• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU

Penanaman lanskap harus dapat memberikan fungsi yang dapat mendukung keberlanjutan aktivitas yang ada dalam lanskap tersebut. Fungsi arsitektural penting dalam penataan tanaman, yaitu mempertimbangkan bagaimana tanaman dapat digunakan dalam lanskap untuk memenuhi fungsi yang diinginkan sebagai elemen pembentuk ruang seperti screen, pengarah, peneduh maupun alas. Penerapan fungsi tanaman pada lanskap permukiman juga harus menampilkan aspek estetika sehingga pengguna dapat menikmati keberadaan tanaman.

Pada suatu lanskap, penanaman sebaiknya memperhatikan fungsi-fungsi utama yang dibutuhkan. Tidak semua fungsi yang dibutuhkan harus terpenuhi, karena setiap tapak spesifik dan membutuhkan fungsi yang berbeda-beda dengan derajat pemenuhan yang tidak sama. Pemenuhan fungsi penanaman yang dibutuhkan juga bergantung kepada keinginan masing-masing pemilik properti yang bersangkutan.

Gerbang Utama dan Gerbang Cluster

Penataan tanaman pada area gerbang utama (Gambar 23) harus dapat menampilkan identitas selain memberikan kesan estetik bagi kawasan tersebut. Fungsi pengarah juga dibutuhkan untuk mengarahkan pandangan dan memberikan orientasi pada gerbang sebagai focal point. Untuk menonjolkan area gerbang sebagai focal point dan identitas kawasan, penanaman pada area tersebut dapat ditata dengan pola-pola menarik yang berbeda dengan area lainnya, dengan pemilihan tanaman lokal atau yang menjadi ciri khas daerah. Untuk menjamin faktor keamanan, tanaman yang dipilih sebaiknya berupa tanaman rendah seperti semak atau tanaman penutup tanah yang memberi kesan terbuka sehingga tidak menghalangi pandangan pengguna jalan.

Penempatan tanaman dengan nilai estetik baik dari bentuk tajuk, tekstur, warna daun, batang maupun bunga dapat diterapkan untuk menghadirkan aksen pada lanskap gerbang utama. Untuk mendukung keberadaan name sign, tanaman dengan postur lebih tinggi daripada name sign itu sendiri dapat ditempatkan

(2)

sebagai background. Tanaman lainnya yang ditempatkan di sekeliling name sign sebaiknya berupa tanaman rendah seperti semak atau penutup tanah. Tanaman memanjat juga dapat digunakan untuk melembutkan kesan keras pada pilar-pilar di tepi jalan yang mengelilingi gerbang.

Untuk gerbang cluster (Gambar 24), fungsi penanaman yang sama dapat diterapkan, yaitu fungsi estetika, identitas dan mengimbangi kesan keras yang muncul dari hardscape. Keterbukaan juga menjadi faktor yang harus dipertimbangkan untuk member keleluasaan pandangan. Untuk itu, tanaman yang digunakan sebaiknya meliputi pohon pendek, semak atau perdu dan tanaman penutup tanah yang sesuai dengan konsep tropis yang ingin ditonjolkan.

(3)
(4)
(5)

Jalan Utama

Penataan tanaman pada lanskap jalan utama (Gambar 25) dalam kawasan permukiman dapat berfungsi sebagai pembatas visual (screen), kontrol kesilauan, peneduh, penahan erosi, pengarah serta estetika. Kebutuhan akan terpenuhinya fungsi-fungsi tersebut bergantung pada kondisi spesifik tapak dan keinginan pengguna tapak atau pemilik properti.

Penataan tanaman untuk menjadi pembatas visual dapat diterapkan pada area-area di mana terdapat pemandangan buruk yang harus dibatasi, atau area di mana penggunanya membutuhkan privasi, seperti penanaman pada bagian depan rumah atau pada jalan publik yang berbatasan dengan rumah warga. Agar dapat memenuhi fungsi pembatas visual dengan optimal, tanaman yang dipilih sebaiknya merupakan pohon, perdu maupun semak dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter atau setinggi pandangan mata, dengan penanaman rapat, tajuk bersinggungan atau membentuk baris. Tanaman dengan massa daun rapat dapat membatasi pandangan lebih baik daripada yang berdaun jarang. Contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai pembatas visual antara lain cemara lilin (Cupressus

sempervirens), daun renda merah (Acalypha godseffiana) dan bambu jepang

(Arundinaria pumila).

Keberadaan tanaman dengan fungsi kontrol kesilauan sangat dibutuhkan pada median jalan. Jalan utama pada permukiman seperti Bogor Nirwana Residence dilewati kendaraan dengan intensitas cukup tinggi karena keberadaan The Jungle sebagai area rekreasi di dalam permukiman yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Untuk dapat menahan silau lampu kendaraan dengan baik, penanaman pada median sebaiknya menggunakan semak atau perdu yang tingginya melebihi tinggi lampu pada kendaraan. Penanaman rapat secara kontinu dengan massa daun padat dapat meningkatkan keefektifan pemenuhan fungsi ini. Contoh tanaman yang efektif digunakan untuk memenuhi fungsi ini antara lain pangkas kuning (Duranta repens), azalea (Rhododendron sp.) dan krimbosa (Tabernaemontana corymbosa).

Fungsi peneduh sangat dibutuhkan pada tepi jalan untuk memberikan kenyamanan pada pengguna jalan, terutama pejalan kaki. Pohon peneduh juga penting untuk menahan cahaya matahari agar tidak terlalu banyak yang

(6)

dipantulkan oleh jalan beraspal dan menimbulkan gangguan visual pada pengguna jalan. Untuk memenuhi fungsi ini dengan baik, tanaman yang sebaiknya dipilih adalah pohon sedang dengan bentuk tajuk bulat, kubah, menyebar atau tidak beraturan, dengan percabangan minimal 5 meter di atas tanah sehingga tidak mengganggu kendaraan yang melintas. Peletakan tanaman sebaiknya sesuai dengan orientasi objek yang dinaungi atau mengikuti arah pergerakan matahari. Untuk jalan berorientasi utara-selatan, tinggi pohon akan sangat penting dalam memberikan naungan, sementara untuk jalan berorientasi barat-timur, bentuk tajuk akan sangat berpengaruh. Pengaturan jarak tanam juga penting untuk efektivitas fungsi peneduh. Tanaman yang ditanam kontinu dengan tajuk bersinggungan akan lebih memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan serta dapat berfungsi ganda sebagai tanaman pengarah. Untuk fungsi peneduh ini, contoh tanaman yang efektif digunakan yaitu bintaro (Cerbera odollam), dadap merah (Erythrina crista-galli) dan tanjung (Mimusoph elengi).

Fungsi pengarah merupakan salah satu fungsi terpenting yang dibutuhkan dalam suatu lanskap jalan. Keberadan tanaman pengarah di tepi dan median jalan dapat memudahkan pengguna jalan menentukan orientasi menuju focal point atau area tertentu. Kriteria tanaman dengan fungsi pengarah pada lanskap jalan yaitu perdu dengan ketinggian 3 hingga 6 meter atau pohon dengan ketinggian lebih dari 6 meter. Tanaman ditanam secara massal, berbaris atau linear dan lebih baik jika peletakannya kontinu dengan jarak tanam teratur. Penataan tersebut dapat menimbulkan kesan rapi dan memudahkan orientasi pengguna jalan. Tanaman yang dapat memenuhi fungsi pengarah dengan baik antara lain kenari (Canarium

commune), glodogan tiang (Polyalthia longifolia) dan palem raja (Roystonea regia).

Area jalan yang berada pada kontur tidak rata membutuhkan penanaman dengan fungsi penahan erosi. Tanaman untuk penahan erosi dapat berupa tanaman pendek maupun pohon. Untuk tanaman pendek, kriteria tanaman penahan erosi meliputi penutupan merata, ditanam secara massal dan lebih baik berupa penutup tanah tahunan atau rumput yang perakarannya dapat menahan tanah dengan baik serta tidak memerlukan pemeliharaan intensif. Untuk pohon, lebih diutamakan menggunakan pohon konifer atau berdaun jarum dengan percabangan horizontal

(7)

dan kulit batang kasar, serta penutupan merata. Dalam Booth (1983), dikemukakan bahwa sekitar 60 % curah hujan mencapai tanah setelah melalui kanopi pohon tipe konifer, pohon jenis lain meneruskan 80 % curah hujan. Hal ini disebabkan struktur daun pohon jenis konifer yang dapat menjerap tetesan air lebih baik. Kulit batang kasar juga dapat memperlambat pergerakan air menuruni batang pohon sehingga mengurangi kecepatan air hujan mencapai permukaan tanah.

Untuk mencegah kemonotonan, dalam penataan tanaman dibutuhkan variasi. Variasi yang ingin ditampilkan harus dipertimbangkan dengan baik karena bila terlalu banyak dapat menimbulkan kekacauan desain. Variasi yang dapat diterapkan adalah gradasi dan repetisi. Gradasi dapat diperoleh dengan menyusun atau mengelompokkan tanaman berdasarkan karakter fisik yang mudah terlihat seperti warna, bentuk maupun tekstur. Repetisi dapat dihadirkan dengan menempatkan tanaman dengan karakter fisik yang khas dalam kelompok dengan dengan meletakkannya secara berulang dalam jarak tertentu. Untuk mengimbangi kecepatan kendaraan, penyajian tanaman secara massal dapat dilakukan dengan perubahan jenis sepanjang jarak tertentu, disesuaikan dengan kecepatan maksimal kendaraan yang melintasi jalan. Hal ini dimaksudkan agar pengguna jalan dapat menangkap kesan warna, bentuk maupun tekstur dari tanaman. Untuk jalan permukiman dengan kecepatan maksimal 20km/jam, dapat dilakukan penanaman dengan satu jenis tanaman yang dominan sepanjang 120 hingga 180 meter.

Untuk penanaman pada ujung-ujung median atau area dimana kecepatan kendaraan berkurang seperti pada persimpangan jalan, penanaman dapat lebih difokuskan pada fungsi estetik namun tetap terbuka tanpa penggunaan tanaman yang tingginya melebihi pandangan.

(8)
(9)

Taman Publik

Penataan tanaman pada area taman publik (Gambar 26) sebaiknya memenuhi fungsi pembatas visual, peneduh, penahan angin, penahan erosi, alas dan estetika. Pemenuhan fungsi-fungsi tersebut juga bergantung dari karakter dan kebutuhan masing-masing tapak.

Pembatas visual (screen) dibutuhkan dalam sebuah taman publik untuk membatasi pemandangan buruk dari luar taman. Namun demi faktor keamanan dan keselamatan pengguna taman, sebuah taman publik sebaiknya tetap memiliki kesan terbuka untuk mencegah tindakan kriminal terjadi di dalam taman tersebut. Pembatas visual yang dibutuhkan pada taman publik sebaiknya tidak terlalu masif sehingga tidak menghalangi seluruh pandangan ke dalam taman atau sebaliknya. Kriteria pembatas visual yang dibutuhkan pada sebuah taman publik sama dengan kriteria yang diterapkan pada jalan, yaitu pohon, perdu atau semak dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter dengan tajuk bersinggungan atau overlapping, ditanam berbaris atau membentuk massa dengan massa daun rapat. Contoh tanaman yang dapat digunakan yaitu bambu jepang (Arundinaria pumila) yang ditanam berjarak, hanjuang (Cordyline terminalis) atau batavia (Jatropha

pandurifolia).

Untuk fungsi peneduh, kriteria penilaiannya yaitu pohon dengan tinggi sedang atau kurang dari 15 meter dengan bentuk tajuk menyebar, bulat, kubah atau tidak beraturan, peletakan sesuai orientasi objek yang dinaungi, tajuk bersinggungan, massa daun padat, percabangan minimal 2,5 meter di atas tanah dan ditanam secara kontinu atau teratur. Fungsi peneduh sangat dibutuhkan dalam suatu taman publik untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna taman. Penempatan yang tepat juga harus dipertimbangkan agar dapat memberi naungan secara optimal. Tanaman peneduh dapat diletakkan di dekat area duduk-duduk maupun dengan memperkirakan arah bayangan yang ditimbulkan saat tanaman terkena sinar matahari. Tanaman dengan fungsi peneduh baik yang dapat digunakan seperti bintaro (Cerbera odollam), kersen (Muntingia calabura) dan ki hujan (Samanea saman).

Fungsi penahan angin diperlukan dalam suatu taman publik untuk mencegah hembusan angin yang terlalu kencang memasuki taman sehingga dapat

(10)

mengurangi kenyamanan pengguna taman. Kriteria tanaman sebagai penahan angin pada taman publik yaitu pohon tinggi atau kombinasi pohon dan semak atau penanaman berlapis, ditanam berbaris atau membentuk massa, jarak tanam rapat, tidak berdaun besar dan daun tidak mudah rontok. Keberadaan tanaman penahan angin di sekitar taman publik sebaiknya direncanakan dengan baik agar tetap dapat menyediakan jalur sirkulasi udara sehingga taman tidak menjadi pengap.

Pada taman publik yang terletak pada area berkontur, fungsi penahan erosi sangat dibutuhkan. Kriteria penahan erosi pada lanskap taman publik sama seperti kriteria penahan erosi pada lanskap jalan yaitu tanaman pendek (tanaman penutup tanah atau semak rendah) dengan penutupan merata, ditanam secara massal dan berupa penutup tanah tahunan atau rumput, atau pohon dengan penutupan merata, pohon konifer (berdaun jarum), pohon dengan percabangan horizontal dan kulit batang kasar. Penanaman rumput sebagai alas pada taman publik merupakan pilihan yang tepat karena rumput merupakan tanaman penutup tanah dengan penutupan merata yang berfungsi menahan erosi dan dapat meningkatkan nilai estetik taman, sekaligus tahan injakan sehingga dapat menjamin aktivitas pengguna.

Taman publik dengan estetika tinggi akan lebih disukai pengguna, namun penataan tanaman dengan fungsi estetika tetap harus mempertimbangkan kebutuhan ruang untuk pemenuhan aktivitas yang dibutuhkan oleh pengguna. Aktivitas yang umumnya terdapat pada taman publik skala kecil seperti dalam area permukiman ini adalah berjalan-jalan atau rekreasi pasif seperti duduk dan melihat-lihat.

(11)
(12)

Taman Depan Rumah

Penataan tanaman pada taman depan rumah pada permukiman BNR (Gambar 27) lebih mengutamakan fungsi estetika dengan berbagai gaya penataan maupun pemilihan tanaman, mengikuti keinginan pemilik properti namun tetap memperhatikan fungsi penanaman yang dibutuhkan. Penataan tanaman dengan pola geometrik dapat menimbulkan kesatuan tema dengan bangunan rumah yang bergaya modern minimalis. Untuk mengurangi kesan monoton, tanaman dengan warna cerah dapat memberikan aksen.

Penanaman dekat dinding rumah (foundation planting) dapat diterapkan untuk mengimbangi kesan keras yang ditimbulkan bangunan. Peletakan tanaman pada grading berfungsi sebagai barrier dan memberi tanda perbedaan ketinggian sehingga bermanfaat untuk keamanan. Bila diletakkan berbaris di bagian depan taman, tanaman juga dapat berfungsi sebagai pagar. Tanaman yang dapat digunakan dalam foundation planting ini seperti marantha (Marantha sp.), spatipilum (Spathiphyllum wallisii) atau air mancur (Russelia equisetiformis).

Tanaman yang digunakan lebih baik berupa semak atau perdu rendah hingga sedang yang dikombinasikan dengan tanaman penutup tanah sehingga menciptakan kesan terbuka dan lapang. Desain dengan perawatan yang mudah dan tidak intensif lebih baik karena tidak merepotkan pemilik properti. Keberadaan satu atau dua batang pohon dapat dipertimbangkan sebagai peneduh atau screen pandangan atau pemandangan buruk, namun peletakannya sebaiknya memperkirakan arah jatuhnya bayangan yang diinginkan maupun arah pandangan atau pemandangan yang ingin diblokir. Pohon yang dapat digunakan pada taman depan rumah antara lain sawo (Achras zapota), kamboja (Plumeria sp.) dan jambu biji (Psidium guajava).

(13)

32 27 9

Referensi

Dokumen terkait

bahwa gelandangan dan pengemis merupakan masyarakat rentan yang hidup dalam kemiskinan, kekurangan, keterbatasan, kesenjangan dan hidup tidak layak serta tidak

BMT akan bisa berkembang jika sumber daya manusianya berkembang, semakin baik sumber daya manusianya maka akan semakin banyak nasabah yang tertarik untuk melakukan

Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Artinya Guru aktif dan siswa pasif.Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu

Melaksanaka n prosedur tanggap darurat 3.1 Peralatan tanggap darurat diidentifikasi dan digunakan sesuai prosedur K3LL 3.1.1 Mengenal penggunaan peralatan tanggap

Mufisher merupakan alat pengering ikan serta jamur yang tidak bergantung pada cuaca sehingga pengeringan ikan dan jamur dapat dilakukan kapan saja dengan waktu yang cukup

2.7.1 Memandangakan Wang Perkapita tahun ini berkurangan, guru-guru hendakalh merancangkan mengikut kadar keewangan yang di tetapkan. 2.7.2 Seperti biasa setiap barang

Nilai KMO ini merupakan test statistik yang merupakan indikator tepat tidaknya penggunaan metode analisis faktor dalam suatu penelitian. Nilai KMO merupakan sebuah

Dalam kesempatan ini, seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan penyampaian informasi dapat disampaikan dengan berbagai cara, maka dari itu, perlu