• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

SILABUS

DAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah

: Logika dan Penalaran Hukum

Bobot SKS

: 2 SKS

Tim Penyusun

: 1. Dr. Abdul Rachmad Budiono, SH. MH.

2. Abdul Madjid, SH. MH

3. Dhia Al U’yun, SH. MH

4. Muktiono, SH. M.Phil.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mata Kuliah : Logika dan Penalaran Hukum

Bobot SKS : 2 SKS

Koordinator Penyusun : Muktiono, SH. MPhil. Anggota Penyusun :

1. Dr. Abdul Rachmad Budiono, SH. MH. 2. Abdul Madjid, SH. MH

3. Dhia Al U’yun, SH. MH

Tanggal Gelar Silabus : 25 September 2012 Bagian : Laboratorium Hukum

Malang, 01 Oktober 2012

Mengetahui, Koordinator Penyusun,

Ketua Laboratorium Hukum

Dr. Iwan Permadi, SH. MHum. Muktiono, SH. MPhil. NIP.197201172002121002 NIP.197611082005011001

Mengetahui, Pembantu Dekan I,

Dr. M. Ali Safa’at, SH. MH. NIP. 19760815 199903 1 003

(3)

3

SILABI

LOGIKA DAN PENALARAN HUKUM

A. IDENTITAS MATA KULIAH

NAMA MATA KULIAH : LOGIKA DAN PENALARAN HUKUM STATUS MATA KULIAH : WAJIB PROGRAM STUDI

JUMLAH SKS : 2 SKS

B. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah Logika dan Penalaran Hukum berisi tentang pengertian dasar dari logika sebagai bagian dari kajian filsafat serta keterkaitan dan penggunaannya dalam proses penalaran hukum yang dibutuhkan dalam aktifitas pemikiran teoretikal maupun praktikal profesi hukum.

C. KOMPETENSI MATA KULIAH

Mahasiswa mempunyai pengertian dasar tentang logika sebagai bagian dari kajian filsafat serta keterkaitan dan penggunaannya dalam proses penalaran hukum sehingga pada akhirnya membantu mahasiswa dalam menerapkan ilmu hukum dalam ranah teori maupun praktek profesi hukum.

D. LEVEL KOMPETENSI

Level Kompetensi I : Pendahuluan dan Kontrak Belajar

a) Kedudukan dan ruang lingkup Mata Kuliah Logika dan Penalaran Hukum

b) Penjelasan Silabi dan SAP c) Kontrak Belajar

Level Kompetensi II : Pengertian dan Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Filsafat dan Ilmu Hukum

a) Pengertian Logika dan Penalaran Hukum

b) Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Filsafat c) Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Ilmu Hukum d) Ruang Lingkup Logika dan Penalaran Hukum

(4)

4

e) Manfaat Studi Logika dan Penalaran Hukum Level Kompetensi III : Penalaran Deduktif

a) Silogisme

b) Silogisme Kategoris Aristotelian

1. Preposisi: Tiga jenis preposisi (Kategori, Eksistensi, Identitas) dan 4 Jenis Preposisi Kategoris

2. Segiempat Pertentangan dan Konversinya 3. Struktur dan Nomenklatur Silogisme Kategoris 4. Tiga Figur Silogisme Kategoris:

a. Rule + Case  Result

b. Rule + Denial of Result  Denial of Case

c. Denial of Result + Assertion of Case  Denial of Rule c) Silogisme Stoik

1. Modus Ponens 2. Modus Tollens 3. Silogisme Disjunktif 4. Silogisme Konjunktif Level Kompetensi IV : Penalaran Induktif

a) Perbedaan karakter penalaran induktif dan deduktif b) Generalisasi

c) Analogi d) Retroduksi e) Testimoni

Level Kompetensi V : Penalaran Berbasis Peraturan Perundang-undangan a) Sumber Hukum

b) Prinsip Supremasi Legislatif (Legislative Supremacy) c) Penafsiran Konstitusi (Constitutional Interpretation) d) Penafsiran Undang-Undang (Statutory Interpretation) e) Pembuktian, Praduga (presumption), dan Judicial Review Level Kompetensi V I: Karakter Penalar Hukum

a) Penalar Hukum: Masyarakat

b) Penalar Hukum: Pemerintah (birokrasi, jaksa, polisi) c) Penalar Hukum: Hakim

(5)

5

Satuan Acara Perkuliaan

(SAP)

Logika dan Penalaran Hukum

MATA KULIAH:

Logika dan Penalaran Hukum LEVEL KOMPETENSI I Pendahuluan dan Kontrak Belajar WAKTU:

Minggu I / Pertemuan ke-1

Sub-sub Kompetensi:

a. Kedudukan dan ruang lingkup Mata Kuliah Logika dan Penalaran Hukum b. Penjelasan Silabi dan SAP

c. Kontrak Belajar

Tujuan Pembelajaran:

Mahasiswa mendapatkan pemahaman akan pentingnya mata kuliah Logika dan Penalaran Hukum. Selain itu, peserta kuliah juga akan mempunyai informasi dasar untuk mempersiapkan bahan-bahan bacaan atau referensi serta mengantisipasi metode perkuliahan selama satu semester ke depan termasuk mekanisme evaluasi dan sistem penilaian.

Indikator Hasil Belajar:

a. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai kedudukan dan ruang lingkup serta pentingnya mata kuliah Logika dan Penalaran Hukum

b. Mahasiswa mampu menjelaskan ulang mengenai strategi perkuliahan dan langkah-langkah persiapan untuk mengikuti mata kuliah Logika dan Penalaran Hukum

c. Mahasiswa mempunyai empati, motivasi dan kesiapan selama perkuliahan Logika dan Penalaran Hukum karena strategi dan referensi perkuliahan sudah disampaikan sebelumnya.

Metode Pembelajaran: a. Ceramah;

b. Diskusi Partisipatif;

Evaluasi:

Melakukan konfirmasi ulang melalui pertanyaan-pertanyaan feedback kepada mahasiswa tentang Silabi, SAP, dan Kontrak Belajar yang telah disampaikan oleh dosen pengajar.

Bahan Pustaka:

a. SAP dan Silabi Logika dan Penalaran Hukum b. Kontrak Belajar

(6)

6

MATA KULIAH: Logika dan Penalaran Hukum

LEVEL KOMPETENSI II Pengertian dan Kedudukan Logika

dan Penalaran Hukum dalam Filsafat dan Ilmu Hukum

WAKTU: Minggu II-III / Pertemuan ke-2,3

Sub-sub Kompetensi:

a) Pengertian Logika dan Penalaran Hukum

b) Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Filsafat c) Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Ilmu Hukum d) Ruang Lingkup Logika dan Penalaran Hukum

e) Manfaat Studi Logika dan Penalaran Hukum Tujuan Pembelajaran:

Mahasiswa memahami tentang

a) Pengertian Logika dan Penalaran Hukum

b) Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Filsafat c) Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Ilmu Hukum d) Ruang Lingkup Logika dan Penalaran Hukum

Manfaat Studi Logika dan Penalaran Hukum Indikator Hasil Belajar:

Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan kembali tentang Pengertian Logika dan Penalaran Hukum, Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Filsafat, Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Ilmu Hukum, Ruang Lingkup Logika dan Penalaran Hukum serta Manfaat Studi Logika dan Penalaran Hukum.

Metode Pembelajaran: a. Ceramah;

b. Diskusi Partisipatif; Evaluasi:

Tes formatif lisan mengenai Pengertian Logika dan Penalaran Hukum, Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Filsafat, Kedudukan Logika dan Penalaran Hukum dalam Ilmu Hukum, Ruang Lingkup Logika dan Penalaran Hukum serta Manfaat Studi Logika dan Penalaran Hukum.

(7)

7

Bahan Pustaka:

Atmadja,I Dewa Gede, “Perdebatan Akan Derajat Keilmuan Dari Ilmu Hukum : Suatu Renungan Filsafat Hukum, dalam Kertha Patrika, Nomor : 58 Tahun XVIII, Maret, 1992.

---, “Manfaat Filsafat Hukum Dalam Studi Ilmu Hukum”, dalam Kertha Patrika, Nomor : 62-63 Tahun XIX Maret – Juni, 1993.

---, Penafsiran Konstitusialam Rangka Sosialisasi Hukum, Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana, 10 April 1996.

---, Penalaran Hukum (Legal Reasoning), Pengertian, Jenis, Dan Penerapannya, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar 2006.

Gie, The Liang, Teori-teori Keadilan, Super, Yogyakarta 1979.

Hadjon, Philipus M, “Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif)”, dalam Yuridika, Nomor 6 Tahun IX, November-Desember 1994.

---, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.

---, Pengantar Penalaran Hukum dan Argumentasi Hukum , Bali Age, Denpasar, 2009. Loudoe, John Z., Menemukan Hukum melalui Tafsir dan Fakta, Bina Aksara, Jakarta 1985. Marzuki, Peter Mahmud, “Penelitian Hukum”, dalam Yuridika, Vol. 16, No. 1, Maret-April

2001.

Mertokusumo, Sudikno, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti 1993. Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto, Perihal Kaedah Hukum, Alumni, Bandung

1979.

Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Keindonesiaan, CV. Utomo, Bandung, 2006.

Sidharta, Bernard Arief, Refleksi Tentang Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2008. ---, Pengantar Logika, Refika Aditama, Bandung, 2008.

Simorangkir, J.C.T., et al., Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta 1980. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta 1999.

(8)

8

MATA KULIAH: Logika dan Penalaran Hukum

LEVEL KOMPETENSI III Penalaran Deduktif WAKTU: Minggu IV,V,VI,VII/ Pertemuan ke-4,5,6,7 Sub-sub Kompetensi: a) Silogisme

b) Silogisme Kategoris Aristotelian 1. Preposisi

2. Segiempat Pertentangan dan Konversinya 3. Struktur dan Nomenklatur Silogisme Kategoris 4. Tiga Figur Silogisme Kategoris

c) Silogisme Stoik 1. Modus Ponens 2. Modus Tollens 3. Silogisme Disjunktif 4. Silogisme Konjunktif Tujuan Pembelajaran:

Mahasiswa memahami konsep penalaran deduktif yang meliputi Silogisme Kategoris Aristotelian dan Silogisme Stoik.

Indikator Hasil Belajar:

Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan kembali materi tentang: a) Silogisme

b) Silogisme Kategoris Aristotelian 1. Preposisi

2. Segiempat Pertentangan dan Konversinya 3. Struktur dan Nomenklatur Silogisme Kategoris 4. Tiga Figur Silogisme Kategoris

c) Silogisme Stoik 1. Modus Ponens 2. Modus Tollens 3. Silogisme Disjunktif 4. Silogisme Konjunktif

(9)

9

Metode Pembelajaran: a. Ceramah;

b. Diskusi Partisipatif Evaluasi:

Tes formatif lisan dan tulisan mengenai materi Silogisme Kategoris Aristotelian dan Silogisme Stoik.

Bahan Pustaka:

Atmadja,I Dewa Gede, “Perdebatan Akan Derajat Keilmuan Dari Ilmu Hukum : Suatu Renungan Filsafat Hukum, dalam Kertha Patrika, Nomor : 58 Tahun XVIII, Maret, 1992.

---, “Manfaat Filsafat Hukum Dalam Studi Ilmu Hukum”, dalam Kertha Patrika, Nomor : 62-63 Tahun XIX Maret – Juni, 1993.

---, Penafsiran Konstitusialam Rangka Sosialisasi Hukum, Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana, 10 April 1996.

---, Penalaran Hukum (Legal Reasoning), Pengertian, Jenis, Dan Penerapannya, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar 2006.

Gie, The Liang, Teori-teori Keadilan, Super, Yogyakarta 1979.

Hadjon, Philipus M, “Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif)”, dalam Yuridika, Nomor 6 Tahun IX, November-Desember 1994.

---, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.

---, Pengantar Penalaran Hukum dan Argumentasi Hukum , Bali Age, Denpasar, 2009. Loudoe, John Z., Menemukan Hukum melalui Tafsir dan Fakta, Bina Aksara, Jakarta 1985. Marzuki, Peter Mahmud, “Penelitian Hukum”, dalam Yuridika, Vol. 16, No. 1, Maret-April

2001.

Mertokusumo, Sudikno, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti 1993. Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto, Perihal Kaedah Hukum, Alumni, Bandung

1979.

Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Keindonesiaan, CV. Utomo, Bandung, 2006.

Sidharta, Bernard Arief, Refleksi Tentang Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2008. ---, Pengantar Logika, Refika Aditama, Bandung, 2008.

(10)

10

Simorangkir, J.C.T., et al., Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta 1980. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta 1999.

(11)

11 MATA KULIAH: Logika dan Penalaran Hukum LEVEL KOMPETENSI IV Penalaran Induktif WAKTU: Minggu VIII-IX/ Pertemuan ke-8,9 Sub-sub Kompetensi:

a. Perbedaan karakter penalaran induktif dan deduktif b. Generalisasi

c. Analogi d. Retroduksi e. Testimoni Tujuan Pembelajaran:

Mahasiswa mengetahui dan memahami Perbedaan karakter penalaran induktif dan deduktif Generalisasi, Analogi, Retroduksi, Testimoni

Indikator Hasil Belajar:

Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai Perbedaan karakter penalaran induktif dan deduktif Generalisasi, Analogi, Retroduksi, Testimoni

Metode Pembelajaran: a. Ceramah;

b. Diskusi Partisipatif. Evaluasi:

Tes formatif lisan dan tulisan tentang Perbedaan karakter penalaran induktif dan deduktif, Generalisasi, Analogi, Retroduksi, dan Testimoni

Bahan Pustaka:

Atmadja,I Dewa Gede, “Perdebatan Akan Derajat Keilmuan Dari Ilmu Hukum : Suatu Renungan Filsafat Hukum, dalam Kertha Patrika, Nomor : 58 Tahun XVIII, Maret, 1992.

---, “Manfaat Filsafat Hukum Dalam Studi Ilmu Hukum”, dalam Kertha Patrika, Nomor : 62-63 Tahun XIX Maret – Juni, 1993.

---, Penafsiran Konstitusialam Rangka Sosialisasi Hukum, Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Pada Fakultas Hukum Universitas

(12)

12

Udayana, 10 April 1996.

---, Penalaran Hukum (Legal Reasoning), Pengertian, Jenis, Dan Penerapannya, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar 2006.

Gie, The Liang, Teori-teori Keadilan, Super, Yogyakarta 1979.

Hadjon, Philipus M, “Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif)”, dalam Yuridika, Nomor 6 Tahun IX, November-Desember 1994.

---, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.

---, Pengantar Penalaran Hukum dan Argumentasi Hukum , Bali Age, Denpasar, 2009. Loudoe, John Z., Menemukan Hukum melalui Tafsir dan Fakta, Bina Aksara, Jakarta 1985. Marzuki, Peter Mahmud, “Penelitian Hukum”, dalam Yuridika, Vol. 16, No. 1, Maret-April

2001.

Mertokusumo, Sudikno, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti 1993. Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto, Perihal Kaedah Hukum, Alumni, Bandung

1979.

Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Keindonesiaan, CV. Utomo, Bandung, 2006.

Sidharta, Bernard Arief, Refleksi Tentang Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2008. ---, Pengantar Logika, Refika Aditama, Bandung, 2008.

Simorangkir, J.C.T., et al., Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta 1980. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta 1999.

(13)

13

MATA KULIAH: Logika dan Penalaran Hukum

LEVEL KOMPETENSI V Penalaran Berbasis Peraturan

Perundang-Undangan WAKTU: Mingg X, XI/ Pertemuan ke-10,11 Sub-sub Kompetensi: a. Sumber Hukum

b. Prinsip Supremasi Legislatif (legislative supremacy) c. Penafsiran Konstitusi (constitutional interpretation) d. Penafsiran Undang-Undang (statutory interpretation)

e. Pembuktian (proof), Praduga (presumption), dan Judicial Review Tujuan Pembelajaran:

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Sumber Hukum, Prinsip Supremasi Legislatif (legislative supremacy), Penafsiran Konstitusi (constitutional interpretation) Penafsiran Undang-Undang (statutory interpretation), Pembuktian (proof), Praduga (presumption), dan Judicial Review.

Indikator Hasil Belajar:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan kembali tentang: 1) Sumber Hukum

2) Prinsip Supremasi Legislatif (legislative supremacy) 3) Penafsiran Konstitusi (constitutional interpretation) 4) Penafsiran Undang-Undang (statutory interpretation)

5) Pembuktian (proof), Praduga (presumption), dan Judicial Review

Metode Pembelajaran: a. Ceramah;

b. Diskusi Partisipatif;

c. Studi kasus sebagai pendalaman materi. Evaluasi:

Tes formatif tertulis mengenai materi Sumber Hukum, Prinsip Supremasi Legislatif (legislative supremacy), Penafsiran Konstitusi (constitutional interpretation)

Penafsiran Undang-Undang (statutory interpretation), Pembuktian (proof), Praduga (presumption), dan Judicial Review.

(14)

14

Bahan Pustaka:

Atmadja,I Dewa Gede, “Perdebatan Akan Derajat Keilmuan Dari Ilmu Hukum : Suatu Renungan Filsafat Hukum, dalam Kertha Patrika, Nomor : 58 Tahun XVIII, Maret, 1992.

---, “Manfaat Filsafat Hukum Dalam Studi Ilmu Hukum”, dalam Kertha Patrika, Nomor : 62-63 Tahun XIX Maret – Juni, 1993.

---, Penafsiran Konstitusialam Rangka Sosialisasi Hukum, Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana, 10 April 1996.

---, Penalaran Hukum (Legal Reasoning), Pengertian, Jenis, Dan Penerapannya, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar 2006.

Gie, The Liang, Teori-teori Keadilan, Super, Yogyakarta 1979.

Hadjon, Philipus M, “Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif)”, dalam Yuridika, Nomor 6 Tahun IX, November-Desember 1994.

---, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.

---, Pengantar Penalaran Hukum dan Argumentasi Hukum , Bali Age, Denpasar, 2009. Loudoe, John Z., Menemukan Hukum melalui Tafsir dan Fakta, Bina Aksara, Jakarta 1985. Marzuki, Peter Mahmud, “Penelitian Hukum”, dalam Yuridika, Vol. 16, No. 1, Maret-April

2001.

Mertokusumo, Sudikno, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti 1993. Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto, Perihal Kaedah Hukum, Alumni, Bandung

1979.

Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Keindonesiaan, CV. Utomo, Bandung, 2006.

Sidharta, Bernard Arief, Refleksi Tentang Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2008. ---, Pengantar Logika, Refika Aditama, Bandung, 2008.

Simorangkir, J.C.T., et al., Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta 1980. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta 1999.

(15)

15

MATA KULIAH: Logika dan Penalaran Hukum

LEVEL KOMPETENSI VI Karakter Penalar Hukum

WAKTU:

Minggu VIII, IX, X, XI/ Pertemuan ke-12,13,14

Sub-sub Kompetensi:

a. Penalar Hukum: Masyarakat

b. Penalar Hukum: Pemerintah (birokrasi, polisi, jaksa) c. Penalar Hukum: Hakim

d. Penalar Hukum: Politisi Tujuan Pembelajaran:

Mahasiswa memahami karakter para penalar hukum yaitu: a. Penalar Hukum: Masyarakat

b. Penalar Hukum: Pemerintah (birokrasi, polisi, jaksa) c. Penalar Hukum: Hakim

d. Penalar Hukum: Politisi Indikator Hasil Belajar:

Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan kembali karakter tentang: a. Penalar Hukum: Masyarakat

b. Penalar Hukum: Pemerintah (birokrasi, polisi, jaksa) c. Penalar Hukum: Hakim

d. Penalar Hukum: Politisi Metode Pembelajaran:

a. Ceramah;

b. Diskusi Partisipatif; c. Studi kasus;

Evaluasi:

Studi kasus dan penyusunan pendapat hukum terhadap kasus yang dipilih Bahan Pustaka:

Atmadja,I Dewa Gede, “Perdebatan Akan Derajat Keilmuan Dari Ilmu Hukum : Suatu Renungan Filsafat Hukum, dalam Kertha Patrika, Nomor : 58 Tahun XVIII, Maret, 1992.

---, “Manfaat Filsafat Hukum Dalam Studi Ilmu Hukum”, dalam Kertha Patrika, Nomor : 62-63 Tahun XIX Maret – Juni, 1993.

(16)

16

---, Penafsiran Konstitusialam Rangka Sosialisasi Hukum, Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana, 10 April 1996.

---, Penalaran Hukum (Legal Reasoning), Pengertian, Jenis, Dan Penerapannya, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar 2006.

Gie, The Liang, Teori-teori Keadilan, Super, Yogyakarta 1979.

Hadjon, Philipus M, “Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif)”, dalam Yuridika, Nomor 6 Tahun IX, November-Desember 1994.

---, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.

---, Pengantar Penalaran Hukum dan Argumentasi Hukum , Bali Age, Denpasar, 2009. Loudoe, John Z., Menemukan Hukum melalui Tafsir dan Fakta, Bina Aksara, Jakarta 1985. Marzuki, Peter Mahmud, “Penelitian Hukum”, dalam Yuridika, Vol. 16, No. 1, Maret-April

2001.

Mertokusumo, Sudikno, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti 1993. Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto, Perihal Kaedah Hukum, Alumni, Bandung

1979.

Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Keindonesiaan, CV. Utomo, Bandung, 2006.

Sidharta, Bernard Arief, Refleksi Tentang Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2008. ---, Pengantar Logika, Refika Aditama, Bandung, 2008.

Simorangkir, J.C.T., et al., Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta 1980. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta 1999.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi menjawab persoalan 1 iaitu adakah murid bermasalah pendengaran dapat menamakan nombor 1 hingga 9 selepas menggunakan permainan blok, sebanyak 3 kemahiran

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Romadhoni (2015) yang berjudul Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan

Mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, penyiapan, pelaksanaan serta evaluasi atas pengembangan dan pengadaan laboratorium, sarana dan prasarana

Untuk klasikal kelas pada siklus I sebesar 72,8% pada pertemuan pertama dan 75,3% pada pertemuan kedua, pada siklus II menjadi 80,05% pada pertemuan pertama dan

Meskipun diakui akhir-akhir ini telah terjadi pe- nurunan keuntungan pada usaha pembenihan udang ini, sebagai akibat: (1) turunnya permintaan dan harga udang di pasar

Bentuk tokoh-to- koh panakawan ditampilkan dengan cacat, buruk dan bentuk tubuh tidak propor- sional , seperti diketahui para abdi dalem palawija merupakan orang-orang

75.937.697.818.200, meskipun secara angka nilai kapitalisasi pasar KLBF naik turun namun masih menjadi yang tertinggi di bandingkan SIDO, KAEF, TSCP, INAF, DVLA, MERK,

Masalah utama yang dihadapi dalam membangkitkan class association rule pada metode associative classification adalah bagaimana membentuk algoritma yang efektif untuk menemukan