• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Di dalam dunia kerja maupun industri, salah satu hal utama dan penting yang dituntut agar tetap mampu bersaing adalah menjaga produktivitas tetap tinggi. Secara sederhana, produktivitas ini bermakna perbandingan antara rasio output dan input. Semakin tinggi nilai rasio menunjukkan produktivitas yang semakin tinggi. Beberapa faktor input yang bisa mempengaruhi produktivitas termasuk di antaranya manusia, material, modal dan energi (Sumanth, 1985 di dalam Singgih, 2012).

Di dalam sebuah sistem industri terdapat elemen-elemen penting yang saling berkaitan satu sama lain seperti manusia, mesin dan lingkungan (Kantowitz dan Sorkin, 1996). Manusia atau pekerja dapat bertugas sebagai operator mesin,

product designer ataupun pengambil keputusan di dalam sebuah sistem.

Sedangkan mesin berfungi sebagai alat bantu pekerjaan fisik manusia. Adapun lingkungan di sini yang dimaksudkan adalah lingkungan kerja secara keseluruhan yang berhubungan langsung dengan manusia. Optimalisasi ketiga elemen ini adalah bagian dari disiplin ilmu human factors atau juga dikenal dengan

ergonomics (Kantowitz dan Sorkin, 1996).

Disiplin ilmu ergonomics atau human factors bertujuan mengaitkan manusia dengan sistem kerja yang diarahkan kepada peningkatan performa, peningkatan keselamatan dan peningkatan kepuasan atau kenyamanan pekerja (Wickens et al, 2004). Peningkatan performa pekerja tentu akan berpengaruh terhadap produktivitas. Meningkatkan performa pekerja beserta sistem kerja dapat dilakukan dengan mendesain ulang equipment yang digunakan, mendesain ulang pekerjaan yang dilakukan, mendesain ulang lingkungan tempat kerja, pelatihan pekerja dan seleksi pekerja (Wickens et al, 2004). Kemudian, peningkatan produktivitas pekerja dapat dilihat ataupun diukur dari tingkat performa kerjanya.

(2)

Namun, di dalam dunia nyata, performa kerja manusia tidak hanya bergantung pada pekerjaan yang dilakukan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti noise, heat dan fatigue (Matthews G. et al, 2000). Dengan kata lain, hal ini menunjukkan performa kerja dari pekerja atau manusia juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat kerja dilakukan.

Lingkungan kerja yang nyaman adalah ekspektasi yang diinginkan oleh setiap pekerja. Lingkungan kerja yang nyaman diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada pekerja yang bekerja di dalam sebuah sistem industri. Berdasarkan penelitian yang ada memang tidak terdapat kaitan antara kepuasan pekerja dan produktivitas (Helander, 2006). Namun perlu digarisbawahi bahwa manusia bukanlah mesin. Manusia memiliki mood yang bisa berubah-ubah dan bisa mengalami kebosanan atau kejenuhan tidak seperti layaknya sebuah mesin. Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut, lingkungan kerja yang nyaman haruslah direncanakan dan dibentuk. Lingkungan kerja yang nyaman dapat dicapai dengan melakukan beberapa hal seperti meningkatkan pencahayaan, mengontrol suhu ruangan dan mengurangi noise (Wickens et al, 2004). Dan termasuk salah satunya dengan pengadaan background musik.

Di dalam negara berkembang, memainkan musik ataupun menyanyikan lagu di antara para pekerja adalah suatu hal yang biasa dilakukan dan diyakini mampu meningkatkan performa pekerja (Bridger, 1995). Indonesia juga termasuk ke dalam kategori negara berkembang. Sudah umum diketahui bahwa musik dipergunakan oleh pekerja baik pekerjaan bersifat fisik maupun bersifat mental (Santoso, 2002). Kemudian, di zaman penuh teknologi seperti saat ini, semakin banyak pekerjaan yang membutuhkan usaha kognitif dari pekerja dibandingkan usaha mekanis seperti dahulu (Kantowitz dan Sorkin, 1996). Usaha kognitif cenderung bersifat mental yang memiliki sifat menguras pikiran, sedangkan usaha mekanis cenderung bersifat fisik yang menyebabkan kelelahan fisik. Terdapat hipotesis bahwa mendengarkan musik ketika berkerja lebih cocok dilakukan pada pekerjaan non-verbal seperti contohnya melakukan pemeriksaan kualitas barang industri (Bridger, 1995). Pekerjaan seperti pemeriksaan kualitas adalah pekerjaan

(3)

mental yang membutuhkan usaha kognitif. Lalu apakah semua pekerjaan yang yang membutuhkan usaha kognitif cocok jika diperdengarkan background musik?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan, bisa juga diartikan nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Musik merupakan karakteristik universal yang dimiliki manusia dan telah sejak dahulu kala musik memiliki peran yang berarti di dalam kehidupan manusia di seluruh muka bumi ini (Djohan, 2009). Hal ini dapat diartikan bahwa musik bisa saja juga memainkan peran yang signifikan dalam bekerja. Selanjutnya, terdapat kepercayaan bahwa musik dapat mempengaruhi suasana hati. Lalu kemudian, suasana hati di sini dapat memberikan dampak pada performa pekerjaan yang memiliki beban kognitif atau mental. Hal ini disebabkan, suasana hati yang dipengaruhi oleh musik dapat memfluktuasi konsentrasi, persepsi, memori serta juga mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang (Djohan, 2009). Konsentrasi, persepsi, memori dan pengambilan keputusan, kesemua hal ini adalah bagian dari fungsi kognitif yang dimiliki oleh setiap manusia (Reed, 2011).

Saat ini diketahui bahwa banyak penelitian yang berhubungan dengan musik dilakukan berdasarkan musik seni Barat dan belum banyak menggunakan lagu rakyat atau musik pop dan oleh sebab itu, penelitian mengenai musik harus mencakup gaya dan alat musik secara lebih meluas (Djohan, 2009). Termasuk musik etnik yang terdapat di nusantara.

Berangkat dari permasalahan ini, penulis ingin melakukan suatu penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh musik etnik terhadap performa stroop test dan

short term memory. Dan bagaimana pula pengaruhnya jika musik etnik tersebut

diperdengarkan terhadap seseorang yang berasal dari daerah yang berbeda. 1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

(4)

1. Bagaimanakah pengaruh musik etnis terhadap performa stroop test dan

short term memory jika berasal dari daerah yang sama?

2. Bagaimanakah pengaruh musik etnis terhadap performa stroop test dan

short term memory jika berasal dari daerah yang berbeda?

3. Bagaimanakah pengaruh musik etnis terhadap performa stroop test dan

short term memory dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan? 1.3 Asumsi dan Batasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa musik etnis adalah musik yang liriknya menggunakan bahasa daerah dan memiliki ciri khas musik daerah tertentu. Selanjutnya, pada penelitian ini juga terdapat beberapa batasan masalah yaitu:

1. Partisipan adalah mahasiswa Aceh yang tinggal di asrama provinsi Aceh di Yogyakarta.

2. Musik yang dipilih hanya musik etnis Aceh, Batak dan Minang serta memiliki lirik.

3. Partisipan diasumsikan memiliki psikis normal tanpa melalui pemeriksaan dokter.

4. Karakter partisipan yang berkaitan dengan musik diabaikan.

5. Kualitas musik di dalam penelitian menggunakan rentang bitrate 96-128 kbps.

6. Kualitas suara speaker di dalam penelitian menggunakan speaker

stereo.

7. Tidak memasukkan faktor preferensi musik partisipan di dalam penelitian.

8. Volume musik background berada pada rentang 40-60 dB. Pemilihan ini dikarenakan volume musik background pada rentang 30-40 dB dapat meningkatkan memori manusia (Gao et al., 2010 dalam Kurniawan, 2014). Selain itu, dalam latihan bola basket, volume musik

background pada rentang 40-60 dB dapat memberikan ketenangan

(5)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melihat pengaruh musik etnis jika berasal dari daerah yang sama terhadap performa stroop test dan short term memory.

2. Melihat pengaruh musik etnis jika berasal dari daerah yang berbeda terhadap performa stroop test dan short term memory.

3. Melihat pengaruh musik etnis terhadap performa stroop test dan short

term memory dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan. 1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menggalakkan kembali untuk mendengarkan musik-musik etnis yang sudah mulai ditinggalkan karena banyak beredarnya musik-musik lain seperti pop, jazz, rock dan lain sebagainya di kalangan mahasiswa secara khususnya dan masyarakat pada umumnya.

2. Sebagai masukan kepada musisi daerah untuk terus bersemangat dalam berkarya menciptakan musik etnis yang berkualitas dan memiliki ciri

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.8 Check List Kelengkapan Ruang dan Fasilitas Terminal Standar Internasional

Dari Gambar 4, tampak bahwa pada varitas Lettuce yang diberikan pupuk organik cair Golden Harvest memberikan bobot segar tertinggi namun tidak berbeda nyata

3 7:00 Seluruh keluarga Besar CPP dan Sanak Family lainnya sudah siap dan sudah stand by ( Di suatu tempat yang sudah ditentukan oleh Panitia, sampai

Dalam penelitian ini dibuat sistem pakar dengan menggunakan metode case-based reasoning (CBR) dikarnakan metode ini sangat sederhana dan mudah diterapkan pada

tidak menurunkan semangat keaktifan dan prestasi belajar peserta didik. Kegiatan proses belajar mengajar di SDMU Ahmad Dahlan sudah berupaya penuh dalam masa pandemi ini selain

suatu benda atau bisa diikuti dengan kata sing ajektiva). Contoh kata benda yang berlawanan dalam bahasa Jawa yang menandai. atau menamai suatu benda: babu

Pada sisi lain kita liat bahwa meski kualitas teknis layanan antenatal care lebih rendah di banding di puskesmas/polindes, namun fasilitas kesehatan swasta justru

Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi demi perwujudan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat, bangsa dan negaranya di masa depan maka kelompok mahasiswa