetisi dilaksanakan dengan jalur atau sekumpulan boulder tunggal, urutan pemanjatan harus kebalikan dari peringkat Nasional pada saat itu.

b. Jika babak awal sebuah kompetisi dilaksanakan dengan dua atau lebih jalur atau sekelompok boulder yang sama, atlit harus ditempatkan pada masing-masing jalur atau sekelompok boulder dari babak tersebut sesuai dengan:

• Berdasarkan posisi masing-masing atlit dalam Peringkat Nasional terkini, misalnya: secara bertahap, para atlit yang mempunyai peringkat dalam Peringkat Nasional harus ditempatkan secara berurutan di antara jalur-jalur tersebut.

• Atlit yang tidak masuk peringkat akan ditempatkan pada masing-masing jalur dengan cara dipilih acak sedemikian rupa sehingga jumlah atlit yang ditempatkan pada masing-masing jalur seimbang (atau hampir seimbang). • Sesuai dengan prosedur penempatan, urutan pemanjatan dari masing-masing

jalur atau sekelompok boulder harus kebalikan dari peringkat Nasional pada saat itu.

c. Urutan pemanjatan untuk babak -babak setelah babak awal: kecuali seperti yang ditentukan dibawah ini, urutan pemanjatan harus ditentukan oleh urutan terbalik dari peringkat pada babak sebelumnya (yakni; peringkat pertama akan melakukan pemanjatan terakhir). Jika terdapat atlit-atlit dengan hasil seri pada babak sebelumnya, urutan pemanjatan di antara mereka harus kebalikan dari peringkat Nasional pada saat itu.

c. Super Final: Urutan pemanjatan akan sama seperti untuk babak final. 2.11 REKAMAN VIDEO PADA JALUR-JALUR KOMPETISI

2.11.1 Setiap pemanjatan yang dilakukan oleh atlit pada suatu jalur kompetisi harus direkam dengan video oleh seorang petugas kamera yang berpengalaman. Setidak-tidaknya digunakan satu (lebih bagus dua) kamera video pada setiap jalur. Disarankan bahwa petugas kamera dibantu oleh seorang juri nasional.

(21)

13

Category Judge dan Chief Routesetter. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa para petugas kamera tidak terganggu dalam menjalankan tugas mereka, dan bahwa tidak ada seorang pun yang diperbolehkan menghalangi pandangan kamera pada masing-masing jalur. 2.11.3 Sebuah layar televisi yang dihubungkan ke sebuah sistem perekaman video harus disediakan

untuk pemutaran ulang pada saat terjadi suatu insiden untuk tujuan penjurian. Tidak seorang pun selain Jury President dan Category Judge yang bisa memerintahkan untuk memutar ulang suatu pemanjatan pada sebuah jalur. Layar pemutaran ulang harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga para juri bisa mengamati materi yang diputar ulang tersebut dan mendiskusikan suatu insiden, dengan pemutaran video yang tanpa terlihat oleh orang lain selain para juri, dan selama mereka berdiskusi tanpa didengar atau disela, tetapi letaknya harus dekat dengan meja para juri. 2.11.4 Kantor FPTI juga harus difasilitasi dengan sebuah mesin pemutaran ulang video dan sebuah layar

televisi untuk memungkinkan para juri memutar kembali rekaman video dari insiden-insiden yang terjadi selama kompetisi berlangsung. Tidak seorang pun selain ofisial FPTI yang mempunyai akses ke kantor FPTI dan atau perekaman video yang dibuat selama kompetisi.

2.11.5 Tidak seorang pun selain ofisial FPTI yang mempunyai hak untuk mengamati bagian manapun dari pemutaran video kompetisi.

2.11.6 Pada akhir setiap babak kompetisi, kaset video harus diberikan kepada FPTI Delegate untuk dibawa ke sekretariat FPTI.

2.11.7 Tidak boleh menggandakan kaset-kaset video tersebut kecuali atas ijin khusus dari FPTI.

2.11.8 Semua kaset video kompetisi adalah semata-mata untuk tujuan penjurian kompetisi dan untuk kursus pelatihan FPTI. Bagaimanapun juga kaset-kaset tersebut tidak boleh dibuat/disediakan untuk personil non-FPTI manapun.

2.12 FASILITAS MEDIS

2.12.1 Federasi anggota / penyelenggara harus menyiapkan sebuah tim medis yang terampil dan berpengalaman yang tersedia selama berlangsungnya kompetisi (mulai dari dibukanya zona isolasi, sampai pada saat atlit terakhir menyelesaikan pemanjatannya pada suatu jalur). Hadirnya seorang dokter adalah suatu keharusan.

Setiap saat selama atlit melakukan pemanjatan pada sebuah jalur, dokter bersama anggota tim medis yang terpilih, berpengalaman dan dilengkapi dengan alat-alat (medis) harus tetap berada di dalam zona kompetisi, atau berada sangat dekat dengan, area kompetisi sehingga bisa memberikan penanganan cepat jika ada yang mengalami luka atau butuh tindakan medis.

2.12.2 Minimalnya, sebuah ruangan medis privat dan dapat diakses dengan mudah harus disediakan dan dilengkapi dengan peralatan (medis) untuk menangani luka atau sakit yang tidak parah.

2.12.1 Harus dilakukan persiapan dan uji coba dengan latihan untuk memastikan bahwa suatu kecelakaan serius yang terjadi pada atlit , ofisial, anggota publik dan atau siapapun, akan ditangani dengan cara yang efisien dan profesional.

2.13 TES ANTI-DOPING

2.13.1 Jika memungkinkan penyelenggara kompetisi akan mengadakan tes anti doping yang sesuai dengan peraturan nasional tentang olahraga Internasional, World Anti Doping Code, dan UIAA Anti Doping Policy.

2.14 SIARAN TELEVISI

2.14.1 FPTI berhak untuk menunjuk satu badan untuk memberikan siaran televisi atas kompetisi. Dalam kasus ini:

a. FPTI akan bertanggung jawab penuh atas semua biaya yang dibutuhkan untuk siaran tersebut. b. Penyelenggara harus memberikan akses tanpa syarat kepada badan televisi yang direkomendasikan oleh FPTI dan Penyelenggara memberikan semua bantuan yang wajar untuk memungkinkan pihak televisi memberikan siaran yang professional dari semua aspek dalam kompetisi.

Persyaratan yang berkaitan dengan hal ini akan dituangkan dalam perjanjian antara FPTI dan Penyelenggara.

2.13.2 Jika FPTI memilih tidak untuk menggunakan haknya menunjuk satu pihak penyiaran televisi, Penyelenggara akan mengadakan kesepakatan dengan FPTI mengenai hal ini. Penyelenggara diminta untuk menginformasikan kepada FPTI semua persiapan berkaitan dengan penyiaran televisi.

2.15 FASILITAS MEDIA

(22)

pers dan sejumlah orang yang melayani wartawan resmi.

2.15.2 Ruang pers harus dilengkapi dengan peralatan yang menunjang yang akan digunakan oleh wartawan atau Delegasi FPTI antara lain:

a. Ruang kerja yang cukup.

b. Informasi yang relevan menyangkut kompetisi.

c. Tembusan urutan pemanjatan , hasil setiap babak dan hasil akhir.

2.15.3 Daerah wawancara, Penyelenggara akan memberikan ruang terpisah yang nyaman dan tenang untuk melakukan wawancara. Fasilitas ini sebaiknya terletak dekat dengan daerah kompetisi. Wawancara oleh wartawan media cetak atau elektronik atau siapapun tidak boleh dilakukan didepan dinding panjat pada saat kompetisi sedang berlangsung (atau jika dilakukan akan mengganggu jalannya kompetisi).

2.15.4 Fotografer, disediakan tempat pada setiap sisi Daerah Kompetisi untuk Pemotret. Jika memungkinkan disediakan alat yang memungkinkan Pemotret mendapat sudut yang lebih baik, misalnya menggunakan electronic lifter. Atas ijin Jury president, Pemotret bisa mengambil gambar dari bagian kontruksi dinding panjat.

2.15.5 Pemotret (professional atau amatir) atau orang lainnya tidak diperkenankan untuk memasuki daerah kompetisi kecuali atas ijin Jury president. Tidak diijinkan penggunaan lampu kilat (blitz) yang akan mengganggu atlit ketika sedang melakukan Pemanjatan.

2.15.6 Dengan ijin Jury president kru media bisa diijinkan bekerja di area dinding kompetisi. Mereka diijinkan dengan catatan:

a. Tidak mengganggu atlit yang sedang melakukan persiapan atau sedang melakukan pemanjatan.

b. Tidak menggganggu belayer atau asisten belayer.

c. Peralatan yang digunakan tidak akan mengganggu atlit atau belayer. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa jika atlit jatuh tidak akan menimpa kru media dan peralatannya.

d. Kru media harus mematuhi semua perintah yang diberikan oleh Category Judge dan atau Jury President.

e. Kru media boleh bekerja dari puncak dinding pemanjatan atas ijin dari Jury president, dan tidak mengubah atau menggunakan tata lampu berlebihan, atau mengganggu atlit yang sedang melakukan pemanjatan.

2.15.7 Kru media dan pemotret bisa diiinkan memasuki ruang isolasi (tapi tidak ke ruang transit) dengan ijin khusus dari Jury president. Selama di ruang isolasi, mereka harus ditemani dan diawasi oleh petugas yang bertanggung jawab di ruang isolasi untuk memastikan bahwa pengamanan di ruang isolasi tetap terjaga dan atlit tidak mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.

2.15.8 Wartawan dan kru media akan diberikan kartu identitas resmi oleh Penyelenggara. 2.16 UPACARA

2.16.1 Kecuali ditetapkan lain oleh FPTI Delegate, semua atlit peserta kompetisi harus hadir pada saat upacara pembukaan, penutupan, adalah wajib untuk sirkuit Nasional dan Kejurnas. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut bisa menyebabkan peserta kompetisi dikenai hukuman sebuah ‘Kartu Kuning’.

2.16.2 Untuk even Nasional atau kejuaraan yang disetujui dan diakui FPTI boleh diadakan atau tidak upacara yang dimaksud pada 2.16 diatas

2.16.3 Upacara penghormatan pemenang (UPP) mengikuti aturan yang ditetapkan oleh FPTI.

2.16.4 Kecuali jika secara khusus diberi ijin oleh FPTI Delegate dan Jury President, semua finalis harus menghadiri upacara penyerahan hadiah. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut bisa menyebabkan peserta kompetisi akan diberikan peringatan keras ditandai dengan pemberian Kartu Merah.

2.17 BIAYA, HADIAH, DAN BOBOT KOMPETISI

2.17.1 Penyelenggara bertanggung jawab atas semua biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan dan melaksanakan kompetisi sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan antara Penyelenggara dan FPTI

2.17.2 Hadiah yang akan diberikan kepada pemenang kompetisi diatur sebagai berikut:

a. Penyelenggara harus memberikan informasi secara tertulis Total Hadiah yang diperebutkan untuk setiap nomor kompetisi pada saat mempromosikan kompetisi.

b. Total Hadiah berupa uang untuk semua nomor kompetisi dalam setiap kelas akan menentukan obot kompetisi bersangkutan dengan aturan sebagai berikut:

(23)

15

Total Hadiah

Bobot

Kompetisi

Lebih dari Rp20juta

4

Lebih dari Rp15juta sampai dengan Rp20juta

3

Lebih dari Rp10juta sampai dengan Rp15juta

2

Rp5juta sampai dengan Rp10 juta

1

2.17.3 Hadiah untuk nomor kompetisi putri adalah sama dengan Total Hadiah yang diterima nomor kompetisi putra untuk setiap kategori.

2.17.4 Total hadiah adalah hadiah berupa uang yang disediakan oleh Penyelenggara untuk semua kategori yang dikompetisikan. Hadiah yang tidak berbentuk uang tidak diperhitungkan dalam Total Hadiah.

2.17.5 Jika kompetisi kelompok umur digabungkan dalam suatu kegiatan kompetisi umum, maka Total Hadiah yang disediakan untuk kelompok umur akan menentukan bobot kompetisi untuk kelompok umur. Sehingga bobot kompetisi untuk kelompok umum ditentukan oleh sisa Total Hadiah kegiatan kompetisi setelah dikurangi Total Hadiah yang disediakan untuk kelompok umur.

2.17.6 Hadiah yang menjadi hak pemenang kompetisi harus diberikan secara tunai oleh Penyelenggara pada saat penyerahan hadiah sebelum pelaksanaan kompetisi ditutup.

2.17.7 Penyelenggara yang tidak bisa memenuhi komitmennya terhadap waktu pembayaran dan besarnya hadiah akan mendapat sanksi berupa:

a. Denda sebesar 200% (dua ratus persen) dari Total Hadiah yang dinyatakan dalam permohonan Surat Rekomendasi Kompetisi (SRK)

b. Tidak berhak mendapat SRK untuk kompetisi berikutnya, Selain harus tetap memenuhkewajibannya kepada peserta pemenang dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penutupan kompetisi.

2.17.8 Denda seperti dimaksud pada ayat f) diatas dibayarkan kepada FPTI paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tanggal penutupan kompetisi. Selanjutnya FPTI akan menyampaikan seluruhnya kepada semua pemenang kompetisi secara proposional, setelah dipotong biaya administrasi,

2.17.9 Jika penyelenggara tetap tidak dapat memenuhi komitmennya, FPTI akan membawa kasus tersebut ke pihak berwenang untuk diselesaikan secara hukum.

2.18 ASURANSI

2.18.1 Panitia penyelenggara harus memastikan, dan memberikan jaminan, bahwa asuransi yang diterapkan untuk kompetisi tersebut benar-benar sesuai dengan semua peraturan nasional maupun internasional mengenai even-even olahraga.

2.19 SERTIFIKAT PARTISIPASI

2.19.1 Penyelenggara wajib memberikan sertifikat kepada: a. Atlit dan ofisial.

b. Ofisial Kompetisi.

c. Anggota panitia pelaksana yang secara resmi terdaftar oleh Penyelenggara dan berpartisipasi dalam kompetisi yang telah dilaksanakan.

2.19.2 Sertifikat harus diberikan paling lambat pada saat penutupan kompetisi.

2.19.3 Logo Federasi Panjat Tebing Indonesia wajib tercantum dalam setiap lembar sertifikat. Sertifikat minimal ditandatangani dan distempel oleh Penyelenggara. Format sertifikat sesuai Lampiran 26. 2.20 LAPORAN KOMPETISI

2.10.1 Laporan Hasil Pemanjatan.

a. Jury president bertanggungjawab untuk menginformasikan kepada penonton hasil setiap pemanjatan yang dilakukan oleh atlit dengan cara yang seksama.

(24)

b. Prosedur penyampaian informasi adalah sebagai berikut:

i. Setiap atlit menyelesaikan pemanjatan, Juri akan mengisi Lembar Hasil Pemanjatan sesuai Lampiran 6.

ii. Lembar Hasil Pemanjatan yang telah diisi dan diparaf oleh Juri di sampaikan kepada operator komputer untuk diinput dan kepada announcer untuk diumumkan dengan cara yang paling efisien.

iii. Hasil Pemanjatan yang telah diumumkan segera setelah pemanjatan selesai dilakukan oleh atlit belum merupakan hasil akhir yang akan diumumkan secara resmi setelah seluruh atlit

menyelesaikan pemanjatan pada suatu babak kompetisi. 2.10.2 Laporan Kompetisi

a. Laporan dibuat oleh Jury President.

b. Laporan harus sudah diterima oleh FPTI dalam waktu 3x24 jam setelah kompetisi secara resmi dinyatakan ditutup.

c. Laporan dapat disampaikan menggunakan faksimil atau e-mail. d. Tembusan laporan ini harus disampaikan kepada penyelenggara. e. Format laporan hasil kompetisi sesuai Lampiran 10.

2.10.3 Laporan Pelaksanaan Kompetisi

a. Laporan ini dibuat oleh Delegasi FPTI.

b. Laporan harus sudah diterima paling lambat 7 (tujuh) hari sejak kompetisi secara resmi dinyatakan ditutup.

c. Format laporan sesuai Lampiran 21. 2.10.4 Laporan Penyelenggaraan Kompetisi

a. Laporan ini dibuat oleh penyelenggara.

b. Laporan harus sudah diterima paling lambat 14 (empatbelas) hari sejak kompetis secara resmi dinyatakan ditutup.

c. Format laporan sesuai Lampiran 22.

(25)

17

3.

PENYELENGGARA KOMPETISI, ATLIT , TIM DAN OFISIAL

3.1 PENDAHULUAN

3.1.1 FPTI menghormati semua hal yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas penyelenggara kompetisi, atlit , tim dan ofisial.

3.2 KUOTA TIM – PESERTA KOMPETISI DAN OFISIAL

3.2.1 Peserta kompetisi: kuota tim ditentukan menurut jenis dari kompetisi, misalnya: Sirkuit Nasional, Kejurnas FPTI, dll.

3.2.2 Ofisial: Setiap federasi anggota FPTI diijinkan untuk mendaftarkan sampai dengan/maksimal 5 (lima) ofisial tim yang akan diberi kebebasan masuk ke dalam venue kompetisi (juga sesuai dengan 3.1. di atas). Nama-nama dari para ofisial tersebut harus dicantumkan dalam formulir permohonan dan secara khusus ditunjuk untuk satu dari peran -peran berikut:

a. Satu (1) manajer tim. b. Dua (2) pelatih tim.

c. Dua (2) personil medis atau para-medis.

3.2.3 Ofisial tim akan diijinkan memasuki dan meninggalkan Zona Isolasi menurut ketentuan yang sama seperti yang berlaku bagi peserta kompetisi. Hanya dalam situasi-situasi pengecualian dan dengan persetujuan khusus dari Jury President, seorang ofisial tim –termasuk personil medis tim – diijinkan mendekati dan atau berkomunikasi dengan seorang peserta kompetisi ketika dia masih berada di dalam zona isolasi.

Pelanggaran terhadap peraturan ini berakibat peserta kompetisi langsung dikenai diskualifikasi. 3.2.3 Ofisial tim tidak akan diijinkan menemani atlit mereka ke dinding pemanjatan selama pengamatan

jalur yang resmi. Ofisial tim (atau atlit lain yang tidak bertanding) tidak akan diijinkan berkomuni-kasi dengan cara apapun dengan atlit yang akan bertanding selama periode pengamatan jalur. Pelanggaran terhadap peraturan ini bisa menyebabkan atlit langsung dikenai diskualifikasi.

3.3 BATAS WAKTU UNTUK PENDAFTARAN PESERTA KOMPETISI

a. Batas waktu untuk pendaftaran peserta kompetisi yang dilaporkan dalam halaman informasi kompetisi yang dikeluarkan oleh FPTI harus dipatuhi.

b. Pendaftaran setelah batas waktu akan dikenai biaya tambahan sebesar 2 kali biaya pendaftaran.

c. Biaya pendaftaran peserta kompetisi yang sudah dibayarkan tidak akan dikembalikan apabila peserta yang sudah terdaftar tidak menghadiri even yang bersangkutan tanpa memberitahukan kepada FPTI dalam waktu 10 hari menjelang even tersebut (dihitung mulai hari pertama kompetisi).

d. Atas kebijakan dari FPTI Delegate, perubahan pada daftar atlit yang terdaftar bisa diterima. Perubahan tersebut harus diberitahukan kepada Jury President sebelum isolasi ditutup. 3.4 PERLENGKAPAN DAN SERAGAM TIM

a. Pakaian dan Perlengkapan Memanjat : Semua perlengkapan dan pakaian yang digunakan oleh setiap atlit harus sesuai dengan ketetapan FPTI yang mengatur tentang perlengkapan dan pakaian. Pelanggaran atas peraturan tersebut akan menyebabkan dikeluarkannya sebuah kartu kuning atau diskualifikasi, tergantung dari pelanggaran tersebut.

b. Seragam Tim: jika memungkinkan, dan khususnya dalam upacara penyerahan hadiah, atlit dan ofisial tim seharusnya memakai seragam tim yang masing-masing kontingen.

c. Semua perlengkapan yang digunakan oleh seorang atlit dalam sebuah kompetisi harus sesuai dengan standar UIAA kecuali jika itu ditentukan lain oleh FPTI, atau ada pengecualian, oleh Jury President melalui wewenang yang diberikan kepada dia oleh FPTI. Dengan peng-ecualian kostum kompetisi yang disediakan oleh federasi anggota/penyelenggara, setiap atlit bebas menggunakan diantaranya; harness yang diakui UIAA (CATATAN: pemakaiansebuah harness duduk atau full-body adalah wajib), sepatu panjat, chalk bag, helm panjat (jika atlit memilih untuk memakainya), dan pakaian yang disukai pada saat atlit melakukan pemanjatan jalur, sesuai dengan peraturan-peraturan berikut:

i. Headwear: hanya nama dan atau logo dari perusahaan (sponsor)

ii. Kostum kompetisi: kostum tersebut, yang mana harus dipakai oleh atlit , tidak boleh dipotong atau tidak dimodifikasi dan harus ditempeli nomor pemanjatan resmi dari peserta kompetisi dibelakang kostum. Pelanggaran terhadap penggunaan nomor

(26)

pemanjatan resmi akan menyebabkan dikeluarkannya kartu kuning bagi peserta yang bersangkutan.

iii. Pakaian yang lain boleh dikenakan di bawah kostum resmi, asalkan tidak berlogo. iv. Logo lain tidak diperbolehkan pada lengan.

v. Harness: nama perusahaan dan atau logo dan label dari sponsor – dengan total tidak melebihi 200 centimeter persegi.

vi. Chalk bag: hanya nama perusahaan dan atau logo dan label dari sponsor – tidak lebih dari 100 centimeter persegi.

vii. Kaki (celana): hanya nama perusahaan dan atau logo dan label dari sponsor – dengan total tidak lebih dari 300 centimeter persegi pada masing-masing kaki.

viii.Sepatu dan kaos kaki: hanya nama perusahaan dan atau logo.

d. Pelanggaran dalam mentaati peraturan-peraturan tersebut akan menyebabkan terkena diskualifikasi dari kompetisi.

Gambar

Gambar 1 : Skema 1 – Jika babak final melibatkan 16 atlit

Referensi

Dokumen terkait

diketahui bahwa variabel Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Volume Penjualan Saham, sedangkan Arus Kas dari Akrivitas Operasi, dan Harga Saham tidak

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |

2.2.2 Menerapkan perilaku jujur dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penfaktoran bentuk aljabar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu,.. percaya diri, dan

Dengan Judul: “ Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa

THE USE OF MIND MAPPING IN IMPROVING STUDENTS’ READING COMPREHENSION ABILITY (A Quasi-Experimental Research at One Vocational High School in Bandung).. Universitas Pendidikan

Selain itu ketepatan waktu seorang karyawan dan ketaataatan terhadap perusahaan masih belum baik atau optimal, karena masih banyak karyawan yang membuat kesalahan ketika

In this study the writer discusses the native speaker of English. According to Oxford Advanced Learner’s dictionary, those