• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMAL ECONOMIC DISPATCH USING ARTIFICIAL IMMUNE SYSTEM (AIS) VIA CLONAL SELECTION ALGORITHM (CSA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMAL ECONOMIC DISPATCH USING ARTIFICIAL IMMUNE SYSTEM (AIS) VIA CLONAL SELECTION ALGORITHM (CSA)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMAL ECONOMIC

DISPATCH USING

ARTIFICIAL IMMUNE

SYSTEM (AIS) VIA

CLONAL SELECTION

ALGORITHM (CSA)

Rio Indralaksono

2206100023

Pembimbing :

Prof. Imam Robandi

(2)

Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan

bakar fosil dengan jumlah ketersediaan yang

semakin menipis dan semakin mahal membuat

biaya produksi listrik meningkat.

Kenaikan biaya produksi listrik tersebut

mengakibatkan kenaikan harga jual listrik yang

harus ditanggung oleh konsumen.

Penekanan jumlah bahan bakar fosil dengan

mengoptimalkan kombinasi daya output

pembangkit dapat mengurangi biaya produksi

energi listrik (Permasalahan Economic Dispatch).

(3)

Optimisasi dengan :

Artificial Immune System

via

(4)

Batasan Masalah

Permasalahan mengenai ED sangatlah luas, pada Tugas Akhir ini

ada beberapa batas-batas permasalah yang dibahas antara

lain :

1.

Semua pembangkit diasumsikan adalah pembangkit thermal

dan menggunakan satu jenis fuel.

2.

Kapasitas jaring transmisi diabaikan.

3.

Kondisi sistem selalu dalam keadaan normal

4.

Ramp rate generator diabaikan.

5.

Valve point effect diabaikan.

6.

Analisis loadflow menggunakan metoda Newton Raphson.

7.

Persamaan karakteristik input-output telah diketahui

(5)

Tujuan

Menyelesaikan permasalahan ED yaitu menentukan

kombinasi daya output pembangkit listrik untuk

me-menuhi kebutuhan listrik sistem kelistrikan dengan

biaya pembangkitan energi listrik yang minimum

dengan menggunakan metode AISCSA

Mengetahui performa dari metode AISCSA untuk

optimisasi permasalahan ED pada sistem tenaga listrik.

Sebagai bahan referensi penghitungan biaya pembangkit

tenaga listrik yang murah dengan tetap memenuhi

kebutuhan tenaga listrik dan batas-batas dari

karakteristik generator.

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi

mahasiswa/peneliti yang hendak mengambil

permasalahan yang serupa atau hendak menggunakan

metode AISCSA untuk menyelesaikan permasalahan yang

lain

(6)

Economic Dispatch (ED)

Economic Dispatch (ED) adalah suatu

permasalahan dalam penentuan daya output

setiap pembangkit berdasarkan biaya bahan

produksi tiap pembangkit [1, 2].

Tujuan utama penyelesaian permasalahan

ED adalah untuk menentukan kombinasi

daya output tiap pembangkit listrik dengan

total biaya bahan bakar yang paling murah

dibandingkan kombinasi yang lain [1, 2, 6].

(7)

Economic Dispatch (ED)

Jaring

transmisi dengan

rugi-rugi P

loss

Boiler

Boiler

Boiler

F

1

F

2

Fn

P

1

P

2

Pn

P

LOAD

Turbin

Turbin

Turbin

(8)

Economic Dispatch (ED)

Gambar 2.1. Pembangkit Thermal Mensuplai Daya Beban dan Rugi Tansmisi

P

G1

P

G2

...

P

Gn

$

G1

$

G2

...

$

Gn

Σ

P

loss

P

load

Jaring transmisi dengan rugi-rugi Ploss

Boiler

Boiler

Boiler

F1 F2 Fn P1 P2 Pn PLOAD Turbin Turbin Turbin

(9)

Gambar 2.2.

Kurva Input-Output

Pemabangkit Thermal[3]

Economic Dispatch (ED)

min

max

Gi

G

Gi

(10)

Bentuk typical dari persamaan

“cost function” pembangkit adalah

persamaan polynomial orde dua dan

direpresentasikan sebagai berikut :

Economic Dispatch (ED)

2

( )

(

)

i

i

i

i i

i i

Min

F P

=

Min

a

+

b P

+

c P

min

max

Gi

G

Gi

P

P

P

2

)

(

i

i

i

i

i

i

i

P

a

b

P

c

P

F

=

+

+

� 𝑃𝑃

𝑖𝑖

= 𝑃𝑃

𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿

+ 𝑃𝑃

𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿

(11)

Alur Perhitungan Rugi Transmisi

Studi Aliran

(12)

Gambar 2.7. Alur Komputasi Penyelesaian ED dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi Menggunakan Metode Lagrange.

Economic

Dispatch

(ED)

Input Data Bus, Line Trans., Daya min-max Output Gen., Persm. Karakteristik

I/O Gen.

selisih daya > ɛ

Kalkulasi Ploss dengan studi aliran daya

Selisih daya =

Abs ( Σ(Pgn) – P load – P loss ) Total Pg* = Total Pg + selisih daya

Tidak

SOLUSI

Kalkulasi Ploss dengan studi aliran daya

Total Pg = P load + P loss

ED menggunakan Lagrange

(13)

Artificial Immune System

via

Clonal Selection Algorithm

(14)

IS (Immune System)

Immune System adalah model pertahanan tubuh terhadap

benda asing yang menginfeksi tubuh.

Innate Immunity :

Pertahanan yang sudah dimiliki sejak lahir.

Adaptive Immunity :

Pertahanan yang terbentuk oleh pengalaman

mengalami serangan.

(15)

Adaptive Immune Respone

(AIR)

Salah satu komponen AIR adalah

B-Cell Lymphocyte

B-Cell Lymphocyte Aktif Ketika

Bertemu Antigen dan Berubah

Menjadi Mesin Penghasil Antibodi.

Antibody Akan

menghancurkan

Antigen

(16)

AISCSA

(17)

ED menggunakan

AISCSA

Inisialisasi Antibodi

Evaluasi/Affinity

Clonal Selection

Algorithm

Maturation

Evaluasi/Affinity

Solution

Proliferation

Gambar 3.9. Flowchart AISCSA

=

n n m

Pg

Pg

Pg

Pg

Ab

Ab

1 1 1

Current antibodi

Perhitungan Biaya dengan

Cost Function

Sorting urutan antibodi

berdasarkan cost

Antibodi yang berurutan

dari affinity tertinggi

Gambar 3.10. Flowchart Evaluasi dan Penilaian Tingkat Affinity pada AISCSA

(18)

AISCSA

Gambar 3.8. Ilustrasi Proses CSA pada Immune System

(19)

ED menggunakan

AISCSA

Inisialisasi Antibodi Evaluasi/Affinity Clonal Selection Algorithm Maturation Evaluasi/Affinity Solution Proliferation

Gambar 3.9. Flowchart AISCSA Ab1 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] Ab2 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] Ab3 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] Ab4 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] .... Abm = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] Ab1 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] Ab2 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] .... Abm1 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] Ab1 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] .... Abm1 = [ Pg1 Pg2 ... ... ... Pgn ] .... .... Gambar 3.11. Proses

(20)

ED menggunakan AISCSA

Inisialisasi Antibodi Evaluasi/Affinity Clonal Selection Algorithm Maturation Evaluasi/Affinity Solution Proliferation

Gambar 3.9. Flowchart AISCSA Gambar 3.12. Proses

Maturation pada Antibodi

Antibodi

P

G1

P

G2

P

G3

P

G4

P

G5

...

P

Gn

P*

G3

Antibodi

P

G1

P

G2

P*

G3

P

G4

P

G5

...

P

Gn

(21)

Input Data Bus, Line

Trans., Daya

min-max Output Gen.,

Persm. Karakteristik

I/O Gen.

Inisialisasi Populasi

For i=1:konvergen

Penilaian tingkat Affinity (Sorting)

Proliferation dan Mutasi

SOLUSI

Gambar 3.12. Prosedur komputansi Optimal

Economic Dispatch menggunakan AISCSA

dengan rugi transmisi diabaikan

ED menggunakan

AISCSA

(22)

Gambar 3.13. Prosedur Komputasi Optimal

Economic Dispatch Menggunakan AISCSA

dengan Rugi Transmisi Diperhitungkan

ED menggunakan

AISCSA

Input Data Bus, Line Trans., Daya min-max Output Gen., Persm. Karakteristik

I/O Gen.

while selisih daya > ɛ Inisialisasi Populasi

konvergen

Penilaian tingkat Affinity (Sorting)

Proliferation dan Mutasi

Kalkulasi Ploss dengan studi aliran daya

Selisih daya = ( Σ(Pgn) – P load – P loss ) Total Pg* = Total Pg + selisih daya

Tidak Tidak

SOLUSI

Kalkulasi Ploss dengan studi aliran daya

Total Pg = P load + P loss

Ya

(23)

Analisis

&

Hasil

1.

Sistem Tenaga Listrik IEEE 5 – bus

2.

Sistem Tenaga Listrik IEEE 30 – bus

3.

Sistem Tenaga Listrik dengan Cost

(24)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem

Tenaga IEEE 5 – Bus dengan

(25)

Terdapat 3 pembangkit

listrik dengan daya

output yang

dibangkitakan tiap-tiap

pembangkit dioptimisasi

dengan mem-perhatikan

rugi transmisi untuk

mensuplai kebutuhan

beban sebesar 150MW.

Gambar 4.1.

Konfigurasi Sistem

Tenaga Listrik IEEE 5 – Bus

G

G

G

1 3 4

(26)

Parameter

Nilai

Jumlah antibodi

100

Batas konvergen

100

Maksimal iterasi

500000

Selisih maksimum daya pembangkitan (MW)

0,01

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 5 – Bus dengan Memperhitungkan Rugi

Transmisi

Tabel 4.4. Nilai Parameter-Parameter Metode AISCSA untuk Sistem Tenaga Listrik IEEE 5 – Bus dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi

(27)

Tabel 4.6. Perbandingan Hasil Optimisasi Metode AISCSA untuk Sistem Tenaga Listrik IEEE

5 – Bus Memperhitungkan Rugi Transmisi dengan Metode Lagrange

Metode AISCSA dapat menghemat biaya pembangkitan sebesar

$ 0.0613 tiap jam dibandingkan dengan metode Lagrange

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 5 – Bus dengan Memperhitungkan

Rugi Transmisi

Daya Output (MW)

Lagrange

AISCSA

P1

32,671

32,6058

P2

67,930

67,7462

P3

51,624

51,8714

Total Losses (MW)

2,2238

2,2233

(28)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 5 – Bus dengan Jumlah Antibodi

yang Berbeda

Dengan memperhitungkan rugi transmisi

Tanpa memperhitungkan rugi transmisi

(29)

Tabel 4.7. Perbandingan Hasil Optimisasi Metode AISCSA untuk Sistem Tena-ga Listrik IEEE 5 –

Bus Tanpa Memperhitungkan Rugi Transmisi dengan Jumlah Antibodi Bervariasi

Semakin banyak antibodi yang digunakan, semakin optimal solusi

yang didapatkan

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 5 – Bus dengan Jumlah Antibodi Bervariasi

(Tanpa Memperhitungkan Rugi Transmisi)

Generator 50 antibodiAISCSA 100 antibodiAISCSA 150 antibodiAISCSA

P1 31,88459 31,92539 31,93959454

P2 67,25521 67,26744 67,26988

P3 50,86019 50,80717 50,79052

(30)

50 Antibodi pada Sistem Tenaga Listrik IEEE 5 – Bus Tanpa Memperhitungkan Rugi Transmisi

100 Antibodi pada Sistem Tenaga Listrik IEEE 5 – Bus Tanpa Memperhitungkan Rugi Transmisi

150 Antibodi pada Sistem Tenaga Listrik IEEE 5 – Bus Tanpa Memperhitungkan Rugi Transmisi

(31)

Tabel 4.8. Perbandingan Hasil Optimisasi Metode AISCSA untuk Sistem Tena-ga Listrik IEEE 5 –

Bus Dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi dengan Jumlah Antibodi Bervariasi

Semakin banyak antibodi yang digunakan, semakin optimal solusi

yang didapatkan

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 5 – Bus dengan Jumlah Antibodi Bervariasi

(Dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi)

Daya Output (MW) 50 antibodiAISCSA 100 antibodiAISCSA 150 antibodiAISCSA

P1 32,66461 32,6058 32,39595

P2 68,01592 67,7462 67,543972

P3 51,54275 51,8714 52,280117

Total looses (MW) 2,223273 2,2233484 2,2200383

(32)

Pada kasus memperhitungkan rugi transmisi

dibandingkan tanpa memperhitungkan rugi transmisi

karena fungsi objektif tentang besar daya yang harus

dibangkitkan belum pasti nialainya. Pada kasus ini,

peningkatan jumlah antibodi menghasilkan peningkatan

solusi yang lebih optimum. Pada percobaan dengan

menggunakan 150 antibodi diperoleh hasil $ 0,0329 per

jam lebih murah dibandingkan 50 antibodi dan dengan

menggunakan 100 antibodi diperoleh solusi sebesar

$ 0.017 per jam lebih murah dibandingkan 50 antibodi.

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 5 – Bus dengan Jumlah Antibodi Bervariasi

(Dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi)

(33)

Hasil Simulasi dan Analisis

Simulasi

Sistem Tenaga Listrik IEEE – 30 Bus

Tanpa memperhitungkan rugi transmisi

Dengan memperhitungkan rugi transmisi

(34)

dengan 6 pembangkit

untuk mensuplai total

beban sebesar

283,40MW

Gambar 4.1.

Konfigurasi Sistem

(35)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 30 – Bus tanpa Memperhitungkan Rugi

Transmisi

Parameter

Nilai

Jumlah antibodi

100

Batas konvergen

100

Maksimal iterasi

500000

Error (MW)

0,01

Tabel 4.15. Nilai Parameter-Parameter Metode AISCSA untuk Sistem Tena-ga Listrik IEEE 30 – Bus Tanpa Memperhitungkan Rugi Transmisi

Gambar 4.6. Grafik Kurva Konvergensi Metode AISCSA dengan 100 Antibodi Pada Sistem Tenaga Listrik IEEE 30 – Bus Tanpa

(36)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 30 – Bus tanpa Memperhitungkan Rugi

Transmisi

Daya Output (MW)

Lagrange

AISCSA

P1

185,9372

188,919

P2

46,4553

47,136

P3

19

19,256

P4

10

10

P5

10

10

P6

12

8,089

Total Biaya Pembangkitan ($/h)

765,8744

765,4254

Tabel 4.17. Perbandingan Hasil Optimasi Metode AISCSA untuk Sistem Tena-ga Listrik IEEE 30 – Bus Tanpa Memperhitungkan Rugi Transmisi

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa metode AISCSA

lebih unggul $ 0,4490 per jam dibandingkan metode

(37)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem Tenaga

IEEE 30 – Bus dengan Memperhitungkan Rugi

Transmisi

Parameter

Nilai

Jumlah antibodi

100

Batas konvergen

100

Maksimal iterasi

500000

Error (MW)

0.01

Selisih maksimum total daya

pembangkitan (MW)

0,01

Tabel 4.18. Nilai Parameter-Parameter Metode AISCSA untuk Sistem Tena-ga Listrik IEEE 30 – Bus dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi

Daya Output (MW) Lagrange AISCSA

P1 193.728 193,481 P2 48.102 48,118 P3 19.469 19,715 P4 11.059 11,018 P5 10.000 10 P6 12 12 Total looses (MW) 9,5945 10,9320

Total Biaya Pembangkitan ($/h) 803.2043 802,9122 Tabel 4.20. Perbandingan

hasil optimasi metode AISCSA untuk sistem

tena-ga listrik IEEE 30 – bus dengan memperhitungkan rugi transmisi

Metode AISCSA dapat menghemat

biaya pembangkitan sebesar

$ 0.2921 per jam dibandingkan

metode Lagrange

(38)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem

Tenaga Listrik dengan Kerakteristrik

Input-Output Orde 3

(39)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem

Tenaga Listrik dengan Kerakteristrik

Input-Output Orde 3

Pembangkit A B C D Unit 1 749,55 6.960 9.680 x 10-4 1.270 x 10-7

Unit 2 1285,00 7.051 7.375 x 10-4 6.453 x 10-8

Unit 3 1531,00 6.531 1.040 x 10-3 9.980 x 10-8

Tabel 4.21. Data Karakteristik Cost

Function Unit-Unit Pembangkit [7]

Pembangkit MW minimum MW maximum

Unit 1 320 800

Unit 2 300 1200

Unit 3 275 1100

Tabel 4.22. Batas

Pengoperasian Daya Aktif dari Generator

Parameter Nilai Jumlah antibodi 100

Batas konvergen 100

Maksimal iterasi 500000

Besar maksimal selisih daya pembangkitan (MW) 0,01

Tabel 4.23. Nilai

Parameter-Parameter Metode AISCSA untuk Sistem Tena-ga Listrik IEEE 5 – Bus dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi

(40)

Hasil Simulasi dan Analisis Sistem

Tenaga Listrik dengan Kerakteristrik

Input-Output Orde 3

Metode

Daya Output (MW) Total Daya Pembangki-tan (MW) Total Biaya Pembangkitan ($/jam) P1 P2 P3 Iterasi Lamda [7] 726,9 912,7 860,4 2500 22736,63 AIS 722,1 911,8 866,1 2500 22736,56

Gambar 4.7. Grafik Kurva Konvergensi Metode AISCSA dengan 100 Antibodi untuk Mengoptimisasi Pembangkit dengan Cost Function Orde 3

Tabel 4.25. Perbandingan Metode AISCSA dengan Iterasi Lamda

(41)

Penutup

Kesimpulan

Saran

(42)

Kesimpulan

Dari hasil simulasi dan analisis optimisasi permasalahan Economic Dispatch (ED)

menggunakan metode Artificial Immune System via Clonal Selection Algorithm

(AISCSA) didapat kesimpulan sebagai berikut :

Metode AISCSA mampu mengoptimisasi permasalahan ED pada sistem

tenaga listrik IEEE 5 – bus dengan memperhitungkan rugi transmisi sebesar

$ 0,0613 tiap jam dan pada sistem tenaga listrik IEEE 30 – bus sebesar

$ 0,2921 tiap jam lebih murah dibandingkan metode Lagrange.

Penggunaan metode AISCSA untuk menyelesaian permasalahan ED tanpa

memperhitungkan rugi transmisi pada sistem tenaga listrik IEEE 30 – bus

dapat menghemat biaya produksi energi listrik sebesar $ 0,4490 per jam

dibandingkan dengan menggunakan metode Lagrange.

Jumlah antibodi yang digunakan pada metode AISCSA mempengaruhi

kualitas solusi yang diperoleh. Semakain banyak jumlah antibodi yang

digunakan maka semakin besar ruang sampel permasalahan yang

dijelajahi sehingga kemungkinan untuk menemukan solusi yang lebih

optimal semakin besar.

(43)

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya pada bidang sistem

ope-rasi sistem tenaga berdasarkan hasil simulasi dan analisi pada

Tugas Akhir ini, yaitu :

Ada kemungkinan biaya pembangkitan yang paling minimum

diperoleh dengan kondisi rugi transmisi yang dihasilkan semakin

besar. Untuk penelitian pemberian konpensasi pada rugi transmisi

untuk memperoleh biaya pembangkitan minimum disarankan

untuk melakukan Dispatch sebelum menentukan besar jaring

trans-misi yang akan dikompensasi sehingga diperoleh hasil yang

paling optimal.

Penyelesaian permasalahan yang lebih optimal untuk kasus yang

tidak terlalu rumit atau masih dapat diselesaikan secara analitis

sulit diperoleh menggunakan metode AISCSA. Tetapi pada

permasalahan yang rumit dan pada umumnya harus diselesaikan

meng-gukan metode iteratif seperti permasalahan ED, metode

AISCSA dapat menemukan solusi yang lebih baik dibandingkan

metode konvensional seperti Lagrange.

(44)

Referensi

1. D.N. Jeyakumar, T. Jayabarathi, T. Raghunathan, “Particle Swarm Optimization for Various Types of Economic

Dispatch Problems,” International Journal of Electrical Power & Energy Systems 28 (2006), pp. 36-42.

2. Y.-H. Moon, J,-D. Park, H.-J. Kook, Y.-H. Lee, “A New Economic Dispatch Algorithm Considering Any Higher

Order Generation Cost,” International Journal of Electrical Power & Energy Systems 23 (2001), pp. 113-118.

3. Jizhong Zhu, “Optimization of Power System Operation”, IEEE press series on Power Engineering, OPSO, John

Willey & Sons Inc, America, 2009.

4. Wen-Shing Lee, Lung-Chieh Lin, “Optimal Chiller Loading by ParticleSwarm Algorithm for Reducing Energy

Consumption,” International Journal of Applied Thermal Engineering 29 (2009), pp. 1730-1734.

5. Marwan Rosyadi, “Optimisasi Kompensasi Daya Reaktif pada Jaring 500kV Sistem Jawa Bali Menggunakan

Artificial Immune System Melalui Clonal Selection Algorithm (CSA)”, Tesis Program Studi Magister Bidang

Keahlian Teknik Sistem Tenaga, FTI, ITS (2006).

6. Andi Syarifudin, Adi Soeprijianto, Ontoseno Penangsang, “Economic Dispatch on Thermal Power Plant at South

Sulawesi Power System using Improved Particle Swarm Optimization (Economic Dispatch Pada Pembangkit Thermal Sistem Sulawesi Selatan Menggunakan Improved Particle Swarm Optimization),” Proceeding of

Seminar Nasional Pascasarjana VIII – ITS Vol. 1 (2008).

7. Allen J.W. dan Bruce F.W., Power Generation, Operation and Control, John Willey & Sons Inc, America, 1996. 8. De Castro, L. N. and Von Zuben, F. J, “Learning and Optimization Using the Clonal Selection Principle”, IEEE

Transaction on Evolutionary Computation, Vol. 6, No. 3, pp. 1219-1267.

9. Abul K. Abbas, Andrw H. Lictman, “Basic Immunologi Function and Disorders of Immune System 2ndediton”,

SAUNDERS An Imprint of Elsevier, China, 2004.

10. De Castro, L. N. and Von Zuben, F. J, “Artificial Immune System: Part I – Basic Theory and Applications”,

Technical Report – RT DCA 01/99. 1999.

(45)
(46)

IEEE 5 - bus

G G G 1 3 4 2 5 Pembang kit MW minimum MW maximum 1 10 85 2 10 80 3 10 70

No Bus Jenis Pembebanan P (MW) Q (Mvar) 1 1 Slack 0 0 2 2 Generator 20 10 3 3 Generator 20 15 4 4 Beban 50 30 5 5 Beban 60 40 No Bus ke Bus R (pu) X (pu) 1/2 B (pu) 1 1-2 0,02 0,06 0,030 2 1-3 0,08 0,24 0,025 3 2-3 0,06 0,18 0,020 4 2-4 0,06 0,18 0,020 5 2-5 0,04 0,12 0,015 6 3-4 0,01 0,03 0,010 7 4-5 0,08 0,24 0,025

Biaya pengoperasian generator dalam $/h, dengan Pi dalam MW adalah sebagai berikut:

F1(P1) = 200 + 7,0 P1 + 0,0080 P12 $/h

F2(P2) = 180 + 6,3 P2+ 0,0090 P22 $/h

(47)
(48)

IEEE 26 - Bus

Bus Magnitude

Tegangan Mvar (min) Mvar (max)

2 1,043 -40 50

5 1,01 -40 40

8 1,01 -10 -60

10 1,0 -6 24

13 1,071 -6 24

Trafo yang Terpasang Tap setting (pu)

6-9 0,978 6-10 0,969 4-12 0,932 28-27 0,968 No Bus Mvar 10 19,0 24 4,3

Pembangkit MW minimum MW maximum

1 50 200 2 20 80 5 15 50 8 10 35 10 10 30 13 12 40

Bus Jenis Pembebanan Pembangkitan

P (MW) Q (Mvar) P (MW) Q(Mvar) 1 Slack 0,00 0,00 0,00 0,00 2 Generator 21,70 12,70 40,00 0,00 3 Beban 2,40 1,20 0,00 0,00 4 Beban 7,60 1,60 0,00 0,00 5 Generator 94,20 19,00 0,00 0,00 6 Beban 0,00 0,00 0,00 0,00 7 Beban 22,80 10,90 0,00 0,00 8 Generator 30,00 30,00 0,00 0,00 9 Beban 0,00 0,00 0,00 0,00 10 Beban 5,80 2,00 0,00 0,00 11 Generator 0,00 0,00 0,00 0,00 12 Beban 11,20 7,50 0,00 0,00 13 Generator 0,00 0,00 0,00 0,00 14 Beban 6,20 1,60 0,00 0,00 15 Beban 8,20 2,50 0,00 0,00 16 Beban 3,50 1,80 0,00 0,00 17 Beban 9,00 5,80 0,00 0,00 18 Beban 3,20 0,90 0,00 0,00 19 Beban 9,50 3,40 0,00 0,00 20 Beban 2,20 0,70 0,00 0,00 21 Beban 17,50 11,20 0,00 0,00 22 Beban 0,00 0,00 0,00 0,00 23 Beban 3,20 1,60 0,00 0,00 24 Beban 8,70 6,70 0,00 0,00 25 Beban 0,00 0,00 0,00 0,00 26 Beban 3,50 2,30 0,00 0,00 27 Beban 0,00 0,00 0,00 0,00 28 Beban 0,00 0,00 0,00 0,00 29 Beban 2,40 0,90 0,00 0,00 30 Beban 10,60 1,90 0,00 0,00

(49)

H.S. Lagrange

basemva = 100; accuracy = 0.0001; maxiter = 10;

% Bus Bus Voltage Angle ---Load---- ---Generator--- Static Mvar % No code Mag. Degree MW Mvar MW Mvar Qmin Qmax +Qc/-Ql busdata=[1 1 1.06 0.0 0 0 0 0 10 50 0 2 2 1.045 0.0 20 10 40 30 10 50 0 3 2 1.03 0.0 20 15 30 10 10 40 0 4 0 1.00 0.0 50 30 0 0 0 0 0 5 0 1.00 0.0 60 40 0 0 0 0 0]; % Line code

% Bus bus R X 1/2 B = 1 for lines

% nl nr p.u. p.u. p.u. > 1 or < 1 tr. tap at bus nl linedata=[1 2 0.02 0.06 0.030 1 1 3 0.08 0.24 0.025 1 2 3 0.06 0.18 0.020 1 2 4 0.06 0.18 0.020 1 2 5 0.04 0.12 0.015 1 3 4 0.01 0.03 0.010 1 4 5 0.08 0.24 0.025 1]; cost = [200 7.0 0.008 180 6.3 0.009 140 6.8 0.007]; mwlimits =[10 85 10 80 10 70];

lfybus % form the bus admittance matrix lfnewton % Power flow solution by Newton-Raphson method busout % Prints the power flow solution on the screen bloss % Obtains the loss formula coefficients gencost % Computes the total generation cost $/h dispatch % Obtains optimum dispatch of generation % dpslack is the difference (absolute value) between % the scheduled slack generation determined from the % coordination equation, and the slack generation,

% obtained from the power flow solution. while dpslack > 0.001 % Test for convergence lfnewton % New power flow solution bloss % Loss coefficients are updated dispatch % Optimum dispatch of gen. with new B-coefficients end

busout % Prints the final power flow solution gencost % Generation cost with optimum scheduling of gen.

(50)

H.S. Lagrange

Total system loss = 2.15691 MW

Incremental cost of delivered power (system lambda) = 7.759051 $/MWh Optimal Dispatch of Generation:

23.5581 69.5593 59.0368

Absolute value of the slack bus real power mismatch, dpslack = 0.0009 pu Power Flow Solution by Newton-Raphson Method

Maximum Power Mismatch = 1.90285e-008 No. of Iterations = 2

Bus Voltage Angle ---Load--- ---Generation--- Injected No. Mag. Degree MW Mvar MW Mvar Mvar 1 1.060 0.000 0.000 0.000 23.649 25.727 0.000 2 1.045 -0.282 20.000 10.000 69.518 30.767 0.000 3 1.030 -0.495 20.000 15.000 58.990 14.052 0.000 4 1.019 -1.208 50.000 30.000 0.000 0.000 0.000 5 0.990 -2.729 60.000 40.000 0.000 0.000 0.000 Total 150.000 95.000 152.157 70.545 0.000

(51)

H.S. Lagrange

Power Flow Solution by Newton-Raphson Method

Maximum Power Mismatch = 1.47123e-005 No. of Iterations = 3

Bus Voltage Angle ---Load--- ---Generation--- Injected No. Mag. Degree MW Mvar MW Mvar Mvar

1 1.060 0.000 0.000 0.000 23.559 25.756 0.000 2 1.045 -0.280 20.000 10.000 69.559 30.751 0.000 3 1.030 -0.491 20.000 15.000 59.037 14.035 0.000 4 1.019 -1.204 50.000 30.000 0.000 0.000 0.000 5 0.990 -2.727 60.000 40.000 0.000 0.000 0.000 Total 150.000 95.000 152.155 70.541 0.000

Total generation cost = 1596.97 $/h

(52)

Karakteristik input-output diekspresikan dalam

persamaaan yang merupakan pendekatan atau

linerisasi dari biaya fuel input ke generator terhadap

daya output generator yang diperoleh berdasarkan

beberapa cara, antara lain [7]:

Berdasarkan percobaan tentang efisisensi dari

pembangkit.

Berdasarkan data historis mengenai operasi dari

unit generator.

Berdasarkan pada data desain dari unit generator

yang diberikan oleh pabrik pembuat generator.

(53)

Studi Aliran

Daya

Raphson

Newton

(Rugi transmisi)

P

loss

1 11 1 1 1 n n n nn n I Y Y V I Y Y V               =                                      * 0 1 n n i i i ij ij j i j j

P

jQ

V

y

y V

V

=

=

∑ ∑

Lij

ij

ji

S

=

S

+

S

1 2 3 4

J

J

P

V

J

J

Q

δ

=

 

 

) k ( i sch i ) k ( i

P

P

P

=

) k ( i sch i ) k ( i

Q

Q

Q

=

) k ( i ) k ( i ) 1 k ( i

=

δ

+

δ

δ

+ ) k ( i ) k ( i ) 1 k ( i V V V + = +∆

ε

(k) i

P

∆Qi(k) ≤ε 1 n i i i i ij j ij j j P jQ V

δ

Y V

θ

δ

= − = ∠

∠ + 1

cos(

)

n i i j ij ij i j j

P

V V Y

θ δ δ

=

=

− +

1 sin( ) n i i j ij ij i j j Q V V Y θ δ δ = = −

− +

bus

bus bus

I

=

Y V

0 1 n n i i ij ij j j j

I

V

y

y V

= −

=

∑ ∑

* i i i i

P

jQ

=

V I

* i i i i

P

jQ

I

V

=

(54)

AISCSA

Gambar

Gambar 2.1. Pembangkit Thermal Mensuplai Daya Beban dan Rugi Tansmisi
Gambar 2.1. Pembangkit  Thermal Mensuplai Daya  Beban dan Rugi Tansmisi
Gambar 2.7. Alur Komputasi Penyelesaian ED  dengan Memperhitungkan Rugi Transmisi Menggunakan Metode Lagrange.
Gambar 3.7. Ilustrasi Proses Peningkatan Respon dari Antibodi Menghadapi Antigen [9]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada hubungan antara jenis kontainer, suhu, volume air dan kelembaban udara dengan keberadaan larva Aedes aegypti di lingkungan home industry meubel kayu

Aspek bahasa terdiri dari sub komponen, yaitu pertanyaan diskusi yang mendapatkan rata-rata skor sebesar 4 dengan kategori memenuhi semua aspek yang ditentukan,

1) Dari tanggapan para pimpinan yang membawahi langsung karyawan yang bersangkutan, dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan telah memiliki komitmen yang

Jadi, dalam pengertian ini, etika dan moralitas sama-sama memiliki arti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan pendekatan quasi eksperimental dan dengan desain one group pre and post-test design , dengan tujuan

Member yang sudah melakukan login namum belum pernah memberikan rating pada tempat wisata, saat menekan menu rekomendasi maka akan muncul tombol yang berfungsi mengarahkan

Kecepatan tumbuh yang sama ditunjukkan oleh perlakuan 1 (stek murbei yang direndam menggunakan campuran 50 ml urine sapi / 100 ml air) dan perlakuan 2 (stek murbei

Hasil wawancara dengan Bapak Affan Fandy Harahap, ST.,M.Si sebagai Kasi PTL Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang, Pada tanggal 11 Februari 2019.. Medan