No.
NAMA JENIS
NAMA JENIS
KEHADIRA
STATUS
N
STATUS
LINDUNG
PHALACROCORACIDAE
La
mp
ira
n 1.
Daf
tar
bur
ung
yan
g
terc
atat
di
Ca
gar
Ala
m
Pul
au
Du
a
(19
76
-
200
0)
1. Anhinga melanogaster
Pecuk ular
V
P
2. Phalacrocorax niger
Pecuk padi
(B)
3. Phalacrocorax sulcirostris
Pecuk padi
(B)
FREGATIDAE
4. Fregata andrewsi
Bintayung
V
E-Appl-P
5. Fregata ariel
Bintayung
V
ARDEIDAE
6. Ardea cinerea
Cangak abu
B
7. Ardea purpurda
Cangak merah
B
8. Ardea sumatrana
Cangak besar
V
9. Ardeola speciosa
Blekok
B
10. Bubulcus ibis
Kuntul kerbau
B
P
11. Butorides striatus
Kokokan laut
(B)
12. Casmerodius albus
Kuntul besar
B
P
13. Egretta garzetta
Kuntul kecil
B
P
14. Egretta intermedia
Kuntul sedang
B
P
15. Egretta sacra
Kuntul karang
B
P
16. Ixobrychus cinnamomeus
Bambangan
(V)
17. Nycticorax nycticorax
Kowak maling
B
CICONIIDAE
18. Mycteria cinerea
Wilwo
B
V-Appl-P
THRESKIORNITHIDAE
19. Plegadis falcinellus
Roko-roko
B
P
20. Threskiornis
melanocephalus
Pelatuk besi
B
P
ANATIDAE
21. Anas gibberifrons
Itik benjut
(B)
22. Dendrocygna arquata
Belibis
V
23. Nettapus coromandelianus Angsa kerdil
V
FALCONIDAE
24. Falco peregrinus
Alap-alap
M
Appl-P
ACCIPITRIDAE
25. Accipiter gularis
Elang-alap
M
ApplI-P
26. Accipiter soloensis
Elang-alap Cina
M
Appll
27. Elanus caeruleus
Elang tikus
V
Appil
28. Haliaeetus leucogaster
Elang laut
V
Appll
29. Haliastur indus
Elang bondol
V
Appll
30. Pandion haliaetus
Elang tiram
V
Appll
31. Pernis ptilorhynchus
Sikep-madu
M
Appll
TURNICIDAE
32. Turnix suscitator
Puyuh
gonggong
Lampiran 1. Lanjutan
No. NAMA JENIS
NAMA JENIS
STATUS
KEHADIRAN
STATUS
LINDUNG
RALLIDAE
33. Amaurornis
Kareo padi
(B)
34. Gallirallus striatus Tikusan
(V)
CHARADRIIDAE
35. Charadrius dubius Cerek-kalung
M
36. Charadrius
Cerek-pasir
M
37. Charadrius
Cerek-pasir
M
38. Charadrius veredus Cerek Asia
M
39. Pluvialis fulva
Cerek kernyut M
40. Pluvialis
squatarola
Cerek besar
M
SCOLOPACIDAE
41. Actitis hypoleucos Trinil
M
42. Numenius
Gajahan
M
P
43. Numenius arquata Gajahan
M
P
44. Numenius
Gajahan
M
P
45. Tringa glareola
Trinil semak
M
46. Tringa nebularia
Trinil kaki-hijau M
47. Tringa stagnatilis Trinil rawa
M
48. Tringa totanus
Trinil kaki-merah M
49. Xenus cinereus
Trinil bedaran
M
50. Limosa lapponica Biru-taut
M
51. Calidris
Kedidi besar
M
52. Calidris alba
Kedidi putih
M
53. Calidris subminuta Kedidi
jari-panjang
M
RECUR
54. Himantopus
leucocephalus
Gagang-bayam M
P
LARIDAE
55. Chlidonias hybridus Dara-laut kumis M
P
56. Chlidonias
Dara-laut sayap- M
P
57. Sterna bergii
Dara laut jambul M/V
P
58. Sterna bengalensis Dara-laut
M/V
P
59. Sterna dougallii
Dara-laut
V
P
60. Sterna sumatrana
Dara-laut
V
P
61. Sterna albifrons
Dara-laut kecil M/V
P
62. Gelochelidon
nilotica
Dara-laut tiram M
P
GLAREOLIDAE
63. Glareola
Terik
M
COLUMB/DAE
64. Geopelia striata
Perkutut
B
65. Streptopelia
Dederuk
B
66. Streptopelia
Tekukur
V
67. Treron vernans
Punai gading
V
STRIGIDAE
68. Tyto alba
Burung hantu
V
Lampiran 1. Lanjutan
No. NAMA JENIS
NAMA JENIS
STATUS
KEHADIRA
STATUS
LINDUNO
CAPRIMULGIDAE
70. Caprimu/gus affinis Cabak
(B)
App II
APODIDAE
71. Collocalia esculenta Walet sapi
v
72. Apus pacificus
Kapinis laut
v
ALCEDINIDAE
73. Alcedo coerulescens Raja-udang biru
(B)
P
74. Halcyon ch/bris
Cekakak sungai
(B)
P
75. Halcyon sancta
Cekakak suci
M
P
MEROPIDAE
76. Merops philippinus Kirik-kirik laut
HIRUNDINIDAE
77. Delichon dasypus
Layang-layang
78. Hirundo rustica
Layang-layang api
M
79. Hirundo tahitica
Layang-layang batu
v
PYCNONOTIDAE
80. Pycnonotus goiavier Cerucuk
(B)
IRENIDAE
81, Aegithina tiphia
Cipeuw
(B)
ORIOLIDAE
82. Oriolus chinensis
Kepodang
V
TURDIDAE
83. Copsychus saularis Murai
B
ACANTHIZIDAE
84. Gerygone sulphurea Rametuk
SYLVIIDAE
85. Acrocephalus sp
Kerakbasi
M
86. Cisticola juncidis
Cici padi
v
87. Orthotomus sutorius Cinenen pisang
v
88. Phylloscopus
Cikrak
M
89. Prima familiaris
Perenjak
B
MUSCICAPIDAE
90. Culicicapa
ceylonensis
Sikatan kepala-abu
(V)
MONARCHIDAE
91. Rhipidura javanica Sikatan
(B)
P
STURNIDAE
92.
Acridotheres
Kerak kerbau
V
93.
Sturnus Contra
Jalak suren
V
94.
Sturnus
Jalak putih
V
P
Lampiran 1. Lanjutan
NECTARINIIDAE
96.
Anthreptes malacensis Burung-madu
kelapa
97.
Arachnothera longirostra
Burung
No. NAMA JENIS
NAMA JENIS
STATUS
KEHADIRA
STATUS
LINDUNO
V
V
(B)
V
(V)
V
B
V
B
(V)
V
P
P
P
V
jantung
98.
Nectarinia jugularis
Burung madu
DICAEIDAE
99.
Dicaeum trochileum Burung cabal
ZOSTEROPIDAE
100.
Zosterops flavus Kacamata Jawa
PLOCEIDAE
101.
Passer montanus Gereja
102.
Ploceus manyar Manyar
ESTRILDIDAE
103.
Lonchura leucogastroides Bodol Jawa
104.
Lonchura maja
Bondol aji
105.
Lonchura malacca
Bondol rawa
106.
Lonchura punctulata Bondol peking
ARTAMIDAE
107.
Arthamus leucorhynchusKekep babi
CORVIDAE
108. Corvus macrorhynchus
Gagak
Status keberadaan:
B
: (Breeder) Tercatat pernah berbiak;
V
: (Visitor) pengunjung tidak berbiak;
M
: (Migrant) pendatang/migran
(
… ) : Mungkin...
Status perlindungan :
P
: Dilindungi di lndonesian
E
: Endangered (Red Data Book)
V
: Vulnerable
R
: Rare
App.t : Appendix I(CITES)
App.lt : Appendix II
Lampiran 2 Dasar hukum kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove Indonesia
No. Landasan Hukum Keterangan
Sumber Hukum 1. UU Dasar 1945 Pasal 33
ayat (3) dan ayat (4)
Ayat (3) menekankan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan sebesarnya-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ayat (4) menekankan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan antara lain berdasarkan atas prinsip keberlanjutan dan berwawasan lingkungan.
Undang-Undang
1 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
Mengatur hal-hal yang berkenaan dengan resapan air, pembentukan wilayah pengelolaan, wilayah perlindungan dan konservasi berdasarkan keberadaan lahan basah di kawasan hutan.
2 UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Antara lain menyebutkan bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam hal pendayagunaan sumber daya alam dan upaya-upaya konservasi. Mengatur distribusi wewenang pengelolaan lahan basah lintas kabupaten, kota, provinsi. 4 UU No. 6 Tahun 1994 tentang
Pengesahan Konvensi
Kerangka Kerja PBB Mengenai Perubahan Iklim (United Nation Framewok Convention on Climate Change)
Konvensi ini merupakan dasar bagi negara-negara industri untuk mengurangi emisi gas rumahkaca gabungan mereka paling sedikit 5% dari tingkat emisi tahun 1990 menjelang periode 2008-2012. Secara tidak langsung Undang-undang ini dapat mendorong perlindungan lahan basah untuk tujuan pengendalian perubahan iklim.
6 UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
Mengatur hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang (termasuk pemanfaatan ruang kawasan lindung); yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan.
7 UU No. 5 Tahun 1990 tentang Pelestarian Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Mengatur hal-hal yang berkenaan dengan usaha perlindungan seperti perlindungan sistem penyangga, pengawetan keanekaragaman jenis, aktivitas apa saja yang dilarang, dan sanksi-sanksi bagi pelanggarnya,
9 UU No. 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (dalam proses revisi, September 2003)
Mengatur hal-hal yang berkenaan dengan pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan sumber daya ikan termasuk habitatnya.
Peraturan Pemerintah 1 PP No. 34 Tahun 2002 tentang
Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Peraturan Pemerintah ini antara lain membahas tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
4 PP No 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
Menerangkan secara rinci kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom. Kewenangan tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa bidang, antara lain yaitu: bidang pertanian, kelautan, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan, penataan ruang, pertanahan, dan lingkungan hidup.
5 PP No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Antara lain berisi tentang kewajiban melakukan AMDAL bagi setiap jenis usaha/kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar/penting terhadap lingkungan hidup; cara kerja komisi penilai AMDAL; tata cara pembuatan AMDAL, pembinaan, dan pengawasan; serta keterbukaan informasi dan peran masyararakat.
8 PP No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Antara lain berisi tentang definisi, asas, tujuan, serta kriteria Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam; pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; serta pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (kecuali pemanfaatan jenis
tumbuhan dan satwa serta kegiatan kepariwisataaan di zona pemanfaatan).
10 PP No. 27 Tahun 1991 Tentang Rawa
Lingkup pengaturan rawa dalam Peraturan Pemerintah ini adalah penyelenggaraan konservasi rawa yang meliputi perlindungan, pengawetan secara lestari dan pemanfaatan rawa sebagai ekosistem sumber air.
11 PP No. 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan
Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perlindungan kawasan hutan, perlindungan tanah hutan, perlindungan terhadap kerusakan hutan, perlindungan hasil hutan, pelaksanaan perlindungan hutan, dan ketentuan pidana. 12 PP No. 2 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Tata Air
Antara lain berisi tentang asas dan landasan hak atas air; pola tata pengaturan air; koordinasi tata pengaturan air; penggunaan air dan/atau sumber air; perlindungan air; eksploitasi dan pemeliharaan bangunan pengairan; pengawasan; serta ketentuan pidana.
Keputusan Presiden 1 Keppres No.48 Tahun 1991
Mengenai Pengesahan Convention on Wetlands of International Importance Especially as Waterfowl Habitat
Konvensi ini berisi tentang ketentuan konservasi lahan basah dan situs-situs lahan basah yang mempunyai kepentingan internasional. Pada pengesahan tersebut Pemerintah RI telah mengajukan Taman Nasional Berbak di Jambi sebagai lahan basah yang memiliki nilai penting secara internasional untuk dilindungi.
2 Keppres No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
Menerangkan tentang ruang lingkup kawasan lindung; pokok kebijaksanaan kawasan lindung (meliputi kriteria jenis-jenis kawasan lindung dan tujuan perlindungannya); tata cara penetapan kawasan lindung; serta upaya pengendalian kawasan lindung.
3 Keppres No. 26 Tahun 1989 Mengenai Pengesahan Konvensi Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia.
Konvensi ini antara lain berisi tentang definisi warisan budaya dan alam, upaya-upaya perlindungan di tingkat nasional dan internasional, pembentukan komite antar negara untuk upaya perlindungan, pendanaan bagi kegiatan perlindungan, tata cara memperoleh bantuan internasional untuk upaya perlindungan, serta kewajiban bagi negara-negara peserta konvensi untuk melakukan program-program pendidikan dan penyebaran informasi mengenai pentingnya warisan budaya dan alam kepada masyarakat.
Lampiran 3 Beberapa strategi nasional pengelolaan lahan basah Indonesia
No
Nama Strategi
Keterangan
1.
Strategi Nasional
Pengelolaan Lahan Basah
(NSAP) 1996 yang
kemudian direvisi pada
tahun 2004
Strategi ini dikeluarkan oleh Komite Nasional
Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah yang
anggotanya terdiri dari wakil-wakil institusi
pemerintah, peneliti dan akademisi, masyarakat sipil,
dan pihak swasta. Penyusunannya sendiri difasilitasi
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Departemen Kehutanan sehingga meski tidak
memiliki baju hukum, Strategi Nasional ini dapat
menjiwai kebijakan operasional yang dikembangkan
oleh paling tidak dua kementerian sektor tersebut.
2.
Strategi Nasional
Pengelolaan Mangrove di
Indonesia tahun ... saat ini
dalam proses revisi.
Penyusunan Strategi Nasional Mangrove difasilitasi
oleh Departemen Kehutanan dan LSM Lembaga
Pengkajian dan Pengembangan Mangrove. Strategi
Nasional ini direncanakan akan memiliki baju
hukum agar pelaksanannya menjadi bersifat wajib
bagi instansi pemerintah terkait. Tanpa baju hukum
Strategi Nasional ini akan tetap dapat menjadi acuan
berbagai pemangku kepentingan, minimal bagi
Departemen Kehutanan.
Lampiran 4
Kuisioner Survei Valuasi Ekonomi
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir : ………..(Tamat/Tidak Tamat) Jumlah Anggota Keluarga : ……….orang
a. Anak-anak : ……… orang b. Dewasa : ……… orang Status Perkawinan : Alamat : Pekerjaan Utama : 1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Petani 5. Petambak 6. Nelayan 7. Pengrajin Arang
8. Pengambil Kayu untuk Bangunan 9. Pengambil hasil perikanan dari ekosistem 10. Lainnya……… Pekerjaan Sampingan : 1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Petani 5. Petambak 6. Nelayan 7. Pengrajin Arang
8. Pengambil Kayu untuk Bangunan 9. Pengambil hasil perikanan dari ekosistem 10. Lainnya………
B.1. Target Responden : Pencari Satwa
1. Apakah Bapak/Ibu/Sdr(i) benar pencari satwa dari ekosistem mangrove ? a. Benar
b. Tidak
2. Apabila benar, jenis satwa apakah yang Bapak/Ibu/Sdr(i) biasanya peroleh ? a. Kelelawar
b. Ular c. Burung
d. Lainnya………
3. Berapa kali biasanya Bapak/Ibu/Sdr(i) mencari satwa tersebut ? a. Tiap hari
b. 3 – 4 hari dalam seminggu c. Seminggu sekali
d. Sebulan sekali e. Lainnya……….
4. Analisis usaha dari pencari satwa yaitu
No Uraian Satuan Total
(Rp) A Penerimaan Jenis satwa 1……….... 2……… Harga/satwa 1……… 2……… Total Penerimaan B Investasi (penyusutan) 1. Perangkap 2. Kapak 3. lainnya ……….. Biaya Operasional 1…………. 2…………..
C Net Benefit (A-B)
B.2. Target Responden : Pemanfaat Kayu
1. Apakah Bapak/Ibu/Sdr(i) mengambil hasil ekosistem mangrove berupa kayu? a. Ya b. Tidak
2. Apabila Ya, pilihlah jenis mangrove yang Bapak/Ibu/Sdr(i) manfaatkan dan digunakan untuk apa, berdasarkan tabel dan keterangan dibawah ini :
Jenis Mangrove Jenis Pemanfaatan
* 1 2 3 4 5 a. Avicennia b. Sonneratia c. Rhizophora d. Bruguiera e. Nypa f. Lainnya …
(Responden dituntun dengan memperlihatkan gambar) * keterangan 1. Kayu bakar 2. Arang 3. Bahan bangunan 4. Bahan perahu 5. Lainnya ……….. Analisis usaha
No Uraian Satuan Total (Kg/Rp/hari) A. Penerimaan
1. Ukuran/panjang setiap batang (meter)
2. Jumlah batang (unit) 3. Harga/batang Total Penerimaan B. Biaya
1. Jenis peralatan yang digunakan……… 2. Harga tiap peralatan Total Biaya
C. Net Benefit (A-B)
D. Frekuensi Pengambilan (hari)
3. Berapa kali Bapak/Ibu/Sdr(i) melakukan pemanfaatan tersebut di atas? a. Tiap hari
b. 3 – 4 hari dalam seminggu c. Seminggu sekali
d. Sebulan sekali e. Lainnya………..
4. Apakah dengan jenis pemanfaatan yang Bapak/Ibu/Sdr(i) lakukan, dijual untuk menambah penghasilan ?
a. Ya (semuanya) b. Dijual sebagian c. Tidak dijual (subsisten) B.3. Target Responden : Nelayan Umum
1. Ukuran perahu/kapal yang digunakan :………GT 2. Dimensi (L,B,D) :……..x…………..x……..M
3. Jenis mesin penggerak : Motor tempel/Diesel a. < 10 GT
b. 10 – 30 GT c. > 30 GT
4. Macam alat tangkap yang digunakan/jumlah :………../…….unit 5. Alat Bantu tangkap :………..
6. Ukuran/skala alat tangkap :(pxlxt)………. 7. Jumlah nelayan ABK :…………orang
8. Skala usaha : subsisten/artisanal (kecil/sedang/besar)/industri (kecil/sedang/besar) 9. Pelabuhan tempat pendaratan ikan :
10. Status kepemilikan usaha : milik sendiri/kelompok nelayan/perusahaan 11. Jumlah tenaga penangkap………orang
a. Pemilik………orang b. Nahkoda kapal……...orang c. Juru mesin……….orang d. Juru mudi………..orang e. Juru masak………orang f. ABK (pekerja)…………orang
Operasional Penangkapan Ikan
1. Daerah operasional penangkapan ikan (fishing ground) : perairan…………..
2. Jarak dari tempat pendaratan ikan ke fishing ground :……….mil laut atau ………hari perjalanan
3. jarak dari fishing ground ke pantai terdekat :………..mil laut 4. Banyaknya trip operasi penangkapan ikan : ……….trip/hari
……… trip/bulan ……… trip/tahun 5. Lamanya satu kali trip operasi penangkapan ikan : ………..hari 6. Waktu pengoperasian alat tangkap : pagi/siang/malam
8. Bulan tidak ke laut selama satu tahun :……bulan, yaitu pada bulan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 9. Musim penangkapan ikan :
Musim banyak : bulan………..sampai bulan………….. Musim sedang : bulan………..sampai bulan………….. Musim kurang : bulan………..sampai bulan………….. Hasil Tangkapan
1. Jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan 2. Hasil tangkapan utama
No Jenis ikan Musim Banyak (kg/trip) Musim kurang (kg/trip) 1. 2. 3. ………. ……… ……….
3. Penanganan ikan di atas kapal : menggunakan palkah dan es/menggunakan palkah tanpa es/dibiarkan diatas dek/lain-lain………….
Penerimaan 1. Hasil tangkapan a. Jenis ikan ………kg/trip/bulan/tahun, harganya Rp/kg……….. ……… kg/trip/bulan/tahun, harganya Rp/kg………. ……… kg/trip/bulan/tahun, harganya Rp/kg……… 2. Total penerimaan : Rp/kg/trip/bulan/tahun………. Investasi
No Investasi Jumlah Nilai (Rp) Baru/ lama Umur ekonomis Beban 1. Kapal/perahu 2. Mesin
3. Alat tangkap (unit) 4. Penanganan 5. Lainnya……
Biaya Operasional
1. Biaya ABK/trip : Rp………..
2. Bahan Bakar : Rp/trip/kapal (perahu)……… 3. Olie : Rp/trip/kapal (perahu)………
4. Total Bahan Pengawet : Rp/trip/kapal (perahu)……… 5. Lain-lain ………….: Rp/trip/kapal (perahu)………. Biaya Perawatan
1. Kapal/perahu : Rp/kali/bulan/tahun……… 2. Alat tangkap : Rp/kali/bulan/tahun………