• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUKUM HOOKE UNTUK SISWA SMA KELAS X

Eko Megawati Putri1, Drs. Sutadi Waskito, M.Pd2, Drs. Pujayanto, M.Si3 Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, Telp/Fax (0271) 648939

E-mail : ekoputri31@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of research were (1) to explain the procedures in developing the teaching material in the form of Physics module for the 10th graders of Senior High School based on scientific approach in the main material of Elasticity and Hooke’s Law, and (2) to produce the teaching material in the form of Physics module for the 10th

graders of Senior High School based on scientific approach in the main material of Elasticity and Hooke’s Law with good criteria for the students of Senior High School.

This study employed Research and Development (R&D) method. The model used as the rationale for developing this module referred to the research model developed by Borg & Gall. The data obtained was the qualitative one supported with quantitative data. Technique of collecting data used in this research was questionnaire distributed to validator, peer reviewer, and reviewer. The validator consisted of expert lecturer, peer reviewer consisted of 2 students and reviewer consisted of 3 Physics teachers and the respondents consisted of 9 students and 30 students from 3 Senior High Schools in Surakarta and Karanganyar areas. Those three schools were: SMA N 2 Surakarta, SMA N 1 Karanganyar and SMA N 2 Karanganyar. The data analysis was conducted qualitatively to study the construct validity of the scientific approach-based Physics module supported with the data of quantitative analysis result using Syaifuddin Azwar’s procedure.

The cloncution of data analysis and discussion showed (1) the procedures taken in this research were as follows: (a) research and information collection, (b) planning part of module, (c) developing product, (d) preliminary field tryout with 9 subjects in 3 schools, (e) revision of preliminary field tryout result, (f) main field tryout with 30 subjects in 3 sc hools, and (g) revision of main field tryout result (2) based on tried out in main field, scientific approach based-Physics module in Elasticity and Hooke’s Law material for the 10th

graders of senior high school had been developed had satisfying the very good criterion.

Keywords: development, module, Physics, scientific approach. ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menjelaskan langkah-langkah dalam mengembangkan bahan ajar berupa modul Fisika SMA kelas X berbasis scientific approach pada materi pokok Elastisitas dan Hukum Hooke dan (2) menghasilkan bahan ajar berupa modul Fisika SMA kelas X berbasis scientific approach pada materi pokok Elastisitas dan Hukum Hooke dengan criteria baik untuk siswa Sekolah Menengah Atas.

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Model yang digunakan untuk dasar pengembangan modul ini mengacu pada model penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Data yang diperoleh adalah kualitatif dengan didukung data kuantitatif. Teknik pengambilan data dalam penelitian berupa pemberian angket kepada validator, peer reviewer dan reviewer. Validator terdiri dari 2 dosen ahli, peer reviewer terdiri dari 2 mahasiswa dan reviewer terdiri dari 3 guru Fisika serta responden yang terdiri atas 9 siswa dan 30 siswa dari 3 SMA di wilayah Surakarta dan Karanganyar. Ketiga SMAtersebutadalahSMA N 2 Surakarta, SMA N 1 Karanganyar, dan SMA N 2 Karanganyar. Analisis data secara kualitatif pada penelitian ini untuk mengkaji validitas konstruk modul Fisika berbasis scientific approach ini didukung dengan data hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan prosedur Syaifuddin Azwar.

Dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan (1) bahan ajar yang dihasilkan berupa modul Fisika berbasis scientific approach disusun dengan langkah-langkah pengembangan (a) mengumpulkan informasi meliputi studi literatur, observasi kurikulum dan observasi kelas (b) merencanakan penyusunan modul meliputi struktur, komponen, dan cover modul (c) mengembangkan jenis/bentuk produk yang meliputi persiapan bahan pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi (d) uji coba lapangan awal pada tiga sekolah dengan 9 subjek penelitian (e) melakukan revisi produk dari hasil uji coba lapangan awal (f) uji coba lapangan utama pada tiga sekolah dengan 30 subjek penelitian (g) melakukan revisi produk dari hasil uji coba lapangan utama (2) berdasarkan hasil uji coba utama, modul Fisika berbasis scientific approach dengan materi pokok Elastisitas dan Hukum Hooke untuk SMA kelas X yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat baik.

Kata kunci:pengembangan, modul, Fisika, scientific approach PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sebagai katalisator utamanya atau sebagai perangkatnya. Pendekatan ilmiah (scientific approach) diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria

ilmiah. Proses pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Maria Varelas and Michael Ford, (2008: 31) di dalam Atsnal dan Rahmita Yuliana Gazali (2013) menambahkan bahwa metode ini memudahkan guru atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan

(2)

kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi dasar dari pengembangan kurikulum 2013 di Indonesia.

Dalam setiap pengimplementasian model pembelajaran pada setiap kurikulum, pasti diperlukan elemen–elemen pendukung kegiatan pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah bahan ajar. Untuk mendukung keberjalanan Kurikulum 2013, bahan ajar bagi semua mata pelajaran harus mengacu pada pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013 tersebut, yaitu pendekatan ilmiah (scientific approach). Buku panduan guru dan buku teks pelajaran yang disiapkan telah disesuaikan dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah Kurikulum 2013 untuk memudahkan guru dan siswa melaksanakan pembelajaran dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pengadaan buku oleh pemerintah untuk tingkat Sekolah Menengah Atas hanya terbatas pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud No. 71 tahun 2013. Untuk mata pelajaran lain, guru menyiapkan dan memilih sendiri bahan ajar yang akan menjadi pegangan dan acuan dalam mengajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, salah satunya bahan ajar fisika. Namun, bahan ajar fisika berupa buku pelajaran untuk kurikulum 2013 yang beredar di lapangan masih terbatas. Penggunaan LKS pun masih sering digunakan sedangkan materi pada LKS sangat minim dan kurang lengkap. Bahkan masih ada siswa yang tidak memiliki buku pegangan belajar dan hanya mengandalkan materi pelajaran dari guru, sehingga pembelajaran pun berlangsung satu arah dan berpusat pada guru.

Keadaan yang tergambar di atas sangat bertolak belakang dengan tujuan dari kurikulum 2013 yang menggunakan scientifict approach di dalamnya. Siswa seharusnya menjadi subjek pembelajaran bukan objek pembelajaran. Siswa juga dituntut untuk menemukan konsep serta aktif membangun pengetahuan dari fakta-fakta yang ada di kehidupan sehari-hari, bukan hanya diberikan rumus-rumus yang sudah ada. Salah satunya yaitu materi Elastisitas dan Hukum Hooke yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Banyak fenomena atau fakta yang dapat dipelajari untuk memahami materi tersebut, sehingga siswa tidak perlu hanya diberi dengan rumus-rumus saja, tapi diajarkan melalui fenomena yang ada.

Mempertimbangkan alasan-alasan yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian hasil validasi aspek konstruk pada pengembangan bahan ajar pembelajaran Fisika berupa modul Fisika berbasis scientific approach pada materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk SMA kelas X.

METODE

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development (R & D) yang merupakan model penelitian pengembangan. Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Adapun yang akan dikembangkan dalam

berbasis scientific approach. Model yang digunakan untuk dasar pengembangan modul ini mengacu pada model penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Model penelitian yang dimaksud adalah model prosedural yang merupakan model deskriptif. Model ini menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti sampai menghasilkan produk yang berupa modul Fisika berbasis scientific approach dengan materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk SMA Kelas X.

Penelitian pengembangan modul yang dilakukan meliputi tahapan: analisis kebutuhan, desain awal produk yang dikembangkan, pengembangan draft produk, dan uji coba lapangan. Dalam tahap pengembangan, draft produk yang telah tersusun kemudian divalidasi kepada 2 dosen ahli, 2 peer reviewer, dan 3 reviewer. Setelah itu draft produk akan memperoleh penilaian dan masukan yang dijadikan perbaikan sebelum dilakukan uji coba ke lapangan. Hasil dari validasi kemudian direvisi, selanjutnya draft produk dapat divalidasi kembali pada dosen ahli, sehingga akan mendapatkan hasil yang layak untuk produk yang akan digunakan uji coba lapangan awal dan utama. Data hasil uji coba diambil dari 9 siswa pada tahap uji coba awal dan 30 siswa pada tahap uji coba utama di SMA N 2 Surakarta, SMA N 1 Karanganyar, dan SMA N 2 Karanganyar. Dari uji coba ini diperoleh data respon siswa terhadap keterbacaan modul dari komponen kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafisan.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Analisis data secara kuantitatif pada penelitian ini untuk mengetahui kualitas modul yang dikembangkan menggunakan prosedur Syaifuddin Azwar seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Penilaian

Interval Skor Hasil Penilaian Kategori

Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik Mi + 0,5 Sbi < X  Mi + 1,5 Sbi Baik

Mi - 0,5 Sbi < X  Mi + 0,5 Sbi Cukup Mi - 1,5 Sbi < X  Mi - 0,5 Sbi Kurang

X  Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang Keterangan:

X = Skor responden Mi = Mean ideal

Sbi = Simpangan baku ideal

Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) Sbi = 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

Jumlah item dari angket yang diberikan kepada validator, peer reviewer, dan reviewer dalam semua aspek ada 48 dengan 4 pilihan jawaban yakni dengan skor 1 (tidak baik/ tidak sesuai), 2 (kurang baik/ kurang sesuai), 3 (cukup baik/ cukup sesuai), dan 4 (baik/ sesuai).

Evaluasi total modul oleh setiap validator menggunakan kriteria yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan komponen. Skor tertinggi ideal yang dicapai untuk keseluruhan aspek adalah 192, skor minimum ideal yang dicapai adalah 48 dengan mean ideal (Mi) 120 dan simpangan baku ideal (Sbi) 24. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 2.

Untuk angket yang diberikan kepada siswa dalam uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama terdiri

(3)

commit to user

dari 36 item dalam keseluruhan komponen. Jika responden

atau siswa menjawab “ya” diberi nilai 1, jika “tidak” 0. Tabel 2 Kriteria Evaluasi Total Modul

Kelompok Skor Kriteria

X >156 Sangat Baik

132  X  156 Baik

108  X  132 Cukup

84  X  108 Kurang

X  84 Sangat kurang

Keterangan: X = Skor validator

Untuk mengevaluasi modul yang dikembangkan, dalam uji coba dibutuhkan kriteria yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan aspek. Skor tertinggi ideal yang dicapai untuk keseluruhan aspek adalah 36, skor minimum ideal yang dicapai adalah 0 dengan mean ideal (Mi) 18 dan simpangan baku ideal (Sbi) 5. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Evaluasi Total Modul Hasil Uji Coba

Kelompok Skor Kriteria

X > 25,5 Sangat Baik 20,5  X  25,5 Baik 15,5  X  20,5 Cukup 10,5  X  15,5 Kurang

X  10,5 Sangat kurang Keterangan: X = Skor responden atau siswa

Setiap item yang telah disusun dalam instrumen angket telah disusun sesuai dengan karakteristik scientific approach yakni mengandung komponen komponen mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Angket yang digunakan untuk uji coba telah disesuaikan dengan draft modul yang dikembangkan.

Data kualitatif diperoleh dari komentar dan saran dari validator dan responden. Di dalam proses penelitian draft produk dilakukan validasi oleh 2 dosen ahli, 2 peer reviewer dan 3 reviewer sehingga mendapat komentar dan saran yang dapat dijadikan revisi oleh peneliti. Selain berdasarkan saran dan komentar dari para dosen ahli, peer reviewer, reviewer, revisi juga dilakukan berdasarkan temuan di lapangan yaitu pada saat uji coba lapangan awal dan utama. Revisi pertama dilakukan setelah mendapat saran dan komentar dari dosen ahli, peer reviewer, dan reviewer, kemudian revisi selanjutnya dilakukan setelah diperoleh temuan pada uji coba lapangan awal dan utama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap pembuatan draft modul Fisika berbasis scientific approach berisi materi pokok Elastisitas dan Hukum Hooke untuk SMA Kelas X Semester II. Penyusunan disesuaikan tujuan pembuatan modul yang berbasis scientific approach. Peneliti berusaha mengembangkan modul dengan memunculkan beberapa masalah terlebih dahulu berdasarkan fenomena yang ditunjukkan dengan tujuan agar siswa dapat mengajukan hipotesis untuk menjawab permasalahan tesebut, kemudian siswa juga dituntun ke dalam kegiatan praktikum/diskusi, menganalisis data dan menarik kesimpulan.

1. Hasil Validasi

Jumlah skor keseluruhan hasil analisis data angket untuk setiap validator yakni Ahli I memberi skor total 182 dan Ahli II 183 dengan nilai pada komponen kelayakan isi adalah 54 dan 58, penyajian 70 dan 70, kebahasaan 39 dan 40, dan kegrafisan 19 dan 15.

Komentar dan saran perbaikan yang diberikan oleh dosen ahli antara lain memperbaiki tata tulis sesuai EYD karena masih terdapat penulisan yang kurang tepat. Sampul diperbaiki agar pesan lebih mudah dicerna siswa. Tata tulis hendaknya lebih diperhatikan agar menjadi tulisan yang efektif dan efisien.

Selanjutnya adalah penilaian dari kedua peer reviewer diperoleh Skor yaitu 157 dan 188. Pada komponen kelayakan isi mendapatkan skor 45 dan 60, penyajian 67 dan 72, kebahasaan 31 dan 37 dan kegrafisan 14 dan 19.

Adapun saran perbaikan yang diberikan oleh peer reviewer adalah mengenai belum adanya penulisan notasi pada rumus ataupun persamaan yang terdapat dalam modul. Selanjutnya agar lebih meneliti lagi pada gambar-gambar yang terdapat dalam modul karena ada beberapa gambar yang belum diberi keterangan. Kemudian cover agar lebih diperbaiki lagi karena dinilai kurang menarik.

Reviewer I, reviewer II, dan reviewer III masing-masing memberikan nilai total 164, 179 dan 172. Untuk komponen kelayakan isi masing-masing reviewer memberikan penilaian 52, 55, dan 54, untuk komponen penyajian 63, 67 dan 64, komponen kebahsaan 33, 37 dan 38, selanjtunya komponen kegrafisan yaitu 17, 20, dan 16.

Reviewer dalam penelitian ini mengajar mata pelajaran Fisika di SMA N 2 surajarta, SMA N 1 Karanganyar, dan SMA N 2 Karanganyar. Reviewer menilai dengan memberikan skor penilaian pada tiap indikator dan memberi komentar serta saran secara umum (bukan komentar tiap indikator). Komentar dan saran perbaikan dari reviewer antara lain dirangkum ke dalam Tabel 4.

Tabel 4. Rangkuman Saran Perbaikan oleh Reviewer

Reviewer Catatan Komentar/Saran

Reviewer I 1. Perlu ditambah apersepsi sebelum materi pokok.

2. Rangkuman perlu ditambah namun secara singkat.

3. Soal-soal agar dibuat lebih menantang.

Reviewer II 1. Akan lebih baik bila buku dikembangkan untuk satu semester.

Reviewer III 1. Perlu tambahan motivasi sebelum masuk ke materi inti.

2. Perlu perbaikan gambar pada judul bab.

3. Cover modul diganti agar lebih menarik.

Hasil akhir penilaian dari ahli, peer reviewer, dan reviewer dirangkum dalam Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 menunjukkan skor yang diberikan validator untuk tiap-tiap komponen, yaitu kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafisan. Sedangkan Tabel 6 menunjukkan besarnya skor total yang diberikan tiap-tiap validator.

(4)

Tabel 5 Hasil Penilaian Setiap Komponen

Validator Kelayakan

Isi Penyajian Kebahasaan Kegrafisan

Ahli I 54 70 39 19 Ahli II 58 70 40 15 Peer reviewer I 45 67 31 14 Peer reviewer II 60 72 37 19 Reviewer I 52 63 33 17 Reviewer II 55 67 37 20 Reviewer III 54 64 38 16 Rata-rata 54 67,5 36,5 17,2 Tabel 6. Hasil Penilaian Total

Validator Skor Kriteria

Ahli I 182 Sangat baik

Ahli II 183 Sangat baik

Peer reviewer I 157 Sangat baik Peer reviewer II 188 Sangat baik Reviewer I 164 Sangat baik Reviewer II 179 Sangat baik Reviewer III 172 Sangat baik Rata-rata 175 Sangat baik

Berdasarkan data dari Tabel 5 dan Tabel 6 dapat bahwa semua validator memberikan penilaian sangat baik atau dapat dikatakan bahwa kriteria sangat baik yang diperoleh dari validator sebesar 100% dengan nilai rata-rata 175.

4. Hasil Uji Coba Lapangan Awal

Pada hasil uji coba lapangan awal yakni dengan jumlah responden 9 siswa. Dari 9 siswa, terdapat 8 siswa (88,89%) yang memberikan penilaian dengan kategori sangat baik dan 1 siswa (11,11%) dengan penilaian dengan kategori cukup baik.

Siswa yang terlibat dalam uji coba lapangan awal mendapatkan modul yang dikembangkan untuk dibaca, diteliti, dan dinilai. Secara umum siswa menilai baik dan merasa terbantu dengan adanya bagian pengetahuan, kegiatan, dan latihan-latihan soal yang ada. Namun, masih terdapat beberapa masukan berupa komentar dan saran yang akan dijadikan masukan revisi selanjutnya.

Adapun saran perbaikan dari siswa antara lain mengenai sampul agar dibuat lebih menarik serta penjilidan lebih baik. Kemudian diperlukan pengeditan lagi karena masih ada kata yang masih salah dalam pengetikan. Terdapat juga saran dari siswa mengenai penulisan persamaan ataupun rumus yang ada di dalam modul agar lebih dipersingkat saja.

5. Hasil Uji Coba Lapangan Utama

Data selanjutnya diperoleh dari uji coba lapangan utama yang dilakukan untuk 30 responden. Untuk hasil evaluasi total dalam uji coba utama, terdapat 29 (96,67%) siswa yang memberikan penilaian dengan kategori sangat baik. Kemudian terdapat satu siswa memberikan penilaian dengan kategori baik yakni persentasenya sebesar 3,33%.

Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa hasil uji coba lapangan utama ini dapat dikatakan berhasil.

Prosedur uji coba lapagan utama sama dengan uji coba lapangan awal, hanya saja dengan jumlah siswa yang lebih banyak yakni 30 siswa. Modul yang digunakan dalam uji coba lapangan utama ini merupakan hasil revisi dari uji coba awal. Secara umum, siswa menilai modul sudah baik. Siswa menilai bahwa secara keseluruhan modul yang dikembangkan membuat siswa tertarik untuk belajar dan dapat memahami isinya. Siswa merasa terbantu dengan adanya pengetahuan, praktikum, latihan soal, gambar dapat menambah pengetahuan siswa.

Adapun saran dari siswa antara lain mengenai sampul buku yang agak sulit untuk dibuka, hal ini karena sampul buku berbentuk hard cover, sedangkan para siswa rata-rata lebih sering menggunakan buku dengan sampul jenis soft cover. Terdapat pula saran agar buku dibuat untuk pembelajaran selama satu semester, tidak hanya untuk satu bab saja.

Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli, peer reviewer, reviewer dan siswa, rata-rata bersifat umum seperti tata tulis dan tampilan dan kurang berkomentar mengenai alur scientific approach. Hal ini menunjukkan bahwa validator dan responden yang terlibat dalam penelitian ini sudah sepakat bahwa konstruksi modul Fisika yang dikembangkan sudah sesuai dengan karakteristik scientific approach. Hal tersebut dibuktikan dengan pemberian nilai pada setiap item pada angket di mana dihasilkan skor dengan rata-rata yang masuk dalam kriteria sangat baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bahan ajar yang dihasilkan berupa modul Fisika

berbasis scientific approach disusun dengan langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:

a. Mengumpulkan informasi meliputi studi literatur, observasi kurikulum dan observasi kelas. b. Merencanakan penyusunan modul meliputi

struktur, komponen, dan cover modul.

c. Mengembangkan jenis/bentuk produk yang meliputi persiapan bahan pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi.

d. Uji coba lapangan awal pada tiga sekolah dengan 9 subjek penelitian.

e. Melakukan revisi produk dari hasil uji coba lapangan awal.

f. Uji coba lapangan utama pada tiga sekolah dengan 30 subjek penelitian.

g. Melakukan revisi produk dari hasil uji coba lapangan utama.

2. Berdasarkan hasil uji coba utama, modul Fisika berbasis scientific approach dengan materi pokok Elastisitas dan Hukum Hooke untuk SMA kelas X yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat baik.

(5)

commit to user

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat menjadikan modul Fisika berbasis scientific approach ini sebagai bahan rujukan dalam pengembangan bahan ajar selanjutnya, baik untuk pokok bahasan yang sama atau berbeda.

2. Peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat menggunakan modul Fisika berbasis scientific approach yang telah dikembangkan untuk diteliti lebih lanjut dengan menguji produk secara eksperimen. 3. Guru sebaiknya dapat melaksanakan pembelajaran

Fisika yang berbasis scientific approach dengan modul yang telah dikembangkan oleh peneliti. 4. Siswa sebaiknya dapat menggunakan modul Fisika

berbasis scientific approach ini sebagai rujukan belajar sehingga memberikan kemudahan dalam belajar secara aktif dan mandiri.

Untuk pengembangan produk lebih lanjut, peneliti menyarankan beberapa hal untuk peneliti selanjutnya, antara lain:

1. Perlunya pengembangan produk berupa modul Fisika berbasis scientific approach untuk materi selain Elastisitas dan Hukum Hooke.

2. Pengembangan produk lebih lanjut dapat dilakukan berupa bentuk bahan ajar yang lain. Adapun pokok bahasan bisa disajikan dengan materi yang sama atau berbeda.

3. Produk yang dihasilkan bisa dilanjutkan ke tahap uji coba berikutnya agar efektivitas produk lebih valid lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Atsnal, M.F dan Gazali, Rahmita Yuliana. (2013). Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Prosiding ISBN: 978 – 979 – 16353 – 9 – 4

Azwar, S. (2007). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Borg W. R. & Gall J. P. (1983). Educational Research: An Introduction. White Plains, NY: Longman.

Collette, A. T. & Chiappetta, E. L. (1994). Science Instruction In The Middle and Secondary Schools. NewYork: Macmillan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pedoman Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat PLP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.

John D. Latuheru. (1988). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud.

Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. (2103). Materi Pelatihan Guru Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kurniasih, I & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.71 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis,

Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Alfa Beta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya

Suprawoto, N. A. (2009). Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul. Diperoleh 23 Desember 2012,dari

http://ml.scribd.com/doc/16554502/Mengembangk

an-Bahan-Ajar-dengan-Menyusun-Modul.

Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

(6)

Persetujuan Pembimbing Surakarta, Desember 2014 Pembimbing I Drs. Sutadi Waskito, M.Pd NIP. 19500522 197603 1 001 Pembimbing II Drs. Pujayanto, M. Si NIP. 19650614 199203 1 003

Gambar

Tabel 1. Kategori Penilaian
Tabel 2  Kriteria Evaluasi Total Modul   Kelompok Skor  Kriteria
Tabel 5 Hasil Penilaian Setiap Komponen  Validator  Kelayakan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian untuk penyusunan kamus dwibahasa, seperti Indonesia-Saluan dipandang perlu dilakukan untuk (a) mendokumnetasikan nilai-nilai kemanusiaan dalam bahasa Saluan clan

Muhammad Baqir Ash-S{hadr adalah seorang ulama, yang di samping memiliki keturunan yang sangat mulia, juga memiliki kejeniusan serta keimanan dan ketaqwaan yang

Dari definisi konsep di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud skripsi yang berjudul “Perberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan post tes untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic) terhadap hasil belajar matematika

Kesimpulan daripada perbincangan ini, Masadir memainkan peranan penting dalam bidang pengkajian sejarah Islam. Sumber sebagai nadi kepada ilmu sejarah, tanpa

Kekuatan ini se- harusnya bisa digunakan oleh SMA Negeri 1 Kuantan Hilir untuk bisa melaksanakan strategi- strategi organisasi yang sudah diprogramkan untuk menjadi sekolah unggulan

yang dapat dikelompokkan menjadi enam (6) kategori pembacaan, yakni: (1) adegan kekerasan seksual yang ditampilkan adalah bentuk penggambaran budaya pada era

[r]